Anda di halaman 1dari 27

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IX
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KADIPATEN
Jl. Siliwangi No. 30 Telp. (0233) 661434 Kadipaten. Kab. Majalengka 45452
Telp. / Fax :66343, email : smkn1kadipaten@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP 2)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Kadipaten


Program Keahlian : Administrasi
Paket Keahlian : Administrasi Perrkantoran
Kelas/Semester : XII AP/5
Mata Pelajaran : Administrasi Kepegawaian
Materi Pembelajaran : KD 3.10 Mengemukakan tentang tata cara
pemberhentian pegawai dan pensiun
KD 4.10 Mempraktikkan tentang tata cara
pemberhentian pegawai dan pensiun
AlokasiWaktu : 5 x 2 JP (@ 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI
Kl 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kl 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli ( gotong royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
Kl 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah
Kl 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri,bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


1.1.Memahami nilai nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakan
Indikator : Menyadari bahwa keteraturan adalah satu hal yang penting
dalam melakukan tata cara pemberhentian pegawai dan pensiun
1.2.Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan sumber energi di alam
Indikator : Mensyukuri anugerah Tuhan akan kemampuan melakukan tata cara
pemberhentian pegawai dan pensiun.
1.3.Mengamalkan nilai nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam
kehidupan sehari hari.
Indikator : Jujur dalam melakukan tata cara pemberhentian pegawai dan
pensiun
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung-jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif
dan peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
Indikator : Memiliki sikap tanggung jawab, kebersamaan, toleransi, dan
kreatif dalam mengemukakan tentang tata cara pemberhentian
pegawai dan pensiun.
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok sebagai wujud implementasi dalam
melaksanakan Administrasi kepegawaian.
Indikator : Memiliki kedisiplinan dalam mengemukakan tentang tata cara
pemberhentian pegawai dan pensiun.
3.1. Mengemukakan tentang tata cara pemberhentian pegawai dan pensiun
Indikator :
Menjelaskan : 1. Pengertian pemberhentian
2. Pemberhentian dengan hormat
3. Pemberhentian tidak dengan hormat
4. Pengertian dan tujuan pensiun
5. Yang berhak atas pensiun
6. Tata cara memperoleh pensiun
4.1. Mengindentifikasikan tentang tata cara pemberhentian pegawai dan pensiun
Indikator :
Mempraktikkan tentang tata cara pemberhentian pegawai dan pensiun

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran
Administrasi Kepegawaian ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat:
1. Menjelaskan pengertian pemberhentian
2. Menjelaskan pemberhentian dengan hormat
3. Menjelaskan pemberhentian tidak dengan hormat
4. Menjelaskan pengertian dan tujuan pensiun
5. Menjelaskan yang berhak atas pensiun
6. Mempraktikkan tata cara memperoleh pensiun

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
Pemberhentian PNS secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pemberhentian dengan hormat karena meninggal dunia.
b. Pemberhentian dengan hormat karena:
1. Atas permintaan sendiri;
2. Mencapai batas usia pensiun;
3. Perampingan organisasi;
4. Tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan kewajiban sebagai pegawai negeri sipil.
c. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak
diberhentikan karena:
1. melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan
sumpah/janji jabatan selain pelanggaran sumpah janji
Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak
setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara,
dan Pemerintah atau
2. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
ancaman hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.
3. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat
karena:
a. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih;
atau
b. melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil
tingkat berat.
d. Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena:
1. melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji
jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, Negara, dan Pemerintah;
2. melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang
menentang Negara dan Pemerintah; atau
3. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatan.

2. Bentuk – Bentuk Pemberhentian Pegawai


Ada empat macam bentuk pemberhentian pegawai, yaitu pensiun,
pemberhentian atas permintaan sendiri, pemberhentian langsung oleh pihak
perusahaan, dan pemberhentian sementara.
1. Pensiun
Pensiun adalah pemberhentian dengan hormat oleh pihak perusahaan
terhadap pegawai yang usianya telah lanjut dan dianggap sudah tidak produktif
lagi atau setelah usia 56 tahun, kecuali tenaga pengajar dan instruktur dapat
berusia 65 tahun.
Dalam menghadapi pegawai yang akan pensiun, pihak perusahaan
dapat melakukan hal-hal berikut :
1. Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan surat keputusan
pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian dengan hormat.
2. Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan pesangon, uang jasa dan
uang ganti rugi yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Paling lambat 6 bulan sebelum masa pensiun, pihak perusahaan
berkewajiban memberitahukan secara tertulis kepada pegawai yang
bersangkutan.
2. Pemberhentian atas Permintaan Sendiri dari Pegawai
Pemberhentian atas Permintaan Sendiri adalah pemberhentian dengan
hormat oleh pihak perusahaan setelah mempertimbangkan dan menyetujui
permohonan pengunduran diri pegawai yang bersangkutan karena alasan-
alasan pribadi atau alasan tertentu. Dalam menghadapi bentuk
pemberhentian ini perlu diperhatikan antara lain beberapa hal berikut :
1) Paling lambat 3 bulan sebelum waktu pemberhentian, pegawai yang
bersangkutan harus sudah mengajukan permohonan berhenti secara
tertulis dengan mengemukakan alasannya secara jelas.
2) Karena alasan-alasan tertentu pihak perusahaan dapat menolak
permintaan berhenti tersebut dan menunda pemberhentian paling lama 1
tahun.
3) Apabila permohonan tersebut disetujui, pihak perusahaan perlu
mengeluarkan surat keputusan pemberhentian dengan hormat atas nama
pegawai yang bersangkutan.
4) Kepada pegawai yang bersangkutan dapat diberikan pesangon, uang jasa
dan ganti rugi yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Pemberhentian Langsung oleh Pihak Perusahaan


