Anda di halaman 1dari 30

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


TENAGA GURU AHLI PERTAMA BIMBINGAN DAN KONSELING
SMK NEGERI 1 KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON

“Layanan Informasi Era Industri 4.0 Melalui Latihan Atribusi”

Disusun oleh:
Achmad Gozali, S.Pd
NIP. 19911018 201903 1 006
Gelombang 1 / Angkatan V

Coach: Dr. H. Mumuh Mu’naim, M. MPd

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINISI JAWA BARAT
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

Judul : Layanan Informasi Era Industri 4.0 Melalui Latihan Atribusi


Nama Peserta : Achmad Gozali, S.Pd
NIP : 19911018 201903 1 006
Angkatan :V
Nomor Absen : 01
Instansi : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Jabatan : Guru Ahli Pertama
Unit Kerja : SMK Negeri 1 Kapetakan

Rancangan Aktualisasi telah disetujui oleh Pembimbing untuk di seminarkan.

Cirebon, 1 Juni 2019


Mentor Coach,

Arifuddin, S.Pd., M.T. Dr. H. Mumuh Mu’naim, M. MPd


NIP. 19750806 200003 1 003
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

Judul : Layanan Informasi Era Industri 4.0 Melalui Latihan Atribusi


Nama Peserta : Achmad Gozali, S.Pd
NIP : 19911018 201903 1 006
Angkatan :V
Nomor Absen : 01
Instansi : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Jabatan : Guru Ahli Pertama
Unit Kerja : SMK Negeri 1 Kapetakan

Rancangan Aktualisasi telah disetujui oleh Pembimbing untuk di seminarkan.

Cimahi,
Coach, Mentor

Dr. H. Mumuh Mu’naim, M. MPd Arifuddin, S.Pd., M.T.


NIP. 19750806 200003 1 003

Penguji,
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Rancangan
Aktualisasi di SMK Negeri 1 Kapetakan Kabupaten Cirebon pada Latsar CPNS
golongan III di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Barat
tahun 2019..
Keberhasilan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan
serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhammad Solihin, M.Si, selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
2. Bapak Dr. H. Mumuh Mu’naim, M.MPd, selaku coach yang telah membimbing dan
selalu mendukung penyusun sampai dengan tahap ini.
3. Bapak Arifuddin, S.Pd., M.T., selaku Kepala SMK Negeri 1 Kapetakan dan juga
sebagai mentor yang telah momotivasi dan membimbing penyusun.
4. Rekan-rekan guru dan staff tata usaha SMK Negeri 1 Kapetakan.
5. Seluruh fasilitator dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa
Barat.
6. Para pembina dari TNI Armed dan seluruh panitia Latsar CPNS 2019.
7. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan penyusun sehingga
dapat mencapai pada tahap ini.

Penulis berharap Rencana aktualisasi ini dapat berguna dalam menambah


wawasan serta pengetahuan mengenai penerapan nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Penyusun juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Rancangan Aktualisasi ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna.
Semoga Rencana Aktualisasi ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan. Demikianlah yang dapat disampaikan, bila terdapat kekurangan yang kurang
berkenan, penulis mohon maaf.

Cirebon, Juni 2019


Penulis

Achmad Gozali, S.Pd


NIP. 19911018 201903 1 006
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional
yang memiliki tujuan pendidikan kejuruan yaitu menghasilkan tenaga kerja terampil yang
memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha ataupun industri, serta
mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan kejuruan di atas, pemerintah melalui
Permendikbud no. 34 tahun 2018 mengamanatkan bahwa standar kompetensi lulusan SMK
meliputi sembilan kompetensi yaitu : (a) keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa; (b) kebangsaan dan cinta tanah air; (c) karakter pribadi dan sosial; (d) literasi; (e) kesehatan
jasmani dan rohani; (f) kreativitas; (g) estetika; (h) kemampuan teknis; dan
(i) kewirausahaan. Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dirumuskan secara menyeluruh
dalam satu kemampuan utuh yang saling melengkapi satu sama lain dengan mengintegrasikan
dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi tersebut ditujukan untuk
menyesuaikan perkembangan yang sedang terjadi, yaitu era revolusi industri 4.0.
Era Revolusi Industri 4.0 (generasi keempat) mengisyaratkan ............

