Anda di halaman 1dari 6

Nama : Iqbal Ata Dani

Prodi : K3
NIM : 022017012

Laporan Praktikum
Bekerja di Ruang Terbatas (confined spaces)

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Bekerja di dalam ruang terbatas (confined spaces) mempunyai resiko ter-
hadap keselamatan dan kesehatan pekerja di dalamnya. Oleh karenanya diper-
lukan aturan dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap pekerja dan
aset lainnya, baik melalui peraturan perundang-undangan, program memasuki ru-
ang terbatas dan persyaratan ataupun prosedur untuk memasuki dan bekerja di
dalam ruang terbatas.
Seperti diketahui bersama, ruang terbatas (confined spaces) mengandung be-
berapa sumber bahaya baik yang berasal dari bahan kimia yang mengandung racun
dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap, asap, debu dan sebagainya. Selain itu
masih terdapat bahaya lain berupa terjadinya oksigen defisiensi atau sebaliknya ka-
dar oksigen yang berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak atau terliputi (engulf-
ment), maupun resiko fisik lainnya yang timbul seperti kebisingan, permukaan yang
basah/licin dan kejatuhan benda keras yang terdapat di dalam ruang terbatas terse-
but yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan kematian tenaga
kerja yang bekerja di dalamnya.

1.2. Dasar Hukum

- UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


- Kep. Dirjen 113 tahun 2006 tentang pedoman K3 ruang terbatas

1.3. Pengertian

Menurut Kep. Dirjen no. 113 tahun 2006, Tempat kerja Ruang Terbatas ada-
lah:
a. Cukup luas dan memiliki konfigurasi sehingga pekerja dapat masuk dan
bekerja di dalam
b. Memiliki akses kantor masuk terbatas
c. Tidak dirancang untuk bekerja terus mnenerus atau berkelanjutan.

1.3. Tujuan
Memberikan pedoman/petunjuk Keselamatan dan kesehatan kerja kepada
pengurus, pegawai pengawas dan ahli K3 mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan pada pekerjaan di dalam ruang terbatas (confined spaces) guna
mencegah terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja serta
menekan kerugian karena peledakan, kebakaran dan klaim kesehatan lainnya.
2. Persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di ruang terbatas

2.1. Persyaratan Umum

1. pengurus wajib melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap tempat kerja un-
tuk menentukan apakah terdapat ruang terbatas dengan ijin khusus.
2. Jika pada tempat kerja terdapat ruang terbatas dengan izin khusus, pengurus
wajib mengkonfirmasikannya kepada pekerja dengan memasang tanda ba-
haya atau peralatan lain yang efektif, mengenai keberadaan dan lokasi serta
bahaya yang terdapat dalam ruang terbatas yang memerlukan izin khusus
tersebut. (Catatan: Tanda bertuluskan BAHAYA RUANG TERBATAS
DENGAN IZIN KHUSUS. DILARANG MASUK. Atau dengan kalimat lain yang
memiliki tujuan dan maksud yang khusus
3. Jika pengurus memutuskan bahwa pekerja tidak diperbolehkan memasuki ru-
ang terbatas dengan ijin khusus, pengurus wajib melakukan langkah- langkah
untuk mencegah dan melarang pekerja memasuki ruang terbatas tersebut.
4. Ruang terbatas memiliki dua ketentuan yaitu ruang terbatas tapa izin, yang
berarti siapapun boleh masuk kedalamnya tanpa memerlukan izin khusus
seperti di basement, gudang perkantoran dan lain lain. Dan dengan izin
dengan ketentuan Mengandung atmosfer udara berbahaya, Mmngandung
material yang dapat memerangkap pekerja, Mempunyai konfigurasi/struktur
yang dapat menyebabkan pekerja terperangkap dan/atau mengalami aspik-
sasi dan potensi bahaya lainnya.