Bentuk pemberhentian ini dilakukan oleh pihak perusahaan
disebabkan antara lain beberapa hal berikut :
1) Karena adanya penyederhanaan oganisasi atau rasionalisasi, yaitu
pemberhentian dengan hormat yang dilakukan oleh pihak
perusahaan karena alasan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
perusahaan, sehingga menyebabkan perlunya penyederhanaan
organisasi atau rasionalisasi.
Dalam menghadapi pemberhentian karena adanya
penyederhanaan organisasi atau rasionalisasi perlu diperhatikan
antara lain :
- Paling lambat 3 bulan sebelum memberhentikan pihak
perusahaan harus memberitahukan kepada pegawai yang
bersangkutan mengenai rencana adanya rasionalisasi dan
pemberhentian tersebut dengan alasan alasan yang jelas.
- Pihak perusahaan perlu mengeluarka surat keputusan
pemberhentian dengan hormat bagi pegawai yang bersangkutan.
- Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan pesangon, uang
jasa dan ganti rugi yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Karena pelanggaran disiplin, penyelewengan atau tindak pidana
lainnya, yaitu pemberhentian tidak dengan hormat oleh pihak
perusahaan terhadap pegawai yang telah melakukan pelanggaran,
penyelewengan atau karena tindak pidana yang mengakibatkan yang
bersangkutan terkena hukuman pidana.
Dalam menghadapi pemberhentian ini perlu diperhatikan antara lain
:
- Apabila kepada pegawai yang bersangkutan telah diberikan
peringatan – peringatan lisan maupun tulisan sebanyak 3 kali
dan pegawai yang bersangkutan tidak menunjukan suatu
perubahan sikap atau perilaku.
- Pihak perusahaan perlu mengeluarkan surat keputusan
pemberhentian tidak dengan hormat dengan alasan yang jelas.
- Kepada pegawai yang bersangkutan tidak diberikan pesangon
maupun jasa, tetapi hanya diberikan uang ganti rugi.
3) Karena ketidakmampuan pegawai yang bersangkutan, yaitu
pemberhentian dengan hormat oleh pihak perusahaan terhadap
pegawai yang dianggap tidak dapat menunjukkan kemampuan
atau prestasi dan kondite yang baik.
Dalam menghadapi pemberhentian ini perlu
diperhatikan antara lain :
- Apabila pegawai yang bersangkutan berdasarkan hasil
penilaian menunjukan nilai kurang dan telah diberikan
peringatan secara tertulis serta telah diberikan
bimbingan, namun tetap menunjukkan nilai yang rendah.
- Pihak perusahaan perlu mengeluarkan surat keputusan
pemberhentian dengan hormat kepada pegawai yang
bersangkutan dengan alasan – alasan yang jelas.
- Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan pesangon,
uang jasa, dang anti rugi yang besarnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

