Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PERAN PERAWAT SEBAGAI CARE GIVER TERHADAP LENGTH OF STAY

(LOS) DI IGD RSUD DR.T.C.HILLERRS MAUMERE DENGAN PELAKSANAAN TRIAGE


SEBAGAI VARIABEL MODERASI
1 2 3
Yuliani Pitang , Edi Widjajanto , Dewi Kartikawati Ningsih
1
Universitas Nusa Nipa Nusa Tenggara Timur
2,3
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

ABSTRAK
Setiap tahun, lebih dari 2 juta orang/tahun datang mengunjungi IGD dan tidak jarang terjadi penumpukan
pasien atau overcrowded yang menjadi masalah serius yang terjadi di IGD, dimana hal ini menyebabkan
waktu tunggu yang lama dan ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan di IGD. LOS merupakan indikator
yang efektif untuk menilai kinerja dari IGD dan kualitas dari triage, hal ini menuntut perawat IGD untuk
selalu menjalankan perannya di berbagai situasi dan kondisi yang meliputi tindakan penyelamatan pasien
secara profesional. Metode yang digunakan kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan studi
penampang analitik (analytic cross sectional study), jumlah sampel yang digunakan 20 responden untuk
subjek perawat dan 100 responden untuk subjek pasien dengan quota sampling. Hasil uji chi square (p
value <0,05) menunjukan tidak ada pengaruh peran perawat sebagaI care giver terhadap lenght of stay
pasien di IGD dengan nilai signifikansi 0,649 dan penentuan pengaruh triage terhadap LOS pasien dilakukan
dengan uji fisher menunjukan bahwa tidak memberikan pengaruh terhadap LOS pasien dengan nilai
signifikansi 0,410 (p value <0,05). Kesimpulan adalah tidak ada pengaruh peran perawat sebagai care giver
dengan LOS pasien dengan pelaksanaan triage sebagai variabel moderasi. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi LOS diantaranya waktu kedatangan, waktu konsultasi, waktu pemeriksaan lab, waktu
pemeriksaan radiologi dan waktu disposisi fisik, dan ketersediaan tempat tidur di unit lain. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut diatas maka dianggap perlu untuk menyempurnakan hasil penelitian ini dengan
memperbaiki setiap kekurangan yang ada, diantaranya menambah jumlah sampel, menambah waktu
penelitian, memperbaiki metode observasi dan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap LOS pasien.
Kata Kunci : Peran perawat Care Giver, Triage, Length Of stay pasien

ABSTRACT
Every year, more than 2 million of people/year comes to ED and it is not occasionally occur overcrowded
that is being serious problem in ED, where it cause longer length of stay and dissatisfaction of patients
toward service in ED. LOS is effective indicator to appraise performance in ED and quality of triage. It
demands EDnurse to be always conducting their roles in such situations and conditions that include
patients’ treatment in professional. Method used in this study is analytic observational quantitative with
analytic cross sectional study, the number of sample used is 20 respondents for nurse subject and 100
respondents for patients subject with quota sampling. Result from chi square test showed that alpha is
0,649 ( >0,05) indicated that there are no influences of nurse role as care giver with length of stay patients
in ED and the determination of triage is not influence toward LOS patients that indicated from fisher test
which had alpha 0,410 (>0,05). From these study can be concluded that there is no influence on nurse as
care giver with patients’ LOS by implementing triage as moderation variable. The influencing factors of LOS
are visiting time, consultation time, lab examination time, radiology examination time and physical
disposition time, and bed availability on other unit. Based on the result of study above, it is regarded that
there is needed completeness on the result of this study by improving each weakness, namely the addition
on the number of sample, the addition of study time, improving observation method and conducting further
study toward the influencing factors toward patients Length Of stay.
Keywords: The Role of Care Giver Nurse, Triage, Patients Length of Stay

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol: 4 No.2; Korespondensi : Yuliani Pitang. Universitas Nusa Nipa NTT. Alamat:
Jln. Anyelir No. 31 Perumnas Kec.Alok, Kab. Sikka Maumere Flores NTT 86112. Email:
julianipitank@yahoo.co.id No Hp. 082340184363

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


240
PENDAHULUAN intervensi keperawatan sebagai upaya

Kondisi gawat darurat merupakan keadaan mengatasi masalah yang muncul dan

klinis dimana pasien membutuhkan tindakan membuat langkah atau cara pemecahan

medis segera guna penyelamatan nyawa serta masalah, melaksanakan tindakan

pencegahan kecacatan lebih lanjut (Undang- keperawatan sesuai dengan rencana yang ada

Undang Republik Indonesia No.44, 2009). dan melakukan evaluasi berdasarkan respon

Penanganan gawat darurat ada filosofinya pasien terhadap tindakan keperawatan yang

yaitu Time Saving it’s Live Saving. Artinya telah dilakukannya (Barbara, 2010).

seluruh tindakan yang dilakukan pada saat Triage merupakan salah satu keterampilan
kondisi gawat darurat haruslah benar-benar keperawatan yang harus dimiliki oleh
efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada perawat unit gawat darurat dan hal ini
kondisi tersebut pasien dapat kehilangan membedakan antara perawat unit gawat
nyawa hanya dalam hitungan menit saja. darurat dengan perawat unit khusus lainnya.
Berhenti nafas selama 2-3 menit pada Karena harus dilakukan dengan cepat dan
manusia dapat menyebabkan kematian yang akurat maka diperlukan perawat yang
fatal (Sutawijaya, 2009). berpengalaman dan kompeten dalam

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas melakukan. Perawat sebaiknya mempunyai