Dalam banyak literatur, kunci dari era industri generasi keempat ini bukan lagi berkisar
pada ukuran atau besaran perusahaan atau organisasi, tetapi kelincahan dan sifat adaptif dimiliki
untuk dapat bertahan dalam iklim kompetitif dan dinamis menghadapi perubahan yang bergerak
melesat. Sehingga untuk merangsang kesadaran bahwa kesiapan peserta didik untuk mengikuti
arus revolusi tersebut harus disertai dengan pemberian bekal yang mumpuni agar terhindar dari
arus globalisasi yang menenggelamkan. Arus globalisasi pada saat ini sudah tidak dapat
dibendung lagi melainkan harus melakukan filterisasi, yaitu dengan melakukan penyesuaian diri.
Namun kenyataannya sangat bertolak belakang, masyarakat umum dan peserta didik
secara khusus sudah terindikasi merasakan dampak negatif dari globalisasi era industri 4.0,
misalnya yaitu timbulnya sikap apatis terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar yang
dikarenakan terlena berada pada zona nyaman dunia maya atau jejaring internet yang cenderung
mengabaikan dunia nyata disekitar kehidupannya, contohnya pecandu game online, social
climbing, video porno, bahkan sampai tindak kriminalitas yang berawal dari sosial media.
Permasalahan-permasalahan di atas dapat terjadi diantaranya karena kesadaran dan
pemahaman masyarakat terhadap pendidikan terutama mengenai era revolusi industri 4.0 masih
sangat rendah. Hal ini terbukti pada minimnya kesadaran dan kesungguhan dalam memberikan
dukungan yang positif pada anak untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah
dengan baik. Terlihat jelas sepertinya tugas orang tua dalam memberikan pendidikan pada
anaknya yaitu sudah cukup pada mendaftarkan anak sekolah, selebihnya diserahkan ke sekolah
secara penuh. Orangtua cenderung tidak memberikan keteladanan, pembinaan, dan pengawasan
terhadap anak selaku peserta didik, terlebih sebaliknya cenderung menonjolkan emosinya,
pemarah, berbicara dengan nada tinggi dan juga kasar.
Karakteristik peserta didik dengan segala daya dukung dari keluarga, masyarakat, dan
lingkungan sekitar tentu berpengaruh pada hasil kompetensi ahir yang nanti dimiliki peserta
didik tersebut. Oleh karena itu pencapaian kompetensi lulusan dapat optimal dengan
mempertimbangkan lingkungan peserta didik, fungsi satuan pendidikan, kesinambungan,
lingkup dan kedalaman materi, serta tahapan perkembangan psikologis peserta didik. Khusus
untuk dimensi sikap, internalisasi nilai-nilai sikap ke dalam diri setiap peserta didik dapat
dilakukan melalui strategi: (1) pemberian keteladanan; (2) pemberian nasehat sesuai dengan
konteks materi, waktu, dan tempat; (3) penguatan positif dan negatif; (4) pembiasaan; dan (5)
pengkondisian. Sehingga diperlukan sebuah solusi alternatif sebagai bentuk pemahaman
terhadap perkembangan era revolusi industri 4.0, yaitu dengan layanan informasi melalui
pelatihan atribusi dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah yang berlandasan pada
nilai-nilai dasar ASN.
Dengan mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) diharapkan akan membentuk karakter
pegawai yang berakhlak mulia, professional, mampu menjalankan fungsinya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa, terutama dalam menghadapi era
revolusi industri 4.0.

B. Tujuan
Tujuan Penyusunan Rancangan aktualisasi nilai dasar ini adalah sebagai dasar melakukan
aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Selain itu tujuan lain dari Pendidikan dan Pelatihan Dasar ini
adalah untuk membentuk ASN yang professional yang mampu menginternalisasikan nilai-niali
dasar profesi ASN, dan mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai
pelayan masyarakat, abdi negara dan aparatur Negara.
Setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar CASN golongan III ini diharapkan
ASN tersebut dapat menjadi pelayan masyarakat yang professional dan memiliki kompetensi
mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu:

1. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;


2. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya; dan
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsidi
lingkungan instansinya.
Disamping memiliki kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar di atas, peserta
Pendidikan dan Pelatihan Dasar Golongan III, diharapkan juga memiliki kemampuan
menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan.

