PENDAHULUAN
sebagai faktor produksi. Padahal penduduk justru menjadi penentu arah kemana
untuk penduduk. Dalam hal ini penduduk dengan segala matranya adalah subyek dan objek
harus berkualitas dan mampu berkiprah dalam proses pembangunan untuk mencapai
menurunkan jumlah penduduk miskin, penganggur kentara maupun tidak kentara dan
Kependudukan merupakan segala hal yang berkaitan dengan segala sesuatu tentang
penduduk yang mencakup jumlah, pertumbuhan, struktur dan distribusi penduduk yang
dipengaruhi oleh bekerjanya tiga (3) komponen demografi yaitu : kelahiran, kematian dan
migrasi penduduk. Perubahan jumlah pertumbuhan dan struktur penduduk sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu : faktor social, ekonomi, politik dan budaya.
Kondisi kependudukan juga sangat terkait erat dengan pembangunan sosial, ekonomi
dan lingkungan. oleh sebab itu kependudukan sangat diperlukan dalam input, proses dan
a. Tersedianya dukungan data dan informasi bagi pengambil keputusan dan kebijakan
perencanaan pembangunan.
b. Tersedianya sistem informasi pengelolaan database profil yang baik dan akurat.
1.3 MANFAAT
Kota Kendari berada diantara 122°23’ - 122°39’ Bujur Timur dan 03°54’ - 04°03’11”
Lintang Selatan yang membentang mengelilingi teluk kendari. Kota kendari dilewati oleh
delapan aliran sungai yang semuanya bermuara di Teluk Kendari. Wilayah daratannya
sebagian besar terdapat di daratan yang mengelilingi Teluk Kendari dan terdapat satu pulau
sebagai berikut:
Dengan ketinggian rata-rata 30 mdpl, Kota Kendari merupakan wilayah beriklim tropis.
Suhu udara Kota Kendari berkisar antara 19,58°-32,83°C dengan suhu rata-rata sekitar
26,20°C.
Luas wilayah daratan kota kendari 267,37 Km² atau 0,70% dari luas daratan Propinsi
347 RW dan 975 RT. Pembagian luas wilayah Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 1
berikut :
1 2 3 4 5
Berdasarkan Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa wilayah yang paling luas terdapat di
Kecamatan Abeli dengan luas 43,85 Km². Sedangkan wilayah yang paling kecil terdapat di
Potensi wilayah Kota Kendari terdiri dari sektor pertanian dan perkebunan, sektor
perdagangan, sektor pariwisata, sektor kelautan dan perikanan, sektor peternakan dan
industri.
Dibidang pertanian khususnya tanaman padi sawah dari potensi lahan1.379 Ha untuk
padi sawah masih ada peluang sebesar 967 Ha yang tersebar di Kecamatan Mandonga,
Baruga, Poasia, Kambu dan Abeli. Jenis tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan di Kota
Kendari terdiri dari tiga belas Jenis, namun yang diusahakan dan dikembangkan baru terbatas
pada lima jenis tanaman yaitu kelapa, kopi, lada dan kakao. Potensi perdagangan di Kota
teluk, budaya, pantai dan wisata agro. Potensi perikanan dan kelautam di Kota Kendari masih
merupakan potensi yang besar. Terdapat empat jenis pengelolaan yaitu budidaya air tawar,
2.3. JUMLAH PENDUDUK DAN KEPALA KELUARGA SERTA SEX RATIO DI KOTA
KENDARI
Penduduk Kota Kendari pada tahun 2016 berjumlah 359.371 jiwa yang terdiri dari
181.392 laki-laki dan 177.979 perempuan, dengan persebaran penduduk yang tidak merata.
Kecamatan Kendari Barat jumlah penduduk terbesar dengan jumlah53.203 jiwa. Jumlah
Kepala Keluarga (KK) Kota Kendari diperoleh dari asumsi 1 KK terdiri dari 5 jiwa
(penduduk). Adapun gambaran jumlah penduduk dan KK Kota Kendari Tahun 2016 menurut
Dilihat dari table diatas sex ratio Kota Kendari berada di tingkat ratio sedang diantara
Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara yaitu 187.233 ÷ 183.495 × 100 = 102,03 , berarti dari
DI KOTA KENDARI
kabupaten dan kota pada awal Tahun 2004, terjadi berbagai perubahan dalam pelaksanaan
program KB tidak lagi menjadi prioritas pembangunan bagi sebagian daerah walaupun sudah
ada Norma, Standar dan Kriteria (NSPK) serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) Program
KB. Hal ini mengakibatkan beragamnya model penggarapan program KB di daerah, karena
mandat baru yakni BKKBN telah dikukuhkan menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional. Dengan demikian BKKBN sekarang mempunyai mandat baru untuk
menangani masalah kependudukan di samping tugas dan fungsi pokok yang lain di bidang
Keluarga Berencana.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 yang diamandemen menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pusat ke daerah.