IGD, peran perawat sangatlah penting. pengalaman dan pengetahuan yang memadai

Perawat IGD dituntut untuk selalu karena harus terampil dalam pengkajian serta

menjalankan perannya di berbagai situasi dan harus mampu mengatasi situasi yang

kondisi yang meliputi tindakan penyelamatan komplek dan penuh tekanan sehingga

pasien secara profesional khususnya memerlukan kematangan profesional untuk

penanganan pada pasien gawat darurat. mentoleransi stres yang terjadi dalam

Sebagai pelaku atau pemberi asuhan mengambil keputusan terkait dengan kondisi

keperawatan perawat dapat memberikan akut pasien dan menghadapi keluarga pasien

pelayanan keperawatan secara langsung atau (Elliott et al, 2007).

tidak langsung kepada pasien dengan Setiap tahun, lebih dari 2 juta orang/tahun
menggunakan pendekatan proses datang mengunjungi IGD. Tidak jarang terjadi
keperawatan yang meliputi : pengkajian penumpukan pasien atau overcrowded yang
dalam upaya mengumpulkan data, menjadi masalah serius yang terjadi di IGD,
menegakkan diagnosis keperawatan dimana hal ini menyebabkan waktu tunggu
berdasarkan hasil analisis data, merencanakan yang lama dan ketidakpuasan pasien terhadap

www.jik.ub.ac.id
241
pelayanan di IGD. Yoon et al (2003) klinis (Niels et al, 2012). LOS merupakan
menjelaskan bahwa terlambatnya proses indikator yang efektif untuk menilai kinerja
penanganan serta LOS pasien di IGD dari IGD dan kualitas dari triage. LOS yang
merupakan kunci untuk mengukur terjadinya memanjangberhubungan erat dengan kualitas
overcrwoded di IGD. Waktu dianggap sebagai triage dan kinerja pelayanan keperawatan di
alat yang penting untuk mengukur kualitas IGD (Yoon, 2003; Bukhari et all, 2014; Lewil et
dari pelayanan di IGD. Masalah waktu tunggu al, 2014; Parker, 2014).
yang panjang dan lama menunjukan IGD yang
Pada tahun 2010, Pemerintah Australia
buruk dengan sumber daya yang kurang
memperkenalkan National Emergency
berhasil dan tidak terkoordinasi dengan baik
Access Target (NEAT), yang mensyaratkan
(Bukhari et al, 2014).
bahwa sebagian pasien yang datang ke
Pada tahun 2004, The National Health Service ruang gawat harus dipindahkan keruang
(NHS) di Inggris menetapkan target bahwa perawatan lainnya dalam waktu 4 jam. Pada
tidak ada yang harus menunggu lebih dari 4 tahun 2015, 90% dari semua pasien yang
jam di IGD. Penelitian yang dilakukan oleh datang ke ruang gawat darurat telah
Bukhari et al, (2014) mengevaluasi waktu dipindahkan keruang perawatan dalam 4
tunggu pada pasien di IGD dimana jam untuk memenuhi program tersebut
mengadaptasi target waktu tunggu oleh NHS (Australian Government Department of
yaitu 4 jam. Penelitian ini juga mengevaluasi
Health and Ageing, 2011). Inisiatif ini
kembali LOS pasien di IGD serta faktor yang mencontoh skema yang digunakan di
mempengaruhinya. LOS dikaitkan dengan Inggris. Pada tahun 2000, Inggris
waktu kedatangan, triage, waktu konsultasi, meluncurkan Rencana Layanan Kesehatan
waktu pemeriksaan lab, waktu pemeriksaan Nasional dengan maksud meningkatkan
radiologi dan waktu disposisi fisik. pengiriman dan akses ke perawatan
kesehatan dan menyatakan bahwa pada
Pada instalasi gawat darurat total Length Of
tahun 2004 tidak ada yang harus menunggu
Stay (LOS) dan Waiting time digunakan untuk
lebih dari 4 jam di ruang gawat darurat
melihat tingkat kepadatan dan kinerja klinis.
(Mortimore & Cooper, 2007).
Pengukuran LOS setiap pasien diukur dari
awal kedatangan pasien sampai dengan Dalam upaya untuk memperpendek lenght of
perpindahan pasien ke unit lain yang stay, beberapa ruaang gawat darurat telah
digunakan sebagai indikator kunci penilaian meningkatkan lingkup praktik keperawatan,
efesiensi peningkatan kinerja operasional dan yang memungkinkan perawat untuk segera
Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016
242
merespon pasien dan melakukan tindakan sebanyak 603 orang, gawat anak sebanyak
termasuk tes darah, pemberian analgetik dan 361 orang, gawat bedah sebanyak 170 orang.
radiografi. Perawat telah terbukti secara Rumah Sakit Umum Daerah dr.T.C.Hillers
signifikan mengurangi waktu untuk penilaian Maumere merupakan Rumah Sakit Daerah
nyeri dan telah mengurangi lenght of stay Tipe C dan Rumah Sakit Pendidikan. Melalui
pasien. Dalam satu studi rata-rata waktu hasil wawancara dengan kepala ruangan,
untuk penilaian nyeri berkurang dari 47 menit dijelaskan bahwa waiting time pada IGD
menjadi 1 menit, sedangkan waktu untuk dr.T.C.Hillers adalah ± 30 menit sedangkan
administrasi analgesia menurun dari waktu LOS adalah ≥ 6 jam. Namun pada
rata-rata 98 menit menjadi 28 menit. kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara
Pemeriksaan penunjang yang meliputi tes terhadap lima pasien hampir semua
darah, urine, EKG dan radiografi, telah menjelaskan bahwa pelayanan yang diberikan
menunjukkan length of stay pasien semakin oleh perawat sangat lama, pasien harus
lama. Pasien yang membutuhkan tes darah menunggu beberapa saat. Setelah
ditemukan untuk tinggal 72 menit lebih lama mendapatkan perawatan, pasien juga harus
dari pasien yang tidak membutuhkan tes menunggu lebih dari ≥ 10 jam untuk
darah (Kocher, Meurer, Desmond, & kemudian dipindahkan ke ruang perawatan.
Nallamothu, 2012). Hasil observasi sementara yang dilakukan
peneliti ditemukan bahwa pelayanan
Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
terhadap pasien yang true emergency (benar-
Januari dijelaskan bahwa IGD RSUD
benar gawat) dirasakan belum maksimal.
dr.T.C.Hillers Maumere telah menerapkan
sistem triage dalam penentuan tingkat Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
kegawatdaruratan pasien. Pelaksanaan triage melihat pengaruh peran perawat sebagai
pada rumah sakit dr.T.C.Hillers Maumere caregiver terhadap LOS pasien di IGD RSUD
sepenuhnya dilaksanakan oleh perawat yang dr.T.C.Hillers Maumere dengan pelaksanaan
berwenang penuh atas operasional kegiatan Triage sebagai Variabel Moderasi.
di ruang triagesampai dengan penentuan METODE
prioritas kegawatdaruratan pasien. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
Data selama tahun 2015 menunjukkan jumlah adalah kuantitatif observasional analitik
pasien yang berkunjung di IGD berdasarkan menggunakan pendekatan studi
tingkat kegawatdaruratan adalah gawat penampang analitik (analityc cross sectional
medik sebanyak 603 orang, gawat obgyn study). Sampel dalam penelitian ini adalah