C. Ruang Lingkup
Penulisan ini dibatasi pada kegiatan yang mengandung nilai-nilai dasar profesi Aparatur
Sipil Negara (ASN) yaitu, akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kapetakan Kabupaten Cirebon.

D. Visi, Misi, Motto Organisasi Dan Tupoksi Jabatan

Sebagai salah instansi pendidikan yang berorientasikan keterampilan dan wirausaha,


SMK Negeri 1 Kapetakan mempunyai visi, misi dan motto sebagai berikut :
Visi
Visi yang dicanangkan oleh SMK Negeri 1 Kapetakan, yaitu berharap dapat:
“Menjadikan Sekolah Menengah Kejuruan Model Berbasis IPTEK dan Berwawasan
Internasional 2023 yang Memiliki Keunggulan Komparatif dan Kearifan Lokal”

Misi
a. Menghasilkan lulusan sesuai standar kompetensi lulusan dan diperkaya dengan sertifikat
keahlian berstandar nasional dan /atau internasioinal
b. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan kemandirian, melalui unit produksi dan teaching
factory
c. Meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan peserta didik dalam
mengembangkan potensinya dibidang akademik dan non akademik
d. Meningkatkan kinerja sekolah (prestasi akadamik dan non akademik) melalui inovasi
dalam input dan proses pembelajaran
e. Menerapkan sistem manajemen mutu 9001 tahun 2013 dan pengelolaan lingkungan
14000 pada tahun 2021
f. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar
g. Meningkatkan profesioinalisme tenaga kependidikan dan menerapkan sistem administrasi
sekolah berbasis TIK pada 8 (delapan) Standar Pendidikan Nasional
h. Menjalin kemitraan dengan stekholder yang unggul di dalam negeri dan/atau di luar
negeri.
i. Berkontribusi pada peningkatan daya saing tenaga kerja tingkat menengah dan kearifan
lokal melalui pendidikan dan pendidikan sumber daya manusia.

Motto
SMK Negeri 1 Kapetakan yang menerapkan budaya mutu dalam segala aktivitasnya
mempunyai motto “SMK AJIB” yaitu Senantiasa, Mengutamakan, Komitmen, Agamis, Juara,
Indah, Berkarakter.

Kebijakan Mutu SMK Negeri 1 Kapetakan

dalam rangka mencapai visi SMK Negeri 1Kapetakanberkomitmen untuk :

a. Senantiasa menyempurnakan program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan tuntutan


kemajuan sehingga selalu relevan dengan kebutuhan dan harapan dunia kerja
(persyaratan pelanggan)

b. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang bermutu dengan pelayanan yang


prima untuk menghasilkan lulusan yang profesioanal dan mampu bersaing di dunia kerja
nasioinal dan internasional seperti tertuang dalam nilai SMK Negeri 1 Kapetakan

c. Senantiasa berupaya meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan serta pelayanan


melalui pencapaian sasaran mutu SMK Negeri 1Kapetakan yang ditetapkan untuk jangka
waktu satu tahun yang didukung sasaran mutu pada setiap unit kerja yang relevan. Untuk
itu, setiap guru dan tenaga kependidikan SMK Negeri 1 Kapetakan harus bertanggung
jawab dan berperan aktif dalam setiap upaya perbaikan SMM secara berkelanjutan guna
meningkatkan kepuasan elanggan (siswa, orang tua, dunia usaha, pemerintahm dan
masyarakat umum).
Tupoksi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan

Peraturan ttg BK
E. Struktur Organisasi
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori
Ada 5 ( lima ) nilai-nilai dasar profesi ASN yang dibutuhkan dalam menjalankan
tugas jabatan ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat meliputi:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

1. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Setiap ASN dituntut untuk akuntabel dalam pelaksanaan tugas –
tugasnya demi terciptanya pemerintahan yang dipercaya oleh masyarakat.
Adapun akuntabilitas memiliki fungsi diantaranya menyediakan kontrol
demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, dan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
b. Akuntabilitas mempunyai aspek - aspek sebagai berikut :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan.
Yaitu hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan
negara dan masyarakat.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil.
Dimana hasil yang diharapkan adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan.
Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta
mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah
dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi.
Konsekuensi dari akuntabilitas individu/kelompok/institusi dapat berupa
penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

c. Nilai – Nilai Dasar Akuntabilitas:


