Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU no 20 tahun 2003 pasal 20 ayat 2 Tentang sistem pendidikan


Nasional bahwa “perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”. Yang dipertegas
dalam UU SISDIKNAS pasal 45 yang menjelaskan tentang penelitian di
perguruan tinggi yang di arahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing
bangsa.

Berdasarkan UU di atas yang biasa disebut “Tri Dharma Perguruan


Tinggi” berisikan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian,
maka terlihat jelas tugas dan peran mahasiswa meliputi tiga aspek:

 pertama yaitu pendidikan dan pengajaran, mahasiswa telah


menempuh pendidikan dan pengajaran di kampus, dengan
mempelajari beberapa teori ilmu pengetahuan.
 keduayaitu Penelitian yang mengaplikasikan teknik serta teori dalam
penelitian yang diperoleh selama menempuh pendidikan.
 ketiga yaitu pengabdian, mahasiswa dituntut terjun langsung untuk
melakukan pengawalan terhadap perubahan sosial kemasyarakatan,
baik dalam hal pengembangan ekonomi masyarakat, pendidikan,
sosial, budaya dan agama.

Sebagai media awal untuk memenuhi tanggung jawab mahasiswa dan


menunaikan ketiga rukun Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN)Maduramengadakan Kuliah Pengabdian kepada
Masyarakat (KPM) sebagai bentuk perwujudan ketiga Tri Dharma Perguruan
Tinggi tersebut. Dalam KPM, mahasiswa tidak hanya bekerja bersama
masyarakat. Tetapi juga melakukan penelitian terhadap kondisi sosial
kemasyarakatannya, yang kemudian dirumuskan dalam suatu bentuk teori

1
baru dalam melakukan perubahan masyarakat menuju kehidupan yang
sejahtera.

Pelaksanaan KPM (Kuliah Pengabdian Kepada Masyarakat) yaitu Kuliah


Pengabdian Kepada Masyarakat Partisipatif berbasis Balai Desa dengan
menggunakan metodologi PAR (Participatory Action Research) dan teknik
PRA (Participatory Rural Apprasial) yang bertumpu pada penggalian data,
mengangkat masalah fenomena yang ada dalam masyarakat yang sekaligus
mencari solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam masyarakat
tersebut, dan itu semua dilakukan di balai desa sebagai locus dan problem
solving yang melibatkan mahasiswa sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan
yang dilaksanakan selama pelaksanaan KPM berlangsung.

Dalam hal ini mahasiswa sebagai generasi perubahan diharapkan bisa


menjadi fasilitator yang baik terhadap masyarakat, dimana mahasiswa sebagai
bentuk pengabdian mereka terhadap masyarakat itu sendiri. Mahasiswa bisa
menumbuh kembangkan potensi dari masyarakat, agar masyarakat bisa lebih
berkembang maju dengan potensi yang telah dimiliki oleh mereka.

B. Tujuan KPM Partisipatif


Tujuan dari KPM Partisipatif ini terdiri dari dua bagian yang meliputi
tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan Umum dari KPM Partisipatif ini
adalah untuk meningkatkan kualitas peran Institut Agama Islam Negeri
(IAIN)Madura dalam memberdayakan dan mengembangkan masyarakat
melalui pendampingan dalam rangka mewujudkan masyarakat transformatif
menuju kehidupan masyarakat kritis yang agamis, berkeadilan, mandiri dan
demokratis.
Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan kuliah pengabdian kepada
masyarakat adalah:1
1. Melatih pemahaman, penalaran, kepekaan dan implementasi metodologi
partisipatif secara interdisipliner bagi peserta.

1
Pedoman Penyelenggaraan Kuliah Pengabdian Kepada Masyarakat Partisipatif.

2
2. Mengembangkan potensi peserta sesuai dengan bidang keilmuannya dalam
pembangunan masyarakat secara kreatif, inovatif, mandiri dan kolektif.
3. Membantu program pemerintah dalam mempercepat pembangunan
masyarakat dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang pendidikan,
sosial, ekonomi dan keagamaan.

Sedangkan tujuan dari Posdaya Masyarakat adalah;


1. Menyegarkan model sosial seperti hidup gotong royong dalam masyarakat
untuk membantu kehidupan keluarga secara terpadu dan membangun
keluarga bahagia dan sejahtera.
2. Ikut memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang terkecil, yaitu
keluarga yang dapat menjadi pelekat masyarakat sehingga tercipta
kehidupan yang rukun, damain dan memiliki dinamika tinggi.
3. Memberi kesempatan kepada setiap keluarga untuk memberi atau
menerima pembaharuan yang dapat dipergunakan dalam peroses
pembagunan keluarga bahagia dan sejahtera.
4. Menjadikan mahasiswa memiliki sikap tanggap aksi dalam menangani
masalah sosial yang terjadi di masayarakat.
5. Membentuk mahasiswa yang dinamis, konstruktif dan reformis yang
mampu mengadakan perubahan sosial melalui beragam improvisasi dan
inovasi terhadap pola-pola pemecahan problem sosial.
6. Mensinergikan potensi keilmuan yang diperoleh mahasiswa selama di
kampus dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat dalam rangka
pemecahan problem sosial.
Sasaran KPM adalah masyarakat yang tidak mampu memenuhi hak-
hak dasar kehidupannya dalam bidang ekonomi, pendidikan, hukum islam,
sosial budaya sebagai kerangka pemberdayaan keluarga sakinah.2

Adapun tujuan yang dilakukannya KPM Posdaya Masyarakat ini


adalah sebagai berikut:

2
Dr. Ainur Rahman Hidayat, M. Hum., Dkk. Pedoman Penyelenggaraan Kuliah Pengabdian
Kepada Masyarakat Partisifatif Integratif Berbasis Masjid,(Pamekasan : STAIN Pamekasan,
2016), hlm., 6-7.

3
1. Untuk mengetahui keadaan lingkungan yang ada di Desa Larangan
Slampar.
2. Untuk membantu masyarakat lebih mengenal pendidikan, kehidupan
perekonomian, sosial budaya, keagamaan serta kesehatan.
3. Untuk melatih kemampuan, kepekaan serta keahlian yang kita miliki.
4. Untuk melatih kita agar dapat secara aktif bersosialisasi dengan warga
sekitar.
5. Membantu dalam memformulasikan arah dan tujuan pembangunan
berdasarkan potensi, permasalahan, batasan daerah serta pembangunan
yang ada di masyarakat.
C. Metode PAR dan Teknik PRA
Kuliah Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) yang diselenggarakan
oleh IAIN Madura, berlokasi di Desa Larangan Slampar ini, menggunakan
pendekatan partisipatif yang secara aktif melibatkan masyarakat setempat
(yang relevan) bersama peneliti untuk melakukan transformasi sosial.
Pendekatan ini dikenal dengan nama PAR (Participatory Action Research)
yang didefinisikan sebagai suatu pendekatan transformasi sosial dalam
mewujudkan perubahan masyarakat.3Perubahan yang dimaksud meliputi
paradigma atau pemahaman, tindakan dan aksi sosial.Dari masyarakat pasif
menuju masyarakat aktif. PAR hadir ke tengah-tengah masyarakat sebagai
upaya pembaharuan dengan tidak memusnahkan apa yang telah ada di
masyarakat, melainkan hanya merubahnya menjadi lebih baik (transformasi
sosial).
Sedangkan Participatory Rurar Appraisal (PRA) didefinisikan
sebagai sekumpulan teknik dan alat yang mendorong masyarakat peDesaan
untuk turut serta meningkatkan kemampuan dalam menganalisa keadaan
mereka terhadap kehidupan dan kondisinya, agar mereka dapat membuat
rencana dan tindakan sendiri.Oleh karena itu, pelaksanaan KPM di Desa

3
Materi Pembekalan KPM Partisipatoris 2018 Pemberdayaan Masyarakat dengan pendekatan
ABCD dan PAR.

4
Larangan Slampar ini, menggunakan teknik-teknik PRA. Teknik-teknik yang
digunakan antara lain:4

1. Secondary data review (SDR), teknik mengumpulkan data atau informasi


yang mana data atau informasi tersebut kemudian dikaji ulang apakah
sudah cukup atau kurang atau tidak sama sekali sehingga fasilitator dan
komunitas atau masyarakat mampu mengindetifikasinya.
2. Semi– Stuctured interviewing (SSI), setelah menemukan masalah dan
solusi, fasilitator dan komunitas membuat pedoman pertanyaan sebagai
pegangan mencari data atau informasi kepada tokoh atau pelaku karena
pertanyaan lebih mendalam akan lebih memperkuat data.
3. Direct observation (obsdervasi langsung). Langkah yang ketiga yaitu
mengadakan observasi langsung ke lapangan untuk check dan recheck agar
data yang diperoleh lebih falid sehingga bisa mempermudah identifikasi
problem solving di Desa tersebut.
4. Social mapping, membuat gambar atu peta sosial di Desa tersebut seperti
gambar pemukiman, lahan pertanian, tempat ibadah, kantorDesa, pasar,
sekolah dan sebagainya.
5. Transect, teknik ini untuk lebih melihat secara nyata keadaan Desa atau
wilayah tersebut seperti keadaan lahan, jenis tanaman, pemukiman,
sumber mata pencaharian, sumber air dan peran sosial masyarakat (laki
perempuan dan pemerintah Desa). Transek biasanya terdiri dari dua
tahapan utama yaitu perjalanan dan observasi; pembuatan gambar transek.
6. Seasonal calendar (kalender musim), penelusuran kegiatan musiman
tentang keadaan dan permasalahan yang sering kali terjadi dalam kurun
waktu tertentu (musiman) di wilayah tersebut.
7. Preference Ranking and Scoring, teknik menentukan prioritas masalah.
Dalam proses perankingan masalah, perlu dipahami teknik analisis
masalah (pohon masalah dan harapan) sehingga dapat diketahui masalah
yang sangat besar atau terjadi di Desa tersebut.

4
Al Humaidi, Mengenal PAR dan PRA, hlm. 103-112.

5
8. Focus Group Discussion. Teknik pencarian data atau pengkajian suatu
topik tertentu yang bersifat khusus, seperti pemetaan potensi dan problem
pertanian, dalam FGD tersebut peserta adalah orang yang berhubungan
dengan dania pertanian, seperti petani, kelompok tani, UPT Pertanian,
Kepala Desa dan orang/kelompok lain yang relevan.
9. Daily Routine Diagram. Teknik penggalian data dengan membuat diagram
yang menggambarkan kegiatan sehari-hari komunitas.
10. Historical profile. Teknik yang mengkaji melalui proses sejarah atau
kejadian penting masa lalu di wilayah tersebut yang sekarang masih
berlangsung.
11. Venn Diagram, Analisis hubungan institusional dengan masyarakat.
12. Fieldnote. Salah satu metode dalam pendekatan PAR yaitu berupa catatan
lapangan yang berupa deskripsi data yang ditulis dalam bentuk kalimat.
Berdasarkan teknik PRA yang tersebut diatas, kami menggunakan
beberapa teknik yang sesuai dengan kondisi masyarakat dan masjid yang ada
di Desa Larangan Slampar; yaitu: Fieldnote, Transect, Mapping, Diagram
venn, Daily Routine, Trends and Changes,dan pohon masalah.

D. Posdaya Masyarakat Sebagai Pemberdayaan Masyarakat


Posdaya (Pos Pemberdayaan Masyarakat) merupakan suatu forum
silaturrahim, advokasi, komunikasi, imformasi, edukasi dan sekaligus bisa
dikembangkan menjadi wadah kordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi
utama tersebut diharapkan memungkinkan setiap keluarga makin mampu
membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera, keluarga yang mandiri dan
keluarga yang sanggup menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik.
Dapat dikatakan bahwa Posdaya merupakan wahana pemberdayaan 8 fungsi
keluarga secara terpadu, utamanya fungsi agama atau ketuhanan yang maha
esa, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi
atau wirausaha dan fungsi lingkungan.

Posdaya adalah sebuah gerakan dengan ciri khas “bottom up


program”, yang menyongsong kemandirian dan pemanfaatan sumberdaya
serta potensi lokal sebagai sumber segala solusi.Posdaya dikembangkan

6
sebagai salah satu sarana meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang
hanya bisa diharapkan melalui penguatan fungsi keluarga secara terpadu.Kini
Posdaya terus menjangkau berbagai pelosok Desa di tanah air. Banyak bupati
atau wali kota kini ramai-ramai mendorong anggota masyarakatnya untuk
mendirikan dan mengembangkan Posdaya.

Secara singkat tujuan pembentukan posdanya adalah sebagai berikut :

1. Menyegarkan modal sosial seperti hidup gotong royong dalam masyarakat


untuk membantu pemberdayaan keluarga secara terpadu dan membangun
keluarga bahagia dan sejahtera.
2. Ikut memeliharan lembanga sosial kemasyarakatan yang terkecil, yaitu
keluarga yang dapat menjadi perekat masyarakat sehingga tercipta
kehidupan yang rukun, damai dan memiliki dinamika yang tinggi.
3. Memberi kesempatan kepada setiap keluarga untuk memberi atau
menerima pembaruan yang dapat dipergunakan dalam proses
pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera.5
Posdaya masyarakatDesa adalah suatu pendekatan yang melibatkan
secara aktif semua pihak yang relevan ataupun steakholders yang
berhubungandalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung dalam rangka
melakukan perubahan yang lebih baik dimana masjid sebagai icon dan locus
kegiatan. Dalam Posdaya berbasis Balai Desa sebagai model pemberdayaan
masyarakat ini mempunyai peranan penting dalam proses menggerakkan dan
mengembangkan potensi masyarakat.

E. Daur Program Dan Daur Belajar


Desa Larangan Slampar merupakan salah satu diantara Desa yang
lumayan dari pusat kota Kabupaten Pamekasan. Desa tersebut berada di
kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan yang dekat dari daerah

5
Ainur Rahman Hidayat, Materi Pembekalan Kuliah Pengbdian Kepada Masyarakat, Persepektif
Integrasi-Interkoneksi PAR Dan POSDAYA MASJID, Cet: I, Yogyakarta, Pustaka Nusantara
2013. Hlm 128.

