Disadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan
baik dari segi penyusunan kalimat maupun bahasanya. untuk itu diharapkan apabila ada
kesalahan atau ketida ksesuaian bahasa dalam penulisan ini diharapkan koreksi yang
konstruktif dari penyempurnaan makalah ini.
Terakhir diharapkan semoga tugas ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pihak-
pihak lain.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
LATAR BELAKANG III
LANDASAN TEORI IV
BAHAN BAKU PEMBUATAN ASAM ASETAT 1
A. REAKSI YANG TERJADI 3
B. MANFAAT DAN KEGUNAAN ASAM ASETAT 4
PERMASALAHAN 6
PEMBAHASAN 6
TUJUAN V
KESIMPULAN VI
DAFTAR PUSTAKA
II
LATAR BELAKANG
Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Dahulu kala cuka dihasilkan oleh
berbagai bakteri penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari
pembuatan bir atau anggur.
Penggunaan asam asetat sebagai pereaksi kimia juga sudah dimulai sejak lama. Pada
abad ke-3 Sebelum Masehi, Filsuf Yunani kuno Theophrastos menjelaskan bahwa cuka
bereaksi dengan logam-logam membentuk berbagai zat warna, misalnya timbal putih (timbal
karbonat), dan verdigris , yaitu suatu zat hijau campuran dari garam-garam tembaga dan
mengandung tembaga (II) asetat. Bangsa Romawi menghasilkan sapa , sebuah sirup yang
amat manis, dengan mendidihkan anggur yang sudah asam. Sapa mengandung timbal asetat,
suatu zat manis yang disebut juga gula timbal dan gula Saturnus. Akhirnya hal ini berlanjut
kepada peracunan dengan timbal yang dilakukan oleh para pejabat Romawi.
Pada abad ke-8, ilmuwan Persia Jabir Ibnu Hayyan menghasilkan asam asetat pekat
dari cuka melalui distilasi. Pada masa renaisans, asam asetat glasial dihasilkan dari distilasi
kering logam asetat. Pada abad ke-16 ahli alkimia Jerman Andreas Libavius menjelaskan
prosedur tersebut, dan membandingkan asam asetat glasial yang dihasilkan terhadap cuka.
Ternyata asam asetat glasial memiliki banyak perbedaan sifat dengan larutan asam asetat
dalam air, sehingga banyak ahli kimia yang mempercayai bahwa keduanya sebenarnya adalah
dua zat yang berbeda. Ahli kimia Prancis Pierre Adet akhirnya membuktikan bahwa kedua
zat ini sebenarnya sama.
Pada 1847 kimiawan Jerman Hermann Kolbe mensintesis asam asetat dari zat
anorganik untuk pertama kalinya. Reaksi kimia yang dilakukan adalah klorinasi karbon
disulfida menjadi karbon tetraklorida, diikuti dengan pirolisis menjadi tetrakloroetilena dan
klorinasi dalam air menjadi asam trikloroasetat, dan akhirnya reduksi melalui elektrolisis
menjadi asam asetat.
Sejak 1910 kebanyakan asam asetat dihasilkan dari cairan piroligneous yang
diperoleh dari distilasi kayu. Cairan ini direaksikan dengan kalsium hidroksida menghasilkan
kalsium asetat yang kemudian diasamkan dengan asam sulfat menghasilkan asam asetat.
Sekarang ini, asam asetat diproduksi baik secara sintetis maupun secara fermentasi
bakteri. Produksi asam asetat melalui fermentasi hanya mencapai sekitar 10% dari produksi
dunia utamanya produksi cuka makanan. Aturan menetapkan bahwa cuka yang digunakan
dalam makanan harus berasal dari proses biologiskarena lebih aman bagi kesehatan.
Pembuatan asam asetat sintesis dalam skala industri lebih sering menggunakan metode
karbonilasi methanol. Ada dua macam proses pembuatan asam asetat dalam pabrik yakni
III
proses monsanto dan proses cativa. Proses monsanto menggunakan katalis kompleks
Rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−), sedangkan proses cativa menggunakan katalis iridium
([Ir(CO)2I2]−)yang didukung oleh ruthenium.
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus
empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau
CH3CO2H. Asam asetat murni (asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.7°C,titik didih 117,90C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana. Larutan asam
asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi
ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa
asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan,
asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga
sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat
mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya
diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan
merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata Latin
acetum, yang berarti cuka. Nama sistematisnya asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan
nama trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian
karena asam asetat bebas-air membentuk kristal mirip es pada 16.7 °C.
Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi asam
asetat adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3−C(=O)−. Pada konteks
asam-basa, asam asetat juga sering disingkat HAc, meskipun banyak yang menganggap
singkatan ini tidak benar. Ac juga tidak boleh disalahartikan dengan lambang unsur Aktinium
(Ac).
IV
TUJUAN
Makalah ini di buat bertujuan untuk agar kami dapat mengetahui secara lebih dalam
prosedur pembuatan asam asetat.Prosedur asam asetat yang kami bahas dalam makalah ini
adalah pembuatan asam asetat secara fermentasi dan secara sintesis.
V
KESIMPULAN
VI