Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan inayah-Nya,
buku praktikum laboratorium farmasi ini dapat diterbitkan. Pedoman ini ditujukan
sebagai salah satu pedoman dasar yang dapat digunakan mahasiswa dalam
melaksanakan praktik farmasi di program studi sarjana farmasi Universitas 17 Agustus
1945 Jakarta.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang turut serta dalam penyusunan pedoman praktikum ini. Pedoman ini tentu
saja masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap
adanya masukan dan saran yang membangun sehingga buku pedoman ini lebih
tersempurnakan.

Akhir kata semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam, Jakarta, 13 April 2016

Dr. Hasan Rachmat M, DEA., Apt


Dekan

i
VISI, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI FARMASI

Visi Program Studi Farmasi 2016 -2020


Menjadi 20 Program Studi S1 Farmasi swasta terbaik di Indonesia dalam
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi yang unggul dalam bidang Farmasi
Klinis dan Bahan Alam, bersinergi dengan kegiatan wirausaha di bidang kefarmasian
serta berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.

Misi Program Studi Farmasi 2016- 2020


1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan keunggulan pelayanan Farmasi Klinis dan Bahan Alam dan
berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.
2. Menyelenggarakan penelitian bidang ilmu kefarmasian klinis dan Bahan Alam
yang berorientasi pada pemecahan masalah.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bidang Farmasi Klinis
dan Bahan Alam yang berorientasi pada masyarakat yang memiliki keterbatasan di
bidang iptek dan layanan kefarmasian.
4. Mendorong terselenggaranya wirausaha kefarmasian melalui kerjasama dengan
berbagai instansi berorientasi pada terciptanya revenue generating activity.

Tujuan Program Studi Farmasi 2016 - 2020


1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi unggul di bidang Farmasi Klinis
dan Bahan Alam serta berjiwa Pancasila.
2. Menghasilkan karya ilmiah yang berorientasi pada pemecahan masalah di bidang
Farmasi Klinis dan Bahan Alam.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pengabdian terstruktur
dan terprogram khususnya bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan dibidang
iptek dan pelayanan kefarmasian.
4. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai instansi yang melibatkan alumni dalam
melakukan kegiatan wirausaha kefarmasian kerjasama di bidang farmasi yang
berorientasi pada revenue generating activity.

ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASI

1. Mahasiswa/pengguna laboratorium wajib mentaati semua tata tertib dan ketentuan


yang ada di Laboratorium.
2. Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik.
3. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum wajib menggunakan jas laboratorium
4. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum wajib meletakkan barang di tempat
yang sudah ditentukan
5. Mahasiswa dilarang membawa makanan dan minuman kedalam ruang laboratorium
(kecuali di ruang khusus)
6. Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal hak
tinggi
7. Mahasiswa dilarang menggunakan perhiasan dan aksesoris.
8. Mahasiswa/peneliti yang akan menggunakan Laboratorium Penelitian Farmasi
harus mendapatkan surat ijin terlebih dahulu dari kepala Laboratorium. Surat ijin
harus masuk seminggu sebelum penggunaan atas persetujuan Kaprodi
9. Persetujuan penggunaan fasilitas/peralatan ditanda tangani oleh kepala
Laboratorium
10. Peminjaman alat harus terlebih dahulu mengisi form peminjaman alat dan diketahui
pembimbing dan teknisi Laboratorium.
11. Sebelum memulai praktikum:
a. Mahasiswa wajib meminjam alat laboratorium pada laboran
b. Mahasiswa wajib melakukan pengecekan alat dengan daftar yang sudah
disediakan, jika ada alat yang tidak sesuai harus segera dilaporkan kepada
laboran
c. Mahasiswa wajib meminta lembar laporan sementara pada laboran
12. Selama proses praktikum:
a. Mahasiswa harus memahami cara kerja materi praktikum
b. Mahasiswa harus mengembalikan bahan-bahan praktikum yang telah digunakan
ketempat semula
c. Mahasiswa dilarang makan dan minum selama praktikum berlangsung
d. Mahasiswa dilarang bermain-main pada saat praktikum
e. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan laboratorium
13. Setelah selesai melakukan praktikum:
a. Mahasiswa wajib membersihkan peralatan yang telah digunakan
b. Mahasiswa wajib mengembalikan peralatan yang telah dipinjam kepada laboran
c. Mahasiswa wajib membersihkan meja yang digunakan
d. Sebelum meninggalkan laboratorium mahasiswa wajib mengisi absensi dan
meminta pengesahan pada lembar laporan sementara
14. Pengembalian peralatan/bahan kepada laboran dalam keadaan baik, sesuai dengan
form peminjaman.