7
perkotaan. Desa Larangan Slampar merupakan sebuah Desa yang berada di
daerah Pamekasan.
Kondisi lahan yang subur juga memberikan kesempatan kepada
penduduk untuk mengambil manfaat dari hasil lahan pertaniaan. Desa
Larangan Slampar yang memiliki mayoritas masyarakat sebagai petani cabe,
jagung, tembakau dan padi, secara ekonomi bisa dikatakan cukup baik.
Selain berprofesi sebagai petani kegiatan ekonomi lain masyarakat Larangan
Slampar adalah berdagang atau berjualan di rumah, dan bisa juga berjualan
di pasar terdekat yaitu pasar Sengir dan pasar Gurem.
Untuk memperdalam tentang temuan data tersebut kami peserta KPM
Partisipatif IAIN Madura posko 66 melakukan serangkaian teknik penelitian
berupa teknik PRA (Partisipatory Rural Appraisal).
Selain potensi lahan pertaniannya yang luas, di sana juga terdapat
beberapa lembaga pendidikan dari tingkat PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTS,.
dan MA. Namun, sebelum kami menindak lanjuti kondisi masyarakat yang
ada di Desa Larangan Slampar, terlebih dahulu kami harus menggunakan
beberapa teknik PRA yang ada dalam PAR untuk mengetahui kondisi
sesungguhnya dari Desa Larangan Slampar itu sendiri, baik itu dari segi
pendidikan, keagamaan, Ekonomi, kesehatan, politik, dan keamanannya.
Sehingga, kegiatan tindak lanjut yang kami lakukan nantinya bisa benar-
benar mengembangkan potensi yang ada di Desa Larangan Slampar dengan
berbasis POSDAYA masyarakat dan PAR.
Dalam hal Ekonomi, sebagian besar masyarakat Larangan Slampar
menggunakan sektor pertanian sebagai mayoritas mata pencaharian utama
mereka. Sedangkan sebagian kecil ada juga yang memilih untuk
merantau6.Jadi sangat jelas sekali sebelum melakukan tindak lanjut dari apa
yang kita kaji terkait dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat
Larangan Slampar, kita terlebih dahulu melaksakan pendekatan PAR dan
teknik PRA untuk mengetahui secara nyata kondisi yang ada di Desa
Larangan Slampar.

6
Berdasarkan informasi dari Bapak Zainih dan Bapak Jihairi (Lihat Diagran Venn)

8
1. Proses Mengenal Masyarakat
Sebagai orang luar yang kemudian datang ke suatu daerah dengan
tujuan untuk melakukan perubahan terhadap pola kehidupan masyarakat di
daerah tersebut. Maka seharusnya kita terlebih dahulu memperkenalkan
siapa kita, apa maksud dan tujuan kita, serta dari mana kita datang. Hal
itulah yang dilakukan oleh peserta KPM Partisipatif yang ada di Desa
Larangan Slampar. Perkenalan tersebut penting dilakukan agar kedatangan
kita bisa diterima dan juga mendapat dukungan dari masyarakat
Langkah awal yang dilakukan yaitu perkenalan kepada Kepala
Desa, dan kevalidan tempat yang akan ditempati oleh mahasiswa yang
melakukan kuliah pengabdian kepada masyarakat di Desa Larangan
Slampar. Langkah awal ini sudah terlaksana dengan baik dan lancar karena
Dosen Pembimbing Lapangan kami dan sebagian anggota KPM sudah
memantau tempat yang akan kami tempati selama KPM dan sudah
diterima dengan baik oleh perwakilan anggota perangkat Desa.
Pada tanggal 14 Juli 2018 kami bersama DPL (Bapak Delta
Yaumin Nahri) melakukan kunjungan orientasi ke lokasi KPM yang
diwakili oleh Kordes, Sekretaris dan 1 anggota KPM lainnya. Kami
berangkat sekitar pukul 08.30 dengan melewati beberapa desa untuk
sampai ke lokasi, diantaranya desaPanglegur-Laden-Jalmak-Teja-Taroan.
Sesampai di lokasi, kamipun langsung menemui Ibu kepala Desa,
Hoyyibah, yang sedang berada di kediamannya. Tak lama kemudian, kami
mengadakan perbincangan secara menyeluruh mengenai lokasi yang
menjadi tempat target KPM kami dan segala hal yang berkaitan
dengannya. Di akhir perbincangan itu, kades & DPL saling menyampaikan
harapan dan permohonan maaf atas penyelenggaraan KPM Partisipatif
Posdaya Masyarakat di Larangan Slampar ini yang dilanjutkan dengan
salam penutup oleh keduanya.
Pada tanggal 18 Juli 2018 jam 08.00 WIB kami berkumpul di IAIN
kemudian berangkat bersama-sama peserta lain ke kecamatan masing-
masing. Selanjutnya kami berangkat dari kampus jam 09.00 WIB menuju
ke tempat KPM Kami di Desa Laranagan Slampar yaitu rumah Ibu Kades.

9
Setelah melakukan perekenalan dengan pihak kecamatan, barulah
kemudian kami melakukan perkenalan secara langsung dengan masyarakat
Desa Larangan Slampar, karena di Desa inilah Visi dan Misi kami akan
dilakukan.
2. Pemilik Tempat KPM
Setelah sampai di lokasi KPMtepatnya pukul 11.00, kami disambut
oleh tiga orang yaitu Ibu Kades, Bapak Carek dan Pendamping Desa.
Beliau menerima dengan baik kedatangan kami. Beliau menceritakan
tentang bagaimana lingkungan lembaga yang akan kami tempati. Selain
itu, beliau juga menceritakan peserta KKN yang berasal dari perguruan
tinggi lain yang pernah tinggal di tempat tersebut, salah satunya KKN
UNIRA. Pada malam harinya kami mengadakan rapat pembukaan bersama
perangkat Desayang ada di lembaga tersebut untuk membicarakan
program apa saja yang akan kami jalankan di sana.
3. Tokoh Masyarakat
Keesokan harinya, tepat pada jam 09.30 WIB kami baru selesai
makan, tiba-tiba Operator Desa memanggil kami untuk sekedar perkenalan
dan bersilaturrahmi. Beliau berusia 45 tahun yang mengajar anak-anak
mengaji di rumahnya, selain itu beliau adalah staf yang membantu ibu
kades. Beliau sangat ramah dan sangat membantu kami untuk menjalankan
tugas KPM ini. Kamipun berbincang-bicang seputar pendidikan, sosial,
ekonomi, budaya di Desa Larangan Slampar ini.
4. Masyarakat
Setelah melakukan perkenalan dengan beberapa tokoh dan Kepala
Dusun di Desa Larangan Slampar, barulah kami memperkenalkan diri
dengan masyarakat. Perkenalan awal dengan masyarakat ini kami lakukan
melalui silaturrahmi dengan membagi kelompok yang telah disepakati
bersama.
Selain itu, untuk lebih dekatnya kami juga ikut mengajar ngaji al-
Quran di musholla yang ada di Desa Larangan Slampar, khususnya di
lokasi yang dekat dengan larangan Slampar. Selain itu, kami juga ikut
serta dalam kegiataan keagaman yang ada di Desa Larangan Slampar,

10
misalnya Muslimatan setiap hari Jum’at untuk perempuan,Perkenalan awal
dengan masyarakat ini kami lakukan melalui silaturrahmi dengan
membagi kelompok yang telah disepakati bersama.
Disamping perkenalan tersebut, kami juga melakukan perkenalan
dengan masyarakat secara personal, seperti di masjid, di langgar, di toko
dan warung, ataupun ditempat-tempat lainnya, usaha ini dilakukan dengan
tujuan untuk menambah kedekatan kami dengan masyarakat, serta agar
komunikasi dengan masyarakat terus berjalan.
5. Proses Memahami dan Inkulturasi dengan Masyarakat
Pada dasarnya PAR memiliki tiga unsur kata yang kesemuanya
keterkaitan antara Partisipasi, Aksi, dan Riset. Ketiga kata tersebut saling
berkaitan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa setiap hasil riset harus
diimplementasikan ke dalam bentuk aksi. Dalam proses melakukan
perubahan sosial ke arah yang lebih baik tersebut haruslah melibatkan
semua lapisan masyarakat yang menjadi objek atau sasaran dimana
perubahan sosial harus dilakukan. Di sinilah letak partisipasi sebagai
pemahaman bahwa dalam segala tindakannya, seorang peneliti bersama
masyarakat berupaya untuk merubah tatanan kehidupan sosial kearah yang
lebih baik.
Maka sebagai langkah awal sebelum melakukan proses perubahan
sosial tersebut, peserta KPM Partisipatif yang berada di Desa Larangan
Slampar terlebih dahulu mengenali dan memahami secara mendalam
tentang kondisi masyarakat beserta permasalahan yang mereka hadapi.
Adapun metode pengenalan terhadap lingkungan masyarakat tersebut
meliputi:
1. Observasi
Sebagai langkah awal untuk memperoleh data-data tentang
kondisi nyata masyarakat Desa Larangan Slampar, peserta KPM
Partisipatif melakukan beberapa observasi di lapangan, baik itu
observasi langsung maupun tidak langsung. Dalam observasi langsung,
peserta terlibat secara langsung dalam proses kegiatan masyarakat.
Seperti: bagaimana saat masyarakat melakukan musyawarah, Seperti

11
apa masyarakat saat melakukan tahlilan, dan lainya, sedangkan
observasi yang kedua adalah observasi tidak langsung, dalam
observasi ini mahasiswa peserta KPM Partisipatif hanya melakukan
pengamatan dari luar dan tidak terlibat langsung dalam proses kegiatan
kehidupan masyarakat. Seperti: bagaimana saat mereka melakukan
aktivitas kesehariannya, ibadahnya, pola pikirnya, sikap dan
prilakunya, dan lainnya.
Observasi yang dilakukan oleh mahasiswa KPM Partisipatif
yang ada di Desa Larangan Slampar ini dilakukan pada minggu
pertama dalam bulan Juli. Hal ini dilakukan oleh tim dalam rangka
mengetahui secara mendalam seluk-beluk kehidupan masyarakat. Dari
beberapa hasil observasi tersebut, data-data yang telah diperoleh
kamudian dikaji dan di kritisi yang dilakukan pada forum-forum
evaluasi.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui dan menghasilkan
kesimpulan secara umum tentang kondisi masyarakat Desa Larangan
Slampar. Setelah melakukan evaluasi tersebut, untuk membenarkan
beberapa asumsi dan narasi kritis yang telah dibangun oleh peserta
KPM Partisipatif, barulah hal itu dikonfirmasikan kembali kepada
masyarakat, dangan cara melakukan wawancara secara langsung
dengan beberapa warga. Sehingga data yang kami peroleh tentang
kondisi masyarakat betul-betul objektif dan Holistik.
Setelah beberapa data itu diperoleh baik data yang terkait
dengan kondisi rill kehidupan mereka ataupun beberapa data yang
terkait dengan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi,
barulah kemudian data tersebut kami eksplor kepada masyarakat
melalui forum rembuk Desa. Proses ekspolarasi data yang kami
peroleh adalah tidak dengan cara Top Down artinya kami memberikan
langsung data yang kami dapat kepada masyarakat. Akan tetapi proses
eksplorasi data tersebut kami lakukan dengan cara mengajak
masyarakat untuk mendiskusikan dan mencari solusinya tentang
masalah-masalah yang mereka hadapi. Kemudian barulah menentukan

12
skala prioritas persoalan apa yang paling menDesak dan penting itulah
yang menjadi pilihan utama untuk secepatnya diatasi.
Sedangkan untuk membangkitkan kesadaran mereka akan
problem-problem yang mereka hadapi kami mengajak mereka untuk
mendiskusikan beberapa akibat yang akan ditimbulkan oleh masalah-
masalah yang mereka hadapi, sehingga dalam pola pikir mereka
terbentuk suatu kesadaran kolektif untuk melakukan atau menghindar
dari akibat-akibat buruk yang telah diramalkan dengan analisa di atas,
dan menginginkan suatu kondisi yang disebabkan oleh akibat-akibat
positif yang mereka cita-citakan.
Dari proses inilah masyarakat bisa kembali timbul kesadaran
kolektif mereka untuk tetap melakukan perubahan, dan perubahan
tersebut tidak akan bisa dilakukan tanpa partisipasi dan dukungan
seluruh komponen masyarakat.
2. Membangun Trust (Kepercayaan)
Saat baru pertama kami sampai ke Desa Larangan Slampar,
ternyata sebagian masyarakat sudah menyambut kami dengan begitu
apresiatif, dan sebagian lagi kurang berkenan dengan kunjungan kami.
Hal ini dapat dilihat dari cara mereka bersikap saat kami kunjungi.
Namun, keadaan tersebut tidak membuat kami patah semangat untuk
menjalankan KPM di Desa Larangan Slampar ini, dan membangun
kepercayaan masyarakat di Desa ini.
Anggapan awal masyarakat terhadap peserta KPM Partisipatif
adalah sama seperti yang dilakukan oleh peserta KKN bahkan
melebihinya. mereka yang cenderung melakukan kegiatan-kegiatan
seperti mengajar, adzan, sholat berjamaah, jadi imam dan bentuk-
bentuk kegiatan pembangunan fisik seperti mengecat, membuat plang
penunjuk arah, menanyakan pola kehidupan tentang masyarakat Desa,
baik dibidang ekonomi, agama, pendidikan, budaya/sejarah, kesehatan
dan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari seringnya Peserta KKN dari
universitas lain yang pekerjaannya seperti apa yang dipaparkan di atas.
Padahal tujuan awal kedatangan kami ke Desa ini tidak hanya

13
melakukan seperti yang dilakukan oleh KKN dari perguruan tinggi
lainnya. PAR memiliki tujuan pokok yang lebih dari itu semua, yaitu
bersama-samamasyarakat melakukan pemberdayaan dan pembangunan
tidak hanya dalam bentuk fisik dan sifatnya ceremonial saja.
Dari itulah pada minggu-minggu terahir bulan juli kami peserta
KPM Partisipatif harus berkali-kali menepis asumsi tersebut dan
berusaha untuk memberikan pemahaman maksud dan tujuan KPM
Partisipatif saat ini, dan menjelaskan pula perbedaan-perbedaan
dengan KKN yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswa
dari perguruan tinggi yang sedang menjalankan tugas KKN nya di
Desa yang sama dengan kami.
Setelah melalui proses tersebut peserta masyarakat sudah mulai
sedikit enggan berdekatan dengan kami, karena sampai minggu terahir
kami masih belum memberikan apa-apa kepada masyarakat kami
hanya mengajak mereka berdiskusi tentang masalah yang ada di
masyarakat baik secara formal ataupun secara non-formal dan hasilnya
sangat mengembirakan karena kebanyakan masyarakat bisa mengerti
maksud dan tujuan KPM yang dilaksanakan oleh IAIN MADURA.
Untuk menjawab pertanyaan masyarakat tersebut, akhirnya
kami mensosialisasikan kepada masyarakat tentang beberapa rencana
kegiatan yang telah kami buat seperti dengan membantu mengajar dan
sebagainya.
Di samping itu banyak kegiatan partisipasi yang juga kami
lakukan demi menanamkan rasa kepercayaan kepada masyarakat,
seperti kerja bakti,Kebersihan Lingkungan, jadi imam di mushalla dan
di masjid, terlibat dalam proses belajar mengajar di beberapa lembaga
yang ada di Desa Larangan Slampar.
Dari proses itulah kami sudah sangat dekat dengan masyarakat.
Sehingga kami lebih mudah untuk melakukan musyawarah yang
melibatkan masyarakat untuk berkumpul di Balai yang menjadi fokus
kami.

