Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan inayah-Nya,
buku praktikum laboratorium farmasi ini dapat diterbitkan. Pedoman ini ditujukan
sebagai salah satu pedoman dasar yang dapat digunakan mahasiswa dalam
melaksanakan praktik farmasi di program studi sarjana farmasi Universitas 17 Agustus
1945 Jakarta.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang turut serta dalam penyusunan pedoman praktikum ini. Pedoman ini tentu
saja masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap
adanya masukan dan saran yang membangun sehingga buku pedoman ini lebih
tersempurnakan.
Akhir kata semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
i
VISI, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI FARMASI
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASI
iii
15. Kerusakan/kehilangan peralatan/bahan selama waktu peminjaman menjadi
tanggung jawab peminjam, dan penggantian di sesuaikan dengan peralatan/bahan
yang dipinjam dalam waktu yang ditentukan oleh pihak laboratorium.
16. Kegiatan penelitian/praktikum mahasiswa harus didampingi oleh
pembimbing/asisten praktikum.
17. Penggunaan Laboratorium di luar jam kerja harus sepengetahuan pihak
Laboratorium
18. Menggunakan bahan mudah terbakar, meledak, exklosif, mahasiswa harus
mengikuti petunjuk penggunaan bahan-bahan tersebut untuk Keselamatan
Keamanan Kerja (K3) Laboratorium.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………….. i
VISI, MISI DAN TUJUAN ..………………………………………….. ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASI ………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… iv
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………….. 1
A. Analisi Situasi ……………………………………... 1
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Praktik laboratorium yang baik (Good Laboratory Practice) merupakan suatu cara
pengelolaan laboratorium secara keseluruhan agar laboratorium sebagai data generator
dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya kebenarannya dengan
memenuhi persyaratan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja). Good Laboratory Practice
(GLP) mencakup banyak hal diantaranya organisasi, fasilitas, tenaga, metode analisa,
pelaksanaan analisa, monitoring, pencatatan, pelaporan, kondisi laboratorium, dan lain-
lain.
Peran laboratorium sangat menentukan dalam proses belajar di laboratorium
sarjana farmasi di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Dengan kegiatan laboratorium,
proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap
fenomena maupun proses-proses nyata. Di dalam laboratorium, dosen, teknisi, dan
laboran menjadi sumber informasi bagi mahasiswa dalam berlatih atau melakukan
percobaan untuk meningkatkan keterampilan psikomotorik, kognitif, maupun
afektifnya. Dengan demikian, apabila pihak tersebut memiliki pemahaman yang baik
mengenai GLP dan K3, maka proses pembelajaran di laboratorium akan lebih menarik
dengan menghadapi obyek dan gejala yang timbul secara langsung serta memecahkan
problem-problem yang ditemukan.
Peranan laboratorium yang begitu besar dalam proses pembelajaran di menuntut
sumber daya baik fasilitas laboratorium, dosen, serta teknisi dan laboran untuk memiliki
pemahaman mengenai Good Laboratory Practice (GLP) atau praktik laboratorium
yang baik serta Keselamatan Kesehatan Kerja (K3). Pemahaman tersebut diperlukan
agar saat melakukan pembelajaran di laboratorium, semua pihak dapat berlaku sesuai
dengan standar prosedur praktik di laboratorium sehingga kecelakaan kerja di
laboratorium dapat dihindarkan.
1
B. Sistem Manajemen Mutu
1. Panduan mutu harus berisi minimal: a. pernyataan kebijakan mutu, termasuk paling
sedikit hal berikut ini:
a. Pernyataan manajemen laboratorium terkait dengan tujuan dari standar
pelayanan yang akan diberikan;
Komitmen untuk menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem
manajemen mutu yang efektif;
Komitmen manajemen laboratorium pada praktek profesional yang baik
dan pada mutu pengujian, kalibrasi, validasi dan verifikasi;
Komitmen manajemen laboratorium untuk sesuai dengan pedoman ini;
Persyaratan bahwa seluruh personel berkaitan dengan aktivitas pengujian
dan kalibrasi dalam laboratorium memahami sistem dokumentasi mutu dan
memahami kebijakan mutu dan menerapkan prosedur dalam pekerjaan
mereka; b. memasukkan struktur laboratorium (bagan organisasi); c.
