Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BARADATU
Jalan GajahMada No. 183 BaradatuKab. Way Kanan Lampung KodePos 34761

KERANGKA ACUAN
PENATALAKSANAAN VCT
DI UPT PUSKESMAS BARADATU TAHUN 2017

1. LATAR BELAKANG DAN MASALAH


Perkembangan epidemi HIV-AIDS Didunia Telah menyebabkan HIV-AIDS Menjadi
masalah global dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
indonesia.Sejak beberapa tahun belakangan ini telah banyak kemajuan yang telah
dicapai dalam program pengendalian HIV-AIDS Di indonesia.Berbagai layanan
terkait HIV telah dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang
membutuhkannya.Namun demikian terindentifikasi bahwa masih terjadi miss
opportunity kebutuhan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Pada tahun 2012 kementrian kesehatan melalui subdirektorat AIDS dan PMS telah
Mengembangkan Konsep pelayanan HIV AIDS dan PIMS Komprehensif dan
Berkesinambungan ( LKB ) yang sebenarnya bukanlah konsep baru karena telah
diinisasi oleh kemenkes sejak tahun 2004 .Sebagai gambaran LKB ini mencakup
semua bentuk layanan HIV dan PIMS Seperti kegiatan KIE Pengetahuan
komprehensif ,promosi penggunaan kondom,pengendalian/pengenalan faktor
resiko ,konseling dan tes HIV ,Perawatan,dukungandan pengobatan ( PDP )
pencegahan penularan dari ibu keanak (PPIA) penguranga dampak buruk NAPZA
layanan PIMS ,pencegahan penularan melalui donor darah dan produk
lainya.Kegiatan monev dandan surveilen epidemiologi diPuskesmas rujukan dan
non rujukan termaksud fasilitas kesehatan lainnya dan Rumah sakit Rujukan di
Kabupaten/Kota,dengan keterlibatan aktif dari sektor masyarakat.

2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Konseling dan Testing HIV/AIDS
secara sukarela di UPT.Puskesmas Baradatu
2. Tujuan Khusus
 Tersedianya standar pelayanan kesehatan bagi Pederita HIV-AIDS
 Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam Manajemen
penanganan dan tatalaksana pelayanan kesehatan kasus HIV-AIDS
 Menurunnya angka Kematian akibat HIV-AIDS
 Menurunnya angka Penularan akibat HIV-AIDS
 Meningkatkan Semangat Harapan Hidup Penderita HIV-AIDS

3. PENGERTIAN

 Voluntary Conseling Test ( VCT ) adalah Proses konseling pra testing,


konseling post testing,dan testing HIV secara sukarela yang bersifat
confidential dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV.
Konseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat
testing, Pengambilan keputusanuntuk testing, dan perencanaan atas issue
HIV yang akan dihadapi. Konseling Post testing membantu membantu
seseorang untuk mengerti & menerima status ( HIV+ dan merujuk pada
layanan dukungan. Voluntari Counseling Test ( VCT ) merupakan pintu
masuk penting untuk mencegah dan perawatan HIV.

4. SASARAN DAN TEMPAT


Sasaran : Terduga Penderita HIV-AIDS
Tempat : Gedung UPT.Puskesmas Baradatu

5. DASAR HUKUM
1. Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
2. Kepmenkes Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinik dan
Keterampilan Klinik Di FKTP
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular
5. Keprres No.9/KEP/MENKO/KESRA/VI/1994 Tanggal 16 Juni 1994 Tentang
Strategi Nasional ( STRANAS ) Penanggulangan HIV dan AIDS

6. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Konseling Pre Test
2. Konseling Post Test

7. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

a. Konseling Pre Testing


 Menyiapkan perlengkapan untuk konseling
o Alat : Papan nama dan petunjuk, Poster HIV/AIDS, Leaflet HIV/AIDS,
Brosur HIV/AIDS, Kotak saran, tempat sampah, meja dan kursi, jam
kerja layanan, kalender,dan kondom
o Bahan : Tissu, Air minum,
 Memanggil pelanggan dengan menyebut nomor register dan mempersilahkan
masuk ruangan
 Mempersilahkan pelanggan duduk dengan nyaman dikursi yang telah
disediakan
 Memberi salam dan memperkenalkan diri
 Memeriksa ulang nomor kode pelanggandalam formulir dokumen pelanggan
 Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan
 Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai dengan yang ada pada cek list
untuk konseling pre test ( cek list pada lampiran )
 Mengklarifikasi tentangfakta dan mitos tantang HIV/AIDS
 Membantu pelanggan untuk menilai resiko pelanggan
 Membantu pelanggan untuk membuat keputusanuntuk dilakukan test HIV
antaralain dengan menjelaskan keuntungan dan akibat melakukan test HIV
 Mendiskusikan Prosedur HIV/AIDS waktu untuk mendapatkan hasil dan arti
dari test HIV
 Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil test
 Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan memfasilitasi
diskusi tentang cara menyesuaikan diri denganstatus HIV
 Menjajaki kemampuan pelanggan dalam mengatasi masalah
 Melakukan penilaian sistem dukungan
 Memberi waktu untuk berfikir
 Bila pelanggan menyetujui untuk test, Konselor memberikan form infomed
consenkepada pelanggan dan meminta tanda tangannya setelah pelanggan
membaca isi form HIV/AIDS
 Mengisi dokumen pelanggan dengan lengkapdan mengisi form rujukan ke
laboraturium
 Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu hasil test
 Mengantar pelanggan ketempat pengambilan darah danmenyerahkan form
laboraturium kepada petugas pengambil darah
 Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test Konselor menawarkan kepada
pelanggan untuk datang kembali sewaktu waktu bila masih memerlukan
dukungan dan atau untuk dilakukan test
b. KONSELING POST TEST
 Memanggil pelanggan dengan menyebutkan nomor registrasi seperti prosedur
pemanggilan konseling pre tset
 Memperhatikan komunikasi non verbal saat pelanggan memasuki ruangan
konseling
 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima test
 Mengkaji ulang secara singkat dan menanyakan keadaan umum pelanggan
 Memperhatikan amplop hasil test yang masih tertutup kepada pelanggan
 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima hasil test. Apabila
pelanggan menyatakan sudah siap menerima hasil test maka konselor
menawarkan kepada pelanggan untuk membuka amplop bersama
konselor,apabila pelanggan menyatakan belum siap konselor memberikan
dukungan kepada pelanggan untuk menerima hasil dan beri waktu sampai
pelanggan menyatakan dirinya siap
 Bila hasilnya positif
 Memeriksa apa yang diketahui tentang hasil test
 Menjelaskan dengan tenang arti hasil pemeriksaa
 Memberi kesempatan untuk ventilasikan emosi
 Memfasilitasi coping problem( Kemampuan menyelesaikan masalah)
 Setelah pelanggan cukup tenang dan konseling dapat dilanjutkan
konselor menyelesaikan informasi sebagai berikut:Pengobatan
ARV,Kesehatan Reproduksi dan kesehatan seksual,Menawarkan
konseling pasangan
 Menawarkan secara rutin pelanggan mengikuti pemeriksaan sifilisdan
manfaat pengobatan sifilis
 Untuk pelanggan perempuan terdapat fasilitas layanan pemeriksaan
kehamilan dan rencana penggunaan alat kontra sepsi bagi laki laki
dan perempuan
 Memotifasi agar datang ke klinik untuk evaluasi awal secara medis
 Konselor dan pelanggan menyepakati waktu kunjunganberikutnya
 Apabila pada waktu yang ditentukan pelanggan tidak bisa
hadirdisarankan untuk menghubungi konselor melalui telfon untuk
perjanjian berikutnya
 Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya mengenai
hal hal yang belum diketahui
 Menawarkan pelayanan VCT kepada pelanggan pelanggan
 Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan maka
konseling pasca testing ditutup
 Memotifasi agar bersama di dampingi oleh MK
 Konselor mengisi form pasca-konseling
 Apabila hasil negatif
 Mendiskusikan kemungkinan pelanggan masih berada dalam periode
jendela
 Membuat ihtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan
 Memastikan pelanggan paham mengenai hasil test yang diterima dan
pengertian periode jendela
 Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan pelayanan
VCT bagi pasangan
 Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan
 Memberikan kesempatan pada pelanggan untuk bertanya mengenai
hal hal yang belum diketahui
 Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan maka
konseling pasca testing ditutup
 Memotifasi agar bersedia didampingi oleh MK untuk mempertanyakan
prilaku yang aman
 Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila dibutuhkan
 Mengisi form pasca konseling