14
BAB II

PENJAJAKAN KEBUTUHAN (ASSESMENT)

A. Monografi Desa dalam Angka

Gambaran Umum :

Nama Daerah

 Desa :Larangan Slampar


 Kecamatan : Tlanakan
 Kabupaten : Pamekasan
 Provinsi : Jawa Timur
 Negara : Indonesia
B. Letak Wilayah
Desa Larangan Slampar merupakan salah satu Desa yang terletak
di Kecamatan Tlanakan. Desa Larangan Slampar ini memiliki 9 Dusun
yaitu Dusun Larangan, Dusun Mor laok , Dusun Tengah, Dusun Nyabeken
Dusun Lorsampih Dusun karpote Dusun Gergunung laok Dusun
gergunung dejeh DusunTorbelengan (berdasarkan kesepakatan pemerintah
Desa). Namun, data statistik menunjukkan bahwasanya Desa Larangan
Slampar ini hanya terdiri dari 9Dusun saja. Jarak Kantor Desa ke Kantor
Kecamatan + 5 km, jarak Kantor Desa ke Kantor Kabupaten Pamekasan
+6,3 km, jarak Kantor Desa ke Kantor Ibu kota Propinsi + 120 km.
Topografi Desa Larangan Slampar ini termasuk pada dataran tinggi
+804,00 Ha, Desa Larangan Slamparini juga memiliki serta suhu rata-rata
harian Desa Larangan Slapar berkisar +27 C Pada siang hari dan pada
malam hari + 25 C.7

7
Wawancara dengan sekdes

15
C. Batas Desa

a. Sebelah utara : Taro’an

b. Sebelah selatan : Gugul

c. Sebelah barat : TerraK

d. Sebelah timur : Buke’

D. Luas Desa

a. Luas Desa Larangan Slampar : 517,00 Ha

b. Luas tanah pemukiman : 53,00 Ha

c. Lahan pekarangan : 0,00 Ha

d. Luas tegal/ ladang : 368,90Ha

e. Luas tanah kas Desa : 11,6000 Ha

f. Luas Hutan : 29,0000 Ha

g. Lus Fasilitas Umum : 11,7000 Ha

E. Rincian Demografi

Desa Larangan Slampar merupakan Desa yang terletak di wilayah


pesisir selatan dan masyarakatnya memiliki penghasilan dari pertanian
yang dilakukan di sawahnya masing masing. Rata-rata warga Larangan
Slampar aktivitasnya adalah sebagai petani, sehingga tidak dapat
dipungkiri bahwa perekonomian mereka dari hasil pertanian. Akan tetapi,
ada sebagian warga larangan slampar yang bermata pencaharian pedagang,
dan juga sebagian dari peternaan. Desa Larangan Slampar ini merupakan
salah satu Desa yang begitu luas dikarenakan dihuni oleh masyarakat yang
berjumlah 5.077 jiwa. Dengan rincian sebagai berikut:8

8
Sekretaris Desa

16
 Laki-laki :2412Jiwa
 Perempuan :2.665Jiwa
Total :5.077Jiwa
Adapun rincian jumlah penduduk Desa Larangan slampar di
masing-masing Dusun sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk bedasarkan Dusun
 Dusun Larangan :
Laki-laki :371
Perempuan :334
Total : 705
 DusunMurlaok :
Laki-laki :283
Perempuan :308
Total :591
 DusunTengga :
Laki-laki :361
Perempuan :346
Total :707
 DusunNyapeken :
Laki-laki :362
Perempuan :381
Total :743
 DusunTorpelengan :
Laki-laki : 55
Perempuan : 90
Total :145
 Dusun lonsampih :
Laki-laki : 32
Perempuan : 86
Total :158
 DusunKarpote :

17
Laki-laki : 84
Perempuan :72
Total :146
 DusunGergunung Laok :
Laki-laki : 62
Perempuan :115
Total : 177
 DusunGergunung Dejeh :
Laki-laki : 78
Perempuan : 92
Total :170
2. Jumlah penduduk berdasarkan penddikan

Tabel 2.1: Data pendidikan masyarakat Larangan Slampar

No Jenis Pendidikan Jumlah

1 Tamat SD 1.037 Orang

2 Tamat SMP / SLTP 275 Orang

3 Tamat SMA / SLTA 221 Orang

4 Tamat D2/ Sederajat 11 Orang

5 Tamat D3/ Sederajat 3 Orang

6 Tamat S1/ Sederajat 25 Orang

7 Tamat S2/ Sederajat 2 Orang

8 Tamat S3/ Sederajat 0 Orang

Jumlah Total 1.585

3. Profil Posdaya

18
Di Desa Larangan Slampar memiliki beberapa masjid. Tetapi yang
dipilih oleh kami (Posko 66) untuk dijadikan Posdaya Masjid dalam KPM
IAIN Madura di Desa Larangan Slampar adalah Masjid/Musholla Al-
Hasany, yang mana penanggung jawab musholla tersebut adalah Ust.
Jumin. Kami menjadikan Musholla Al-Hasany sebagai POSDAYA
dikarenakan kami melihat minimnya masyarakat yang melaksanaan shalat
berjamaah di musholla ini dan hal yang menarik dari musholla ini
letaknya yang berdekatan dengan Balai Desasehingga musholla ini bisa
dimanfaatkan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar baik untuk PAUD, TK, maupun Madrasah Diniyah. Dan
merupakan suatu keuntungan bagi kami mendapatkan lokasi musholla
yang tidak begitu jauh dari tempat kami tinggal selama satu bulan. Selain
itu, kami bisa mengetahui kegiatan belajar mengajar di salah satu lembaga
pendidikan di Desa Larangan Slampar ini. Kami selaku mahasiswa yang
melaksanakan KPM di Desa ini berkehendak untuk melanjutkan pogram-
program yang sudah berjalan dan memperbaiki ataupun menjalankan yag
belum sempat dijalankan atau bahkan membuat program baru yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar.

Berdasarkan observasi dan interview, Musholla Al-Hasany tersebut


berlokasi di Dusun MurLaok. Musholla al-Hasany tersebut memiliki visi
menjadi organisasi yang aktif dalam menerapkan ajaran Islam yang
menyeluruh dan meningkatkan kesejahteraan warga serta terwujudnya
peserta didik yang beriman, cerdas, terampil, mandiri dan berakhlakul
karimah. Adapun misi musholla tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan musholla sebagai tempat untuk beribadah kepada


Allah, tempat budaya dan alat komunikasai antara jama’ah
musholla dan warga.

2. Membina jama’ah Musholla al-Hasany menjadi pribadi muslim


yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

19
3. Menuju masyarakat Islam yang memiliki kesejahteraan hidup yang
diridla’i oleh Allah SWT.

4. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengalaman ajaran


agama, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, minat, bakat, dan
potensi peserta didik.

4. Keadaan Sosial-Ekonomi, Sosial-Budaya, Sosial-Keagamaan, dan


Jama’ah Posdaya Musholla

1. Keadaan Sosial – Ekonomi

Kegiatan sosial-ekonomi adalah suatu aktivitas yang berkaitan


dengan mata pencaharian di suatu wilayah. Sama halnya dengan Desa
Larangan Slampar Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan,
mempunyai banyak aktivitas yang berkaitan dengan mata pencaharian.
Keadaan sosial-ekonomi Desa Larangan Slampar tidaklah merata
karena hal tersebut bergantung pada profesi masing-masing
masyarakat. Umumnya mata pencaharian warga Desa Larangan
Slampar swasta, nelayan, petani, home industry, dan beberapa warga
memilih untuk merantau ke luar negeri karena mereka beranggapan
bahwasanya bekerja di negeri sendiri masih belum mencukupi
terhadap kebutuhan mereka. Namun, pengangguran di Desa ini juga
terbilang banyak. Adapun mata pencaharian tersebut terdiri dari
beberapa sektor, diantaranya:

a. Pertanian
Sebenarnya, lahan pertanian di Desa Larangan Slampar
mendukung untuk ditanami berbagai macam tumbuhan, meskipun
untuk tanaman padi sendiri tidak dapat tumbuh di daerah ini. Hal
itu dikarenakan tanah di Desa ini berada di daerah pesisir dan
jumlah mata air yang biasanya mendukung untuk bercocok tamam
jumlahnya banyak, sehingga sangat memungkinkan bagi para para
petani untuk menanam tembakau, ketela pohon, kacang tanah dan

20
lain sebagainya. Mayoritas para Petani di Desa ini hanya menanam
cabai, dan jagung di lahan mereka dengan perairan yang berasal
dari sumur.9
b. Perdagangan dan Jasa
Untuk mensejahterakan keluarga hasil panen seperti cabai
dan jagung tidak hanya dikosumsi sendiri melainkan sebagian ada
yang dijual. Selain menjual hasil panen, Dalam sektor perdagangan
ini, masyarakat Desa Larangan Slampar memiliki usaha warung
atau toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, sebagian juga ada
yang berjualan di pasar senger, pasar gurem, seperti menjual ikan
dan bahan pokok lainnya.
Selain pertanian dan perdangangan warga Desa Larangan
Slampar ada yang mata pencaharian Home Industry, peduduk Desa
Larangan Slampar memili keterampilan memasak, kerajinan
menjahit, dan mebel. Dalam hal memasak masyarakat
memanfaatkannya untuk mengangkat perekonomian keluarga
dengan membuat makanan seperti Krepek Tette dan menjualnya di
rumah mereka,ke pasar, ke sekolah, ataupun ada orang yang
memesannya.
c. Keadaan Sosial – Budaya
Desa Larangan Slampar merupakan Desa yang masih kental
dengan kebiasaan yang ada di Desa pada umumnya. seperti halnya
dalam gotong royong, di mana masyarakat di sini sangat
memegang teguh rasa gotong royong tersebut. Masyarakat di Desa
ini setiap bulan mengadakan kerja bakti untuk membersihkan
lingkungan Desa Larangan Slampar Seperti perkataan bapak kepala
Desa Larangan Slampar yaitu Bapak ILYAS:
“Untuk daerah larangan slampar ini yang sangat di
tekankan itu semangat gotong royongnya. Kenapa? Karena dalam
gotong royong itu akan menimbulkan semangat kekeluargaan dan

9
Bapak Matsuri (Pamong Bere’ Laok) di kediaman beliau pada 7 Agustus 2017.

21
keharmonisan di dalam masyarakat sehingga masyarakat akan
merasa tentram, aman dan sejahtera. Satu orang yang hadir dari
suatu keluarga itu cukup menjadi wakil dari anggota keluarga”.10
Namun, sedikit permasalahan dalam kehidupan masyarakat
di Desa Larangan slampar ini bahwasanya masyarakat Desa
berlomba untuk mendapatkan harta sebanyak-banyaknya sehingga
hal tersebut mengakibatkan petengkaran di antara tetangga karena
sifat iri, dengki, dan pengetahuan yang kurang dalam diri mereka.
Namun, terkait shalat berjamaah, hampir seluruh masyarakat
Larangan Slampar sangat berantusias untuk melaksanakan shalat
berjamaah di masjid atau musholla terdekat.

2. Lingkungan Hidup

Di Desa Larangan slampar ini lingkungan hidupnya cukup


ramah yang dibuktikan dengan saling menghargai antar satu dengan
yang lain. Sehingga tercipta kehidupan yang harmonis antar warga
yang di kenal maupun tidak di kenal. Hal ini didukung juga dengan
adanya tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh dalam kehidupan
mereka seperti kyai yang disegani.

3. Keadaan sosial – Keagamaan Masyarakat dan Jamaah Posdaya


Masjid

Keadaan masyarakat Desa Larangan slampar dari segi


keagamaan bisa dikatakan sudah lumayan baik. Terbukti pada waktu
pelaksanaan sholat lima waktu yang dilaksanakan dengan berjamaah di
Masjid dan di Musholla cukup banyak, apalagi di dekat rumah warga.
Sebagaimana yang dikatakan oleh kepala Desa Larangan slampar
bahwasanya masyarakat Larangan slampar sangat kental dengan
kegiatan keagamaan terutama dalam pelaksanaan shalat berjamaah.
Masyarakat berbondong-bondong untuk pergi ke Masjid. Selain itu, di

10
Kepala Desa Larangan Slampar pada 15 Juli 2017 pukul 09.30

22
Desa ini setiap minggunya diadakan acara pengajian yang bertempat di
Masjid/mosholla setiap hari Jum’at siang sampai sore. Kami memilih
Mushalla sebagai pemberdayaan masyarakat yang merupakan salah
satu program kami. Selain untuk tempat sholat, mushalla ini juga bisa
dijadikan tempat bermusyawarah serta melaksanakan berbagai
kegiatan, seperti tempat untuk mengaji, belajar. Sedangkan untuk
kegiatan mengaji terutama untuk kalangan anak-anak, mereka cukup
aktif, hal itu terbukti ketika kami ikut mengajari dan menemani mereka
mengaji di Mushalla. Dan ada juga sebagian yang mengaji tadarus
namun cara mengaji mereka masih kurang sempurna baik dari segi
makharijul hurufnya dan tajwidnya.

