Mikrob Acara 3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

“ISOLASI DAN UJI AMILASE PADA MIKROORGANISME”

Oleh :

Nama : Jessica Rahma Annisa


NPM : 2018617007
Prodi : Agroteknologi
Kelas :D

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS PERTANIAN
JAKARTA
2019
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau


yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak
ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat
yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi
benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu
masuknya mikrooba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang
tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni.
Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak
ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya.
Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri
saprob. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu :
1. Degan pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia
berhasil memelihara Streptococcus lactis dalampiraan murni yang
diisolasi dari sampel susu Yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu
suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini
kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika
dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada
suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan
beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi
mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal
yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum
yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan
koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan
menggunakan koloni ini sebagai sampel.
Gambar 1 Metode pengenceran
2. Dengan penuangan
Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu
dengan mengambil sedikti sampel campuran bakteri yang mudah
diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu
medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian
dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut
mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-
koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan
mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan
murni yang lebih terjamin.
Gambar 2. Metode Tuang
Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam
biakan di dalam medium diantaranya adalah (Lay, 1994) :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat
bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik
diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari
pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik
kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang
diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan
adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-
baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme
menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum
terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores
Gambar 3. Bentuk Alur Goresan pada Cawan Petri
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari
populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan
eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel
mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui
sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap
sehingga sekurang- kurangnyya satu di antara cawan – cawan
tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan
maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan
namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu
dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan
identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya
terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal
dengan Isolasai Mikroba.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mahasiswa mengetahui cara pengenceran;


2. Mahasiswa terampil mengisolasi dan menginokulasi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikroba memiliki sifat-sifat pertumbuhan, morfologi, dan sifat fisiologi


yang dapat dipelajari dengan melakukan isolasi terlebih dahulu. Isolasi
merupakan suatu metode untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi
campuran sehingga memudahkan proses identifikasi. Salah satu teknik isolasi
adalah isolasi pada cawan agar untuk jenis mikroba yang dapat membentuk koloni
terpisah pada media padat, yaitu bakteri dan kapang (Dwidjoseputro 1998).

Uji fisiologis bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri


berdasarkan aktivitas selnya.Bakteri yang dapat menghidrolisis pati mempunyai
aktivitas amilolitik, yaitu menghasilkan enzim amilase yang dapat mengubah pati
menjadi molekul-molekul gula sederhana (monosakarida) untuk kebutuhan
metabolisme sel. Aktivitas tersebut ditandai dengan adanya zona bening di
sekeliling koloni pada uji hidrolisis pati atau amilum (Hadioetomo, 1993).Amilum
merupakan karbohidrat yang masuk dalam jenis polisakarida. Polisakarida
merupakan makromolekul, polimer dengan beberapa monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai
materi simpanan atau cadangan yang nantinya ketika diperlukan akan dihidrolisis
untuk menyediakan gula bagi sel. (Sukarminah, 2010).

Kemampuan untuk menghidrolisis amilum menjadi glukosa, maltosa, dan


dekstrin karena mempunyai enzim amilase. Amilum tidak dapat langsung
digunakan, sehingga bakteri harus menghidrolisis amilum terlebih dahulu menjadi
molekul sederhana dan masuk ke dalam sel (Sukarminah, 2010).

Iodium digunakan sebagai indicator adanya amilum, bila medium yang


mengandung pati atau amilum diberi iodium maka akan Nampak warna biru.
Namun jika pati atau amilum tersebut telah terhidrolisis maka warnanya akan
jernih atau bening. Warna jernih tersebut mengindikasikan bahwa pati atau
amilum sudah terhidrolisis oleh eksoenzim pada bakteri (Hadioetomo, 1990).

Bakteri penghidrolisis lemak mampu mengubah senyawa menjadi asam


lemak dan gliserol. Bakteri dengan kemampuan hidrolisis lemak akan
menimbulkan warna merah kekuningan pada bagian bawah dan sekitar koloni.
Lemak merupakan campuran trigleserida yang terdiri atas 1 molekul gliserol yang
berikatan dengan 3 molekul asam lemak. Lemak memiliki sifat antara lain: tidak
larut dalam air, bila dipanaskan akan terjadi perubahan pada titik cair, titik asap
dan titik nyala, serta plastis dan bentuknya mudah berubah-ubah bila mendapat
tekanan, bias mengalami ketengikan, dan reaksi dengan alkali akan membentuk
sabun dan gliserol. Enzim lipase mampu menghidrolisis lemak dan memecahkan
menjadi 3 molekul asam lemak dan 1 molekul gliserol. (Gaman, dkk. 1981)

