Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama

antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Masing-masing memiliki peran

yang sangat besar dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan.

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan merupakan keberhasilan bersama.

Tidak bisa salah satu pihak menyatakan dirinya sebagai yang paling berhasil

dalam penyelenggaraan Pendidikan.

Kesadaran orang tua, dan masyarakat dalam mendukung

pelaksanaan kegiatan Pendidikan sangat diperlukan. Setiap orang tua harus

mampu memberikan motivasi yang besar kepada anak-anaknya untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Sedangkan warga masyarakat

juga harus dapat menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif sehingga

setiap anak selalu berusaha untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan

aman dan nyaman.

Dalam pelajaran IPS, dengan materi pelajaran yang cukup padat

dan sering berganti materi karena mengikuti perkembangan Kurikulum, juga

menjadi beban yang cukup berat bagi siswa untuk dapat berprestasi secara

maksimal. Siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran IPS, hasil yang

diperoleh selalu kurang sesuai dengan yang diharapkan.

Mata Pelajaran IPS bertujuan untuk mengenal konsep-konsep dan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya serta memiliki kemampuan dasar

1
untuk berpikir logis dan kritis dalam memecahkan masalah yang terjadi

dimasyarakat.

Melihat kondisi riil di sekolah dan memahami tujuan yang

diharapkan dalam pembelajaran IPS, perlu dilakukan upaya secara serius dan

terus menerus agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Sehingga aktifitas belajar semakin meningkat dan prestasi belajar siswa juga

semakin sesuai dengan yang diharapkan semua pihak.

Tetapi melihat kenyataan dewasa ini apa yang menjadi harapan

guru terhadap proses pembelajaran dikelas masih sangat jauh dari yang

diharapkan. Berbagi metode dan strategi telah dilakukan namun partisipasi

atau aktivitas siswa sangat kurang sehingga apa yang menjadi sasaran atau

tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai.

Kondisi tersebut juga terjadi pada siswa kelas VI SDN Karang

Padak Kecamatan Labuhan Badas pada semester genap tahun pelajaran 2011-

2012. Di mana dalam pengamatan awal penulis melihat bahwa hanya sekitar

57 % siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal

tersebut diperlukan usaha dari guru untuk dapat meningkatkan aktifitas belajar

siswa kearah yang lebih menyenangkan dengan jalan memilih metode atau

strategi pembelajaran yang tepat.

Untuk dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar, dan mendorong siswa selalu aktif dan kreatif dalam

belajar, maka perlu metode pembelajaran yang tepat. Salah satu yang

2
pembelajaran yang dapat diterapkan digunakan untuk mengatasi masalah

tersebut adalah dengan metode pemberian tugas terprogram.

Metode pemberian tugas terprogram diterapkan dalam pembelajaran

IPS, yaitu untuk melatih atau menunjang terhadap materi yang diberikan

dalam kegiatan intrakurikuler, juga melatih tanggung jawab akan tugas yang

diberikan. Lingkup kegiatannya adalah tugas guru bidang studi di luar jam

pelajaran tatap muka. Tugas ditetapkan batas waktunya, dikumpul-kan,

diperiksa, dinilai dan dibahas tentang hasilnya. Namun dalam memberikan

tugas kepada siswa, guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini: (1)

memberikan penjelasan mengenai materi yang dipelajari, (2) tujuan

penugasan, (3) bentuk pelaksanaan tugas, (4) manfaat tugas, (5) bentuk

pekerjaan, (6) tempat dan waktu penyelesaian tugas, (7) memberikan

bimbingan dan dorongan, dan (8) memberikan penilaian (Syaiful Bahri

Djamarah dan Aswan Zain, 1995: 56). Dengan demikian, Keterampilan

mencari, memilih, mengolah dan menggunakan informasi untuk

memberdayakan diri siswa serta keterampilan bekerjasama dengan kelompok

yang majemuk dapat meningkat, yang kelak akan menjadi warga negara

dewasa dan berpartisipasi aktif di era global.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, penulis ingin

menindaklanjuti dengan melakukan penelitian tindakan dengan judul :

“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Pemberian

Tugas Terprogram Kelas VI SDN Karang Padak Tahun Pelajaran 2012-

2013.”

3
B. Idetifikasi Masalah

Dari uraian tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya pada

mata pelajaran IPS?

3. Bagaimana kemampuan guru meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa pada pelajaran IPS ?

4. Apakah metode pemberian tugas terprogram dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS ?

5. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan metode

pemberian tugas terprogram ?

6. Bagaimana efektivitas penerapan pembelajaran dengan metode pemberian

tugas terprogram dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS ?

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS melalui penerapan

metode pemberian tugas terprogram Pada Siswa Kelas VI SDN Karang

Padak Tahun Pelajaran 2012-2013?

2. Bagaimana efektivitas penerapan metode pemberian tugas terprogram

dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Pada Siswa Kelas VI

SDN Karang Padak Tahun Pelajaran 2012-2013?

4
C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ;

1. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS melalui penerapan metode

pemberian tugas terprogram Pada Siswa Kelas VI SDN Karang Padak

Tahun Pelajaran 2012-2013.

2. Efektivitas penerapan metode pemberian tugas terprogram dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Pada Siswa Kelas VI SDN

Karang Padak Tahun Pelajaran 2012-2013.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, hasil dari penelitian ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi secara positif dalam kegiatan pembelajaran IPS.

Kontribusi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis/Akademis

a) Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan sumbangan

pada pembelajaran IPS yang inovatif untuk dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

b) Secara khusus penelitian ini dapat memberikan konstribusi pada

strategi pembelajaran IPS dari pembelajaran yang konvensional

menuju ke pembelajaran yang inovatif.

