Anda di halaman 1dari 115

MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT

(MPO)

DR.Dr.Sutoto,M.Kes

KARS
CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes

• Ketua Eksekutif KARS (Komisi Akreditasi Rumah


Sakit Seluruh Indonesia),
• Board Member of ASQua (Asia Society for Quality in
Health Care),
• Regional Advisory Council dari JCI (Joint
Commission Internasioanl) sejak 2013,
• Dewan Pembina MKEK IDI Pusat.
• Dewan Pembina AIPNI
• Pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Rumah
sakit seluruh Indonesia Periode tahun 2009-2012 dan
2012-2015, Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta,
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Pusat Kanker
Nasional, serta Plt Dirjen Pelayanan Medis
Kementerian
KARS Kesehatan R.I thn 2010
UNDANG UNDANG RUMAH SAKIT

Sutoto.KARS 3
Sutoto.KARS 4
PP 51/2009. TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN

Sutoto.KARS 5
PP 51/2009. TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN

PERTANYAANNNYA:
• BAGAIMANA ANDA MENJAMIN KEAMANAN,
MUTU, MANFAAT DAN KHASIAT SEDIAAN FARMASI
DALAM PELAYANAN OBAT DI RS ANDA ?.

Sutoto.KARS 6
RUANG LINGKUP
PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

1. Kegiatan yang bersifat manajerial


berupa pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
2. Kegiatan pelayanan farmasi klinik.

Peraturan Menteri Keehatan R.I. nomer 58 Tahun 2014 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.Hal 9

Sutoto.KARS 7
THE NEW CHAIN DRUG SERVICES TO AVOID MEDICATION ERROR

IDENTIFIKASI

• Telaah Resep
RESEP: Pastikan minimal 5R (5 Right):
• Obat disiapkan
• Tulisan jelas dan 1. Person
asisten
terbaca 2. Drug
• Telaah obat
• Pastikan 3 kondisi: 3. Dose
1. Alergi obat Label obat Ranap: 4. Route
2. Kontra indikasi 5 info: Identitas, nama 5. Time
3. Interaksi obat obat, dosis, rute , waktu High alert drug : double check
PERUBAHAN PERAN PARA PROFESI DALAM MPO

PERAN DOKTER DALAM MPO


• Kompetensi:
– Kemampuan menulis resep: pemilihan obat, indikasi,
manfaat, dosis, efek samping, alergi, interaksi,
• Perbaikan budaya:
– Penulisan resep
• Singkatan yg dilarang
• Illegible hand writing
• Kepatuhan terhadap standar dan prosedur
• Memperhatikan: alergi,kontra indikasi dan interaksi

Sutoto.KARS 9
DAFTAR SINGKATAN YANG DILARANG

Sutoto.KARS 10
Sutoto.KARS 11
Sutoto.KARS 12
PERAN APOTEKER DALAM MPO
– Medication history
– Visite  Drug Related Problem
rekonsiliasi obat, PTO, MESO, PIO
– Telaah resep
– Telaah obat
– Supervisi
– Pencampuran obat (IV admixture,
cytotoxic}
– Discharge Sutoto.KARS 13
PERAN PERAWAT DALAM MPO
– Memastikan minimal 5 right sebelum
memberikan obat
– Hati hati dalam pemberian dan
penyimpanan obat High alert  double
check
– Identifikasi pasien sebelum memberi
obat
– Memahami dan selalu mempraktikkan
SPO perintah lisan/via telepon
– Melaksanakan tata laksana obat sesuai
standar dan kompetensi
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Sistem satu pintu
• kebijakan kefarmasian termasuk pembuatan
formularium, pengadaan, dan pendistribusian Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan
pasien melalui Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
• Dengan demikian semua Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang beredar
di Rumah Sakit merupakan tanggung jawab Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, sehingga tidak ada pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai di Rumah Sakit yang dilaksanakan selain
oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Keehatan R.I. nomer 58 Tahun 2014 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.Hal 10
Sutoto.KARS 15
MANFAAT PELAYANAN FARMASI SATU PINTU
1. a. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penggunaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
2. b. standarisasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai;
3. c. penjaminan mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai;
4. d. pengendalian harga Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai;
5. e. pemantauan terapi Obat;
6. f. penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(keselamatan pasien);
7. g. kemudahan akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang akurat;
8. h. peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah
Sakit; dan
9. i. peningkatan pendapatan Rumah Sakit dan peningkatan
kesejahteraan pegawai.
Sutoto.KARS 16
KEBUTUHAN APOTEKER
• RS KELAS A: 15 ORANG
• RS KELAS B : 13 ORANG
• RS KELAS C : 8 ORANG
• RS KELAS D : 3 ORANG

Pmk 56/Tahun
KARS 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perijnan RS
Sutoto.KARS 22
Karthikeyan.M,Lalitha.D.,
.A prospective observational study of medication errors in general medicine department in a tertiary care hospital.
Drug Metabolism and Drug Interactions. Volume 28, Issue 1, Pages 13–21, January 2013
Sutoto.KARS 24
 ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Standar MPO.1
Penggunaan obat di RS sesuai dengan UU, dan peraturan yg berlaku dan
diorganisir secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Elemen Penilaian MPO.1


1. Ada perencanaan atau kebijakan atau dokumen lain yg mengidentifkasi
bagaimana penggunaan obat diorganisir dan dikelola di RS
2. Semua penataan yan dan petugas yg mengelola proses obat dilibatkan dalam
struktur organisasi
3. Kebijakan mengarahkan semua tahapan manajemen obat dan penggunaan obat
dalam RS
4. Sekurang-kurangnya ada satu review manajemen obat yg didokumentasikan
dalam selama 12 bulan terakhir
5. Pelayanan farmasi & penggunaan obat sesuai dgn UU & peraturan yg berlaku
6. Sumber informasi obat yg tepat tersedia bagi semua yg terlibat dalam
penggunaan obat.