Jenis bakteri yang dapat menghidrolisis protein adalah bakteri yang


memproduksi enzim proteinase ekstraseluler.Semua bakteri memiliki enzim
proteinase tapi tidak semuanya memiliki enzim proteinase ekstra seluler. Aktivitas
enzim ini juga dapat dibuktikan dengan adanya zona bening di sekeliling koloni
pada hasil uji (Winarno, 1980).
BAB III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Media agar plate
2. Media agar miring
3. Larutan alkohol
4. EM4
5. Provibio
6. Plastik wrap
7. Jarum ose
8. Lampu bunsen
9. Spreader

B. Cara Kerja
1. Pembuatan biakan
a. Kerjakan dalam kondisi steril di dalam LAFC atau di dekat api
bunsen.
b. Ambil 100 μL EM4/Provibio menggunakan pipet mikro. Lalu
tuangkan ke atas media agar plate. Ratakan dengan menggunakan
spreader. Bakar mulut cawan petri, lalu segel menggunakan palstik
wrap.
c. Amati bentuk, tepian, elevasi, dan warna yang terbentuk setelah 24
jam

2. Isolasi

a. Pilih salah satu koloni yang terbentuk yang telah diamati.


b. Kerjakan dalam kondisi steril, ambil koloni tersebut dengan
menggunakan jarum ose.
c. Goreskan jarum ose tersebut ke cawan petri yang baru. Berikan
kode.
d. Ambil koloni yang terbentuk di kuadran terakhir menggunakan
jarum ose, kemudian goreskan ke media agar miring. Segel dan
berikan kode.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Setelah dilakukannya isolasi

Gambar 2. Dan Gambar 3. Setelah didiamkan beberapa hari

B. Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari isolasi mikroorganisme


dari suatu campuran dengan teknik cawan gores. Isolasi adalah metode yang
dilakukan untuk memisahkan mikrooganisme dari suatu kumpulan
mikroorganisme di alam, mikroorganisme hidup bersamaan dengan
mikroorganisme lainnya dan berinteraksi dalam pola simbiosis yang berbeda-
beda. Sebelum metode isolasi yang baik ditemukan, hal ini merupakan
masalah bagi peneliti karena sifat suatu organisme tidak dapat diteliti jika
mikroorganisme ini hidup berkoloni dengan mikroorganisme lainnya. Metode
isolasi yang baik dan yang telah banyak digunakan adalah metode cawan
gores (streak-plate), cawan tuang (pour-plate), dan cawan tebar (spread-
plate). Metode yang digunakan pada percobaan kali ini adalah metode cawan
gores. Metode cawan gores merupakan suatu metode isolasi yang banyak
dilakukan di laboratorium karena memilikin keunggulan berupa suatu metode
yang tidak membutuhkan waktu lama dan merupakan metode yang murah.
BAB V. KESIMPULAN

Isolasi mikroorganisme dari suatu campuran Bacillus subtilis dan


Zymomonas mobilis dengan menggunakan metode cawan gores dapat mengisolasi
salah satu jenis bakteri dari suatu campuran bakteri yaitu Bacillus subtilis
terisolasi dari campuran.

Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan


menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam
kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan
medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran
mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan
inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores.
DAFTAR PUSTAKA

Benson. 2001. Microbiological Application. New York: Mc. Graw Hill Publisher.

Breed, Robert S, dkk. 1957. Determinative Bacteriology. United State:


William and Wilkins Company.

Harrigan, F.W. 1998. Laboratory Methods in Food Microbiology.


Bridgend: Academic Press Laboffe, Michael J & Burton E
Pierce. 2010. Microbiology Laboratory Theory &
Applications.United State: Morton Publishing Company.

Lackner,Maximillian. 2014. Chemical Engineering Vocabulary 2nd


edition. Maximillian Lackner and Bookboon.com.

Pitt, John I., dan Ailsa D. Hocking. 2009. Fungi and Food Spoilage. New
York: Springer.

Prescott and Harley. 2002 Laboratory Exercise in Microbiology. New


York: Mc. Graw Hill Publisher.

Reiss, Errol., et al. 2011. Fundamental Medical Mycology. New Jersey:


Wiley-Blackwell.

Salleh, Abu Bakar., et al. 2006. New Lipases and Proteases. New York:
Nova Science Publishers.

Surmasih, Sri. 2003. Diktat Kuliah: Mikrobiologi Dasar. Yogyakrta:


Fakutas Pertanian UPN Veteran

Anda mungkin juga menyukai