2.2. Persyaratan untuk ruang terbatas dengan ijin khusus

Jika pengurus memperbolehkan pekerja memasuki ruang terbatas dengan


izin khusus, pengurus wajib mengembangkan dan mengimplementasikan program
tertulis berupa:
1. Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam ruangan harus diuji ter-
lebih dahulu, berturut- turut untuk kadar oksigen, gas dan uap yang mudah
terbakar dan kontaminan udara yang berpotensi berbahaya, dengan
peralatan yang telah dikalibrasi. Setiap pekerja yang memasuki ruangan atau
perwakilan pekerja tersebut, wajib diberi kesempatan untuk mengawasi pen-
gujian tersebut.
2. Tidak boleh ada udara berbahaya dalam ruangan tersebut jika terdapat
pekerja di dalamnya
3. Wajib menyediakan sistem aliran udara secara kontinyu, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Pekerja tidak boleh memasuki ruangan sebelum udara berbahaya di
dalamnya dibersihkan terlebih dahulu
2. Aliran udara tersebut diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat men-
capai area dimana pekerja akan berada dan harus berlangsung terus
menerus selama pekerja berada di dalam.
3. Pengaturan aliran udara tersebut harus diperoleh dari sumber yang
bersih dan tidak boleh meningkatkan bahaya dalam ruangan.
2.3 Persyaratan Kesehatan Untuk Orang yang Bekerja di Ruang Terbatas
Pengurus wajib memastikan petugas yang bekerja di ruang terbatas dalam
keadaan sehat secara fisik dan dinyatakan oleh dokter pemeriksa kesehatan kerja
bahwa petugas tersebut tidak mempunyai riwayat :
1. Sakit sawan atau epilepsi
2. Penyakit jantung atau gangguan jantung
3. Atsma, bronchitis atau sesak nafas
4. Gangguan pendengaran
5. Migrain atau sakit kepala yang dapat menyebabkan disorientasi
6. Gangguan mental
7. Gangguan sakit tulang belakang
8. Kecacatan penglihatan permanen
9. Penyakit lainnya yang dapat membahayakan keselamatan selama bekerja
di ruang terbatas

3. Personil Ruang Terbatas dan Tugasnya

3.1 Petugas Deteksi Gas


1. Memahami potensi bahaya
2. Memahami cara penggunaan, prosedur, kalibrasi dan deteks
3. Memahami dan memantau gas atmosfer
4. Menerbitkan gas free sertifikat
5. Tidak boleh melakukan tugas lain

3.2 Petugas Utama


1. Memahami potensi bahaya
2. Menggunakan peralatan sesuai prosedur
3. Bekerja langsung di dalam ruang terbatas
4. Beromunikasi dengan petugas madya
5. Tidak boleh melakukan tugas lain

3.3 Petugas Madya


1. Memahami potensi bahaya
2. Memastikan dan mengawasi sekitar lingkungan kerja
3. Berkomunikasi dengan petugas utama
4. Mengaktifkan kondisi darurat
5. Memanggil bantuan
6. Tidak boleh melakukan tugas lain

3.4 Petugas Rescuer


1. memahami potensi bahaya
2. Siap siaga untuk melakukan tindakan penyelamatan

3.5 Pengurus/ Pengawas


Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
4. Prosedur Masuk Ruangan Terbatas

