Anda di halaman 1dari 27

METODE PENELITAN EKSPERIMEN

27 Feb

A. Pengertian

Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang


menjawab pertanyaan “jika kita melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat
maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu
keadaan yang di control secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi
tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian
eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).

Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di
dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis
dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok
yang dikenakan perlakuan.

B. Karakteristik Penelitian Eksperimen

Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :

1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun
random (acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan
penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara
acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat
studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang
sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam
melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini
adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar
dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan
yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam
penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent
dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti
menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis
perubahan telah terjadi (Observasi).

Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik penelitian
eksperimen adalah antara lain :

1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan


kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).

C. Langkah-langkah Penelitian Eksperimen

Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti beriku :

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi
istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:

a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya


kontaminasi proses eksperimen.
b) Menentukan cara mengontrol.

c) ` Memilih rancangan penelitian yang tepat.

d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah
subjek penelitian.

e) Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

f) Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar


diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.

g) Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.

1. Melaksanakan eksperimen.
2. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
3. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah
ditentukan.
4. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan
untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
5. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.

D. Beberapa Bentuk Desain Penelitian Eksperimen

Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau
membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true
experimental design, dan quasy experimental design.

1. Pre-experimental design

Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal
terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada
beberapa macam antara lain :

a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)

Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah
sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis
perlakuan lalu diukur hasilnya.

b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)


Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

c. Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu;
setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan).

2. True Experimental Design

Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri
utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya
adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true
experimental terbagi atas :

a. Posstest-Only Control Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.

b. Pretest-Posttest Control Group Design.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.

c. The Solomon Four-Group Design.

Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok
diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari
kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.

3. Quasi Experimental Design

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:

a. Time Series Design

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan
satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

b. Nonequivalent Control Group Design

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini,
baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.

c. Conterbalanced Design

Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.

4. Factorial Design

Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang
dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-
eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual
dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari
variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
AsikBelajar.Com | Dalam buku Prof. Sugiyono berjudul Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods) dibahas beberapa macam bentuk desain penelitian eksperimen yang terdiri dari:

1. Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-
sungguh. Mengapa?, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu
bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak
adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Bentuk pre-experimental designs ada beberapa macam yaitu:


a. One-Shot Case Study ;
b. One-Group Pretest-Postest ;
c. Intact-Group Comparison.

Penjelasan tentang bagian a, b, dan c tersebut lengkapnya klik disini.

2. True Experimental Design


Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti
dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri
utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah
adanya kelompok control dan sampel dipilih secara random.

Bentuk True experimental terdiri 2 (dua) macam design yaitu:


a. Posttest-Only Control Design;
b. Pretest-Posttest Control Group Design;

Penjelasan tentang bagian a dan b tersebut lengkapnya klik disini.

3. Factorial Design
Desain penelitian ini merupakan pengembangan/modifikasi dari design true experimental.
Penjelasan klik disini.

4. Quasi Experimental Design


Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari preexperimental design. Quasi-
experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.

Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan
sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan
prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam
menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental.

Berikut ini dikemukakan dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu:


a. Time-Series Design;
Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen
Oleh Fatkhan Amirul HudaDiposting pada 23 Januari 2017

A. Pengertian

Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”.
Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara
ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang
dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).

Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di
dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis
dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok
yang dikenakan perlakuan.

B. Karakteristik Penelitian Eksperimen

Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :

1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random
(acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok
eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan
penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan
pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek
dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen,
untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang
benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja
dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam
melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini
adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar
dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan
yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam
penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent
dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti
menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis
perubahan telah terjadi (Observasi).

Baca Juga: Pengantar Metodologi Penelitian

Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik penelitian
eksperimen adalah antara lain :

1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang
dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).

C. Langkah-langkah Penelitian Eksperimen

Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti beriku :

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:

a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya


kontaminasi proses eksperimen.
b) Menentukan cara mengontrol.
c) ` Memilih rancangan penelitian yang tepat.
d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah
subjek penelitian.
e) Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f) Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar
diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.

g) Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.

