Anda di halaman 1dari 16

KEWIRAUSAHAAN DALAM PRAKTIK

Sabtu, 25 Oktober 2016

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kewirausahaan

1. Pengertian Kewirausahaan

kewirausahaan mewakili pola pikir, asumsi dasar, nilai atau yang mendasari

pemikiran kita. Ia adalah ‘sesuatu’ yang berbeda diantara stimulus dan respon. Ia

adalah pembeda antara seorang individu dengan individu lainnya. Mindset adalah hal

yang berpotensi mewarnai pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan kita. Mindset

wirausaha dalam hal ini adalah pola pikir positif, pantang menyerah, selalu berusaha

melihat peluang. Selanjutnya, sebagai metode (method), tentu saja aktivitas wira usaha

memiliki langkah/cara/strategi tertentu untuk dapat sukses (tidak terlalu mudah gagal).

Dari sekian banyak kasus, tentunya ditemukan formula/rumus ideal bagaimana cara

memulai aktivitas wirausaha dengan baik, dalam arti berpeluang mendapatkan profit

sekaligus memiliki sedikit peluang untuk bangkrut. Metoda dalam hal ini bagaimana

aktivitas kewirausahaan ini dijalankan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari


sehingga menghasilkan keuntungan bagi pengelolanya. Secara umum metode ini juga

dapat dibagi dua yaitu business content (jenis bisnisnya/produk/barang), dan business

context (yaitu perrangkat bisnisnya, mulai dari manajemen keuangannya, pemasaran,

sdm, dan lain-lain). Dari definisi-definisi di atas, bila dihubungkan dengan praktik

Kebidanan, maka penulis menyimpulkan bahwa: kewirausahaan dalam praktek

kebidanan adalah Sebuah mindset dan method yang harus dikuasai seorang Bidan

sebagai wirausahawan dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha praktek

profesional (Bidan Praktek Swasta maupun Klinik Bersalin) dengan mengembangkan

kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan

klien, keluarga, dan masyarakat untuk kemajuan/keberhasilan praktek profesional

kebidanannya.

2. Manfaat Kewirushaan

merumuskan manfaat kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri

2. Memberi peluang melakukan perubahan

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya

4. Memiliki peluang untu meraih keuntungan seoptimal mungkin

5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan

atas usahanya

6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa

senang dalam mengerjakannya

3. Fungsi Kewirusahaan
Setiap wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai berikut:

1. Fungsi pokok wirausaha, yaitu:

a. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil risiko tentang tujuan dan

sasaran perusahaan.

b. Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan

c. Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani

d. Menghitung skala usaha yang diinginkannya

e. Menentukan permodalan yang diinginkannya (modal sendiri dan modal dari luar)

f. Memilih dan menetapkan kriteria pegawai/karyawan dan memotivasinya

g. Mengendalikan secara efektif dan efisien

h. Mencari dan menciptakan berbagai cara baru

i. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input, serta mengolahnya

menjadi barang atau jasa yang menarik

j. Memasarkan barang dan atau jasa yang menarik

k. Memasarkan barang dan atau jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan

sekaligus dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan maksimal.

2. Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:

a. Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan peluang

usaha.

b. Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.

c. Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan masyarakat maupun merusak

lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkannya.


d. Meluangkan dan peduli atas CSR (Corporate Social Responsibility) . Setiap pengusaha

harus peduli dan turut serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial di

sekitarnya.

4. Prinsip-prinsip Kewirushaan

Dari prinsip-prinsip entrepreneurship yang diungkapkan oleh Dhidiek D. Machyudin,

Khafidlul Ulum dan Leonardus Saiman, maka prinsip-prinsip berwirausaha dapat

disempurnakan menjadi 14 prinsip, antara lain:

1. mulailah dan jangan takut gagal;

2. penuh semangat;

3. kreatif dan inovatif;

4. sabar, tekun, tabah;

5. optimis;

6. membangun relasi dan network dengan sesama wirausahawan;

7. bertindak dengan penuh perhitungan;

8. pantang menyerah;

9. ambisius;

10. peka terhadap pasar;

11. berbisnis dengan standar etika;

12. mandiri

13. jujur

14. peduli terhadap lingkungan merupakan modal penting dalam mencapai kunci sukses

berwirausaha.