1) Kepemimpinan (memberikan contoh pada orang lain, adanya komitmen
yang tinggi dalam melakukan pekerjaan);
2) Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan);
3) Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang, kontrak,
kebajikan, dan peraturan yang berlaku);
4) Tanggungjawab/Responsibilitas;
5) Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi);
6) Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal – hal yang
dapat dipercaya);
7) Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas);
8) Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab); dan
9) Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).

2. Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk mengaktualisasikan fungsi dan
tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan
negara.
b. Nilai – Nilai Dasar Nasionalisme
1) Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Menyatakan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan sesuai dengan
keimanan dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
2) Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar dengan kegiatan
kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar
bahwa manusia itu semua sederajat, maka dikembangkan sikap saling
manghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3) Nilai-nilai Persatuan Indonesia


Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka
Tunggal Ika.
4) Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Manusia Indonesia menjunjung tinggi dan menghayati hasil dari
keputusan musyawarah, karena itu semua pihak harus mau untuk
menerima dan melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh tangung
jawab. Kepentingan bersama lebih utama daripada kepentingan pribadi
atau golongan. Keputusan yang diambil harus menjunjung tinggi nilai
keadilan serta dapat dipertanggung jawabkan.
5) Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hak dan kewajiban itu sama kedudukannya dalam menciptakan keadilan
dalam masyarakat. Perlu dikembangkan perbuatan yang luhur dan sikap
kegotong royongan dan kekeluargaan. Maka perlu kesinambungan antara
hak dan kewajiban untuk menjaga keadilan terhadap sesama

3. Etika Publik
a. Pengertian Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
b. Nilai – Nilai Dasar Etika Publik
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
a. Pengertian Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain
Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan
yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
b. Nilai – Nilai Dasar Komitmen Mutu
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut:
1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan pelanggan.
2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar pelanggan tetap setia.
3) Menghasilkan produk / jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan pelanggan maupun perkembangan
teknologi.
5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah
daan pengambilan keputusan.
6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi
dan benchmark.

5. Anti Korupsi
a. Pengertian Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
b. Nilai – Nilai Dasar Anti Korupsi
Nilai-Nilai dasar Anti Korupsi adalah sebagai berikut :
1) Jujur
2) Peduli
3) Mandiri
4) Disiplin
5) Tanggungjawab
6) Kerja keras
7) Sederhana
8) Berani
9) Adil
c. Komitmen Anti Korupsi
Komitmen anti korupsi adalah ketika individu telah mencapai
kesadaran anti korupsi secara menyeluruh dan utuh, maka hal tersebut tidak
hanya sampai menjadi semangat, namun akan terus bergerak hingga
menjadi komitmen integritas, Individu akan melangkah lebih jauh, bukan
sekedar menghindar namun mencari solusi terhadap fenomena korupsi

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Analisis Fokus Isu Dengan Urgency, Seriousness and Growth (USG)


Setelah diketahui isu terkait, maka diperlukan analisa terkait urgensi isu
tersebut, dimana metodenya adalah USG. Kepner dan Tragoe (1981)
memberikan gambaran bahwa sebuah masalah, terkait dengan skala
prioritasnya harus mampu menjawab 3 pertanyaan berikut ini, yaitu:

1) Bagaimana gawatnya masalah dilihat dari pengaruhnya sekarang ini


terhadap produktivitas, orang, dan / atau sumber Dana dan daya?
2) Bagaimana mendesaknya dilihat dari waktu yang tersedia?
3) Bagaimanakah perkiraan yang terbaik mengenai kemungkinan
berkembangnya masalah?