4. Pemberhentian Sementara
Pemberhentian sementara ini dapat tejadi antara lain :
1) Karena alasan kesulitan – kesulitan yang dihadapi perusahaan yaitu
pemberhentian oleh pihak perusahaan dalam jangka waktu tertentuyang
disebabkan oleh kondisi perusahaan yang kurang menguntungkan atau
menurunnya aktivitas usaha.
Dalam menghadapi pemberhentian ini perlu diperhatikan yaitu :
- Pling lambat 1 bulan sebelum pemberhentian, pihak perusahaan
harus memberitahukan kepada pegawai yang bersangkutan
mengenai keadaan perusahaan dan rencana adanya pemberhentian
sementara.
- Kepada pegawai yang bersangkutan tetap diberikan balas jasa
sebesar gaji pokok.
- Apabila kondisi perusahaan semakin melemah dan menunjukkan
keadaan yang sulit untuk ditingkatkan kembali maka
pemberhentian sementara tersebut paling lama 6 bulan sejak
tanggal pemberhentian dapat dikeluarkan surat keputusan PHK
dengan hormat, dengan ketentuan perusahaan perlu memberikan
pesangon, uang jasa, dang anti rugi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada perusahaan tersebut.
2) Karena pelanggaran, penyelewengan, dan tindak pidana, yaitu
pemberhentian sementara oleh pihak perusahaan terhadap pegawai yang
melanggar disiplin, melakukan penyelewengan atau tindak pidana
lainnya.
Dalam menghadapi pemberhentian ini yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Apabila pegawai yang melanggar disiplin dan melakukan
manipulasi atau penyelewengan telah diberikan peringatan lisan dan
tertulis, tidak menunjukan perubahan sikap, maka kepada pegawai
tersebut dapat dikenakan sanksi pemberhentian sementara
(schorsing)
- Selama pemberhentian sementara tersebut, kepada pegawai yang
bersangkutan hanya atau dapat diberikan 80% gaji pokok per bulan.
- Apabila setelah paling lama 3 bulan pemberhentian sementara
tersebut berlangsung, pegawai uang bersangkutan dapat
diperkenankan kembali bekerja seperti biasanya dengan medapat hak
– haknya kembali secara penuh. Tetapi, apabila penyelewengan atau
pelanggaran disiplin tersebut diulangi kembali oleh pegawai tersebut,
pihak perusahaan dapat langsung mengeluarkan surat keputusan
pemberhentian dengan ketentuan sesuai dengan yang berlaku pada
perusahaan.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pemberhentian pegawai menurut Herman
Sofyandi.
Bagi pegawai yang diberhentikan secara tidak hormat, secara otomatis pegawai
tersebut tidak akan mendapatkan pesangon. Sebaliknya pegawai yang diberhentikan secara
hormat oleh perusahaan, maka konsekuensinya adalah perusahaan harus memberikan uang
pesangon yang aturannya sesuai dengan yang diberlakukan dalam undang-undang.
Kriteria besarnya uang pesangon bagi pegawai yang diberhentikan antara lain :
1. Masa kerja sampai 1 (satu) tahun, maka diberikan pesangon sebesar satu bulan upah
bruto.
2. Masa kerja 1-2 tahun, diberikan pesangon sebesar dua bulan upah bruto.
3. Masa kerja 2 sampai 3 tahun kerja, diberikan pesangon sebesar tiga bulan upah bruto.
4. Masa kerja 4 tahun dan seterusnya, diberikan pesangon sebesar 4 bulan upah bruto.
Sedangkan besarnya uang jasa yang harus diberikan selain uang pesangon adalah sebagai
berikut :
1. Masa kerja 5 sampai dengan 10 tahun, adalah sebesar 1 bulan upah bruto.
2. Masa kerja 10 sampai dengan 15 tahun, adalah sebesar 2 bulan upah bruto.
3. Masa kerja 15 sampai dengan 20 tahun, adalah sebesar 3 bulan upah bruto.
4. Masa kerja 20 sampai dengan 25 tahun, adalah sebesar 4 bulan upah bruto.
5. Masa kerja 25 tahun ke atas, adalah sebesar 5 bulan upah bruto.
Namun demikian, besarnya uang pesangon bagi beberapa perusahaan ditetapkan
dalam peraturan-peraturan perusahaan tersebut, tetapi tibak boleh kurang dari besarnya yang
ditetapkan dalam undang-undang.
Proses pemberhentian pegawai menurut Hasibuan
Pemberhentian pegawai hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
yang ada agar tidak menimbulkan masalah. Pemberhentian harus dilakukan dengan cara yang
sebaik-baiknya, sebagaimana pada saat mereka diterima menjadi karyawan. Dengan
demikian, tetap terjalin hubungan informal yang baik antara perusahaan dengan mantan
karyawannya. Proses pemberhentian karyawan harus menurut prosedur sebagai berikut :
1. Musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan
2. Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan
3. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan dengan P4D
4. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan P4P
5. Pemutusan berdasarkan keputusan pengadilan negeri

