Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Mixing dan Agitation


1.2 Tanggal Praktikum : 29 November 2014
1.3 Tujuan praktikum :
1. Menjelaskan jenis dan karakteristik berbagai pengaduk
2. Menjelaskan pengaruh putaran pengaduk terhadap waktu pencampuran
3. Menjelaskan pola aliran yang terbentuk
4. Menentukan besarnya kebutuhan daya pengadukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pencampuran


Pencampuran ( mixing) adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya
secara acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah
dalam dua fasa atau lebih.
Proses pencampuran bisa di lakukan dalam sebuah tangki berpengaduk.
Hal ini dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini, dalam
aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah
perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan
jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk,
penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk
yaitu densitas dan viscositas.Oleh karena itu, perlu tersedia seperangkat alat
tangki berpengaduk yang bisa digunakan untuk mempelajari operasi dari
pengadukan dan pencampuran tersebut.Aplikasi pengadukan dan pencampuran
bisa ditemukan dalam rentang yang luas, diantaranya dalam proses suspensi
padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair, kristalisasi, perpindahan
panas dan reaksi kimia.Pencampuran adalah operasi yang sangat penting,bahkan
dapat dikatakan fundamental,hampir setiap proses kimia menggunakan
pencampuran. (McCabe Waren L.1999)

2.1.1 Tangki Pencampuran (Mixing)


Alat pencampur fasa padat ke fasa cair jenis ini diperuntukkan untuk
memperoleh campuran dengan viskositas rendah, biasanya berupa tangki
pencampur beserta perlengkapannya. Dimensi tangki/vessels, jenis
pengaduk/impeller, kecepatan putar pengaduk, jenis pengaduk, jumlah
penyekat/buffle, letak impeller beserta dimensinya bergantung dari kapasitas dan
jenis dari bahan yang dicampurkan.
2.1. 2 Bagian-Bagian Alat Pencampur
Bagian –Bagian dari unit alat pencampur ini terdiri dari:
1. Tangki/vessel , merupakan wadah untuk pencampuran berbentuk silinder
dengan bagian bawah melengkung/dome atau datar
2. Penyekat/buffle, Berbentuk batang yang diletakkan dipinggir tangki
berguna untuk menghindari vortex dan digunakan untuk mempoloakan
aliran menjadi turbulen.

2.1.3 Laju dan Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk
dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of
mixing) adalah laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai
kondisi akhir.
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran
ini dipengaruhi oleh beberapa hal :

1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :


 Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle
 Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel)
 Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
 Laju putaran pengaduk
 Ledudukan pengaduk pada tangki, seperti :
a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
b. Pola pemasangan :
- Center, vertikal
- Off center, vertical
- Miring (inclined) dari atas
- Horisontal
 Jumlah daun pengaduk
 Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :
 Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk
 Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
 Jumlah kedua cairan yang diaduk
 Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk
mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama
tehadap waktu pencampuran.

2.2 Pengertian Pengadukan


Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga
menimbulkan reduksi gerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat
seperti bejana. Gerakan hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat
yang ditimbulkan dari operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran
(mixing) dari satu atau lebih komponen yang teraduk. Ada beberapa tujuan yang
ingin diperoleh dari komponen yang dicampurkan, yaitu membuat suspensi,
blending, dispersi dan mendorong terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding
tangki.
Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi, pengadukan
mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi gas hidrogen
disebarkan melewati fasa cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi.
Pengadukan juga dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari reaksi yang
dipindahkan melalui cooling coil dan jaket.Contoh lain pemakaian operasi
pengadukan dalam industi adalah pencampuran pulp dalam air untuk memperoleh
“larutan” pulp. Larutan pulp yang sudah cukup homogen disebarkan ke mesin
pembuat kertas menjadi lembaran kertas setelah proses filtrasi vakum dan
dikeringkan.