4.1 Persiapan dan Perencanaan Memasuki Ruangan Terbatas

1. Tidak ada pekerja yang diizinkan memasuki ruang terbatas kecuali telah
dilatih dan diberi kewenangan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut oleh
pengurus
2. Izin memasuki confined space hanya dapat diberikan setelah salinan per-
mit dikeluarkan. Permit dikeluarkan setelah dilakukan pengujian pada lo-
kasi untuk memastikan udara aman untuk bernafas. Izin kegiatan wajib
memuat:
- Ruang terbatas dengan izin khusus yang akan dimasuki
- Kegiatan yang dilangsungkan di dalamnya
- Tanggal dan durasi kegiatan yang telah disahkan dalam izin kegiatan
- Petugas petugas utama yang bekerja dalam ruangan, unuk memu-
dahkan petugas madya mengetahui petugas utama yang bekerja da-
lam ruangan untuk jangka waktu tertenntu dengan cepat dan akurat
- Nama pekerja yang bertugas sebagai petugas madya
- Nama Ahli K3 yang bertugas dengan tanda tangan yang mengesahkan
kegiatan
- Bahaa dari ruangan yang dimasuki
- Langkah langkah yang diambil untuk mengisolasi ruangan dan untuk
menghilangkan atau mengendalikan bahaya dari ruang terbatas
dengan izin khusus tersebut sebelum dimulai kegiatan
- Kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan
- Hasil dari pengujian awal dan berkala disertai nama petugas penguji
dan waktu pengujian
- Tim rescue yang dapat dipanggil dan cara untuk memanggilnya
- Prosedur komunikasi yang digunakan petugas utama dan petugas
madya untuk mempertahankan hubungan selama kegiatan berlang-
sung
- Peralatan yang harus disediakan seperti APD, peralatan pengujian,
alat komunikasi, alarm sistem, dan peralatan penyelamatan
3. Pengurus harus membicarakan dengan para pekerja tentang persiapan
yang tepat untuk memasuki ruang terbatas
4. Seluruh pekerja harus diberitahu bahan-bahan apa saja yang terkandung
di dalam ruang terbatas, juga setiap bahaya yang mungkin dapat
ditemukan dan tatacara pertolongan yang tepat

4.2 Persiapan dan Pelaksanaan Isolasi


Sistem ruang terbatas harus diisolasi dari energi berbahaya di sekitarnya ter-
masuk energi listrik sebelum dimasuki oleh petugas/ pekerja yang bersangkutan.
Pelaksanaan isolasi meliputi:
1. Identifikasi sistem isolasi yang akan digunakan, termasuk peninjauan
data data yang meliputi:
- nomor dan letak peralatan
- Diagram bagian bagian dalamnya
- Daftar isolasi (LOTO)
- Data produk/ material yang berada dalam sistem yang akan dimasuki
2. Harus mematikan segala macam jenis energi dengan tujuan:
a. Pencegahan kecelakaan melalui LOTO energi berbahaya ter-
hadap pekerja yang dapat terpapar langsung dari energi berba-
haya tersebut
b. Sebagai bukti pelaksanaan isolasi energi berbahaya yang benar
c. Dihilangkannya kemungkinan ketidaksengajaan atas pengakti-
fan energi berbahayaa yang dapat kontak langsung dengan
pekerja. Setiap fasilitas yang mempunyai energi diwajibkan
menjalankan sistem LOTO
d. Setiap pekerja yang berkaitaan dengan energi berbahaya di-
wajibkan menjalankan sistem LOTO
3. Para pekerja sebelum memasuki ruang terbatas, diharuskan menjalan-
kan prosedur menonaktifkan sumber sumber energi berbahaya yang
berhubungan dengan sistem yang dimasuki dengan langkah langkah:
a. Mematikan sumber energi
b. Iolasi sumber energi melalui alat isolasi energi / LOTO misalnya:
penutup keran, pencabut sekring, dan sebagainya
c. Penguncian dan pelabelan pada alat isolasi
d. Pembuangan/ pengosongan energi sisa seperti pembumian
saluran listrik, bleed off (depressurize), pengosongan gas dan
pengosongan cairan (drain)
e. Pelindung terhadap peralatan mekanis pada ruang terbatas
agar tidak bisa dioperasikan.
f. Pengetesan apakah masih ada energi dengan mencoba
menekan tombol start atau dengan test pen

4.3 Pembersihan dan Pembuangan Gas dan Cairan dalam Ruang Terbatas
Setelah isolasi energi dilakukan, ruang terbatas harus dibersihkan dari gas
gas dan cairan berbahaya dengan cara penghembusan/ purging dan ventilasi,
sehingga memenuhi kriteria kepekatan udara yang diperkenankan yaitu:
- Oksigen: 19,5% sampai dengan 23%
- Gas mudah terbakar: 0% LEL
- H2S: ppm
- CO2: <500ppm
- CO: 0 ppm
- Jika terdapat bahan berbahaya lain, lihat ke rujukan MSDS dari zat tersebut
5. Tatacara Sebelum Memasuki Ruang Terbatas