F. KAJIAN TEKNIK PRA

1. Proses Fasilitasi Posdaya Masyarakat

Proses fasilitasi, kami melaksanakannya bersama beberapa


masyarakat yang dibantu dan didampingi oleh Ibu Kepala Desa sendiri
yaitu Ibu Hoyyibah yang saat ini menjabat sebagai Ibu Kades (Kepala
Desa) Larangan Slampar. Bapak Bambang Sutejo selaku sekretaris
Desa, Moh Ilyaz Hasan selaku penyambung lidah masyarakat, Rosuli
selaku BPD (Badan Perwakilan Desa),dan beberapa orang sebagai
pengurus Mushalla al-Hasany, yang dengan senang hati mereka
membantu kami dan memotivasi kami dalam menyelesaikan tugas
KPM partisipatif ini seperti proses transect, pemetaan, kalender musim
dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.

Setelah kami melakukan observasi dan terjun ke masyarakat di


Desa Larangan slampar dan mengadakan Matrik rangking, ternyata ada
beberapa masalah yang timbul seperti dalam masalah perekonomian,
pendidikan, kesehatan, dan sosial. Dalam hal ini kami mengambil
masalah perekonomian yang merupakan hasil kajian kami bersama
masyarakat Desa Larangan slampar.

23
2. Catatan Proses Diskusi bersama Masyarakat

Dalam diskusi yang kami lakukan bersama masyarakat yang


kami letakkan di lembaga pendidikan Bustanul Fata dan Musholla di
dekat Posko kami tinggal tercatat bahwasanya ada dua masalah yang
menonjol di Desa larangan slampar ini, yaitu pendidikan dan
perekonomian. Dalam perekononian, usaha home industry yang selama
ini berjalan di masyarakat tidak berkembang. Hal ini disebabkan
karena paradigma masyarakat yang masih tradisional serta kurangnya
jiwa kewirausahaan dalam diri mereka. Perkembangan teknologi di
zaman modern ini kurang dimanfaatkan dengan baik oleh mereka
dalam mengembangkan usaha mereka. Sehingga, fokus PAR kami
adalah perekonomian masyarakat khususnya home industry berupa
petampe. Adapun lembaga yg menaungi Musholla tempat pelaksanaan
diskusi tersebut merupakan salah satu lembaga pendidikan untuk
tingkat Madrasah Diniyah, yang mana jumlah siswa-siswinya masih
sedikit serta sarana dan prasarananya kurang begitu lengkap.

Masalah yang muncul dalam bidang pendidikan yaitu


kurangnya minat belajar peserta didik. Hal ini terbukti dari sikap dan
perbuatan mereka baik di lingkungan madrasah ataupun masyarakat.

3. Hasil Pelaksanaan PRA

a. Peta (Mapping)

Mapping adalah mengambarkan kondisi atau fisik suatu


wilayah Desa, Dusun, RT atau wilayah yang lebih luas yang
dilakukan bersama masyarakat. Tujuan Mapping adalah memahami
keadaan wilayah Desa dan lingkungannya bersama masyarakat.
Dalam hasil wawancara dengan Rosuli selaku BPD (Badan
Perwakilan Desa)ternyata Desa Larangan slampar ini
memilikiSembilan Dusun yaitu Dusunlarangan, Dusuntenga,
Dusunmorlaok, Dusunlonsambih, Dusun nyabagen,Dusun

24
torbelengan, Dusun gergunung dejeh, Dusun gergunung laok,
Dusun karpote, sehingga kami berinisiatif untuk mengambil
informan dari masing-masing Dusun yang dapat membantu kami
dalam pembuatan Mapping. Namun, Bapak Bambang Sutejo
selaku Sekretaris Desa mengatakan bahwasanya dalam data
statistik Desa Larangan slampar ini hanya terdiri dari
sembilanDusun saja.

Dari hasil Mapping dengan masyarakat, bisa kami


simpulkan bahwa Desa Larangan slampar Kecamatan Tlanakan
Kabupaten Pamekasan mempunyai luas wilayah240,00 M/
53,00Ha, yang terdiri dari sembilanDusun sebagaimana yang telah
disebutkan sebelumnya. Proses pembuatan peta dilaksanakan
bersama warga yang kompeten dalam bidang pemetaan dan warga
yang mengetahui betul akan daerah- daerah di Desa Larangan
slampar di antaranya yang berprofesi sebagai Kyai (tokoh
masyarakat) maupun yang berprofesi sebagai guru dan bahkan
petani pun diikutkan berpartisipasi dalam pembuatan peta yang
mengetahui seluk beluk Desa Larangan Slampar.

Adapun rincian analisis dalam pembuatan Mapping ialah


senbagai berikut:

1. Fasilitator : Junaidi

: Ach. Riady Tri Afrianto

: Riskiyah

: Suramlah

: Syamsul Huda

: Nur Jalilah Arif

: Lailatul Fitriah

25
: Riski Mahmudatul Fitriyah

: Choirul Anam

: Ahmad Hidayat

: Hidayatullah

: Halimah Norhasanah

: Fiasal Febriyanto

2. Informan : bapak Ilyas

: Aba Umar

: Bambang Sutejo

: Bapak Normali

3. Tempat pelaksanaan : Rumah Ibu Kades dan Posko 66

4. Waktu : 19.00-22.00 selama tiga hari

5. Hasil : Desa Larangan slampar ini


memilikiSembilan Dusun yaitu Dusunlarangan, Dusuntenga,
Dusunmorlaok, Dusunlonsambih, Dusun nyabagen,Dusun
torbelengan, Dusun gergunung dejeh, Dusun gergunung laok,
Dusun karpote.

26
Gambar 2.1Peta Wilayah (Mapping) Desa Larangan Slampar Kecamatan
Tlanakan

b. Transect

Setelah mendapatkan gambaran kondisi Wilayah Desa


Larangan Slampar, maka kami melajutkan dengan kegiatan
transect. Transect adalah melakukan penelusuran dengan berjalan
mengikuti arus jalan dari satu sudut ke sudut yang lain di suatu
Desa atau wilayah tertentu11.

Dalam hal ini proses transek kami lakukan untuk


mengetahui bagaimana keadaan sesungguhnya tentang masyarakat
sekitar baik manusianya, keadaan alamnya, maupun keadaan
lingkungan sosialnya. Kami mencoba melakukan penelusuran Desa
untuk mengamati secara langsung lingkungan dan keadaan Sumber
Daya Alam serta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan
dan potensi-potensi yang ada di Desa Larangan Slampar.

Adapun rincian analisis dalam pembuatan transect ialah


sebagai berikut:

1) Fasilitator : Hidayatullah :

: Faisal Febriyanto

11
Ibid, hal 89.

27
: Halimah Norhasanah

2) Informan : Sahrim

: Suraji

: Ibu Ramlah

: Matal

: Sutiana

3) Tempat pelaksanaan : Rumah Ibu Kades dan Posko 66

4) Waktu : 19:00-22:00 selama 2 hari

5) Hasil :

Gambar 2.2Transect Tata Lahan Desa Larangan Slampar Kecamatan


Tlanakan

c. Seasonal calender (Kalender Musim)

Seasonal calender (kalender Musim) adalah penelusuran


kegiatan musiman tentang keadaan dan permasalahn yang sering
kali terjadi dalam kurun waktu tertentu di wilayah tersebut. Dalam

28
hal ini, kami mengambil kalender musim tentang pengelolaan
lahan Desa Larangan Slampar. Meskipun lahan yang ada di Desa
Larangan Slampar ini kurang begitu dimanfaatkan untuk pertanian
karena masyarakat menganggap hasil yang diperoleh tidak
memadai untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Dalam pembuatan kalender musiman sebelumnya kami


sudah melakukan observasi dan wawancara dengan masyarakat.
Dari hasil observasi dan wawancara kami dengan beberapa
masyarakat khususnya petani, kemudian kami mencatat dan
memetak-metakkan ke kertas karton sebagai hasil kegiatan kami.

Dari hasil pemetaan terkait Kalender musim, dapat dilihat


bahwasanya lahan pertanian masyarakat Desa Larangan Slampar
dapat ditanami sepanjang tahun. Sawah dan ladang cukup subur
untuk ditanami baik pada musim hujan maupun kemarau dengan
aneka tanaman tertentu.

Pada musim hujan, jenis vegetasinya adalah Padi &Jagung,


sedangkan pada musim kemarau, jenis vegetasi yang biasa ditanam
oleh warga Desa Larangan Slampar adalah Tembakau &bawang.
Sementara untuk tanaman yang tumbuh sepanjang tahun yaitu
cabai.

Adapun rincian analisis dalam pembuatan kalender


musimialah sebagai berikut:

1) Fasilitator : Hidayatullah

: Faisal Febriyanto

: Halimah Nur Hasanah

2) Informan : Sahrim

: Suraji

29
: Matal

: Ibu Ramlah

: Sutiana

3) Tempat pelaksanaan : Rumah Warga dan Posko 66

4) Waktu : 20.00- 22.00

5) Hasil :

Gambar 2.3Kalender Musim Desa Larangan Slampar Kecamatan


Tlanakan

d. DailyRoutine (Diagram Pola Hidup)

Dailyroutine adalah tehnik penggalian data dengan


membuat diagram yang menggambarkan kegiatan sehari-hari
masyarakat. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk melakukan
wawancara dengan beberapa keluarga di Desa Larangan Slampar
sehingga kami mendapat informasi terkait dengan pola hidup
masyarakat. Tujuan dari daily routine adalah untuk mengetahui
pola hidup masyarakat sekitar setiap harinya sehingga bisa
memudahkan kita untuk mendapatkan informasi terkait kegiatan
masyarakat. Dan juga kita dapat mengetahui keberadaan
masyarakat dari waktu ke waktu.

30
Adapun rincian analisis dalam pembuatan daily routine
ialah sebagai berikut:

1) Fasilitator : Junaidi

: Samsul Huda

: Suramlah

: Ach. Riadi Tri Afrianto

: Lailatul Fitriya

2) Informan : Chindy Qomaria

3) Tempat pelaksanaan : Rumah Warga dan Posko 66

4) Waktu : 15:30 – 16:30

5) Hasil :

Gambar 2.4Daily Routine Masyarakat Desa Larangan Slampar


Kecamatan Tlanakan.

e. Diagram Venn

31
DiagramVenn merupakan teknik yang bermanfaat untuk
melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang
terdapat di Desa dan lingkungannya. Diagram venn memfasilitasi
diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa saja
yang berada di Desa serta menganalisa dan mengkaji perannya,
kepentingan dan manfaat untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji
meliputi lembaga-lembaga lokal, lembaga-lembaga pemerintah dan
lembaga-lembaga swasta.

Adapun tujuan dari diagram venn adalah untuk mengetahui


pengaruh lembaga/tokoh masyarakat (stake holders) yang ada
diwilayah tersebut terhadap kehidupan dan persoalan warga
masyarakat, baik laki-laki maupun permpuan. Disamping itu,
Digaram venn juga bertujuan untuk melihat tingkat kepedulian dan
frekuensi lembaga/tokoh masyarakat dalam membantu
memecahkan persoalan yang dihadapi oleh warga masyarakat.
Kami melakukan diskusi dengan masyarakat guna melihat sejauh
mana hubungan kelembagaan yang ada dengan masyarakat Desa
Larangan Slampar Hal tersebut kami lakukan tidak lain hanya
sebagai media untuk mengetahui hubungan kelembagaan yang ada.

Setelah menelusuri keadaan wilayah terhadap apa saja yang


berada di Desa Larangan Slampar dengan menganalisa perannya,
kepentingannya dan manfaatnya untuk masyarakat. Maka dapat
diidentifikasi tentang lembaga atau institusi yang mempunyai
pengaruh terhadap masyarakat setempat. Dari hasil penelusuran
dan wawancara dengan masyarakat didapat informasi terkait peran
lembaga-lembaga yang ada dengan pemecahan persoalan-persoalan
yang ada di masyarakat.

Adapun rincian analisis dalam pembuatan diagram venn


ialah sebagai berikut:

1) Fasilitator : Junaidi

32
: Riskiyah

: Syamsul Huda

: Nur Jalilah Arif

2) Informan : Imam

: Bambang Sutejo

: Hoyyibah

3) Tempat pelaksanaan : Rumah Warga dan Posko 66

4) Waktu : 19:00 – 22.00

5) Hasil :

Gambar 2.5Diagram Venn Masyarakat Desa Larangan Slampar


Kecamatan Tlanakan.

f. Aset Ekonomi Masyarakat

33
Merupakan harta dari masyarakat larangan slampar, asset
ekonomi merupakan perkumpulan dari beberapa asset asset yang
dimiliki oleh masyarakat tersebut, misalkan hewan peliharaan atau
ternak kebun dan juga pertanian.

Adapun rincian analisis dalam pembuatan asset ekonomi


masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Fasilitator : Hidayatullah

: Faisal Febriyanto

: Halimah Nur Hasanah

2) Informan : Suraji

: Sahrim

: Matal

: Ibu Ramlah

: Sutiana

3) Tempat pelaksanaan : Rumah Warga dan Posko 66

4) Waktu : 19:00 – 22.00

5) Hasil :

Gambar 2.5Aset Ekonomi Masyarakat Desa Larangan Slampar Kecamatan


Tlanakan.

34
g. Matrix Ranking

Merupakan teknik menentukan prioritas masalah. Setelah


komunitas menentukan masalah-masalah yang muncul, seperti
masalah ekonomi, pertanian, pendidikan, sosial keagamaan,
keamanan dan politik, langkah selanjutnya komunitas meranking
prioritas masalah tersebut. Setelah melakukan diskusi dengan
masyarakat, khususnya berbagai komunitas dapat diperoleh
beberapa masalah yang muncul. Namun, masalah yang paling
menonjol di Desa ini adalah masalah perekonomian dan
pendidikan.

Adapun rincian analisis dalam pembuatan Matrik Ranking


adalah sebagai berikut.