5. Pola Pikir Kewirushaan


Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut:

1. Memiliki Locus of Control internal

Menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya.

2. Memiliki toleransi untuk ambiguitas

Seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal

yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang umum buat mereka yang ingin

membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini

sudah banyak contohnya dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil justru

diserbu pelanggannya. Begitu pula dengan pendirian sebuah BPS maupun Klinik

bersalin, tidak harus di tempat yang ramai.

3. Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.

Seorang Bidanyang membuka praktek mandiri maupun klinik bisa bekerja sama dengan

bidan lain maupun dokter spesialis kebidanan dan anak sehingga bersinergi.

4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal.

Sebagai contoh: Dalam menjalankan praktek sebagai penolong persalinan seorang

bidan bukan hanya menolong persalinan saja tetapi juga menawarkan jasa lain satu

paket dengan jasa persalinan dengan tarif tertentu. Misalnya: Paket A :Tarif 1.000.000

dengan layanan sebagai berikut: persalinan normal 2 hari+ biaya mecuci ari-ari+biaya

mengurus akte lahir bayi+ biaya pijat ibu dan bayi.

5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan

Bidan selaku wirausahawan selalu awas terhadap peluang-peluang baru. Bidan dengan

kemampuan intuisinya yang selalu ditempa mampu membaca trend jaman.


6. Rasa urgenitas yang tinggi.

Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa artinya?

Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah sesuatu

yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi.

7. Perseverance

Usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan

mewujudkannya.

8. Resilience (ketahanan)

Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul

selalu kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita

yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan

kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerambab oleh kerasnya

kehidupan.

9. Optimis

Secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas ke aktivitas lain,

tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa tujuan

akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri.

10. Rasa humor tentang diri sendiri

Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah

bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi bahkan mengkritik diri sendiri. Ini adalah sebuah

rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang optimal.

2.2. Kewirausahaan dalam praktik kebidanan

1. Pengertian Bidan praktek swasta


Bidan praktek swasta merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang

kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai

dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus

memiliki SIPB sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau

program.

Jasa praktek bidan swasta biasanya merupakan usaha yang dijalankan oleh

seorang yang memiliki keahlian atau berprofesi sebagai seorang bidan. Kadangkala

usaha praktek bidan yang mereka jalankan bisa menghasilkan pendapatan yang lebih

dibandingkan dengan gaji bulanan mereka. Beberapa jasa usaha ini adalah persalinan,

imunisasi balita, kesehatan ibu dan anak (KIA) yang meliputi pemeriksaan kehamilan

dan pemeriksaan balita tahap awal. Besarnya tarif biasanya disesuaikan dengan

kondisi wilayah mereka tinggal dan kesenioritasan yang mencangkup keahlian bidan

tersebut.

2. Persyaratan Bidan praktek swasta

Menurut KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi dan

praktek bidan, BPS diselenggarakan oleh perorangan dengan persyaratan sebagai

berikut:

Bidan dalam menjalankan prakteknya harus:

1) Memiliki tempat tidur dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan

2) Menyediakan tempat tidur untuk persalinan, minimal 1 dan maksimal 5 tempat

3) Memilki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap

(protap) yang berlaku


4) Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku

5) Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau

fotocopy izin prakteknya di ruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat

6) Bidan dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur, harus memperkerjakan

tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya

7) Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan minimal sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan harus tersedia di tempat prakteknya

8) Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis

pelayanan yang diberikan

9) Dalam menjalankan tugas bidan harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan

keterampilan profesinya antara lain dengan:

a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan

sesama bidan

b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya,

baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi

10) Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan

berfungsi dengan baik

11) Selain itu jugan harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi:

a. Papan nama

1) Untuk membedakan identitas maka setiap bentuk pelayanan medik dasar swasta harus

mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari nama yang berjasa di bidang

kesehatan, atau yang telah meninggal atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya.