1. Melaksanakan eksperimen.
2. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
3. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
4. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk
menentukan tahap signifikasi hasilnya.
5. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.

D. Beberapa Bentuk Desain Penelitian Eksperimen

Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau
membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true
experimental design, dan quasy experimental design.

1. Pre-experimental design

Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal
terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada
beberapa macam antara lain :

a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)

Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah
sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis
perlakuan lalu diukur hasilnya.

Baca Juga: Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Pengembangan

b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)

Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

c. Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu;
setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan).

2. True Experimental Design


Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri
utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya
adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true
experimental terbagi atas :

a. Posstest-Only Control Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.

b. Pretest-Posttest Control Group Design.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.

c. The Solomon Four-Group Design.

Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok
diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari
kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.

3. Quasi Experimental Design

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:

Baca Juga: Model Pembelajaran Advokasi


a. Time Series Design

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan
satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

b. Nonequivalent Control Group Design

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini,
baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.

c. Conterbalanced Design

Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.

4. Factorial Design

Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang
dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-
eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual
dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari
variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
Tuesday, December 13, 2011
Macam-Macam Penelitian Eksperimen
Menurut makalah yang disusun oleh Arifianto, Anto H., Agustina Verawati, Ria Anggraini diungkapkan
bahwa:

a. Pengertian

Metode penelitian eksperimen adalah: metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaru perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Contohnya dalam
bidang fisika penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karna variabel-variabel dapat
di pilih dan variable lain dapat mempengaruhi proses eksperimen dan dapat dikontrol secara tepat,
adapun cotohnya dalam bidang fisika mencari pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda.
Dalam hal ini variasi panas dan muai panjang dapat di ukur secara teliti, dan penelitian dilakukan
dilaboratorium, sehingga pengaruh-pengaruh variable lain dari luar dapat di control. Sedangkan dalam
penelitian social khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit
mendapatkan hasil yang akurat, karna banyak variable luar yang berpengaruh dan sulit mengontrolnya
adapun contohnya mencari pengaruh metode kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid
dalam pelajaran matematika.

b. Beberapa bentuk desain eksperimen

1. Pre- Experimental Designs (Nondesigns)

Pre- Experimental Designs (nondesigns) belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena


masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk
Pre- Experimental Designs (nondesigns) ada beberapa macam yaitu:

a. One-Shot Cose Study

Paradikma dalam penelitian eksperimen model ini dapa di gambarkan sebagai berikut:
XO

X= Treatment yang diberikan

(variabel independen)

O= Observasi

(Variabel dependen)

Adapun cara membacanya sebagai berikut terdapat suatu kelompok diberi trikmen atau perlakuan dan
selanjutnya di observasi hasilnya.

b. One- Group Pretest-Posttest Design

Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradikma ini terdapat pretest sebelum
diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karna dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

O1X O2

O1= nilai pretest (sebelum diberi diklat)

O2 = nilai posttest( setelah diberi diklat)

Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2- O1)

c. Intact-Group Comparison

Terdapat 1 kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi 2 yaitu setengah kelompok
eksperimen dan setengah kelompok untuk kontrol

X O1

O2
O1= Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan

O2= Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak di beri perlakuan

Pengaruh perlakuan = O1 – O2

2. Tru-Experimental design

Dikemukakan 2 bentuk yaitu:

a. Pottest-Only Control Design

R X O2

R O4

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang


masing-masing di pilih secara randum (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang di beri perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang di beri (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian
yang sesungguhnya pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka
perlakuan yang di berikan berpengaruh secara signifikan.

b. Pretest-posttest control group design

R O1 X O2

R O3 O4

Terdapat dua kelompok yang di pilih secara randum,


kemudian di beri pretest untuk mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda
secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)

3. Factorial Design
Merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperlihatkan kemungkinan
adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan ( variabel independen) terhadap hasil
(variabel dependen). Paradigma design faktorial dapat digambarkan seperti berikut:

R O1 X Y1 O2

R O3 Y1 O4

R O5 X Y2 O6

R O7 Y2 O8
Semua kelompok di pilih secara
randum, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian
dinyatajkan baik , bila setiap keompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7

4. Quasi Experimental Design

Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Dua bentuk eksperimen ini yaitu:

a. Time series design

Desain ini tidak dapat di pilih secara randum. Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi pretest sampai
empat kali, dengan maksud untuk mengetahui keistabilan dan kejelasan kelompok sebelum di beri
perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilanya berbeda-beda, berarti kelompok
tersebut labil, dan konsisten.

O1 O2 O3 O4 X O 5 O6 O 7 O8
Hasil pre test yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8.
besarnya pengaruh perlakuan adalah= (O5 + O6 + O7 O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).

Dibawah ini merupakan grafik berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time
series

b. Nonequivalent control group design

Desain ini hampir sama dengan pretest- posttest control group desain, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompk kontrol tidak dipilih secara random.

POPULASI DAN SAMPEL

A. Populasi

Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemungkinan ditarik
kesimpulannya.

B. Sampel

Adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
C. Teknik Samping

Merupakan teknik pengambilan sampel, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probablility sampling dan nonprobabbility sampling.

Gambar: Macam-macam Teknik Sampling

1. Probability Sampling

Merupakan pengambilan sampel yang memberikan peluang yang samabagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

a. Simple Random Sampling.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

b. Proportionate Stratified random Sampling

Digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.

c. Disproortionate Stratified Random Sampling

Digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional.

d. Cluster sampling (Area Samling)

2. Nonprobabbility sampling

Merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

a. Sampling Sistematis

Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.
b. Samling kuota

Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.

c. Sampling insidental

Adalah teknik penetuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
ini cocok sebagai sumber data.

d. Sampling purposive

Adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

e. Sampling jenuh

Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggopta populasi digunakan sebagai sampel

f. Snowball Sampling

Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.

D. Menetukan ukuran sampel

Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan didasarkan atas asumsi bahwa
populasi berdistribusi normal, bila tidak normal maka cara tersebut tidak perlu dipakai.

E. Contoh menentukan ukuran sampel

Misalnya:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500
2. bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya:pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain)
maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. bila dalam pelitian akan melakukan analisis dengan multivarite (korelasi atau regresi ganda
misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti
4. untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20

F. Cara Mengambil anggota sampel

Pengambilan sampel secara randum/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer,
maupun dengan undian. Jika teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi
diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
Home › Artikel dan Makalah

Jenis-Jenis dan Desain Rancangan Penelitian Eksperimen


Thursday, October 1, 2015

Dilihat dari kemampuan dalam melakukan control terhadap variabel-variabel penelitian, jenis/bentuk
rancangan penelitian eksperimen dibedakan dalam tiga kelompok besar, antara lain:

1. Rancangan Pra-Eksperimen (Pra -Experiment Design)


Rancangan ini digunakan untuk mengungkap hubungan sebab-akibat hanya dengan cara melibatkan satu
kelompok subjek, sehingga tidak ada control yang ketat terhadap variabel. Terdapat tiga jenis rancangan
penelitian yang dapat dimasukkan dalamkelompok rancangan penelitian ini, yaitu:

a. Studi Kasus Bentuk Tunggal (One - Shot Case Study)


Yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding dan juga tanpa adanya
tes awal. Dengan modelini peneliti tujuannya sederhana yaitu ingin mengetahui efek dari perlakuan
yang diberikan pada kelompok tanpa mengindahkan pengaruh factor yang lain.