iii
15. Kerusakan/kehilangan peralatan/bahan selama waktu peminjaman menjadi
tanggung jawab peminjam, dan penggantian di sesuaikan dengan peralatan/bahan
yang dipinjam dalam waktu yang ditentukan oleh pihak laboratorium.
16. Kegiatan penelitian/praktikum mahasiswa harus didampingi oleh
pembimbing/asisten praktikum.
17. Penggunaan Laboratorium di luar jam kerja harus sepengetahuan pihak
Laboratorium
18. Menggunakan bahan mudah terbakar, meledak, exklosif, mahasiswa harus
mengikuti petunjuk penggunaan bahan-bahan tersebut untuk Keselamatan
Keamanan Kerja (K3) Laboratorium.

iv
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………….. i
VISI, MISI DAN TUJUAN ..………………………………………….. ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASI ………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… iv
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………….. 1
A. Analisi Situasi ……………………………………... 1

B. Sistem Manajemen Mutu ………………………….. 2

BAB II : PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM.. 4


A. Tujuan………………………………………………. 4
B. Teori ………………………………………………... 4
BAB III : KELOMPOK BIDANG ILMU PRAKTIKUM…....... 9
BAB IV : RUANGAN LABORATORIUM 10
BAB V : SIMBOL BERBAHAYA PADA BAHAN KIMIA….. 12
LAMPIRAN 19
SK DEKAN
SOP

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi

Praktik laboratorium yang baik (Good Laboratory Practice) merupakan suatu cara
pengelolaan laboratorium secara keseluruhan agar laboratorium sebagai data generator
dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya kebenarannya dengan
memenuhi persyaratan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja). Good Laboratory Practice
(GLP) mencakup banyak hal diantaranya organisasi, fasilitas, tenaga, metode analisa,
pelaksanaan analisa, monitoring, pencatatan, pelaporan, kondisi laboratorium, dan lain-
lain.
Peran laboratorium sangat menentukan dalam proses belajar di laboratorium
sarjana farmasi di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Dengan kegiatan laboratorium,
proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap
fenomena maupun proses-proses nyata. Di dalam laboratorium, dosen, teknisi, dan
laboran menjadi sumber informasi bagi mahasiswa dalam berlatih atau melakukan
percobaan untuk meningkatkan keterampilan psikomotorik, kognitif, maupun
afektifnya. Dengan demikian, apabila pihak tersebut memiliki pemahaman yang baik
mengenai GLP dan K3, maka proses pembelajaran di laboratorium akan lebih menarik
dengan menghadapi obyek dan gejala yang timbul secara langsung serta memecahkan
problem-problem yang ditemukan.
Peranan laboratorium yang begitu besar dalam proses pembelajaran di menuntut
sumber daya baik fasilitas laboratorium, dosen, serta teknisi dan laboran untuk memiliki
pemahaman mengenai Good Laboratory Practice (GLP) atau praktik laboratorium
yang baik serta Keselamatan Kesehatan Kerja (K3). Pemahaman tersebut diperlukan
agar saat melakukan pembelajaran di laboratorium, semua pihak dapat berlaku sesuai
dengan standar prosedur praktik di laboratorium sehingga kecelakaan kerja di
laboratorium dapat dihindarkan.

1
B. Sistem Manajemen Mutu

Manajemen laboratorium harus menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem


manajemen mutu sesuai dengan ruang lingkup kegiatan laboratorium, termasuk jenis,
rentang dan volume pengujian dan / atau kalibrasi, validasi dan verifikasi kegiatan yang
dilakukan. Manajemen laboratorium harus memastikan bahwa kebijakan, sistem,
program, prosedur dan instruksi yang dikembangkan sesuai kebutuhan agar
laboratorium mampu menjamin mutu hasil pengujian secara terus-menerus.
Dokumentasi yang digunakan dalam sistem manajemen mutu harus dikomunikasikan
dan tersedia bagi mahasiswa, dipahami dan dilaksanakan oleh personel yang tepat