2) Ukuran papan nama seluas maksimal 1 x 1,5 meter


3) Tulisan balok warna hitam, dan dasarnya berwarna putih

4) Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas terbaca oleh masyarakat

b. Tata Ruang

1) Setiap ruang periksa mempunyai luas minimal 2 x 3 meter

2) Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang administrasi /

kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar mandi / WC masing-masing 1

buah

3) Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan / pencahayaan

c. Lokasi

1) Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh Pemerintah Daerah setempat (tata

kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat

hiburan dan sejenisnya

2) Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan yang sejenisnya dan juga agar

sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat

d. Hak Guna Pakai

1) Mempunyai surat kepemilikan bangunan (surat hak milik / surat hak guna pakai)

2) Mempunyai surat hak guna pakai (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun

3. Perizinan

SIPB dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang

seterusnya akan disampaikan laporannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi

setempat dengan tembusan kepada organisasi profesi setempat.

4. Kelengkapan Administrasi, Peralatan, Sarana, Dan Prasarana Bidan Praktek Swasta


1) Administrasi

a. Memiliki papan nama bidan praktek swasta

b. Mempunyai SIPB dan masih berlaku

c. Ada visi dan misi

d. Ada falsafah

e. Memiliki buku standar pelayanan kebidanan

f. Ada buku pelayanan KB

g. Ada buku standar pelayanan kebidanan neonatal

h. Ada buku register pasienAda format catatan medic

 Antenatal

 Persalinan

 Nifas

 Bayi Baru Lahir

 Keluarga Berencan

 Bayi Sehat

 Rujukan

 Laporan

 Surat Kelahiran

 Surat Kematian

 Partograf

 Informed Consent

 Formulir Permintaan Darah


2) Peralatan

No Peralatan Tidak Steril Peralatan Steril Peralatan Habis


Pakai
1 Tensimeter klem pean Kapas
2 Termometer ½klem kocher Kain kasa
3 Stetoskop Korentang Plester
4 Timbangan bayi Gunting tali pusat Handuk
5 Timbangan dewasa Gunting benang Pembalut wanita
6 Pengukur panjang bayi Kateter
7 Penghisap lendir Pincet
8 Pita mengukur Kocher tang
9 Sterilisasi Pincet chirurgic
10 Oksigen dengan Cocor bebek
regulator
11 Strilisator Mangkok metal
12 Bak instrumen Pengikat tali pusat
13 Sahli Pengisap lendir
14 Masker Tampon tang
15 Bengkok Tampon vagina
16 Gunting ferband Pemegang jarum
17 Spatel lidah Jarum kulit & otot
18 Jam detik Sarung tangan
19 Reflek hamer Benang sutura
20 Apron Catgur
21 Pengaman mata Doek steril
22 Sarung kaki plastik Sims
23 Semprit disposible
24 Tempat placenta
25 Senter kecil
26 Pakaian ibu dan bayi
27 Sarung tangan karet
28 Tempat kotoran
29 Tempat kain kotor
30 Selimut
31 Kertas lakmus
32 Gelas ukur 500ml
3) Peralatan pencegahan infeksi
 Wadah anti tembus
 Tempat sampah basah dan kering
 Ember
 Ember plastik tertutup
 Ember plastik dan sikat
 DTT set
 Tempat penyimpanan peralatan
4) Formulir yang disediakan
a. Formulir Informed Consent
b. Formulir ANC
c. Partograf
d. Formulir persalinan / nifas dan KB
e. Formulir rujukan
f. Formulir surat kelahiran
g. Formulir permintaan darah
h. Formulir kematian
5) Media penyuluhan kesehatan
a. Ada poster di dinding
1) Pesan-pesan ASI Ekslusif
2) Pesan Immunisasi
3) Pesan Vitamin A
4) Persalinan
5) Tanda Bahaya
b. Ada leaflet
c. Ada booklet
d. Ada majalah bidan dan lainnya
6) Sarana
a. Rumah terbuat dari tembok
b. Lantai keramik
c. Ruang tempat periksa
d. Ruang perawatan
e. Dapur
f. Kamar mandi
g. Ruang cuci pakaian/alat
h. Ruang tunggu
i. Wastafel
j. Tempat sampah dan tempat parkir