1. Seluruh saluran harus diperiksa sesuai dengan kemungkinan adanya bahaya-ba-


haya. Yakinkan bahwa seluruh saluran pembuangan dalam keadaan tertutup/ teriso-
lasi
2. Hanya lampu senter yang sudah diklasifikasikan aman atau lampu gantung dengan
kabel berisolasi tebal yang boleh dipakai di area ruang terbatas seperti lubang, salu-
ran pembuangan, sumur basah, tanki dan lain lain
3. Setiap pekerja harus membaca tatacara memasuki ruang terbatas dan meminta izin
masuk ruang terbatas dari pengurus serta harus mengenakan seluruh APD yang
diperlukan meliputi Full Body Harness, Safety Helmet dan lain lain
4. Sebelum membuka tutup lubang (manhole), keadaan udara di sekitarnya harus
dipantau untuk meyakinkan bahwa kandungan oksigen di udara berada diantara
19,5% - 23,5% dan kandungan gas gas lain sudah dalam keadaan aman. Catat
bacaan yang dicapai pada kolom yang tersedia pada surat izin masuk ruang terbatas
(confined space entry permit) segera sesaat pembukaanpembukaan tutup lubang,
ulangi pemantauan kandungan oksigen dan catat.
5. Seluruh bagian ruang terbatas harus diperiksa konsentrasi gas beracun, dan potensi
meledak harus terbaca kurang dari 10% LEL untuk izin masuk oleh operator yang
berpengalaman akan peralatan pengujian sebelum diizinkan masuk
6. Pengurus harus meyakinkan bahwa ruang terbatas telah aman untuk dimasuki
7. Setiap pekerja harus menerim penjelasan di dekat ruang terbatas yang disebut
dengan “Tailboard Briefing”

6. Persiapan Memasuki Ruang Terbatas

1. Ventilasi
- Jika memungkinkan, ventilasi harus kontinyu karena dalam ruang terbatas atmosfir
berbahaya akan terbentuk kembali ketika aliran udara terhenti. Semua bukaan harus
tetap terbuka untuk ventilasi termasuk jalan keluar darurat.
- Kipas angin gas inert sebaiknya tidak digunakan untuk memberikan ventilasi udara
bersih karena kontaminan (sisa-sisa) dari gas inert dapat masuk ke dalam ruangan.

2. Standby
Seseorang yang standby (tinggal untuk menjaga) seperti petugas ahli madya
harus ditugaskan untuk tetap berada di luar confined space dan berada dalam jarak
kontak (visual/dapat terlihat atau komunikasi dua arah/HT) dengan tim survey
di dalam. Dan harus ada selang waktu yang konstan untuk komunikasi.
Ketentuan Orang yang standby :
- Tidak boleh memiliki tugas lain selain standby dan mengetahui siapa yang
harus diberitahu jika dalam keadaan emergency
- Tidak boleh meninggalkan tempatnya bahkan jika bantuan telah datang
dan sebagai kunci komunikasi dengan yang lain
- Harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan bahasa umum yang rel-
evan

3. Penyelamat
Penyelamat harus terlatih dan mengikuti prosedur emergency dan
menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai (seperti lifeline, pelindung perna-
pasan, orang yang standby). Prosedur darurat dan evakuasi harus disetujui dan
dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam operasi penyelamatan. Langkah-
langkah penyelamatan harus termasuk dalam prosedur memasuki confined space.

Noted :
Penyelamatan yang tidak terencana, seperti ketika seseorang secara terburu-buru
masuk untuk menyelamatkan korban yang jatuh pingsan, dapat menyebabkan dou-
ble fatality atau bahkan banyak jika beberapa orang yang ingin jadi penyelamat da-
dakan. Lebih dari 50% pekerja dalam confined space meninggal saat mencoba me-
nyelamatkan pekerja lain.

Setelah seluruh prosedur sudah dijalankan, maka petugas yang berwenang dapat
melaksanakan tugasnya dan pekerja yang bertugas untuk masuk kedalam ruang terbatas
sudah diperbolehkan masuk ke dalam ruang terbatas dan bekerja di dalamnya dengan tetap
memperhatikan SOP

Anda mungkin juga menyukai