5
2. Manfaat Praktis

a) Bagi siswa, penggunaan metode pemberian tugas terprogram dalam

kegiatan pembelajaran dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep

bahan ajar IPS, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

b) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam memilih metode dan mengembangkan

strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi tertentu yang dialami

oleh siswa, sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran

sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

c) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan masukan untuk merumuskan kebijakan yang mengarah pada

peningkatan prestasi belajar siswa khususnya di lingkungan SDN

Karang Padak Kecamatan Labuhan Badas.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas Belajar Siswa

1. Pengertian Aktivitas

Sardiman (2007: 100) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas

belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Usman (2000)

mengatakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas jasmaniah dan

rohaniah, yang meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas

mendengarkan, aktivitas gerak dan aktivitas menulis. Siberman (2000)

mengemukakan bahwa paham belajar aktif memberikan gambaran

tingkatan aktivitas belajar terhadap penguasaan materi yang dikuasainya,

yaitu: (1) apa yang saya dengar saya lupa, (2) apa yang saya lihat saya

ingat sedikit, (3) apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan

saya mulai paham, (4) apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan

sayamemperoleh pengetahuan dan keterampilan, (5) apa yang saya ajarkan

kepada orang lain saya kuasai. Djamarah (2000:67) mengemukakan bahwa

belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi

anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama

tersimpan di dalam benak anak didik. Getrude. M. Whipple dalam Oemar

Hamalik (2008: 173) menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan murid sebagai

berikut:

1. Bekerja dengan alat-alat visual

7
2. Ekskursi dan trip

3. Mempelajari masalah-masalah

4. Mengapresiasi literatur

5. Ilustrasi dan konstruksi

6. Bekerja menyajikan informasi

7. Cek dan tes

Dierich dalam Sardiman, (2007: 101) menyatakan bahwa jenis kegiatan

siswa digolongkan ke dalam 8 kelompok, diantaranya:

1. Visual activities, seperti: membaca dan memperhatikan.


2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran,mengeluarkan pendapat, dan diskusi.


3. Listening activities, seperti: mendengarkan uraian dan diskusi.
4. Writing activities, seperti: menulis laporan dan menyalin.
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, dan

diagram.
6. Motor activities, seperti: melakukan percobaan
7. Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil kesimpulan.


8. Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira,bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.


Rianto & Dhari (1994) mengemukakan bahwa agar aktivitas berjalan

efektif, diperlukan keterlibatan secara terpadu, berkesinambungan dari

berbagai macam hal yaitu mengarah pada interaksi yang optimal,

menuntut berbagai jenis aktivitas peserta didik, strategi pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan, dan menggunakan berbagai variasi media dan alat

peraga
2. Aktivitas Belajar Siswa

8
Kegiatan belajar mengajar ditandai adanya interaksi antara guru

dengan siswa. Interaksi dapat terjadi secara searah maupun terjadi secara

timbal balik dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Guru memiliki peran

yang besar dalam rangka menentukan model interaksi atau kegiatan yang

akan dipilih. Peran guru dalam melakukan kegiatan untuk memilih dan

menentukan model interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa disebut

mengajar. Sedangkan kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan interaksi

disebut belajar.

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atas

pelaksanaan interaksi berdasarkan model yang telah dipilih oleh guru

dalam proses belajar mengajar. Reaksi yang dilakukan oleh siswa sebagai

bentuk aktifitas belajar yang dilaksanakan oleh siswa. Dalam kegiatan

belajar mengajar selalu mengharapkan bahwa siswa memiliki aktifitas

belajar yang tinggi.

Aktifitas belajar sebagai bentuk reaksi yang dilakukan oleh siswa

dalam kegiatan belajar mengajar dapat berupa:

 Kehadiran, yaitu keikutsertaan siswa dalam setiap kali pertemuan

dalam kegiatan belajar mengajar.

 Perhatian, yaitu berupa kesungguhan dari siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar.

 Semangat, yaitu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar haruslah

disertai dengan semangat yang tinggi.

9
 Persiapan, yaitu melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum

kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Persiapan dapat dilakukan

baik di rumah maupun di sekolah.

 Pertanyaan-pertanyaan, yaitu penyampaian pertanyaan-pertanyaan dari

siswa terhadap bahan ajar yang kurang jelas maupun yang belum

diketahui.

 Tanggapan, yaitu berupa pernyataan-pernyataan atau jawaban dari

siswa terhadap berbagai pertanyaan atau permasalahan yang diajukan

oleh guru.

 Penyelesaian tugas-tugas, yaitu berupa tanggung jawab siswa terhadap

tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Penyelesaian tugas-tugas tidak

diukur dari kebenaran penyelesaian tugas, tetapi kemauan untuk

mengerjakan setiap tugas.

Aktifitas belajar yang dilakukan oleh siswa sangat dipengaruhi

oleh kondisi perbuatan belajar. Menurut Robert M. Gagne (dalam

Soetomo, 1993: 135) disebutkan bahwa kondisi perbuatan belajar dibagi

menjadi dua, yaitu kondisi belajar intern dan kondisi belajar ekstern.

a. Kondisi Belajar Intern

Kondisi beljar intern merupakan kegiatan belajar yang

berasal dari dalam diri siswa. Hal ini merupakan kemampuan dasar

yang sangat diperlukan dalam proses permulaan kegiatan belajar

10
mengajar. Tanpa ada kemauan dari dalam dirinya, sangat sulit bagi

siswa untuk dapat menguasai bahan ajar yang sedang dibahas. Ada

beberapa aspek yang dapat dilihat dalam belajar intern, yaitu :

 Kematangan belajar, yaitu adanya proses pertumbuhan yang dapat

menimbulkan perubahan-perubahan yang disempurnakan oleh

proses belajar.

 Belajar untuk belajar, yaitu proses belajar yang dilakukan dengan

belajar melakukan sesuatu atau berlatih. Semakin sering untuk

berlatih melakukan sesuatu maka akan membantu dalam

peningkatan hasilnya.

 Kemampuan belajar, yaitu adanya potensi yang dimiliki oleh siswa

sehingga sanggup untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan.

b. Kondisi Belajar Ekstern

Proses belajar ekstern merupakan unsur yang mempengaruhi

perbuatan belajar yang berada di luar diri seseorang yang belajar.

Kondisi belajar ekstern dapat dibagi dalam beberapa bagian, antara

lain:

 Adanya latihan, yaitu dengan mengulang-ulang kegiatan yang

sudah pernah dilakukan agar lebih menguasai.

 Penguatan (reinforcement), yaitu dengan memberikan penghargaan

dengan harapan dapat memotivasi siswa agar melakukan kegiatan

belajar lebih giat.

11
 Guru membangun hubungan dengan murid, yaitu dengan jalan

menciptakan suasana akrab dengan murid sehingga dapat

menciptakan ketengangan pada siswa untuk melakukan kegiatan

belajar.

 Menggairahkan perhatian, yaitu akan perhatian siswa lebih fokus

terhadap materi yang sedang dibahas.

 Penjelasan yang relevan, yaitu penjelasan yang dilakukan oleh

guru harus diarahkan sesuai dengan kebutuhan murid.

B. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Belajar

Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena

“belajar merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari

proses pembelajaran tersebut” (Slameto, 2003: 45).

Seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau

tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar

yang dialami oleh siswa tersebut.

