Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN SAMPLING

A. PENDAHULUAN
Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari
serangkaian proses yang dilakukan sebelum melakukan pemeriksan
laboratorium. Supaya spesimen memenuhi syarat untuk diperiksa,
maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan dengan
mengikuti kaidah yang benar. Spesimen yang memenuhi syarat
adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan,
volumenya mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya
layak untuk diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah
warna, steril, tidak menggumpal), antikoagulan yang digunakan
sesuai, dan ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.
Sebelum melakukan pengambilan spesimen, lakukan
persiapan-persiapan seperti berikut ini :
1. Persiapan pasien. Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa
yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien
sebelum dilakukan pengambilan spesimen.
a. Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam
sebelum pengambilan spesimen (untuk pemeriksaan glukosa
darah puasa, profil lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas
fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.
b. Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri
(urin, dahak, faeses), jelaskan tata cara pengambilannya.
Misalnya : kapan harus diambil, bagaimana menampung
spesimen dalam wadah yang disediakan, mencuci tangan
sebelum dan setelah mengambil spesimen, membersihkan
daerah genital untuk pengambilan sampel urin, dsb.
c. Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya
pengambilan sampel darah, cairan pleura, ascites, sumsum
tulang, dsb), jelaskan macam tindakan yang akan dilakukan.
2. Peralatan sampling. Pastikan semua peralatan sampling telah
disiapkan sesaat sebelum sampling. Penting untuk diperhatikan
bahwa semua peralatan memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 1


a. Bersih
b. Kering
c. tidak mengandung detergent atau bahan kimia
d. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam
spesimen
e. steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur)
kuman
f. sekali pakai buang (disposable)
g. wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau
ditutup rapat, besar/ukurannya sesuai dengan volume
spesimen yang diambil.

B. PENGUMPULAN SAMPEL DARAH


Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal
istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam
praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah,
yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit
(skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.
Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
1. Pengambilan Darah Vena

Pada pengambilan darah vena


(venipuncture), sample darah
umumnya diambil dari vena median
cubital, pada anterior lengan (sisi
dalam lipatan siku). Vena ini terletak
dekat dengan permukaan kulit,
cukup besar, dan tidak ada pasokan
saraf besar.
Apabila tidak memungkinkan, vena
chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-
hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan
syaraf median.

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 2


Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa
digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di
daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan
dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang
ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
a. Lengan pada sisi mastectomy
b. Daerah edema
c. Hematoma
d. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
e. Daerah bekas luka
f. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
g. Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat
meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara
manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan
menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan
menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
pengambilan darah vena adalah :
a. Pemasangan tourniquet (tali pembendung)
1) Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat
menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai
hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar
substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)
2) Melepas tourniquet sesudah jarum dilepas dapat
menyebabkan hematoma
3) Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh
sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam
tabung dan merusak sel darah merah.
b. Penusukan
1) Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya
cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan.
Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga
berpotensi menyebabkan hematoma.

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 3


2) Penusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam
vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
3) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan
hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa
terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika
dilakukan penusukan.
2. Pengambilan Darah Vena dengan Syring
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik
(syring) merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai
laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat
suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri
dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum.
Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari
ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G,
24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan
pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat
diandalkan (rapuh atau kecil).
3. Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan
AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer.
Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat
dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum,
darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti
mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan
terdiri dari dua buah jarum yang
dihubungkan oleh sambungan
berulir. Jarum pada sisi anterior
digunakan untuk menusuk vena
dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung.
Jarum posterior diselubungi oleh
bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien
mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 4


jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat
mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah,
tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung.
Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa
tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang
diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga
lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk
ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi,
kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada
pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak
kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh),
atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa
digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga
dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir
sama dengan jarum vakutainer seperti
yang disebutkan di atas. Perbedaannya
adalah, antara jarum anterior dan
posterior terdapat dua buah sayap
plastik pada pangkal jarum anterior
dan selang yang menghubungkan
jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai
vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
4. Menampung Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam
praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
a. Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat
additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan
dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah
(crossmatching test)
b. Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum
separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan
sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 5


atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan
serologi
c. Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator
(plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium
heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian
atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
d. Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan
bank darah (crossmatch)
e. Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT,
APTT)
f. Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium
heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas
osmotik eritrosit, kimia darah.
g. Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas
logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element
(zink, copper, mercury) dan toksikologi.
h. Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium
fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan
glukosa.
i. Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan
untuk pemeriksaan LED (ESR).
j. Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan
untuk pemeriksaan imunohematologi.
k. Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk
pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
l. Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ;
berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan
mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
a. Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam
tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah
perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 6


dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum,
berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke
dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada
tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri
ketika volume telah terpenuhi.
b. Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan
cara memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan
tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi
menyebabkan hemolisis.
c. Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum
adalah : pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung
tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru),
ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung
tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot
activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup
hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
5. Pengambilan Darah Kapiler
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah
skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah
dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk
pengambilan darah kapiler adalah :
a. Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.
b. Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada
1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
c. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya
gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat),
vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis
setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang
memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk
pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit
(mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).
6. Pengambilan Darah Arteri
Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri
radialis di daerah pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan
dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 7


femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan
dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih. Sampel darah arteri
umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.

C. ANTIKOAGULAN
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah
dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat
pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi
fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes
membutuhkan darah atau plasma, spesimen harus dikumpulkan
dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Spesimen-
antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen
untuk mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut
sangat penting untuk mencegah hemolisis. Ada berbagai jenis
antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis pemeriksaan
tertentu.
1. EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )
Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium)
atau potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan cara
mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan
disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak
mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian
hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED,
hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.
K2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5
mg/ml darah. Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah EDTA
kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA
kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan
mengalami disintegrasi. Setelah darah dimasukkan ke dalam
tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara
membolak-balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk
menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan
darah.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA),
dipotassium EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA).
Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk kering,

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 8


sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari
ketiga jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik dan
dianjurkan oleh ICSH (International Council for Standardization in
Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards
Institute).
Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara
(vacutainer tube) dengan tutup lavender (purple) atau pink seperti
yang diproduksi oleh Becton Dickinson.
2. Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2O )
Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium.
Trisodium sitrat dihidrat 3.2% buffered natrium sitrat (109
mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan
agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9
bagian darah. Secara komersial, tabung sitrat dapat dijumpai
dalam bentuk tabung hampa udara dengan tutup berwarna biru
terang.
Spesimen harus segera dicampur segera setelah
pengambilan untuk mencegah aktivasi proses koagulasi dan
pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid.
Pencampuran dilakukan dengan membolak-balikkan tabung
sebanyak 4-5 kali secara lembut, karena pencampuran yang
terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat
mengaktifkan penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu
pembekuan.
Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit
dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa maksimal 2 jam
setelah sampling.
Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk
pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau KED/LED
cara Westergreen. Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4
bagian darah.
3. Heparin
Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang
bekerja dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari
prothrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari
fibrinogen. Ada tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 9


heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam heparin
tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai
antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam
ion dalam darah.
Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah,
enzim, kultur sel, OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam
penggunaan adalah : 15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1 – 0.2
mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan
apusan darah karena menyebabkan latar belakang biru.
Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera
dihomogenisasi 6 kali dan dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10
menit kemudian plasma siap dianalisa. Darah heparin harus
dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.
4. Oksalat
a. Natrium Oksalat (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan
cara mengikat kalsium. Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9
bagian darah. Biasanya digunakan untuk pembuatan adsorb
plasma dalam pemeriksaan hemostasis.
b. Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada
pemeriksaan glukosa. Kalium oksalat berfungsi sebagai
antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai antiglikolisis dengan
cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan
urease sehingga kadar glukosa darah stabil.

E. PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA PADA PASIEN YANG


TERPASANG INTRAVENA LINE
Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat
uji laboratorium, maka prosedur pengambilan sampel darah harus
dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan
jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan
sampai dengan pelabelan.
Pemilihan letak vena menjadi perhatian penting ketika pasien
terpasang intravena (IV) line, misalnya infus. Prinsipnya,
pengambilan sampel darah tidak boleh dilakukan pada lengan yang
terpasang infus. Jika salah satu lengan terpasang infus, maka
pengambilan darah dilakukan pasa lengan yang tidak terpasang

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 10


infus. Jika kedua lengan terpasang infus, lakukan pengambilan
pada vena kaki. Lalu bagaimana jika seluruh akses vena tidak
memungkinkan untuk dilakukan pengambilan sampel darah?
Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel darah pada pasien
yang terpasang infus atau IV-lines (contoh kasus pasien luka bakar
di atas 70%).
1. Aternatif 1
Jika memungkinkan, lakukan pengambilan darah pada lengan
yang tidak terpasang infus.
2. Alternatif 2
Jika tidak memungkinkan, lakukan pengambilan sampel darah di
daerah kaki.
3. Alternatif 3
Jika tidak ada akses vena di tempat lain, lakukan pengambilan
sampel darah pada lengan yang terpasang infus dengan cara :
a. Mintalah perawat untuk menghentikan aliran infus selama
minimal 2 menit sebelum pengambilan.
b. Pasang tourniquet pada bagian sebelah bawah jarum infus.
c. Lakukan pengambilan sampel darah pada vena yang berbeda
dari yang terpasang infus atau di bagian bawah vena yang
terpasang infus.
d. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen
dikumpulkan.
e. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan
yang terpasangi infus beserta jenis cairan infus yang
diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan
laboratorium
4. Alternatif 4
Jika hanya ada satu saja akses vena di tempat yang terpasang
infus, maka :
a. Hentikan aliran infus seperti cara di atas
b. Keluarkan darah dari vena tersebut, buang 2-5 ml pertama,
dan tampung aliran sampel darah selanjutnya dalam tabung.
c. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen
dikumpulkan.

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 11


d. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan
yang terpasangi infus beserta jenis cairan infus yang
diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan
laboratorium.
Perhatian : Pemilihan alternatif 3 dan 4 harus dengan ijin dan
pengawasan dokter. Phlebotomis dapat bekerjasama dengan
perawat untuk prosedur pengambilan ini.

F. PENGUMPULAN SPESIMEN URINE


Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan
informasi tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai
faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas,
dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat,
diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel
urine, tehnik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus
dilakukan dengan prosedur yang benar.
Jenis sampel urine :
1. Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan
tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik,
atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih,
bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel
ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
2. Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur,
dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine
satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang
lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami
pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan
pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG
(human chorionic gonadothropin) dalam urine.
3. Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24
jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine
jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat
dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 12


dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan
biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.
4. Wadah Spesimen
Wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari
bahan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat
menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan rapat.
Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan
yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam
urine.
5. Prosedur Pengumpulan
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita
sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan).
Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi
penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.
Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah
(midstream), di mana aliran pertama urin dibuang dan aliran
urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan.
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran
pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba
dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urine.
Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus
mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
Pasien juga perlu membersihkan daerah genital sebelum
berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon
yang bersih sebelum menampung spesimen.
Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu
orang lain (mis. keluarga atau perawat). Orang-orang tersebut
harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel urine;
mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah
pengumpulan sampel; menampung urine midstream dengan baik.
Untuk pasien anak-anak mungkin perlu dipengaruhi/dimaotivasi
untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi dipasang kantung
penampung urine pada genitalia.
Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan.
Dalam keadaan khusus, misalnya pasien dalam keadaan koma