8. JADWAL KEGIATAN
Setiap Hari selasa ditiap2 minggunya.

9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan VCT yang dilaksanakan oleh pelaksana di catat di
form,kemudian cakupan hasil kegiatan dilaporkan dan disosialisasikan kepada
Kepala Puskesmas melalui loka karya mini bulanan. Kemudian selanjutnya
laporan disampaikan ke Dinas Kabupaten Way Kanan setiap akhir bulannya.

Baradatu, 16 Februari 2017


Pemegang Program HIV

Meri Riyandani,Amd.Kep
NIP: 19840720 200804 2 004
PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BARADATU
Jalan GajahMada No. 183 BaradatuKab. Way Kanan Lampung KodePos 34761

KERANGKA ACUAN
SKRINING PEMERIKSAAN TES HIV / AIDS PADA IBU HAMIL TAHUN 2019

A. Pendahuluan
Dalam rangka mengamankanjalannya pembangunan nasional, demi
terciptanya kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan upaya
penanggulangan HIV/AIDS, yang melibatkan semua sektor pembangunan
nasional melalui program yang terarah, terpadu dan menyeluruh.

AIDS ( Acuquired immune Deficiency Syndrom ) merupakan kumpulan gejala


penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Humman Immuno Deficiency Virus )
yang akan mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem
kekebalan tubuh manusia dengan berakibat yang bersangkutan kehilangan daya
tahan tubuhnaya, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai
macam penyakit infeksi, kanker, dan lain-lain
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan atau obat yang
menyembuhkannya , Jangka waktu antar terkena infeksi dan munculnya gejala
penyakit pada orang dewasa memakan waktu rata-rata 5 sampai 10 tahun.
Selama kurun waktu tersebut walaupun masih tampak sehat sadar maupun tidak
mengidap HIV dapat menularkan virusnya pada orang lain.

B.Latar Belakang
Strategi penanggulangan HIV-AIDS diajukan untuk mencegah dan
mengurangi resiko penularan HIV. Meningkatkan kwalitas hidup ODHA, serta
mengurangidampak sosial dan ekonomi akibat HIV-AIDS pada individu, keluarga dan
masyarakat. Agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat bagi
pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multi pihak baik pemerintah maupun
masyarakat termaksud mereka yang terinfeksi dan terdampak, sehingga
keseluruhan upaya penanggulangan HIV –AIDS dapat dilakukan dengan sebaik-
baiknya yang menyakut area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan
pengembangan lingkungan yang kondusif.
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dilaksanakan 4 ( empat ) kegiatan
yang meliputi pencegahan penularan HIV pada perempuan produktif, pencegahan
kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV, pencegahan
penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV kebayi yang dikandungnya dan pemberian
dukungan psikologis sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta anak dan
keluarganya, maka dari itu Puskesmas Baradatu Melakukan Skrining HIV pada ibu
hamil yaitu dengan pemeriksaan dignostik tes dan konseling, laboraturium rutin saat
pemeriksaan kunjungan pertama KI ( Peraturan Menteri RI Nomor 21 Tahun 2013 )

2.Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Skrining HIV-AIDS Pada Ibu Hamil