Menurtut Logan, dkk (dalam Sujana, 1998) belajar dapat diartikan

“sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan latihan”. Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997: 231)

berpendapat bahwa: “belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

12
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan

berbekas”.

Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat

dilakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan

masyarakat. Sudjana (1998) berpendapat bahwa: “belajar merupakan

proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi

dalam jangka waktu tertentu” Menurut Sardiman(2006: 56) belajar

adalah: “usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di

dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya”.

Siswa dalam belajar mengalami sendiri proses dari tidak tahu

menjadi tahu, karena itu menurut Cronbach (dalam Sardiman, 2006: 55).

Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam

mengalami itu, pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera

tidak terbatas hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi

indera yang lain.

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri

siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar

karena pe-rubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri

perwujudan yang khas (Sudjana, 2005: 198) antara lain :

a. Perubahan Intensional

13
Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman

atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini

siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti

penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

b. Perubahan Positif dan aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi

kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu

yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya

perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang

bersangkutan.

c. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan

manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional

artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila

dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan

lagi.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif

menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa

dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

14
2. Pengertian Hasil Belajar Siswa

Menurut Chaplin, pengertian hasil belajar atau hasil belajar adalah

: “Hasil belajar merupakan suatu tingkatan khusus yang diperoleh sebagai

hasil dari kecakapan kepandaian, keahlian dan kemampuan di dalam

karya akademik yang dinilai oleh guru atau melalui tes prestasi” (1992:

159).

Pendapat Chaplin di atas mengandung pengertian bahwa prestasi

itu hakikatnya berupa perubahan perilaku pada individu di sekolah,

perubahan itu terjadi setelah individu yang bersangkutan mengalami

proses belajar mengajar tertentu.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

ingin menerima pengalaman belajar atau yang optimal yang dapat dicapai

dari kegiatan belajar di sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang

dijelaskan oleh Poerwadarminta (1993 : 768) adalah hasil yang telah

dicapai (dilakukan). Pengertian hasil belajar menurut pendapat Mochtar

Buchari (1986 : 94) adalah hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak

sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka atau huruf serta tindakannya

yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak

dalam periode tertentu.

Nasution (1972:45) berpendapat bahwa hasil belajar adalah

kemampuan anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran

setelah mengikuti program belajar secara periodik. Dengan selesainya

proses belajar mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya suatu

15
evaluasi. Dimana evaluasi ini mengandung maksud untuk mengetahui

kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi yang

diberikan oleh guru.

Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa

yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Dengan

demikian hasil belajar merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil

belajar dari aktifitas yang berlangsung dalam interaksi aktif sebagai

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap

menurut kemampuan anak dalam perubahan baru. Dalam proses belajar

mengajar anak didik merupakan masalah utama karena anak didiklah

yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang

diprogramkan didalam kurikulum.

C. Hakekat Pembelajaran IPS di SD

Pengorganisasian bahan pengajaran IPS di SD sumbernya dari

berbagai ilmu sosial yang diintegrasikan menjadi satu ke dalam mata

pelajaran. Dengan demikian pengajaran IPS di SD merupakan bagian integral

dari bidang studi. Namum ketika membicarakan suatu topik yang berkaitan

dengan sejarah, bahan – bahan pengajaran bisa dibicarakan secara lebih tajam.

Ada dua bahan kajian IPS, yaitu bahan kajian pengetahuan sosial mencakup

lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahan dan

bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak

lampau hingga masa kini. Mengajar sejarah pada tingkat sekolah dasar

16
memerlukan stimulan yang besar serta berbagai variasi pendekatan untuk

mendapatkan partisipasi peserta didik. Akan tetapi kondisi kelas juga harus

tetap dijaga supaya tidak kehilangan kendali dan disiplin. Selain itu

diharapkan juga pengajar harus selalu antusias dalam menembah pengetahuan

pribadinya terhadap pengetahuan sejarah. Hal ini dimaksudkan untuk

menghindarkan suasana kelas yang pasif dan membosankan. Menurut Hartono

Kasmadi (2001 : 152) ada tiga kegiatan yang dapat diterapkan oleh guru

sejarah untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kelas, yaitu : (1)

partisipasi peserta didik melalui ketrampilan latihan, (2) partisipasi peserta

didik melalui penelitian, dan (3) partisipasi peserta didik melalui Diskusi.

Dalam partisipasi peserta didik melalui ketrampilan latihan, yang bisa

dilakukan ialah dengan membuat catatan. Hal ini disebabkan karena buku

catatan mampu menyimpan semua hasil belajar di kelas, seperti ringkasan,

diagram, chart dan gambar.

Dalam partisipasi peserta didik melalui penelitian, yang dilakukan

berupa pengembangan bahan pelajaran dengan membuat suatu kegiatan

proyek yang dapat memberikan motivasi kepada peserta didik yang ”enggan”

mempelajari sejarah. Sedangkan dalam partisipasi peserta didik dilakukan

melalui diskusi merupakan salah satu aktivitas yang dapat melatih kemampuan

mental peserta didik dalam menghadapi situasi tertentu, karena mental

merupakan isi penting dalam perkembangan peserta didik. Peserta didik yang

aktif dalam kegiatan ini akan terlatih berpikir kritis dan mengembangkan

kerangka jiwanya untuk menghadapi setiap masalah, membentuk pengertian

17
terhadap fakta sejarah dan melatih dirinya untuk membuat suatu kesimpulan.

Bahannya tidak berbentuk permasalahan atau pertanyaan saja, tetapi dapat

pula berupa diskusi setelah mereka mengamati suatu model dramatisasi

peristiwa sejarah yang diperagakan oleh temannya.

D. Metode Pemberian Tugas Terprogram

1. Pengertian Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas dalam penelitian ini adalah merupakan suatu

metode mengajar yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, yang

biasa disebut dengan metode pemberian tugas. Biasanya guru memberikan

tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan

antara pekerjaan rumah dan pemberian tugas seperti halnya yang

dikemukakan: Munandar (1985: 74) yang mengatakan:

“Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh membaca dari buku


dirumah, dua hari lagi memberikan pertanyaan dikelas. Tetapi
dalam pemberian tugas guru menyuruh membaca. Juga juga
menambah tugas (1),cari buku lain untuk membedakan(2),
pelajari keadaan orangnya”.

Pengertian lain tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan rumah

karena metode pemberian tugas dari guru kepada siswa untuk diselesaikan

dan dipertanggung jawabkan. Siswa dapat menyelesaikan di sekolah, atau

dirumah atau di tempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesaian

tugas tersebut, naik secara individu atau kelompok.

