Anda di halaman 1dari 21

RESUME / RINGKASAN BUKU PSIKOLOGI

PENDIDIKAN KARYA Drs. M. NGALIM


PURWANTO, MP
By Unknown Friday, 5 April 2013 11 Comments

BAB 1
1. Pengertian Psikologi
Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka psikologi sering di terjeahkan
menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang
berarti ilmu. Sebernya tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak dari pandangan
dualiame manusia, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian
jasmani dan rohani.
Dengan singkat dapat dapat kita katakan bahwapsikologi ialah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan secara luas ialah
segala kegiata, tindakan perbuatan manusia yang maupun yang tidak
kelihatan,yang disadari maupun tidak disadarinya. Termasuk di dalamnya: cara
berbicara, berjalan, berpikir/atau mengambil keputusan, cara ia mengambil
sesuatu, caranya beraksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya,
maupnun dari dalam dirinya.
2. Obyek Psikologi Dan Macam-Macamnya
a. Obyek Material
Yakni yang di pandang dengan keseluruhan. Adapun obyek material dari
psikologi ialah manusia, disamping menjadi obyek psikologi juga bagian obyek
bagi ilmu-ilmu yang lain.seperti, sosiologi, antropologi,sejarah, biologi, ilmu
kedokteran, ilmu hukum, ilmu mendidik, semuanya obyenya adalah manusia.
b. Obyak Formal
Jika di pandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan
psikologi itu. Dalam hal ini maka obyek formal psikogi adalah berbeda-beda
menurut perubahan zaman dan dan pandangan para ahli masing-masing. Pada
zaman yunani sampai dengan abad pertengahanyang menjadi obyek formalny
ialah hakekat jiw.Kemudian pada masa Descartes obyek psikologi itu ialah gejala-
gejala kesadaran.
Secara agak sistamatis macam-macam psikologi itu dapat kita susun sebagai
berikut:
1) Psikologi matafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa seperti yang di lakukan oleh
plato dan aristetoles.
2) Psikologi empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku
manusia dengan menggunakan pengamatan (observasi).
Psikologi empiri dapat dibagi lagi dengan dua bagian antara lain:
· Psikologi umum, yang menyelidiki /mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia
pada umumnya.
· Psikologi khusus, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut
aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuaannya.
3. Hubungan Psikologi Dengan Ilmu-Ilmu Lainya
a) Psikologi dan Antropologi
Secara etimologis, antropologi berarti tentang manusia, antropologi sebagai
ilmu yang masih muda yang mempunyai perhatian terhadap semua cabang
pengatahuan yang berhubungan dengan manusia.
b) Psikologo dan Sosiologi
Pra ahli psikologi terutama memusatkan perhatian kepada tingkah laku
kelompok. Ia mempelajari pengaruh-pengaruh kelompok terhadap individu-
individu yang termasuk kedalam kelompok itu.masalah-masalah yang diselidiki
oleh sosiologi antara lain masalah-masalah kejahatan, kenakalan/kejahatan anak-
anak, percerai/talak, perkembangan atau perubahan sifat-sifat keluarga dan
sebagainya.
c) Psikologo dan Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang ada
dalam tubuh manusia (seperti : fungsi perut dan hati, limpa dan empedu) dan
berbagai sistem peredaran (seperti peredaran darah,makanan, pengeluaran sisa-
sisa pembakaran dan sebagainya). Juga mempelajari bagaimana organ-organ dan
sistem-sistem peredaran itu bisa berinteraksi satu sama lain.
4. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Mengingat bahwa psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan
dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik- teknik psikologi
kedalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-
topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan.
Yang merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain:
1) Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang
perpengaruh terhadap belajar
2) Sifat-sifat dari proses belajar
3) Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
4) Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan
dan keterbatasan belajar
5) Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam belajar.
6) Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.
7) Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
8) Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan
pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap individu.
9) Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah.
10) Akibat psikologis yang di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap
sikap para sisiwa.
BAB II
PEMBAWAAN, KETURUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Soal Pembawaan Dan Lingkungan
Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah dan dengan demikian
memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun
lamanya para ahli didik, ahli bologo, ahli psikologi, dan lain-lain pemikiran dan
berusaha mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia itutergantung
pada pembawaan ataukah pada lingkungan.
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu disini di
kemukakan adanya beberapa pendapat:
a. Aliran Nativisme

Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di


tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah
terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya.
Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaannya.
b. Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia
dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan
pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum empiris ini terkenal
dengan namaoptimisme paedagogis.
c. Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William
Strem. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-daunya
menentukan perkembangan manusi.dalam aliran yang menganut aliran
konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam hukum
konverginsi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan dari pada
pengaruh lingkungan.
2. Pembawaan Dan Keturunan
a. Keturunan
Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang anak adalah
keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui
sel-sel kelamin dari generasi yang lain.
Banak para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang
berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum
dapat dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun beberapa faktor yang menyulitkan
pelaksanaan penyelidikan tersebut dengan baik,antara lain :
Ø Pada manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut rencana tertentu
umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat berlainan asalnya seperti yang
dapat dilakukan terhadap binatang atau tumbuhan-tumbuhan.
Ø Masa perkembangan manusia yhang sangat lama, sehingga mengakibatkan sifat-
sifat yang ada yang terjadi karena keturunan dapat tersembunyi dengan lamanya,
sebelum sifat-sifat itu menampakkan diri pada suatu individu yang tertentu.
Ø Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik tdak akan
mungkin akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap lebih dari satu
kerturunan.
Ø Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan hanyan sedikit
sekali).
b. Pembawaan
v Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana hubungannya
atau adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan, marilah kita ikuti uraian
yang berikut.
Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapatlah kiranya kita mengatakan :”
pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang dapat
suatu individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat
diwajutkan (direalisasikan)
Hanya dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk
wataknya dan tingkah laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil
kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang tentu ada pada individu itu.
v Struktur Pembawaan