Beberapa alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus hubungan


kerjanya dengan perusahaan, diantaranya :
1. Peraturan Perundang-undangan
2. Keinginan perusahaan
Keinginan perusahaan memberihentikan karyawan ini disebabkan :
a. Karyawan tidak mampu mengerjakan pekerjaannya.
b. Perilaku dan kedisiplinannya kurang baik.
c. Melanggar peraturan dan tata tertib perusahaan.
d. Tidak dapat bekerja sama dan konflik dengan karyawan lainnya.
e. Melakukan tindakan moral dalam perusahaan.
3. Keinginan Karyawan
a. Pindah ke tempat lain untuk mengurus orang tua.
b. Kesehatan yang kurang baik.
c. Untuk melanjutkan pendidikan.
d. Untuk bewirausaha.
e. Bebas jasa terlalu rendah.
f. Mendapat pekerjaan yang lebih baik.
g. Suasana dan lingkungan pekerjaan yang kurang serius.
h. Kesempatan promosi yang tidak ada.
i. Perlakukan yang kurang adil.
4. Pensiun
Undang-undang mempensiunkan seseorang karena telah mencapai batas usia dan masa
kerjatertentu. Usia kerja seseorang karyawan untuk setatus kepegawaian adalah 55
tahun atauseseorang dapat dikenakan pensiun dini, apabila menurut keterangan dokter,
karyawan tersebut sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan umurnya sudah mencapai 50
tahundengan masa pengalaman kerja minimal 15 tahun.
5. Kontrak Kerja Berakhir
Beberapa perusahaan sekarang ini banyak mengadakan perjanjian kerja
dengan karyawanyadi dalam sutau kontrak dimana di dalamnya, disebutkan masa
waktu kerja atau masakontraknya. Dan ini alasan juga tidak dilakukan pemutusan
hubungan kerja apabila kontrak kerja tersebut di perpanjang.
6. Meninggal dunia
7. Perusahaan dilikudasi
Dalam hal perusahaan dilikuidasi masalah pemberhentian karyawan diatur
dengan peraturan perusahaan, perjanjian bersama dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Untuk menentukan apakah benar atau tidak perusahaan dilikuidasi atau
dinyatakan bangkrut harus didasarkan kepada peraturan perundang-undasngan.
3. Proses Pemberhentian
Dalam pemberhentian karyawan, apakah yang sifatnya kehendak perusahaan,
kehendak karyawan maupun karena undang-undang harus betul-betul didasarkan
kepada peraturan, jangan sampai pemberhentian karyawan tersebut menibulkan suatu
konflik suatu konflik atauyang mengarah kepada kerugian kepada dua belah pihak, baik
perusahaan maupun karyawan.
Adapun beberapa cara yang dilakukan dalam proses pemberhentian karyawan:
1. Bila kehendak perusahaan dengan berbagai alasan untuk
memberhentikan dari pekerjaannya perlu ditempuh terlebih dahulu :
a) Adakan musyawarah antara karyawan dengan
perusahaan.
b) Bila musyawarah menemui jalan buntu maka jalan
terakhir adalah melalui pengadilan atauinstansi yang
berwenang memutuskan perkara.
2. Bagi karyawan yang melakukan pelanggaran berat dapat langsung diserahkan
kepada pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut tanpa meminta ijin
lebih dahulu kepada Dinasterkait atau berwenang.
3. Bagi karyawan yang akan pensiun, dapat diajukan sesuai dengan
peraturan. Demikian pulaterhadap karyawan yang akan mengundurkan
diri atau atas kehendak karyawan diatur atassesui dengan paraturan
perusahaan dan peraturan perundang-undangan.

E. METODE PEMBELAJARAN
a.Pendekatan : saintifik (scientific)
b.Strategi : Kelompok diskusi yang berbasis masalah (problem-based learning).

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


a. Media, alat pembelajaran : Whiteboard, Laptop/Netbook, Infocus
b. Bahan tayang
c. Lembar penilaian
d.Sumber belajar : Ardian, Zul Afdi, SH MANAJEMEN
KEPEGAWAIAN SMEA, Penerbit Armico,
Bandung : 1990
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan berdoa dan memberi 10 menit
salam, selanjutnya mengabsen peserta didik dan
memeriksa serta mengingatkan siswa pentingnya
menjaga kebersihan kelas.
2 . Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan
masalah tentang Kewajiban PNS.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu menjelaskan tentang pengertian
pemberhentian dan pemberhentian dengan hormat .
B. Inti Tahap 1. Mengorientasi Peserta Didik terhadap 195 menit
masalah.
- Diberikan ilustrasi tentang pengertian pemberhentian
dan pemberhentian dengan hormat (Mengamati)
- Mempelajari berbagai sumber bacaan terkait materi
mengenai pengertian administrasi kepegawaian
dengan diskusi kelas dari sebuah studi kasus.
(Menanya)
Tahap 2. Mengorganisasi Peserta Didik untuk
belajar
- Berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang
pengertian pemberhentian dan pemberhentian dengan
hormat. (Menanya)

Tahap 3. Membimbing Penyelidikan Individu


Maupun Kelompok
- Guru menjelaskan pertanyaan siswa tentang
pengertian pemberhentian dan pemberhentian dengan
hormat
- Guru membagi siswa ke dalam kelompok
pengamatan untuk mencari informasi mengenai
pengertian pemberhentian dan pemberhentian dengan
hormat . (Mengeksplorasi)
Tahap 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil
Karya
- Siswa secara berkelompok menyajikan hasil diskusi
kelompok
Tahap 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
- Siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru
untuk materi yang kurang jelas/dipahami.
- Siswa mendengarkan dengan sunguh-sungguh
kesimpulan materi yang dibahas guru.
C. Penutup 1.Guru dan peserta didik menyimpulkan materi 20 menit
pembelajaran yang telah dipelajari.
2.Peserta didik menyepakati tugas yang harus
dilakukan pada pertemuan berikutnya berkaitan
dengan pemberhentian tidak dengan hormat dan
pengertian dan tujuan pensiun.
3.Menutup pembelajaran dengan doa dan memberi
salam

