Abstrak
Menara saluran transmisi 150 kV memiliki sistem pentanahan yang berfungsi mengamankan menara dari gangguan
sambaran petir. Nilai tahanan pentanahan menara tranmsisi dalam kurun waktu tertentu akan mengalami perubahan
sehingga petugas PLN harus melakukan pengukuran tahanan pentanahan secara rutin pada menara-menara tersebut.
Namun fakta di lapangan ditemukan bahwa petugas pengukur sering mengunakan cara-cara pengukuran tahanan
pentahanan dengan skema yang tidak sesuai standar dan sering kali berubah-ubah menyesuaikan kondisi tanah, dan
batas pemilikan lahan PLN. Kondisi tersebut memungkinkan munculnya data-data pengukuran tahanan pentanahan yang
tidak akurat dan presisi.
Pada Tugas Akhir ini akan mencari mana skema terbaik dari skema-skema pengukuran yang biasanya dilakukan petugas
PLN dalam mengukur tahanan pentanahan. Hal ini dicapai dengan melakukan pengukuran menggunakan skema-skema
tersebut pada objek menara transmisi 150kV A24 (srondol – pandean lamper) dan A94 ( tambak lorok – ungaran).
Seluruh data hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.Nilai tahanan
pentanahan yang sebenarnya ini didapatkan dari hasil perhitungan tahanan pentanahan menguakan parameter tahanan
jenis tanah, panjang dan diameter elektroda .
Dari hasil perbandingan ini ditemukan error pengukuran yang berbeda-beda tergantung variasi sudut dan jarak yang
dibentuk oleh titik (E) (P) (C) kabel earth tester pada masing-masing skema tersebut. Didapatkan kecendrungan semakin
besar nilai sudut dan jaraknya, maka akan semakin kecil nilai tahanan pentanahan yang terukur oleh earth tester.
Ditemukan bawah skema dengan akurasi yang lebih baik dari semua skema yang diuji terdepat pada skema pengukuran
dengan sudut 90 derajat dengan jarak 2,5 m dan 5 m. Skema ini teruji memiliki error pengukuran yang lebih kecil
dibandingkan skema lainnya.
Kata Kunci: Sistem pentanahan, menara 150 kV, pengukuran, earth tester.
1.1 Latar belakang Masalah kV harus sesuai standar, hal ini untuk menjamin
Sistem Tenaga listrik di Indonesia dibagi keamanan sistem bila terjadi sambaran petir. Pada
menjadi tiga bagian yakni pembangkit, Transmisi dan pemasangan pentanahan menara SUTT 150 kV, pasti
sistem pentanahan. Transmisi tenaga listrik dari memiliki standar pentanahan yang sesuai dengan
pembangkit sampai konsumen di lakukan dengan ketentuan, baik kedalaman maupun jarak antar
saluran 150 kV dan 500 kV. Operasi sistem tenaga elektrode yang digunakan dan sebagainya.
listrik kadang timbul gangguan antara sambaran petir, Sebagaimana diketahui, pentanahan ditanam
sambaran petir merupakan gejala alam yang sering dalam tanah, dalam kurun waktu yang tertentu
terjadi karena adanya loncatan muatan listrik antara kemungkinan terjadi perubahan dalam besarnya
awan dengan bumi, pada prinsipnya sebuah petir akan tahanannya sangatlah besar. Proses pengukuran secara
menyambar benda yang memiliki ketinggian lebih atau berkala tahanan pentanahannya, harus dilakukan
lebih dekat dengan awan, yang dapat mengakibatkan dengan teliti dan tidak boleh berakibat fatal nantinya.
kenaikan tegangan dan yang akan dapat merusak Oleh karena itu proses pengukuran pentahanan menara
peralatan listrik yang digunakan dalam sistem transmisi transmisi haruslah dengan metode dan cara-cara yang
tenaga listrik. Apalagi di Indonesia ini merupakan terstandar agar hasil yang didapatkan menghasilkan
Negara tropis yang berintensitas petir cukup tinggi. data yang akurat dan presisi. Namun fakta di lapangan
Untuk mengamankan sambaran petir, maka ditemukan bahwa petugas pengukur sering
dalam tower transmisi perlu diberikan media mengunakan cara-cara pengukuran tahanan pentahanan
perlindungan untuk penghantar, yaitu dengan kawat dengan skema yang tidak sesuai standar dan sering kali
tanah yang dipasang sepanjang SUTT 150 kV, dan berubah-ubah menyesuaikan kondisi tanah, dan batas
terhubung langsung dengan menara yang digrounding pemilikan lahan PLN.