1. Panduan mutu harus berisi minimal: a. pernyataan kebijakan mutu, termasuk paling
sedikit hal berikut ini:
a. Pernyataan manajemen laboratorium terkait dengan tujuan dari standar
pelayanan yang akan diberikan;
 Komitmen untuk menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem
manajemen mutu yang efektif;
 Komitmen manajemen laboratorium pada praktek profesional yang baik
dan pada mutu pengujian, kalibrasi, validasi dan verifikasi;
 Komitmen manajemen laboratorium untuk sesuai dengan pedoman ini;
 Persyaratan bahwa seluruh personel berkaitan dengan aktivitas pengujian
dan kalibrasi dalam laboratorium memahami sistem dokumentasi mutu dan
memahami kebijakan mutu dan menerapkan prosedur dalam pekerjaan
mereka; b. memasukkan struktur laboratorium (bagan organisasi); c.
kegiatan operasional dan fungsional untuk mempertahankan mutu, sehingga
pengembangan dan batas tanggung jawab ditetapkan dengan jelas;
b. Kegiatan operasional dan fungsional untuk mempertahankan mutu, sehingga
pengembangan dan batas tanggung jawab ditetapkan dengan jelas
c. Hirarki struktur dokumentasi yang digunakan dalam sistem manajemen mutu
laboratorium
d. Prosedur umum jaminan mutu internal
e. Acuan untuk prosedur jaminan mutu yang spesifik untuk setiap pengujian

2
f. Informasi, kualifikasi yang sesuai, pengalaman dan kompetensi yang
dibutuhkan;
g. Informasi untuk pelatihan dasar sebelum dan pada saat bekerja;
h. Kebijakan audit internal dan eksternal serta kaji ulang manajemen;
i. Kebijakan dan prosedur yang diinformasikan kepada staf tentang tindakan
perbaikan dan pencegahan sebagai konsekuensi dari penyimpangan yang
terdeteksi
j. Kebijakan untuk menangani pengaduan;
k. Kebijakan untuk memilih, menetapkan dan menyetujui prosedur pengujian;
kebijakan untuk penanganan hasil yang tidak memenuhi syarat;
l. Kebijakan untuk menggunakan baku pembanding dan bahan pembanding yang
sesuai;

2. Efektivitas sistem manajemen mutu harus dikaji ulang secara sistematis dan berkala
(internal dan, apabila memungkinkan dengan audit/inspeksi eksternal) untuk
memastikan kesesuaian yang berlanjut dengan persyaratan sistem dan untuk
menerapkan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan. Manajer mutu
bertanggung jawab untuk perencanaan dan mengorganisir audit internal yang
ditujukan kepada semua elemen sistem manajemen mutu. Kajian tersebut harus
direkam dengan rinci termasuk setiap tindakan perbaikan dan pencegahan yang
diambil.
3. Laporan kaji ulang manajemen mutu harus dilakukan secara teratur (setidaknya
sekali setiap tahun), meliputi :
a. laporan audit internal dan eksternal atau inspeksi dan setiap tindak lanjut yang
diperlukan untuk memperbaiki setiap kekurangan
b. hasil investigasi yang berasal dari hasil pengaduan yang diterima, hasil yang tidak
memenuhi spesifikasi atau penyimpangan hasil yang dilaporkan dalam uji
kolaborasi dan/atau uji profisiensi
c. tindakan perbaikan dilaksanakan dan pencegahan dilakukan sebagai hasil dari
investigasi tersebut.

3
BAB II
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

A. Tujuan
Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama
alat-alat yang digunakan di dalam laborator ium farmasi dan mengetahui fungsinya
serta mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium.

B. Teori

Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium sangat penting


guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari
kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak
atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu,
pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh
praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia.
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur
biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer,
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Moningka, 2008).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai
fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di
dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap
dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan
sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan
(Imamkhasani, 2000).

4
Beberapa contoh nama alat, gambar dan fungsi dalam tabel sebagai berikut :

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Gelas Sebagai tempat untuk menyimpan dan


Beacker meletakkan larutan. Gelas Piala memiliki
takaran namun jarang bahkan tidak
diperbolehkan untuk mengukur volume suatu
zat cair.
2. Erlemeyer Sebagai wadah unuk mereaksikan suatu zat
kimia dalam skala yang cukup besar dan
sebagai wadah dalam proses titrasi.
3. Labu Ukur Untuk membuat,menyimpan dan mengencer-
kan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

4. Petridish sebuah wadah untuk membiakkan sel atau


mikroba.

