Askep Hiperbil - Anna Harkit
Askep Hiperbil - Anna Harkit
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Suatu keadaan di mana jumlah bilirubin di dalam darah lebih tinggi dari normal
sehingga menimbulkan jaundis- warna kuning yang tampak pada kulit, mukosa,
sclera, dan urine. ( maternal infant care planning ).
Ikterus Fisiologis yang memiliki
Ikterus pada neonatus tidak selamanya patologis, icterus fisiologis adalah
ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
Timbul pada hari kedua-ketiga
Kadar bilirubin indirek setelah 2x24 jam tidak melewati 15 mg% pada
neonatus cukup bulan dan 10 mg% pada kurang bulan.
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tak melebihi 5 mg% per hari
Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg%
Ikterus hilang pada 10 hari pertama
Ikterus Patologis/ Hyperbilirubinemia
Adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai
yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak di
tanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang
pathologis. Brown menetapkan hyperbilirubinemia bila kadar bilirubin
mencapai 12 mg% pada cukup bulan, dan 15 mg% pada bayi kurang bulan.
Utelly menetapkan 10 mg% dan 15 mg%
Kern Ikterus
Adalah Suatu kerusakan otak akibat perlegketan bilirubin Indirek pada otak
terutama pada Korpus Striatum, Talamus, Nukleus Subtalamus, Hipokampus,
Nukleus Merah, dan Nukleus pada dasar Ventrikulus IV.
1
2. ETIOLOGI
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah tersebut dapat terjadi karena keadaan
sebagai berikut :
Timbul dalam 24 jam pertama
Ketidak cocokan golongan darah antara ibu dan bayi, Rhesus/ABO
Infeksi : TORCH, Malaria, Bakteri
Defisiensi enzim G6PD
Timbul dalam 24-72 jam pertama
Fisiologik
Sepsis
Polisitemia
Perdarahan intra vaskuler
Timbul setelah 72 jam
Sepsis
Hematoma sefal
Hepatitis neonatal
Atresia Biliaris
Breast milk Jaundice
3. PATOFISIOLOGI
Bilirubin adalah produk pemecahan hemoglobin yang berasal dari pengrusakan sel
darah merah. Ketika sel darah merah rusak maka produknya akan masuk ke sirkulasi,
dimana hemoglobin akan di pecah menjadi heme dan globin. Gloobin (protein) di
gunakan kembali oleh tubuh, sedangkan heme akan di ubah menjadi bilirubin
unkonjugata dan berikatan dengan albumin.
Kejadian yang sering di temukan adalah apabila terdapat penambahan sebab
bilirubin pada streptococcus hepar yang terlalu berlebihan. Hal ini dapat di temukan
bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, memendeknya umur
eritrosit janin/bayi, meningkatnya bilirubin dari sumber lain atau terdapatnya
peningkatan sirkulasi enterohepatik.
2
4. KOMPLIKASI
Bilirubin Enchepalopathy
Kern icterus, kerusakan neurologis, cerebral palsy, retardasi mental,
hiperaktif, bicara lambat, tidak ada koordinasi otot dan tangisan yang
melengking.
5. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang jelas pada bayi yang menderita hyperbilirubin adalah :
a. Tampak icterus pada sclera, kuku atau kulit dan membran mukosa.
b. Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama di sebabkan oleh penyakit
hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetik atau infeksi.
c. Jaundice yang tampak pada hari ke dua atau hari ke tiga, dan mencapai
puncak pada hari ke tiga sampai hari ke empat dan menurun pada hari ke
lima sampai hari ke tujuh yang biasannya merupakan jaundice fisiologis.
d. Ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang
cenderung tampak kuning terang atau orange, icterus pada tipe obstruksi
(bilirubin direk) kulit tampak berwarna kuning kehijauan atau keruh.
Perbedaan ini hanya dapat di lihat pada icterus yang berat.
e. Muntah, anoreksia, fatigue, warna urin gelap dan warna tinja pucat seperti
dempul.
f. Perut membuncit dan pembesaran pada hati
g. Letargi, kejang, tidak mau menghisap
h. Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental
i. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot,
epistotonus, kejang, stenosis yang disertai ketegangan otot.