Pertemuan ke 2 dan 3
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan berdoa dan memberi 10 menit
salam, selanjutnya mengabsen peserta didik dan
memeriksa serta mengingatkan siswa pentingnya
menjaga kebersihan kelas, mereview ulang materi
yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya
2 . Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan
masalah mengenai pemberhentian tidak dengan
hormat dan pengertian dan tujuan pensiun.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu menjelaskan pemberhentian tidak
dengan hormat dan pengertian dan tujuan pensiun.

B. Inti Tahap 1. Mengorientasi Peserta Didik terhadap 195 menit


masalah.
- Diberikan ilustrasi mengenai pemberhentian tidak
dengan hormat dan pengertian dan tujuan pensiun
(Mengamati)
- Mempelajari berbagai sumber bacaan terkait materi
mengenai pemberhentian tidak dengan hormat dan
pengertian dan tujuan pensiun dengan diskusi kelas
dari sebuah studi kasus. (Menanya)
Tahap 2. Mengorganisasi Peserta Didik untuk
belajar
- Berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang
pemberhentian tidak dengan hormat dan pengertian dan
tujuan pensiun. (Menanya)
Tahap 3. Membimbing Penyelidikan Individu
Maupun Kelompok
- Guru menjelaskan pertanyaan siswa tentang
pemberhentian tidak dengan hormat dan pengertian dan
tujuan pensiun
- Guru membagi siswa ke dalam kelompok pengamatan
untuk mencari informasi mengenai pemberhentian
tidak dengan hormat dan pengertian dan tujuan
pensiun. (Mengeksplorasi)
Tahap 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil
Karya
- Siswa secara berkelompok menyajikan hasil diskusi
kelompok
Tahap 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
- Siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru
untuk materi yang kurang jelas/dipahami.
- Siswa mendengarkan dengan sunguh-sungguh
kesimpulan materi yang dibahas guru.
C. Penutup 1. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi 20 menit
pembelajaran yang telah dipelajari.
2. Peserta didik menyepakati tugas yang harus
dilakukan pada pertemuan berikutnya berkaitan
dengan yang berhak atas pensiun dan tata cara
memperoleh pensiun .
3. Menutup pembelajaran dengan doa dan memberi
salam

Pertemuan ke 4 dan 5
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan berdoa dan memberi 10 menit
salam, selanjutnya mengabsen peserta didik dan
memeriksa serta mengingatkan siswa pentingnya
menjaga kebersihan kelas, mereview ulang materi
yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya
2 . Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan
masalah mengenai yang berhak atas pensiun dan
tata cara memperoleh pensiun.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu menjelaskan yang berhak atas
pensiun dan tata cara memperoleh pensiun.
B. Inti Tahap 1. Mengorientasi Peserta Didik terhadap 195 menit
masalah.
- Diberikan ilustrasi mengenai yang berhak atas
pensiun dan tata cara memperoleh pensiun
(Mengamati)
- Mempelajari berbagai sumber bacaan terkait materi
mengenai yang berhak atas pensiun dan tata cara
memperoleh pensiun dengan diskusi kelas dari sebuah
studi kasus. (Menanya)
Tahap 2. Mengorganisasi Peserta Didik untuk
belajar
- Berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang
yang berhak atas pensiun dan tata cara memperoleh
pensiun. (Menanya)
Tahap 3. Membimbing Penyelidikan Individu
Maupun Kelompok
- Guru menjelaskan pertanyaan siswa tentang yang
berhak atas pensiun dan tata cara memperoleh pensiun
- Guru membagi siswa ke dalam kelompok pengamatan
untuk mencari informasi mengenai yang berhak atas
pensiun dan tata cara memperoleh pensiun
. (Mengeksplorasi)
Tahap 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil
Karya
- Siswa secara berkelompok menyajikan hasil diskusi
kelompok
Tahap 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
- Siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru
untuk materi yang kurang jelas/dipahami.
- Siswa mendengarkan dengan sunguh-sungguh
kesimpulan materi yang dibahas guru.
C. Penutup 1.Guru dan peserta didik menyimpulkan materi 20 menit
pembelajaran yang telah dipelajari.
2.Peserta didik menyepakati tugas yang harus
dilakukan pada pertemuan berikutnya berkaitan
dengan peraturan perkawinan bagi pegawai.
5.Menutup pembelajaran dengan doa dan memberi
salam

H. PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. Teknik Penilaian: tes tertulis dan pengamatan
a. Tes Tertulis (individu)
1. Bagaimanakah pemberhentian pegawai negeri sipil !
2. Bagaimanakah bentuk – bentuk pemberhentian pegawai!
3. Bagaimanakah proses pemberhentian pegawai menurut hasibuan !
4. Sebutkan beberapa alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus
hubungan kerjanya dengan perusahaan !
Kunci Jawaban

1. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil


Pemberhentian PNS secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pemberhentian dengan hormat karena meninggal dunia.
b. Pemberhentian dengan hormat karena:
1. Atas permintaan sendiri;
2. Mencapai batas usia pensiun;
3. Perampingan organisasi;
4. Tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan kewajiban sebagai pegawai negeri sipil.
c. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak
diberhentikan karena:
1. melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji
jabatan selain pelanggaran sumpah janji Pegawai Negeri Sipil
dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah atau
2. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman
hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.
3. Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat karena:
a) dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih; atau
b) melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil
tingkat berat.
4. Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat
karena:
a) melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan
sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;
b) melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam
kegiatan yang menentang Negara dan Pemerintah; atau
c) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau
tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan
jabatan.

2. Bentuk – Bentuk Pemberhentian Pegawai


Ada empat macam bentuk pemberhentian pegawai, yaitu pensiun,
pemberhentian atas permintaan sendiri, pemberhentian langsung oleh pihak
perusahaan, dan pemberhentian sementara.
a. Pensiun
Pensiun adalah pemberhentian dengan hormat oleh pihak perusahaan
terhadap pegawai yang usianya telah lanjut dan dianggap sudah tidak produktif
lagi atau setelah usia 56 tahun, kecuali tenaga pengajar dan instruktur dapat
berusia 65 tahun.
Dalam menghadapi pegawai yang akan pensiun, pihak perusahaan
dapat melakukan hal-hal berikut :
1. Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan surat keputusan
pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian dengan hormat.
2. Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan pesangon, uang jasa dan
uang ganti rugi yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Paling lambat 6 bulan sebelum masa pensiun, pihak perusahaan
berkewajiban memberitahukan secara tertulis kepada pegawai yang
bersangkutan.
b. Pemberhentian atas Permintaan Sendiri dari Pegawai
Pemberhentian atas Permintaan Sendiri adalah pemberhentian dengan
hormat oleh pihak perusahaan setelah mempertimbangkan dan menyetujui
permohonan pengunduran diri pegawai yang bersangkutan karena alasan-
alasan pribadi atau alasan tertentu. Dalam menghadapi bentuk
pemberhentian ini perlu diperhatikan antara lain beberapa hal berikut :
1. Paling lambat 3 bulan sebelum waktu pemberhentian, pegawai yang
bersangkutan harus sudah mengajukan permohonan berhenti secara
tertulis dengan mengemukakan alasannya secara jelas.
2. Karena alasan-alasan tertentu pihak perusahaan dapat menolak
permintaan berhenti tersebut dan menunda pemberhentian paling
lama 1 tahun.
3. Apabila permohonan tersebut disetujui, pihak perusahaan perlu
mengeluarkan surat keputusan pemberhentian dengan hormat atas
nama pegawai yang bersangkutan.
4. Kepada pegawai yang bersangkutan dapat diberikan pesangon, uang
jasa dan ganti rugi yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

