KEPERAWATAN
Oleh
Kelas :
III-B
JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN BLITAR
2016
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
3.1. Perencanaan
3.1.1. Visi, Misi Rumah Sakit
RSD Mardi Waluyo Blitar mempunyai kewajiban untuk meningkatkan
serta memantapkan fungsi perannya sebagai rumah sakit rujukan tingkat pertama
di Kota Blitar dan sekitarnya, untuk mencapai tujuan yang dimaksud di atas perlu
menetapkan visi dan misi RSD Mardi Waluyo Blitar dalam suatu keputusan Wali
Kota Blitar.
Visi
Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat, yang mampu bersaing di era
global 2015.
Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna kepada masyarakat
2. Membangun citra pelayanan kesehatan yang partisipatif
3. Membangun kerja sama dengan rumah sakit pemerintah, rumah sakit
swata dan pihak ketiga
4. Meningkatkan sistem manajemen rumah sakit
5. Meningkatkan kompetensi dan pemberdayaan sumber daya manusia, serta
mengutamakan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Misi Keperawatan
1. Membantu individu untuk mandiri
2. Mengajak klien untuk berpartisipasi dalam bidang kesehatan
3. Membantu mengembangkan potensi kesehatan klien secara optimal
4. Membantu klien memperoleh derajat kesehatan yang optimal
Falsafah Keperawatan
1. Memandang klien sebagai manusia yang utuh atau holistick
2. Kegiatan keperawatan dengan pendekatan yang humanistik
3. Bersifat universal bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
4. Kolaborasi dengan klien
Total jumlah jam perawatan yang dibutuhkan = 99 jam + 20 jam + 8,5 jam
= 127,5 jam
b. Kebutuhan perawatan
1. Jumlah jam perawatan = 127,5 = 18,21 = 18 orang
Jam kerja perawat/hari 7
Ruang melati dipimpin oleh kepala ruangan, kemudian dibantu oleh wakil kepala
ruangan, selanjutnya dibagi menjadi dua tim yang dipimpin oleh ketua tim dengan
beberapa perawat pelaksana. Pelayanan di Ruang Melati juga dibantu oleh 1 orang
administrasi dan 2 orang perawat pembantu yang merangkap menjadi rumah
tangga. Adapun struktur organisasi Ruang Melati RSD Mardi Waluyo Blitar
adalah sebagai berikut.
Kepala Ruang
Perawat pelaksna
3.3.Penggerakan
a. Model Penjadualan staf
Ruang Melati yang memiliki jumlah tenaga keperawatan sebanyak 20
orang, terbagi dalam 3 jam kerja/ jam dinas. Dengan jumlah pasien 34 orang
apabila bed penuh.
c. Pola Komunikasi
3.4. Pengontrolan
a. Pola dan Jadwal Supervisi
supervise di dalam ruang melati belum bisa dilaksanakan karena berkaitan dengan
jumlah pasien yang lebih sering penuh di semua bed meyebabkan perawat
disibukan dengan tindakan keperawatan sehingga supervise belum bisa terlaksana.
b. rencana dan hasil supervise
supervise belum bisa dilakukan, dan belum terdapat rencana supervise sehingga
hasil supervise masih belum ada.
3.5. Evaluasi
a. Program peningkatan mutu dan disiplin
Peningkatan mutu di dalam Ruang Melati dengan mengikuti pelatihan
meliputi MPKP sebanyak 15 orang perawat dari Ruang Melati yang dilakukan
tahun 2015. Pelatihan Etika Pelayanan, BCLS, dan PPI diikuti oleh semua
perawat dari Ruang Melati sebanyak 20 orang. Peningkatan disiplin di dalam
ruang melati dengan diadakannya cek lock dan presensi setiap hari di ruangan
yang wajib dilaksanakan oleh semua staf dan karyawan. Kemudian juga
dilaksanakan apel setiap pagi yang wajib diikuti oleh semua karyawan dan staf.
b. Audit Dokumentasi
Audit Dokumentasi di Ruang Melati sudah ada perencanaan untuk
dilakukan audit. Namun karena kesibukan perawat dengan jumlah pasien yang
hampir setiap harinya penuh maka audit dokumentasi belum bisa terlaksana.
Penulisan dokumentasi keperawatan di Ruang Melati menggunakan
SOAP, tetapi tidak semuanya didokumentasikan secara lengkap di dalam format
dokumentasi asuhan keperawatan.
B. Identifikasi masalah
Perencanaan
Ruang Melati dalam pendokumentasian tingkat ketergantungan pasien
tidak terdokumentasi dalam buku catatan tersendiri, sehingga untuk melihat
tingkat ketergantungan pasien harus mengunjungi pasiennya langsung satu
persatu.
Penggerakan
Pola komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan di dalam Ruang Melati menggunakan
komunikasi langsung melalui operan dan conference dan menggunakan
komunikasi tidak langsung melalui dokumentasi keperawatan.
Komunikasi langsung di ruang melati melalui pre conference dilakukan
namun tidak rutin karena beberapa kendala antara lain adanya dokter visite pada
pagi hari saat pre conference dilakukan.
Middle conference di Ruang Melati dilakukan namun tidak di forum
melainkan dilakukan di sela-sela kegiatan pemberian asuhan keperawatan pada
pasien.
Post conference di Ruang Melati dilakukan namun tidak rutin karena
adanya beberapa kendala antara lain penerimaan obat dari apotik.
