Anda di halaman 1dari 5

PERAN OBAT HERBAL UNTUK OBESITAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Seminar Kelompok 2


Pada Mata Kuliah BlokKeperawatan Herbal Semester Lima
Yang Diampu Oleh Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes

OLEH:

BENNY KAESHA A (G2A016062) PRAMESWARI AYU (G2A016067)

AZKIYA FALIHAH (G2A016063) ROFIQOH HIDAYANA (G2A016068)

NISA ANI SAPUTRI (G2A106064) RIZALDY YUWANANDA (G2A016069)

FRISCHA AYUDYA F (G2A016065) DESTIA AYU WULANSARI (G2A016070)

AULIA FIRODATUL J (G2A016066) DEDDY RAMADHAN (G2A016098)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019
B. Sistem pengelolaan air bersih

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital di masyarakat. Namun saat ini dapat dikatakan krisis air
bersih. Oleh karena itu diperlukan system penyediaan air bersih, tujuan utama nya dapat menyalurkan
atau mensuplay air bersih kepada konsumen dalam jumlah yang cukup.

Penyalahgunaan dan pencemaran air bersih.

Sumber sumber air bersih ini biasa nya terganggu akibat penggunaan dan penyalah gunaan sumber air
sebagai berikut :

1. Industri, diakibatkan oleh limbah dan pembuangan banyak bahan kimia modern yang dapat
menyebabkan pencemaran bagi air
2. Rumah tangga
3. Pertanian, dapat beraklibat terjadi nya kubangan dan penggatraman yang akhir nya dapat
menyebakan hilang nya produktivitas air dan tanah.

Sumber sumber air bersih :

1. Air permukaan
A. Air sungai, air danau
2. Air tanah
A. Air tanah dangkal, mata air
3. Air Laut
4. Air Hujan
A. Bebas dari kontaminasi, Kuman Atau bibit penyakit
B. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya 2 beracun
C. Tidak berasa dan tidak berbau
D. Dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga

Kualitas Air bersih, Kualitas fisik yang meliputi : Kekuruhan temperatur warna, bau dan rasa. Kekeruhan
air dapat ditimbulkan dengan adanya bahan bahan organik dan anorganik yang terkandung di dalam air
seperti lumpur dan bahan yang berasal dari buangan kualitas kimia yang berhubungan dengan Ion
senyawa atau logam yang membahayakan disamping residu dari senyawa lain bersifat racun seperti
pestisida.
Kualitas biologis berhubungan dengan adanya mikroba pathogen penyebab penyakit ( penyebab penyakit,
penyakit perut )

Berdasarkan PP kemenkes RI no.173Th 1977


Penyediaan air bersih harus memenuhi kuantitas dan kualitas

1. Aman dan higenis


2. Baik dan layak minum
3. Tersedia dalam jumlah cukup
4. Harganya murah atau terjangkau oeh sebagian masyarakat.

Ada pernyataan bahwa air jernih belum tentu bersih. Ini dihubungkan dengan keadaan air bahwa air, sejak
keluar dari mat air, sumur, ternyata sudah mengandung mikroba, khususnya bakteri dan microalgae. Pada
air yang kotor atau sudah tercemar, missal air sungai, air kolam, air danay, dan sumber-sumber lainnya,
disamping akan didapati mikroba seperti pada air jernih, juga kelompok mikroba lainnya yang tergolong
penyebab penyakit, penghasil toksin, penyebab blooming, penyebab korosi, penyebab deteriorasi,
penyebab pencemaran ini adalah bakteri coli.

Jenis pengolahan air

Proses sanitasi air dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Sanitasi air yang paling sederhana dengan memanaskan air hingga titik didih.
2. Dengan kloronisasi atau percampuran kaporit kedalam air. Konsentrasi sekitar 2 ppm cukup
untuk membunuh bakteri. Penggunaan kaporit akan menimbulkan bau pada air dan untuk
menghilangkannya diperlukan proses penyaringan dengan media karbon aktif.
3. Penggunaan senyawa perak.
Alternatif ini jarang digunakan. Biasanya yang digunakan adalah perak nitrat, dengan
mencampurkannya ke dalam air. Penggunaan ini biasanya untuk keadaan memaksa, misalnya
tentara pada waktu perang atau petugas survey yang harus berkerja di tempat yang jauh dan tak
ada air bersih.
4. Dengan ultraviolet.
Air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri
terbunuh oleh radiasi sinar ultraviolet. Yang harus diperhatikan adalah intensitas lampu
ultraviolet yang dipakai harus cukup. Untuk sanitasi air yang efektif diperlukan intensitas sebesar
30.000 MW sec/cm2 (micro watt detik per sentimeter persegi). Radiasi sinar ultraviolet dapat
membunuh semua jenis mikroba bila intensitas dan waktunya cukup. Tidak ada residu atau hasil
samping dari proses penyinaran dengan UV. Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun. Air yang akan disinari dengan UV harus
telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan
organik, dan Fe atau Mn (jika konsentrasinyanya cukup tinggi)
5. Ozonisasi.
Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri pathogen, termasuk virus.
Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan kemasan akan ikut di sanitasi sehingga
produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan. Ozon
merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping sangat aman.

Sistem filtrasi
Desinfeksi air minum dapat dilakukan dengan filtrasi membrane. Klorinasi tidak
digunakan dalam proses pengolahan air minum, karena sisa klor dalam air dapat mengganggu
pada saat dikonsumsi.
Penyaringan (filtrasi) dapat dibedakan menjadi dua yaitu Filtrasi dengan pasir, dan filtrasi
dengan membrane. Filtrasi dengan pasir untuk memisahkan partiker berukiran besar (>3
mikrometer), mikrofiltrasi membrane dapat memisahkan partikel berukuran lebih kecil (0,08
mikrometer), ultrafiltrasi dapat memisahkan makromolekul, nanofiltrasi dapat memisahkan
mikromolekul dan ion-ion bervalensi dua (misalnya Mg, Ca). adapun ion-ion dapat dipisahkan
dengan membrane “reverses osmosis”. Dengan demikian penggunaan mikrofiltrasi dapat
memisahkan bakteri, dan penggunaan ultrafiltrasi dapat memisahkan bakteri dan virus.
Bahan tersuspensi dapat dihilangkan dengan cara koagulasi/flokulasi, sedimentasi, filtrasi
pasir atau membrane filtrasi (mikrofiltrasi). Bahan-bahan terlarut dapat dihilangkan dengan aerasi
(misalnya Fe dan Mn), oksidasi (misalnya dengan ozonisasi atau radiasi UV), adsorpsi dengan
karbon aktif atau membrane filtrasi (reversed osmosis).
Proses pengolahan air minum pada prinsipnya harus mampu menghilangkan semua jenis
polutan, baik pencemaran fisik, kimia maupun mikrobiologis.
Daftar pustaka

Widiyanti, Manik. 2004. “Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi
Ulang Di Kota Singaraja Bali”. EKOLOGI KESEHATAN. Volm. 3 no. 1

Sumantri, arif 2010. Kesehatan lingkungan & Perspektif islam, Jakarta: kencana

Anda mungkin juga menyukai