c. Pemberhentian Langsung oleh Pihak Perusahaan


Bentuk pemberhentian ini dilakukan oleh pihak perusahaan
disebabkan antara lain beberapa hal berikut :
1) Karena adanya penyederhanaan oganisasi atau rasionalisasi, yaitu
pemberhentian dengan hormat yang dilakukan oleh pihak
perusahaan karena alasan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
perusahaan, sehingga menyebabkan perlunya penyederhanaan
organisasi atau rasionalisasi.
Dalam menghadapi pemberhentian karena adanya
penyederhanaan organisasi atau rasionalisasi perlu diperhatikan
antara lain :
- Paling lambat 3 bulan sebelum memberhentikan pihak
perusahaan harus memberitahukan kepada pegawai yang
bersangkutan mengenai rencana adanya rasionalisasi dan
pemberhentian tersebut dengan alasan alasan yang jelas.
- Pihak perusahaan perlu mengeluarka surat keputusan
pemberhentian dengan hormat bagi pegawai yang bersangkutan.
- Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan pesangon, uang
jasa dan ganti rugi yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Karena pelanggaran disiplin, penyelewengan atau tindak pidana
lainnya, yaitu pemberhentian tidak dengan hormat oleh pihak
perusahaan terhadap pegawai yang telah melakukan pelanggaran,
penyelewengan atau karena tindak pidana yang mengakibatkan yang
bersangkutan terkena hukuman pidana.
Dalam menghadapi pemberhentian ini perlu diperhatikan antara lain
:
- Apabila kepada pegawai yang bersangkutan telah diberikan
peringatan – peringatan lisan maupun tulisan sebanyak 3 kali
dan pegawai yang bersangkutan tidak menunjukan suatu
perubahan sikap atau perilaku.
- Pihak perusahaan perlu mengeluarkan surat keputusan
pemberhentian tidak dengan hormat dengan alasan yang jelas.
- Kepada pegawai yang bersangkutan tidak diberikan pesangon
maupun jasa, tetapi hanya diberikan uang ganti rugi.
3) Karena ketidakmampuan pegawai yang bersangkutan, yaitu
pemberhentian dengan hormat oleh pihak perusahaan terhadap
pegawai yang dianggap tidak dapat menunjukkan kemampuan
atau prestasi dan kondite yang baik.
Dalam menghadapi pemberhentian ini perlu
diperhatikan antara lain :
- Apabila pegawai yang bersangkutan berdasarkan hasil
penilaian menunjukan nilai kurang dan telah diberikan
peringatan secara tertulis serta telah diberikan
bimbingan, namun tetap menunjukkan nilai yang rendah.
- Pihak perusahaan perlu mengeluarkan surat keputusan
pemberhentian dengan hormat kepada pegawai yang
bersangkutan dengan alasan – alasan yang jelas.
- Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan pesangon,
uang jasa, dang anti rugi yang besarnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
d. Pemberhentian Sementara
Pemberhentian sementara ini dapat tejadi antara lain :
a. Karena alasan kesulitan – kesulitan yang dihadapi
perusahaan yaitu pemberhentian oleh pihak perusahaan
dalam jangka waktu tertentuyang disebabkan oleh kondisi
perusahaan yang kurang menguntungkan atau menurunnya
aktivitas usaha.
Dalam menghadapi pemberhentian ini perlu diperhatikan yaitu :
- Pling lambat 1 bulan sebelum pemberhentian, pihak perusahaan
harus memberitahukan kepada pegawai yang bersangkutan
mengenai keadaan perusahaan dan rencana adanya pemberhentian
sementara.
- Kepada pegawai yang bersangkutan tetap diberikan balas jasa
sebesar gaji pokok.
- Apabila kondisi perusahaan semakin melemah dan menunjukkan
keadaan yang sulit untuk ditingkatkan kembali maka
pemberhentian sementara tersebut paling lama 6 bulan sejak
tanggal pemberhentian dapat dikeluarkan surat keputusan PHK
dengan hormat, dengan ketentuan perusahaan perlu memberikan
pesangon, uang jasa, dang anti rugi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada perusahaan tersebut.
b. Karena pelanggaran, penyelewengan, dan tindak pidana,
yaitu pemberhentian sementara oleh pihak perusahaan
terhadap pegawai yang melanggar disiplin, melakukan
penyelewengan atau tindak pidana lainnya.
Dalam menghadapi pemberhentian ini yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Apabila pegawai yang melanggar disiplin dan melakukan
manipulasi atau penyelewengan telah diberikan peringatan lisan dan
tertulis, tidak menunjukan perubahan sikap, maka kepada pegawai
tersebut dapat dikenakan sanksi pemberhentian sementara
(schorsing)
- Selama pemberhentian sementara tersebut, kepada pegawai yang
bersangkutan hanya atau dapat diberikan 80% gaji pokok per bulan.
- Apabila setelah paling lama 3 bulan pemberhentian sementara
tersebut berlangsung, pegawai uang bersangkutan dapat
diperkenankan kembali bekerja seperti biasanya dengan medapat hak
– haknya kembali secara penuh. Tetapi, apabila penyelewengan atau
pelanggaran disiplin tersebut diulangi kembali oleh pegawai tersebut,
pihak perusahaan dapat langsung mengeluarkan surat keputusan
pemberhentian dengan ketentuan sesuai dengan yang berlaku pada
perusahaan.
3. Proses pemberhentian pegawai menurut Hasibuan
Pemberhentian pegawai hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
yang ada agar tidak menimbulkan masalah. Pemberhentian harus dilakukan dengan cara yang
sebaik-baiknya, sebagaimana pada saat mereka diterima menjadi karyawan. Dengan
demikian, tetap terjalin hubungan informal yang baik antara perusahaan dengan mantan
karyawannya. Proses pemberhentian karyawan harus menurut prosedur sebagai berikut :
1. Musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan
2. Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan
3. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan dengan P4D
4. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan P4P
5. Pemutusan berdasarkan keputusan pengadilan negeri