Sutoto.KARS 25
ORGANISASI DAN MANAJEMEN : Standar MPO.1

Penggunaan obat di RS sesuai dengan UU, dan peraturan yg berlaku dan


diorganisir secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien

Regulasi RS :
1. Kebijakan pelayanan farmasi lengkap
2. Pedoman pengorganisasian farmasi, struktur
organisasi, uraian tugas masing-masing staf
3. Pedoman pelayanan farmasi

Dokumen Implementasi:
• Formularium RS & Sumber info obat di unit
pelayanan
• Bukti review system manajemen obat
Sutoto.KARS 26
Setiap departemen/unit kerja/ instalasi agar
menyusun dokumen sbb :
1. Kebijakan Pelayanan
2. Pedoman pengorganisasian
3. Pedoman pelayanan
4. Panduan pelayanan/SPO
5. Program kerja mutu/program PMKP
I. Pendahuluan
II. Gambaran umum RS
III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai & Tujuan RS
IV. Struktur organisasi RS
V. Struktur organisasi unit kerja
VI. Uraian jabatan
VII. Tata hubungan kerja
VIII.Pola ketenagaan dan kualifikasi personil
IX. Kegiatan orientasi
X. Pertemuan/rapat
XI. Pelaporan
Permenkes 1197/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

Sutoto.KARS 29
I. Pendahuluan III. Standar fasilitas

1. Latar belakang 1. Denah ruangan

2. Tujuan Pedoman 2. Standar fasilitas

3. Ruang Lingkup IV. Tata laksana pelayanan


Pelayanan V. Logistik
4. Batasan Operasional VI. Keselamatan Pasien
5. Landasan hukum VII. Keselamatan Kerja
II. Standar Ketenagaan VIII. Pengendalian Mutu
1. Kualifikasi SDM IX. Penutup
2. Distribusi Ketenagaan

3. Pengaturan jaga
I. DEFINISI

II. RUANG LINGKUP

III. TATA LAKSANA

IV DOKUMENTASI
UNTUK PERHATIAN
• Pengadaan obat dan alkes harus dari sumber resmi:
– Obat yang dibeli telah memiliki ijin dari Badan POM
– Alkes yang disediakan harus punya ijin edar dari Dirjen Yanfar(PMK
1190/2010 .TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN
DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA, PASAL 5
• Cara mengecek ijin obat dengan melihat kode yang ada di kemasan obat
tersebut:
1. Huruf pertama adalah D (obat dengan nama dagang), G (obat generik)
2. Digit kedua adalah B (obat bebas), T (obat bebas tidak terbatas), K
(obat keras), P (psikotropika), dan N (narkotika).
3. Digit ketiga adalah huruf L (obat lokal) dan I (obat impor)
"3 digit tersebut diikuti oleh 12 digit angka dan huruf.
• Contoh DTL09044234A1 :Ini merupakan obat bebas terbatas buatan lokal
dengan nama dagang,"

Pmk ijin
edar
PMK 1190/2010 .TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN
DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

• Pasal 5
• (1) Alat kesehatan dan/atau PKRT yang akan diimpor,
digunakan dan/atau diedarkan di wilayah Republik Indonesia
harus terlebih dahulu memiliki izin edar.
• (2) Izin edar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk.

KARS
KARS
PELAYANAN FARMASI KLINIK
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
KMK 58/2014
pasal 3

KARS
REVIEW TAHUNAN OBAT
• Review tahunan mengumpulkan semua informasi dan
pengalaman berhubungan dengan manajemen pengobatan

Data untuk review :


• Masalah yang terkait dengan
– Seleksi dan pengadaan obat
– Penyimpanan
– Pemesanan/peresepan dan pencatatan (transcribe)
– Persiapan (preparing) dan penyaluran (dispensing)
– Pemberian dan pemantauan
• Monitoring sebagai hasil perubahan di dalam formularium
(formulary), seperti penambahan dan pengurangan obat
• Monitoring kesalahan obat dan KNC (near misses)
• Pertimbangan untuk praktek berbasis bukti (EBM) yang baru

Sutoto.KARS 36
Standar MPO.1.1
Seorang ahli farmasi berizin, teknisi atau profesional lain yg
terlatih mensupervisi yan farmasi

Regulasi RS :
• Pedoman pengorganisasian farmasi (uraian
jabatan supervisor)
• SK pengangkatan Ka instalasi Farmasi (STRA
dan SIPA lengkap)

Dokumen Implementasi
• Catatan supervisi Sutoto.KARS 37
SUPERVISI OLEH APOTEKER
Penyimpanan
• Obat narkotika psikotropika
• Gas medis
• B3
• Obat emergensi

KARS
Standar MPO.2

Obat dengan cara seleksi yg benar, digunakan untuk peresepan atau


pemesanan, sudah ada di stok atau sudah tersedia.