(diketanahkan) yang diukur dengan pentanahan Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian
peralatan. ini menganalisis metode perhitungan tahanan
Pentanahan adalah suatu hal yang penting pentahanan menara transmisi yang dilakukan pada
karena agar ketika terjadi gangguan di menara 150 kV salah satu menara SUTT 150 kV untuk mencari metode
tidak akan membahayakan keselamatan manusia, sebab perhitungan yang paling tepat yang dapat memberikan
arus gangguan akan mengalir pada bagian peralatan dan nilai akurat mendekati nilai nyata dari tahanan
ke piranti pentanahan pada menara SUTT 150 kV, pentanahan menara tersebut.
besarnya harga tahanan pentanahan menara SUTT 150
1
1.2 Perumusan Masalah 2.1 Tinjauan Pustaka
Berdesarkan latar belakang di atas maka Tinjauan pustaka ini dibuat oleh peneliti untuk
perumusan masalah yang di ambil adalah sebagai membandingkan penelitian yang sudah perna
dilakukan oleh peneliti lain dengan penelitian yang
berikut :
penulis akan lakukan tentang tahanan pentanahan
1. Bagaimana mengidentifikasi parameter- menara transmisi saluran udara tegangan tinggi 150 kV.
parameter yang mempengaruhi tahanan Penelitian tentang tahanan pentanahan menara 150 kV
pentanahan menara? yang sudah dilakukan sebagai berikut :
2. Bagaimana cara menghitung nilai tahanan Penyebab tingginya tahanan kaki menara dari
pentahanan menara transmisi 150 kV? perubahan resistivitas tanah dan korosi.penelitian ini
3. Bagaimana skema pengukuran tahanan juga membahas tentang bagaimana cara menurukan
pentanahan yang tepat agar mengasilkan tahanan kaki menara berimpedansi tinggi dengan cara
nilai akurat dan sesuai standar. perawatan rutin dalam pekerjaan nya, penulis
4. Bagaimana pengaruh metode pengukuran mengrealisasikan 1 tahunan dan 6 bulanan untuk
tahanan pentanahan menara terhadap memantau kondisi fisik sistem pentahanannya dan
akurasi data yang didapatkan. dengan penambahan batang elektroda [1].
1.3 Batasan Masalah Pengaruh Backflashover yang diakibatkan
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam sambaran petir pada kawat pelindung atau kawat tanah,
laporan akhir ini, maka perlu dibuat batasan masalah pada saluran transmisi dan bisa merusak peralatan pada
yang akan dibahas yaitu : gardu induk. Untuk mengurangi tegangan lebih ini
1. Sistem pentanahan yang diteliti hanya dilakukan dengan cara mengatur pentahan pada menara
menggunakan ground rod (elektroda saluran transmisi dan pemasangan surge arrester. Serta
batang), tidak membahas tentang bahan penulis melakukan evaluasi akibat dari Backflashover
dari elektroda yang lainnya digunakan di terhadap pentahan menara terkonsentrasi dengan cara
menara besi/tembaga. menggunakan mengaplikasikan TGIR (Tower
2. Penelitian ini hanya dilakukan di wilayah Grounding Impulse Resistance) pada Software
menara transmisi 150 kV. ATPDraw [2].
3. Seluruh skema pengukuran yang dibuat
Faktor yang mempengaruhi nilai tahanan
menyerupai skema yang biasa di lakukan pentanahan menara adalah tahanan jenis tanahnya,
petugas PLN dalam mengukur nilai tahanan panjang ground rod dan diameter ground rod, serta
pentanahan menara 150 kV. memakai perhitungan menggunakan MATLAB 2012b,
1.4 Tujuan Penelitian dan serta hasil dari pengukuran dan perhitungan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai didapatkan selisih rata-rata penurunan sebesar 23,32%
berikut: [3].
1. Mengetahui parameter sistem pentanahan Dari penelitian tersebut penulis membahas
menara. mencari metode pengukuran yang paling tepat yang
2. Mengetahui cara perhitungan tahanan dapat memberikan nilai akurat mendekati nilai nyata
pentanahan menara transmisi. dari tahanan pentanahan menara.