1) Fasilitator : junaidi

: hidayatullah

: khoirul anam

2) Informan : Masyarakat larangan slampar

3) Tempat pelaksanaan : Rumah Ibu Kades dan Posko 66

4) Waktu : 14.00-15.30

5) Hasil :

35
Gambar 2.5Matrix Ranking Desa Larangan Slampar Kecamatan
Tlanakan.

h. Teknik Analisis Pohon Masalah dan Pohon Harapan

Disebut teknik analisa masalah karena melalui teknik ini,


dapat dilihat ‘akar’ dari suatu masalah, dan kalau sudah
dilaksanakan, hasil dari teknik ini kadang-kadang mirip pohon
dengan akar yang banyak.Analisa Pohon Masalah sering dipakai
dalam masyarakat sebab sangat visual dan dapat melibatkan
banyak orang dengan waktu yang sama.

Teknik ini dapat dipakai dalam situasi yang berbeda, tapi


yang lebih penting dari itu, teknik ini dapat digunakan terutama
untuk menelusuri penyebab suatu masalah. Teknik ini adalah
teknik yang cukup fleksibel. Melalui teknik ini, orang yang terlibat
dalam memecahkan satu masalah dapat melihat penyebab yang
sebenarnya, yang mungkin belum bisa dilihat kalau masalah hanya
dilihat secara sepintas. Teknik Analisa Pohon Masalah harus
melibatkan orang setempat yang tahu secara mendalam masalah
yang ada.

Adapun rincian analisis dalam pembuatan Matrik Ranking


adalah sebagai berikut

1) Fasilitator : Riski Mahmudatul Fitriyah

36
: Junaidi

: Syamsul Huda

2) Informan : Pak Ilyas

: Hoyyibah

: Hartono

3) Tempat pelaksanaan : Rumah Ibu Kades dan Posko 66

4) Waktu : 19:00-22:00

5) Hasil :

Gambar 2.5Pohon Masalah dan Pohon Harapan Desa Larangan Slampar


Kecamatan Tlanakan.

4. Informasipenting (Masalah dan Potensi yang ditemukan)

Hasil pemantauan kami selama melakukan observasi atau


pengambilan data dari SembilanDusun yang kami teliti ada sedikit
perbedaaan antara Dusun yang satu dengan yang lain. Misalnya dalam
segi perekonomian, masyarakat di Desa Larangan Slampar ini
mayoritas berprofesi sebagai petani, pedagang, dan perantau. Desa
Larangan Slampar ini di bagi menjadi 2 bagian yaitu bagian utara dan

37
selatan. Dimana bagian selatan itu terdiri dari pantai pesisir dengan
kondisi lahan berkerikil. Sehingga masyarakat bermatapencaharian
sebagai nelayan dan pedagang, yang mana profesi nelayan sangat
bergantung pada kondisi angin itu sendiri dan keberadaan ikan di laut.

Sedangkan di bagian utara itu banyak terdapat tegalan,


sehingga orang memanfaatkannya sebagai lahan pertanian. Sebagian
masyarakat di bagian utara memilih untuk bekerja di luar negeri karena
pendapatan yang mereka peroleh lebih besar daripada bekerja di
Desanya sendiri. Sumber mata air di Desa Larangan Slampar ini
diperoleh dari sumur yang terdapat pada sebagian rumah. Baik di
bagian selatan maupun utara ada kesamaan dalam hal profesi
masyarakatnya yaitu pedagang. Jika kita telusuri jalan-jalan di Desa
Larangan Slamparini, maka kita menemukan barang dagangan yang
ada di rumahnya. Ada satu ciri khas Larangan Slampar yang berbentuk
makanan kripik petampe. Namun, masyarakat Larangan Slampar
masih minim untuk mengembangkan usahanya tersebut. Minoritas dari
mereka yang bekerja sebagai PNS, meskipun banyak pemuda pemudi
di zaman sekarang di Desa ini lumayan banyak yang lulusan S1. Hal
itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat itu sendiri
tentang hakikat pendidikan. Sejak kecil para orang tua sudah
menenamkan jiwa berbisnis dalam diri anak mereka. Namun, bisnis
yang mereka terapkan tidak dapat berkembang.

Salah satu usaha yang berpotensi untuk dikembangkan di Desa


Larangan Slampar ini adalah usaha home industry dalam bidang
makanan, yaitu petampe yang mana makanan tersebut merupakan
makanan khas Larangan Slampar. Potensi ini sangat menguntungkan
jika dikembangkan misalnya dalam pengemasan dan pemasarannya.

38
BAB III

PERENCANAAN KEBUTUHAN

A. Alur Kegiatan Mulai Awal Sampai Akhir Dalam Proses Pemberdayaan


Berdasarkan hasil dari temuan penjajakan kebutuhan yang didapat dari
perencanaan kebutuhan secara partisipatif, maka kami melakukan penyusunan
perencanaan kebutuhan diawali dengan mengadakan pertemuan-pertemuan
bersama semua pihak yang telah terlibat di dalamnya yang melalui tahapan
sebagai berikut:

1. Identifikasi kegiatan, yang dilengkapi kerangka kerja yang bersifat


sementara.
2. Pembahasan tentang langkah-langkah rencana kerja untuk merumuskan
sasaran, tujuan, masukan (input), pengeluaran (Out put) kegiatan, indikator
keberhasilan, dan asumsi-asumsi (Hambatan dan kemungkinan
penyelesaian)
3. Mengidentifikasi pelaksanaan kegiatan yang didasarkan pada pengetahuan,
keterampilan manajerial dan teknis (Skill), serta komitmen untuk
melaksanakan secara partisipatif.
Berdasarkan pemilihan dan penentuan program-program ini, kami bisa
mengutarakan bahwa program KPM Partisipatif berbasis masjid di Desa
Larangan Slampar kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan secara rinci
dan sistematis yang diawali dengan kegiatan observasi dan wawancara dengan
beberapa pihak, yaitu Ibu Kepala Desa Larangan Slampar, perangkat Desa
Larangan Slampar, dan tokoh-tokoh masyarakat yang terdapat di Desa
Larangan Slampar.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut maka kami
menetapkan program KPM Partisipatif berbasis masjid 2018 adalah untuk
memperoleh data dan segala sesuatu yang menjadi tugas kami seperti
melakukan Mapping, Transect, Kalender Musim, dan Pohon Masalah serta
Asset Ekonomi melalui atau dengan cara Include dalam aktifitas masyarakat
misalnya:

39
1. Bidang Agama
a. Sholat berjama’ah di masjid dan musholla
b. Menghadiri acara tahlilan
c. Mengikuti pegajian kitab Bideye setiap malam minggu, senin, rabu,
dan kamis.
d. Ikut serta dalam acara muslimatan setiap hari Jum’at siang.
e. Menjadi imam shalat dan guru mengaji di Mushalla
2. Bidang Sosial
a. Silaturrahim ke rumah warga atau masyarakat Desa Larangan Slampar
b. Mengadakan rapat dengan pengurus Mushalla al-Hasany
c. Mengadakan sosialisasi dengan aparat Desa
d. Melaksanakan kerja bakti di Posko
e. Melaksanakan kerja bakti di Pemakaman Umum
f. Silaturrahmi ke teman-teman KKN dari universitas lain
g. Berpartisipasi dalam perayaan HUT RI ke 73 yang diadakan oleh KPM
Posko 66 IAIN Madura dan KKN Trunojoyo Madura.
3. Bidang Budaya
a. Mengobservasi tradisi masyarakat setempat
b. Melakukan penelusuran terhadap kebudayaan yang ada di setiap
Dusun di Desa Larangan Slampar.
4. Bidang Pendidikan
a. Observasi terhadap lingkungan pendidikan di Desa Larangan Slampar
b. Melakukan pendataan lembaga pendidikan di Desa Larangan Slampar
c. Membantu mengajar di salah satu lembaga pendidikan yaitu Madrasah
Diniyah Bustanul Fata.
d. Membantu mengajar membaca Al-Qur’an dan Tajwid di tempat
musholla yang dekat dari posko.
5. Bidang kesehatan
a. Mengobservasi pelaksanaan posyandu pada tanggal 08 Agustus 2018
b. Menelusuri layanan kesehatan yang ada di Desa Larangan Slampar
c. Mewawancarai bidan yang menangani kesehatan masyarakat Larangan
Slampar

40
6. Bidang ekonomi
a. Melakukan observasi dan wawancara ke beberapa petani yang ada di
Desa Larangan Slampar
b. Melakukan observasi dan wawancara ke beberapa penjual Petampe
c. Melakukan rapat bersama masyarakat yang berjualan makanan khas
Larangan Slampar (Petampe) untuk mengembangkan usaha mereka
d. Ikut serta membagikan Raskin ke setiap Dusun
e. Ikut serta dalam membuat Petampe khas Larangan Slampar
Adapun alur kegiatan yang kami lakukan selama berada di Desa
Larangan slampar secara terperinci kurang lebih satu bulan adalah sebagai
berikut:
Tanggal Kegiatan
18 Juli 2018 Pemberangkatan dan Penyerahan peserta KPM
19 Juli 2018 Shalat berjamaah, kerja bakti, mengajar, mapping,
silaturrahmi ke masyarakat
20 Juli 2018 Kunjungan ke masyarakat, mapping,
21 Juli 2018 Bersih-bersih halaman mushalla di Al-Rahman,
soaialisasi,mengajar ngaji, mengikuti kegiatan
keagamaan, diskusi mapping
22 Juli 2018 Suplier Kayu, interview pembuatan transek
23 Juli 2018 Kunjungan kebapak kades dilapas, melanjutkan
pencarian data transek, mengajar mengaji
24 Juli 2018 Kunjungan masyarakat ke Dusun morlaok, pembuatan
time line
25 Juli 2018 Jalan-jalan sehat, mengajar ngaji, kunjungan ke
masyarakat, kunjungan ke Pamong bagian tenga
26 Juli 2018 Baksos, mengajar, sosialisasi, menggambar pola hidup
27 Juli 2018 Shalat berjemaah, kunjungan ke masyarakat, mengajar
di lembaga sekolah
28 Juli 2018 Observasi, interview, sosialisasi KPM ke lembaga-
lembaga sekolah, mengajar, perencanaan program

41
29 Juli 2018 Sosialisasi, mengajar,
30 Juli 2018 Shalat berjemaah, tadarus, mengajar di lembaga
sekolah, kunjungan ke masyarakat,
31 Juli 2018 Baksos,Menggambar aset ekonome,Mengajar ngaji,
mengajar di madrasah
1 Agustus 2018 Sosiolisasi, Membuat Kalendr musim
2 Agustus 2018 Kerja bakti membersihkan kuburan bersama UTM
3-6Agustus 2018 Persiapan acara 17 agustusan
7-9Agustus 2018 Pelaksaan lomba 17 agustus
10 Agustus 2018 Malam Inagurasi /malam perpisahan
11-12Agustus Persiapan pembuatan kriopik petampe
2018
13 Agustus 2018 Praktek pembuatan kripik petampe
14 Agustus 2018 Demo pangan kripik petampe
15 Agustus 2018 Aksi pemasaran petampe ke berbagai lokasi
16 Agustus 2018 Pamitan ke warga dan lembaga-lembaga
17 Agustus 2018 Upacara 17 agustusan
18 Agustus 2018 Pemulangan peserta KPM ke Desa masing-masing
Catatan: Setiap hari kami interview untuk mengetahui pola kehidupan
masyarakat yang mana jadwal yang telah menjadi kesepakatan di pagi hari dan
sore hari secara bergantian dengan peserta KPM yang memiliki waktu yang
senggang apabila tidak ada jadwal untuk mengajar di masyarakat, dan setiap
malam kami mengajar ngaji di mushalla yang telah menjadi fokus kami dan
masjid yang menjadi target kami.

B. Bentuk-Bentuk Kegiatan
Selama di Desa Larangan Slampar, kami melaksanakan beberapa
kegiatan dari berbagai aspek; aspek pendidikan, perekonomian, keagamaan,
sosial, dan budaya.

1. Aspek Pendidikan
Dalam aspek pendidikan, kami melakukan berbagai kegiatan untuk
mengetahui kondisi pendidikan yang ada di masyarakat Larangan

42
Slampar.Dalam hal ini, kami berusaha menggali informasi sebanyak
mungkin baik itu melalui observasi langsung ke beberapa lembaga
pendidikan yang ada di Desa Larangan Slampar maupun interview dengan
beberapa masyarakat yang ada di Desa Larangan Slampar. Dari hasil
observasi maupun interview yang kami lakukan, hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat Larangan Slampar masih kurang menyadari akan
pentingnya pendidikan, hal itu terlihat dari keadaan para pelajar di Desa
Larangan Slampar ini. Mereka pergi ke sekolah bukan untuk belajar,
melainkan bermain denga teman nereka.Meskipun data pendidikan
Larangan Slampar menunjukkan sebagian angka masyarakat yang menjadi
sarjana. Berdasarkan keterangan dari pendamping Desa bapak Ilyas
(Sekdes Desa), menunjukkan bahwa mayoritas masyarakatnya banyak
yang tidakmenjadi sarjana. Namun, hal ini tidak bisa menunjukkan bahwa
pendidikan di Desa Larangan Slampar tidak berhasil tumbuh dan
berkembang.

2. Aspek Perekonomian
Dalam bidang perekonomian yang merupakan fokus kajian kami
dalam KPM kali ini hal-hal yang kami lakukan adalah identifikasi dengan
melakukan pengamatan dan berbaur dengan masyarakat yang sedang
melakukan aktivitas Ekonominya seperti aktivitas menyiram tanaman
tembakau dan tanaman cabai. Selain itu, kami juga meng-interview
beberapa Pamong di Desa Larangan Slampar beserta beberapa warga
Desa untuk mevalidkan data kami. Sehingga kami dapat mendeskripsikan
mata pencaharian masyarakat Desa Larangan Slampar dari berbagai
informan kami dapati bahwa mayoritas masyarakat Larangan Slampar
berprofesi sebagai petani, pedagang, pegawai, dan sebagian lagi merantau.
Adapun tanaman pokok yang ditanam oleh masyarakat Larangan Slampar
adalah Singkong ,cabai ,jagung,tembakau,padi.

Namun, pada musim ini pendapatan pertanian di Desa Larangan


Slampar mengalami penurunan, dimana berdasarkan informasi dari salah

43
satu warga Dusunmor laok ,12 ketika diwawancarai beliau mengatakan
bahwa belakangan ini masyarakat sudah jarang yang bertani jagung, hal itu
yang menjadi penyebab utamanya adalah karena perubahan cuaca yang
tidak menentu, sehingga masyarakat dengan sendirinya merasa enggan
untuk menenanam jagung. Hal yang sama juga terjadi dalam hal pertanian
cabai yang juga mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan
sebelumnya. Dalam hal tanaman jagung, masyarakat Larangan Slampar
menanam jagung adakalanya selama dua kali, hal itu untuk menambah
pendapatan dari sektor pertanian.