pemerintah daerah , pasal 12 ayat 2 menyatakan bahwa program pengendalian penduduk dan
keluarga berencana adalah merupakan salah satu urusan wajib pemerintah. Lampiran
Penduduk dan Keluarga Berencana antara pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota. Salah satunya adalah terkait pemanduan dan singkronisasi kebijakan
pengendalian kualitas penduduk antara pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi, dan
menyerahkan seluruh wewenang serta tanggung jawab termasuk penyerahan seluruh sumber
daya manusia, anggaran, dan perangkat keras terkait program Kependudukan dan Keluarga
KOTA KENDARI
KEPALA DINAS
Data Ketenagaan menurut Golongan, Jenis Pendidikan, Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin
Tahun 2018
KOMPONEN PNS
I II III IV JMLH S2 S1 D4 D3 D2 D1 SMA SMP SD JMLH DAERAH VERTIKAL HONORER JMLH L P JMLH
SEKRETARIAT 0 1 9 2 0 3 7 0 0 0 0 2 0 0 12 12 0 9 21 7 5 12
DAL-DUK 0 0 7 1 8 1 5 0 2 0 0 0 0 0 8 8 0 3 11 0 8 8
KB-KR 0 0 6 1 7 1 5 0 1 0 0 0 0 0 7 7 0 4 11 1 6 7
KS-PK 0 0 7 1 8 1 5 0 0 0 0 2 0 0 8 8 0 0 8 2 6 8
UPTD 0 2 29 3 34 4 18 0 2 0 3 7 0 0 34 18 16 0 18 8 26 34
JUMLAH 0 3 58 8 69 10 40 0 5 0 3 11 0 0 69 53 16 0 69 18 51 69
ASPEK DAN INDIKATOR KINERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB KOTA KENDARI
OPERASIONAL (%)
1 Laju Pertumbuhan 𝑝𝑡 1
r = {( ) × ( ) − 1} × 100
Penduduk (LPP)/ Perubahan 𝑝0 𝑡
kurun waktu tertentu (Januari Pt = Jumlah penduduk pada tahun t Jml 370.278 2,23 BPS (2017)
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar (Thn 2017) DPPKB (2017)
s/d Desember Tahun 2017)
t = Selisih tahun Pt dengan Po Jml 347.496 Tyrty
(Thn 2016)
Pt = Po + (B - D) + (Mi – Mo) ghfgbf
Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar (0)
B(birth) = Jumlah kelahiran selama periode 0 – t
D(death) = Jumlah kematian selama periode 0 – t
Mo = Jumlah migrasi keluar selamsatua periode 0 – t
Mi = Jumlah migrasi masuk selama periode 0 - t
melalui kampung KB
Keterangan : OPD yang terlibat ( Bappeda, Dikmudora, Dinkes, Dukcapil, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, Dinas PUPR, DPPPA, DPPKB, Dinas Koperasi dan
UMKM, dan seluruh Kecamatan Se-Kota Kendari )
Keterangan : OPD yang terlibat ( Bappeda, Dikmudora, Dinkes, Dukcapil, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, Dinas PUPR, DPPPA, DPPKB, Dinas Koperasi dan
UMKM, dan seluruh Kecamatan Se-Kota Kendari )
Keterangan : Angka kesertaan ber-KB atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) adalah persentase pasangan usia subur yang isterinya berusia antara
15-49 tahun yang saat didata sedang menggunakan alat kontrasepsi seperti IUD, MOP, MOW, Kondom, Implant, Suntik dan Pil KB.
Variabel ini merupakan prevalence terhadap total PUS diwilayah tersebut, dimana variabel ini untuk mengukur keberhasilan program
Keluarga Berencana. Target Nasional CPR segala cara : 66 sedangkan Target CPR Modern : 61
Keterangan : Ibu yang melahirkan dibawah usia 20 Tahun pada Tahun 2017
Keterangan : Unmet Need adalah persentase perempuan kawin yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya
tetapi tidak memakai alat/cara KB. Target Nasional Tahun 2019 : 9,91
MKJP atau Metode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan persentase pemakaian alat atau metode kontrasepsi modern yang memiliki efek
penundaan kehamilan dalam jangka panjang antara 3 hingga 5 tahun yaitu Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP), IUD dan
Implant. Target Nasional Tahun 2019 : 23,5
keberlangsungan pemakaian
Jumlah pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi 49.689 121
kontrasepsi x 100 x 100
Jumlah akseptor KB 40.900
Keterangan : Bina Keluarga Balita atau BKB adalah wadah kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak balita untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan orang tua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
balita melalui rangsangan/stimulasi baik secara fisik, mental, sosial emosional dan intelektualnya.