Regulasi :
• Formularium RS
• Prosedur penanganan bila terjadi
ketidaktersediaan stok obat di RS

Dokumen implementasi :
• Formularium dan daftar stok obat RS
• Bukti rapat TFT dalam menyusun dan
mengembangkan Formularium
• MoU dengan pemasok obat

Sutoto.KARS 39
Standar MPO.2.1.
Ada metode untuk mengawasi daftar obat yang tersedia dan
penggunaan obat di rumah sakit

Regulasi :
• Kebijakan pengawasan penggunaan obat dan pengamanan
obat
• SK Tim Farmasi dan Terapi (TFT)

Dokumen implementasi :
• Kriteria menambah dan mengurangi obat dalam
formularium
• Form usulan obat baru
• Form monitoring penggunaan obat baru dan KTD
• Proses revisi formularium (minimal setahun sekali) dan
Notulen rapat

Sutoto.KARS 40
CONTOH KRITERIA PEMILIHAN OBAT UNTUK MASUK FORMULARIUM:

1. Mengutamakan penggunaan obat generik.


2. Perbandingan obat generik : original: me too= x:y:z
3. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan penderita.
4. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.
5. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
6. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
7. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
8. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan
biaya langsung dan tidak langsung.
9. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence
based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan, dengan harga
yang terjangkau

Sutoto.KARS 41
Contoh Kriteria Penghapusan Obat :

• Obat-obat yang jarang digunakan (slow


moving) akan dievaluasi.
• Obat-obat yang tidak digunakan (death stock)
setelah waktu 3 (tiga) bulan maka akan
diingatkan kepada dokter-dokter terkait yang
menggunakan obat tersebut. Apabila pada 3
(tiga) bulan berikutnya tetap tidak/kurang
digunakan, maka obat tersebut dikeluarkan
dari buku formularium.
• Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh
Pemerintah/BPOM atau dari pabrikan.

Sutoto.KARS 42
Standar MPO.2.2
RS Dapat Segera Memperoleh Obat Yg Tidak Ada Dlm Stok Atau
Yg Normal Tersedia Atau Sewkt-wkt Bilamana Farmasi Tutup

REGULASI
• SPO bila persediaan obat/stok kosong
• SPO bila farmasi tutup/persediaan obat
terkunci

Dokumen implementasi :
• Buku catatan dan Formulir permintaan
obat/alkes bila stok kosong/tidak tersedia di
RS
Sutoto.KARS 43
PROSEDUR PENANGANAN BILA TERJADI
KETIDAKTERSEDIAAN STOK OBAT DI RS

1. Konfirmasi ke dokter tentang ketersediaan


obat substitusi

2. Kontak suplier/apotek kerjasama untuk men


suplai

KARS
PENYIMPANAN
Standar MPO.3
Obat disimpan dengan baik dan aman.
Regulasi :
• Pedoman penyimpanan obat lengkap untuk masing masing area
penyimpanan
• Kebijakan pelabelan obat obat dan bahan kimia yang digunakan
menyiapkan obat
• Kebijakan pelaporan obat dari unit

Dokumen implementasi :
• Laporan narkotik & psikotropik
• Bukti pelabelan obat dan bahan kimia yang digunakan menyiapkan
obat
• Dokumen/catatan inspeksi berkala
• Formulir rekonsiliasi obat yang dibawa dari rumah

Sutoto.KARS 46
Contoh Kebijakan Umum Penyimpanan Perbekalan
Farmasi
Kebijakan Penyimpanan Obat RS XYZ:
• Disesuaikan dengan bentuk Sediaan dan jenisnya, suhu penyimpanan dan
stabilitasnya,sifat bahan, danketahanan terhadap Cahaya (lihat petunjuk
penyimpanan masing-masing obat
• Obat disusun alphabetis
• Sistem FIFO (First in first out} atau FEFO( first expired first out)
• Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat
diberi label: isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan
• Elektrolit pekat konsentrat dilarang disimpan di unit pelayanan
• Unit tertentu yang dapat menyimpan elektrolit konsentrat harus dilengkapi
dengan SPO Khusus untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati
• Obat high alert diberi stiker HIGH ALERT, obat NORUM/LASA diberi stiker
NORUM/LASA
• Obat yang dibawa pasien dari rumah harus dicatat dalam formulir rekonsiliasi
obat dan disimpan di ……………

Sutoto.KARS 47
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN
2015 TENTANG PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN
PELAPORAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR FARMASI
Pasal 25

• (1) Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi


dapat berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus.
• (2) Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk
menyimpan barang selain Narkotika.
• (3) Tempat penyimpanan Psikotropika dilarang digunakan untuk
menyimpan barang selain Psikotropika.
• (4) Tempat penyimpanan Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku
dilarang digunakan untuk menyimpan barang selain Prekursor Farmasi
dalam bentuk bahan baku.

KARS
(2) Ruang khusus Penyimapanan
Narkotika
• (1) harus memenuhi syarat sebagai berikut:
• a. dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang kuat;
• b. jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi;
• c. mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
• d. kunci ruang khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan; dan
• e. tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk.