Dimana dengan metode USG, akan dipertimbangkan 3 faktor yang


menjadi fokus dari sebuah isu tertentu, Diana metode ini akan melakukan
analisa prioritas permsalahan dengan mengunakan beberapa faktor. Ketiga
faktor tersebut adalah urgency, seriuosness, dan growth. Dapat dijelaskan
bahwa Urgency adalah terkait dengan seberapa mendesaknya permasalahan
tersebut untuk diselesaikan dimana bila sangat mendesak maka akan diberikan
poin yang tinggi. Kemudian, Seriousness yang memiliki kaitan dengan seberapa
parah dampak dari sebuah masalah terhadap sebuah organisasi. Dampak ini
bisa ditinjau dari berbagai aspek, mulai dari produktivitas, keselamatan jiwa
manusia, sumber daya atau sumber Dana. Semakin parah dampaknya tehadap
organisasi, maka maka semakin serius masalah tersebut. Growth sangat
berkaitan dengan potensi tumbuhnya masalah tersebut bila dbiarkan, dimaa
semakin pertumbuhan tersebut massif dan berpotensi menganggu kinerja
organisasi, semakin prioritas pula permasalahan untuk ditangani. Pada kasus
ini, table USG adalah sebagai berikut:

Isu Strategis

NO. HARAPAN KONDISI SAAT INI


1. Tersedianya informasi mengenai Kurangnya informasi mengenai informasi
era revolusi industri 4.0 bagi era revolusi industri 4.0 bagi peserta didik
peserta didik di SMK di SMK
2 Kesadaran peserta didik terhadap Minimnya kesadaran peserta didik untuk
kegiatan belajar mengajar di mengikuti kegiatan belajar mengajar di
sekolah sekolah dengan baik.
3. Tersedianya papan bimbingan atau Kurangnya fasilitas papan bimbingan atau
media informasi yang aktual media informasi baik itu konvensional
ataupun online
4. Tersedianya koneksi internet yang Koneksi internet yang lambat
menunjang pekerjaan
5 Peserta didik mampu memfilter Peserta didik cenderung terbawa arus
arus informasi dan teknologi perkembangan iptek
6 Peserta didik mampu mengelola Peserta didik memiliki kemampuan
emosi mengelola emosi yang rendah, cenderung
pemarah dan kasar.

1. Kurangnya informasi mengenai informasi era revolusi industri 4.0 bagi peserta
didik di SMK
2. Minimnya kesadaran peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di
sekolah dengan baik.
3. Kurangnya fasilitas papan bimbingan atau media informasi baik itu konvensional
ataupun online
4. Koneksi internet yang lambat.
5. Peserta didik cenderung terbawa arus perkembangan iptek
6. Peserta didik memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah, cenderung
pemarah dan kasar.

Dari sejumlah persoalan yang teridentifikasi, terdapat beberapa masalah yang


harus dengan segera diselesaikan/diantisipasi. Untuk itu disusunlah skala prioritas
untuk menyelesaikan masalah dengan mempertimbangkan urgenitas, tingkat
keseriusan, dampak/pengaruh, bobot masalah serta besar kecilnya manfaat dan resiko.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam menyusun prioritas masalah adalah
kemampuan, potensi sumber daya yang dimiliki, serta keluangan waktu yang teresedia.
Dengan menggunakan pendekatan analisis USG maka akan tergambarkan
proses penentuan prioritas masalah sebagaimana uraian berikut :
Tabel di bawah ini memperlihatkan komparasi tingkat urgensi dari
permasalahan yang dihadapi di Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
sebagai berikut:

ANALISIS USG RANK


NO MASALAH NILAI
U S G ING
1 Kurangnya informasi mengenai informasi
era revolusi industri 4.0 bagi peserta didik 4 4 4 12 I
di SMK

2 Minimnya kesadaran peserta didik untuk


mengikuti kegiatan belajar mengajar di 4 4 3 11 II
sekolah dengan baik.
3 Kurangnya fasilitas papan bimbingan atau
media informasi baik itu konvensional 3 2 2 7 V
ataupun online
4 Koneksi internet yang lambat. 2 2 2 6 VI
5 Peserta didik cenderung terbawa arus
perkembangan iptek 3 3 3 9 IV