Tujuannya untuk melatih atau menunjang terhadap materi yang

diberikan dalam kegiatan intrakurikuler, juga melatih tanggung jawab akan

18
tugas yang diberikan. Lingkup kegiatannya adalah tugas guru bidang studi

di luar jam pelajaran tatap muka. Tugas ditetapkan batas waktunya,

dikumpul-kan, diperiksa, dinilai dan dibahas tentang hasilnya. Dalam

memberikan tugas keadaan siswa, guru harus memperhatikan hal-hal

berikut ini: (1) memberikan penjelasan mengenai, (2) tujuan penugasan,

(3) bentuk pelaksanaan tugas, (4) manfaat tugas, (5) bentuk pekerjaan, (6)

tempat dan waktu penyelesaian tugas, (7) memberikan bimbingan dan

dorongan, dan (8) memberikan penilaian (Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan Zain, 1995: 56).

Adapun jenis-jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa yang

dapat membantu berlangsungnya proses belajar mengajar: (1) tugas

membuat rang-kuman, (2) membuat makalah, (3) menyelesaikan soal, (4)

tugas mengadakan observasi, (5) tugas mempraktekkan sesuatu, (6) tugas

mendemonstrasikan observasi(Sudjana, 1998: 102).

Adapun dalam penelitian ini tugas yang diberikan adalah

pemberian tugas terprogram yang berbentuk pertanyaan yang harus

diselesaikan siswa mengenai materi pokok bahasan pertemuan berikutnya.

2. Kelebihan dan Kelemahan Pemberian Tugas Terprogram

Metode pemberian tugas ini dalam pelaksanaannya memiliki

beberapa kelebihan disamping juga mempunyai beberapa kelemahan.

Adapun kelebihan metode pemberian tugas :

“(1) metode ini merupakan aplikasi pengajaran modern


disebut juga azas aktivitas dalam mengajar yaitu guru mengajar
harus merangsang siswa agar melakukan berbagai aktivitas
sehubu-ngan dengan apa yang dipelajari, (2) dapat memupuk

19
rasa per-caya diri sendiri, (3) dapat membina kebiasaan siswa
untuk mencari, mengolah menginformasikan dan dan
mengkomuni-kasikan sendiri, (4) dapat mendorong belajar,
sehingga tidak cepat bosan, (5) dapat membina tanggung jawab
dan disiplin siswa, (6) dapat mengembangkan kreativitas siswa,
dan (7) dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan
anak”(Slameto, 2003: 47)

Adapun kelemahan metode pemberian tugas, adalah:

“(1) tugas tersebut sulit dikontrol guru kemungkinan tugas itu


dikerjakan oleh orang lain yang lebih ahli dari siswa, (2) sulit
untuk dapat memenuhi pemberian tugas, (3) pemberian tugas
terlalu sering dan banyak, akan dapat menimbulkan keluhan
siswa, (4) dapat menurunkan minat belajar siswa kalau tugas
terlalu sulit, (5) pemberian tugas yang monoton dapat menimbul-
kan kebosanan siswa apabila terlalu sering, (6) khusus tugas
kelompok juga sulit untuk dinilai siapa yang aktif, dan (7) bahan
pelajaran yang telah dikumpulkan dengan baik membuat setiap
siswa melalui urutan kegiatan belajar yang sama. Hal ini mem-
buat metode kurang fleksibel, (8) biaya pengembangan tinggi,
(9) siswa kurang mendapat interaksi sosial”(Slameto, 2003: 48).

3. Pemberian Tugas Terprogram

Tugas terprogram adalah tugas yang diberikan kepada siswa dalam

bentuk tugas individu. Tugas itu diberikan kepada siswa dalam bentuk

soal-soal essay yang harusdijawabnya, setelah mempelajari materi-materi

pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Dengan tugas

pendahuluan ini diharapkan sebelum menerima pelajaran dari guru, dalam

diri siswa telah terbentuk struktur kognotif yang diperoleh dari tugas

pendahuluan tersebut. Dengan demikian diharapkan ketika masuk kelas,

siswa sudah siap dari rumah tentang konsep-konsep yang akan diberikan

oleh guru. Keadaan ini diharapkan dapat membantu siswa dalam

memahami konsep-konsep materi pembelajaran.

20
Pemberian tugas terprogram ini sesuai dengan anjuran Ausubel

yang mengatakan bahwa: “yang paling penting yang mempengaruhi

belajar adalah apa yang diketahui oleh siswa” (Syaiful Bahri Djamarah,

1990: 117). Dengan tugas pendahuluan ini akan terbentuk struktur kognitif

siswa.

Struktur kognitif inilah yang diharapkan untuk dapat meningkatkan

kebermaknaan suatu pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami

pelajaran.Agar terjadi belajar bermakna maka konsep baru harus dikaitkan

dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Ausubel me-

nerapkan suatu pengatur awal agar terjadi belajar bermakna.

Sehubungan dengan penelitian menggunakan metode pemberian

tugas pendahuluan sebagai pengatur awal. Metode pembelajaran

terprogram meng-gunakan bahan pengajaran yang disiapkan secara

khusus. Metode ini tatkala dipergunakan perlu memperhatikan :

“(1) siswa-siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan,


alat-alat dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pelajaran tersebut, (2) siswa harus benar-benar
tahu bahwa bahan itu bukan tes, (3) tersedia sumber yang dapat
membantu siswa bila ia mengalami kesulitan, (4) secara periodik,
siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-
benar belajar.
(Munandar, 1985: 56).

Metode ini tepat diterapkan bila:

“(1) kurang mendapatkan interaksi sosial, (2) semua tahap


belajar, dari permulaan sampai dengan proses akhir belajar siswa,
dapat diprogram secara lengkap/utuh, (3) pelajaran formal,
belajar jarak jauh, dan magang, (3) mengatasi kesulitan

21
perbedaan individual, (4) mempermudah siswa belajar dalam
waktu yang diinginkan” (Syaiful Bahri Djamarah, 1994: 89).