6. PENATALAKSANAAN
Pemberian cairan yang adequate
Pemberian terapi sinar
Letakkan bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu dengan jarak 45 cm,
tutup mata, setiap 2 jam bayi di susui, ubah posisi bayi setiap selesai menyusu,
3
ukur suhu per 3 jam, timbang bayi setiap hari, periksa kadar bilirubin sesuai
instruksi dokter.
Transfusi tukar
Adalah mengganti darah bayi dengan darah yang baru secara serial.
Tujuan :
Mengganti eritrosit yang dapat menjadi hemolysis
Menurunkan kadar bilirubin indirek
Memperbaiki anemia
Membuang kuman atau toksik (darah bayi dari ibunya bercampur
antibodinya menjadi toksik).
Efek samping terapi sinar :
Meningkatkan kehilangan cairan insensible
Defekasi encer
Warna kemerahan pada kulit
Bronze baby syndrome
Hypertermia
4
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian kasus di lakukan pada tanggal 15 April 2016 dengan hasil sebagai
berikut :
1. Identitas Pasien
Nama : By.OKS
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 4 April 2016
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan Lahir : 3935 Gram
Tanggal Masuk : 14 April 2016
Ruangan : Seruni level II B
No. RM : 01604016
Diagnosa Medis : NCB SMK Severe Neonatal Hyperbilirubin
Alamat : Kemanggisan pulo RT 006/009 palmerah Jakarta
Barat
2. Identitas Orang Tua
a. Ibu
Nama : Ny.L
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kemanggisan pulo Rt006/009 palmerah Jakarta
Barat
b. Ayah
Nama : Tn. I
Umur : Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Kemanggisan pulo Rt 006/009 Palmerah Jakarta
Barat
5
3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
A. Riwayat Antenatal
Ibu ANC secara teratur di RSAB Harapan Kita, selama hamil dan tidak ada
keluhan.
B. Riwayat Persalinan
G3P1A1 hamil 36 minggu Bayi lahir tanggal 4 April 2016 jam 01.44 wib
secara Sectio Caesaria. Jenis kelamin laki-laki, berat lahir 3935 gram, panjang
badan 52 cm, lingkar kepala 36,5 cm, lingkar dada 36 cm, lingkar perut 34,5
cm, lingkar lengan 13 cm. Golongan darah ibu AB, golongan darah ayah A,
golongan darah bayi A dengan RH positif. A/S 9/9, cairan ketuban jernih
4.Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Irama : Reguler
Retraksi dada : Tidak ada
Bentuk dada : Normal
Pola nafas : Normal
Suara nafas : Normal
Cyanosis : Tidak ada
Alat bantu nafas : Tidak ada, bayi bernafas spontan
6
b. Sistem kardiovaskuler
Cyanosis/ pucat : Tidak ada
Intensitas Nadi : Kuat
Irama Nadi : Ireguler
c. Sistem gastro intestinal
Mulut : Mukosa Lembab
Mual/ Muntah : Setiap minum susu bayi muntah, bayi malas minum
Ancietas : Tidak ada
Peristaltik usus : 9-12 kali/menit
d. Sistem musculoskeletal
Kelainan tulang : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
e. Sistem neurosensory
Kesadaran : Kompos mentis
Gangguan Neurologis : Tidak ada
f. Sistem Integumen
Warna kulit : Ikterik
Kelainan : Tidak ada
Resiko decubitus : Ada
g. Eliminasi
Defikasi : Pengeluaran melalui Anus, frekwensi 4-5 kali/ hari,
konsistensi lunak, karakteristik normal.
Urine : Pengeluaran spontan, kelainan tidak ada, diuresis 4,2
cc/kgbb/jam, balance cairan positif 311/24 jam
h. Psikososial
Pada saat jam kunjungan, orang tua bayi selalu datang menjenguk dan
memberikan sentuhan pada bayinya. Orang tua selalu bertanya pada perawat atau
dokter mengenai kondisi perkembangan bayinya.
