SPTK Keluarga TN.P - Isos
SPTK Keluarga TN.P - Isos
Klien : Tn. P
Keluarga : Tn. N (Ibu Klien)
Mahasiswa : Moh. Khoirudin
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga:
Ibu klien seorang lansia, yang hidup bersama anaknya Tn. P.
2. Tujuan
Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial
3. Tindakan keperawatan
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b. Menjelaskan tentang :
a) Masalah isolasi sosial dan dampaknya kepada pasien
b) Penyebab isolasi sosial
c) Cara merawat pasien dengan isolasi sosial :
- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap
peduli dan tidak ingkar janji.
- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan
kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela
kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar.
- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
c. Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah dipelajari,
mendiskusikan yang dihadapi.
2. Evaluasi/validasi.
” Bagaimana perasaan ibu hari ini hari ini? Bagaimana keadaan anak Saya
sekarang?”
3. Kontrak : topik, waktu, tempat
“Bagaimana kalau kita berbincang-bin cang tentang masalah anak ibu dan cara
perawatannya” ”Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama bu punya waktu? Bagaimana
kalau sekitar 20 menit ?”
Kerja:
”Apa masalah yang Ibu hadapi dalam merawat Tn. P? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami ol eh Tn. P disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien- pasien gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri,
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami
halusinasi, yaitu
mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian ibu dan anggota keluarga lainnya harus sabar
menghadapi Tn. P dan untuk merawat , keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama
keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Tn. P yang caranya adalah
bersikap peduli dengan Tn. P dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan
semangat dan dorongan kepada Tn. P untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan Tn. P sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap
dengan Tn. P. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan
kegiatan rumah tangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
” Begini contoh komunikasinya, Bu: Pak P, ibu lihat sekarang kamu sudah
bisabercakap-cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Ibu
senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang
dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat
berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah,
kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana , kamu mau
coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang ibu peragakan cara komunikasi seperti yang saya
contohkan” ”Bagus, bu telah memperagakan dengan baik sekali” ”Sampai sini ada
yang ditanyakan Bu”
Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Penilaian subjektif :
“ Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan
tadi?”
b. Penilaian objektif :
“Coba ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda
orang yang mengalami isolasi sosial”
“Selanjutnya bisa ibu sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang
mengalami masalah isolasi sosial”
“Bagus sekali bu, ibu bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“ Nanti kalau ketemu Tn. P coba Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua
keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama”
3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat)
Topik : “Baiklah bu , besok saya akan datang kesini lagi dan kita akan langsung
mempraktikkan kepada klien”.
Waktu : “ Saya akan datang ke rumah ibu sekitar jam 16.00 WIB. Bagaimana ?”
Tempat : “Tetap di ruang tamu ini ya bu? Baik bu, terimakasih Bapak sudah mau
meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan saya. Saya pamit dulu ya Bu.
Assalamualaikum”.
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL KE-1 (KELUARGA)
HARI KE-1I
Klien : Tn. P
Keluarga : Tn. N (Ibu Klien)
Mahasiswa : Moh. Khoirudin
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga:
Ibu klien seorang lansia, yang hidup bersama anaknya Tn. P.
2. Tujuan
a. Untuk evaluasi keberhasilan keluarga dalam merawat klien dengan isolasi sosial
b. Untuk melatih keluarga cara merawat klien dengan isolasi sosial langsung didepan
klien
3. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi kesiapan keluarga merawat klien dengan isolasi sosial
b. Melatih keluarga mempraktikkan secara langsung kepada pasien cara merawat klien
dengan isolasi sosial
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri,
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami
halusinasi, yaitu
mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian ibu dan anggota keluarga lainnya harus sabar
menghadapi Tn. P dan untuk merawat , keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama
keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Tn. P yang caranya adalah
bersikap peduli dengan Tn. P dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan
semangat dan dorongan kepada Tn. P untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan Tn. P sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap
dengan Tn. P. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan
kegiatan rumah tangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
” Begini contoh komunikasinya, Bu: Pak P, ibu lihat sekarang kamu sudah
bisabercakap-cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Ibu
senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang
dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat
berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah,
kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana , kamu mau
coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang ibu peragakan cara komunikasi seperti yang saya
contohkan” ”Bagus, bu telah memperagakan dengan baik sekali” ”Sampai sini ada
yang ditanyakan Bu”