6 Peserta didik memiliki kemampuan


mengelola emosi yang rendah, cenderung 4 3 3 10 III
pemarah dan kasar

Memperhatikan tabel hasil rekapitulasi analisis USG di atas, maka didapatkan


masalah yang menjadi prioritas untuk segera diupayakan alternatif solusi pemecahan
masalahnya adalah “Kurangnya informasi mengenai informasi era revolusi industri 4.0
bagi peserta didik di SMK”
Dengan demikian maka solusi yang akan dijadikan penyelesaian masalah melalui
proyek perubahan dengan judul : “Layanan Informasi Era Revolusi Industri 4.0
Melalui Pelatihan Atribusi di SMK Negeri 1 Kapetakan”.
B. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : SMK Negeri 1 Kapetakan

Identifikasi Isu :

1. Kurangnya informasi mengenai informasi era revolusi industri 4.0 bagi peserta didik di SMK
2. Minimnya kesadaran peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan baik.
3. Kurangnya fasilitas papan bimbingan atau media informasi baik itu konvensional ataupun online
4. Koneksi internet yang lambat.
5. Peserta didik cenderung terbawa arus perkembangan iptek
6. Peserta didik memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah, cenderung pemarah dan kasar.

Isu yang diangkat : Kurangnya informasi mengenai informasi era revolusi industri 4.0 bagi peserta didik di SMK

Gagasan pemecahan isu : Layanan Informasi Era Revolusi Industri 4.0 Melalui Pelatihan Atribusi di SMK Negeri 1 Kapetakan.

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai – Nilai Dasar Kontribusi Penguatan Nilai
(1) (2) (3) (5)
Kegiatan Terhadap Visi Misi – Nilai
(4)
Organisasi Organisasi
(6) (7)
1. Menyiapkan data 1. Menerima data Tersedianya data - Akuntabel Kegiatan ini dapat - Profesional
dukung untuk primer Klien yang akurat dan menjadi dukungan - Akuntabel
Saya akan membuat
- Sinergis
penelitian Pemasyarakatan sudah diverifikasi surat tugas sesuai untuk mewujudkan
2. Verifikasi data
kemasyarakatan sehingga tidak ada dengan tanggal fungsi Bapas Kelas
primer Klien dari
lagi kesalahan data penugasan dan I Cirebon yaitu
Lapas, Rutan dan
dalam pembuatan tujuan penugasan terlaksananya
Bapas lain dengan
Penelitian penelitian
teliti
Kemasyarakatan - Nasionalisme kemasyarakatan.
3. Membuat Surat
Tugas untuk Saya akan

pelaksanaan menggunakan

Litmas dengan Bahasa Indonesia

tepat dan cepat yang baik dan benar

melalui Sisumaker kecuali dalam


4. Membantu keadaan tertentu
melakukan
pelaksanaan - Etika publik
Litmas kepada Dalam proses litmas
Klien saya akan menjaga
Pemasyarakatan kesopanan dan
dengan jujur dan mengikuti alur
tidak diskriminatif birokrasi dalam
5. Menggali data
proses menyiapkan
sekunder Klien data dukung untuk
Pemasyarakatan litmas
untuk pembuatan
Litmas sesuai - Komitmen Mutu
Saya akan
dengan data yang
mengerjakan litmas
ada di lapangan
6. Membantu dengan efektif dan
membuat Laporan efisien sehingga
Litmas sesuai minim terjadi
dengan data yang kesalahan dan cepat
didapatkan dan
lebih cepat dari
waktu yang
ditentukan
7. Melaporkan hasil
Laporan Litmas
untuk dicatat
nomor dan tanggal
selesai
8. Men scan hasil
litmas untuk dibuat
sebagai database

2. Menyiapkan surat 1. Membuat Surat Surat tugas yang - Akuntabilitas Kegiatan ini dapat - Profesional
tugas untuk Tugas untuk sudah di verifikasi menjadi dukungan - Akuntabel
Saya akan membuat
kegiatan pendampingan melalui Sisumaker surat tugas sesuai untuk mewujudkan - Sinergis
pendampingan Klien anak dengan dengan tanggal misi Bapas Kelas I
tepat dan cepat penugasan dan Cirebon yaitu
melalui Sisumaker tujuan penugasan terlaksananya
2. Mendampingi PK
pendampingan
untuk kegiatan
- Nasionalisme dalam perkara anak
pendampingan
Saya akan
kepada klien anak
menggunakan
yang sedang
Bahasa Indonesia
berhadapan
yang baik dan benar
dengan hukum

