PENDAHULUAN
Laporan Evaluasi diri (LED) prodi tahun 2017 menggunakan sistem yang dinamakan
e-SE (electronic-self evaluation) yang langsung di-submit oleh prodi dan tersimpan sebagai
LED prodi pada sistem e-SE. Beberapa data telah disediakan melalui sistem cybercampus,
namun ada juga data yang harus di-input manual oleh prodi. Aspek yang harus dielaborasi
oleh prodi adalah lulusan, penyelenggaraan akademik, kemahasiswaan, sumber daya
manusia, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan analisis kompetitor.
Ketercapaian indikator diisikan dalam tabel indikator kinerja. Semua data yang berhasil
dihimpun oleh prodi merupakan kondisi prodi saat ini. Pada akhir setiap aspek, prodi harus
menyampaikan permasalahan strategis yang dihadapi berdasarkan elaborasi data yang
dipunyai.
Terdapat beberapa cara menentukan permasalahan strategis yang dihadapi prodi, salah
satunya adalah analisis gap (membandingkan kondisi saat ini dengan kondisi ideal yang
diinginkan). Kondisi ideal mengacu pada beberapa indikator, misalnya BAN-PT/LAM-PT
Kes (untuk akreditasi), AUN (untuk sertifikasi internasional), QS WUR (untuk peringkat
prodi), maupun indikator lain yang relevan (Kontrak Kinerja, dll).Selain mengacu pada
kondisi ideal, permasalahan strategis dapat dirumuskan untuk mendukung prodi menjadi
prodi unggulan di tingkat nasional/internasional.
Berdasarkan data yang sudah dihimpun oleh prodi, selanjutnya data dicermati dan
dianalisis untuk menentukan permasalahan strategis yang dihadapi prodi saat ini.
Selanjutnya prodi menyusun aktivitas pengembangan untuk mengurangi/menanggulangi
permasalahan yang ada dan menyusun kebutuhan sarana-prasarana untuk berbagai kegiatan
yang relevan (pembelajaran, penelitian, dll). Seluruh aktivitas pengembangan dan
kebutuhan sarana-prasarana disampaikan prodi di bagian sub aspek Aktivitas
Pengembangan.
b. PenyelenggaraanAkademik
Beberapa data yang perlu dianalisis untuk memperoleh gambaran yang
komprehensif tentang penyelenggaraan akademik adalah:
(1) Kelangsungan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran, yang didukung
data mengenai jumlah mahasiswa berdasarkan status akademik (aktif, cuti
akademik, DO, lulus, mengundurkan diri, sedang menyelesaikan skripsi), termasuk
lama studi. Perlu juga disampaikan proporsi mahasiswa asing terhadap total
mahasiswa/student body (student body = jumlah mahasiswa aktif + jumlah
mahasiswa cuti akademik).
(2) Kemampuan akademik mahasiswa, yang digambarkan oleh profil IPK mahasiswa
aktif.
(3) Kemampuan bahasa Inggris mahasiswa saat mahasiswa baru.
(4) Profil penyelenggaraan pendidikan yang terdiri dari persentase kehadiran dosen di
kelas, ukuran kelas, dan distribusi nilai.
(5) Evaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh program studi, yang
meliputi evaluasi oleh mahasiswa terkait kinerja dosen dalam perkuliahan/
praktikum dan kinerja tenaga kependidikan, dan evaluasi terhadap tingkat kepuasan
mahasiswa tahun pertama terhadap layanan proses pembelajaran di
prodi/departemen.
c. Kemahasiswaan
Kualitas mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
keberhasilan suatu proses pendidikan. Beberapa data yang perlu dianalisis untuk
memperoleh gambaran yang komprehensif tentang kemahasiswaan adalah:
(1) Daya tampung dan tingkat keketatan, kemampuan akademik mahasiswa (IPK strata
sebelumnya), distribusi institusi asal mahasiswa bagi yang sudah bekerja, maupun
jumlah mahasiswa yang menerima bantuan beasiswa. Analisis dapat dikaitkan
dengan tren peningkatan atau penurunan jumlah pendaftar, faktor yang berperan
dalam penurunan jumlah pendaftar, dan upaya untuk meningkatkan jumlah
pendaftar, kualitas mahasiswa baru (raw material) terkait dengan produktivitas dan
efektivitas proses pembelajaran.