7
i. Sosial Ekonomi
Biaya perawatan di tanggung oleh orang tua
j. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil Laboratorium
Tanggal 14 April 2016 Tanggal 15/04/16
Hemoglobin 18,2 g/dl Hemoglobin 16,1 g/dl
Hematokrit 57,5 % Hematokrit 49,9 %
Leukosit 12,53 10^3/µL Leukosit 11,53 10^3/µL
Natrium 176 mmol/L Natrium 151 mmol/L
Kalium 5,1 mmol/L Kalium 4,7 mmol/L
Klorida 137 mmol/L Bilirubin total 15,66 mg/dl
Bilirubin total 24,93 mg/dl Bilirubin Direk 0,20 mg/dl
Bilirubin direk 0,50 mg/dl Bilirubin Indirek 15,46 mg/dl
Bilirubin Indirek 24,43 mg/dl
CRP Kuantitatif 0,2 mg/dl
Hematologi
N-G6PD 11,1 U/g Hb
N-TSH 3,6 µIU/ml
8
b. Hasil Darah kultur tanggal 19 April 2016 Steril
c. Hasil USG kepala tanggal 19 April 2016
Fissura interhemisphere di tengah, tidak tampak melebar
Cortikal sulci & giri normal
Sistem ventrikel dan sisterna tak melebar
Parenchym cerebrum tak tampak kelainan
Brain slem & serebellum tak tampak kelainan
Kesan : USG kepala tak tampak kelainan
d. Pasien di pasang CFM tanggal 16 April 2016 jam 07 pagi
Hasil terlampir
Penatalaksanaan
Therapy :
Light Terapi Triple
Minum Asi/ SF 8x70-75cc per Sonde
IVFD N4 30cc/ jam
Pasang CFM
9
1. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Orang Tua mengatakan bayi Ikterus pada sclera Kurang volume
muntah setiap di beri minum, malas dan badan, serta cairan tubuh
minum dan banyak tidur peningkatan kadar
Do: bilirubin indirek <
Suhu : 37,7ºC 12mg/dl
Nadi : 150 x/menit
RR : 48x/menit
Mual
Muntah Indikasi foto
Minum ASI/SF Via OGT therapy dengan
8x70-75cc sinar intensitas
Terpasang IVFD N4 tinggi
30cc/jam
Turgor kulit kurang elastis
Mukosa bibir kering
Natrium 176 mmol/L
Kalium 5,1 mmol/L
Klorida 137 mmol/L
Ikterik di mata dan badan
Akral panas
Terpasang light terapi triple
Minum ASI/SF via OGT di
10
naikkan jadi 8x80cc Indikasi foto
Terpasang IVFD N4 therapy dengan
30cc/jam sinar intensitas
tinggi
11
Diagnosa Keperawatan
1 Kurang volume cairan berhubungan Setelah di lakukan tindakan 1. Beri minum bayi sesuai takaran dan jadwal
dengan tidak adequatnya intake cairan keperawatan 1x 24 jam hidrasi 2. Timbang BB setiap hari
DS : Orang tua mengatakan bayi muntah adequate dengan kriteria hasil : 3. Evaluasi suhu tiap 3 jam atau kalo perlu
setiap di beri minum, bayi malas minum Mukosa mulut lembab 4. Monitor intake dan output minimal tiap 8
dan banyak tidur Produksi urin output 1-3 ml/kg jam
DO : BB/jam 5. Observasi mukosa, ubun-ubun dan turgor
Suhu : 37,7ºC Suhu aksila 36,5-37,5 ºc kulit
Nadi : 150 x/menit Turgor kulit elastis 6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
RR : 48x/menit Ubun-ubun tidak cekung minum atau pemasangan IVFD
Mual
Muntah
Minum SF Via OGT 8x70-
75cc
Turgor kulit kurang elastis
Mukosa bibir kering
Natrium 176 mmol/L
Kalium 5,1 mmol/L
Klorida 137 mmol/L
12
2. Hypertermi berhubungan dengan efek Setelah di lakukan tindakan 1. Pertahankan suhu lingkungan normal, K/p
fototherapi keperawatan 1x 24 jam tidak rawat di dalam incubator
DS : Tidak ada respon verbal terjadi gangguan suhu tubuh 2. Kontrol suhu aksila tiap 3 jam
dengan kriteria hasil : 3. Pertahankan jarak normal fototherapi dan
DO : Suhu tubuh stabil antara 36.5- bayi
Suhu : 37,7ºc 37.5 ºc 4. Beri minum sesuai takaran dan waktu
Nadi : 151 kali/menit 5.