3. Mendapatkan gambaran yang jelas tentang
pengaruh variasi skema pengukuran 2.2 Sistem Transmisi
terhadap nilai tahanan pentanahan menara Saluran transmisi merupakan salah satu
transmisi yang dihasilkan. komponen dalam sistem tenaga listrik yang memegang
4. Memperoleh skema pengukuran dengan peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran
akurasi yang baik untuk mencari nilai tenaga listrik, oleh karena itu pengamanan pada saluran
tahanan pentanahan menara transmisi 150 transmisi perlu diperhatikan, umumnya gangguan-
kV. gangguan pada saluran transmisi yaitu gangguan petir,
gangguan hubung singkat dan lain-lain.
1.5 Manfaat Penelitian Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan
Manfaat yang diharapkan pada penelitian Tugas Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
adalah sarana yang terbentang di udara untuk
Akhir ini adalah sebagai berikut:
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke
1. Menambah pengetahuan pada bidang elektro Gardu Induk (GI) / Gardu Induk Tegangan Ekstra
khususnya konsentrasi sistem tenaga listrik Tinggi (GITET) atau dari GI / GITET ke GI /GITET
dalam hal tahanan pentanahan menara lainnya yang disalurkan melalui konduktor yang
transmisi saluran udara tegangan Tinggi direntangkan antara tiang-tiang (tower) melalui
(SUTT) 150 kv. insulator-insulator dengan sistem tegangan tinggi (30
2. Membantu mengevaluasi metode kV, 70 kV, 150 kV) atau tegangan ekstra tinggi (275
pengukuran pentanahan menara, apakah kV, 500 kV).
telah sesuai dengan standard sehingga PLN
dapat memperoleh data tahanan pentanahan 2.3 Pentanahan Kaki Tower (Grounding Tower)
menara transmisi yang akurat dan presisi. Pentanahan adalah perlengkapan pembumian
sistem transmisi yang berfungsi untuk meneruskan arus
2
listrik dari tower SUTT maupun SUTET ke tanah dan 2. Electroda plat, yaitu plat logam yang
menghindari terjadinya back flashover pada insulator ditanam tegak lurus atau mendatar
saat grounding sistem terkena sambaran petir. tergantung dari tujuan penggunaannya.
Pentanahan tower terdiri dari konduktor tembaga atau Pentanahan ini umumnya untuk
konduktor baja yang diklem pada pipa pentanahan yang pengamanan terhadap petir. Bila
ditanam di dekat pondasi tiang, atau dengan menanam digunakan sebagai elektroda pembumian
plat aluminium/ tembaga disekitar pondasi tower yang pengaman maka cara pemasangannya
berfungsi untuk mengalirkan arus dari konduktor tanah adalah tegak lurus dengan kedalaman
akibat sambaran petir. kira-kira 1 meter di bawah permukaan
tanah dihitung dari sisi plat sebelah atas.
Bila digunakan sebagai elektroda
pengatur yaitu mengatur kecuraman
gradien tegangan guna menghindari
tegangan langkah yang besar dan
berbahaya, maka elektroda plat tersebut
ditanam mendatar. Pentanahan hantaran
netral dengan menggunakan elektroda
Gambar 2.1 Pentanahan Tower pelat sudah jarang dipakai karena tidak
menguntungkan, sebab harganya terlalu
Jenis-jenis pentanahan tower pada SUTT/ SUTET: mahal, mudah berkarat dan juga kurang
praktis, dimana waktu pengecekan harus
1. Electroda batang, yaitu suatu rel
digali lobang terlebih dahulu.
logam yang ditanamkan tegak lurus ke
dalam tanah dengan kedalaman antara 1
sampai 10 meter. Pentanahan ini paling
sederhana dan efektif, dimana nilai
tahanan tanah adalah rendah. Pentanahan
ini paling banyak digunakan, karena
mempunyai banyak keuntungan apabila
dibandingkan dengan menggunakan Gambar 2.3 Grounding Electroda Plat
elektroda lainnya. Keuntungan
menggunakan batang elektroda ini harga 3. Counterpoise electrode, yaitu suatu
elektroda ini cukup murah dan mudah konduktor yang digelar secara horisontal
didapat, pemasangannya mudah dan di dalam tanah. Pentanahan ini dibuat
tidak memerlukan tempat yang luas, pada daerah yang nilai tahanan tanahnya
apabila ditanam sampai pada kedalaman tinggi atau untuk memperbaiki nilai
air tanah dengan maksud supaya tahanan tahanan pentanahan.
pentanahan menjadi rendah, dan apabila
tahanan dari sebuah elektroda belum
cukup rendah, disekitar elektroda yang
pertama dapat dipasang elektroda lain
yang kemudian dihubungkan secara
paralel untuk mendapatkan tahanan
pentanahan yang lebih rendah. Makin
panjang elektroda batang ditanam dalam
tanah, maka tahanan kontaknya terhadap
tanah akan semakin kecil karena
menurunnya tahanan jenis tanah dan Gambar 2.4 Grounding Counter Poise
bertambahnya luas permukaan tanah
yang terkena elektroda. 4. Mesh electrode, yaitu sejumlah
konduktor yang digelar secara horisontal
di tanah yang umumnya cocok untuk
daerah kemiringan.