www.jik.ub.ac.id
243
20 responden untuk subjek perawat dan keperawatan, dan 95% menempuh jenjang D3
100 responden untuk subjek pasien. Sampel keperawatan. Dalam kategori masa kerja
diambil dengan teknik quota sampling. perawat di ruang IGD dikategorikan pada > 5
Surat Keterangan kelaikan etik dikeluarkan tahun dengan persentase jumlah perawat
oleh Komisi Etik Universitas Nusa Cendana sebesar 60% dan 3 - 5 tahun sebesar 40%.
Kupang. Penelitian dilakukan di IGD RSUD Seluruh perawat di IGD RSUD dr.T.C.Hillers
dr.T.C.Hillers Maumere pada bulan Juni Maumere sudah mengikuti pelatihan PPGD
2016 dengan melakukan observasi. dengan persentase 90% dan yang mengikuti
PPGD dan BCLS sebesar 10%.
HASIL
Tabel 2. Karakteristik Pasien
Data disajikan dalam bentuk tabel dan
Variabel kategori Jenis kelamin(%) Total
narasi yang meliputi gambaran umum (%)
Laki- perempuan
responden, hasil analisa univariat dan laki
Usia Bayi 11 10 21
analisa bivariat. Pasien Anak 5 6 11
Dewasa 38 30 68
54 46 100
Gambaran Umum Responden Total
Tabel 1 Karakteristik perawat Kasus Trauma 14 8 22
Non 40 38 78
Variabel Kategori Jenis kelamin Total Total trauma 54 46 100
Laki peremp (Sumber:Output Pengolahan Data SPSS 21)
-laki uan
Usia > 35 2 7 9 Tabel 2 menunjukan usia pasien
≤ 35 0 11 11
Total 2 18 20 dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu bayi,
Pendidik S1 Kep 0 1 1
an D3 Kep 2 17 19 anak dan dewasa dengan persentase bayi
Total 2 18 20
Masa >5tahun 1 11 12
sebesar 21%, anak sebesar 11% dan dewasa
Kerja 3- 1 7 8 sebesar 68%. Persentase pasien anak
Total 5tahun 2 18 20
Pelatihan PPGD 1 17 18 mendapat penanganan di IGD sangat kecil
PPGD- 1 1 2
Total BTLS hanya 10% dari 100 pasien sampel penelitian.
2 18 20
(sumber : Output Pengolahan Data SPSS 21) Pengkategorian kasus pasien dikategorikan
menjadi kasus traum dan non trauma dengan
Berdasarkan tabel di atas, presentase usia
persentase kasus trauma sebesar 22% dan
perawat pada ruang IGD adalah 45% berusia
non trauma sebesar 78%.
>35 tahun dan 55% berusia ≤35 tahun.
Pendidikan perawat di IGD dikategorikan Analisis Univariat

dalam jenjang S1 dan D3 keperawatan dengan Analisis univariat meliputi analisis masing