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 13


atau pasien gelisah, diperlukan kateterisasi kandung kemih
melalui uretra. Prosedur ini menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi
dan menimbulkan trauma uretra dan kandung kemih. Untuk
menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi pada bagian
selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine
dengan menggunakan spuit sebanyak 10 – 12 ml. Masukkan
urine ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel
urine ke laboratorium.
Untuk mendapatkan informasi mengenai kadar analit
dalam urine biasanya diperlukan sampel urine 24 jam. Cara
pengumpulan urine 24 jam adalah :
a. Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi
pertama. Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang
dikeluarkan pada periode selanjutnya ditampung.
b. Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus
dikosongkan terlebih dahulu untuk menghindari kehilangan
air seni dan kontaminasi feses pada sampel urin wanita.
c. Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat
pada wadah, pengumpulan urin dihentikan.
d. Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode
pengumpulan.
3. Biakan Urine
Spesimen urine apabila ditampung secara benar
mempunyai nilai diagnostic yang besar, tetapi bila tercemar oleh
kuman yang bersal dari urethra atau peritoneum dapat
menyebabkan salah penafsiran. Sampel urine acak cukup baik
untuk biakan kuman. Namun, bila specimen urine acak tidak
menunjukkan pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat
digunakan.
Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream
clean-catch. Biakan kuman dengan sampel ini dapat menentukan
diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita dan hampir
100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai
persyaratan. Urine clean-catch adalah spesimen urin midstream
yang dikumpulkan setelah membersihkan meatus uretra
eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 14


kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus
membersihkan daerah genital dengan air bersih atau steril.
Jangan gunakan deterjen atau desinfektan. Tampung urine
bagian tengah ke dalam wadah yang steril. Kumpulkan urin
menurut volume direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk orang
dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak.
Pada keadaan yang mengharuskan kateter tetap dibiarkan
dalam saluran kemih dengan sistem drainase tertutup, urine
untuk biakan dapat diperoleh dengan cara melepaskan hubungan
antara kateter dengan tabung drainase atau mengambil sampel
dari kantung drainase.
Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang
dikemihkan atau bila diduga terjadi infeksi dengan kuman
anaerob, aspirasi suprapubik merupakan cara penampungan
yang paling baik.
Spesimen yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu
jenis kuman, dianggap sebagai tercemar, kecuali pada penderita
dengan kateter yang menetap.
Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien
wanita :
a. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau
tissue.
b. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan
c. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan
arah dari depan ke belakang
d. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang
lain.
e. Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan
jari tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.
f. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran
urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah
disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine
habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar
wadah.
g. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 15


Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :
a. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau
tissue.
b. Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan
urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine
selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah
disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine
habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar
wadah.
c. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium
Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih
merupakan cara mendapatkan sampel urine yang paling murni.
Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus dilakukan pada
kandung kemih yang penuh.
a. Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan
Povidone iodine 10% kemudian bersihkan sisa Povidone iodine
dengan alkohol 70%
b. Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan
spuit
c. Diambil urine sebanyak ± 20 ml dengan cara aseptik/suci
hama (dilakukan oleh petugas yang berkompenten)
d. Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat.
e. Segera dikirim ke laboratorium.

G. FAKTOR-FAKTOR PASIEN YANG DAPAT MEMPENGARUHI


TEMUAN LABORATORIUM
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi temuan
laboratorium. Faktor-faktor tersebut jika dikelompokkan ada dua
kelompok, yaitu faktor di luar pasien dan faktor pasien. Faktor-
faktor di luar pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah faktor-faktor yang mencakup seluruh proses,
meliputi pra-analitik, analitik dan paska analitik. Sedangkan faktor
pasien antara lain diet, obat-obatan, aktifitas fisik, merokok, alkohol,
ketinggian, kondisi demam, trauma, variasi circadian rythme, usia,
ras, jenis kelamin, kehamilan.