Mata pencaharian mayoritas diDesa Larangan Slampar ini adalah


petani.Masyarakat Larangan SlamparMenggantungkan hidupnya pada
hasil tani seperti, padi, jagung, singkong, tembakau, cabai dan lain-lain.
Tidakhanya bergantungkanpada hasil pertaniannya, masyarakat Larangan
Slampar juga mengolah hasil pertaniannya seperti singkong yang di olah
menjadi kripik Tette. Dikarenakan kebanyakan masyarakat larangan
slampar memiliki tanah sendiri dan kebanyakan memiliki lebih dari 1
petak tanah, masyarakat larangan slampar khususnya jarang bekerja di luar
kota bahkan merantau ke luar negri dan lebih fokus pada pertanianya,
bahkan ada beberapa petak tanah yang sampai tidak di tanami apa-apa.

Bahkan saking fanatiknya terhadap pertanian masyarakat larangan


slampar banyak yang punya tanah diluar Desa seperti diDesa Taroan,
Gugul. Selain fanatik pada pertanian masyarakat larangan slampar juga
banyak mempunyai hewan ternak untuk tabungan ekonomi mereka, seperti
sapi, kambing, ayam, dan burung dara. Dan pada setiap tahunnya mulai
dari tahun 2009 peternak di larangan slamapar semakin tahun semakin
bertambah saja, dikarenakan tingkat keamanan Desa yang semakin tahun
semakin aman.

3. Aspek Keagamaan

12
Wawancara dengan ibu ramlah di kediaman beliau pada tanggal 27 Juli 2018 pukul 09.00 WIB

44
Selama kami tinggal di Desa ini, kami banyak mengikuti berbagai
rutinitas keagamaan bersama warga setempat, terutamaDusunlarangan ,
karena memang kami menetap di Dusun tersebut kurang lebih selama
sebulan. Tidak salah jika kami mengatakan bahwa Desa ini merupakan
Desa yang religius hal itu terlihat dari banyaknya jumlah jama’ah
diberbagai mushalla dan masjid. Serta banyaknya kegiatan keagamaan
yang sering dilakukan di Desa Larangan Slampar ini seperti kegiatan
rutinitas tahlilan dan yasinan yang dibacakan pada setiap malam jum’at di
berbagi mushallah .Data tempat ibadah yang ada di Desa Larangan
Slampar sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data tempat ibadah yang ada di Desa Larangan Slampar


No Nama tempat ibadah Jumlah
01 Masjid 2
02 Mushalla 25
03 Gereja -
05 Puraatau Wihara -
4. Aspek Kesehatan
Kesehatan dalam suatu komunitas sangat penting karena jika
kesehatan bermasalah maka akan berdampak sangat buruk bagi
perkembangan masyarakat. Masyarakat Desa Larangan Slampar memiliki
layanan kesehatan berupa posyandu, pelaksanaan posyandu di Desa
Larangan Slampar dilaksanakan setiap bulan dan dilaksanakan di setiap
Dusun secara bergantian.Dalam pelaksanaan posyandu dilakukan
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemberian vitamin A,
dan imunisasi.

5. Aspek Keamanan
Sebelum tahun 2009 dalam aspek Keamanan dulunyaDesa
Larangan Slampar merupakan sebuah Desa yang memiliki tingkat
keamanan yang bisa dikatakan buruk dibandingkan Desa-Desa lainnya di

45
kecamatan Tlanakan, hal ini dibuktikan dengan cerita beberapa pamong
yang ada di Larangan Slampar. Namun setelah 2009 seterusnya sampai
2018 apabila dilihat dari aspek keamanan, Desa Larangan Slampar
merupakan Desa yang sangat baik dalam hal tersebut, hal itu dapat dilihat
dari terlihat dari minimnya tingkat kejahatan yang terjadi di Desa ini,
apalagi dalam hal pencurian, hampir tidak ada tindak pencurian yang
terjadi di Desa ini, hal itu terlihat dari kebiasaan masyarakat yang
meletakkan barang- berang berharganya di luar rumah mereka masing-
masing, seperti halnya sepeda motor dan mobil. Dan hal tersebut kami
rasakan sendiri dimana selama kami melakukan KPM di Desa Larangan
Slampar ini kami tidak pernah menemukan terjadinya kerusuhan,
kehilangan, penculikan, ataupun pertikaian. Hal lain yang menjadi bukti
tingginya tingkat keamanan yang ada di Desa Larangan Slampar adalah
pada malam hari masyarakat tidak mengkunci pintu rumahnya. Data ini
diperkuat setelah kami melakukan wawancara bersama empat pamong,
yang kesemuanya mengatakan bahwa Desa Larangan Slampar memang
terkenal dengan keamanannya yang baik.Hal ini didukung dengan kuatnya
rasa kekeluargaan di antara masyarakat.

C. Proses Yang Dijalankan


Berdasarkan situasi yang terjadi diDesa Larangan Slampar, maka
metode dan teknik yang digunakan dalam kegiatan ini menggunakan
pendekatan participatory.Di dalam pendekatan ini, kami sebagai peserta
KPM IAINMadura (sebagai orang luar) harus mendudukkan diri sebagai
orang yang belajar pada masyarakat dan masyarakat merupakan guru bagi
orang luar. Dengan kata lain, masyarakat adalah narasumber atau informan
penuh.

1. Bagan Analisis Sebab Akibat (Pohon Masalah)


Pohon masalah sering disebut juga teknik analisis masalah.Bentuk
dari pohon masalah ini kadang-kadang ada yang seperti pohon dengan

46
banyak akar dan cabang diatas.Melalui teknik ini, orang yang terlibat
dalam masalah ini dapat mengetahui penyebab masalah ini sehingga
gampang dalam penanganannya. Dalam pembuatan pohon masalah ini
kami melihat dari fieldnote-fieldnote yang ada, yang mana fieldnote
tersebut memang berasal dari beberapa masyarakat Larangan Slampar
pada saat kami mewawancarai mereka.
Berikut inilah hasil pohon masalah yang kami dapatkan dari beberapa
masyarakat:13
Gambar 3.1 :Bagan Pohon Masalah Desa Larangan Slampar Kecamatan
Batu Marmar.

2. Matrik Ranking
Matrik Ranking adalah suatu kegiatan untuk mengelompokkan
masalah, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, keagamaan, kesehatan,
politik dan keamanan.sehingga dari matrik ranking ini kita dapat
mengetahui masalah-masalah yang terjadi di Desa Larangan Slampar
khususnya.

Dalam pembuatan matrik ranking kami menggunakan teknik


preference ranking and scoring yaitu teknik penentuan prioritas, dengan

13
Sayuti, abd. Hamid, ibu Jimron, p. iin, dan p. Toha, warga Larangan Slampar, ( September
2018).

47
meranking beberapa masalah yang diajukan oleh masyarakat dengan
teknik menggambar bintang dan memberinya warna.
Berikut adalah hasil matrik ranking yang diusulkan oleh beberapa
masyarakat Desa Larangan Slampar.

Gambar 3.1

Bagan Matrik Ranking di Desa Larangan Slampar Kecamatan Tlanakan

Matrik penyelesaian adalah rencana kerja yang diupayakan dalam


menyelesaikan masalah yang ada di Desa Larangan Slampar dengan
rangkaian kegiatan-kegiatan yeng berkaitan dengan permasalahan yang
ada.

D. Tabel Rencana Program Kerja, Kegiatan, dan Potensi Keberlanjutannya


dalam Kerangka Pemberdayaan Partisipatoris
Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan, peserta KPM menyusun
terlebih dahulu Rencana Kegiatan dalam bentuk tabel untuk memudahkan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Adapun rencana program kami posko 66 secara umum adalah sebagai
berikut.
TANGGAL KEGIATAN
18-24Juli 2018 Sosialisasi

48
25-31 Juli 2018 Perencanaan Kegiatan
1-7 Agustus 2018 Pelaksanaan Kegiatan
8-14 Agustus 2017 Evaluasi (Pemasaran)
Rencana Program Kerja Posko 42 Di Desa Larangan Slampar Kecamatan Batu
Marmar

Hari Uraian Kegiatan Waktu

Silaturrahmi dan perkenalan anggota KPM kepada Kepala


Ke-1 Malam
Desa Larangan Slampar lokasi KPM

Melakukan kunjungan ke sekretaris DesaLaranagn Slampar


Pagi
sekaligus mencari data mapping.

Ke-2 Mengajar ngaji

Pengajian Kitab Sullam al-Taufiq Malam

Rapat Evaluasai

Melakukan kunjungan ke tokoh masyarakat sekaligus mencari Pagi


data mapping. &Siang

Ke-3 Mengajar ngaji

Pengajian kitab Malam

Evaluasi

Melakukan kunjungan ke masyarakat sekaligus mencari data Pagi


mapping. &Siang

Ke-4
Yasin dan shalawat
Malam
Evaluasi

Ke-5 Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

49
Melakukan Transect Siang

Mengajar ngaji
Malam
Evaluasi

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Melakukan Transect lanjutan Siang

Ke-6 Mengajar ngaji

Pengajian kitab Malam

Evaluasi

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Melakukan Transect lanjutan Siang

Ke-7 Mengajar ngaji

Pengajian kitab Malam

Evaluasi

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Melakukan Timeline Siang

Ke-8 Shalat berjamaah

Mengajar mengaji Malam

Rapat Evaluasi

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Ke-9 Melakukan analisis masalah Siang

Mengajar ngaji Malam

50
Pengajian kitab

Evaluasi

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Melakukan analisis lanjutan dan perencanaan program lanjutan Siang

Ke-10 Mengajar ngaji

Pengajian kitab Malam

Evaluasi

Mengajar di Lembaga Pendidikan


Siang
Pembuatan Pohon Masalah
Ke-11
Yasin dan Shalawat
Malam
Evaluasi

Mengajar di lembaga pendidikan


Siang
Pembuatan matrik ranking
Ke-12
Mengajar mengaji
Malam
Evaluasi

Mengajar di lembaga pendidikan


Siang
Pembuatan trends and changes

Ke-13 Mengajar mengaji

Pengajian kitab

Evaluasi

Ke-14 Pembuatan trends and changes lanjutan Siang

51
Mengajar di llembaga pendidikan

Rapat evaluasi Malam

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Pembuatan kalender musim Siang


Ke-15
Mengajar mengaji
Malam
Rapat Evaluasi

Kerja bakti Pagi

Melakukan kegiatan pendataan keluarga sejahtera, kalender


Siang
Ke-16 musim

Mengajar ngaji
Malam
Pengajian kitab dan evaluasi

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Pembuatan diagram venn Siang


Ke-17
Mengajar ngaji
Malam
Pengajian kitab dan evaluasi

Mengajar di lembaga pendidikan Pagi

Ke-18 Pembuatan diagram venn lanjutan Siang

Mengajar ngaji dan evaluasi Malam

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Ke-19 Perizinan untuk melakukan aksi yang menjadi program Siang

Mengajar ngaji

52
Malam
Evaluasi

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Ke-20 Pembuatan diagram alur Siang

Mengajar ngaji dan evaluasi Malam

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Ke-21 Mengetahui layanan kesehatan Siang

Mengajar ngaji dan evaluasi Malam

Melakukan aksi Pagi

Ke-22 Mengajar ngaji


Malam
Rapat evaluasi terkait perencanaan kegiatan aksi

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Ke-23 Menindaklanjuti aksi Siang

Mengajar ngaji dan evaluasi Malam

Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi

Ke-24 Mengajar ngaji

Evaluasi sekaligus rapat posdaya masjid Malam

Sosialisasi Pagi
Ke-25
Mengajar ngaji Malam

Pagi-
Ke-26 Sosialisasi
selesai

53
Mengajar di Lembaga Pendidikan Pagi
Ke-27
Rapat Persiapan lepas pisah KPM Malam

Pagi-
Ke-28 Persiapan lepas kpm 2018
selesai

Ke-29 Lepas pisah KPM 2018 Malam

Ke-30 Lepas pisah KPM 2018 di KEC. Tlanakan Pagi

54
BAB IV

KEGIATAN AKSI

Kegiatan aksi adalah sebuah kegiatan yang di dalamnya berisi atau


mengkaji tindakan yang sedang berlangsung di tempat yang menjadi objek
penelitian dalam rangka kegiatan melakukan dan menciptakan perubahan yang
lebih baik pada tempat itu. Kegiatan aksi dilakukan di sebuah tempat dimana di
tempat tersebut membutuhkan dan sangat butuh perubahan yang lebih baik dari
sebelumnya. Kegiatan aksi di sini dilakukan oleh masyarakat yang ada di tempat
tersebut yang mana mahasiswa adalah sebagai salah satu fasilitator atau
konseptor untuk membawa masyarakat yang ada di tempat itu supaya menjadi
lebih baik dan bisa berkembang.

A. Kegiatan Pembentukan Pengurus dan Kegiatan Posdaya Masyarakat


secara Gotong Royong dan Partisipatif.
Pada pembahasaan ini, kami akan menjelaskan tentang struktur
kepengurusan yang ada di mushalla Bustanul Fata. Di mushalla ini tidak
ada struktur kepengurusan, karena pengurus mushalla ini langsung
ditangani oleh pengasuh sendiri, yaitu K H Mahfud. Lain halnya dengan
lembaga pendidikan maka yang mengurus lembaga tersebut adalah para
ustadz (orang luar), sedangkan keluarga pengasuh yayasan tidak ikut
campur di dalamnya. Ketika kami melaksanakan KPM di Mushalla ini,
kami menemukan sudah ada beberpa kegiatan yang sudah berlangsung,
seperti pengajian kitab kuning, muslimatan, mengajar mengaji, dan
sebagainya.
Jadi dalam hal ini kami para peserta KPM kali ini tidak banyak
melakukan perubahan terhadap kegiatan yang sudah berjalan. Sehingga
kegiatan–kegiatan POSDAYA yang kami lakukan tidak jauh berbeda
dengan apa yang sudah dilakukan oleh pengurus Mushalla dan jamaah di
mushalla ini. Dan memang, kalau dilihat dari kemakmuran mushalla
Bustanul Fata bisa dikatakan sudah makmur dimana dilihat dari banyaknya
kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di mushalla ini.