2.2.1 Posisi Sumbu Pengaduk


Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan menempatkan
pengaduk pada pusat diameter tangki ). Posisi ini memiliki pola aliran yang khas. Pada
tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar ditengah, energi sentrifugal yang bekerja
pada fluida meningkatkan ketinggian fluidapada dinding dan memperendah ketinggian fluida
pada pusat putaran. Pola ini biasa disebut dengan pusaran dengan pusat pada sumbu
pengaduk. Pusaran ini akan menjadi semakin besar seiring dengan peningkatan kecepatan
putaran yang juga meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk. Pada sebuah proses
dispersi gas-cair, terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pusaran
tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan dan
sebaliknya.

2.2.2 Sekat dalam Tangki


Sekat (baffle) ( adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada
dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya
pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi
sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya
pemakaian sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya
kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi yang
lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian.
Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan pencampuran yang
lebih baik.
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim
dalam pengadukan dan pencampuran
.
2.2.3 Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan
secara umum, yaitu pengaduk baling – baling (propeller) ), pengaduk turbin(turbine) ,
pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk herical ribbon.
1. i Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah
baling-baling berdaun tiga.Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar
antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan
dengan viskositas rendah.
2. Pengaduk Dayung (Paddle)
Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan rendah
diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa
digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan
dayung biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10
dari panjangnya.
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran
radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah
dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam
pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang
bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada
dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas
dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang
buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn kanji,
cat, bahan perekat dan kosmetik.
3. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin
biasanya antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat
atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran
yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan
dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk
lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat
pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi
dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi
padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas.
Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam
suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida
yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam
suspensi padatan.
4. Pengaduk Helical-Ribbon
Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan
beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti
pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-balling
helicopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam
sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas
pengaduk.

Gambar 9. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral
2.2.4 Kecepatan Pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk
bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum
klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran
rendah, sedang dan tinggi.
1. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendan yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah
permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan
dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.
2. Kecepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis.Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan
pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuan, mencampuran
larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau
mendinginkan.
3. Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalny aair.Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan
yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu
pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar.

2.2.4 Pemilihan Pengaduk


Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada
setiap jenis pengaduk adalah :

1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah


Pa.s (3000 cP)
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s
(100.000 cp)
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa
digunakan untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP)
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas
1000 Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk
viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak
diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Seperangkat tangki berpengaduk
2. Stopwatch
3. Pipet
4. Konduktometer
5. Indikator (Sejenis Pewarna)
6. Cairan (Air)

