OLEH
D.Komposisi Darah
Pernahkah anda mengambil darah dari vena pasien ? jika kita menampungnya ke
dalam tabung, kemudian menambahkan bahan kimia ( misalnya natrium sitrat ) ke
dalamnya, lalu diamkan beberapa saat sampai endapannya berada di dasar tabung,
kita akan mendapatkan dua bagian yang Nampak terpisah, yaitu padat dan cair.
1. Bagian atas merupakan plasma yang merupakan komponen cair darah (55%),
berwarna kuning di dalamnya mengandung zat makanan dan antibody.
2. Bagian bawah merupakan zat padat berwarnanya merah tua, terbentuk dari
komponen-komponen darah (hematokrit) 45%, disebut bekuan darah, terdiri atas
sel-sel eritrosit, leukosit, trombosit.
Pada orang dewasa dan anak-anak, sel adarh merah, sel darah putih, dan sel
pembeku darah dibentuk dalam sumsum tulang. Sumsung seluler aktif dinamaakn
sumsum merah, dan sumsum yang tidak aktif dinamakan sumsum kuning.
Sumsum tulang merupakan salah satu organ yang terbesar dalam tubuh, ukuran
dan beratnya hamper sama dengan hati.
Reaksi transfuse akibat golongan darah tidak cocok. Sangat jarang terjadi
darah yang ditransfusikan menyebabkan aglutinasi sel-sel resipien dengan
alasan bagian plasma darah donor dengan segera diencerkan oleh semua
plasma resipien sehingga mengurangi titer aglutinin yang diinfus sampai
kadarny terlalu rendah untuk menimbulkan aglutinasi. Sebaliknya darah yang
diinfus tidak banyak mengencerkan aglutinin dalam plasma resipien tetap
dapat mengaglutinasi sel-sel donor, reaksi yang sering terjadi.
1. Hemolisis sel darah merah setelah reaksi transfusi. Reaksi yang
diakibatkan golongan darah yang tidak cocok akhirnya menyebabkan
hemolisis sel darah merah.
2. Penghetian ginjal akut setelah reaksi transfuse. Salah satu efek yang paling
mematikan yang dapat dimulai setelah beberapa menit sampai beberapa
jam berlangsung kematian karena payah ginjal.
Golongan Darah Rhesus (Fator Rh)
Ada sejumlah oramg yang darahnya mempunyai factor rhesus. Faktor
rhesus ternyata diturunkan secra genetic dan mempunyai sifat dominan.
Individu dengan rhesus(-), factor Rh ini mempunyai sifat antigen. Misalnya
seorang ibu dengan rhesus (-) mengandung bayi dengan rhesus (+)
yang diturunkan dari ayah dengan rhesus (+) akan timbul permasalahan
ketidakcocokan antara rhesus ibu dan anak.
Permasalahan yang timbul ketika factor rhesus dapat melewati plasenta,
tubuh ibu akan membentuk antirhesus tersebut akan masuk juga ke dalam
darah janin dan menimbulkan proses penghancuran. Apabila proses
penghancuran ini banyak, terjadilah krisis karena janin menjadi kekurangan
darah yang dapat mengganggu pertumbuhan bahkan kehidupannya. Bila janin
dapat lahir hidup, harus segela ditolong dengan transfuse tukar darah dengan
menggunakan darah yang tidak mempunyai factor rhesus.
b. Sel Darah Putih (leukosit)
Sel darah putih mengandung inti normalnya 5.000-9.000 sel/mm3. Leukosit
melakukan gerakan ameboid membantu untuk menerobos dinding pembuluh darah ke
dalam jaringan ikat. Ada dua golongan leukosit yaitu leukosit agranular dan leukosit
granular.
1.Leukosit agranular
a. Limfosit : merupakan sel bulat, kecil, dan itninya relatif besar. Dikelilingi oleh
sedikit sitoplasma, kromatin yang sangat padat.
b. Monosit : selnya agak besar, mengandung sitoplasma lebih banyak intinya,
bahan kromatin dalam inti tersusun seperti jala-jala halus dan mengandung
sejumlah granula.