Baca Juga

 Sumber Belajar Dalam Pengajaran


 Karakteristik Pembelajaran Terpadu
 Model Pembelajaran

b. Pratest-Postest Kelompok Tunggal (The One Group Pratest Posttest)


Rancangan eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.Model ini
lebih sempurna jika dibandingkan dengan model pertama, karena sudah menggunakan tes awal
(pratest) kemudian setelah diberikan perlakukan dilakukan pengukuran (posttest) lagi untuk mengetahui
akibat dari perlakukan itu, sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti.
c. Perbandingan Kelompok Statis (The Static Group Comparison Group)
Pada rancangan ini, ada kelompok yang diberikan treatmen eksperimental, dan ada kelompok lainnya yang
tak diberikan treatmen, dua-duanya adalah kelompok yang sudah ada.

2. Rancangan Eksperimen Murni (True- Experimental Design)


Rancangan penelitian ekperimen ini digunakan untuk mengungkapkan hubungan sebab-akibat dengan
cara melibatkan kelompok control disamping kelompok eksperimental, yang pemilihan kedua kelompok
tersebut menggunakan tekhnik acak.

Terdapat tiga karakter dalam rancangan penelitian ini: (1) adanya kelompok kontrol, (2) siswa ditarik
secara random/acak dan ditandai untuk masing-masing kelompok, (3) sebuah tes awal dilakukan untuk
mengetahui perbedaan antar kelompok. Terdapat lima jenis rancangan penelitian eksperimen murni,
antara lain:

a. Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok control (The randomized posttest
only control group design)

Pada rancangan ini, ada kelompok eksperimen dan ada kelompok kontrol.Pada kelompok eksperimen
dikenai perlakuan X1 dan pada kelompok kontrol tidak dikenai perlakuan.Dan pada akhir penelitian
kedua kelompok dikenai posttest. Pemilihan subjek ke dalam kedua kelompok yang dikenai eksperimen
menggunakan proses randomisasi. Dengan begitu, sesuai dengan asumsi randomisasi, kedua kelompok
yang dikenai eksperimen adalah ekuivalen (hampir sama).
Skema model ini adalah:

Grup Variabel Terikat Posttest


(R) Eksperimen X Y2
(R) Kontrol - Y2

b. Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The
randomized pretest-posttest contol group design)

Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada
kedua kelompok diawali dengan pratest, dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran
kembali (pascatest). Subjek yang dipilih pada racangan penelitian ini menggunakan tekhnik acak.

Skema model ini adalah:

Grup Pratest Variabel Posttest


terikat
(R) Eksperimental Y1 X Y2
(R) Kontrol Y1 - Y2

c. Empat kelompok Solomon (The randomized Solomon four group design)


Rancangan ini pada dasarnya menggabungkan dua rancangan eksperimental sebelumnya sehingga
terbentuk rancangan yang melibatkan empat kelompok. Dua kelompok sebagai kelompok eksperimen
dan dua lainnya sebagai kelompok control. Pada kedua kelompok eksperimental diberi perlakuan
sedangkan pada kedua kelompok control tidak. Pada satu pasangan kelompok eksperimen dan control
diawali dengan pratest, sedangkan pada pasangan yang lain tidak. Setelah pemberian perlakuan selesai
diadakan pengukuran atau pascatest pada keempat kelompok.Peneliti dapat menekan sekecil mungkin
sumber-sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format
pengukuran.

Skema model penelitian ini adalah:

Grup Pratest Variabel Posttest


terikat

(R) Eksperimen 1 Y1 X Y2

(R) Control 1 Y1 - Y2
(R) Eksperimen 2 - X Y2

(R) Control 2 - - Y2

d. Rancangan penelitian dua kelompok matching randomisasi


Pada rancangan penelitian ini, selain melakukan randomisasi pada kelompok eksperimen maupun
control juga dilakukan teknik control tambahan dengan dilakukannya matching. Matching dilakukan agar
kedua kelompok menjadi setara pada beberapa variabeltergantung yang diduga dapat berpengaruh
pada variabel terikat. Matching dilakukan sebelum dilakukan randomisasi.