RR : 46 kali/menit
Akral panas
Terpasang light terapi triple
Minum ASI/SF via OGT
dinaikkan menjadi 8x80cc
Terpasang IVFD N4 30cc/jam
3. Resiko Injuri internal berhubungan Setelah di lakukan tindakan 1. Berikan fototherapi sesuai program
dengan peningkatan serum bilirubin keperawatan selama 3x 24 jam 2. Tempatkan neonatus pada jarak 45cm dari
sekunder dari pemecahan sel darah injuri internal tidak terjadi dengan sumber cahaya
merah dan gangguan eksresi bilirubin kriteria hasil : 3. Biarkan neonatus dalam keadaan telanjang
DS : Tidak ada respon verbal Kesadaran Compos mentis kecuali mata dan daerah genital serta
DO : Bilirubin serum menurun bokong di tutup pakai pempers
13
Tidak ada tangis 4. Usahakan agar penutup mata tidak menutupi
melengking hidung
Tidak ada kejang 5. Buka penutup mata setiap akan di susukan
Ada reflek moro dan hisap ajak bicara dan berikan sentuhan pada bayi
14
15
CATATAN KEPERAWATAN
16
Memberikan minum melalui OGT 75cc
Mengobservasi adanya sianosis, retraksi, nafas
cuping hidung tidak ada cyanosis, retraksi dan
napas cuping hidung
Mencatat intake dan output
18.00 Mengukur tanda-tanda vital nadi 148x/mnt, suhu
37ºc , RR 50 x/mnt
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum ASI melalui OGT 75 cc
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung tidak ada cyanosis, retraksi dan
nafas cuping hidung
Mencatat intake output
21.00 Mengukur tanda-tanda vital Nadi 151x/mnt,
suhu37,3ºc, RR 44x/mnt
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum ASI melalui OGT 75 cc
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
16/04/16 00.00 Mencatat intake output, Balance Cairan 1070,
output 380 cc
Mengukur tanda-tanda vital nadi 148x/mnt, 42
x/mnt, suhu 37ºc
Menimbang BB 3500 gram
Mengganti popok
Mengganti laken
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF melalui OGT 80cc
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
17
cuping hidung
06.00 Mengukur tanda-tanda vital nadi 142x/mnt,
RR44x/mnt, suhu 36,9ºc
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF melalui OGT 75 cc
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output 2,3cc/kgbb/jam
Mengambil sample darah untuk pemeriksaan DL,
Elektrolit dan Bilirubin T/D
07.00 Memasang alat CFM bukan yang jarum tapi yang
biasa
09.00 Mengukur tanda-tanda vital Nadi 148x/mnt, RR
40x/mnt, suhu 36,8ºc
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF melalui OGT 80cc
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
12.00 Mengukur tanda-tanda vital nadi 124x/mnt,
RR40x/mnt, suhu 36,6ºc
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum ASI 60cc, SF 20 cc melalui
OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
15.00 Mengukur tanda-tanda vital nadi 140x/mnt, RR
18
40x/mnt, suhu 36,5ºc
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum ASI 60cc, SF 20cc melalui
OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
18.00 Mengukur tanda-tanda vital nadi 150x/mnt,
RR42x/mnt, suhu 36,8ºc
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF 80cc melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
21.00 Mengukur tanda-tanda vital 147x/mnt, RR
45x/mnt, suhu 37,4 ºc
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
17/04/16 00.00 Mengukur tanda-tanda vital Nadi 148x/mnt, RR
45x/mnt, suhu 36,7ºc
Menimbang BB