55
Kegiatan Aksi (Dilaporkan bilamana diperlukan sesuai dengan
kegiatan yang telah dilakukan di lokasi). Adapun berisikan aksi-aksi
(kegiatan) bersama masyarakat di Mushalla Bustanul Fata ini adalah
sebagai berikut:
 Aksi pertama
Judul Musyawarah
Keterangan Sosialisasi KPM dan menyusun program kerja posdaya
bersama masyarakat.
Pemandu / Ustadz Ali, sekretaris, dan kordes
fasilitator
Peserta aksi Pengurus mosholla, Peserta KPM STAIN Pamekasan, dan
masyarakat sekitar
Tempat/ Mushalla Bustanul Fata, 26 Juli 2018
Tanggal
 Aksi kedua
Judul Kegiatan Keagamaan
Keterangan Shalat berjamaah, Tahlil, mengajar mengaji, membaca
shalawat, dan membaca surat Yasin
Pemandu / K H Mahfud, Hj Asmiati, ustadz Sugianto
fasilitator
Peserta aksi Pengurus masjid dan Peserta KPM STAIN Pamekasan
Tempat Setiap malam setelah sholat maghrib dan isya’ di Mushalla
Bustanul Fata. Untuk pembacaan surat Yasin dilaksanakan
pada malam Juma’at setelah shalat maghrib
 Aksi ketiga
Judul Muslimatan
Keterangan Membaca Yasin, Sholawat tibaan& Tahlil Bersama,mauidatul
hasanah
Pemandu / K H Mahfud dan Hj Asmiati
fasilitator
Pesertaaksi Remaja Desa& Ibu rumah tangga beserta Peserta KPM IAIN
Madura
Tempat Setiap malam juma’at jam 17:30-19.00 WIB
 Aksi keempat

56
Judul Musyawarah
Keterangan Musyawarah tentang rencana penyuluhan kegiatan masyarakat
Pemandu / Bapak Delta Yaumin Nahri selaku DPL Posko 66
fasilitator
Peserta aksi Masyarakat dan Peserta KPM IAIN Madura
Tempat/ Balai Desatanggal 11 Agustus 2017
Tanggal
 Aksi kelima
Judul Perizinan dan Persetujuan
Keterangan Perizinan dan persetujuan untuk membantu mengembangkan
usaha home industry berupa Petampe yang menjadi makanan
khas Larangan Slampar dengan membuat suatu inovasi baru
dalam pengemasan dan pemasaran
Pemandu / Kordes posko 66
fasilitator
Peserta aksi Masyarakat dan Peserta KPM IAIN Madura
Tempat/ Rumah Ibu Kades 12 Agustus 2018
Tanggal
 Aksi keenaam
Judul Pelaksanaan program
Keterangan Pembuatan petampe dan mengemasnya dalam bungkus plastik
dengan disertai label produk
Pemandu / Kordes posko 66
fasilitator
Peserta aksi Ibu PKKdan Peserta KPM IAIN Madura
Tempat/ Rumah warga tanggal 15 Agustus 2018
Tanggal
 Aksi ketujuh
Judul Musyawarah sekaligus evaluasi
Keterangan Musyawarah tentang aksi selanjutnya yaitu pemasaran serta
evaluasi dari aksi sebelumnya
Pemandu / Kordes posko 66
fasilitator
Peserta aksi Masyarakat dan Peserta KPM IAIN Madura

57
Tempat/ Balai tanggal 15 Agustus 2018
Tanggal
 Aksi kedelapan
Judul Rapat tindak lanjut program kerja Posdaya Masyarakat
Keterangan Penindak lanjutan terhadap Program Kerja posdaya Mushalla
Pemandu / Para pengurus posdaya masjid
fasilitator
Pesertaaksi Para pengurus dan Peserta KPM IAIN Madura
Tempat/ Mushalla Bustanul Fata 27 Juli 2018
Tanggal

B. Kegiatan Pembinaan Masyarakat Secara Partisipatoris


1. Pembinaan POSDAYA mushalla Bustanul Fata
Sebelum kami membahas tentang masjid terlebih dahulu kami
bahas tentang kegiatan yang ada di mushalla al-Hasany, sebelumnya
kami akan menjelaskan atau memaparkan terlebih dahulu bagaimana
keadaan masjid tersebut. Mushalla Bustanul Fata merupakan mushalla
yang ada dalam naungan salah satu yayasan di Desa Larangan Slampar.
Pada saat inilah kesempatan kami untuk melakukan pembinaan
posdaya masjid. yang merupakan sebuah langkah atau tahap pendekatan
antara mahasiswa dengan masyarakat sekitar Mushalla Bustanul Fata
untuk mencapai tujuan dengan baik atas masalah yang ada disekitar
masjid dan jelas sesuai dengan yang diharapkan. Namun sebelum
melangkah pada tahap yang selanjutnya, yaitu melakukan atau
melaksanakan kegiatan atau aksi yang sudah direncanakan sebelumnya,
pertama kami akan melakukan perkenalan (taaruf) terlebih dahulu
dengan pengurus Mushalla al-Hasany yaitu K H. Mahfud. Selain sebagai
pengurus beliau juga sebagai imam sekaligus pemilik mushalla tersebut.
Setelah kami berkenalan dengan beliau, kamipun menjelaskan tujuan
dari kedatangan kami yaitu untuk bersilaturrahmi dan sekaligus ingin
berpartisipasi dalam masjid tersebut terutama di bidang ekonomi.
Setelah kami menyampaikan tujuan tersebut, akhirnya kamipun diberi

58
izin oleh beliau. Selanjutnya yang dilakukan oleh kami adalah
memberikan pencerahan pada masyarakat dan jamaah yang ada di
Mushalla Bustanul Fata. Khususnya ustadz dan ustdazah yang ada di
masjid tersebut. Pencerahan yang dimaksud disini adalah keluhan-
keluhan yang ada di sekitar masjid tersebut dan tugas kami adalah
memberikan masukan atau pandangan atau bahkan solusi terhadap
keluhan-keluhan tersebut. Setelah mengetahui keluhan-kuluhan dan
bahkan sudah diberi solusi maka disinilah tugas masyarakat dan kami
dalam hubungan berpartisipasi.
Kegiatan di Mushalla sendiri bisa dibilang baik, dimana Mushalla
tersebut mempunyai kegiatan yang mungkin tidak dimiliki oleh
Mushalla lainnya. Kegiatan di mushalla itu adalah mengajarkan anak
mengaji, yang mana para siswa-siswinya adalah anak-anak disekitar
Mushalla Bustanul Fata dan juga sebagian anak-anak dari Dusun yang
lain. Selain kegiatan mengaji, ada kegiatan rutin yang dilaksanakan pada
hari Jma’at siang yaitu muslimatan yang mana kegiatan tersebut
dipimpin langsung oleh K H Mahfud. Tapi KPM kali ini memiliki tujuan
dimana pada kali ini lebih memfokuskan kepada kegiatan perekonomian
masyarakat sekitar.
2. Pembinaan PAR
Dalam pembinaan PAR kami anggota KPM mengumpulkan
masyarakat Larangan Slampar yang ada di sekitar Balai untuk
bermusyawarah mengenai program yang akan kami jalankan terkait
perekonomian. Kami mengajak masyarakat untuk bisa mengembangkan
usaha mereka, khususnya yang berupa home industry, supaya apa yang
mereka hasilkan bisa dikenal oleh masyarakat luar Desa, bahkan luar
kota sekalipun. Sebagaimana kita ketahui bahwasanya usaha home
industry berupa petampedi Desa ini masih belum maju. Hal ini
disebabkan karena pengetahuan masyarakat tentang kewirausahaan
sangatlah rendah, meskipun kaum pemuda di masyarakat Larangan
Slampar banyak yang lulusan sarjana. Pengetahuan rendah ini
mengakibatkan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengemasan

59
dan pemasaran produk petampe tersebut. Oleh karena itu, kami peserta
KPM Posko 66mengajak masyarakat Larangan Slampar untuk lebih
inovasi dan kreatif dalam mengembangkan usaha home industry tersebut.
C. Kegiatan pengembangan Pemberdayaan Masyarakat dan potensi
keberlanjutannya di masa yang akan datang.
1. POSDAYA
Pengembangan posdaya disini merupakan kegiatan lebih lanjut dari
hasil pembinaan kegiatan atau perencanaan yang dipaparkan di poin
sebelumnya. Diharapkan dalam pengembangan posdaya masyarakat di sini
bisa membawa dan menghasilkan hasil yang baik dan berkesan bagi
masyarakat dan para jemaah yang lainnya. Serta bisa dipertahankan dan
dikembangkan untuk generasi selanjutnya. Adapun jenis dan bentuk
kegiatan posdaya masjid yang kami lakukan untuk bisa dikembangkan dan
bisa dipertahankan dimasa yang akan datang seperti, sholat berjamaah lima
waktu, mengajar tajwid, pengajian kitab kuning, muslimatan, dan lain-lain.
Untuk kegiatan muslimatan, kami berharap peserta dalam kolom tersebut
semakin bertambah sehingga kesadaran masyarakat akan kepentingan
kerukunan dalam kehidupan semakin meningkat.
2. PAR
Kegiatan PAR yang kami lakukan disini sangatlah sederhana tapi
kami anggota KPM sangat berharap kegiatan yang kami buat bisa
bermamfaat bagi lembaga Bustanul Fata dan masyarakat Larangan
Slampar dan kegiatan tersebut tetap berjalan meskipun kami anggota KPM
telah kembali ke Desa kami masing-masing.
Jenis program yang kami jalankan di sini yang ditujukan untuk
pemberdayaan masyarakat di Desa Larangan Slampar yaitu berupa
pengemasan dan pemasaran petampe. Ini merupakan suatu usaha yang
berpotensi besar untuk terus berkembang dan maju sehingga Desa
Larangan Slampar lebih dikenal oleh masyarakat luar, disebabkan
makanan khas Larangan Slampar itu sendiri yang sudah menyebar ke
berbagai daerah.

60
BAB V

TEMUAN-TEMUAN

A. Tradisi dan Kearifan Lokal pada Masyarakat


Selama satu bulan kami berada di Desa Larangan Slampar kecamatan
Tlanakan kabupaten Pamekasan melakukan berbagai macam aktifitas seperti
transect ke berbagai tempat, pembuatan mapping bersama masyarakat serta
observasi dan lain sebagainya, banyak temuan-temuan yang kami temukan
di Desa tersebut. Dari berbagai macam temuan permasalahan yang kami
temukan di lapangan, kami susun dalam bentuk ranking yang artinya
permasalahan yang kami temukan di lapangan telah kami susun dengan
menggunakan sistem ranking.

1. Perekonomian
Dalam aspek perekonomian, masyarakat Desa Larangan Slampar
ini memiliki beragam mata pencaharian yaitu pedagang sebagai profesi
dari mayoritas masyarakat, bertani, perantau, dan PNS.Melihat mata
pencaharian dari mayoritas masyarakat di Desa Larangan Slampar, kami
menemukan berbagai temuan dari hasil wawancara dengan masyarakat
dan observasi yang kami lakukan. Salah satumasalah yang muncul yaitu
minimnya pengetahuan masyarakat tentang kewirausahaan yang
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu:
a. Paradigma masyarakat masih tradisional; meliputi lingkungan
masyarakat yang kurang mendukung dan fasilitas untuk
mengembangkan kewirausahaan yang kurang memadai.
b. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat di Desa
Larangan Slampar; hal ini disebabkan karena daerah Larangan
Slampar sendiri kurang bisa dijangkau oleh pemerintah. Sehingga
lembaga keuangan yang menangani usaha rakyat susah tidak
ditemukan di Desa ini. Masalah yang mau memulai usaha kesulitan
untuk meminjam modal. Merek harus pergi ke kecamatan jika ingin
meminjam modal.

61
c. Kurangnya pemanfaatan perkembangan IPTEK; masyarakat kurang
memahami terhadap pemanfaatan perkembangan teknologi yang
semakin modern di zaman ini. Walaupun mereka dengan lincahnya
menggunakan berbagai medi sosial dalam kehidupan mereka,
mereka belum mengetahui bagaimana supaya usaha mereka
berkembang dan maju. Salah satunya dalam pengemasan dan
pemasaran produk.
2. Pendidikan
Secara umum, aspek pendidikan di Desa Larangan Slampar di
dalam lembaga pendidikannya tergolong baik karena di Desa Larangan
Slampar ini lembaga pendidikannya sudah ada mulai dari tingkat
PAUD, TK, SD/MI, MD MTS/SMP dan SMA. Akan tetapi, masyarakat
masih belum menyadari bahwa pendidikan itu penting. Selain itu,
masyarakat di Desa ini berasumsi bahwa pendidikan tidaklah menjamin
akan memiliki masa depan yang cerah, dan bahkan mayoritas remaja
laki-laki putus sekolah karena mereka memilih untuk pergi merantau ke
luar negeri atau keluar kota seperti ke malaysia dan sebagainya, dan
untuk para wanita kebanyakan mereka lebih memilih untuk menikah di
usia muda karena bagi mereka pendidikan tidak akan mengubah status
mereka sebagai ibu rumah tangga yang pekerjaan mereka hanya di
dalam rumah dan di dapur saja. Hal ini disebabkan karena minta mereka
untuk belajar tidak begitu kuat. Di samping itu, masalah selanjutnya
adalah akhlaq terpuji dan kedisiplinan kurang diterapkan terhadap anak
usia dini. Faktor yang mempengaruhi adalah lingkungan, sekolah, dan
sosial.
3. Kesehatan
Setelah mewawancarai dua bidan yang bertugas menangani
kesehatan masyarakat Larangan Slampar, yaitu bidan Hamisun dan Noer
Lailah, kami mendapat informasi bahwasanya kondisi kesehaan
masyarakat Larangan Slamparcukup baik. Mayoritas masalah kesehatan
yang dialami oleh masyarakat Larangan Slamparadalah linu.Untuk
penyakit kronis jarang dialami oleh mereka.Untuk menangani penyakit