8
3.3.5 skema 5 (Membentuk Sudut 180 Derajat pada 3.4 Data penelitian
jarak 2,5 m dan 5 m ) Data penelitian yang digunakan adalah berupa
Dengan menggunakan alat digital Earth Tester data primier yang diambil langsung dari objek yang
dengan model 4105A Kyoritsu, penulis meakukan diteliti yaitu menara A 24 srondol – pandean lamper dan
pengukuran tahanan pentanahan Menara 150 kV dengan menara A 94 tambak lorok – ungaran.
memasang semua terminal kabel pada alat ukur Earth Sedangkan untuk data sekunder diambil dari
Tester dengan kabel berwarna hijau (E) di batang beberapa jurnal , buku, dan tugas akhir yang relevan
elektroda menara dan kabel warna kuning (P) dengan tentang tahanan pentanahan. Bisa dilihat di Tabel 3.1
panjang 2.5 meter dan kabel berwarna merah (C) dengan data parameter masukan rumus.
panjang 5 meter dari titik batang elektroda. Penulis
mencoba menggunakan sudut 180ᵒ, setelah itu 3.5 Prosedur / Tahap Penelitian
menghidupkan alat Earth Taster dengan mangatur range Tahapan / prosedur penelitian yang penulis
ke 20 Ω. Skema pengukuran ini dapat dilihat sesuai pada lakukan dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini.
Gambar 3.15 berikut.
10
Tabel 4.1 hasil pengukuran tahanan pentanahan menara Tabel 4.3 hasil pengukuran tahanan pentanahan menara
A 24 srondol – pandean lamper 150 kV skema sejajar A 24 srondol – pandean lamper 150 kV skema 180ᵒ
0ᵒ
Skema d
L
Skema menara A ρ jenis diamete Hasi
panjang
menara 24 srondol tanah r l
d elektrod
A 24 L panjang ρ jenis – pandean (Ω/cm) elektrod (Ω)
diameter Hasil a (cm)
srondol elektroda tanah lamper a (cm)
elektroda (Ω)
– (cm) (Ω/cm) 180ᵒ
(cm)
pandean panjang 2,5
lamper m 200 100 1,905 0,12
sejajar 180ᵒ
0ᵒ panjang 5
panjang m
2,5m 180ᵒ
200 100 1,905 1,28
sejajar panjang 5
0ᵒ m
200 100 1,905 0,08
panjang 180ᵒ
5m panjang 10
sejajar 0 m
ᵒ Tabel 4.4 hasil pengukuran tahanan pentanahan menara
panjang A 94 tambak lorok – ungaran 150 kV skema sejajar 0ᵒ
5m
200 100 1,905 0,77
sejajar Skema
L ρ jenis d
0ᵒ menara A
panjang tanah diameter Hasi
panjang 94 tambak
elektrod (Ω/cm elektrod l (Ω)
10 m lorok –
a (cm) ) a (cm)
Tabel 4.2 hasil pengukuran tahanan pentanahan menara ungaran
A 24 srondol – pandean lamper 150 kV skema 90ᵒ sejajar 0ᵒ
panjang
Skema 2,5m
L d 200 150 1,905 1,94
menara A ρ jenis sejajar 0ᵒ
panjang diameter Hasi
24 srondol tanah panjang 5
elektrod elektrod l (Ω)
– pandean (Ω/cm) m
a (cm) a (cm)
lamper sejajar 0 ᵒ
90 ᵒ panjang 5
panjang m
200 150 1,905 1,17
2.5m
200 100 1,905 0,46 sejajar 0ᵒ
90 ᵒ panjang 10
panjang m
5m Tabel 4.5 hasil pengukuran tahanan pentanahan menara
90 ᵒ A 94 tambak lorok – ungaran 150 kV skema 90ᵒ
panjang
5m Skema
200 100 1,905 0,30 L ρ jenis d
90 ᵒ menara A
panjang tanah diameter Hasi
panjang 10 94 tambak
elektrod (Ω/cm elektrod l (Ω)
m lorok –
a (cm) ) a (cm)
ungaran
90 ᵒ panjang
2.5m
200 150 1,905 0,52
90 ᵒ panjang
5m
90 ᵒ panjang
5m
200 150 1,905 0,47
90 ᵒ panjang
10 m
11
Tabel 4.6 hasil pengukuran tahanan pentanahan menara Tabel 4.7 Tabel selisih nilai perhitungan dan
A 94 tambak lorok – ungaran 150 kV skema 180ᵒ pengukuran tahanan pentanahan menara A24
3 Skema 3
0,52 0,638 18
(90 ᵒ pada
12
jarak (C) kabel earth tester. Dimana semakin besar nilai sudut
2,5&5m) dan jaraknya, maka akan semakin kecil pula nilai
tahanan pentanahan yang terukur oleh earth tester.