4. Pengaruh Pemberian Tugas Pendahuluan Terhadap Hasil Belajar

Dalam Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tugas pendahuluan ini diberikan kepada siswa sebelum diberi

pelajaran oleh guru, supaya dalam diri siswa telah terbentuk struktur

kognitif. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep yang telah

dipelajari dan dingat oleh siswa, sehingga dengan konsep-konsep yang

sudah ada pada diri siswa akan diasimilasikan dengan konsep-konsep yang

sudah diberikan guru. Dengan hal tersebut diharapkan dapat membantu

siswa dalam memahami konsep-konsep Ekonomi, juga akan terwujudlah

belajar bermakna seperti yang dikatakan Ausubel. Menurut faktor yang

penting mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Hal

ini akan bermakna apabila konsep baru dikaitkan dengan konsep yang

sudah ada dalam diri siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Dari uraian tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas dan hasil belajar IPS dapat ditingkatan melalui penerapan

metode pemberian tugas terprogram Pada Siswa Kelas VI SDN Karang

Padak Tahun Pelajaran 2012-2013

22
2. Penerapan metode pemberian tugas terprogram efektif dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Pada Siswa Kelas VI SDN

Karang Padak Tahun Pelajaran 2012-2013.

BAB III

METODEPENELITIAN

.A Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa SDN Karang Padak

Kecamatan Labuhan Badas kelas VI tahun pelajaran 2012-2013.

23
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan penerapan metode

pemberian tugas terprogram pelajaran IPS siswa kelas VI. Jumlah dan nama

siswa yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

TABEL 3.1
JUMLAH DAN NAMA SISWA KELAS VI
SDN KARANG PADAK TAHUN PELAJARAN 2012-2013

No. Nama Siswa L/P Keterangan

1 Ade Bagus Katulanis L


2 Delti Nurbidayati P
3 Dini Astriana P
4 Eggie Yayang Dewangga L
Rilangi
5 Eka Septiyawati P
6 Fitra Wahyudi L
7 Harmawan Syahputra L
8 Indry Widyaningsih P
9 Karnia Septiawati P
10 Pandi Prama Ananta L
Alamiska
11 Raudhatul Jannah P
12 Rizal Ardik Mahendra L
13 Sartika Yanti P
14 Titin Afriliaadekantari P
15 Yulia Rizki Adekantari P
Sumber Data : Dokumen SDN Karang Padak tahun 2012-2013

.B Setting Penelitian

.1 PTK akan dilakukan pada siswa kelas SDN Karang Padak tahun

pelajaran 2012-2013.

.2 SDN Karang Padak memiliki 12 kelas yang masing masing tingkatan

jumlah siswa relatif kecil dibandingkan dengan SD lainnya yang ada di

kab. Sumbawa.

24
.3 PTK dilakukan pada siswa kelas VI, dengan jumlah siswa pada saat

penelitian ini terdiri dari 15 orang siswa ( P= 9 ; L = 6 ).

.C Rancangan Penelitian

.1 Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus

.2 Kegiatan dilaksanakan dalam semester Ganjil tahun pelajaran 2012-2013.

.3 Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 08 Agustus –

17 September 2012.

Dalam pelaksanaan tindakan, diawali dengan perencanaan tindakan

( Planning ), penerapan tindakan ( action ), mengobservasi dan mengevaluasi

proses dan hasil tindakan ( obervation and evaluation ), dan melakukan

refleksi ( reflecting ), dan seterusnya sampai pada keriteria yang diharapkan

tercapai ( keriteria keberhasilan ).

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menurut

( Suharsimi, Arikunto, 2007 ) adalah seperti gambar berikut :

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan tindakan I
tindakan I

Pengamatan/
Permasalahan
baru hasil
Refleksi pengumpulan data
I
refleksi

Perencanaan Pelaksanaan
tindakan II Tindakan II

Apabila
permasalahan 25
Refleksi II
belum
terselesaikan
Pengamatan/p
engumpulan
data II

Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya

Gambar : 3.1 Alur Penelitian Tindakan kelas

.1 Perencanaan

Tahapan ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan tentang

apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan.

Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda,

dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya.

Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan

tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan.

Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu

kecermatan pengamatan yang dilakukan.

.2 Tindakan

Pada tahap ini, rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya

telah dilatih kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di

dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus

dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.

.3 Pengamatan atau observasi

26
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi,

keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Pada tahap ini peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai

peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan

dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data

ini dilakukan dengan menggunakan format observasi / penilaian yang telah

tersusun, termasuk juga pengmatan secara cermat pelaksanaan skenario

tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil

belajar siswa.

.4 Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,

kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian

terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat

masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang

melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang,

tindakan ulang, dan pengamatan ulang shingga permasalahan dapat

teratasi.

.D Variabel Penelitian

27
Dalam penelitian Tindakan Kelas ini variabel yang akan diteliti adalah

Penerapan metode pemberian tugas terprogram untuk meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VI SDN Karang Padak

Kecamatan Labuhan Badas Kab. Sumbawa. Variabel tersebut dapat dituliskan

kembali sebagai berikut :

Variabel Harapan : Peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa

kelas VI

Variabel Tindakan : Pembelajaran dengan penerapan metode pemberian

tugas terprogram

Adapun indikator yang akan diteliti dalam variabel harapan terdiri dari :

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VI

2. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode

pemberian tugas terprogram .

3. Peningkatan kemampuan siswa yang dimiliki dalam pembelajaran IPS

4. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran

dengan metode pemberian tugas terprogram .

5. Respon siswa terhadap pembelajaran IPS melalui penerapan metode

pemberian tugas terprogram .

Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas perencanaan

2. Kualitas perangkat observasi

3. Kualitas operasional tindakan

28
4. Keseuaian perencanaan dengan tindakan kelas

5. kesesuaian strategi pembelajaran yang diberikan

6. Tingkat efektifitas penerapan pembelajaran dengan metode pemberian

tugas terprogram .

7. Kemampuan meningkatkan aktivitas belajar siswa

8. Kemampuan meningkatkan kualitas pembelajaran

.E Sumber Data dan teknik Pengumpulan Data

.1 Sumber Data :

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu :

1 Siswa : Diperoleh data tentang peningkatan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPS


2 Guru : Diperoleh data tentang efektifitas penerapan

pembelajaran dengan metode pemberian tugas

terprogram .
.2 Teknik Pengumpulan Data :

Dalam Pengumpulan data menggunakan Observasi dan Angket.

.F Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus

dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan kemampuan, dan prestasi

siswa dalam kegiatan pembelajaran mencapai 85 % siswa kelas VI ( kelas

yang diteliti ) telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata rata 75 berarti telah

memenuhi harapan ideal seperti yang disyaratkan dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan ( KTSP ) dengan standar ideal minimal 75.

29
.G Teknik Analisis data

Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;

.1 Kuantitatif

Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya

peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran

IPS dengan menggunakan prosentase ( % ).

.2 Kualitatif

Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran

hasil penelitian secara ; reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan

simpulan.