Sifat-sifat pembawaan atau kesanggupan-kesanggupan yang termasuk dalam


struktur pembawaan itu tidak semuanya dapat berkembang atau menunjukkan diri
dalam perwujudannya. Lalent atau tersembunyi ; jadi tetap tinggal sebagai
kemungkinan saja, yang tidak mewujudkan diri.
Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawaan itu sehingga
menjadi wujud (actual ability) atau tetap tinggal terpendannya suatu sifat
pembawaan (potensial ability), ialah faktor-faktor dari luar (umpamanya karena
mendapat kesempatan atau ltihan atau pengajaran yang cukup) maupun faktor-
faktor dari dalam (umpamanya konstitusi badan yang demikian rupa sehingga tidak
memungkinkan perkembangannya sifat-sifat pembawaannya itu).
v Pembawaan Dan Keturunan
Dimuka telah ai katakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang
terkandung dalam sel benih yang akan berkembang mencapai sebagai
perwujudannya.
Pembawaan ( yang dibawa si anak sejak lahirnya) adalah potensi-potensi yang
aktif dan paasif, yang akan terus berkembang mencapai perwujudannya.
Jadi kesimpulannya ialah ; semua yang dibawa oleh si anak sejak lahir adalah
diterima kerena kelahirannya, jadi adalah mamang pembawaan. Tetapi pembawaan
itu tdaklah semuanya diperoleh karena keturunan. Sebaliknya, semuanya yang
diperoleh karena keturunan adalah dapat dikatakan pembawaan, atau lebih tepat
lagi pembawaan keturunan.
v Pembawaan Dan Bakat
Seenarnya kedua istilah itu pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama
maksudnya, umumnya dalam buku-buku psikologi kita dapati kedua istilah itu
sejajar, sama-sama dipakai untuk satu pengertian yaitu pembawaan (aanleg). Untuk
menggantikan kata aanleg kauda istilah tersebut dapat ddigunakan sama-sama
dengan maksud yang sama pula.
Titik berat perrbedaannya terletak pada luas pengertiannya; yang satu
mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.
3. Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan
Perlu pula kiranya disini kita singgung sedikit beberapa macam pembawaan,
antara lain:
· Pembawaan Jenis
· Pembawaan Ras
· Pembawaan Jenis Kelamin
· Pembawaan Perseorangan
Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya
lebih ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain ialah :
a) Konstitusi tubuh
b) Cara bekerja alat-alat indra
c) Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
d) Tipe-tipe perhatian
e) Cara-cara berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
f) Tempo dan ritme perkembangan
4. Lingkungan (Enveronment)
Ø Macam-macam lingkungan
a) Lingkungan alam/luar (external or physical enveronment)
b) Lingkungan dalam (internal enveronment)
c) Lingkungan sosial atau masyarakat (social envorment)
Ø Bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan
Menutrut Woorworth, cara-cara individu berhungan denga lingkungan dapat di
bedakan menjadi 4 macam, di antaranya :
1) Individu bertentangan dengan lingkunganya
2) Individu menggunakan lingkungannya
3) Individu beerpatisipasi dengan lingkungannya
4) Individu menyusaikan diri dengan lingkungannya
Sebernanya ke empat macam cara hubungan individu dengan lingkungannya itu
kita dapat rangkum menjadi satu saja, yakni vahwa individu itu senantiasa
berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam arti yang luas menyusuaikan diri itu berarti ;
1. Mengubah diri sesuain dengan keadaan lingkungn (penyesuain autoplastis)
2. Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri (menyusuaikan diri
alloplastis).
BAB III
MENGAPA MANUSIA BERINTERAKSI DENGAN DUNIA LUAR
1. Tenag-Tenaga Pendorong Pada Manusia
Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia
luar itu agar dapat berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya yang
mendorong manusia dari dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut dorongan
Nafsu (driften). Yang di maksud dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong
maju yang memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai
sesuatu yang berupa denda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.
Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri
agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.
b) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Dorongan ingin tau,melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.
Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju
dan akin tinggi.
c) Dorongan nafsu mempertahankan jeni
Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak sadar,selalu menjaga agar
jenisnya atau keturanannya tatap berkembang dan hidup.
Ada pula yang membagi dorongan nafsu itu mrnjadi empat macam ialah sebagai
berikut :
a. dorongan nafsu vital
Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-nilai
atau benda-benda yang perfaedah bagi organisme(jasad).
b. dorongan nafsu egois
nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada
diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab.
Hidup dorongan nafsu egois ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada
perkembangan dan kesempurnaan diri.
c. dorongan nafsu social
hidup dorongan nafsu social, mendorong manusia berkumpul dan mengadakan
kontak dengan manusia lain berupa persahabatan, perkawinan dan sebagainya yang
memungkinkan hidup masyarakat.
c. Dorongan Nafsu Super Social
Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan nafsu
diarahkan kepada penghayatan atas perhubungan dengan yang Mayakuasa, sebagai
asal mula yang ada.
2. Daya-Daya/Alat-Alat Interaksi Manusia Dengan Dunia Luar
a. Pengamatan
Suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar melalui/dengan
menggunakan alat dria.seperti : melihat,mendengar, mencium, meraba sesuatu dan
sebagainya.pengamatan merupakan dasar bagi setiap pengalaman dan pengatahuan
seseorang.
b. Ingatan
Kesan-kesan yang tertinggal dari pengamatan di dalam diri manusia yang
berupa tanggapan-tanggapan maupun pengartian itu disimpan sewaktu-sewaktu
dikeluarkan lagi. Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesa-kesan itu disebut
daya ingatan.
c. Fantasi
Daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru
dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.
Ada dua pendapat yang bertentangan terhadap perkembangan dan gunanya
Fantasi itu bagi mannusia;
Montesori, berpendapat bahwa fantasi itu tidak baik dikembangkan pada diri
anak-anak karena pendapatnya melatih fantasi pada anak-anak itu berarti mengajar