Keterangan : Bina Keluarga Remaja atau BKR adalah wadah kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak remaja untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan orang tua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
dan remaja melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja.
Keterangan : Bina Keluarga Lansia atau BKL adalah wadah kegiatan untuk membina keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kepedulian dan
peran keluarga dalam mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
Keterangan : PKKS sebagai lembaga yang menjamin pelaksanaan dan pelayanan Program Keluarga Berencana
Keterangan : Anggota UPPKS yang memakai alat Kontrasepsi dengan biaya sendiri
masyarakat
26 Cakupan penyediaan
informasi dan data Mikro Jumlah informasi data mikro keluarga yang tersedia 22 Bidang Data
x 100 x 100 34
keluarga disetiap Kelurahan Jumlah seluruh informasi data mikro keluarga 64 DPP dan KB
BKB = 33
BKR = 16
BKL = 20
PIK Remaja = 36
UPPKS = 19
Keterangan : Semua Kepala Keluarga yang masuk dalam Kelompok Bina Keluarga Balita
31 Presentase pembiayaan
program kependudukan
keluarga berencana dan Jumlah anggaran untuk urusan PPKB
x 100 62,3 DPP dan KB
pembangunan keluarga Jumlah APBD dan APBDes
melalui APBD dan APBDes
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa dari 10 Kecamatan yang ada di Kota Kendari,
Kecamatan yang menunjukkan tingkat capaian CPR tinggi ada di Kecamatan Poasia sebesar
71,19%, Kecamatan Puuwatu sebesar 62,38%, Kecamatan Kendari Barat 60,72%, Kecamatan
Abeli sebesar 59,05%, sedangkan Kecamatan yang menunjukkan CPR yang rendah ada di
Kadia, Wua-Wua, Baruga, Kambu dan Poasia menunjukkan tingkat capaian peserta KB yang
menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) tergolong tinggi yaitu antara 17-
36%, sedangkan Kecamatan Kendari dan Kecamatan Abeli masih tergolong rendah yaitu
antara 10-16%. Kecamatan yang tergolong masih rendah perlu dilakukan intervensi program
Kontrasepsi Jangka Panjang, persentase PUS sedang ber-KB menggunakan MKJP sebesar
21,99%.
Gambar 5.3. Persentase PUS yang tidak ber-KB karena takut efek samping
Kota Kendari, Pendataan Keluarga 2015
menunjukkan alasan PUS tidak ber-KB tergolong rendah antara 5-8% yaitu Kecamatan
Mandonga, Wua-Wua, Kendari, Abeli, Puuwatu, Kambu dan Kendari Barat dimana PUS
tidak ber-KB karena takut dengan efek samping yang dapat ditimbulkan. Sedangkan 3 yaitu
Kecamatan Poasia, Baruga dan Kadia tergolong tinggi yaitu antara 9-13%. Semakin tinggi
ketakutan PUS akan efek samping pemakaian kontrasepsi, maka akan berpotensi untuk
menurunkan capaian PUS yang ingin menggunakan kontrasepsi, untuk itu daerah yang masih
tinggi capaian indikator ini perlu dilakukan suatu penyuluhan tentang pemakaian kontrasepsi
dan efek samping penggunaanya, agar masyarakat didaerah tersebut dapat lebih mengetahui
efek samping pemakaian kontrasepsi dan pemulihannya agar ketakutan karena efek samping
pemakaian kontrasepsi dapat dikurangi. Persentase PUS tidak ikut ber-KB karena takut efek
Gambar 5.4. Persentase PUS yang tidak ber-KB karena tidak menyetujui KB
Kota Kendari, Pendataan Keluarga 2015
Kecamatan Puuwatu, Mandonga, Kendari Barat, Kendari, Abeli, Wua-Wua, Kadia dan
Kambu yang menunjukkan alasan PUS tidak ber-KB karena tidak menyetujui KB tergolong
rendah sebesar 1-2%. Sedangkan 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Baruga dan Poasia tergolong
tinggi alasan PUS tidak ber-KB karena tidak menyetujui KB yaitu sebesar 4-5%. Makin
tinggi PUS yang tidak menyetujui program KB, maka akan berpotensi untuk menurunkan
capaian PUS yang ingin menggunakan kontrasepsi, untuk itu daerah yang masih tinggi
capaian indikator ini perlu dilakukan suatu penyuluhan tentang pentingmya program KB bagi
masyarakat, utamanya bagi mereka yang tidak menyetujui program KB. Persentase PUS