3. Tujuan Khusus
 Tersedianya standar pelayanan kesehatan bagi Pederita HIV-AIDS
 Mencegah Terjadinya Penularan HIV-AIDS dari Ibu ke Bayi yang
dikandungnya.
 Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam Manajemen
penanganan dan tatalaksana pelayanan kesehatan kasus HIV-AIDS
 Menurunnya angka Kematian akibat HIV-AIDS
 Menurunnya angka Penularan akibat HIV-AIDS
 Meningkatkan Semangat Harapan Hidup Penderita HIV-AIDS

6. PENGERTIAN

Skrining HIV Pada Ibu Hamil adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ibu
hamil sebagai penapisan untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu

7. SASARAN DAN TEMPAT

Sasaran : Ibu Hamil


Tempat : Kelas Ibu Hamil Tiap Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Baradatu

8. DASAR HUKUM
1. Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
2. Kepmenkes Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinik dan
Keterampilan Klinik Di FKTP
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tentang Pedoman Pencegahan
Penularan HIV dari Ibu ke Anak ( Berita Negara Republik Indonesia Tahn
2013 Nomor 978 )
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Konseling dan tes HIV ( Berita Negara Indonesia Tahun 2014 Nomor 1713 )
7. Kepres No.9/KEP/MENKO/KESRA/VI/1994 Tanggal 16 Juni 1994 Tentang
Strategi Nasional ( STRANAS ) Penanggulangan HIV dan AIDS

6. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Penyuluhan HIV-AIDS
2. Skrining / Pemeriksaan Sample darah Menggunakan Rapid diagnostik test

7. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Memberikan Surat Pemberitahuan Kepada Kepala Kampung Setempat


Tentang Pelaksanaan kegiatan
2. Memberikan Penyuluhan Tentang HIV-AIDS pada ibu hamil yang akan di
skrining HIV-AIDS
3. Memberikan form Persetujuan Tindakan akan dilakukan pada Ibu Hamil
4. Melakukan Pengambilan Sample darah Ibu Hamil
5. Membaca Hasil Pemeriksaan
6. Memberitahu Hasil Pemeriksaan pada ibu hamil secara Privasi
7. Merujuk Ke puskesmas Jika ada Ibu hamil Yang hasil Pemeriksaannya Reaktif

8.JADWAL KEGIATAN

Sebulan sekali mengikuti jadwal Kelas ibu yang ada didesa wilayah Kerja
Puskesmas Baradatu

9.PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Hasil kegiatan Skrining yang dilaksanakan oleh pelaksana di catat di


form,kemudian cakupan hasil kegiatan dilaporkan dan disosialisasikan kepada
Kepala Puskesmas melalui loka karya mini bulanan. Kemudian selanjutnya
laporan disampaikan ke Dinas Kabupaten Way Kanan setiap akhir bulannya.

Baradatu, 16 Februari 2019


Pemegang Program HIV

Meri Riyandani,Amd.Kep
NIP: 19840720 200804 2 004
PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BARADATU
Jalan GajahMada No. 183 BaradatuKab. Way Kanan Lampung KodePos 34761

KERANGKA ACUAN
PENATALAKSANAAN VCT
DI UPT PUSKESMAS BARADATU TAHUN 2018

8. LATAR BELAKANG DAN MASALAH


Perkembangan epidemi HIV-AIDS Didunia Telah menyebabkan HIV-AIDS Menjadi
masalah global dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
indonesia.Sejak beberapa tahun belakangan ini telah banyak kemajuan yang telah
dicapai dalam program pengendalian HIV-AIDS Di indonesia.Berbagai layanan
terkait HIV telah dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang
membutuhkannya.Namun demikian terindentifikasi bahwa masih terjadi miss
opportunity kebutuhan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Pada tahun 2012 kementrian kesehatan melalui subdirektorat AIDS dan PMS telah
Mengembangkan Konsep pelayanan HIV AIDS dan PIMS Komprehensif dan
Berkesinambungan ( LKB ) yang sebenarnya bukanlah konsep baru karena telah
diinisasi oleh kemenkes sejak tahun 2004 .Sebagai gambaran LKB ini mencakup
semua bentuk layanan HIV dan PIMS Seperti kegiatan KIE Pengetahuan
komprehensif ,promosi penggunaan kondom,pengendalian/pengenalan faktor
resiko ,konseling dan tes HIV ,Perawatan,dukungandan pengobatan ( PDP )
pencegahan penularan dari ibu keanak (PPIA) penguranga dampak buruk NAPZA
layanan PIMS ,pencegahan penularan melalui donor darah dan produk
lainya.Kegiatan monev dandan surveilen epidemiologi diPuskesmas rujukan dan
non rujukan termaksud fasilitas kesehatan lainnya dan Rumah sakit Rujukan di
Kabupaten/Kota,dengan keterlibatan aktif dari sektor masyarakat.