berdusta. Akan tetapi Frobel yang juga sebagai ahli didik (jerman) yang
mendirikan taman kanak-kanak (Kindergaten) berpendapat yang sebaliknya.
Menurut Frobel fantasi itu perlu dan penting sekali dikembangkan pada diri anak.
d. Perasaan
Persaan adalah gema pisikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman
dan daya psikis yang lain.
Jenis-jenis perasaan, antara lain ;
1. Perasan Intelek ialah perasasn yang kita haayati bila kita memeperoleh
pengetahuan tenteng sesuatu.
2. Perasaan Estetis(Keindahan) ialah persaan yang kita hayati diwaktu kita
berpendapat bahwa sesuatu itu bagus atau jelek, indah atau tidak.
3. Persaan Etis(Kesusilaan) ialah persaan yang kita hayati diwaktu menilai sesuatu
itu baik atau buruk, dalam arti susila.
4. Persaan Social(Kemasyarakatan) ialah perasaan yang menyertai pendapat
seseorang tentang orang lain dan pengalaman-pengalaman dengan orang lain.
5. Perasaan Relegius (Keagamaan), ialah persaan yang kita hayati diwaktu kita
merasa diri bersatu dengan alam semasta sedang menghadap kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa seperti pada waktu kita bersembahyang.
6. Perasaan Harga Diri, ialah perasaan yang kita hayati di waktu menilai tinggi
rendahnya diri kita terhadap orang lain di dalam pergaulan sehari-hari.
BAB IV
BERFIKIR
1. Pengertian Berfikir
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan
yang terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman atau
pengertian yang kita kehendaki.
2. Bahasa Dan Berfikir
Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang
membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai
bahasa, hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti bahasa yang dimiliki
manusia. Bahasa hewan adalah bahasa instink yang tidak perlu dipelajari dan di
ajarkan. Bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan di
ajarkan.
Bahasa adalah alat yang terpenting bagi berfikir. Tanpa bahasa manusia tidak
dapat berfikir. Karena erat hubungannya antara bahasa dan berfikir itu, Plato
pernah mengatakan dalam bukunya Sophistes “ berbicara itu berfikir yang keras (
terdengar ), dan berfikir itu adalah “ berbicara batin”.
3. Pendapat Beberapa Aliran Psikologi Tentang Berfikir
a. Psikologi Asosiasi, berpebdapat bahwa dalam aam kejiwaan yang penting ialah
terjadinya, tersimpannya dan bekerjanya tanggapan-taggapan. Keaktifan pribadi
manusia itu sendiri diabaikan karma menurut pendapat inilah yang kemudian
menimbulkan pendidikan dan pengajaran yang
bersifat Intelektualistis dan Verbalistis.
b. Aliran Behaviorisme, berpendapat bahwa berfikar adalah gerakan-gerakan reaksi
yang dilakukan oleh urat sharaf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita
mengucapkan buah pikiran. Jadi menurut behaviorisme berpikir adalah tidak lain
adalah berbicara
c. Psikologa Gestalt, memandang psikolodi gestalt berpendapat bahwa proses
berpikir sepeti proses gejala-gejala psikis yang lain merupakan suatu kebetulan
psikologi gestalt itu memandang berpikir merupakan ke aktifan psikis yang
abstrak, yang prosesnya tidak kita amati dengan alat indra kita.
4. Beberapa Macam Berfikir
a. berpikir induktif: ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus
menuju ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari
berbagai fenomena contoh sebagai penjelasan: seseorang ahli psikologi
mengadakan pendidikan dengan observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera
menangis, bayi B juga begitu dan seterusnya.
b. Berpikir deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke khusus. Dalam
cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori maupun prinsip atupun kesimpulan
yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Contoh sebagai penjelasan: 1.
manusia semua akan mati(kesimpulan umum) jamilah adalah manusia (kesimpulan
khusus)jamilah akan mati(kesimpulan deduksi).
c. Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau
memperbandingkan fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah di alami.
Contoh: setiap hari kira-kira jam 11.00 udara di atas kota bogor keliatan berawan
tebal dan tidak lama sesudah itu hujan lebat di sore hari.
5. Hasil-Hasil Penyelidikan Berfikir
a. oswald kulpe: mendapatakan kesimpulan sebagai berikut
· Bahwa di dalam diri manusia terdapat adanya gejala-gejala psikis yang tidak dapat
digunakan.
· Bahwa pada waktu berpikir aku atau pribadi orang itu memang peranan yang
penting.
· Bahwa berpikir itu mempunyai arah tujuan yang tertentu(determine rende tendens).
Arah tujuan berpikir itu di tentukan atau dipengaruhi oleh soal atau masalah yang
harus di pecahkannyan.
b. Frohn dan kawan-kawanya: berpikir ialah bekerja dengan unsur-unsur yang
abstrak dan bergerak ke arh yang ditentukan oleh soal atau masalah yang dihadapi.
c. Otto Selz dn Willwoll: Selz tanggapan-tanggapan konkrit tidak mempunyai
pengaruh sama sekali atau hanya sedikit sekali pengaruhnya dalam proses berpikir.
Willwoll bahwa tanggapa-tanggapan konkrit dapat menunggu jalannya berpikir.
Pendapat atau kesimpulan lain dari Selz Dan Willwoll yang terpenting bagi
kita ialah :Berfikir adalah soal kecakapan yang menggunakan metode-metode
(cara-cara) menyelesaikan masalah yang dihadapi.
BAB V
INTELIJENSI
1. Pengertian Intelijensi
Intelijensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang memungkinkan
seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelinjensi ialah
kesanggupan untukmenyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan menggunakan
alat-alat yang berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Daribatasan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa :
a. intelijensi itu ialah factor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di
dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat dan sebagainya turut
mempengaruhi intelijensi seseorang).
b. Kita hanya dapat mengatahui intelijensi, dari tingkah laku atau perbuatanya yang
tampak. Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan cara tidak tidak langsung,
melalui “kelakuan intelijensinya”.
c. Bagi suatu perbuatan intelijensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejaklahir
sajayang penting. Foktor-faktor dan pendidikan pan memang peranan.
d. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-
tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk
mewujudkan dan mencapai tujuan itu.

