PENDAHULUAN
Air merupakan komponen yang penting bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya. Air diperlukan untuk proses hidup dalam tubuh manusia, tumbuhan, dan
hewan. Sebagian tubuh manusia, tumbuhan dan hewan terdiri dari air. Disamping
itu air juga diperlukan untuk berbagai keperluan untuk berbagai keperluan rumah
tangga, pengairan, pertanian, industri, rekreasi, dan lain-lain.
Kebutuhan akan air bersih menjadi tema penting di berbagai belahan dunia.
Apalagi kebutuhan air bersih untuk minum dan mengolah bahan makanan kian
mengundang perhatian lebih ketimbang kebutuhan air bersih untuk mandi dan
cuci. Artinya keperluan akan air bersih memiliki standar sesuai peruntukannya.
Air dikatakan bersih secara fisik setidaknya jika terlihat jernih, tidak berwarna,
tawar, dan tidak berbau. Secara kimiawi air yang kualitasnya baik adalah yang
memiliki pH netral dan tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan ion-ion logam, serta bahan organik. Sedangkan bersih secara biologis dalam
arti tidak mengandung mikroorganisme seperti bakteri baik yang pathogen atau
menyebabkan penyakit atau yang apatogen.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ada standar baku mutu tertentu untuk peruntukan air. Sebagai contoh adalah
pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung makna bahwa air
minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas
maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tertuang dalam Peraturan Mentri
Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter
kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam PERMENKES
416/1990 (Achmadi, 2001).
2
Penanggulangan dilakukan secara teknis dan non-teknis. Penanggulangan secara
non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan
cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur
dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga
tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat
memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan
dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan
dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis
bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya
dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran.
3
8. KepMen LH No. 09/MENLH/4/ 1997 tentang Perubahan KepMen LH No. 42
Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan Gas
Serta Panas Bumi.
9. KepMen LH No. 03/MENLH/1/1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kawasan Industri.
10. KepMen LH No. 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Pengkajian
Pemanfaatan Air Limbah dan Industri Minyak Sawit Pada Tanah di
Perkebunan Kelapa Sawit.
11. KepMen LH No. 29 Tahun 2003 tentang Pedoman Syarat dan Tata Cara
Perizinan Pemanfaatan Air.
12. KepMen LH No. 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya
Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air.
13. KepMen LH No. 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan
Tata Cara PerizinanSerta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air
atau Sumber Air.
14. KepMen LH No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
15. KepMen LH No. 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
dan atau Kegiatan Pertambangan Batu Bara.
16. KepMen LH No. 114 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengkajian tentang
Pedoman Pengkajian Untuk Menetapkan Kelas Air.
17. KepMen LH No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu
Air.
18. KepMen LH No. 142 Tahun 2003 tentang Perubahan KepMen LH No. 111
Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan Serta
Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
19. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri.
Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara
mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain
4
itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah
tersebut.
Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita.
Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan
jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan
rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab
terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman
dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan
kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan
kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu
hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
5
2.2 PARAMETER AIR BUANGAN
a. Parameter fisik
Sifat fisik limbah cair adalah sifat dan kandungan bahan pencemar limbah cair
yang dapat langsung diamati secara visual. Parameter sifat fisik antara lain:
b. Parameter kimia
Adalah sifat dan kandungan bahan pencemar yang tidak dapat langsung diamatai
dengan visual, pengukuran kandungan pencemarnya dilakukan secara proded
kimia. Parameter sifat kimia antara lain:
c. Parameter biologi
Adalah sifat dari kandungan mikroorganisme yang terkandung dalam air buangan.
Jenis parameternya adalah bakteri, jamur, virus, dll.
6
2.3 Pengelolaan Air Buangan Dan Pengendalian Pencemaran
Masuknya limbah ke dalam air yang mengakibatkan fungsi air turun sehingga tidak
mampu lagi mendukung aktifitas manusia dan menyebabkan timbulnya masalah
penyediaan air bersih. Bagian terbesar yang menyebabkan pencemaran air adalah
limbah cair dari industri,di samping limbah padat berupa sampah domestik.
Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh limbah
rumah tangga, tetapi juga oleh limbah pertanian dan limbah industri. Semakin
meningkatnya perkembangan industri, dan pertanian saat ini, ternyata semakin
memperparah tingkat pencemaran air, udara, dan tanah. Pencemaran itu
disebabkan oleh hasil buangan dari kegiatan tersebut.
Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke
badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu,
atau proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah
bertujuan memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan
lingkungan hidup.
7
cucian, limbah kamar mandi dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau
pencemar biologis (seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya) yang akan
mengikuti aliran air.
Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari
kapal tangker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak
dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga
sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.
4. Limbah Industri
Limbah industri berasal dari kegiatan industry baik karena proses langsung
maupun tidak langsung.
8
Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya
dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai.
1. Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil
dan sepeda motor.
3. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak
dan sebagai tempat kakus.
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di
daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap
sepuluh rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat
dengan lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air
sumur / air tanah. Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam
9
pengolahan air buangan (air cucian, air kamar mandi, dan lain-lain) secara
kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atau sungai.
Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam
beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan),
kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang
atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji
kebersihan air dari polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan
pengaruh polutan diteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar
(selokan, sungai dll.) hanyalah air yang tidak tercemar.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Bagi pemerintah
2. Bagi masyarakat
11
Daftar Pustaka
http://palakbengkerung.blogspot.com/2017/11/makalah-penanggulangan-
pencemaran-air.html?m=1
http://rickywidii.blogspot.com/2013/04/makalah-penanggulangan-
pencemaran-air.html?m=1
12