Anda di halaman 1dari 1

Tempat Pemancingan yang Bermasalah

Tempat pemancingan yang bermasalah, misalnya dengan memberikan tarif Rp.50.000,-


untuk 2 jam. Ikan yang diperoleh berapa pun, pokoknya bayarannya seperti itu, baik hasil
pancingan sedikit maupun banyak. Ini termasuk bentuk ghoror, karena objek yang dijual
tidaklah jelas.

Disebutkan dalam hadits,

‫ع ْن بَي ِْع ْالغ ََر ِر‬ َ ‫ع ْن بَيْعِ ْال َح‬


َ ‫صاةِ َو‬ ‫سو ُل ه‬
َ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ ُ ‫نَ َهى َر‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari jual beli hashoh (hasil lemparan
kerikil, itulah yang dibeli) dan melarang dari ghoror” (HR. Muslim no. 1513).

Juga terdapat larangan dalam hadits dari Ibnu Mas’ud yang tepatnya mauquf -perkataan
sahabat-,

ِ ‫س َم َك فِى ْال َم‬


‫اء فَإِنههُ غ ََرر‬ ‫الَ ت َ ْشت َ ُروا ال ه‬
“Janganlah membeli ikan di dalam air. Itu termasuk ghoror.” (HR. Ahmad 1: 388. Syaikh
Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if. Diriwayatkan secara marfu’
dan mauquf, yang lebih shahih adalah riwayat yang mauquf. Ibnu Hajar mengatakan dalam
Bulughul Marom bahwa hadits ini mauquf).

Al Jarjaniyy mengatakan bahwa yang dimaksud ghoror adalah,

‫بأنّه ما يكون مجهول العاقبة ال يدرى أيكون أم ال‬


“Ghoror itu hasil akhir (akibatnya) majhul (tidak diketahui), tidak diketahui akan ada
ataukah tidak.” Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah.

Untuk menghindari ghoror, seharusnya hasil pancingan ditimbang. Hasil timbanganlah yang
dibayar.

Sumber https://rumaysho.com/7292-hobi-memancing.html

Anda mungkin juga menyukai