2. Ciri-Ciri Intelijensi
Ø Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru yang
bersangkutan.
Ø Perbuatan intelijensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.
Ø Masalah yang dihadapi, harus mengandung tingkat kesulitan bagiyang
bersangkutan.
Ø Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat.
Ø Dalam berbua tintelijensi sering kali menggunakan daya mengabstraksi.
Ø Perbuatan intelijensi bercirikan kecepatan
Ø Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu
jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi.

3. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelijrnsi Seseorang


a. Pembawaan: pembawaan ditantukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibwa
sejaksejaklahir.
b. Kematangan: tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat dikatakan telah matang jika
ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
c. Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri seseorang yang
mempengaruhi intelijensi.
d. Minat pembawaanyang khas: minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan
dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
e. Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memyang milih metode-
metode yang tertentu dalammemecahkan masala-masalah.
Semua faktor tersebut diatasbersangkut paut sama lain. Untuk menentukan
intelijensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat hanya berpedoman kepada
salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi adalah fator total.keseluruhan pribadi
turut serta menentukan dalam perbuatan intelejensi seseorang.
4. Tes Intelijensi
Tes biner simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dikelompokkan menurut umur(untuk anak-anak umur 3-5tahun) pertanyaan –
prtanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan
dengan pelajaran sekolah. Seperti:
a. mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
b. mengulang dereatan angka-angka
c. memperbandingkan berat timbangan
d. menceritakan isi gambar-gambar
e. menyebutkan nama bermacam-macam warna
f. menyebut nama harga mata uang

5. Hasil-Hasil Penyelidikan Intelijensi


Dari hasil penyelidikan intelenjensi yang dilakukan oleh para ahli psikologi,
didapat beberapa kesimpulan yang sangat penting bagi pendidikan dan pengajaran.
a. Mungkin ada benarnya pendapat yang mengatakan intelenjensi itu bergantung
kepda dasar dan keturunann(hereditas).
b. Tercapai atau tidaknya batas kecerdasan atau kemampuan pikiran seseorang
dipengaruhi pula oleh factor-faktor dari luar.
c. Adanya kekeutan tumbuhan dari dalam itu harus kita akui, tiap-tiap anak
mengalami perkembangan dalam pertumbuhan intelejensinya.
d. Mendapatkan sendiri suatu paham yang baru adalah jauh lebih sukar dari pada
pemahaman pandapat-pendapat orang lain yang sudah ada. Dengan kata lain: pada
umumnya manusia lebih banyak dan mudah menggunakan intelejensi
eksekutif(kemempuan mengikuti pikiran orang lain) dari pada intelijensi kreatif
atau itelijensi inventifnya.