persentase 5% menempuh jenjang S1 masing variabel yaitu peran perawat sebagai

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


244
care giver, pelaksanaan triage, dan LOS Tabel 6. Pengaruh Peran Perawat Care
Giver Terhadap LOS Pasien
pasien. variabel LOS p
Sesuai Tidak
Tabel 3 Data Peran perawat sebagai care giver standar sesuai
variabel Kategori % standar
Care giver Baik 44 n % n %
Kurang Baik 56 Peran Baik 22 53, 34 57, 0.694
Total 100 care Kurang 19 7 25 7
giver baik 46, 42,
(Sumber: Output Pengolahan Data SPSS 21) 3 3
Tabel 3 menunjukan bahwa peran perawat Total 41 41 59 59
(Sumber :Output Pengolahan Data SPSS 21)
sebagai care giver dengan kategori baik
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari
sebesar 44% dan yang kurang baik sebesar
41 responden LOS yang sesuai standar
56%.
sebesar 53,7% mempunyai peran perawat
Tabel 4 Data Pelaksanaan Triage
sebagai care giver yang baik dan 46.3%
Variabel Kategori %
Triage Tepat 99 kurang baik. Dari 59 responden LOS yang
Tidak tepat 1
Total 100 tidak sesuai standar sebesar 57,7%
(sumber:Output Pengolahan Data SPSS 21) mempunyai peran sebagai care giver yang
Tabel 4 menunjukan bahwa pelaksanaan baik dan 42,3% yang kurang baik.
triage untuk kategori tepat sebesar 99% dan Penentuan pengaruh peran perawat
kategori tidak tepat 1%. sebagaI care giver dengan lenght of stay
pasien di IGD dilakukan dengan uji chi
Tabel 5. Data LOS Pasien
Variabel Kategori % square dan didapatkan p value 0.694. Nilai p
LOS Sesuai standar 41
Tidak sesuai 59 value dibandingkan dengan tingkat
standar
Total 100 signifikansi 0.05 dimana 0.694>0.05 maka
(Sumber:Output Pengolahan Data SPSS21) kesimpulannya adalah tidak ada pengaruh
peran perawat sebagai care giver terhadap
Tabel 5 menunjukan bahwa LOS pasien
LOS pasien di IGD RSUD dr.T.C.Hillers
dengan kategori sesuai standar sebesar 41%
Maumere.
dan yang tidak sesuai standar sebesar 59%.
Tabel 7. Pengaruh Triage terhadap LOS Pasien
Variabel LOS P
Analisa Bivariat Sesuai Tidak
standar sesuai
Analisa bivariat menampilkan pengaruh standar
n % n %
perawat care giver terhadap LOS pasien (tabel Triage Tepat 40 97, 59 100 0.41
Tidak 1 5 0 0 0
6) dan pengaruh triage terhadap LOS Pasien tepat 2,5
(tabel 7). Total 41 41 59 59
(Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 21)

www.jik.ub.ac.id
245
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 41 pada ruang IGD RSUD dr.T.C.Hillers
responden LOS yang sesuai standar yang Maumere dimulai dari melakukan triage
melakukan triage dengan tepat adalah dimana perawat segera melakukan
97,5% dan yang tidak tepat adalah 2,5%. intervensi dan prosedur organisasi untuk
Dari 59 responden LOS yang tidak sesuai meningkatkan keselamatan pasien dan
standar yang melakukan triage dengan petugas di Instalasi Gawat darurat (College
tepat sebesar 100% dan yang tidak tepat Emergency Nursing Australia,2007).
sebesar 0%. Penentuan pengaruh triage Pelaksanaan peran perawat berdasarkan
terhadap LOS pasienn di IGD RSUD hasil observasi pada perawat IGD RSUD
dr.T.C.Hillers Maumere dilakukan dengan uji dr.T.C.Hillers Maumere adalah perawat
fisher dan didapatkan p value sebesar 0.410 saling komunikasi dan bekerja sama dengan
Nilai p value dibandingkan dengan tingkat baik, dimana perawat mengidentifikasi
signifikan 0.05 dimana 0.410 >0.05 sehingga masalah klien kemudian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada mengkomunikasikan hal ini secara verbal
pengaruh triage terhadap LOS pasien. atau tertulis pada anggota lain dalam tim
kesehatan (Barbara et al,2010 & Potter and
PEMBAHASAN
Perry,2005). Komunikasi yang baik secara
Gambaran Pelaksanaan Peran Perawat di
verbal maupun nonverbal dilakukan oleh
Ruang IGD RSUD dr.T.C.Hillers Maumere
perawat terutama pada saat serah terima
Pelaksanaan penelitian ini di ruang IGD pasien ke ruang kritis setelah penentuan
peran perawat di fokuskan pada caregiver. prioritas kegawatdaruratan, sedangkan
Data yang diperoleh dari observasi peran secara tertulis dilakukan perawat melalui
perawat sebesar 56% menjalankan lembar dokumentasi. Pelaksanaan peran
perannya dengan baik dan 44% kurang perawat dengan baik juga dipengaruhi oleh
baik.Secara keseluruhan perawat yang tingkat pendidikan akademik perawat
menjalankan perannya sebagai care giver dimana pada ruang IGD dari 20 perawat
yaitu sebagai pemberi asuhan fisik, yang bertugas dengan persentase 5%
psikososial, budaya dan spiritual (Barbara et menempuh jenjang S1 keperawatan, dan
al,2010& Potter and Perry, 2005). Peran 95% menempuh jenjang D3 keperawatan.
perawat sebagai care giver di IGD RSUD Sebuah penelitiann pada tahun 2012 di
dr.T.C.Hillers Maumere didasarkan pada sebuah rumah sakit di Tanggerang
alur prosedur pemerikasaan wajib yang ada menyimpulkan dengan adanya peran