.H Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut disajikan rencanakan kegiatan Penelitian yang akan

dilaksanakan mulai tanggal, 08 Agustus – 17 September 2012 ( 6 Minggu

efektif ) .yang dibuat dalam bentuk gambar diagram ( gant chart ) sebagai

berikut :

Tabel 3.2
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Bulan Agustus –
No Uraian Kegiatan September 2012 Keterangan
Pertemuan ke,....
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan dan Koordinasi X
2 SIKLUS I
a. Perencanaan X

30
b. Tindakan X
c. Observasi X
d. Evaluasi X
3 SIKLUS II
a. Perencanaan X
b. Tindakan X
c. Observasi X
d. Evaluasi X
4 SIKLUS III
a. Perencanaan X
b. Tindakan X
c. Observasi X
d. Evaluasi X
5 ANALISIS DATA X
6 PENYUSUNAN DRAFT X
LAPORAN
7 PENYUSUNAN LAPORAN X
AKHIR

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Penelitian ini menggunakan metode pemberian tugas terprogram

dalam pembelajaran IPS upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa kelas VI.

Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam

pembelajaran IPS, penerapan pembelajaran dengan metode pemberian

tugas terprogram .

31
Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru

melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menyusun instrumen pembelajaran

b) Menyusun Instrumen Monitoring

c) Sosialisasi kepada siswa

d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran

e) Melakukan refleksi

f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar refleksi

siklus pertama

g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua

h) Melakukan Observasi

i) Melakukan refleksi pada siklus kedua

j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar refleksi

siklus kedua

k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga

l) Melakukan Observasi

m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga

n) Menyusun laporan

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang

terdiri dari tiga kali pertemuan.

Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 35 menit.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 08 s.d 15 Agustus 2012

32
dan pertemuan kedua pada tanggal 27 Agustus s.d 03 September 2012, dan

pertemuan ke tiga 10 s.d 17 September 2012. Penelitian tindakan kelas

dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembelajaran dan skenario

pembelajaran.

SIKLUS 1

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat

pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengolaan pembelajaran.

b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 08 s.d 15 Agustus 2012 di SDN Karang Padak Tahun

pelajaran 2012-2013. dengan jumlah siswa 15 orang. Dalam hal ini

peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan

belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data

hasil penelitian pada siklus I. adalah seperti pada tabel berikut :

33
Tabel 4.1 :
Tabel Distribusi Nilai tes Pembelajaran IPS
dengan menerapkan Metode pemberian tugas
terprogram Pada Siklus I
Keterangan
RESPONDE L/P Tidak
No Skor Tunta
N Tunta
s
s
1 Ade Bagus L 65 √
Katulanis
2 Delti Nurbidayati P 45 √
3 Dini Astriana P 50 √
4 Eggie Yayang L 65 √
Dewangga
Rilangi
5 Eka Septiyawati P 65 √
6 Fitra Wahyudi L 45 √
7 Harmawan L 45 √
Syahputra
8 Indry P 60 √
Widyaningsih
9 Karnia Septiawati P 60 √
10 Pandi Prama L 60 √
Ananta Alamiska
11 Raudhatul Jannah P 60 √
12 Rizal Ardik L 60 √
Mahendra
13 Sartika Yanti P 65 √
14 Titin P 65 √
Afriliaadekantari
15 Yulia Rizki P 55 √
Adekantari
Jumlah Total 15 865 - -
orang
Skor Maksimum - 100 - -
Individu
Skor maksimum - 1500 - -

34
Kelas

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 5 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 12 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode

pemberian tugas terprogram pada mata pelajaran IPS diperoleh nilai

rata-rata prestasi belajar siswa adalah 57,67 % atau ada 5 siswa dari

17 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada

siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa

yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 33,33 % lebih kecil dari

persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini

disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa

yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan metode pemberian

tugas terprogram .

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

(1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

(2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

(3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d) Revisi Rancangan

35
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

SIKLUS II

a) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 27 Agustus s.d 03 September 2012 di SDN Karang Padak

tahun pelajaran 2012-2013. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

36
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus

II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II

adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 2 :
Tabel Distribusi Nilai tes Pembelajaran IPS
dengan menerapkan Metode pemberian tugas
terprogram Pada Siklus II
Keterangan
L/P Tidak
No RESPONDEN Skor Tunta
Tunta
s
s
1 Ade Bagus L 75 √
Katulanis
2 Delti Nurbidayati P 55 √
3 Dini Astriana P 60 √
4 Eggie Yayang L 75 √
Dewangga Rilangi
5 Eka Septiyawati P 75 √
6 Fitra Wahyudi L 55 √

37
7 Harmawan L 55 √
Syahputra
8 Indry Widyaningsih P 70 √
9 Karnia Septiawati P 70 √
10 Pandi Prama L 70 √
Ananta Alamiska
11 Raudhatul Jannah P 70 √
12 Rizal Ardik L 70 √
Mahendra
13 Sartika Yanti P 75 √
14 Titin P 75 √
Afriliaadekantari
15 Yulia Rizki P 70 √
Adekantari
Jumlah Total 15 1020 -
oran -
g
Skor Maksimum - 100 - -
Individu
Skor maksimum - 1500 - -
Kelas

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 11 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 4 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah

68 % dan ketuntasan belajar mencapai 73,33 % atau ada 15 siswa

dari 15 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

38
siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan cukup lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil

belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru

dengan menerapkan metode pemberian tugas terprogram .

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut :

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d) Revisi Pelaksanaaan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada siklus III antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa

lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

39
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan

takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau

bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi

soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan

belajar mengajar.

SIKLUS III

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan

pada tanggal 10 s.d 17 September 2012 di SDN Karang Padak tahun

pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa 15 siswa. Dalam hal ini

peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada

40
siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak

terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 :
Tabel Distribusi Nilai tes Pembelajaran IPS
dengan menerapkan Metode pemberian tugas
terprogram Pada Siklus III
Keterangan
L/P Tidak
No RESPONDEN Skor Tunta
Tunta
s
s
1 Ade Bagus L 85 √
Katulanis
2 Delti Nurbidayati P 65 √
3 Dini Astriana P 70 √
4 Eggie Yayang L 85 √
Dewangga Rilangi
5 Eka Septiyawati P 85 √
6 Fitra Wahyudi L 65 √
7 Harmawan L 65 √
Syahputra
8 Indry Widyaningsih P 80 √
9 Karnia Septiawati P 80 √
10 Pandi Prama L 80 √
Ananta Alamiska
11 Raudhatul Jannah P 80 √

41
12 Rizal Ardik L 80 √
Mahendra
13 Sartika Yanti P 85 √
14 Titin P 85 √
Afriliaadekantari
15 Yulia Rizki P 80 √
Adekantari
Jumlah Total 15 1090
oran -
g
Skor Maksimum - 100 - -
Individu
Skor maksimum - 1500 - -
Kelas

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 15 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : - Orang

Klasikal : tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar

78 % dan dari 14 siswa yang telah tuntas sebanyak secara keseluruhan.

Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar

100 % ( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini

mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan

hasil belajar siswa pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya

peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pemberian

tugas terprogram dalam pembelajaran IPS. Sehingga siswa menjadi

lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini, dengan demikian siswa

lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Di

42
samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa

yang telah menguasai materi pelajaran untuk mengajari temannya

yang belum menguasai.

c) Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar

dengan metode pemberian tugas terprogram .

Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

(1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

(4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d) Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran dengan metode

pemberian tugas terprogram dengan baik dan dilihat dari aktivitas

siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar

43
sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu

banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya

adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada

dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar

selanjutnya penerapan pembelajaran dengan metode pemberian tugas

terprogram dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Analisis Hasil Kegiatan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4 :
Analisis Hasil Tes Tentang Pembelajaran IPS dengan menerapkan
Metode pemberian tugas terprogram
Skor sebelum Skor setelah Skor setelah
Tindakan Tindakan 1 Tindakan 2
No Responden Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Ade Bagus Katulanis 65 75 85
2 Delti Nurbidayati 45 55 65
3 Dini Astriana 50 60 70
4 Eggie Yayang 65 75 85
Dewangga Rilangi
5 Eka Septiyawati 65 75 85
6 Fitra Wahyudi 45 55 65
7 Harmawan Syahputra 45 55 65
8 Indry Widyaningsih 60 70 80
9 Karnia Septiawati 60 70 80
10 Pandi Prama Ananta 60 70 80

44
Alamiska
11 Raudhatul Jannah 60 70 80
12 Rizal Ardik Mahendra 60 70 80
13 Sartika Yanti 65 75 85
14 Titin Afriliaadekantari 65 75 85
15 Yulia Rizki Adekantari 55 70 80
Jumlah Total 865 1020 1170
Skor Maksimum Individu 100 100 100
Skor Maksimum Kelas 1500 1500 1500

Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

.1 Pencapaian Prestasi pembelajaran IPS kelas VI sebelum diberi tindakan

= 865 x 100% = 57,67 %


1500

.2 Pencapaian prestasi IPS kelas VI setelah diberi tindakan pengelompokan

siswa berdasarkan nomor panggilan (acak berdasarkan tempat duduk )

= 1020 x 100% = 68 %
1500

.3 Pencapaian prestasi IPS kelas VI setelah diberi tindakan pengelompokan

siswa berdasarkan kemampuan akademik

= 1170x 100% = 78 %
1500

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

1. Terjadi peningkatan prestasi setelah diberi tindakan yaitu terjadi

57,67% menjadi 68 % ada kenaikan sebesar = 10,33 %

45
2. Dari sebelum tindakan ( siklus 1 ) dan setelah tindakan sampai dengan

( siklus 3 ) 57,67 % menjadi 68 %, dan dari ( siklus 2 ) ke ( siklus 3 )

juga ada peningkatan sebanyak 78 % - 68 % = 10 %.

3. Rata – rata siswa sebelum diberi tindakan naik 33,33% menjadi 100%.

4. Dari tindakan siklus 2 dan setelah tindakan( siklus 3 ) 68 % menjadi 78

% berarti ada peningkatan prestasi sebanyak 78 % - 68 % = 10 %.

Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil dapat

dikatakan sebagai berikut :

.a Pertemuan pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan

pembelajaran dengan metode pemberian tugas terprogram belum berhasil

karena dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita,

dan mengganggu siswa lain;

.b Model Pembelajaran dengan pembelajaran dengan metode pemberian

tugas terprogram , dalam hal peningkatan prestasi belum tampak, sehingga

hasil yang dicapai tidak tuntas.

.c Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

pembelajaran dengan metode pemberian tugas terprogram yang baru

mereka laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.

.d Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada

pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar - mengajar berjalan

46
baik, semua siswa aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses,

seluruh siswa langsung aktif belajar.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran dengan pembelajaran dengan metode pemberian tugas

terprogram memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan guru ( ketuntasan belajar meningkat

dari siklus I, II, dan III ) yaitu masing-masing 57,67 % ; 68 % ; 78 %

Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan model pembelajaran dengan metode pemberian tugas

terprogram dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini

berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan

dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus

mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran IPS dengan menerapkan pembelajaran dengan metode

pemberian tugas terprogram yang paling dominan adalah bekerja dengan

menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru,

47
dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan

bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran dengan metode pemberian tugas

terprogram dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul

di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan

balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas di atas

cukup besar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka hasil belajar siswa untuk pelajaran

IPS dengan menggunakan metode pemberian tugas terprogram hasilnya

sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 14 orang siswa yang

hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; 57,67 %

meningkat menjadi 68 % dan pada siklus 3 meningkat menjadi 78 % .

Dari analisis data di atas bahwa metode pemberian tugas terprogram yang

diterapkan pada pembelajaran IPS kelas VI berjalan dengan baik, yang berarti

proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa khususnya pada siswa kelas VI di SDN Karang Padak

Kecamatan Labuhan Badas, oleh karena itu diharapkan kepada para guru SD

dapat melaksanakan pembelajaran dengan metode pemberian tugas terprogram

di kelas VI.

Berdasarkan kerikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) siswa dikatakan

tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 70 mencapai ≥ 85 %.

48
Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai ≥ 75 pada ( siklus 3 ) mencapai

melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai 100 %. Dengan

demikian maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.

BAB V

PENUTUP

49
A. Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga

siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah

dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran IPS dengan metode pemberian tugas terprogram memiliki

dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Karang

Padak Kecamatan Labuhan Badas mata pelajaran IPS yang ditandai

dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu

siklus I ( 57,67 %), siklus II ( 68 % ), dan siklus III ( 78 % ).

2. Penerapan pembelajaran dengan pembelajaran dengan metode pemberian

tugas terprogram pada pelajaran IPS mempunyai pengaruh positif, yaitu

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran dengan metode

pemberian tugas terprogram efektif untuk meningkatkan kembali materi

ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap

untuk menghadapi pelajaran berikutnya.