PMK NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEREDARAN, PENYIMPANAN,


PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN
PREKURSOR FARMASI

KARS
(3) Lemari khusus
• (3) Lemari khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat
(1) harus memenuhi syarat sebagai berikut:
• a. terbuat dari bahan yang kuat;
• b. tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah
kunci yang berbeda;
• c. harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang,
untuk Instalasi Farmasi Pemerintah;
• d. diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh
umum, untuk Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan Lembaga Ilmu
Pengetahuan ; dan
• e. kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang
dikuasakan. Pasal 27... KARS
Pasal 33
• (1) Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan harus memiliki
tempat penyimpanan Narkotika atau
Psikotropika berupa lemari khusus.
• (2) Lemari khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berada dalam penguasaan
Apoteker penanggung jawab.

KARS
Pasal 41
• Dalam hal Pemusnahan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dilakukan
oleh pihak ketiga, wajib disaksikan oleh
pemilik Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi dan saksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 huruf b.

KARS
Bagian Kedua Pelaporan
Pasal 45
• (6) Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi
Klinik, Lembaga Ilmu Pengetahuan, dan dokter praktik
perorangan wajib membuat, menyimpan, dan
menyampaikan laporan pemasukan dan
penyerahan/penggunaan Narkotika dan Psikotropika, setiap
bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan tembusan Kepala Balai setempat. (7) Pelaporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) paling sedikit terdiri
atas: a. nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika,
Psikotropika, dan/atau Prekursor Farmasi; b. jumlah
persediaan awal dan akhir bulan; c. jumlah yang diterima;
dan d. jumlah yang diserahkan.

KARS
CONTOH LEMARI OBAT
NARKOTIKA
(Narcotic cabinet)

TUJUAN : MENCEGAH
HILANGNYA OBAT
NARKOTIKA
• Lemari dua kunci
• Harus ada
penanggung jawab
setiap shift
• Harus ada bukti serah
terima per shift
Sutoto.KARS dengan stock 59
• DRUG
REFRIGERATOR:
• HANYA UNTUK
MENYIMPAN
OBAT
• SUHU HARUS
DIMONITOR
SETIAP HARI

Sutoto.KARS 60
1. DILARANG
MENYIMPAN
DUA JENIS OBAT
ATAU LEBIH
DALAM SATU
BOX
2. DILARANG
MENYIMPAN
OBAT LASA
DALAM SATU
BOX

KARS
• OBAT HIGH
ALERT
DISIMPAN
DALAM
SATU RAK
• DIBERI
LABEL HIGH
ALERT

KARS
CONTOH
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)
TALLMAN LETTERING

• hidraALAzine  hidrOXYzine
• ceREBYx  ceLEBRex
• vinBLASTine  vinCRIStine
• chlorproPAMIDE  chlorproMAZINE
 glYBURIde
• glipiZIde
 dOXOrubicine
• DAUNOrubicine

Sutoto.KARS 63
Look Alike Sound Alike
• Dilarang disimpan
berjejeran
• Diberi label LASA
LASA
LASA

Sutoto.KARS 64
UPAYA PENCEGAHAN KESALAHAN PENANGAN
OBAT LASA

• TallMan Lettering:
– Smart Pumps, Automated Dispensing Cabinets,
Medication Administration Record, Central
pharmacy, Storeroom, IV room and satellites
• Labelling similar products
– Example: Ephedrine and Promethazine
LASA

LASA

Sutoto.KARS 66
ISO NORM 26825
CONTOH LASA (look alike sound alike)
(Nama Obat ,Rupa dan Ucapan Mirip)

Sediaan injeksi dengan kekuatan berbeda yang memiliki kemasan luar


berbeda tetapi kemasan dalam (ampul) hampir sama
LASA

Sutoto.KARS 68
HIGH
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs) ALERT
1
2
3
4
5

6
7
8
Sutoto.KARS 69
HIGH
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs) ALERT

9
10
11
12
13
14
15
16

• ISMP: Institute for Safe Medication Practices


Sutoto.KARS 70
HIGH
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs) ALERT

17

18

19

20

21

22

23

24

Sutoto.KARS 71
DAFTAR OBAT HIGH ALERT HIGH
OBAT SPESIFIK ALERT

1 Amiodarone IV
2 Colcichine Injection
3 Heparin, Low moluculer weigt injection
4 Heparin Unfractionated IV
5 Insulin SC dan IV
6 Lidocaine IV
7 Magnesium SUlfat Injecion
8 Methotrxate oral non oncologic use
9 Netiride
10 Nitroprusside sodium for injection
11 Potasium Cloride for injection concentrate
12 Potasium Phospate injection
13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14 Warfarin Sutoto.KARS 72
DAFTAR ELEKTROLIT KONSENTRAT

