Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN RESPIROMETER

I. Tujuan Pengamatan
Tujuan : 1. Mengetahui laju respirasi
2. Mengetahui pengaruh berat terhdap kecepatan laju respirasi

II. Alat dan Bahan


Alat dan Bahan:
 Respirometer
 Jangkrik 1 pasang
 Nyamuk
 Kristal NaOH
 Larutan eosin
 Kapas
 Pipet tetes
 Stopwatch
 Vaseline

III. Landasan Teori

Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa


organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Pertukaran gas O2 dan
gas CO2 berlangsung melalui proses difusi yang berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat
pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat
melangsungkan pertukaran gas O2 dan CO2.

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:

1. Jenis kelamin
Jenis Kelamin jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang
berbeda.

2. Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga
makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah
ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.

3. Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk
berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

4. Suhu.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trakea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan
CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus
yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam
system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan
keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya.
Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan
sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa
pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak
secara teratur.

5. Berat Tubuh
Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding terbalik. Karena setiap
makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Melebihi dari Berat
tubuh. Pada hasil di atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh mempegaruhi laju pernapasan,
semakin kecil ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat pernapasannya. Walaupun
diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak sebagaimana
mestinya. Karena pada jangkrik yang berukuran besar melakukan aktifitas yang
berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga membutuhkan banyak
pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari jangkrik juga
memengaruhi laju pernapasan.

Pada manusia bila bernapas mengeluarkan nafas, secara maksimal, di dalam paru-paru
masih ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. Bila nafas dikeluarkan secara biasa, maka
paru-paru masih mengandung udara dan disebut udara cadangan. Bila menghirup dan
mengaluarkan napas secara biasa, maka ini disebut udara pernapasan. Jika kita tarik nafas
dalam-dalam, selain udara pernapasan juga masih dapat dimasukkan udara lagi dan ini disebut
udara komplementer.

Pada serangga alat pernafasannya berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut
dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2. Trakea memanjang dan
bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Jadi dalam
sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah. Udara masuk dan keluar
melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga (spirakel).
Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa.
Terjadinya pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara
teratur.
IV. Cara Kerja
1. Timbang nyamuk menggunakan plastik, timbang dengan neraca ohaus, catat
hasil timbangan nyamuk.
2. Ambil KOH & NaOH dengan kapas dan masukkan kedalam tabung.
3. Masukkan jangkrik yang sudah ditimbang kedalam tabung.
4. Tutup tabung dengan pipa yang tersambung dengan penutup tabung.
5. Beri vaseline diantara rongga.
6. Ambil eosin dengan pipet tetes.
7. Lalu teteskan eosin kedalam pipa tersebut.
8. Tunggu selama 2, 4, 6, 8, dan 10 menit. Lalu catat hasil pengukurannya.
9. Lakukan langkah 1-7 pada jangkrik.
10. Setelah selesai, catat hasilnya pada tabel pengamatan.

V. Hasil Pengamatan

Hasil timbangan jangkrik :

Jangkrik Berat Ciri – ciri


1 0.2 gram Kecil, coklat tua
2 0,3 gram Sedang, coklat muda

Hasil percobaan :

Jangkrik Menit ke - Rata – rata per


2 4 6 8 10 menit
1 0,1 0,18 0,25 0,32 0,36
2 0,17 0,2 0,28 0,35 0,4
3

Hasil timbangan Nyamuk:

Jangkrik Berat
1 0.1gram

Hasil percobaan :
Jangkrik Menit ke - Rata – rata per
2 4 6 8 10 menit
1 0,2 0,3 0,33 0,35 0,37

VI. Pertanyaan
VII. Kesimulan

Anda mungkin juga menyukai