tergolong tinggi yaitu antara 10-17%. Untuk itu perlu dilakukan intervensi dan pendataan
PUS yang ingin ber-KB tetapi tidak terlayani, serta penyebarluasan informasi agar
masyarakat yang ingin memakai kontrasepsi tetapi tidak terlayani tersebut dapat dikurangi,
Gambar 5.6. Persentase keluarga yang mempunyai balita ikut POKTAN BKB
Kota Kendari, Pendataan Keluarga 2015
Gambar 5.6 menunjukkan persentase keluarga yang memiliki balita di Kota Kendari
yang ikut dalam kelompok kegiatan BKB atau bina keluarga balita mencapai 50-90% yang
artinya hampir seluruh keluarga yang mempunyai balita terdaftar dalam kelompok yang bina
keluarga balita. Hasil ini bisa dijadikan modal baagi kepentingan peningkatan peserta KB
Gambar 5.7. Persentase keluarga yang mempunyai remaja ikut POKTAN BKR
Kota Kendari, Pendataan Keluarga 2015
Gambar 5.7 menunjukkan persentase keluarga yang memiliki remaja di Kota Kendari
yang ikut dalam kelompok kegiatan BKR atau Bina Keluarga Remaja yaitu Kecamatan
Baruga yang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi yaitu sebesar 10%. Sedangkan 9
Kecamatan lainnya memiliki tingkat partisipasi yang rendah yaitu 2-6%, untuk itu diperlukan
Gambar 5.8. Persentase keluarga yang mempunyai lansia ikut POKTAN BKL
Kota Kendari, Pendataan Keluarga 2015
Gambar 5.8 menunjukkan persentase keluarga yang memiliki lansia di Kota Kendari
yang ikut dalam kelompok kegiatan BKL atau Bina Keluarga Lansia memiliki tingkat
partisipasi BKL yang sangat tinggi yaitu 86,93%. Hal ini merupakan modal bagi kepentingan
Gambar 5.9. Persentase keluarga yang mempunyai Pra Sejahtera ikut POKTAN UPPKS
Kota Kendari, Pendataan Keluarga 2015
Gambar 5.9 menunjukkan persentase peserta keluarga yang tergolong keluarga pra
sejahtera di Kota Kendari yang ikut dalam kelompok kegiatan UPPKS atau Usaha
tingkat partisipasi UPPKS yang sangat tinggi yaitu 50-121%. Hasil ini bisa dijadikan modal
bagi kepentingan peningkatan peserta KB dan sasaran keluarga pra sejahtera yang
Gambar 5.10 menunjukkan persentase remaja di Kota Kendari yang ikut dalam
kelompok kegiatan PIK-RM atau Pusat Informasi Konseling Remaja Mahasiswa berdasarkan
peta seluruh Kecamatan memiliki tingkat partisipasi yang sangat rendah, hal ini harus sering
dilakukan untuk memberikan pemahaman remaja terkait kesehatan reproduksi dan penundaan
usi perkawinan dapat memberikan sumbangsi yang berarti bagi peningkatan program
KKBPK. Tingkat partisipasi remaja yang ikut dalam PIK-RM di Kota Kendari tergolong
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau yang setara
melalui program KKBPK serta pembangunan sektor lain dalam rangka mewujudkan
Dimana program ini melibatkan semua sektor dalam pembangunannya. Manfaat lain
Pembangun sektor dan kemitraan melibatkan peran berbagai pihak serta swasta,
keluarga (pembangunan keluarga), dan juga kegiatan lintas sektor seperti kegiatan
perempuan dan perlindungan anak dan sebagainya yang disesuaikan dengan kebutuhan
Jumlah Kampung KB
No. Nama Kecamatan Nama Kelurahan
Tahun Tahun Tahun
2016 2017 2018
1 Kendari - 1 1 Purirano, Kessilampe
5 Kadia - 1 1 Kadia
Petoaha, Anggalomelai,
10 Abeli 1 2 2
talia, Bungkutoko, Sambuli
adalah suatu upaya meningkatkan kesejahteraan ibu, anak, keluarga berencana dan
5.12.1 Pelayanan KB
a. Konseling
Klinik Kesehatan.
KB.
yang diarahkan kepada cara-cara kontrasepsi yang sesuai usia PUS dan
keinginan PUS.
f. Tim KB keliling
g. Rujukan KB
S = Spesific (khusus)
R = Realistic (realistis)
a. Pendataan keluarga
b. Pelatihan Kader
d. Penyuluhan Kelompok
a. Fungsi agama
b. Fungsi sosial budaya
d. Fungsi perlindungan
e. Fungsi reproduksi
g. Fungsi ekonomi
h. Fungsi lingkungan
PENUTUP
Demikian sekilas Buku Profil Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kota Kendari yang merupakan sajian informasi terkini untuk dapat dimanfaatkan. Atas segala
Kendari.