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF 80 cc melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
19
cuping hidung
Mencatat intake output
06.00 Mengukur tanda-tanda vital nadi 148x/mnt, suhu
36,6ºc, RR 45x/mnt
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF 80cc melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
Mengambil darah untuk pemeriksaan DL,
elektrolit dan Bilirubin T/D
Mengukur tanda-tanda vital nadi 148x/mnt,
09.00
RR44x/mnt, suhu 36,6ºc
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF 80cc melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
Mengukur tanda-tanda vital nadi 152x/mnt,
12.00
RR44x/mnt, suhu 36,7ºc
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF 80cc melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
Mengukur tanda-tanda vital Nadi 148x/mnt, suhu
15.00
36,7ºc
Mengganti popok
20
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF 80cc melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
Mengukur tanda-tanda vital nadi 143x/mnt
18.00
suhu,36,6ºc, RR 40x/mnt
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF 80cc melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
Mengukur tanda-tanda vital nadi 145x/mnt, suhu
21.00
36,7ºc, RR 43x/mnt
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum SF 80cc melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
00.00
Mengukur tanda-tanda vital
Menimbang BB 3586gram
Mengganti popok
Mengatur posisi bayi
Memberikan minum melalui OGT
Mengobservasi adanya syanosis, retraksi, nafas
cuping hidung
Mencatat intake output
21
Tanggal Evaluasi (SOAP)
16/04/16 DX I
S:-
O:
A : Volume cairan terpenuhi
P :
DX II Hypertermi berhubungan dengan efek fototherapi
S :
O:
A : Hypertermi Teratasi
P :
DX III Resiko injuri internal berhubungan dengan
peningkatan serum bilirubin
S : Tidak ada respon verbal
O:
A:
P
22
DX IV Koping individu tidak efektif berhubungan dengan
kecemasan orang tua
S : OT banyak bertanya tentang keadaan anaknya seperti
sakit apa dan kenapa badan anaknya berwarna kuning serta
malas minum
O : OT bayi tampak cemas dan gelisah melihat keadaan
anaknya
A :Koping individu belum teratasi
P:
1. Kaji ekspresi verbal dan non verbal, perasaan dan
gunakan mekanisme koping
2. Bantu orang tua untuk mengatakan konsepnya tentang
bayi, lama peraawatan dan komplikasi yang mungkin
terjadi
3. Berikan informasi yang akurat tentang kondisi bayi,
kemajuan yang dicapai, perawatan selanjutnya dan
komplikasi yang dapat terjadi
4. Beri kesempatan orang tua untuk merawat bayi pada
saat jam berkunjung
17/04/16 DX I
S :
O:
A:
P :
DX II
S :
O:
23
DX III Resiko injuri internal berhubungan dengan
peningkatan serum bilirubin
S:-
O:
A:
P:
24
saat jam berkunjung
18/04/2016 DX I
S:-
O:
A:
P:
25
bayi, penyebab infeksi, lama peraawatan dan
komplikasi yang mungkin terjadi
3. Berikan informasi yang akurat tentang kondisi bayi,
kemajuan yang dicapai, perawatan selanjutnya dan
komplikasi yang dapat terjadi
4. Beri kesempatan orang tua untuk merawat bayi pada
saat jam berkunjung
26
DAFTAR PUSTAAKA
Bobak, J. (1985). Materity and Gynecologic care. Precenton.
Cloherty, P. John (1981).manual of Neonatal care. USA. Herper. (1994). Biokimia. ECG,
Jakarta
Hazinki, M.F. (1984). Nursing care of Critically III Child, The Mosby Company CV,
Toronto.
Markum, H. (1991). Ilmu Kesehatan Anak Buku I.FKUI, Jakarta.
27