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


246
perawat yang baik maka akan tingkat kegawatan, jumlah pasien,
meningkatkan penanganan pasien pada ketersediaan sumber daya manusia dan
Instalasi Gawat Darurat (Trisniati et al, sarana peralatan pendukung.
2012). Kemampuan dan keterampilan kerja Pelaksanaan Triage pada ruang IGD RSUD
seseorang dapat diperoleh melalui dr.T.C.Hillers Maumere yang dilakukan pada
pendidikan, pelatihan dan masa pasien sesuai dengan standar operasional
kerja.Semakin lama waktu yang digunakan prosedur pelayanan triage. Pada hasil
seseorang untuk pendidikan dan pelatihan, observasi ditemukan bahwa perawat yang
semakin tinggi kemampuan dan kompetensi bertugas di IGD RSUD dr.T.C.Hillers maumere
melakukan pekerjaan dengan demikian dapat melaksanakan triage dengan baik. Hal
semakin tinggi kinerjanya. ini di dukung oleh masa kerja dari perawat
IGD yang mana perawat yang bekerja dengan
Gambaran Triage di IGD RSUD dr.T.C.Hillers
masa kerja > 5 tahun sebesar 60% dan yang
Maumere
bekerja < 5 tahun sebesar 40%. Hal ini sejalan
Hasil observasi triage perawat terhadap 100
dengan beberapa penelitian yakni diantaranya
pasien adalah sebesar 99% adalah tepat dan
penelitian yang dilakukan oleh Cone (2006).
1% tidak tepat. Triage didefinisikan sebagai
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang
suatu sistem seleksi dari pemilihan pasien
mempengaruhi pelaksanaan triage desicion
untuk menentukan tingkat kegawatan dan
making adalah pengkajian, komunikasi,
prioritas penanganan pasien (Depkes RI, 2005)
pengalaman bekerja di IGD, instiusi,
Lebih lanjut Oman, K. Koziol-McLain, J., &
kemampuan berpikir kritis, pelatihan dan
Scheetz, (2008) mendefinisikan sebagai suatu
monitoring. Penelitian ini menunjukkan
konsep pengkajian yang cepat dan terfokus
bahwa faktor yang mempengaruhi triage
dengan suatu cara yang memungkinkan
desicion making adalah : pertama faktor
pemanfaatan sumber daya manusia,
kondisi klinis pasien yang meliputi riwayat
peralatan serta fasilitas yang paling efisien
penyakit sebelumnya, potensial pengobatan,
dengan tujuan untuk memilih atau
mekanisme cedera. Kedua faktor operasional
menggolongkan semua pasien yang
di unit gawat darurat meliputi tingkat aktivitas
memerlukan pertolongan dan
di UGD, keterampilan dokter, keterampilan
memprioritaskan penanganannya. Proses
perawat. Ketiga adalah faktor-faktor lain
penilaian atau memprioritaskan pasien untuk
meliputi jenis atau tipe rumah sakit serta
memperoleh perawatan medis pada saat
pengalaman perawat. Penelitian yang
kedatangan di IGD didasarkan menurut tipe,

www.jik.ub.ac.id
247
dilakukan oleh Fathoni (2013) menunjukkan (2006) dan Bernstein et al (2009).Hasil
bahwa terdapat korelasi positif antara penelitian mereka menunjukkan bahwa
keterampilan triage dengan pengetahuan, peningkatan lama tinggal di ruang gawat
pelatihan dan pengalaman kerja. darurat berdampak pada peningkatan
mortalitas dan morbiditas pasien.
Gambaran Lenght Of Stay Pasien di IGD
Konsekuensi lain yang dihasilkan dari tinggal
RSUD dr.T.C.Hillers Maumere
berkepanjangan di ruang gawat darurat
Hasil observasi terhadap 100 pasien
termasuk ketidakpuasan pasien dan kematian
ditemukan bahwa lenght of stay pada pasien
meningkat akibat kecelakaan (Parker BT &
di IGD yang sesuai standar sebesar 41% dann
Marco C, 2014). Penurunan dalam
yang tidak sesuai standar 59%. Standar LOS
memberikan pelayanan kepada pasien yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6
membutuhkan perawatan mendesak,
jam.Secara internasional rekomendasi untuk
peningkatan biaya perawatan, staf medis
LOS di ruang gawat darurat yaitu ≤ 8 jam
kelelahan dan frustrasi dan bahkan
umumnya dianggap diterima (Rose et al,
penurunan kemampuan dokter yang diikuti
2012). Namun di berbagai negara
dengan waktu pengobatan
menerapakan 4 jam untuk LOS di ruang gawat
meningkat.Mempengaruhi kualitas layanan
darurat seperti di Inggris, Australia, Iran,
yang diberikan, keselamatan pasien dan hasil
Kanada dan Amerika. LOS yang ideal di Iran
pengobatan. Masalah tersebut dapat
telah dilaporkan empat jam (Jabbari et al,
meningkatkan jumlah pasien yang
2011) Namun, hanya 39% dari pasien Iran
meninggalkan ruang gawat darurat dan angka
memiliki LOS dari lebih pendek dari empat
kematian pun meningkat (Storm, Vermeulen,
jam (Jabbari et al, 2011) sedangkan di Kanada,
H., van Lammeren, N., Luitse, J. S., & Goslings,
Amerika, dan Inggris masing-masing 76%,
J. C. (2014).)
72%, dan 96-98% dari pasien telah memiliki
LOS dari lebih pendek dari empat jam (Lee & Pengaruh peran perawat sebagai care giver
Yom, 2007) (Coleman P & Nicholl J, 2010). terhadap lenght of stay pasien di IGD RSUD
Standar LOS di IGD RSUD dr.T.C.Hillers dr.T.C.Hillers Maumere
Maumere adalah 6 jam. Uji Chi square dilakukan untuk mengetahui
pengaruh antara peran perawat sebagai
Berbagai penelitian yang dilakukan untuk
care giver terhadap lenght of stay pasien
melihat Length of Stay di ruang gawat darurat.
dan didapatkan hasil p value sebesar
Penelitian yang dilakuakan oleh Richardson
0.694>0.05 sehingga dapat disimpulkan