B. Saran-Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar

proses belajar mengajar di sekolah dasar ( SD ) lebih efektif dan lebih

memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai

berikut :

1. Untuk melaksanakan pembelajaran memerlukan persiapan yang cukup

matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang

50
benar-benar bisa diterapkan dengan metode pemberian tugas terprogram

sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang

sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan di SDN Karang Padak kecamatan Labuhan Badas Kab.

Sumbawa tahun pelajaran 2012-2013.

DAFTAR PUSTAKA

51
Suharsimi Arikunto, (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran
Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Mulyasa, E.. (2005). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran


Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Oemar Hamalik. (1992). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Slameto. (1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).
Jakarta: Bumi Aksara.

Soetomo. (1993). Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha


Nasional.

52
Lampiran : 1

53
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
UPT SD DAN PAUD KEC.LABUHAN BADAS
SEKOLAH DASAR NEGERI KARANG PADAK
Karang Padak Kecamatan Labuhan Badas - Sumbawa - NTB

SURAT IJIN PENELITIAN


Nomor : 422 / / SD.37 /2012

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN Karang Padak, bahwa
sehubungan dengan rencana melakukan penelitian tindakan kelas ( PTK ) dalam
upaya peningkatan prestasi belajar siswa di SDN Karang Padak, maka kepada :
Nama : JUNAIDA IRIANI, S.Pd
Nip. : 19621001 198605 2 001
Pangkat /Golongan : Pembina – IV/a
Mengajar Kelas : VI (Enam)
Alamat : Karang Padak Kecamatan Labuhan Badas
Diberikan Ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul
:“ Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Pemberian
Tugas Terprogram Kelas VI SDN Karang Padak Tahun Pelajaran 2012-
2013 “ Mulai bulan Agustus 2012 sampai selesai.
Demikian surat ijin penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Karang Padak , 06 Agustus 2012.


Kepala Sekolah

JUNAIDA IRIANI, S.Pd


NIP.1962001 198605 2 001

Lampiran : 2

54
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
UPT SD DAN PAUD KEC.LABUHAN BADAS
SEKOLAH DASAR NEGERI KARANG PADAK
Karang Padak Kecamatan Labuhan Badas - Sumbawa - NTB

SURAT KETERANGAN
Nomor : 422 / /SD.37/2012

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN Karang Padak Kecamatan
Labuhan Badas , menerangkan bahwa :
Nama : JUNAIDA IRIANI, S.Pd
Nip. : 19621001 198605 2 001
Pangkat /Golongan : Pembina – IV/a
Mengajar Kelas : VI (Enam)
Alamat : Karang Padak Kecamatan Labuhan Badas
Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan
judul :et“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode
Pemberian Tugas Terprogram Kelas VI SDN Karang Padak Tahun
Pelajaran 2012-2013 “ Sejak 08 Agustus – 17 September 2012.
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Karang Padak , 17 September 2012.


Kepala Sekolah

JUNAIDA IRIANI, S.Pd


NIP.1962001 198605 2 001

Lampiran : 3

55
DAFTAR HADIR SISWA
DALAM KEGIATAN PENELITIAN
KEHADIRAN
I II III IV V VI
No NAMA L/P Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl.
08-08 15-08 27-08 03-09 10-09 17-09
2012 2012 2012 2012 2012 2012
1 Ade Bagus Katulanis L

2 Delti Nurbidayati P

3 Dini Astriana P
Eggie Yayang
4 L
Dewangga Rilangi
5 Eka Septiyawati P

6 Fitra Wahyudi L

7 Harmawan Syahputra L

8 Indry Widyaningsih P

9 Karnia Septiawati P
Pandi Prama Ananta
10 L
Alamiska
11 Raudhatul Jannah P
Rizal Ardik
12 L
Mahendra
13 Sartika Yanti P
Titin
14 P
Afriliaadekantari
Yulia Rizki
15 P
Adekantari
Karang Padak , 08 Agustus 2012
Peneliti

JUNAIDA IRIANI, S.Pd


NIP. 19621001 198605 2 001
Lampiran 4

56
Lembar Observasi Kegiatan Guru

Kelas : VI (Enam )
Tanggal : 08 Agustus 2012
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan : 1 = tidak baik 3 = baik
2 = kurang baik 4 = sangat baik
Hasil Pengamatan
1 2 3 4
No Kegiatan Guru
1 Menyusun Perencanaan Pembelajaran
a. Kesesuaian materi pelajaran dengan
kurikulum
b. Guru menyusun langkah-langkah
metode pemberian tugas terprogram
c. Guru menyiapkan tugas-tugas
d. Guru menyiapkan teknik pengamatan

e. Guru menyusun alat evaluasi

Jumlah

Prosentase

2 Melaksanakan Pembelajaran
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan apersepsi

c. Guru menjelaskan metode yang


digunakan
d. Guru menjelaskan tugas setiap individu
maupun kelompok
e. Guru membimbing tugas siswa
f. Guru mengadakan evaluasi
Jumlah

57
Prosentase

Karang Padak , 08 Agustus 2012


Peneliti,

JUNAIDA IRIANI, S.Pd


NIP. 19621001 198605 2 001

Lampiran 5

Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa

Tanggal Pengamatan : 08 Agustus 2012


Kelas : VI ( Enam )
Petunjuk : 1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = baik

58
4 = sangat baik

Skala Penilaian
No Indikator
1 2 3 4
1 Kehadiran siswa
2 Perhatian terhadap materi pelajaran
3 Semangat mengikuti pembelajaran
4 Persiapan yang dilakukan sebelum
belajar mengajar
5 Pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan
6 Tanggapan atau jawaban atas pertanyaan
guru
7 Penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
Jumlah
Prosentase

Karang Padak , 08 Agustus 2012


Peneliti

JUNAIDA IRIANI, S.Pd


NIP. 19621001 198605 2 001

Lampiran 6

Kuesioner Respon Siswa Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar

Nama :
Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan
keadaan anda.

59
Keterangan : 1 = tidak senang
2 = kurang senang
3 = senang
4 = sangat senang

SKALA
NO PERNYATAAN PENILAIAN
1 2 3 4
1 Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan
2 Saya merasa senang dengan metode pembelajaran yang
digunakan
3 Suasana pada saat mengikuti pelajaran
4 Minat saya mengikuti kegiatan belajar
5 Saya senang terhadap tugas yang diberikan
6 Saya senang dengan cara guru mengajar
7 Kesan terhadap model pembelajaran
Jumlah
Prosentase
Karang Padak , 08 Agustus 2012
Peneliti

JUNAIDA IRIANI, S.Pd


NIP. 19621001 198605 2 001

Lampiran 7

FOTO - FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN

60

Anda mungkin juga menyukai