KARS
DAFTAR ELEKTROLIT KONSENTRAT

KARS
CONTOH: KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
• DEFINISI:
– Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang
bermakna bila digunakan secara salah
• KETENTUAN :
1. Setiap unit yan obat harus punya daftar obat high
alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta
panduan penata laksanaan obat high alert
2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata
laksanaan obat high alert
3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses
terbatas, diberi label yang jelas
4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam
keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja
perhuruf
HIGH
ALERT
Sutoto.KARS 75
CONTOH:KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI
INSTALASI FARMASI
1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan
diserahkan kepada perawat
3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain/ dalam rak tersendiri
4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya dan diberi
stiker high alert
5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double,
setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan
dicatat
6. Sebelum perawat memberikan obat high alert lakukan double check
kepada perawat lain untuk memastikan 5 benar (pasien, obat, dosis ,
rute, waktu)
7. Obat hig alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa
infus, tempel stiker label nama obat pada botol infus. Dan di isi
HIGH
dengan catatan sesuai ketentuan
Sutoto.KARS
ALERT
76
Look alike High Alert Drugs

HIGH ALERT
TATA LAKSANA B3:

1. inventarisasi bahan & limbah berbahaya  bahan kimia, bahan


kemoterapi, bahan dan limbah radioaktif, gas dan uap berbahaya serta
limbah medis dan infeksius lain sesuai ketentuan.
2. penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya;
3. pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan insiden
lainnya;
4. pembuangan limbah berbahaya yang benar;
5. peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaan,
ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure);
6. pendokumentasian, meliputi setiap izin dan perizinan/lisensi atau
ketentuan persyaratan lainnya;  MSDS (material safety data sheet)
7. pemasangan label yg benar pd bahan &limbah berbahaya.
TABUNG OKSIGEN

• Diruang rawat harus


tabung harus bersih
atau diberi sarung
bersih, sarung diberi
tulisan isi gasnya
• Diberi pengaman
berupa troli yang
dirantai, untuk
menghindari tabung
jatuh.
• Tabung harus diberi
tulisan isi dari gas yang
ada didalamnya

KARS
PM 1439 TAHUN 2002 TENTANG GAS MEDIS

KARS
Contoh :
Medication History

Riwayat alergi Label identitas pasien


Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi Seberapa berat alerginya? Reaksi alreginya
R=ringan
S=Sedang
B=Berat

Semua jenis obat ; obat resep, bebas, herbal atau tcm yg dibawa dari rumah

Tanggal Nama obat Dosis/frekuensi berapa lama Alasan makan Berlanjut saat
obat rawat inap ?

Ya tidak

1.
2.
3.
4.
NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU
Sutoto.KARS 85
Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54
Standar MPO.3.1
Kebijakan RS mendukung penyimpanan yg tepat dari obat-
obatan/medications dan produk nutrisi yg tersedia

Regulasi :
• Pedoman pelayanan tentang penyimpanan
produk nutrisi, radioaktif dan obat sample
• SPO penyimpanan produk nutrisi,
• SPO penyimpanan radioaktif
• SPO penyimpanan obat sampel
Implementasi:
• Penyimpanan sesuai kebijakan dan SPO
Sutoto.KARS 86
Standar MPO.3.2
Obat-obatan Emergensi Tersedia, Dimonitor Dan Aman
Bilamana Disimpan Di Luar Farmasi.

Regulasi
• Kebijakan penyimpanan obat emergensi,
standar obat emergensi di masing-masing unit.
• SPO penyimpanan obat emergensi di masing-
masing unit
• SPO penggantian obat emergensi yang rusak
atau kadaluarsa
Dokumen Implementasi:
• Catatan supervisi/penggantian obat
emergensi

Sutoto.KARS 87
OBAT EMERGENSI
• Tersedia di semua unit pelayanan sesuai
kebutuhan dalam standar
• Prosedur, menjaga dan melindungi dari
kehilangan dan pencurian
• Di monitor/supervisi, jangan sampai kosong,
tak sesuai standar, misal ada obat yg
kadaluwarsa atau setelah dipakai tak segera
diganti

KARS
Contoh: Kebijakan Penyimpanan Obat Emergensi
• Tempat menyimpan : TROLI/KIT/LEMARI/KOTAK
OBAT EMERGENSI
• Akses terdekat dan selalu siap pakai .
• Terjaga isinya/aman kunci plastik dg no register
• Isi sesuai standar di masing-masing unit
• Tidak boleh dicampur obat lain
• Dipakai hanya untuk emergensi saja dan sesudah
Pakai harus melaporkan untuk segera diganti
• Di cek secara berkala apakah ada yg
rusak/kadaluwarsa

Sutoto.KARS 89
TROLI EMERGENSI

Kunci Plastik
Disposable dengan nomor
register

Sutoto.KARS 90
Standar MPO.3.3
RS mempunyai sistem penarikan (recall)
obat
Regulasi :
• Kebijakan penarikan obat
• Kebijakan pengelolaan obat kadaluarsa
• Pedoman / prosedur pelayanan tentang
penarikan obat, pengelolaan obat
kadaluarsa dan pemusnahan obat
Dokumen Implementasi
• Berita acara pemusnahan obat
Sutoto.KARS 91
 Elemen Penilaian PPI.

7.1.1.