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


248
bahwa tidak ada pengaruh peran perawat tahap senior.
sebabagi care giver dengan lenght of stay
Menurut pendapat Amriyati (2012) bahwa
pasien. Berbeda dengan penelitian yang
pengalaman kerja berpengaruh terhadap
dilakukan oleh Yoon et al (2003) yang
kinerja perawat.Menurut Simanjuntak (2005)
menyatakan bahwa peran perawat sebagai
kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga
care giver berpengaruh pada LOS pasien di
faktor, yaitu kompetensi individu, dukungan
IGD dimana mencakup strategi pemeriksaan
organisasi dan dukungan
dan penanganan yang dipilih dalam
manajemen.Kompetensi individu adalah
penanganan berbagai kasus di ruang IGD.
kemampuan dan keterampilan melakukan
Peran perawat di ukur melalui kemampuan
kerja.Kemampuan dan keterampilan kerja
dan keterampilan kerjanya. Dimana dapat
seseorang dapat diperoleh melalui
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan
pendidikan, pelatihan dan masa kerja.
masa kerja. Semakin lama waktu yang
Semakin lama waktu yang digunakan
digunakan seseorang untuk pendidikan dan
seseorang untuk pendidikan dan pelatihan,
pelatihan, semakin tinggi kemampuan dan
semakin tinggi kemampuan dan kompetensi
kompetensi melakukan pekerjaan dengan
melakukan pekerjaan dengan demikian
demikian semakin tinggi kinerjanya.
semakin tinggi kinerjanya
Perawat di IGD RSUD dr. T.C.Hillers
Maumere selalu bekerja dengan tim Pada penelitian ini, peran perawat sebagai
interdisiplin, pada saat melakukan tindakan care giver tidak memberikan pengaruh yang
perawat berkolaborasi dengan tenaga bermakna pada LOS pasien di IGD.
kesehatan lainnya. Perawat juga selalu Pelaksanaan peran perawat sebagai care
membantu mahasiswa keperawatan, hal ini givermulai dari pengkajian, menetapkan
dapat dilihat bahwa IGD RSUD dr. T.C.Hillers diagnosa, menetapkan intervensi, melakukan
Maumere menjadi lahan praktik bagi implementasi dan melakukan evaluasi dengan
mahasiswa keperawatan dari instansi melibatkan perawat lain yang diobservasi
pendidikan kesehatan yang ada di tidak berpengaruh secara signifikan dalam
Maumere. Di IGD RSUD dr.T.C.Hillers penurunan LOS hal ini dikarenakan meskipun
Maumere sebagian besar perawat memiliki perawat sudah menjalankan perannya dengan
pengalaman kerja >5 tahun, sehingga dapat baik akan tetapi LOS pasien di IGD RSUD
dikatakan bahwa perawat di IGD RSUD dr.T.C.Hllers Maumere banyak dipengarihi
dr.T.C.Hillers Maumere mayoritas dalam oleh faktor-faktor diantaranya seperti

www.jik.ub.ac.id
249
kelengkapan administrasi dimana pasien tidak diagnosa pasien, status usia, jenis kelamin dan
dapat dipulangkan atau dipindahkan keruang waktu kedatangan pasien pada Instalasi
perawatan jika administrasi pasien belum Gawat Darurat dan stategi yang di gunakan
lengkap. Hal ini bertentangan dengan hasil untuk menurunkan LOS (Termasuk Perbaikan
penelitian yang dilaksanakan di rumah Sakit Akses) secara signifikan menurunkan biaya
Royal Victoria Inggris menunjukan hasil bahwa perawatan dan morbiditas pasien (Liew et all,
penggunaan tim triage secara signifikan 2003). Secara konseptual LOS dipengaruhi
menurunkan waktu pengkajian, waktu tunggu, oleh banyak faktor, salah satunya adalah
dan pemindahan pasien selama waktu penenganan penderita sejak awal secara tepat
intervensi pada pasien (Subash F et all, 2003) dan baik (Lynelle, 1995). LOS memberikan
gambaran tingakt efisiensi, juga dapat
LOS pada ruang IGD dipengaruhi juga oleh
memberikan gambaran mutu pelayanan yang
tingkat kegawatan pasien dimana pada
apabila di terapkan pada diagnosis tertentu
kasus-kasus pasien prioritas 3 lebih banyak
dapat dijadikan hal yang memerlukan
dan melebihi standar hal ini juga
pengamatan lebih lanjut.
mempengaruhi ketersediaan tenaga
kesehatan di IGD. Sejalan dengan penelitian Pengaruh Triage terhadap lenght of stay di
pada sebuah Rumah Sakit di Jakarta yang IGD RSUD dr.T.C.Hillers Maumere
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Uji Fisher dilakukan untuk mengetahui
length of stay pada Rumah Sakit tersebut pengaruh triage terhadap lenght of stay
menunjukan hasil bahwa pasien lansia, pasien dan didapatkan hasil p valuesebesar
pasien dengan kasus emergency berat, 0.410>0.05 sehingga dapat disimpulkan
pasien rujukan, training ECG untuk dokter bahwa tidak ada pengaruh triage dengan
dan training advance cardiac life support LOS pasien.
(ACLS) untuk perawat berhubungan dengan
Hasil observasi menunjukan bahwa triage
LOS pada unit gawat darurat (Trisniati, E.,
yang dilakukan oleh perawat IGD RSUD
2012).
dr.T.C.Hillers Maumere hampir semuanya
Penelitian lain yang dilaksanakan pada rumah dilakukan dengan tepat. Sesuai standar
sakit di Melbuern Australia pada tahun 2003 DepKes RI bagi perawat yang bekerja di IGD
menunjukkan hasil yang serupa yaitu dan yang melakukan adalah perawat yang
menyimpulkan bahwa LOS pada Instalasi telah bersertifikat pelatihan PPGD
Gawat Darurat berhubungan dengan jenis (Penanggulangan Pasien Gawat Darurat) atau

