Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali sehari.
Secara klinis diare karena infeksi akut terdiri dari dua golongan:
2.Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat
pada pasien diare.
1. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 52/SK/DK/2016 tentang Layanan Klinis
2. Referensi PERMENKES Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
3. Prosedur 1. Alat :
a. Tensimeter
b. Termometer
c. Stetoskop
d. Perangkat tablet
e. Alat tulis
2. Bahan :
a. Kapas Alkohol
4. Langkah- 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, sejak kapan BAB cair,
berapa kali BAB dalam sehari, apakah terdapat lendir, darah atau
ampas dalam tinja, kemudian adakah orang lain dilingkungan yang
terkena diare, serta apa saja makanan atau minuman yang
dikonsumsi sebelum terkena diare.
4. Petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah pasien
mengeluhkan demam, mual, muntah, nyeri perut sampai kejang
perut.
5. Petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti lemas, merasa
haus, lidah dan kerongkongan kering, suara serak, pada bayi ubun-
ubun cekung, air mata tidak keluar dan turgor kulit menurun.
6. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
7. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
8. Petugas mengukur nadi dan pernapasan pasien
9. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien, apakah bising
usus meningkat, nyeri tekan pada bagian perut, turgor kulit menurun,
selaput lendir mulut dan bibir kering.
10. Petugas membuat pengantar rujukan untuk pemeriksaan
laboratorium
11. Petugas menerima hasil pemeriksaan laboratorium
12. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan laboratorium
13. Petugas meresepkan obat untuk mengobati gejala dan penyebab diare:
A. adsorben : kaolin pectin, attapulgit, norit
B. anti mual dan muntah : antacid, B 6, domperidon
C. Penyebab diare :
i. Kolera : Kotrimoksazol 2 x 3 tab (awal) dilanjutkan 2 x 2 tab
/ hari atau Tetrasiklin tab 4 x 500 mg
ii. E. Coli : tidak memerlukan terapi
iii. Salmonela : Ampisilin tab 4 x 1 g atau Kotrimoksazol tab 4 x
500 mg atau Siprofloksasin tab 2 x 500 mg
iv. Shigella : Ampisilin tab 4 x 1 g atau Kloramfenikol tab 4 x
500 mg
v. Amebiasis : Metronidazol tab 4 x 500 mg atau Tetrasiklin tab
4 x 500 mg
vi. Giardiasis : Klorokuin tab 3 x 100 mg atau Metronidazol tab
3 x 250 mg
vii. Virus : Simptomatik & Suportif
D. Terapi Suportif:
Oralit, umur < 12 bulan : 400 ml/hari (2 bungkus); 1-4 tahun
600-800 ml/hari (3-4 bungkus); > 5 tahun : 800-1.000 ml/hari
(4-5 bungkus); dewasa 1.200-2.800 ml/hari
14. Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi berat, petugas merujuk
pasien ke RSUD
15. Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan, diagnosa dan terapi
pada rekam medis elektronik
2/3
16. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada buku
register.
5. BaganAlir
Menegakkan Pemeriksaan
Meresepkan obat diagnosa laboratorium
untuk berdasarkan hasil
pengobatan gejala pemeriksaan, fisik
dan penyebab dan laboratorium
3/3