(2) Dayatarik program studi dari berbagai bidang ilmu, asal universitas sebelumnya dan
asal domisili, termasuk jumlah mahasiswa asing.
e. Kerjasama (Penelitian/Pengmas)
Kerjasama meliputi bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Data
yang perlu dianalisis untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang
kerjasama meliputi:
(1) Kerjasama penelitian: judul kerjasama, lembaga mitra, kategori kerjasama,
bentuk, dana hasil kerjasama, dan output yang diharapkan.
(2) Kerjasama pengmas: judul kerjasama, lembaga mitra, kategori kerjasama,
bentuk, output yang diharapkan, dan dana hasil kerjasama.
f. Kompetitor
Aspek ini terdiri dari Analisis Kompetitor dan Competitive Profile Matrix (CPM),
yang memuat informasi tentang keketatan prodi sejenis di PT Indonesia dan prodi
sejenis yang lebih unggul di level nasional/internasional sebagai benchmark untuk
memacu keunggulan prodi di UNAIR.
g. Rencana Pengembangan
Rencana pengembangan disusun berdasarkan identifikasi kekuatan dan
kelemahan aspek internal (meliputi aspek lulusan, penyelenggaraan akademik,
kemahasiswaan, SDM, penelitian, dan pengmas) dan eksternal (kompetitor dan kondisi
lain di luar program studi). Hasil identifikasi tersebut dituangkan dalam matriks
Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). Matriks
IFEdan EFE menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
perkembangan program studi. Skor yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dipetakan
ke dalam MatriksInternal-External (IE), yang menunjukkan posisi program studi
(Grow and Built; Hold and Maintain, atau Harvest or Divest). Selanjutnya dapat
ditentukan strategi pengembangan program studi berdasarkan posisi yang dicapai.
IFEmerupakan metode evaluasi dengan cara menganalisis faktor internal yang
mempengaruhi perkembangan prodi. Analisis faktor tersebut diberi bobot untuk
menilai seberapa penting faktor tersebut terhadap capaian kinerja program studi,
dengan total bobot 100%. Selanjutnya dilakukan pemberian rating terhadap setiap
faktor. Ratingdiisi dengan 1,2,3, atau 4 dengan ketentuan pengukuran yang jelas.
UNIVERSITAS AIRLANGGA /BPP/E-SE 2017 4
Langkah terakhir adalah menghitung skor dengan cara mengalikan bobot dan rating,
sehingga didapat total skor IFE yang akan menjadi titik koordinat pada sumbu x.
Matriks IFE prodi diberikan di bawah ini.
Matriks IFE
Rating Skor
Key Internal Bobot(
No (1, 2, 3, (bobotx Cara pemberian rating
Factors %)
atau 4) rating)
1 2 3 4 5 6
1. Akreditasi prodi 10 4 : Akreditasi Nasional A dan Akreditasi
unggul (nasional Internasional
dan internasional) 3 : Akreditasi Nasional A
2 : Akreditasi Nasional B
1 : Akreditasi Nasional C atau tidak
terakreditasi
2. Diversitas 10 4 : komposisi mahasiswa dari luar Jatim ≥
mahasiswa dalam 30%
negeri 3 : 25% ≤ mahasiswa dari luar Jatim <
30%
2 : 20% ≤ mahasiswa dari luar Jatim <
25%
1 : komposisi mahasiswa dari luar Jatim <
20%
3. Prestasi mahasiswa 10 4 : Prestasi tingkat internasional
(prestasi tertinggi 3 : Prestasi tingkat nasional
yang dicapai 2 : Prestasi tingkat provinsi
mahasiswa) 1 : Prestasi tingkat UNAIR
4. Publikasi dan 10 4 : media internasional
eksposur positif 3 : media nasional
prodi di media 2 : media lokal
(selain media 1 : warta UNAIR
sosial)
5. Keketatan 10 4 : Keketatan ≥ 2
mahasiswa 3 : 1 ≤ Keketatan < 2
(jumlah peminat 2 : 0 ≤ Keketatan< 1
dibagi mahasiswa 1 : tidak ada yang mendaftar
yang diterima
dalam 3 tahun
terakhir)
6. AEE prodi (dalam 10 4 : 40% ≤ AEE ≤ 50%
3 tahun terakhir) 3 : AEE > 50% atau 30% ≤ AEE < 40%
2 : 15% ≤ AEE < 30%
1 : AEE < 15%
7.
8.
9.
10.