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


250
BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support). tahun dan 55% berusia ≤ 35 tahun. Menurut
Hampir seluruh perawat yang bekerja diruang Notoadmojo (2005) usia mempengaruhi
IGD RSUD d.r.T.C.Hillers Maumere terhadap daya tangkap dan pola pikir
mempunyai sertifikat pelatihan PPGD, ini seseorang, semakin bertambah usia, akan
merupakan standar yang harus dimiliki oleh semakin berkembang pula daya tangkap dan
seorang perawat IGD. Pengalaman kerja juga pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
mempengaruhi seorang perawat dalam diperoleh semakin baik. Kematangan individu
melalukan triage. Data umum karakteristik dapat dilihat langsung secara objektif denga
perawat yang dilihat dari masa kerja periode umur, sehingga berbagai proses
menunjukan bahwa dalam kategori masa pengalaman, pengetahuan, ketrampilan,
kerja perawat di ruang IGD dikategorikan pada kemandirian terkait sejalannya dengan
> 5 tahun dengan persentase jumlah perawat bertambahnya umur individu. Pada usia
sebesar 60% dan 3-5 tahun sebesar 40%. dewasa awal petugas kesehaatan yang sudah
Perawat yang bekerja di IGD RSUD terlatih dapat melakukan tindakan triage
dr.T.C.Hillers Maumere semuanya telah karena usia dewasa adalah waktu pada saat
mengikuti pelatihan kegawatdaruratan yaitu seseorang mencapai puncak dari kemampuan
90% perawat pernah mengikuti PPGD, 10% intelektualnya (King, 2010).
pernah mengikuti PPGD dan BCLS.
Penelitian oleh Fathoni (2013) menunjukkan
Berdasarkan tingkat pendidikan, 95% perawat
bahwa terdapat korelasi positif antara
masih berpendidikan D3 Keperawatan dan 5%
keterampilan triage dengan pengetahuan,
perawat berpendidikan S1 Keperawatan.
pelatihan dan pengalaman kerja. Tingkat
Seperti yang dijelaskan oleh Oman (2008) kematangan dalam berpikir dan berperilaku
bahwa pengetahuan, sikap dan ketrampilan dipengaruhi oleh pengalaman kehidupan
petugas kesehatan IGD sangat dibutuhkan sehari-hari. Hali ini menunjukan bahwa
dalam pengambilan keputusan klinis agar semakin lama masa bekerja akan semakin
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tinggi tingkat kematangan seseorang dalam
pemilahan saat triage sehingga dalam berpikir sehingga lebih meningkatakan
penanganan pasien bisa lebih optimal dan pengetahuan yang dimiliki. Lama bekerja
terarah. Pelaksanaan triage juga dipengaruhi seorang petugas kesehatan IGD dapat
oleh usia seseorang. Hasil penelitian melakukan triage minimal memiliki masa kerja
menunjukan bahwa presentase usia perawat > 2 tahun (Sunaryo,2004). Semakin lama
pada ruang IGD adalah 45% berusia > 35 seseorang bekerja semakin banyak kasus yang

www.jik.ub.ac.id
251
ditanganinya sehingga semakin meningkat perawat pada ruang IGD yang tepat sebesar
pengalamannya, sebaliknya semakin singkat 99% dan yang tidak tepat sebesar 1%. Tidak
seseorang bekerja maka semakin sedikit kasus terdapat pengaruh peran perawat sebagai
yang ditanganinya (Sastrohadiwiryo,2002) care giver terhadap LOS pasien di IGD RSUD
dr.T.C.Hillers Maumere (p=0,694). Tidak
Menurut Perimal, Ben-Tovin, Hakendorf, &
terdapat pengaruh triage terhadap LOS pasien
Thompson (2014) menyatakan bahwa
di IGD RSUD dr.T.C.Hillers Maumere (p=0.410)
perawat mengklarifikasikan pasien
Bagi perawat disarankan untuk meningkatkan
berdasarkan kebutuhan dasar mereka untuk
skill terkait penanganan pasien, pemahaman
medapatkan pelayanan medis dimana pasien
kasus, sehingga dapat mewujudkan pelayanan
dengan kebutuhan medis tertinggi akan
prima sesuai dengan standar yang ditetapkan
diberikan prioritas pertama. LOS merupakan
oleh Rumah sakit maupun standar nasional.
indikator yang efektif untuk menilai kinerja
Bagi rumah sakit adanya penetapan prosedur
dari IGD dan kualitas dari triage. LOS yang
layanan pada ruang IGD yang sesuai standar
memanjang berhubungan erat dengan
pelayanan baik secara lokal maupun nasional
kualitas triage dan kinerja pelayanan
harus ditetapkan pihak rumah sakit mengacu
keperawatan di IGD (Yoon, 2003; Bukhari et
pada point-point penilaian kinerja klinis
all, 2014; Lewil et al, 2014; Parker, 2014).
tenaga kesehatan yang difokuskan pada mutu

KESIMPULAN pelayanan pasien. Bagi peneliti selanjutnya

Observasi perawat yang menjalankan peran guna memperbaiki dan menyempurnakan

sebagai care giver dengan baik pada pasien hasil penelitian ini dengan memperbaiki

sebesar 44%, perawat yang menjalankan setiap kekurangan yang ada diantaranya

peran sebagai care giver dengan kurang baik menambah jumlah sampel, menambah waktu

sebesar 56%. Perhitungan lenght of stay penelitian, memperbaiki metode observasi

pasien pada ruang IGD yang sesuai standar dan melakukan penelitian lebih lanjut

sebesar 41% dan yang tidak sesuai standar terhadap faktor-faktor yang berpengaruh

sebesar 59%. Observasi pelaksanaan triage terhadap LOS pasien.