kegiatan operasional dan fungsional untuk mempertahankan mutu, sehingga
pengembangan dan batas tanggung jawab ditetapkan dengan jelas;
b. Kegiatan operasional dan fungsional untuk mempertahankan mutu, sehingga
pengembangan dan batas tanggung jawab ditetapkan dengan jelas
c. Hirarki struktur dokumentasi yang digunakan dalam sistem manajemen mutu
laboratorium
d. Prosedur umum jaminan mutu internal
e. Acuan untuk prosedur jaminan mutu yang spesifik untuk setiap pengujian
2
f. Informasi, kualifikasi yang sesuai, pengalaman dan kompetensi yang
dibutuhkan;
g. Informasi untuk pelatihan dasar sebelum dan pada saat bekerja;
h. Kebijakan audit internal dan eksternal serta kaji ulang manajemen;
i. Kebijakan dan prosedur yang diinformasikan kepada staf tentang tindakan
perbaikan dan pencegahan sebagai konsekuensi dari penyimpangan yang
terdeteksi
j. Kebijakan untuk menangani pengaduan;
k. Kebijakan untuk memilih, menetapkan dan menyetujui prosedur pengujian;
kebijakan untuk penanganan hasil yang tidak memenuhi syarat;
l. Kebijakan untuk menggunakan baku pembanding dan bahan pembanding yang
sesuai;
2. Efektivitas sistem manajemen mutu harus dikaji ulang secara sistematis dan berkala
(internal dan, apabila memungkinkan dengan audit/inspeksi eksternal) untuk
memastikan kesesuaian yang berlanjut dengan persyaratan sistem dan untuk
menerapkan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan. Manajer mutu
bertanggung jawab untuk perencanaan dan mengorganisir audit internal yang
ditujukan kepada semua elemen sistem manajemen mutu. Kajian tersebut harus
direkam dengan rinci termasuk setiap tindakan perbaikan dan pencegahan yang
diambil.
3. Laporan kaji ulang manajemen mutu harus dilakukan secara teratur (setidaknya
sekali setiap tahun), meliputi :
a. laporan audit internal dan eksternal atau inspeksi dan setiap tindak lanjut yang
diperlukan untuk memperbaiki setiap kekurangan
b. hasil investigasi yang berasal dari hasil pengaduan yang diterima, hasil yang tidak
memenuhi spesifikasi atau penyimpangan hasil yang dilaporkan dalam uji
kolaborasi dan/atau uji profisiensi
c. tindakan perbaikan dilaksanakan dan pencegahan dilakukan sebagai hasil dari
investigasi tersebut.
3
BAB II
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
A. Tujuan
Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama
alat-alat yang digunakan di dalam laborator ium farmasi dan mengetahui fungsinya
serta mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium.
B. Teori
4
Beberapa contoh nama alat, gambar dan fungsi dalam tabel sebagai berikut :
5
13. Pipet Untuk mengukur volume larutan
Gondok
14. Batang Untuk mengocok atau mengaduk suatu
Pengaduk larutan.
15. Sudip Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam
berupa padat atau bubuk.
6
27. Bunsen Untuk memanaskan larutan dan dapat pula
digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu
proses.
28. Kaki Tiga Kaki tiga sebagai penyangga pembakar
spirtus.
7
3. Menuliskan fungsi dari alat-alat laboratorium tersebut di buku hasil praktikum
farmasi sesuai yang dijelaskan oleh laboran/ dosen.
4. Mengumpulkan buku buku hasil praktikum farmasi untuk ditandatangani oleh
laboran dosen.
8
BAB III
KELOMPOK BIDANG ILMU PRAKTIKUM
9
BAB IV
RUANGAN LABORATORIUM
Lantai II Meliputi :
1. Laboratorium Kimia Dasar
2. Laboratorium Kimia Kualitatif / Kuantitatif
3. Laboratorium Mikrobiologi
4. Laboratorium Biokimia
5. Laboratorium Fitokimia
6. Laboratorium Formulasi Steril
1. Setiap ruangan Laboratorium memiliki tenaga Laboran yang telah dilatih sehingga
dapat menggunakan peralatan yang tersedia. Dimana alat tersebut dapat
beroperasional dengan baik dan terkalibrasi.
2. Setiap ruangan Laboratorium memiliki alat pemadam kebakaran (Appar)
3. Bahan-bahan berbahaya memiliki MSDS dengan petunjuk gambar dan SOP yang
ada bila terjadi kecelakaan
10
4. Penggunaan bahan-bahan yang bersifat gas atau racun menggunakan lemari asam
yang tersedia
5. Tidak diperkenankan membuang sisa cairan kimia ke wastafel melainkan harus
dibuang ke tempat penampungan limbah cair dan padat.
11
BAB V
SIMBOL BERBAHAYA PADA BAHAN – BAHAN KIMIA
SIMBOL KETERANGAN
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal
dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila
kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
12
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan
sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih
sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat
menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan
sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida,
Nitrobenzene dan Atripin
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan
hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah,
mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal
panas atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
13
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa
atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan
loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban
tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa
gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang
bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber
api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas
saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
14
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen lingkungan. Dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan,
Petroleum bensin.
Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar
dan reduktor, serta hindari kontak dengan air apabila
bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.
15
Nama : Dengerous When Wet
Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang
kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide,
Maneb.
Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika
kontak dengan material lain yang mudah terbakar dan
dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide,
Ammonium dichromate.
16
Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum tentu
gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon
tetrachloride.
Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate,
Chloroanisidines.
17
Nama : Infection Substance
Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab
penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan
virus, bakteri, tumbuhan atau hewan
Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi
dari material lain yang dapat memancarkan radiasi
secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.
18
Lampiran :
19
2. Form Kerusakan Alat Laboratorium
20