27 Feb
A. Pengertian
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di
dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis
dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok
yang dikenakan perlakuan.
1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun
random (acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan
penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara
acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat
studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang
sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam
melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini
adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar
dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan
yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam
penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent
dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti
menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis
perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik penelitian
eksperimen adalah antara lain :
Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti beriku :
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi
istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah
subjek penelitian.
1. Melaksanakan eksperimen.
2. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
3. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah
ditentukan.
4. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan
untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
5. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau
membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true
experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal
terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada
beberapa macam antara lain :
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah
sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis
perlakuan lalu diukur hasilnya.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu;
setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri
utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya
adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true
experimental terbagi atas :
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok
diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari
kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan
satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini,
baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang
dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-
eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual
dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari
variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
AsikBelajar.Com | Dalam buku Prof. Sugiyono berjudul Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods) dibahas beberapa macam bentuk desain penelitian eksperimen yang terdiri dari:
1. Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-
sungguh. Mengapa?, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu
bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak
adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
3. Factorial Design
Desain penelitian ini merupakan pengembangan/modifikasi dari design true experimental.
Penjelasan klik disini.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan
sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan
prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam
menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental.
A. Pengertian
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”.
Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara
ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang
dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di
dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis
dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok
yang dikenakan perlakuan.
1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random
(acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok
eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan
penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan
pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek
dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen,
untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang
benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja
dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam
melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini
adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar
dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan
yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam
penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent
dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti
menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis
perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik penelitian
eksperimen adalah antara lain :
1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang
dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).
Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti beriku :
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
1. Melaksanakan eksperimen.
2. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
3. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
4. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk
menentukan tahap signifikasi hasilnya.
5. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau
membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true
experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal
terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada
beberapa macam antara lain :
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah
sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis
perlakuan lalu diukur hasilnya.
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu;
setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok
diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari
kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan
satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini,
baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang
dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-
eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual
dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari
variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
Tuesday, December 13, 2011
Macam-Macam Penelitian Eksperimen
Menurut makalah yang disusun oleh Arifianto, Anto H., Agustina Verawati, Ria Anggraini diungkapkan
bahwa:
a. Pengertian
Metode penelitian eksperimen adalah: metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaru perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Contohnya dalam
bidang fisika penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karna variabel-variabel dapat
di pilih dan variable lain dapat mempengaruhi proses eksperimen dan dapat dikontrol secara tepat,
adapun cotohnya dalam bidang fisika mencari pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda.
Dalam hal ini variasi panas dan muai panjang dapat di ukur secara teliti, dan penelitian dilakukan
dilaboratorium, sehingga pengaruh-pengaruh variable lain dari luar dapat di control. Sedangkan dalam
penelitian social khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit
mendapatkan hasil yang akurat, karna banyak variable luar yang berpengaruh dan sulit mengontrolnya
adapun contohnya mencari pengaruh metode kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid
dalam pelajaran matematika.
Paradikma dalam penelitian eksperimen model ini dapa di gambarkan sebagai berikut:
XO
(variabel independen)
O= Observasi
(Variabel dependen)
Adapun cara membacanya sebagai berikut terdapat suatu kelompok diberi trikmen atau perlakuan dan
selanjutnya di observasi hasilnya.
Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradikma ini terdapat pretest sebelum
diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karna dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
O1X O2
c. Intact-Group Comparison
Terdapat 1 kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi 2 yaitu setengah kelompok
eksperimen dan setengah kelompok untuk kontrol
X O1
O2
O1= Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan = O1 – O2
2. Tru-Experimental design
R X O2
R O4
R O1 X O2
R O3 O4
3. Factorial Design
Merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperlihatkan kemungkinan
adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan ( variabel independen) terhadap hasil
(variabel dependen). Paradigma design faktorial dapat digambarkan seperti berikut:
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
Semua kelompok di pilih secara
randum, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian
dinyatajkan baik , bila setiap keompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7
Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Desain ini tidak dapat di pilih secara randum. Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi pretest sampai
empat kali, dengan maksud untuk mengetahui keistabilan dan kejelasan kelompok sebelum di beri
perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilanya berbeda-beda, berarti kelompok
tersebut labil, dan konsisten.
O1 O2 O3 O4 X O 5 O6 O 7 O8
Hasil pre test yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8.
besarnya pengaruh perlakuan adalah= (O5 + O6 + O7 O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
Dibawah ini merupakan grafik berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time
series
Desain ini hampir sama dengan pretest- posttest control group desain, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompk kontrol tidak dipilih secara random.
A. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemungkinan ditarik
kesimpulannya.
B. Sampel
Adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
C. Teknik Samping
Merupakan teknik pengambilan sampel, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probablility sampling dan nonprobabbility sampling.
1. Probability Sampling
Merupakan pengambilan sampel yang memberikan peluang yang samabagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
Digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional.
2. Nonprobabbility sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Sampling Sistematis
Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.
b. Samling kuota
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.
c. Sampling insidental
Adalah teknik penetuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
ini cocok sebagai sumber data.
d. Sampling purposive
e. Sampling jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggopta populasi digunakan sebagai sampel
f. Snowball Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan didasarkan atas asumsi bahwa
populasi berdistribusi normal, bila tidak normal maka cara tersebut tidak perlu dipakai.
Misalnya:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500
2. bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya:pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain)
maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. bila dalam pelitian akan melakukan analisis dengan multivarite (korelasi atau regresi ganda
misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti
4. untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20
Pengambilan sampel secara randum/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer,
maupun dengan undian. Jika teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi
diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
Home › Artikel dan Makalah
Dilihat dari kemampuan dalam melakukan control terhadap variabel-variabel penelitian, jenis/bentuk
rancangan penelitian eksperimen dibedakan dalam tiga kelompok besar, antara lain:
Baca Juga
Terdapat tiga karakter dalam rancangan penelitian ini: (1) adanya kelompok kontrol, (2) siswa ditarik
secara random/acak dan ditandai untuk masing-masing kelompok, (3) sebuah tes awal dilakukan untuk
mengetahui perbedaan antar kelompok. Terdapat lima jenis rancangan penelitian eksperimen murni,
antara lain:
a. Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok control (The randomized posttest
only control group design)
Pada rancangan ini, ada kelompok eksperimen dan ada kelompok kontrol.Pada kelompok eksperimen
dikenai perlakuan X1 dan pada kelompok kontrol tidak dikenai perlakuan.Dan pada akhir penelitian
kedua kelompok dikenai posttest. Pemilihan subjek ke dalam kedua kelompok yang dikenai eksperimen
menggunakan proses randomisasi. Dengan begitu, sesuai dengan asumsi randomisasi, kedua kelompok
yang dikenai eksperimen adalah ekuivalen (hampir sama).
Skema model ini adalah:
b. Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The
randomized pretest-posttest contol group design)
Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada
kedua kelompok diawali dengan pratest, dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran
kembali (pascatest). Subjek yang dipilih pada racangan penelitian ini menggunakan tekhnik acak.
(R) Eksperimen 1 Y1 X Y2
(R) Control 1 Y1 - Y2
(R) Eksperimen 2 - X Y2
(R) Control 2 - - Y2
M R Eksperimen X Y2
Kontrol - Y2
Baca juga:
Teknik sampling
Instrumen Penelitian
PENELITIAN EVALUATIF
Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan seluruh subjek
dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment) dan bukan menggunakan
subjek yang diambil secara acak. Penggunaan rancangan ini bertujuan untuk memperoleh informasi
yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya
dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel
yang relevan.
Ciri-ciri rancangan eksperimen semu adalah:
Dalam rancangan ini biasanya menggunakan kelompok subjek yang telah terbentuk secara
wajar,sehingga sejak awal bisa saja kedua kelompok subjek telah memiliki karakteristik berbeda. Apabila
pada pascatest ternyata kedua kelompok itu berbeda mungkin saja perbedaannya bukan disebabkan
oleh perlakuan tetapi karena sejak awal kedua kelompok sudah berbeda. Control terhadap variabel-
variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakuan karena akesperimen ini biasanya
dilakukan dimasyarakat. Beberapa jenis rancangan penelitian antara lain:
d. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (control time series design)
Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya dengan menggunakan kelompok
pembanding (kontrol). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya control terhadap validitas internal,
sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi. Skema
model dari penelitian ini adalah:
(NR) O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
(NR) O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga akan
diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi acak. Namun, dalam dunia
pendidikan khususnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk
melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok
utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini
juga sering kali jumlahnya sangat terbatas.
Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi
secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan
sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti
ini disebut sebagai penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Jadi penelitian kuasi eksperimen
menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment),
bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.
Selain pembagian di atas, desain penelitian eksperimental dibedakan lagi berdasarkan pada jumlah
kelompok yang digunakan, yaitu:
Desain satu kelompok.
Berdasarkan jumlah pengukuran terhadap VT, desain satu kelompok dapat dibedakan atas (Robinson,
1981):