6. Bagaimana Hubungan Intelijensidengan Kehidupan Seseorang


Intelijensi bukanlah satu-satunya faktor yan g menentukan sukses tidaknya
kehidupan seseorang. Banyak lagi factor yang lainnya.
Faktor Kesehatan dan ada tadaknya Kesempatan, tidakdapat kita abaikan.
Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelijensinya tinggi dapat gagaldalam
usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun
cerdas jika ada kesempatan mengembangkan dirinya dapat gagal pula.
Watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan.
Banyakdi antara orang-orang yang sebenarnya memiliki intelijensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak mendapat kemajuan dalam kehidupan. Ini di bedakan kerena
kurang mampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat, atau kurang
memiliki cita-citayang tinggi, sehingga tidak/kurang adanya usaha
untukmencapainya.
Sebagai kesimpulan dapat kita katakan: kecerdasan atau intelijensi seseorang
memberi kemungkinan bergerak dan berkambang dalambidang tertentu dalam
kehidupannya. Sampai di mana kemungkinan tadi dapat direalisasikan, tergantung
pulapada kehendak dan pribadi serta kesempatan yang ada.
BAB VI
MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan,
pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti mendorong
menyebapkan dan merangsang.
Perkataan motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas
tertentu dan mencapai tujuan.
2. Macam-Macam Motivasi
Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas du sudut
pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang di sebut
”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar seseorang yang disebut
”motivasi ekstrinsik”
1. Motivasi intrisik
Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidakprlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melekukan sesuatu..
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrisik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic. Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan
belajarnya diluar factor-faktor situasi belajar. Anakdidik belajar karena ingin
mencapai tujuan yang terlatak di luar hal yang dipelajarinya misalnya, untuk
mencapai angka tinggi,diploma,gelar,kehormatan,dan sebagainya.
3. PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang.
Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti
tidak ad kegiatan belajar. Agar peranan lebih optimal, maka prinsip-prinsip
motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan
dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar
seperti dalam uraian berikut:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
2. Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi eksrtinsik dalam belajar
3. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
4. FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR
Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya
doronganuntuk belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar
Pengaruh alam sekitar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai
arti yang penting. Sekalipun cara bekerjanya tidak dengan kehendak, kesadaran
dan tidak teratur. Oleh karena itu disebut fungsional bagi masyarakat. Pendidikan
tensional, artinya pengaruh yang diadakan dengan sengaja, oleh orang dewasa
kepada anak, supaya dengan pertolongan itu anak dapat mencapai tujuan
pendidikan.
Segalapengetahuan, dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu tingkatan di
mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan Tuhan.

Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut
pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh “Keneth M.
Mover” adalah
:
1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar
2) Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3) Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat
disesuaikan dengan kondisi siswa.
4) Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
5) Tugas teriaiu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa
menjadi frustrasi
6) Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak
baik dalam hubungan antara anggota kelompok.
7) Kreativitas siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.
Usaha meningkatkan motivasi dalam belajar
Agar tujuan pengajaran yang dikehendaki khususnyc. oleh guru sebagai
pengajar, maka perlu adanya usaha-usaha, agar terjadi kegiatan belajar yang efektif
dan membelajarkan siswa dengan baik.
5. BENTUK- BENTUK MOTIVASI DALAM BELAJAR

Disampin itu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan
pencapaian Penerapan tugas sebagai salah satu bentuk/cara untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa tentu dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk
bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melakukan tugas-tugas yang
diberikan yaitu
1. Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak
siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-
angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
3. Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun
kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
4. Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga
diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik.
1. Hukuman
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat
dan bijak bisa jadi alat motivasi.

BAB VII
BELAJAR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
1. Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar
berjalan, anak umur 6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih lemah berat
badan dan kekuarangan tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis
keberanian untuk mencoba-coba belum ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti
kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan ilmu filsafat kepada anak
yang baru duduk di bangku SLTP.
Semua petumbuhan mentalnya belum matang menerima pelajaran itu
mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya. Potensi-potensi jasmani dan rohani telah maang untuk itu.

2. Kecerdasan
Tadinya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi
oleh kecerdasannya demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran dan
kecakapan-kecakapan lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa asing, tidak
semua anak pandai memasak, jadi dalam belajar adalah kematangan, kecerdasan
pun turut memegang peranan.
3. Latihan dan ulangan
Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan
pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin
mendalam. Sehingga sering kali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul
minatnya kepada sesuatu itu dan makin besar pula perhatiannya, sehingga timbul
hasrat mempelajarinya.
4. Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan
sesuatu. Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang untuk bisa menjadi
spesialis dalam bidang ilmu tertentu.