TOTAL 100
Matriks EFE
Rating Skor
Key External Bobot(
No. (1, 2, 3, (bobotx Cara pemberian rating
Factor %)
atau 4) rating)
1 2 3 4 5 6
1 Kerjasama 15 4 : lebih dari 4 kerjasama internasional
internasional 3 : 3 - 4 kerjasama internasional
(ada MoU) 2 : 1 – 2 kerjasama internasional
1 : tidak ada kerjasama internasional
2 Kerjasama 15 4 : lebih dari 5 kerjasama
nasional (ada 3 : 4 kerjasama
MoU) 2 : 3 kerjasama
1 : kurang dari 2 kerjasama
3 Potensi dana 15 4 : academic, business, dan government (ABG)
dari pihak 3 : dua pihak (academic, business, atau
eksternal government)
2 : satu pihak (academic, business, atau
government)
1 : tidak ada.
4. Kemampuan 15 4 : mampu beradaptasi terhadap situasi
beradaptasi nasional/regional/global
terhadap situasi 3 : mampu beradaptasi terhadap situasi
nasional/regional nasional/regional
/global 2 : mampu beradaptasi terhadap situasi
nasional
1 : kurang mampu beradaptasi
5.
6.
7.
TOTAL 100
Hasil analisis pencapaian kinerja dan IFE-EFE dapat menunjukkan posisi prodi saat
analisis dilakukan sehingga dapat dilanjutkan dengan penyusunan rencana program
pengembangan dengan menggunakan strategy diamond (Gambar 2.2). Rencana
pengembangan masing-masing prodi dilakukan berdasarkan lima elemen Strategy Diamond
(Hambrick dan Fredrickson, 2005) yang meliputi:
1. Arenas (Where will be active?) : Program studi perlu menentukan spesifikasi bidang
unggulan terkait dengan layanan yang diberikan, sebaran geografis mahasiswa, target
pasar, dan kompetensi lulusan.
2. Vehicles (How will we get there?) : Bagaimana prodi dapat mencapai tujuanya (misal:
pengembangan internal, penentuan bentuk dan partner kerjasama, seperti double
degree, joint venture, dan franchise).
3. Differentiators (How will be win?) : Bagaimana menjadikan kekhasan prodi sebagai
keunggulan diantara prodi sejenis di Indonesia. Keunggulan yang khas tidak berarti
prodi harus berbeda secara signifikan dibandingkan dengan prodi lainnya, akan tetapi,
perbedaan dapat berupa citra, proses pembelajaran, kurikulum, fokus penelitian, fokus
pengabdian kepada masyarakat, dan jejaring kerjasama.
4. Staging and pacing (What will be our speed and sequence of moves?) : Prodi harus
menentukan target waktu ketercapaian terhadap program/aktivitas yang telah
direncanakan. Tahapan-tahapan untuk mencapai hal itu harus dijelaskan secara detil
untuk memberikan arah bagi prodi dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
5. Economic logic (How will be obtain our return?) : Manfaat apa yang dirasakan prodi
atas pencapaian program/aktivitas yang telah direncanakan. Kemanfaatan yang
dimaksud tidak hanya berupa uang, namun dapat juga berupa perolehan jejaring kerja
sama, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dan reputasi prodi dan pengakuan
kepakaran atas dosen-dosen prodi.
Hasil penyusunan rencana pengembangan merupakan roadmap prodi untuk menjadi
program studi unggulan di tingkat nasional/internasional. Penyusunan arenas, vehicles,
UNIVERSITAS AIRLANGGA /BPP/E-SE 2017 8
differentiators dibuat terstruktur dan bertahap sesuai dengan staging and pacing selama 5
tahun. Perlu penyesuaian economic logic untuk mendukung agar strategi pengembangan
prodi dapat dicapai.
Berikut diberikan ilustrasi yang dapat digunakan sebagai contoh bagi prodi dalam
merumuskan program pengembangan setelah mengetahui posisi prodi. Sebagai ilustrasi,
sebuah program studi X menempati posisi nomor 1 terbaik di Indonesia dan berdasarkan
hasil analisis matriks IE, prodi berada di area I, artinya mereka harus menggunakan grow
and build strategy. Saat ini, program studi X memiliki akreditasi A dari BAN-PT,
tersertifikasi oleh AUN, dan menurut QS Ranking by Subject adalah ranking 1 di
Indonesia. Strategi (alternatif) yang dapat dilakukan oleh prodi X adalah:
1. Arenas: sebagai program studi terbaik, attract mahasiswa internasional dengan tidak
mengurangi kualitas calon mahasiswa menjadi kebutuhan. Pemanfaatan teknologi, baik
video conference atau MOOCs (massive open online courses) perlu dianalisis lebih
lanjut.
