Anda di halaman 1dari 3

Bali adalah..

Bali adalah tempat dimana para bule-bule berjemur, dimana para bule-bule ada disepanjang
jalan raya Ubud, dimana para bule-bule berkeliaran di tepi pantai, dimana tempat ngopinya yang
kopinya harus digiling dulu, dimana tempat ngopinya tidak semurah di Pontianak, dimana harga
makanan lamongan Cuma lima belas ribu, dan dimana saya mencoba pengalaman hidup yang mungkin
berbeda dari sebelumnya. Bali sangat kental dengan budayanya, didukung dengan setiap di depan
rumah orang bali pasti terdapat seperti pura kecil yang coba saya simpulkan untuk orang-orang bali
melakukan ritual yang sudah turun-temurun dari nenek moyangnya. Terlihat dari bentuk atap rumah-
rumah di bali yang katanya mempunyai peraturan jika ingin membuat bangunan atau rumah harus
memenuhi aspek-aspek seperti bentuk atap harus atap pelana dengan ornament-ornamen corak khas
bali dan mempunyai pagar yang harus mempunyai ornament bali juga. Saya beruntung bisa hadir di sini,
menikmati suasana hidup di sini, dan mungkin akan menjadikan tempat ini tempat paling mengesankan
di Indonesia, atau mungkin ada lebih dari satu tempat yang sama indahnya seperti di bali karena
Indonesia kan kaya akan wisata alam dan budayanya, saya aja yang baru keluar rumah.

Wisata halal bali

Bagi sebagian orang muslim mungkin akan setuju jika di bali mempunyai wisata halalnya,
terserah itu hak anda-anda untuk setuju atau tidak, dan saya juga mempunyai hak untuk tidak setuju.
Menurut saya bali akan kehilangan sedikit ciri khasnya jika mempunyai wisata halal, sedikit saja ya,
mungkin, karena bagi saya sebagai muslim sangat menyenangkan atau bisa dibilang menantang jika
biasanya di tempat-tempat yang mayoritasnya muslim kita ingin sholat tinggal ke masjid, yang dimana
tiap 100 meter pasti ada masjid/mushola, sekarang di bali kita harus berjalan cukup jauh atau kembali
ke tempat kediaman kita untuk melaksanakan sholat. Walaupun demikian, masih terdapat banyak
masjid di bali yang mungkin cukup menampung orang muslim di bali. Dan yang paling saya suka adalah
hari jum’at dimana umat muslim di Bali berkumpul di suatu masjid untuk melaksanakan sholat jum’at.
Pada hari itu semua orang setara derajatnya, mau Polisi, TNI, Mas-mas pedagang bakso, penjual cermin
keliling dan penjual sate semua sama-sama satu tujuan untuk melaksanakan sholat jum’at atau mungkin
lebih tepatnya antri nasi gratis karena setiap hari jum’at masyarakat setempat sedekah dengan cara
membagikan nasi bungkus gratis bagi masyarakat yang hadir di masjid pada hari jum’at. Jika nasinya
enak, berarti orang yang memberi/sedekah itu ikhlas, dan kalau nasinya tidak enak, berarti kita yang
kurang bersyukur sudah diberi nasi gratis. Ini menjadikan pengalaman yang tidak biasa bagi saya karena
di Kalimantan mungkin tidak ada budaya seperti ini, atau belum saya jumpai di berbagai masjid yang
pernah saya kunjungi. Menurut saya bali tidak perlu mempunyai wisata halal karena tidak dijadikan
wisata halal pun bali sudah memiliki banyak masjid di berbagai titik. Untuk umat muslim hargailah bali
dengan segala budayanya, jangan hanya minta dihargai dengan meminta wisata halal di tempat yang
ingin menjaga budayanya, toh masjid itu artinya tempat sholat, jika itu layak dan bersih bisa dijadikan
tempat sholat, bukan hanya yang ada tulisan masjidnya saja yang bisa untuk sholat. Bali sudah memiliki
makanan dan minuman yang halal, tidak perlu di halalkan.

Hari Raya Galungan dan Kuningan

Selamat menyambut hari raya galungan dan kuningan bagi yang merayakan, dan bagi saya ini
adalah pertama kali merasakan suasananya yang tidak mungkin saya dapatkan ditempat lain selain di
bali. Rasanya setiap rumah di bali sedang ada acara pernikahan dengan bambu yang melengkung
dengan hiasan-hiasan bercirikan khas bali. Kalau di Kalimantan atau daerah tempat asal saya ini sedang
ada acara pernikahan kalau ada bambu dengan hiasan janur kuning melengkung. Mungkin ada banyak
lagi bentuk dari perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan ini, tetapi hanya satu substansi itu yang bisa
saya simpulkan untuk menandakan bahwa orang bali sedang merayakan Hari Raya Galungan dan
Kuningan.