Ada kebijakan dan Kebijakan & prosedur untuk Kebijakan alat

prosedur yang konsisten alkes dan obat yang kadaluwarsa

dengan peraturan dan kadaluwarsa  koordinasi

perundangan di tingkat dengan farmasi RS

nasional dan ada standar Kadaluwarsa juga termasuk

profesi yang alat-alat sterilisasi yang

mengidentifikasi proses sudah di packing

pengelolaan peralatan

yang kadaluwarsa
transcribing)
Standar MPO.4
Peresepan, pemesanan, dan pencatatan diarahkan
oleh kebijakan & prosedur

Regulasi :
• Kebijakan tentang :
– Peresepan
– Pemesanan obat
– Pencatatan obat
• SPO bila resep tak terbaca/tak jelas
• SPO telaah rekonsiliasi obat

Dokumen implementasi :
• Rapat Tim Farmasi dalam menyusun/mengmbangkan Kebijakan dan SPO
• Pelatihan staf dalam penulisan resep, pemesanan obat, pencatatan obat
• Formulir rekonsiliasi obat

Sutoto.KARS 93
CONTOH: ISI KEBIJAKAN PERESEPAN
• Hanya Yang Berhak Menulis Dan Memesan Resep Saja Yangdilayani
• (Tersedia Daftar Staf Medis Yang Berhak Menulis Resep/ Daftar Petugas Yang
Berhak Memesan Resep Di Instalasi Farmasi)
• Resep Harus Lengkap ( Tersedia Contoh Dan Keterangan Resep Yang Lengkap )
• Sebelum Menulis Rerep Harus Melakukan Penyelarasan Obat (Medication
Reconciliation) . Penyelarasan Obat Adalah Membandingkan Antara Daftar Obat
Yang Sedang Digunakan Pasien Dan Obat Yang Akan Diresepkan Agar Tidak Terjadi
Duplikasi Atau Terhentinya Terapi Suatu Obat
• Penulis Resep Harus Memperhatikan Tiga Kemungkinan :
1. Kontraindikasi
2. Interaksi Obat
3. Reaksi Alergi.
• Tulisan Harus Jelas Dan Dapat Dibaca
• Menggunakan Istilah Dan Singkatan Yang Ditetapkan RS Dan tidak Boleh
Menggunakan Singkatan Yang Dilarang (Tersedia Daftar Singkatan Yang Digunakan
Di Rs Dan Daftar Singkatan Yang Dilarang)

Sutoto.KARS 94
Contoh :
Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah
(Patient medication Hstory)

Daftar riwayat alergi Label identitas pasien


Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi Seberapa berat alerginya? Reaksi alreginya
R=ringan
S=Sedang
B=Berat

Daftar semua jenis obat yg digunakan pasien atau dibawa dari rumah; (obat resep,
bebas, herbal atau tcm)
Tanggal Nama obat Dosis/frekuensi berapa lama Alasan makan Berlanjut saat
obat rawat inap ?

Ya tidak

1.
2.
3.
4.
NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU
Sutoto.KARS 95
Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Contoh Petunjuk penulisan Resep

RUANG/INSTALASI::
TANGGAL:
ALERGI : TIDAK/ YA : …………………

IDENTITAS PASIEN: (STIKER)

BERAT BADAN :
NAMA DOKTER
Sutoto.KARS 97
Standar MPO.4.1
RS menjabarkan secara lengkap elemen dari suatu pemesanan atau
penulisan resep serta jenis pemesanan yg dapat digunakan

Regulasi :
• Kebijakan penulisan resep memuat
9(sembilan ) elemen

Dokumen implementasi :
• Resep sesuai kebijakan

Sutoto.KARS 98
Kebijakan Elemen Pemesanan/Penulisan Resep Yang Lengkap
1. a) Data identifikasi pasien yg akurat
2. b) Elemen-elemen dari pemesanan / penulisan resep
3. c) Bilamana nama generik atau nama dagang adalah akseptabel atau
diperlukan
4. d) Bilamana indikasi untuk penggunaan diperlukan pada suatu PRN
(pro re nata, atau “bila perlu”) atau pesanan obat yang lain.
5. e) Prosedur khusus untuk pemesanan obat LASA//’NORUM’
6. f) Tindakan yang harus diambil bila pemesanan obat tidak lengkap,
tidak terbaca atau tidak jelas
7. g) Jenis pemesanan tambahan yang diijinkan seperti pada pesanan
dan setiap elemen yang dibutuhkan dalam pesanan yang emergensi,
dalam daftar tunggu (standing), automatic stop dan seterusnya.
8. h) Pesanan obat secara verbal atau melalui telpon : tulis lengkap,
baca ulang dan konfirmasi
9. i) Jenis pesanan yang berdasarkan berat, seperti untuk kelompok
pasien anak
Sutoto.KARS 99
Contoh: Automatic Stop Order

Sutoto.KARS 100
contoh
automatic
stop order

Sutoto.KARS 101
Contoh : KEBIJAKAN AUTOMATIC STOP ORDER

• I. TUJUAN:
• Tjuan kebijakan automatic stop order Untuk memastikan bahwa
terdapat obat yang harus dievaluasi dan ditinjau secara konsisten
dan bahwa informasi ini diberi tahu kepada dokter.
• III. KEBIJAKAN:
• Rumah Sakit akan memastikan administrasi aman obat melalui
proses stop order.
• IV. PROSEDUR:
• A. obat berikut akan otomatis dihentikan oleh Instalasi Farmasi
setelah penggunaan awal telah dimulai:
1. Ketorolac - setelah 5 hari penggunaan
2. Nesiritide - setelah 2 hari penggunaan
3. Alvimopan - setelah 15 dosis telah diberikan
4. Meperidin - setelah 2 hari penggunaan

• Proses stop order otomatis didefinisikan sebagai HARD STOP


Sutoto.KARS 102
ELEKTROLIT KONSENTRAT

1. Kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml


2. Kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml
3. Natrium/sodium klorida > 0.9%
4. Magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat
Semua obat high
alert disimpan
dalam rak
tersendiri

Sutoto.KARS 103
Standar MPO.4.2
RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan
untuk menuliskan resep atau memesan obat-obatan.