Untuk operan pagi kesore hanya dilakukan di ruang keperawatan karena
adanya beberapa hal diantara nya adanya perawat yang datang tidak tepat waktu,
selain itu jam istirahat pasien.
operan rutin berjalan setiap hari.Pada komunikasi melalui conference di
Ruang Melati tidak dilakukan secara bersama-sama di dalam satu forum namun
dilakukan secara tidak langsung bersamaan dengan melakukan tindakan
keperawatan.
Komunikasi tidak langsung di Ruang Melati dilakukan melalui
dokumentasi keperawatan.Penulisan dokumentasi keperawatan di Ruang Melati
menggunakan SOAP, tetapi tidak semuanya didokumentasikan secara lengkap di
dalam format dokumentasi asuhan keperawatan.
Pengontrolan
Pola dan jadual supervisi ruangan
Supervise di dalam ruang melati belum bisa dilaksanakan karena berkaitan dengan
jumlah pasien yang lebih sering penuh di semua bed meyebabkan perawat
disibukan dengan tindakan keperawatan sehingga supervisi belum bisa terlaksana.
Evaluasi
Audit Dokumentasi di Ruang Melati sudah ada perencanaan untuk dilakukan
audit. Namun karena kesibukan perawat dengan jumlah pasien yang hampir setiap
harinya penuh maka audit dokumentasi belum bisa terlaksana.
C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
MASALAH Keuntungan bila di atasi Kerugian Bila tidak di
atasi
Tidak terdapat buku Memudahkan perawat Jika ingin mengetahui
pendokumentasian tingkat dalam menerapkan tingkat ketergantungan
ketergantungan pasien di asuhan keperawatan pasien, perawat harus
Ruang Melati. yang sesuai. mengunjungi pasien
langsung terlebih
dahulu
Pelaksanaan conference tidak Memudahkan perawat Didalam
berjalan dalam satu forum. dalam mengkomunikasikan
Penulisan dokumentasi mengkomunikasikan perkembangan pasien
keperawatan tidak semuanya perkembangan dan kurang jelas dan
didokumentasikan secara penyelasain masalah apabila terdapat
lengkap di dalam format pada pasien di ruang masalah waktu dinas
dokumentasi asuhan melati. tidak semua perawat
keperawatan bisa menyampaikan
argumennya karena
tidak dilakukan diskusi
secara bersama-sama
antar anggota tim.
Apabila dokumentasi
askep tidak lengkap
perawat sulit dalam
mendapatkan
informasi dan tidak
ada lembar tanggung
jawab dan tanggung
gugat perawat.
Perkembangan pasien
dan pasien tidak
mendapatkan asuhan
keperawatan secara
optimal.
Belum terlaksananya Dengan dilakukannya Dapat menurunkan
supervisi di ruang melati supervise kinerja kinerja perawat di
perawat dapat terkontrol ruang melati karena
di ruang melati tidak ada pengontrolan
Belum terlaksananya audit Dengan dilaksanakannya Ruangan tidak dapat
dokumentasi di Ruang Melati audit mempermudah melakukan evaluasi
ruangan menemukan
masalah dan kekurangan
ruangan sehingga proses
evaluasi ruangan dapat
berjalan dan kualitas
ruangan dapat menjadi
lebih baik
Format Menyusun Skala Prioritas Masalah
Pelaksanaan 1 4 4 3 48
conference tidak
berjalan dalam satu
forum.
Penulisan dokumentasi
keperawatan tidak
semuanya
didokumentasikan
secara lengkap di
dalam format
dokumentasi asuhan
keperawatan
Belum terlaksananya 1 4 3 3 36
supervisi di Ruang
Melati
Belum terlaksananya 1 4 3 3 36
audit dokumentasi di
Ruang Melati
Keterangan :
1. Rentang skor : 1-4.
2. Skor yang diperoleh dikalikan kekanan: skor perhatian masyarakat x
skor poin prevalensi x skor tingkat bahaya x skor kemungkinan untuk
dikelola = Nilai total.
3. Prioritas masalah berdasarkan urutan perolehan skor.
Dari perhitungan prioritas masalah di atas ditemukan 1 masalah prioritas
utama yaitu pelaksanaan conference tidak berjalan dalam satu forum. Penulisan
dokumentasi keperawatan tidak semuanya didokumentasikan secara lengkap di
dalam format dokumentasi asuhan keperawatan
4.1. Kesimpulan
Ruang Melati sudah menggunakan metode tim tetapi untuk pelayanan ke
pasien belum maksimal karena jumlah tenaga perawat di Ruang Melati belum
maksimal dengan tingkat ketergantungan pasien dan jumlah pasien yang setiap
hari berbeda.
Pengkajian manajemen keperawatan di Ruang Melati RSD Mardi Waluyo
terdapat beberapa masalah yaitu penulisan tingkat ketergantungan pasien yang
belum jelas, operan, dan conference yang dilakukan namun tidak rutin,
pendokumentasian keperawatan yang tidak lengkap, dan belum dapat
terlaksananya supervisi dan audit dokumentasi.
4.2. Saran
Untuk memperbaiki manajemen keperawatan di Ruang Melati dibutuhkan
beberapa hal diantaranya perawat harus datang tepat waktu, sehingga hal ini
dibutuhkan kesadaran dari masing-masing perawat.
Selanjutnya tingkat kedisiplinan dalam pendokumentasian askep harus lebih
ditingkatkan agar asuhan keperawatan dapat dilakuka secara optimal dan dapat
dipertanggung jawabakan.
Kemudian pembagian tugas dalam tindakan keperawatan harus dilakukan
oleh masing-masing secara merata sesuai dengan jumlah pasien kelolaanya
sehingga masing-masing tim bertanggung jawab terhadap pasien kelolaanya
masing-masing.