9. TUJUAN
4. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Konseling dan Testing HIV/AIDS
secara sukarela di UPT.Puskesmas Baradatu
5. Tujuan Khusus
 Tersedianya standar pelayanan kesehatan bagi Pederita HIV-AIDS
 Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam Manajemen
penanganan dan tatalaksana pelayanan kesehatan kasus HIV-AIDS
 Menurunnya angka Kematian akibat HIV-AIDS
 Menurunnya angka Penularan akibat HIV-AIDS
 Meningkatkan Semangat Harapan Hidup Penderita HIV-AIDS

10. PENGERTIAN

 Voluntary Conseling Test ( VCT ) adalah Proses konseling pra testing,


konseling post testing,dan testing HIV secara sukarela yang bersifat
confidential dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV.
Konseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat
testing, Pengambilan keputusanuntuk testing, dan perencanaan atas issue
HIV yang akan dihadapi. Konseling Post testing membantu membantu
seseorang untuk mengerti & menerima status ( HIV+ dan merujuk pada
layanan dukungan. Voluntari Counseling Test ( VCT ) merupakan pintu
masuk penting untuk mencegah dan perawatan HIV.

11. SASARAN DAN TEMPAT


Sasaran : Terduga Penderita HIV-AIDS
Tempat : Gedung UPT.Puskesmas Baradatu

12. DASAR HUKUM


13. Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
14. Kepmenkes Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinik dan
Keterampilan Klinik Di FKTP
15. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular
17. Keprres No.9/KEP/MENKO/KESRA/VI/1994 Tanggal 16 Juni 1994 Tentang
Strategi Nasional ( STRANAS ) Penanggulangan HIV dan AIDS

6. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Konseling Pre Test
2. Konseling Post Test

7. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

c. Konseling Pre Testing


 Menyiapkan perlengkapan untuk konseling
o Alat : Papan nama dan petunjuk, Poster HIV/AIDS, Leaflet HIV/AIDS,
Brosur HIV/AIDS, Kotak saran, tempat sampah, meja dan kursi, jam
kerja layanan, kalender,dan kondom
o Bahan : Tissu, Air minum,
 Memanggil pelanggan dengan menyebut nomor register dan mempersilahkan
masuk ruangan
 Mempersilahkan pelanggan duduk dengan nyaman dikursi yang telah
disediakan
 Memberi salam dan memperkenalkan diri
 Memeriksa ulang nomor kode pelanggandalam formulir dokumen pelanggan
 Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan
 Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai dengan yang ada pada cek list
untuk konseling pre test ( cek list pada lampiran )
 Mengklarifikasi tentangfakta dan mitos tantang HIV/AIDS
 Membantu pelanggan untuk menilai resiko pelanggan
 Membantu pelanggan untuk membuat keputusanuntuk dilakukan test HIV
antaralain dengan menjelaskan keuntungan dan akibat melakukan test HIV
 Mendiskusikan Prosedur HIV/AIDS waktu untuk mendapatkan hasil dan arti
dari test HIV
 Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil test
 Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan memfasilitasi
diskusi tentang cara menyesuaikan diri denganstatus HIV
 Menjajaki kemampuan pelanggan dalam mengatasi masalah
 Melakukan penilaian sistem dukungan
 Memberi waktu untuk berfikir
 Bila pelanggan menyetujui untuk test, Konselor memberikan form infomed
consenkepada pelanggan dan meminta tanda tangannya setelah pelanggan
membaca isi form HIV/AIDS
 Mengisi dokumen pelanggan dengan lengkapdan mengisi form rujukan ke
laboraturium
 Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu hasil test
 Mengantar pelanggan ketempat pengambilan darah danmenyerahkan form
laboraturium kepada petugas pengambil darah
 Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test Konselor menawarkan kepada
pelanggan untuk datang kembali sewaktu waktu bila masih memerlukan
dukungan dan atau untuk dilakukan test
d. KONSELING POST TEST
 Memanggil pelanggan dengan menyebutkan nomor registrasi seperti prosedur
pemanggilan konseling pre tset
 Memperhatikan komunikasi non verbal saat pelanggan memasuki ruangan
konseling
 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima test
 Mengkaji ulang secara singkat dan menanyakan keadaan umum pelanggan
 Memperhatikan amplop hasil test yang masih tertutup kepada pelanggan
 Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima hasil test. Apabila
pelanggan menyatakan sudah siap menerima hasil test maka konselor
menawarkan kepada pelanggan untuk membuka amplop bersama
konselor,apabila pelanggan menyatakan belum siap konselor memberikan
dukungan kepada pelanggan untuk menerima hasil dan beri waktu sampai
pelanggan menyatakan dirinya siap
 Bila hasilnya positif
 Memeriksa apa yang diketahui tentang hasil test
 Menjelaskan dengan tenang arti hasil pemeriksaa
 Memberi kesempatan untuk ventilasikan emosi
 Memfasilitasi coping problem( Kemampuan menyelesaikan masalah)
 Setelah pelanggan cukup tenang dan konseling dapat dilanjutkan
konselor menyelesaikan informasi sebagai berikut:Pengobatan
ARV,Kesehatan Reproduksi dan kesehatan seksual,Menawarkan
konseling pasangan
 Menawarkan secara rutin pelanggan mengikuti pemeriksaan sifilisdan
manfaat pengobatan sifilis
 Untuk pelanggan perempuan terdapat fasilitas layanan pemeriksaan
kehamilan dan rencana penggunaan alat kontra sepsi bagi laki laki
dan perempuan
 Memotifasi agar datang ke klinik untuk evaluasi awal secara medis
 Konselor dan pelanggan menyepakati waktu kunjunganberikutnya
 Apabila pada waktu yang ditentukan pelanggan tidak bisa
hadirdisarankan untuk menghubungi konselor melalui telfon untuk
perjanjian berikutnya
 Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya mengenai
hal hal yang belum diketahui
 Menawarkan pelayanan VCT kepada pelanggan pelanggan
 Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan maka
konseling pasca testing ditutup
 Memotifasi agar bersama di dampingi oleh MK
 Konselor mengisi form pasca-konseling
 Apabila hasil negatif
 Mendiskusikan kemungkinan pelanggan masih berada dalam periode
jendela
 Membuat ihtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan
 Memastikan pelanggan paham mengenai hasil test yang diterima dan
pengertian periode jendela
 Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan pelayanan
VCT bagi pasangan
 Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan
 Memberikan kesempatan pada pelanggan untuk bertanya mengenai
hal hal yang belum diketahui
 Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan maka
konseling pasca testing ditutup
 Memotifasi agar bersedia didampingi oleh MK untuk mempertanyakan
prilaku yang aman
 Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila dibutuhkan
 Mengisi form pasca konseling

8. JADWAL KEGIATAN
Setiap Hari dan Jam Kerja

9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan VCT yang dilaksanakan oleh pelaksana di catat di
form,kemudian cakupan hasil kegiatan dilaporkan dan disosialisasikan kepada
Kepala Puskesmas melalui loka karya mini bulanan. Kemudian selanjutnya
laporan disampaikan ke Dinas Kabupaten Way Kanan setiap akhir bulannya.

Baradatu, 09 Januari 2018


Pemegang Program HIV

Meri Riyandani,Amd.Kep
NIP: 19840720 200804 2 004

Anda mungkin juga menyukai