Regulasi :
• Kebijakan penulisan resep umum sesuai ketentuan
perundang-undangan
• Kebijakan batasan penulisan resep khusus (misal obat
kemoterapi, radioaktif, narkotika/psikotropika, obat
anestesi,dll)
• SK direktur tentang yang berhak menuliskan resep
serta daftar orangnya dan resep khusus serta daftar
orang. Daftar orang yang berhak memesan obat dan
alkes

Sutoto.KARS 106
Standar MPO.4.3
Pencatatan setiap pasien yg menerima obat berisi satu daftar
obat yg diresepkan atau dipesan untuk pasien serta berapa kali
obat diberikan. Termasuk pula obat yg diberikan “bila perlu”. Bila
informasi ini dicatat pada lembaran obat yg terpisah, maka
lembaran tersebut diselipkan dalam status pasien saat
dipulangkan atau dipindahkan.

Regulasi:
• SPO Penyertaan formulir pencatatan obat dalam status
pasien saat pasien dipindahkan/ dipulangkan
Dokumen implementasi :
• Formulir pencatatan pemberian obat memuat nama obat
dan dosis serta mencakup Informasi obat (misal “bila
perlu”)
Sutoto.KARS 107
Contoh
Tabel Pencatatan Obat
Label identitas pasien
No Nama Obat Dosis Rute Nama Dr Diperiksa Diberikan Waktu Pemberian
/Tanda Oleh Oleh
(tanggal , jam) Keterangan
Tangan

1 Misal : Bila
perlu

Sutoto.KARS 108
Standar MPO.5 Obat dipersiapkan dan dikeluarkan
dalam lingkungan yg aman dan bersih

Regulasi :
• Pedoman/ prosedur pelayanan tentang
penyiapan dan penyaluran obat dan produk
steril sesuai ketentuan

Dokumen Implementasi
• Sertifikat pelatihan teknik aseptic untuk
petugas terkait Sutoto.KARS 109
Standar MPO.5.1
Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya
Regulasi :
• Kebijakan yang menetapkan kriteria informasi spesifik pasien apa yang
dibutuhkan untuk penelaahan resep yang efektif dan kriteria telaah
resep/pemesanan
• SPO Penelaahan ketepatan resep sebelum pemberian (minimal 7 elemen)
• SPO menghubungi petugas bila tulisan resep/pesanan tak jelas/timbul
pertanyaan
• Panduan interaksi obat (bila blm punya soft-ware)

Dokumen implementasi :
• Uji kompetensi petugas penelaah resep
• Penetapan software komputer untk interaksi obat dan alergi serta
ketentuan untuk up-dating
• Form telaah resep/pesanan obat
• Bukti –bukti telaah resep/pesanan obat
Sutoto.KARS 110
TELAAH/SKRINING RESEP
Persyaratan administrasi meliputi :
• Nama, tgl lahir, jenis kelamin, BB dan TB (pasien anak)
• Nama, paraf dokter
• Tanggal resep
• Ruangan/unit asal resep
Persyaratan farmaseutik meliputi :
• Nama obat, bentuk, dan kekuatan sediaan
• Dosis dan Jumlah obat
• Stabilitas
• Aturan, dan cara penggunaan
Persyaratan klinis meliputi :
• Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
• Duplikasi pengobatan
• Alergi,
• Efek samping, ROTD
• Kontraindikasi
• Interaksi obat yang berisiko

Sutoto.KARS 111
Contoh Formulir telaah resep

NO TELAAH RESEP YA TDK KETERANGAN/


TINDAK
LANJUT
1 KEJELASAN TULISAN RESEP
2 TEPAT OBAT
3 TEPAT DOSIS
4 TEPAT RUTE
5 TEPAT WAKTU
6 DUPLIKASI
7 ALERGI
8 INTERAKSI OBAT
9 BERAT BADAN (PASIEN ANAK)
10 KONTRA INDIKASI LAINNYA

NAMA DAN TANDA TANGAN PENELAAH


Sutoto.KARS 112
Standar MPO.5.2
Digunakan suatu sistem untuk menyalurkan obat dgn
dosis yg tepat dan kepada pasien yg tepat di saat yg
tepat
Regulasi :
• Kebijakan penyaluran dan pendistribusian obat
seragam
• Kebijakan pemberian label untuk obat yang
dikeluarkan dari wadah asli

Dokumen implementasi :
• Bukti pengecekan keakurasian penyaluran obat dan
tepat waktu
• Laporan indikator mutu dan ketepatan waktu
pelayanan
Sutoto.KARS 113
CONTOH
KEBIJAKAN ETIKET OBAT
RAWAT JALAN