5. Sifat-sifat pribadi seseorang.


Tiap-tiap orang mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing yang
berbeda antara seseorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada
seseorang itu sedikit banyak mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya
dapat dicapai.
6. Keadaan keluarga
Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya dan
adapula yang biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga yang bermacam-macam itu
turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar di alami dan dicapai oleh
anak-anak.
7. Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan yang
dimiliki guru dan cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya
turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.
8. Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan
untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya,
kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan
mempercepat balajar anak.
9. Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor
motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya
misalnya, tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu dan demi
teman-teman sepermainan dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi
semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja dan mungkin tidak dengan sadar
atau tiba-tiba.
10. Lingkungan dan kesempatan.
Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik,
bersekolah yang terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula
anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi
belajarnya akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya
pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-
faktor lain terjadi di luar kemampuannya.
B. FAKTOR SOSIAL
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia
(sesama manusia) baik itu ada (hadir) atau tidak secara langsung hadir, kehadiran
orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang balajar banyak kali mengganggu
belajar. Misalnya, satu kelas mengerjakan soal ujian dan di luar kelas murid sedang
bercakap-cakap di samping kelas. Faktor sosial seperti ini pada umumnya bersifat
mengganggu proses belajar dan prestasi-prestasi belajar. Biasanya faktor-faktor
tersebut mengganggu konsentrasi sehingga tidak dapat ditujukan kepada hal-hal
yang dipelajari atau aktifitas belajar itu semakin malas.
C. FAKTOR FISIOLOGIS DALAM BELAJAR
Faktor-faktor fisiologis ini masih lagi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya, dan.
Keadaan tonus pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas
belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan
jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada
yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu
dikemukakan.
a. Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan
kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas
mengantuk, lekas lelah dan sebagainya. Terlebih-lebih bagi anak-anak yang masih
muda, pengaruh itu besar sekali. Hasil-hasil penyelidikan Denziger, Paul
Lazarsfeld, Netschareffe, Else Liefmann, S. Holingworth, Baldwin yang dikutip
oleh Ch. Buhler (1950: 105-112) kiranya dapat merupakan ilustrasi yang sangat
berharga.
b. Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit-penyakit
seperti pilek, influenza, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu besar sekali.
2. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama fungsi-fungsi panca indera.
D. FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS DALAM BELAJAR
Secara garis besar faktor-faktor ini telah di kemukakan pada halaman
sebelumnya, tetapi masih ada perlunya memberikan perhatian khusus kepada salah
satu hal, yaitu hal yang mendorong aktivitas belajar itu hal yang merupakan alasan
dilakukannya perbuatan belajar itu. Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal
yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:
- Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas.
- Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
- Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-
teman.
- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.
- Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
- Adanya ganjaran dan hukuman sebagai akhir daripada belajar. (Frandsen, 1961:
216).
Maslow ( Menurut Frandsen, 1961: 234 ) mengemukakan motif-motif untuk
belajar itu ialah:
- Adanya kebutuhan fisik.
- Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran.
- Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat.
- Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri.
Apa yang telah di kemukakan itu hanyalah sekedar penyebutan sejumlah
kebutuhan-kebutuhan saja, yang tentu saja dapat ditambah lagi, kebutuhan-
kebutuhan tersebut tidaklah lepas satu sama lain, melainkan sebagai suatu
keseluruhan (suatu kompleks) mendorong belajarnya anak. Komplek kebutuhan-
kebutuhan itu sifatnya individual, berbeda dari anak yang satu ke anak yang
lainnya. Pendidik seberapa dapat haruslah berusaha mengenal kebutuhan yang
mana yang terutama dominan pada anak didiknya.
Selanjutnya suatu pendorong yang biasanya besar pengaruhnya dalam
belajarnya anak-anak didik kita ialah cita-cita. Cita-cita merupakan pusat dari
bermacam-macam kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan biasanya
disentralisasikan di sekitar cita-cita itu, sehingga dorongan tersebut mampu
memobilisasikan energi psikis untuk belajar. Dalam pada itu anak-anak yang masih
sangat muda biasanya belum benar-benar menyadari cita-citanya yang sebenarnya,
karena itulah mereka perlu dibuatkan tujuan-tujuan sementara yang dekat sebagai
cita-cita sementara supaya hal ini merupakan motif atau pendorong yang cukup
kuat bagi belajarnya anak-anak itu.