- Etika Publik
Dalam melakukan
pendampingan saya
akan berperilaku
sopan dan santun
kepada pihak
eksternal

- Komitmen Mutu
Saya akan
melaksanakan
kegiatan
pendampingan
efektif dan efisien

- Anti Korupsi
Saya akan menolak
gratifikasi dari pihak
manapun

3. Menyiapkan 1. Berkoordinasi Mendapatkan - Akuntabilitas Kegiatan ini dapat - Profesional


bahan untuk dengan atasan guideline yang tepat menjadi dukungan - Akuntabel
Saya akan membuat
- Sinergi
konseling langsung untuk sesuai dengan guideline dan untuk mewujudkan - Transparan
membuat indikator indikator serta laporan sesuai misi Bapas Kelas I - Inovatif
dari guideline yang mendapatkan dengan data yang Cirebon yaitu
akan dibuat laporan konseling ada dan terlaksananya
dengan tepat dengan cepat, tepat bertanggung jawab pembimbingan dan
2. Membuat guideline
dan bertanggung pengawasan Klien
wawancara untuk
jawab - Nasionalisme pemasyarakatan
bimbingan
Dalam kegiatan
konseling Klien
konseling saya akan
dewasa sesuai
menganggap Klien
dengan indikator
sama dengan Klien
yang dibuat
3. Menyiapkan berkas lainnya dan tidak

Klien untuk memilih Klien dan


melakukan saya akan
verifikasi data Klien menggunakan
dewasa Bahasa Indonesia
4. Melakukan
yang baik dan benar
bimbingan
konseling dengan
- Etika Publik
metode wawancara
Saya akan ramah
terbuka terhadap
terhadap Klien ketika
Klien dewasa
5. Membuat laporan melaksanakan

hasil catatan dan konseling

perkembangan
Klien dewasa
dengan jujur dan
cermat - Komitmen Mutu
6. Men scan laporan Saya akan membuat
hasil catatan dan guideline sesuai
perkembangan dengan indikator
Klien dewasa untuk yang sesuai dengan
dibuat sebagai keadaan
database

4. Mengentry data 1. Menerima data Arsip yang siap - Akuntabilitas Kegiatan ini dapat - Profesional
hasil verifikasi primer Klien dimasukan kedalam menjadi dukungan - Akuntabel
Dalam melakukan
- Sinergis
dokumen dalam dewasa dari Lapas, sistem database registrasi saya akan untuk mewujudkan - Transparan
kegiatan Rutan dan Bapas pemasyarakatan tanggung jawab misi Bapas Kelas I
penerimaan Klien lain dalam entry data dan Cirebon yaitu
2. Mengentry data
pemasyarakatan meminimalisir terlaksananya
Klien sesuai data
kesalahan dalam pembimbingan
yang telah di
input data Klien Klien
vifikasi ke dalam
pemasyarakatan
buku registrasi
- Nasionalisme
sesuai dengan
Tidak membeda-
kategori yang ada
3. Mengarahkan Klien
bedakan perlakuan
terhadap Klien
dewasa kepada
pembimbing
kemasyarakatan - Etika Publik

yang ditunjuk Ramah terhadap

sesuai dengan Klien

kategori tindak Pemasyarakatan

pidana
4. Mengentry data - Komitmen Mutu
Klien dewasa Teliti dalam
lengkap ke aplikasi melakukan registrasi
SDP dan fingerprint Klien dewasa
5. Melakukan
pembimbingan
mengenai hak dan
kewajiban Klien
dewasa setelah
mendapatkan
program

5. Menyiapkan surat 1. Membuat surat Tersedianya surat – - Akuntabilitas Kegiatan ini dapat - Profesional
kedinasan terkait pengantar litmas, surat kedinasan menjadi dukungan - Akuntabel
Bertanggung jawab
- Sinergis
kegiatan pengakhiran untuk atas apa yang untuk mewujudkan
pembimbingan bimbingan Klien melaksanakan dikerjakan dan sesuai misi Bapas Kelas I
dewasa dan laporan kegiatan dengan data yang Cirebon yaitu
perkembangan pembimbingan ada terlaksananya
Klien dewasa pembimbingan
melalui Sisumaker - Etika Publik Klien
2. Memverifikasi Mengerjakan surat Pemasyarakatan
berkas pengakhiran tugas dengan aturan
dengan mencoret yang berlaku dan
data pada arsip cermat
3. Men scan hasil
surat kedinasan - Komitmen Mutu