1. Identitas Pasien
2. Nama Obat
3. Dosis/Konsentrasi
4. Cara pemberian
5. Tanggal Penyiapan
6. Tanggal Kadaluwarsa

Sutoto.KARS 114
CONTOH
KEBIJAKAN ETIKET OBAT RAWAT INAP

1. Identitas Pasien
2. Nama Obat
3. Dosis/Konsentrasi
4. Rute/Cara Pemberian
5. Waktu Pemberian

Sutoto.KARS 115
Contoh
Tabel Pencatatan Obat
Label identitas pasien
No Nama Obat Dosis Rute Nama Dr Diperiksa Diberikan Waktu Pemberian Keterangan
/Tanda Oleh Oleh
Tangan

1 Misal : Bila
perlu

Sutoto.KARS 116
Standar MPO.6
RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg
diijinkan untuk memberikan obat

Regulasi :
• Kebijakan yang menetapkan staf yang
berwenang memberikan obat
• Pedoman pengorganisasian yang memuat
uraian jabatan

Dokumen implementasi :
• STR dan SIP dari orang yang diberi
kewenangan memberikan obat
Sutoto.KARS 117
Pemberian Obat yang Aman Harus Dilakukan Verifikasi
terhadap:

1. Obat dengan resep/pesanan


2. Waktu dan frekuensi pemberian dengan
resep/pesanan
3. Jumlah dosis dengan resep/pesanan
4. Route pemberian dengan resep/pesanan
5. Identitas pasien

Sutoto.KARS 118
CONTOH: FORM TELAAH OBAT
Label identitas pasien

NO TELAAH OBAT YA TDK KETERANGAN/


TINDAK
LANJUT

1 OBAT DENGAN RESEP/PESANAN

2 JUMLAH/DOSIS DENGAN
RESEP/PESANAN
3 RUTE DENGAN RESEP/PESANAN

4 WAKTU DAN FREKUENSI PEMBERIAN


DENGAN RESEP/PESANAN

Sutoto.KARS 119
JADWAL PEMBERIAN OBAT

• 1x1 Pagi 06-07


• 1x1 Malam 21-22
• 2x1 06-07 18-19
• 3x1 06-07 12-13 19-20
• 4x1 06-07 12-13 18-19 22-23
• 5x1 06-07 10-11 15-16 20-21
23-24

• Jadwal ini tidak berlaku unt antibiotik injeksi dan


obat dgn program pengobatan khusus
Sutoto.KARS 120
Contoh
Tabel Pencatatan Obat
Label identitas pasien
No Nama Obat Dosis Rute Nama Dr Diperiksa Diberikan Oleh Waktu Pemberian Keterangan
/Tanda Oleh
(tgl/jam)
Tangan

1 Misal : Bila
perlu

Sutoto.KARS 121
Contoh :
Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah
(Patient medication Hstory)

Daftar riwayat alergi Label identitas pasien


Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi Seberapa berat alerginya? Reaksi alreginya
R=ringan
S=Sedang
B=Berat

Daftar semua jenis obat yg digunakan pasien atau dibawa dari rumah; (obat resep,
bebas, herbal atau tcm)
Tanggal Nama obat Dosis/frekuensi berapa lama Alasan makan Berlanjut saat
obat rawat inap ?

Ya tidak

1.
2.
3.
4.
NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU
Sutoto.KARS 122
Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54
Kebijakan dan prosedur mengatur obat yg dibawa
ke dalam RS oleh pasien yg mengobati diri sendiri
maupun sbg contoh

Regulasi
• Kebijakan pelayanan yang memuat pengelolaan
obat yang dibawa pasien ke RS untuk
penggunaan sendiri, ketersediaan dan
penggunaan obat sampel

Dokumen Implementasi
• Form rekonsiliasi obat yang dibawa pasien pada
rekam medis Sutoto.KARS 123
Standar MPO.7 Efek obat terhadap pasien dimonitor

Regulasi :
• Panduan monitoring efek sampingdalam
MPO yang menetapkan :
– Monitoring efek pengobatan termasuk Efek
obat yang tidak diharapkan (adverse effect) 
AP 2 EP 1. Pasien dilakukan asesmen ulang
untuk menentukan respons mereka terhadap
pengobatan
– Efek obat yang tidak diharapkan (adverse
effect) dicatat dlm rekam medik

Sutoto.KARS 124
ALGORITMA NARANJO

KARS
Standar MPO.7.1
Kesalahan yg terkait dengan manajemen obat (medication
errors) dilaporkan melalui proses dan kerangka waktu yg
ditetapkan oleh RS
Regulasi :
• Pedoman pengorganisasian panitia keselamatan pasien RS
• SK panitia keselamatan pasien  siapa yang bertanggung
jawab melaporkan IKP/medication error

Dokumen implementasi :
• Laporan Medication Error dan KNC (tepat waktu,sesuai
prosedur, siapa yg bertanggung jawab)
• Laporan IKP
• Analisis (Root Cause Analisis) terhadap medication error
dan KNC sampai dipakai untuk perbaikan proses

Sutoto.KARS 134
Sutoto.KARS 135
SENTINEL RCA

MERAH &
KTD KUNING

RISK
GRADING BIRU &
KNC HIJAU

INVESTIGASI
SEDERHANA
SEKIAN
TERIMA KASIH
• sutotocokro@gmail.com

Sutoto.KARS 138

Anda mungkin juga menyukai