1. Leukosit granular
a. Neutrofil : termasuk leukosit polimurnuklear, di dalam darah, intinya
memperlihatkan bentuk lonjong dan tidak teratur dihubungkan dengan
benang-benang kromatin
b. Eosinofil : leukosit asidofil agak lebih besar dari neutrophil, intinya
mempunyai dua lobus.
c. Basophil : batasnya sering tidak teratur, granula sitoplasmanya bulat, kasar
dengan ukuran yang berbeda-beda menutupi inti sel sehingga mengaburkan
batasnya
fungsi utama sel darah putih adalh sebgai pertahanan tubuh dengan cara
menghancurkan antigen (kuman, virus, dan toksin), sebagai pertahanan tubuh
dikerahkan ke tempat-tempat infeksi dengan jumlah berlipat ganda.
Leukosit dapat bergerak dari pembuluh darah menuju jaringan, saluran
limfe, dan kembali lagi ke dalam aliran darah. Leukosit bersama sistem
makrofag jaringan atau sel retikuloendotelial dari hepar, limpa, sumsum
tulang, alveoli paru, mikroglia otak, dam kelenjar getah bening melakukan
fagositosis terhadap kuman dan virus yang masuk. Setelah di dalam sel
kuman/virus dicerna dan dihancurkan oleh enzim pencerna sel.
KARDIOVASKULER
Jantung adalah organ berongga yang memiliki empat ruang, yang bentuknya menyerupai piramid
atau jantung pisang dan merupakan pusat sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
Kontraksi otot jantung
Kontraksi miogenik spontan pada sel-sel otot jantung yaitu filament yang bergeser pada beberapa
bagian jantung orang dewasa. Sel-sel otot jantung mengalami modifikasi dan membenttuk sistem
hantar rangsang yang mengatur denyut jantung. Rambatan rangsangan terjadi dari satu sel otot
jantung ke sel yang lainnya. Serat purkinje adalah adalah sel-sel otot jantung khusus yang
merupakan bagian dari sistem hantar rangsang yang terdapat di bawah endokarium pada
permukaan dalam jantung. Serat purkinje ini membentuk jaring-jaring yang tersusun oleh saluran
selular.
Regenerasi otot jantung
Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan otot lainnya yang sejenis
akan tetapi tidak terdapat tanda-tanda regeneraasi jika terjadi cedera. Otot jantung yang rusak
diperbaiki dengan meninggalkan suaatu jaringan parut. Otot jantung akan berkontraksi secara
ritmis danterus menerus untuk memompakan darah melalui sistem sirkulasi sehingga
memungkinkan sel-sel mendapat suplai oksigen dan bahan makanan yang tetap dan
menyingkirkan hasil sisa sel.
Persarafan jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut saraf simpatis, parasimpatis, dan sistem saraf autonom melalui
fleksus kardiakus. Saraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servikal, torakal, akan
tetapi bagian atas saraf simpatis berasal dari saraaf vagus. Serabut aferen post ganglion berjalan
ke nodus sinus atrialis dan nodus atriovaskularis yang tersebar ke bagian jantung yang lain.
Serabut aferen berjalan bersama nervus dan berperan sebagai refleks kardiovaskular yang
berjalan bersama saraf simaptis.
Pembuluh darah
1. Pembuluh darah arteri
a. Tekanan darah sistolik : tekanan darah tertinggi pada saat jaantung dalm keadaan sitolik
b. Tekanan diastolik : tekanan darah yang terendah pada saat jantung dalam keadaan diastolic
c. Tekanan nadi : merupakan selisih antara tekanan sitolik dan tekanan tekanan diastolik yang
tergantung pada isi sekuncup dan kapasitas arteri
d. Tekanan darah rata-rata : tekanan diastolic ditambah sepertiga selisih tekanan sistolik dan
tekanan diastolic
e. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri : tekanan darah arteri dipengaruhi oleh kerja
jantung, tekanan perifer, dan jumlah darah yang bersirkulasi.
Syaifuddin.2016.Ilmu.Biomedik.Dasar.Untuk.Mahasiswa.Keperawatan.Jakarta.Selemba.
Medika