Grup Variabel Terikat Posttest

M R Eksperimen X Y2

Kontrol - Y2

Baca juga:

 Teknik sampling

 Instrumen Penelitian

 PENELITIAN EVALUATIF

 Populasi dan Sample

3. Rancangan Eksperiment Semu ( Quasi-Experimental Design)

Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan seluruh subjek
dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment) dan bukan menggunakan
subjek yang diambil secara acak. Penggunaan rancangan ini bertujuan untuk memperoleh informasi
yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya
dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel
yang relevan.
Ciri-ciri rancangan eksperimen semu adalah:

1. Manipulasi eksperimen hanya pada variabel bebas.


2. Tidak ada pemilihan secara acak untuk kelompok dan atau
3. Tidak ada kelompok kontrol

Dalam rancangan ini biasanya menggunakan kelompok subjek yang telah terbentuk secara
wajar,sehingga sejak awal bisa saja kedua kelompok subjek telah memiliki karakteristik berbeda. Apabila
pada pascatest ternyata kedua kelompok itu berbeda mungkin saja perbedaannya bukan disebabkan
oleh perlakuan tetapi karena sejak awal kedua kelompok sudah berbeda. Control terhadap variabel-
variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakuan karena akesperimen ini biasanya
dilakukan dimasyarakat. Beberapa jenis rancangan penelitian antara lain:

a) Posttest Only, Non-Equivalent Control Group Design


Rancangan ini pada dasarnya sama dengan rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok
control diatas tadi. Perbedaannya hanyalah terletak pada teknik yang digunakan di dalam
upaya mengekuivalenkan/menyamakan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pada
rancangan ini, bukan proses randomisasi yang digunakan, melainkan menggunakan kelompok yang
sudah ada, akan tetapi subjek yang dikenai pascates terbatas pada subjek-subjek yang dapat dijodohkan.
Skema model penelitian ini adalah:

Grup Variabel Terikat Posttest


(NR) X Y2
(NR) - Y2

b. Pretest-Posttest, Non-Equivalent Control Group Design


Rancangan ini pada dasarnya sama dengan rancangan secara acak pratest-posttest dan kelompok
control diatas tadi. Perbedaannya hanyalah terletak pada teknik yang digunakan di dalam upaya
mengekuivalenkan/menyamakan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pada rancangan ini,
bukan proses randomisasi yang digunakan, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada, akan
tetapi subjek yang dikenai pratest dan pascates terbatas pada subjek-subjek yang dapat dijodohkan.
Skema model penelitian ini adalah:

Grup Pratest Variabel terikat Posttest


(NR) Y1 X Y2
(NR) Y1 - Y2

c. Rancangan rangkaian waktu (A basic time-series design)


Pada design time series,peneliti melakukan pengukuran di depan selama tiga kali berturut, kemudian
peneliti memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian peneliti melakukan pengukuran
selama tiga kali lagi setelah perlakuan dilakukan. Design ini merupakan pengembangan dari One Group
Pretest-Posttest Design, jika pengukuran dilakukan secara berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu.

d. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (control time series design)
Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya dengan menggunakan kelompok
pembanding (kontrol). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya control terhadap validitas internal,
sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi. Skema
model dari penelitian ini adalah:

Grup Pretest Perlakuan Posttest

(NR) O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

(NR) O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga akan
diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi acak. Namun, dalam dunia
pendidikan khususnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk
melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok
utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini
juga sering kali jumlahnya sangat terbatas.
Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi
secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan
sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti
ini disebut sebagai penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Jadi penelitian kuasi eksperimen
menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment),
bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.
Selain pembagian di atas, desain penelitian eksperimental dibedakan lagi berdasarkan pada jumlah
kelompok yang digunakan, yaitu:
 Desain satu kelompok.

Berdasarkan jumlah pengukuran terhadap VT, desain satu kelompok dapat dibedakan atas (Robinson,
1981):

1. One-Group Posttest Design


2. One-Group Pretest-Posttest Design
3. Time Series Design

 Desain dua kelompok

Beberapa jenis desain eksperimental dua kelompok adalah:

1. Static Group Design


2. Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design
3. Randomized Two-groups Design
4. Randomized Matched Two-groups Design
5. Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

Anda mungkin juga menyukai