DAFTAR PUSTAKA Rumah Sakit Umum Banyumas Unit


Amriyati, S. (2003). Kinerja Perawat Ditinjau Swadana Daerah)-Nurse Performance
Dari Lingkungan Kerja dan Karakteristik Showed By Work. Jurnal Manajemen
Individu (Studi Pada Instalasi Rawat Inap Pelayanan Kesehatan, 6.

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


252
Australian Government Department of Health and Fathoni, M., Sangchan, H., & Songwathana,
Ageing. (2011). What is mental illness. P. (2013). Relationships between
Canberra: National Mental Health Strategy. Triage Knowledge, Training, Working
Barbara, K., Erb, G, et al. (2010). Buku Ajar Experiences and Triage Skills among
Fundamental Keperawatan (Konsep, Emergency Nurses in East Java,
Proses dan Praktik) Volume 2. Jakarta Indonesia. Nurse Media Journal of
:EGC. Nursing, 3(1), 511-525.

Bernstein, S. L., Aronsky, D., Duseja, R., Epstein, S., Jabbari, A., Jafarian, M., Khorasani, E.,
Handel, D., Hwang, U., et al. (2009). The Ghaffari, M., & Majlesi, M. (2011).
effect of emergency department crowding Emergency department waiting time
on clinically oriented outcomes. Academic
at Alzahra Hospital. Director
Emergency Medicine, 16(1), 1—10
General,8(4), 500-11.

Bukhari et al. (2014). Analysis of Waiting Time King, A. Laura (2010). Psikologi Umum.

In Emergency Department Of Al-noor Jakarta : Salemba Humanika.

Specialist Hospital, Makkah, Saudi Kocher, K. E., Meurer, W. J., Desmond, J. S., &
Arabia. Journal Of Emergency Medicine Nallamothu, B. K. (2012). Effect of
(2) 67-73 testing and treatment on emergency

College Emergency Nursing Australia. (2007). department length of stay using a

Emergency Departement Model OfCare. national database. Academic Emergency

NSW Ministy of Health. Medicine, 19(5), 525—534.

Cone, K.J. And Murray R. (2002). Lee, M. A., & Yom, Y. H. (2007). A comparative
study of patients’ and nurses’ perceptions
Characteristics, Insight, Desicion Making
of the quality of nursing services,
and Preparation Of ED Triage Nurses.
satisfaction and intent to revisit the
Journal Of Emergency
hospital: A questionnaire
Nursing.28(5).p.401-406
survey. International journal of nursing
Departemen Kesehatan. (2005). Pedoman studies,44(4), 545-555.

Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat. Liew, D., Liew, D., & Kennedy, M. P. (2003).
Jakarta. Emergency department length of stay
independently predicts excess inpatient
Elliot, D., Aitken, L., Chaboyer, W. (2007).
length of stay. Medical Journal of
ACCN’s Critical Care Nursing.
Australia, 179(10), 524-527.
Australia: Elsevier.
www.jik.ub.ac.id
253
Mortimore, A., & Cooper, S. (2007). The ‘‘4- Sastrohadiwiryo, B. S. (2002). Manajemen
hour target’’: Emergency nurses’ views. tenaga kerja Indonesia.
Emergency Medicine Journal, 24(6), Storm-Versloot, M. N., Vermeulen, H., van
402—404. Lammeren, N., Luitse, J. S., & Goslings,
Nieils, et al. (2012). Time Series Analysis Of J. C. (2014). Influence of the
Emergency Department Length OfStay Manchester triage system on waiting
Per 8-Hour Shif. West Journal time, treatment time, length of stay
Emergency Medicine. May 13 (2) : and patient satisfaction; a before and
163- 168. after study. Emergency Medicine
Journal, 31(1), 13-18.
Oman, K. S., Koziol-McLain, J., & Scheetz, L.
J. (2008). Panduan Belajar Simanjuntak (2005). Manajemen dan
Keperawatan Emergensi. EGC. Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas
Parker, B. T., & Marco, C. (2014). Emergency
Indonesia.
department length of stay: accuracy
of patient estimates. Western Journal Subash, F., Dunn, F., McNicholl, B., &
of Emergency Medicine,15(2). Marlow, J. (2004). Team triage
improves emergency department
Potter., PA & Perry G. (2005). Buku Ajar
efficiency. Emergency Medicine
Fundamental Keperawatan.Konsep,
Journal,21(5), 542-544.
proses dan praktek.EC.Jakarta).

Richardson, D., Kelly, A. M., & Kerr, D. (2009). Sutawijaya, R. B. (2009). Gawat Darurat, Aulia

Prevalence of access block in Australia .Yogyakarta : Publishing.


2004–2008. Emergency Medicine Sunaryo, S., & Kes, M. (2004). Psikologi
Australasia, 21(6), 472-478. Untuk Keperawatan. Jakarta: Rajawali
Rose, L., Gray, S., Burns, K., Atzema, C., Kiss, Pers.

A., Worster, A., ...& Lee, J. (2012). Trisniati, Eni. (2012). Hubungan Pengetahuan
Tentang Cidera Kepala dan Peran
Emergency department length of stay
Perawat Dalam Penanganan Pasien
for patients requiring mechanical Cidera Kepala Di IGD RS QADR
ventilation: a prospective observational Tanggerang Tahun 2012.
study. Scand J Trauma Resusc Emerg Undang-undang Republik indonesia nomor 36
Med, 20(1), 30. tahun 2008 tentang kesehatan.

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


254
Yoon, P., Steiner, I., & Reinhardt, G. length of stay in the emergency
(2003).Analysis of factors influencing department. Cjem, 5(03), 155-161.

www.jik.ub.ac.id
255

Anda mungkin juga menyukai