Gang Keris No. 12

Saya di sini tentunya tidak membeli rumah ataupun mengontrak satu rumah dengan fasilitas
lengkap didalamnya, dikarenakan tidak mungkin anak mahasiswa yang masih bergantung dengan
penghasilan orang tua membeli rumah atau mengontrak rumah dalam jangka waktu hanya 2 bulan.
Ngekost adalah pilihan yang tepat jika seseorang akan mendiami atau menetap dalam jangka waktu
yang singkat, karena harganya murah, dan kecil. Saat pertama kali saya datang rasanya agak ngeri
melihat kondisi kost yang seperti di film-film dengan 2 toilet ukuran 1 x 1,5 meter, yang hanya memiliki
satu kloset dan ember kecil dengan diameter kira-kira 40-50 cm. Meskipun saya sudah 3 tahun
mengembara, ini adalah pengalaman baru dengan air sumur bor yang jernih tetapi masih menyisakan
bau tanah yang setiap hari saya gunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. Tempat ini adalah tempat
yang akan saya tinggali untuk 2 bulan kedepan dengan kasur seadanya dan bantal peminjaman dari
CivArch design studio. Ukuran kamarnya kira-kira 2,5 x 3 meter dengan pintu triplek berwarna coklat
kayu dan satu jendela kaca seperti terpotong-potong yang bisa dibuka tutup serta satu tirai yang
menyelimuti jendela kaca tersebut. Kamar dengan dinding berwarna merah muda yang hampir memutih
karna pudar, dan lantai keramik dengan ukuran 30 x 30 cm inilah yang setiap hari menjadi saksi bisu
bahwa saya pernah tinggal di Bali selama 2 bulan.

Baik, Bagus, Jahat, Buruk

Sebagian orang pernah mengutarakan pendapatnya, dimana itu merupakan hak setiap makhluk
hidup di Indonesia, bebas berpendapat. Pendapat sebagian orang yang pernah saya dengar, bahwa
orang bagus sudah tentu baik, atau orang buruk sudah tentu jahat, silahkan kalau anda setuju dengan
itu. Tetapi pendapat saya berbanding terbalik dengan itu, menurut saya baik, bagus, jahat, buruk itu
mempunyai arti tersendiri. Baik dan jahat merupakan perilaku manusia yang berpengaruh pada individu
lainnya dan tidak berpengaruh pada diri manusia itu sendiri. Bagus dan buruk merupakan perilaku
manusia yang tidak berpengaruh pada individu lainnya, tetapi berpengaruh pada diri manusia itu sendiri.
Di sini saya simpulkan bahwa perilaku yang menguntungkan atau berguna bagi orang lain merupakan
perilaku baik, dan sebaliknya perilaku yang merugikan atau menyakitkan orang lain merupakan perilaku
jahat. Serta perilaku yang tidak berpengaruh terhadap individu lainnya, tetapi merugikan atau
berdampak negative bagi diri sendiri merupakan perilaku buruk. Sebaliknya perilaku yang tidak
berpengaruh terhadap individu lainnya, tetapi menguntungkan atau berdampak positif bagi diri sendiri
merupakan perilaku bagus. Maka dari itu orang baik belum tentu berperilaku bagus, dan orang jahat
belum tentu berperilaku buruk, dan sebaliknya.

CivArch design studio

Alasan yang membantu saya keluar dari pulau Kalimantan adalah untuk kepentingan
menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek. Meskipun itu bukan alasan yang paling mendasar bagi saya,
karena alasan saya yang paling mendasar adalah ingin merasakan suasana dan kehidupan selain di
tempat saya tinggal yaitu Kalimantan Barat secara garis besarnya. Keinginan itu datang setelah saya
membaca beberapa buku dan novel yang menceritakan betapa luasnya dunia ini, rugi jika kita hanya
berdiam diri di satu tempat untuk lahir dan mati di sana. Umur kita terlalu pendek untuk bisa
menyaksikan betapa luasnya dunia, menyaksikan betapa indah dan kejamnya dunia. Kata Socrates “Yang
aku tahu adalah aku tidak tahu apa-apa”, pendapat ini memang benar adanya. Jika dirasakan sepintar
apapun manusia, ia hanya menguasai mungkin seperseratus ilmu yang ada di dunia ini. Maaf jadi
membahas filsafat, kita kembali lagi dengan judul di atas “CivArch design studio” ini adalah alamat
tujuan saya terbang ke Bali. Studio Arsitek yang dari luar terlihat seperti gudang jika belum buka.
Berbentuk persegi panjang dengan bagian ujungnya berbelok sehingga terlihat seperti huruf L jika di
lihat dari atas.

Anda mungkin juga menyukai