3.3 Prosedur Kerja


1. Isi air kedalam tangki pengaduk (mixing) sesuia uraian tugas
2. Atur kecepatan pengaduk sesuai uaraian tugas
3. Tambahkan pewarna secukupnya
4. Gambarkan pola aliran yang terbentuk
5. Catat waktu untuk terjadi pencampuran sempurna
6. Tentukan kebutuhan daya untuk tiap uraian tugas
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Data Pengamatan
V Skala Putaran Waku Waktu n (rpm)
(1) pengadukan (s) Pncampuran (s)
1 14.31 25.18 1.0482
3.5 2 8.37 20.98 1.7921
3 15 5.67 13.50 2.6455
4 4.00 11.69 3.7500
5 3.69 6.59 4.0650
1 17.35 20.97 0.8645
4.0 2 9.10 18.53 1.6483
3 15 6.25 12.57 2.4000
4 4.72 9.76 3.1779
5 4.00 6.48 3.7500
1 17.32 16.24 0.8460
4.5 2 9.54 12.69 1.5723
3 15 6.75 10.21 2.2222
4 4.80 9.04 3.1250
5 4.36 5.32 3.4403
1 18.45 15.45 0.8130
5.0 2 9.73 12.13 1.5416
3 15 6.79 9.20 2.2091
4 4.92 7.19 3.0487
5 4.40 3.48 3.4090
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan, dapat di lihat bahwa skala dari alat
mixing sangat berpengaruh pada waktu yang digunakan oleh tinta untuk dapat
larut dengan sempurna di dalam air. Pada dasarnya, pengadukan (agitation) adalah
pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan reduksi gerakan pada bahan,
biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana. Gerakan hasil reduksi tersebut
mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari operasi pengadukan
adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen yang
teraduk.
Pada praktikum yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa waktu
pencampuran sangat di pengaruhi oleh skala pada alat, ukuran pengaduk, dan
volum air yang digunakan. Semakin tinggi skala maka semakin sedikit waktu
yang digunakan untuk membuat campuran homogen, semakin besar alat pengaduk
maka waktu yang digunakan akan lebih sedikit untuk membuat campuran, dan
semakin banyak air yang di gunakan maka tinta akan semakin lambar menjadi
homogen dengan air.
Pecampuran adalah operasi yang tujuannya untuk mengurangi ketidak
samaan komponen, suhu dan sifat lainya. Yang terdalam suatu bahan campuran
dan dapat terjadi karena adanya gerakan dari bahan tersebut agar bahan dapat
bergerak. Di perlukan suatu pengaduk yang merupakan gerakan yang terinduksi
menurut cara—cara tertentu. Pada suatu bahan dalam bejana atau tangki gerakan
itu biasanya mempunyai pola sirkulasi. Salah satunya adalah proses pecampuran.
Istilah pecampuran dapat diartikan dengan menberikan gerakannyang tidak
beraturan atau kedaan yang turbulen terhadap fluida waktu pecampuran.
Pada pencobaan ini untuk menetukan waktu pecampuran adalah dengan
meneteskan zat warna tinta biru tersebut untuk menyebar merata.itulah yang
tersebut pecampuran pada percobaan ini.
Pada pecobaan ini kami juga menggunakan stopwatch gunanya untuk melihat
waktu putaran 15 kali putaran tiap percobaan yang kami lakukan dengan alat
konduktumeter . bahan yang digunakan pada percobaan ini air dan tinta spidol.
Volumenya juga bervariasi mulai dari 3,5 L, 4 L, 4,5 L, 5 L dan skala yang di
dapat juga berbeda-beda. (http://www-is-try-org/materi kimia)

4.2.1. Percobaan percampuran pada volume 3,5 L

Hubungan Waktu Pencampuran terhadap RPS


4.5
4
Skala 1 Skala 2
3.5 6.59, 4.065 11.69, 3.75
3
RUN I
2.5
RPS

Skala 3 Skala 4
2
13.5, 2.6455 20.98, 1.7921
1.5
Skala 5
1 25.78, 1.0482
0.5
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu Pencampuran (s)

Grafik 4.2.1 Data pengamatan pada volume 3,5 liter

a. Skala 1
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
14,31 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat 29,78 sehingga
menghasilkan rpm 1,0482. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya transisi.
b. Skala 2
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
8,37s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 20,98 sehingga
menghasilkan rpm 1,7921. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen.
c. Skala 3
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
5,67 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 13,50 sehingga
menghasilkan rpm 2,6455. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen dan terdapat gelembung-gelembung.
d. Skala 4
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
4,00 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 11,69 sehingga
menghasilkan rpm 3,7500 . pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen akan tetapi terdapat gelumbung-
gelembung yang sangat banyak.
e. Skala 5
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
3.69 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 6,95 sehingga
menghasilkan rpm 4,0650. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen dan terdapat gelembung-gelembung
pula namun lebih banyak bila dibandingkan pada skala 3 dan 4.

Dalam buku Mc Cabe ditulis bahwa agitator dayung dan turbulen adalahtebaik
dalam bidang impeller, dimana aliran membelah diri pada dinding dengan
membentuk dua pola lingkaran yang terpisah, satu bagian mengalir ke bawah
bagian dinding dan satu bagian lagi mengalir ke atas menuju ke permukaan dan
kembali ke impeller dari bagian atas impeller sehingga selalu seperti itu. Pada
bagian pinggir tangki terdapat sekat yang tipis yang berguna untuk membelah
aliran sehingga bercapmur lebih cepat. (Mc Cabe, Jilid 1)
4.2.2 Percobaan pencampuran pada volume 4 ml