62
linu tersebut, bidan memberikan pengobatan dasar. Tidak jauh beda
dengan kesehatan balita di Desa Larangan Slampar. Setelah kami
mengikuti kegiatan posyandu, ternyata masyarakat Larangan Slampar,
khususnya ibu-ibu, sangat antusia untuk mengikuti posyandu
tersebut.Posyandu biasa dilaksanakan pada setiap bulan di masing-
masing dususn.Rata-rata setiap Dusun ada 30 balita yang berpartisipasi
dalam posyandu tersebut.Bidan Hamisun mengatakan bahwasanya untuk
masyarakat Larangan Slamparpengetahuan dalam bidang kesehatan
sudah maju.Hal ini dibuktikan ketika bidan memberikan penyuluhan
terkait bumil, balita, dan lansia, mereka bisa memahami dan menerima
penyuluhan tersebut.
4. Keagamaan
Di Desa Larangan Slampar, para warga sangat menjunjung
tinggi konsep keagamaan, tidak terkecuali lingkungan yang menjadi
posko peserta KPM ini. Hal ini terbukti dengan aktifnya kolom-kolom
Pengajian yang bersifat islami yang telah menjadi kegiatan rutin
mingguan, kegiatan bulanan, serta agenda tahunan meskipun kami
ketahui bahwa di Desa ini terdapat dua aliran yaitu NU,
Muhamadiyah.Akan tetapi, mayoritas masyarakat Larangan
Slamparmenganut alirat Sarikat Islam. Adapun kegiantan kolom
(perkumpulan) tersebut antara lain:
a. Kegiatan Rutin Mingguan
1) Muslimatan
Kegiatan muslimatan di Desa Larangan Slamparada dua
kelompok.Salah satunya hari jum’at yang dipimpin oleh kakak
dari NY H Asmiati.Sedangkan satunya lagi, Kegiatan para ibu-
ibu rumah tangga di Desa Larangan Slamparyang dilaksanakan
setiap Juma’at siang di mushalla Bustanul Fata.Adapun
kegiatannya adalah pembacaan yasin dan tahlil bersama serta
diakhiri dengan shalat ashar berjamaah.Kegiatan ini sudah
berlangsung kurang lebih 8 tahun setiap minggu sekali.
2) Yasin dan Tahlilan

63
Tahlilan adalah kegiatan keagamaan yang berisi bacaan-
bacaan dilaksanakan setiap malam Jum’at yansg terdiri dari
beberapa jamaah laki – laki yang mana di dalamnya berisi
tahlil bersama yang diadakan di mushalla.Tujuan diadakannya
kegiatan ini untuk mengirim do’a kepada anggota keluarga
yang telah meninggal dan untuk mempererat ukhuwah
Islamiyah diantara para Jama’ah tahlil.
3) Pengajian Muslimin
Kegiatan pengajian untuk kaum Adam ada empat
kelompok yang dilaksanakan setiap malam jum’at, malam
sabtu, dn malam minggu, yang mana dalam malam jum’at
tersebut ada dua pelaksanaan.
4) Pengajian Kitab Kuning
Di mushalla Bustanul Fata dalam seminggu ada kegiatan
khusus yang dimulai setelah melaksanakan shalat isya’,
sebanyak empat kali, yaitu malam minggu, malam senin,
malam selasa, dan malam rabu. Adapun nama kitab yang
digunakan adalah kitab safih an-Naja. Yang mengajar kitab
tersebut tidak lain adalah pengurus mushalla Bustanul Fata,
yaitu K H Mahfud. Anggota pengajian kitab tersebut terdiri
dari para ustadz, baik yang lagi bertugas maupun ustadz yang
memang berasal dari Desa Larangan Slampar.
b. Kegiatan Tahunan
Haflatul Imtihan merupakan acara rutin tiap tahun dalam
rangka perayaan kelulusan siswa-siswi Madrasah Diniyah baik di
Lembaga.Semuanya melakukan agenda ini dengan serentak pada
akhir semester genap.Selain kegiatan haflatul imtihan, kegiatan
yang juga dilakukan setiap tahun yaitu maulidan. Sebelumnya,
Desa Larangan Slamparmelaksanakan berbagai kegiatan PHBI,
namun berhubung dui Desa ini dana yang tersedia terbatas,
akhirnya kegiatan yang tetap berlangsung sampai saat ini adalah
perayaan hari maulid.

64
5. Sosial
Secara sosial, kehidupan masyarakat Desa Larangan
Slamparcukup harmonis karena masyarakatnya mudah dalam
berinteraksi dan kompak dalam segala hal, tidak membedakan mana
yang kaya maupun yang tidak. Di sisi lain masyarakat Larangan
Slamparmenjujung tinggi budaya gotong royong sehingga masyarakat
bisa hidup harmonis dan aman. Namun, kehidupan di masyarakat
Larangan Slamparini sebagian bisa dikatakan mengalami kesenjangan
sosial sehingga mengakibatkan kurangnya kesejahteraan
hidup.Beberapa masyarakat di Desa Larangan Slamparada yang tidak
mempunyai jiwa sosial.Hal ini terbukti dari perkataan ibu kades sendiri
dimana ketika ibu kades menyuruh untuk melakukan kerja bakti seperti
membersihkan sampah di suatu titik, maka mereka tidak langsung
dengan senang hati menerima imbauan dan melaksanakan kegiatan
tersebut.Mereka mau membersihkan sampah jikalau ada upah yang
diberikan oleh ibu kades.Selain itu, jiwa nasionalisme juga tidak
tampak dalam diri mereka. Ketika ibu kades menyuruh masyarakatnya
untuk memasang bendera di setiap rumah mereka, maka masyarakat
akan merespon dengan maminta uang kepada kades untuk membeli
bendera tersebut. Jadi, kehidupan di Desa Larangan Slamparantara satu
masyarakatnya tidaklah sejahtera karena di antara mereka ada yang
berlomba-lomba dalam urusan dunia.

6. Pertanian
Pertanian di Desa Larangan Slamparcukup baik karena tanah
yang ada di Desa Larangan Slamparmempunyai tanah yang subur
sehingga dengan kondisi ini pertanian yang ada disini sangat
mendukung untuk di tanami berbagai macam tumbuhan.Namun,
sebagian besar masyarakat Larangan Slamparenggan untuk bercocok
tanam karena mereka merasa bahwa hasil panen yang mereka peroleh
tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup mereka.Mereka lebih memilih

65
untuk merantau ke luar negeri seperti Malaysia untuk bekerja, baik
legal maupun ilegal.
7. Budaya
Masyarakat Desa Larangan Slamparmemiliki ragam tradisi
(budaya), salah satunya adalah musik Ul- Daul dan Hadrah .

B. Analisa Teoritis Potensi Program kerja, Jenis dan Bentuk Kegiatan


Posdaya Masyarakat yang berpeluang dilanjutkan/dikembangkan
1. Analisa Teoritis Potensi Program Kerja
Dari hasil temuan kami di lapangan yang sudah kami jabarkan di
atas maka, teori potensi program kerja yang sesuai dengan temuan-temuan
di atas tentang ekonomi bahwasannya masyarakat di Larangan Slampar
mencari sandang pangannya rata-rata dengan petani, berdagang dan
merantau.Mereka kebanyakan sukses bukan dengan bertani dan melaut,
melainkan berwirausaha dan berbisnis yang mana penghasilannya sangat
cukup untuk kebutuhan sehari-hari.Masyarakat di sini sangat bersemangat
dalam hal berbisnis, maka dari itu Desa Larangan Slampar di sini dikenal
dengan Desa yang sangat aktif dalam perdagangan.Untuk memperkokoh
ukhuwah islamiyah dan interaksi sosial antara masyarakat satu dengan
yang lainnya, maka diadakanlah kegiatan sosial keagamaan, seperti;
tahlilan, muslimatan, dan lain sebagainya.

Dari sisi pendidikan, masyarakat belumlah menyadari akan


pentingnya pendidikan. Di samping itu banyak masyarakat, terutama di
kalangan bangsawan yang kurang berperan aktif terhadap pendidikan
anaknya.Mereka lebih senang dalam pekerjaannya sehingga anak bisa
terlantarkan dalam bidang pendidikan.Jadi anak-anak mereka kurang
motivasi dalam belajar sehingga menyebabkan anak-anaknya malas
belajar.

Dalam masalah hal kesehatan di Desa Larangan Slampar bisa


dikatakan cukup baik, yaitu dengan adanya posyandu yang di adakan
setiap bulan sekali berjalan dengan aktif. Berdasarkan keterangan salah

66
satu bidan yang bertugas di posyandu Desa Larangan Slampar bahwasanya
masyarakat Larangan Slampar sudah mulai maju pengetahuannya tentang
kesehatan.Ketika diberikan penyuluhan, mereka bisa memahami dengan
baik arti pentingnya kesehatan.

2. Jenis dan Bentuk Kegiatan Posdaya Masjid yang Berpeluang


dilanjutkan dan atau Dikembangkan.
Dari beberapa yang kami paparkan di atas semuanya kami sudah
jalankan selama kami KPM.

No Kegiatan Waktu Tempat Dikembangkan dilanjutkan


1 Shalat Setiap Masjid
berjamaah waktu atau
kecuali Mushalla v
zhuhur
dan ashar
2 Pengajian Setiap Mushalla
kitab sullam malam bustanul
al-taufiq minggu, fata
v v
senin,
rabu, dan
kamis
3 Kerja bakti Kuburan Setiap
v
mushalla minggu
4 Pengemasan Di lokasi Setiap
dan penjualan waktu
pemasaran dan v v
petampe berbagai
daerah
5 Muslimatan Mushalla Setiap
bustanu hari v
fata juma’at

67
siang

6 Yasin dan Mushalla Setiap


shalawat bustanul malam V
fata jum’at

68
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan Umum Kerja Partisipatif


Dari semua pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa permasalahan
yang dihadapi oleh masyarakat Larangan Slampar (berdasarkan hasil
observasi) adalah masalah perekomian, pendidikan, dan keagamaan.Selain
itu, masih ada beberapa permasalahan yang sudah kami identifikasi namun
tidak sempat kami laksanakan, entah itu karena halangan waktu atau karena
keterbatasan kemampuan kami.

B. Evaluasi Kegiatan Yang Berasal dari Masyarakat, Fasilitator, DPL, dan


Mahasiswa
Dalam suatu kegiatan yang sedang berlangsung, diperlukan adanya
suatu evaluasi untuk menjadi tolok ukur tingkat keberhasilan suatu
kegiatan.Begitu pula dengan kegiatan KPM Partisipatif yang telah
berlangsung di Desa Larangan Slampar. Berbagai evaluasi yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan yang ada dalam KPM Partisipatif datang dari
berbagai sumber, diantaranya adalah:

1. Masyarakat
Evaluasi kegiatan dari mahasiswa KPM Partisipatif oleh
masyarakat Larangan Slampar dilakukan ketika mahasiswa telah terjun ke
masyarakat, mengobservasi, mewawancarai, dan mendokumentasikan
hasil dari observasi dan wawancara.Selanjutnya disusun ke dalam suatu
bentuk kesimpulan sementara yang kemudian diajukan dan ditanyakan
langsung kepada masyarakat mengenai kebenaran informasi yang
diperoleh mahasiswa dari masyarakat Desa itu sendiri.Misalnya mengenai
pemetaan, transek, diagram venn, matrik rengking, pohong masalah, daily
routine, trend cange, dan hal-hal lain yang ada di Desa Larangan
Slampar.Evaluasi tersebut tidak berlangsung secara formal namun serius,

69
misalnya kami sebagai peserta KPM Partisipatif mendatangi rumah warga
dan memberitahukan kepada mereka hasil dari kinerja kami.Selanjutnya,
masyarakat sendiri yang menilai kegiatan yang telah kami lakukan itu.
Benar tidaknya, sesuai tidaknya, kami akan terima dan akan kami revisi
kembali. Selanjutnya akan kami ajukan kembali kepada masyarakat.

2. Fasilitator
Dosen fasilitator yaitu Bapak Delta Yaumin Nahri, bapak Mulyadi,
memberikan arahan dan pembekalan kepada kami untuk selanjutnya
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan KPM partisipatif.Beliau melakukan
evaluasi selama beberapa kali terhadap kami.Evaluasi pertama tentang
sumber akar permasalahan Larangan Slampar.Evaluasi kedua tentang
langkah-langkah yang telah direncanakan dan dilaksanakan.Evaluasi
ketiga tentang sejauh mana kegiatan kami yang telah berjalan. Beliau terus
memantau kami hingga akhirnya pada tahap akhir, beliau mengatakan
akan mengevaluasi untuk yang terakhir kalinya dan hasil dari laporan
akhir maupun laporan kegiatan harus sudah selesai 90%. Setiap evaluasi
dari beliau mendorong kami untuk semakin aktif dalam melaksanakan
KPM partisipatif dan membantu kami dalam menyelesaikan laporan-
laporan kami.

3. Mahasiswa
Evaluasi kegiatan untuk mahasiswa peserta KPM Partisipatif Desa
Larangan Slampardilakukan seintensif mungkin.Hal ini dilakukan agar
kinerja dan waktu bisa dimanfaatkan secara maksimal.Kami melakukan
evaluasi kegiatan hampir setiap hari, tepatnya setiap malam.Hal-hal yang
kami bahas adalah kegiatan yang kami lakukan seharian penuh mulai dari
pagi sampai sore hari. Setelah rapat evaluasi selesai, kami merangkum
hasilnya untuk selanjutnya dijadikan sebagai bahan laporan yang nantinya
akan dievaluasi kembali ketika penulisan laporan mulai dikerjakan.

70
C. Rekomendasi Untuk Perubahan Selanjutnya
Setelah kami pahami lebih dalam tentang Desa Larangan Slampar, kami
menemukan satu masalah penting yang kami rasa perlu untuk dilakukan
perubahan, yaitu kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengembangkan
usahanya, khususnya dalam pengemasan dan pemasaran petampe.Terbukti
ketika kami melaksanakan observasi ke lokasi penjualan dan menawarkan
tentang pengemasan dan pemasaran tersebut, mereka meresponnya dengan
kurang baik. Mereka takut akan usahanya gagal jika dikemas. Namun, setelah
kami memberikan pemahaman tentang keuntungan akan pengemasan dan
pemasaran makanan khas tersebut, alhamdulillah mereka akhirnya
menerimadan siap untuk dibantu kami dalam mengembangkan usahanya.

71

Anda mungkin juga menyukai