2. Vehicle: mempertahankan posisi memerlukan pengembangan dari internal dan
kolaborasi dengan universitas bereputasi dari negara lain. Dalam berkolaborasi,
(potential) partner harus memiliki reputasi yang jauh lebih baik dari program studi X
atau keilmuan tersebut.
3. Differentiators: brand image program studi harus dibangun dan dikembangkan.
Dibandingkan dengan program studi sejenis di Indonesia, apa yang menjadi
keunggulan dan apakah calon mahasiswa dan stakeholders eksternal menyadari akan
keunggulan tersebut? Salah satunya dapat ditunjukkan oleh kurikulum yang
dikembangkan secara berkesinambungan sesuai dengan perkembangan ilmu maupun
kebutuhan industri.
4. Staging and pacing :memantapkan dan meningkatkan kualitas kerjasama yang telah ada
dengan universitas yang menjadi partner saat ini. Jika tahun 2017 sudah ada staffs atau
students exchange dengan Universitas tertentu, maka pada tahun-tahun selanjutnya
perlu dikembangkan menjadi research exchange (2018), akreditasi internasional
(2019), double degree program (2020) sehingga pada tahun 2021, pemantapan double
degree program dengan pedan dari LN minimal 25%, publikasi hasil kolaborasi
internasional 25%, dan staffs dan students exchange 25% dari total populasi.
5. Economic logic: dengan brand image terbaik nomor 1 di Indonesia dan akreditasi
internasional, biaya pendidikan dapat ditetapkan dengan premium price. Tentunya
segala aspek layanan (dosen dan sarana-prasarana) perlu disesuaikan.
Apabila hasil IE matrix menunjukkan prodi masih berada pada level hold and
maintain atau harvest or divest, maka prodi perlu melakukan strategi yang berbeda dengan
prodi yang berada pada area grow and build.
Sebagai ilustrasi, terdapat prodi Y yang saat ini telah dikenal di Jawa Timur,
mendapat akreditasi nasional B setelah 5 tahun berdiri, belum memiliki sertifikasi AUN,
dan belum masuk dalam daftar QS Ranking by subject. Hasil skor matriks IE menunjukkan
posisi prodi yang berada pada area III yakni hold and maintain dengan skor IFE yang
rendah dan skor EFE yang tinggi. Pada area ini prodi perlu memperkuat dan
Y Y
1. Arenas: sebagai program studi terbaik, attract mahasiswa internasional dengan tidak
mengurangi kualitas calon mahasiswa menjadi kebutuhan. Pemanfaatan teknologi, baik
video conference atau MOOCs (massive open online course(s)) perlu dianalisis lebih
lanjut.
2. Vehicle: mempertahankan posisi memerlukan pengembangan dari internal dan
kolaborasi dengan universitas bereputasi dari negara lain. Dalam berkolaborasi,
(potential) partner harus memiliki reputasi yang jauh lebih baik dari program studi X
atau keilmuan tersebut.
3. Differentiators: brand image program studi harus dibangun dan dikembangkan.
Dibandingkan dengan program studi sejenis di Indonesia, apa yang menjadi
keunggulan dan apakah calon mahasiswa dan external stakeholders aware akan
keunggulan tersebut? Salah satunya dapat ditunjukkan oleh kurikulum yang
dikembangkan secara berkesinambungan sesuai dengan perkembangan ilmu maupun
kebutuhan industri.
4. Staging and pacing : memantapkan dan meningkatkan kualitas kerjasama yang telah
ada dengan universitas yang menjadi partner saat ini. Jika tahun 2016 sudah ada staffs
atau students exchange dengan Universitas tertentu, maka pada tahun-tahun selanjutnya
perlu dikembangkan menjadi research exchange(2017),akreditasi internasional (2018),
double degree program (2019) sehingga pada tahun 2020, pemantapan double degree
program dengan pedan dari LN minimal 25%, publikasi hasil kolaborasi internasional
25%, dan staffs dan students exchange 25% dari total populasi.
5. Economic logic: dengan brand image terbaik nomor 1 di Indonesia dan akreditasi
internasional, biaya pendidikan dapat ditetapkan dengan premium price. Tentunya
segala aspek layanan (dosen dan sarana-prasarana) perlu disesuaikan.