5. Gelas Ukur Untuk mengukur volume larutan..

6. Kaca Arloji Sebagai wadah untuk menimbang bahan-


bahan kimia yang berupa padat,serbuk serta
kristal

7. Tabung Sebagai wadah satu atau dua jenis zat


Reaksi

8. Cawan Digunakan sebagai wadah untuk


Penguap mengeringkan suatu zat

9. Mortal Menghaluskan zat yang masing bersifat


padat/kristal.

10. Krush Sebagai wadah untuk menentukan kadar abu.

11. Pipet Tetes Untuk meneteskan atau mengambil larutan


dengan jumlah kecil dari suatu tempat ke
tempat lain.
12. Pipet Untuk menentukan volume larutan
Volum

5
13. Pipet Untuk mengukur volume larutan
Gondok
14. Batang Untuk mengocok atau mengaduk suatu
Pengaduk larutan.
15. Sudip Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam
berupa padat atau bubuk.

16. Corong Untuk memisahkan larutan yang disebabakan


Pisah ooleh massa jenisnya yang berbeda

17. Desikator Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus


bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium.
18. Buret Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk
mengukur volume suatu larutan.

19. Corong Corong digunakan untuk memasukan atau


memindah larutan dari satu tempat ke tempat
lain
20. Rak Sebagai tempat tabung reaksi.
Tabung
Reaksi
21. Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi.
Tabung
Reaksi
22. Statif dan Sebagai penjepit soklet pada proses ekstraksi
Klem dan sebagai penjepit buret dalam proses titrasi
sekaligus untuk menjepit kondensor pada
proses destilasi
23. Sikat Untuk menyikat tabung reaksi
Tabung
Reaksi
24. Segitiga Untuk menahan wadah, misalnya krush pada
saat pemanasan ataau corong pada waktu
penyaringan.
25. Bola Hisap Untuk menghisap larutan yang akan dari botol
larutan.

26. Lampu Untuk membakar zat atau memanaskan


Spritus larutan.

6
27. Bunsen Untuk memanaskan larutan dan dapat pula
digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu
proses.
28. Kaki Tiga Kaki tiga sebagai penyangga pembakar
spirtus.

29. Botol digunakan untuk menyimpan aquades dan


Semprot digunakan untuk mencuci ataupun membilas
bahan-bahan yang tidak larut dalam air.

30. Kawat Sebagai alas atau untuk menahan labu atau


Kasa beaker pada waktu pemanasan menggunakan
pemanas spiritus atau peman0as bunsen
31. Klem Alat untuk Penjepit dan penyangga tabung
Utilitas erlemeyer saat dipanaskan

32. Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum


digunakan dan digunakan untuk
mengeringkan bahan yang dalam keadaan
basah.
33. Tanur Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi,
sekitar 1000 °C.dan untuk menentukan kadar
abu

34. Hot Plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk


larutan yang mudah terbakar.

35 Timbangan Tempat untuk menimbang zat-zat yang akan


Analitis ditimbang dengan skala yang kecil.

III. Bahan Dan Alat


Alat:
Alat-alat yang tedapat di laboratorium farmasi

IV. Cara kerja :


1. Laboran/ dosen menunjukkan alat-alat laboratorium yang hendak dipelajari serta
menjelaskan fungsi alat-alat tersebut kepada praktikan.
2. Mendengar serta memerhatikan laboran yang sedang mengenalkan alat-alat
laboratorium.

7
3. Menuliskan fungsi dari alat-alat laboratorium tersebut di buku hasil praktikum
farmasi sesuai yang dijelaskan oleh laboran/ dosen.
4. Mengumpulkan buku buku hasil praktikum farmasi untuk ditandatangani oleh
laboran dosen.

8
BAB III
KELOMPOK BIDANG ILMU PRAKTIKUM

A. Kelompok Bidang Ilmu Kimia Meliputi :


1. Praktikum Kimia Dasar
2. Praktikum Kimia Analisa Dasar
3. Praktikum Kimia Farmasi Analisis Kualitatif
4. Praktikum Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
5. Praktikum Analisa Instrumen
B. Kelompok Bidang Ilmu Teknologi Farmasi Meliputi :
1. Praktikum Farmasi Fisika
2. Praktikum Farmasetika Dasar
3. Praktikum Formulasi Tablet
4. Praktikum Formulasi Semi Padat dan Cair
5. Praktikum Sediaan Steril
C. Kelompok Bidang Ilmu Farmasi Klinik Meliputi :
1. Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia
2. Praktikum Biokimia
3. Praktikum Farmakologi
4. Praktikum Mikrobiologi
5. Praktikum Biofarmasetika
D. Kelompok Bidang Ilmu Bahan Alam Meliputi :
1. Praktikum Botani Farmasi
2. Praktikum Farmakognosi I
3. Praktikum Farmakognosi II
4. Praktikum Fitokimia I
5. Praktikum Fitokimia II