4. Beberapa alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus hubungan


kerjanya dengan perusahaan, diantaranya :
1. Peraturan Perundang-undangan
2. Keinginan perusahaan
Keinginan perusahaan memberihentikan karyawan ini disebabkan :
a. Karyawan tidak mampu mengerjakan pekerjaannya.
b. Perilaku dan kedisiplinannya kurang baik.
c. Melanggar peraturan dan tata tertib perusahaan.
d. Tidak dapat bekerja sama dan konflik dengan karyawan lainnya.
e. Melakukan tindakan moral dalam perusahaan.
3. Keinginan Karyawan
a. Pindah ke tempat lain untuk mengurus orang tua.
b. Kesehatan yang kurang baik.
c. Untuk melanjutkan pendidikan.
d. Untuk bewirausaha.
e. Bebas jasa terlalu rendah.
f. Mendapat pekerjaan yang lebih baik.
g. Suasana dan lingkungan pekerjaan yang kurang serius.
h. Kesempatan promosi yang tidak ada.
i. Perlakukan yang kurang adil.
4. Pensiun
Undang-undang mempensiunkan seseorang karena telah mencapai batas usia dan
masa kerjatertentu. Usia kerja seseorang karyawan untuk setatus kepegawaian
adalah 55 tahun atauseseorang dapat dikenakan pensiun dini, apabila menurut
keterangan dokter, karyawan tersebut sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan
umurnya sudah mencapai 50 tahundengan masa pengalaman kerja minimal 15
tahun.
5. Kontrak Kerja Berakhir
Beberapa perusahaan sekarang ini banyak mengadakan perjanjian kerja
dengan karyawanyadi dalam sutau kontrak dimana di dalamnya, disebutkan
masa waktu kerja atau masakontraknya. Dan ini alasan juga tidak dilakukan
pemutusan hubungan kerja apabila kontrak kerja tersebut di perpanjang.
6. Meninggal dunia
7. Perusahaan dilikudasi
Dalam hal perusahaan dilikuidasi masalah pemberhentian karyawan
diatur dengan peraturan perusahaan, perjanjian bersama dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk menentukan apakah benar atau
tidak perusahaan dilikuidasi atau dinyatakan bangkrut harus didasarkan kepada
peraturan perundang-undasngan.
PEDOMAN PENSKORAN
No Skor
1 15
2 15
3 40
4 20
Total 100

b. Tugas Pengamatan
Setelah membaca dan mencari sumber tentang berkas-berkas administrasi,
diskusikan secara berkelompok mengenai ;
1. Pemberhentian pegawai negeri sipil
2. Bentuk – bentuk pemberhentian pegawai
3. Proses pemberhentian pegawai menurut hasibuan
4. Beberapa alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus hubungan
kerjanya dengan perusahaan

2. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1. Sikap Pengamatan Selama pembelajaran dan
a. Terlibat aktif dalam saat diskusi
pembelajaran .
b. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
c. Toleran terhadap
proses pemecahan
masalah yang berbeda
dan kreatif.
2. Pengetahuan
Menjelaskan kembali Pengamatan dan tes Penyelesaian tugas individu
Formasi Dan Pengadaan dan kelompok
Pegawai dengan benar.
3. Keterampilan
Terampil menerapkan Pengamatan Penyelesaian tugas (baik
konsep/prinsip dan individu maupun kelompok)
strategi pemecahan dan saat diskusi
masalah yang relevan
yang berkaitan dengan
Formasi Dan Pengadaan
Pegawai
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : Administrasi Kepegawaian
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Waktu Pengamatan : Pada saat pembelajaran berlangsung

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran


1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok
tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah
yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa Sikap
Aktif Bekerjasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1
2
3
4
5
dst
Keterangan: KB: Kurang baik , B : Baik, SB : Sangat baik
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK

KELOMPOK :
ANGGOTA :
1. .............................................
2. .............................................
3. .............................................
4. .............................................
5. .............................................

PRESENTASI HASIL DISKUSI KELOMPOK

TOPIK : ..................................................................................................................
INSTRUMEN UNJUK KERJA

No Aspek yang dinilai Skor Keterangan


S (4) CS (3) KS (2) TS (1)
1 Materi Presentasi
2 Manajemen Waktu
3 Menjawab Pertanyaan
4 Penampilan
5 Kreatifitas dan inovasi
Total Skor : .....
Catatan :
Dinilai oleh kelompok lain
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : Administrasi Kepegawaian
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Waktu Pengamatan : Pada saat pembelajaran berlangsung
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan
yang berkaitan dengan Formasi Dan Pengadaan Pegawai.
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan berkas Administrasi
Kepegawaian.
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan berkas Administrasi
Kepegawaian, tetapi belum tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan berkas Administrasi
Kepegawaian dan sudah tepat.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamat
No. Nama Siswa Keterampilan

Menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan
masalah
KT T ST
1
2
3
4
Dst

Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
Kadipaten, Juli 2018
Mengetahui
Kepala SMKN 1 Kadipaten, Guru Mata Pelajaran,

H. M. Rochendi, S.Pd., M.Pd.I. Hj. Tati Darmiati, S.IP., M.Pd


NIP 19610706 198803 1 008 NIP 19611006 199003 2 001

Anda mungkin juga menyukai