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 16


1. Faktor Diet
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil
beberapa jenis pemeriksaan laboratorium baik langsung maupun
tidak langsung, misalnya pemeriksaan glukosa darah dan
trigliserida. Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh
makanan dan minuman. Karena pengaruhnya yang sangat besar,
maka pada pemeriksaan glukosa darah, pasien perlu dipuasakan
10 – 12 jam dan untuk pemeriksaan trigliserida, pasien
dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum pengambilan
darah.
2. Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara
lainnya akan menyebabkan respon tubuh terhadap obat tersebut.
Disamping itu pemberian obat secara intra muskular akan
menimbulkan jejas pada otot, sehingga menyebabkan enzim yang
dikandung dalam otot tersebut akan masuk ke dalam darah, yang
selanjutnya dapat mempengaruhi hasil beberapa pemeriksaan.
Obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium
misalnya :
a. Diuretik, cafein menyebabkan hampir seluruh pemeriksaan
substrat dan enzim dalam darah akan meningkat karena
terjadi hemokonsentrasi, terutama pemeriksaan hemoglobin,
hitung jenis lekosit, hematokrit, elektrolit. Pada urine akan
terjadi pengenceran
b. Tiazid mempengaruhi hasil tes glukosa, ureum
c. Kontrasepsi oral dapat mempengaruhi hasil tes hormon, LED
d. Morfin dapat mempengaruhi hasil tes enzim hati (AST, ALT)
e. Dan sebagainya (lihat pengaruh obat pada tes laboratorium)
3. Merokok
Merokok dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat
pada kadar zat tertentu yang diperiksa. Perubahan dapat terjadi
dengan cepat hanya dalam 1 jam dengan merokok 1 – 5 batang
dan akibat yang ditimbulkan adalah peningkatan kadar asam
lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan kortisol.

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 17


Perubahan lambat terjadi pada hitung lekosit, lipoprotein,
aktifitas beberapa enzim, hormon, vitamin, petanda tumor dan
logam berat.
4. Alkohol
Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan perubahan
cepat dan lambat pada kadar analit. Perubahan cepat dapat
terjadi dalam waktu 2 – 4 jam setelah konsumsi alkohol dan
akibat yang terjadi adalah peningkatan kadar glukosa, laktat,
asam urat dan terjadinya asidosis metabolik. Perubahan lambat
berupa peningkatan aktifitas gamma glutamyl transferase
(gamma-GT), GOT, GPT, trigliserida, kortisol, dan MCV.
5. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan shift volume antara
kompartemen di dalam pembuluh darah dan interstitial,
kehilangan cairan karena berkeringat, dan perubahan kadar
hormon. Akibatnya akan terjadi perbedaan besar antara kadar
glukosa darah di arteri dan vena, serta terjadi perubahan
konsentrasi gas darah, asam urat, kreatinin, creatin kinase, GOT,
LDH, KED, hemoglobin, hitung sel darah, dan produksi urine.
6. Demam
Pada waktu demam akan terjadi :
a. Peningkatan glukosa darah pada tahap permulaan, dengan
akibat terjadi peningkatan kadar insulin yang akan
menyebabkan penurunan glukosa darah pada tahap lebih
lanjut.
b. Penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal demam
akibat terjadinya peningkatan metabolisme lemak, dan terjadi
peningkatan asam lemak bebas dan benda-benda keton
karena penggunaan lemak yang meningkat pada demam yang
sudah lama.
c. Meningkatkan kemungkinan deteksi malaria dalam darah.
d. Meningkatkan kemungkinan hasil biakan positif (pada kasus
infeksi).
e. Terjadi reaksi anamnestik yang akan menyebabkan kenaikan
titer Widal.