9
BAB IV
RUANGAN LABORATORIUM

Ruangan Laboratorium UTA’45 Jakarta terdiri dari :

Lantai I (Dasar) Meliputi :


1. Laboratorium Farmasetika / Farmasi Fisika
2. Laboratorium Formulasi Tablet
3. Laboratorium Analisa Instrumen
4. Laboratorium Botani Farmasi / Farmasetika
5. Laboratorium Penelitian
6. Laboratorium Farmakologi / Anfisman

Lantai II Meliputi :
1. Laboratorium Kimia Dasar
2. Laboratorium Kimia Kualitatif / Kuantitatif
3. Laboratorium Mikrobiologi
4. Laboratorium Biokimia
5. Laboratorium Fitokimia
6. Laboratorium Formulasi Steril

Penjelasan Laboratorium Yang Ada

1. Setiap ruangan Laboratorium memiliki tenaga Laboran yang telah dilatih sehingga
dapat menggunakan peralatan yang tersedia. Dimana alat tersebut dapat
beroperasional dengan baik dan terkalibrasi.
2. Setiap ruangan Laboratorium memiliki alat pemadam kebakaran (Appar)
3. Bahan-bahan berbahaya memiliki MSDS dengan petunjuk gambar dan SOP yang
ada bila terjadi kecelakaan

10
4. Penggunaan bahan-bahan yang bersifat gas atau racun menggunakan lemari asam
yang tersedia
5. Tidak diperkenankan membuang sisa cairan kimia ke wastafel melainkan harus
dibuang ke tempat penampungan limbah cair dan padat.

11
BAB V
SIMBOL BERBAHAYA PADA BAHAN – BAHAN KIMIA

Seperti yang telah diketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di


laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan
sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang berdampak pada
kesehatan, merusak benda-benda di sekitarnya bahkan dapat mematikan makhluk hidup.
Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu, pada wadah
atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang bertujuan untuk
memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut. Diharapkan agar dapat
berhati-hati dalam penggunaan bahan-bahan kimia tersebut demi keselamatan bersama.
Untuk itu, sebelum memasuki laboratorium kimia perlu kita pahami simbol-simbol tanda
bahaya tersebut untuk menghindari kesalahan-kesalahan dan bahaya yang tidak
diinginkan. Berikut beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya.

SIMBOL KETERANGAN
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal
dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila
kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

12
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan
sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih
sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat
menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan
sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida,
Nitrobenzene dan Atripin
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan
hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah,
mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal
panas atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.

13
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa
atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan
loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban
tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa
gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang
bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber
api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas
saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

14
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen lingkungan. Dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan,
Petroleum bensin.
Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar
dan reduktor, serta hindari kontak dengan air apabila
bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.

Nama : Flammable Liquid


Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang
berpotensi mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.

Nama : Spontaneously Combustible Substances


Arti : Material yang dapat secara spontan mudah
terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber
panas atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.

15
Nama : Dengerous When Wet
Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang
kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide,
Maneb.

Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika
kontak dengan material lain yang mudah terbakar dan
dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide,
Ammonium dichromate.

Nama : Organic Peroxide


Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang
digunakan dalam transportasi dan penyimpanan
peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone
peroxide, Dicetyl perdicarbonate.

Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
transportasi dan penyimpanan material gas yang tidak
mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.

16
Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum tentu
gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon
tetrachloride.

Nama : Poison Gas


Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.

Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate,
Chloroanisidines.

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi
atau pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.

17
Nama : Infection Substance
Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab
penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan
virus, bakteri, tumbuhan atau hewan

Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi
dari material lain yang dapat memancarkan radiasi
secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.

Nama : Marine Pollutant


Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau
sungai yang mengalir ke laut.

18
Lampiran :

1. Form Peminjaman Alat Laboratorium

19
2. Form Kerusakan Alat Laboratorium

20

Anda mungkin juga menyukai