BAB VIII
Pengertian Minat, Sikap dan Kepribadian
1. Pengertian Minat
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu.” Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan keinginan
atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Minat juga dapat diartikan sebagai suatu
tanda kematangan dan kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar.
Minat sebenarnya bersifat subyektif karena masing-masing orang dapat berbeda-
beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh keunikan pada setiap orang. Minat erat
sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak
tertarik, senang atau tidak senang.

2. Pengertian Sikap
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan,
jalan pikiran, dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang
tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep
yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu.
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam
tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif
adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu.
Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu.
Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek.
Kebanyakan individu berperilaku dari hasil belajar sosial dari lingkungannya.

3. Pengertian Belajar
Belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat,
mengamati, memahami sesuatu.”
Dari pengertian belajar yang telah dikemukakan di
atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan latihan.
Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif),
keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif).

A. Tehnik Membangkitkan Minat dan Sikap dalam Belajar


1. Perhatian
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan
hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat dan sikap siswa dalam belajar.
Perhatian dapat berpengaruh banyak atau sedikit untuk kesadaran seorang siswa
yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Perhatian
adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu
obyek, atau pendayagunaan kesadaran minat dan sikap untuk menyertai suatu
aktivitas.
2. Perasaan
Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak
didik terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan
didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam
kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.”
Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi
oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan
tidak senang. Perasaan umumnya

bersangkutan dengan fungsi


mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap,
mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu.
3. Motifasi
Kata motifasi diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motifasi dapat dikatakan “sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan kreativitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan.” Motifasi adalah keadaan dalam pribadi
orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
guna mencari suatu tujuan.”
karena itu guru harus bisa membangkitkan minat anak didik.
Sehingga anak didik yang pada mulanya tidak ada hasrat untuk
belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk
belajar.
B. Fungsi Minat dan Sikap dalam belajar
Fungsi minat dan sikap bagi kehidupan peserta didik sebagai berikut :
a. Minat dan sikap mempengaruhi bentuk intensitas (kemauan dan kemampuan)
cita-cita.
b. Minat dan sikap sebagai tenaga pendorong yang kuat.
c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas (kemauan dan kemampuan).
d. Minat dan sikap yang terbentuk sejak kecil
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat dan Sikap Belajar
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan
oleh banyak hal mempengaruhi minat dan sikap
belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali.
Demikian juga halnya dengan minat dan sikap siswa terhadap
mata pelajaran, ada siswa yang minatnya
tinggi dan ada juga yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi
aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor Intern
Faktor ini meliputi :
a. Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
sangat berpengaruh terhadap minat, sikap dan aktivitas belajarnya. Faktor
kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima
dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam
memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Sebab pelajaran memerlukan kegiatan
mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih.
Oleh karena itu apa bila siswa mengalami kelelahan atau
terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir
jernih.
b. Pengalaman belajar di jenjang pendidikan sebelumnya
Pengalaman belajar sangat berkaitan dengan kemampuan awal (entry
behavior). Kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi, yang merupakan prasyarat yang dimiliki untuk dapat mempelajari
suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.
2. Faktor Ekstern
a. Metode dan gaya mengajar
Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh
terhadap minat dan sikap siswa dalam belajar . Oleh karena itu hendaknya guru
dapat menggunakan metode dan gaya mengajar yang dapat menumbuhkan
minat dan perhatian siswa.
Guru adalah kreator proses belajar mengajar. Guru adalah orang yang akan
mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik
minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-
norma yang ditegakkan secara konsisten.
c. Situasi dan kondisi lingkungan
Situasi dan kondisi lingkungan turut memberi pengaruh
terhadap minat belajar siswa dalam pelajaran. Faktor situasi dan
kondisi lingkungan yang dimaksud di sini adalah faktor situasi dan
kondisi saat siswa melakukan aktivitas belajar Matematika di sekolah, baik
fisik ataupun sosial.

Anda mungkin juga menyukai