Hubungan Waktu Pencampuran terhadap RPS


4 Skala 1
3.5 6.48, 3.75
3 Skala 2 Skala 3
2.5 9.76, 3.1779 12.57, 2.4
RPS

2
1.5 Skala 4
18.53, 1.6483 RUN II
1
0.5 Skala 5
20.97, 0.8645
0
0 5 10 15 20 25
Grafik 4.2.2 Data pengamatan pada volume 4 liter
Waktu Pencampuran (s)

Grafik 4.2.2 Data Pengamatan pada volume 4 liter

a. Skala 1
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
17,35 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 20,97
sehingga menghasilkan rpm 0,8645. pada saat terjadi pengadukan dan
pencampuran maka terjadi gelombang yang bentuknya transisi.
b. Skala 2
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
9,10 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 18,53 sehingga
menghasilkan rpm 1,6483. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen.
c. Skala 3
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
6,25 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 12,57 sehingga
menghasilkan rpm 2,4000. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen dan terdapat gelembung-gelembung.
d. Skala 4
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
4,72 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 9,76 sehingga
menghasilkan rpm 3,1779. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen dan terdapat gelembung-gelembung.
e. skala 5
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
4,00 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 6,48 sehingga
menghasilkan rpm 3,7500. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen dan terdapat gelembung-gelembung.
Dalam buku Mc Cabe ditulis bahwa agitator dayung dan turbulen adalahtebaik
dalam bidang impeller, dimana aliran membelah diri pada dinding dengan
membentuk dua pola lingkaran yang terpisah, satu bagian mengalir ke bawah
bagian dinding dan satu bagian lagi mengalir ke atas menuju ke permukaan dan
kembali ke impeller dari bagian atas impeller sehingga selalu seperti itu. Pada
bagian pinggir tangki terdapat sekat yang tipis yang berguna untuk membelah
aliran sehingga bercapmur lebih cepat. (Mc Cabe, Jilid 1)

4.2.3 Percobaan pencampuran pada volume 4,5 ml

Hubungan Waktu Pencampuran terhadap RPS


Grafik 4.2.3 Data pengamatan pada volume 4,5 liter
4
3.5
Skala 2
3 Skala 1
9.04, 3.125
5.32, 3.4403
2.5
Skala 4
RPS

2 Skala 3
10.21, 2.2222 12.69, 1.5723
1.5
Skala 5 RUN III
1
16.24, 0.846
0.5
0
0 5 10 15 20

Waktu Pencampuran (s)

Grafik 4.2.3 Data pengamatan pada volume 4,5 liter


a. skala 1
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
17,73 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat 16,24 sehingga
menghasilkan rpm 0,8460. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya transisi.
b. Skala 2
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
9,54 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 12,69 sehingga
menghasilkan rpm 1,5723. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen.
c. Skala 3
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
6,75 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 10,21 sehingga
menghasilkan rpm 2,2222. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen dan terdapat gelembung-gelembung.
d. Skala 4
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
4,80 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 9,04 sehingga
menghasilkan rpm 3,1250 . pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen akan tetapi terdapat gelumbung-
gelembung yang sangat banyak.
e. Skala 5
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
4,36 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 5,32 sehingga
menghasilkan rpm 3,4403. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen dan terdapat gelembung-gelembung
pula namun lebih banyak bila dibandingkan pada skala 3 dan 4. ( Anonymous,
2012)
4.2.4 Percobaan pencampuran pada volume 5 ml

Hubungan Waktu Pencampuran terhadap RPS


4 Skala 1
3.5 3.48, 3.409

3 Skala 2
7.19, 3.0487 Skala 3
2.5
9.2, 2.2091 RUN IV
RPS

2
1.5 Skala 4
12.13, 1.5416
1 Skala 5
15.45, 0.813
0.5
0
0 5 10 15 20
Waktu Pencampuran (s)