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 18


7. Trauma
Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan
antara lain penurunan kadar substrat maupun aktifitas enzim,
termasuk juga hemoglobin, hematokrit dan produksi urine. Hal
ini terjadi karena terjadi pemindahan cairan tubuh ke dalam
pembuluh darah yang menyebabkan pengenceran darah. Pada
tingkat lanjut akan terjadi peningkatan ureum dan kreatinin
serta enzim-enzim yang berasal dari otot.
8. Variasi Circadian Rhythms
Dalam tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat
tertentu dari waktu ke waktu yang disebut variasi circadian
rhythms. Perubahan kadar zat yang dipengaruhi oleh waktu
dapat bersifat linear (garis lurus) seperti umur, dan dapat bersifat
siklus seperti siklus harian (variasi diurnal), siklus bulanan
(menstruasi) dan musiman.
Variasi diurnal yang terjadi antara lain :
a. Besi serum. Besi serum yang diambil pada sore hari akan lebih
tinggi kadarnya daripada pagi hari.
b. Glukosa. Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi
hari, sehingga apabila tes toleransi glukosa dilakukan pada
siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi daripada bila
dilakukan pada pagi hari.
c. Enzim. Aktifitas enzim yang diukur akan berfluktuasi
disebabkan oleh kadar hormon yang berbeda dari waktu ke
waktu.
d. Eosinofil. Jumlah eosinofil menunjukkan variasi diurnal,
jumlahnya akan lebih rendah pada malam hari sampai pagi
hari daripada siang hari.
e. Kortisol, kadarnya akan lebih tinggi pada pagi hari daripada
pada malam hari
f. Kalium. Kalium darah akan lebih tinggi pada pagi hari
daripada siang hari.
Selain yang sifatnya harian, dapat terjadi fluktuasi kadar zat
dalam tubuh yang bersifat bulanan.
Variasi siklus bulanan umumnya terjadi pada wanita karena
terjadi menstruasi dan ovulasi setiap bulan. Pada masa sesudah

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 19


menstruasi akan terjadi penurunan kadar besi, protein dan fosfat
dalam darah disamping perubahan kadar hormon seks. Demikian
juga, pada saat ovulasi terjadi peningkatan aldosteron dan renin
serta penurunan kadar kolesterol darah.
9. Umur
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam
darah. Hitung eritrosit dan kadar hemoglobin jauh lebih tinggi
pada neonatus daripada dewasa. Fosfatase alkali, kolesterol total
dan kolesterol-LDL akan berubah dengan pola tertentu sesuai
dengan pertambahan umur.
10. Ras
Jumlah lekosit pada orang kulit hitam Amerika lebih
rendah daripada orang kulit putihnya. Demikian juga pada
aktifitas creatin kinase. Keadaan serupa juga dijumpai pada ras
bangsa lain, seperti perbedaan aktifitas amylase, kadar vitamin
B12 dan lipoprotein.
11. Jenis Kelamin
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis
kelamin. Kadar besi serum dan hemoglobin berbeda pada wanita
dan pria dewasa. Perbedaan ini akan menjadi tidak bermakna lagi
setelah umur lebih dari 65 tahun. Perbedaan lain berdasarkan
jenis kelamin adalah aktifitas CK dan kreatinin.
Perbedaan ini lebih disebabkan karena massa otot pria
relatif lebih besar daripada wanita. Sebaliknya, kadar hormon
seks wanita, prolaktin, dan kolesterol-HDL akan dijumpai lebih
tinggi pada wanita.
12. Kehamilan
Bila pemeriksaan dilakukan pada wanita hamil, pada saat
interpretasi hasil perlu mempertimbangkan masa kehamilan
wanita tersebut. Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi
(pengenceran darah) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan
dan terus meningkat sampai minggu ke-35 kehamilan.
Volume urine akan meningkat 25% pada trimester ke-3.
Selama kehamilan akan terjadi perubahan kadar hormon kelenjar
tiroid, elektrolit, besi, ferritin, protein total, albumin, lemak,

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 20


aktifitas fosfatase alkali, faktor koagulasi dan kecepatan endap
darah.
Perubahan tersebut dapat disebabkan karena induksi oleh
kehamilan, peningkatan protein transport, hemodilusi,
peningkatan volume tubuh, defisiensi relative karena peningkatan
kebutuhan atau peningkatan protein fase akut.

Semarapura, 31 Oktober 2018


Direktur RSUD Kabupaten Klungkung

dr. I Nyoman Kesuma, MPH


NIP. 19640517 199103 1 010

Panduan Sampling Instalasi Laboratorium RSUD Kabupaten Klungkung Halaman | 21

Anda mungkin juga menyukai