5. Aspek pendidikan, pengalaman, peran dan fungsi bidan di BPS


1) Pendidikan tambahan
Seorang bidan harus dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuannya
serta keterampilan profesinya dengan mengikuti kegiatan akademis sesuai dengan
bidang tugasnya baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi
profesi, antara lain:
a. Diploma III Kebidanan
b. Diploma III Keperawatan
c. Diploma IV Kebidanan
d. Diploma IV Keperawatan
e. S 1 Kebidanan
f. S 1 Keperawatan
g. S 1 Kesehatan Masyarakat
h. dll
2) Pelatihan yang diikuti
Selain dari jenjang formal yang juga seharusnya diikuti oleh bidan adalah berbagai
macam pelatihan atau pendidikan informal dalam rangka meningkatkan pengetahuan
baik tekhnis maupun non tekhnis, anatara lain :
a. Asuhan persalinan normal
c. Diklat jarak jauh bidan
d. keluarga berencana
e. insersi IUD
f. pemasangan AKBK
g. pelatihan penanganan HIV AIDS
h. pelatihan isu gender
i. pelatian kesehatan reproduksi
j. dan lainnya
3) Keikutsertaan dalam organisasi
Dalam organisasi IBI, seorang bidan hendaknya dapat menjalankan peran dan
fungsinya sebgai :
a. anggota IBI dan atau
b. sebagai pengurus aktif IBI
4) Fungsi BPS
BPS selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat terutama ibu dan anak,
hendaknya dapat pula berfungsi sebagai tempat pemberdayaan masyarakat yang juga
berperan ikut serta dalam kegiatan peran serta masyarakat, misalnya :
a. kegiatan posyandu
b. membina posyandu
c. membia kader
d. membina dukun
e. menjadi ibu asuh
f. membina dasa wisma
g. menjadi anggota organisasi kemasyarakatan
5) Penghargaan
Seorang bidan juga dituntut mempunyai kualitas yang baik dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki kompetitif yang tinggi dan sehat,
berkaitan dengan hal itu ada beberapa penghargaan yang diterima oleh bidan baik dari
pemerintah, organisasi profesi maupun pihak swata/LSM berupa:
a. Bidan teladan
b. RB/Klinik teladan
c. Penghargaan lainnya yang berkaitan dengan bidan dalam menjalankan peran dan
fungsinya
6) Kegiataan yang dilaksnakan di BPS
Adapun kegiatan – kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh seoang
bidan di BPS adalah sebgai berikut :
a. Penyuluhan kesehatan
b. Konseling KB
c. ANC
d. Asuhan Persalinan
e. Perawatan Nifas
f. Perawatan Bayi
g. Pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil)
h. Imunisasi (ibu dan bayi)
i. Kesehatan Reproduksi Remaja
j. Perawatan Pasca Keguguran, dll
7) Pelaksanaan manajemen laktasi
Dalam pelaksanaan menggalakkan program pemberian ASI Ekslusif, bidan dalam
hal ini hendaknya memiliki serta melaksanakan manajemen laktasi, antara lain:
a. Penyuluhan tentang
1) Perawatan buah dada
2) Memberikan ASI Ekslusif
3) Cara mendeteksi yang baik dan benar
4) Cara mengatasi masalah menyusui
b. Melaksanakan bonding
c. Melatih bayi untuk menetek segera setelah bayi lahir
d. Melakukan program ASI Ekslusif
6. Wewenang bidan
Bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk memberikan pelayanan,
meliputi:
a. Pelayanan kebidanan
b. Pelayanan keluarga berencana
c. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kebidanan ditujukan kepada ibu dan anak. Pelayanan kepada ibu
diberikan masa pra nikah, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan masa
antara (periode interval). Pelayanan kebidanan kepada anak diberikan pada masa bayi
baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra sekolah.

 Pelayanan kepada ibu meliputi :


a. Penyuluhan dan konselin
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamildengan abortus
iminens, hyperemesis gravidarum tingkat I, pre eklampsi ringan dan anemi ringan
e. Pertolongan persalinan normal
f. Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sunsang, partus macet, kepala
didasar panggul , tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia
karena inersia uteri primer, post term dan pre term
g. Pelayanan pada ibu nifas normal yang mencakup retensio plasenta, renjatan dan infeksi
ringan.

Anda mungkin juga menyukai