Grafik 4.2.4 Data pengamatan pada volume 5 liter

a. skala 1
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
18,45 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat 15,45 sehingga
menghasilkan rpm 0,8130. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya transisi.
b. Skala 2
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
9,73 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 12,13 sehingga
menghasilkan rpm 1,5416. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen.
c. Skala 3
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
6,75 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 9,20 sehingga
menghasilkan rpm 2,2091. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen dan terdapat gelembung-gelembung.
d. Skala 4
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
4,92 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 7,19 sehingga
menghasilkan rpm 3,0487. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen akan tetapi terdapat gelumbung-
gelembung yang sangat banyak.
e. Skala 5
Pada skala ini dengan putaran selama 15 kali dihasilkan waktu putaran selama
4,40 s dan saat dicampurkan tinta maka waktu yang didapat adalah 3,48 sehingga
menghasilkan rpm 3,4090. pada saat terjadi pengadukan dan pencampuran maka
terjadi gelombang yang bentuknya turbulen dan terdapat gelembung-gelembung
pula namun lebih banyak bila dibandingkan pada skala 3 dan 4. ( Mc Cabe, 1999)

4.3 PEMBAHASAN POLA ALIRAN


1. Gambarkan Pola aliran yang terbentuk ari masing – masing run!
a. Pada Volume 3,5 ml

Pada gambar pola aliran volume 3,5 L, semakin cepat suatu imppeler
mengaduk, maka pola alir akan semakin berbentuk, pada skala 5 pola alir
berbentu sempurna dan juga air yang hanyan 3,5 L membuat impeller semakin
cepat, terjadi pengadukan turbin. Biasanya efektif untuk jangkauan viskositas
yang cukup luas.pada cair berviskositas rendah.
b. Pada volume 4 ml

Pada gambar pola aliran volume 4 L, semakin tinggi volume didalam tabung,
maka semakin lambat imppelernbekerja. Jadi semakin lambat terbentuk pola
aliran. Pada masing imppeler menghasilkan dua arus sirkulasi. Imppeler sebelah
kanan dan juga sebelah kiri atas akan sama membentuk pola aliran.

c. Pada gambar skala 4,5 L

Pada gambar volume 4,5 L. kecepatan imppeler sangat perpengaruhi pola


banyak volume air dalam tabung. Bertambahnya kecepatan fluida czir pada lokasi
yang perbandingannya sama. Jadi pola alir yang berbentuk sedikit lambar Karena
imppeler harus bekerja ekstra dalam mengaduk.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pengadukan bertujuan untuk membuat suspensi partikel zat padat dan


untuk membuat campuran homogen.
2. Cepatnya pengadukan bergantung pada volume air di dalam tanki, skala
yang digunakan pada saat mengaduk, dan besar dari pengaduk.
3. Semakin banyak air yang ada di dalam tanki, semakin lama waktu yang di
butuhkan untuk membuat campuran homogen.
4. Semakin besar skala yang digunakan, semakin cepat terjadi pengadukan.
5. Putaran pengaduk juga di pengaruhi oleh sedikit banyaknya zat yang
diaduk.

5.2 Saran
1. Sebaiknya pecampuran dialakukan dengan skala pengadukan yang tinggi
atau cepat pengadukan impelernya agar pencampuran sampai homogen
berlangsung cepat.
2. Utuk mengamati pola aliran yang terbentuk, sebaiknya dilakukan dengan
skala pengadukan yang rendah atau putaran impeller yang lambat karena
pada skala tinggi pola aliran akan cepat hilang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2012. Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia I, Fakultas Kimia.


Universitas malikussaleh, Reulet, loksemaweu.
McCabe WarenL.1999.Operasi Teknik Kimia Edisi Keempat Jilid 2.penerbit
Erlangga
http://www.chem –is- tray –org/ materi-kimia- industry / teknologi – proses /
pecampuran bahan – padat – cair.

Perry, Robert H, Don W. Green 1999. Perry Chemical Engineering Handbook’


America: Me-Grow-him companies.
Team Teknik Kimia.Penuntun Pratikum Proses Teknik Kimia.2012.Universitas
Malikussaleh.
Wallas. Stanley . M. 1998. Chemical process Equipment. 10th butteworth
publisher USA.

Anda mungkin juga menyukai