terkait kegiatan Teliti dalam membuat

pembimbingan surat pengantar yang

untuk dibuat ditujukan pada unit

sebagai database kerja lain


6. Mengumpulkan 1. Menyortir data Klien Tertib administrasi - Akuntablitas Kegiatan ini dapat - Profesional
data hasil yang akan habis dalam hal berkas menjadi dukungan - Akuntabel
Membuat data
- Sinergi
kegiatan masa bimbingannya pengakhiran Klien pengakhiran dengan untuk mewujudkan - Transparan
pengawasan dalam satu bulan Pemasyarakatan jujur dan konsisten misi Bapas Kelas I - Inovatif

terkahir sesuai Cirebon yaitu


dengan data Klien terlaksananya
2. Membuat surat
pengawasan Klien
pengakhiran
Pemasyarakatan
program bimbingan
- Nasionalisme
Klien
Tidak membeda-
pemasyarakatan
bedakan Klien
sesuai program
pemasyarakatan
yang telah
ditentukan
3. Distribusi tembusan - Etika Publik

surat pengakhiran Membuat

bimbingan Klien pengakhiran sesuai

pemasyarakatan dengan waktu yang


4. Men scan hasil telah ditentukan
kegiatan
pengawasan untuk - Komitmen Mutu
dibuat sebagai Membuat surat
database tembusan sesuai
dengan instansi yang
akan dituju
7 Digitalisasi 1. Menyiapkan Database kontrol - Akuntabilitas - Profesional
. kontrol litmas database untuk litmas yang sudah - Akuntabel
Membuat database
- Sinergi
internal program kontrol dibuat untuk sesuai dengan data - Transparan
litmas kebutuhan digital yang ada dan telah di - Inovatif
2. Membuat aplikasi
sehingga sudah verifikasi
3. Uji coba aplikasi
4. Meminta tidak lagi
persetujuan menggunakan - Nasionalisme
kepada Kepala metode manual Membuat
UPT untuk aplikasi buku dasatabase atas
yang akan dasar kebutuhan
digunakan bersama agar
5. Sosialisasi aplikasi
mempermudah
yang akan
pekerjaan
digunakan
6. Implementasi atau
input data - Etika Publik
7. Evaluasi hasil akhir Menjalin komunikasi
8. Testimoni dari
yang baik dengan
pengguna aplikasi
rekan kerja yang
terlibat dalam
pembuatan database
- Komitmen Mutu
Efektif dan efisien
dalam pembuatan
database

8 Mengikuti Sidang 1. Merekap data WBP Data WBP yang - Akuntabilitas Kegiatan ini dapat - Profesional
. TPP yang sudah sudah direkap dan menjadi dukungan - Akuntabel
Bertanggung jawab
- Sinergi
diselesaikan disortir berdasarkan atas data yang untuk mewujudkan - Transparan
proses litmasnya kebutuhan dikerjakan misi Bapas Kelas I - Inovatif
agar dapat Cirebon yaitu
diteruskan untuk - Etika Publik terlaksananya
mengikuti sidang Sopan dan saling pembimbingan,
TPP menghargai anggota pengawasan dan
2. Mengetik hasil
sidang TPP saat pendampingan
rekap data sidang
menyampaikan Klien
TPP
pendapat Pemasyarakatan
3. Menyerahkan hasil
sidang TPP kepada
sekretaris untuk - Komitmen Mutu
Efektif dan efisien
diketik sebagai
dalam penyampaian
undangan
4. Menerima pendapat

undangan sidang
TPP
5. Mengisi daftar
hadir sidang TPP
6. Mengikuti proses
dan menjadi
penyaji dalam
sidang TPP
7. Membuat laporan
mengikuti sidang
TPP
Prediksi Analisis Apabila kegiatan ini tidak dapat terlaksana maka akan muncul dampak penggunaan ruang arsip yang terbatas
Dampak dan dirasa tidak efisien dan efektif dalam proses pengolahan data dalam bimbingan kemasyarakatan Klien
dewasa

Anda mungkin juga menyukai