4 Skema 4 Ketika patokan nilai sebenarnya tahanan
(90 ᵒ pada pentanahan (hasil perhitungan) diberikan sebagai
0,47 0,638 26
jarak pembanding pada nilai-nilai terukur ini, maka terlihat
5&10m) jelas bahwa skema 3 yaitu dengan sudut 90 derajat pada
jarak 2,5 dan 5 meter menjadi skema pengukuran yang
5 Skema 5 lebih akurat dalam memperoleh nilai tahanan
(180 ᵒ pentanahan dibanding skema-skema lainnya yang
0,25 0,638 60
pada jarak diujikan. Hal ini ditandai dengan kecilnya selisih atau
2,5&5m) error perhitungan dari skema tersebut baik pada menara
A24 juga pada menara A94 yaitu kurang dari 20%.
6 Skema 6 Hal ini memberikan gambaran yang jelas
(180 ᵒ bahwasanya dalam pelaksanaann pengukuran tahanan
0,18 0,638 71
pada jarak pentanahan menara transmisi diperlukan skema
5&10m) pengukuran yang tepat dan konsisten sehingga
didapatkan data pengukuran yang akurat dan presisi.
Dari Table 4.3 dan 4.4 peneliti mengamati bahwa Dalam penelitian ini penulis memperlihatkan skema
nilai selisih atau dalam hal ini dapat juga disebut error yang paling akurat dibandingkan skema-skema lainnya
pengukuran, besarnya sangat bergantung pada sudut yang sering dilakukan pihak PLN dalam melakukan
yang dibentuk titik penempatan (E) (P) dan (C) dan juga pengukuran tahanan pentanahan. Skema tersebut yaitu
jarak antara ketiganya. Untuk lebih memahami tertera pada skema 3 dengan sudut 90 derajat pada jarak
hubungan ini dapat diamati Grafik 4.1 dan 4.2 berikut : 2,5 m dan 5 m yang teruji memiliki error pengukuran
yang lebih kecil dibanding skema lainnya.
250%
ERROR PENGGUKURAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] Saputro, N. H., Studi, P., Elektro, T., Teknik, F., &
Surakarta, U. M. (2016). REMBANG-BLORA
BERTAHANAN TINGGI DAN USAHA.
[2] Satriyadi, I. G. N., & Negara, I. M. Y. (2012). Studi
Pengaruh Backflashover pada Sistem Pentanahan
Menara Saluran Transmisi Tegangan Tinggi
Terkonsentrasi Menggunakan ATPDraw, 1(1), 1–6.
[3]
Puspita, B. A. (2015). Perhitungan Tahanan Pentanahan
Berbasis MATLAB 2012b Pada Menara Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Dengan Sistem
Ground Rod - Counterpoise. Semarang.
[4] Kaki, P., Saluran, M., & Suyanto, M. (2012).
PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM
PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN
TRANSMISI 150 kV, (November), 106–113.
[5] Ambarita, R. P., & Syakur, A. (n.d.). 150 Kv
Terhadap Kawat Fasa Dengan Variasi Tahanan
Pentanahan.
[6] Ekstra, D. A. N., & Sutt, T. (2014). Saluran udara
tegangan tinggi dan ekstra tinggi (sutt/sutet), 137.
[7] Studi, P., Stikes, K., & Kock, F. De. (2016).
JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied
Science and Education V10.i1 (18-23), 1, 18–23.
[8] Pengetanahan, T. S., & Hutauruk, T. S. (n.d.).
Koleksi Buku angg, 621.
Pembimbing 1
Pembimbing 2
14
15