Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

BIMBINGAN DAN KONSELING


Tugas Perkembangan No.6
Mencapai Aspek Perkembangan : Kematangan Kepribadian

A. Topik Permasalahan :Topik Tugas


( Cara Meningkatkan Empati )
B. Bidang Bimbingan : Pribadi
C. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E. Kompetensi yang Ingin Dicapai:
1. Tujuan Layanan : Setelah mendapatkan layanan ini, peserta didik/AK
diharapkan dapat :
- Memahami cara meningkatkan empati
- Memiliki wawasan yang luas tentang cara meningkatkan empati
- Menerapkan cara meningkatkan empati dalam kehidupan bermasyarakat
2. Hasil yang Ingin Dicapai :
- Agar Pesera didik mampu menerapkan cara meningkatkan yang diberikan dalam
kehidupn sehari – hari
- Peserta didik dapat meningkatkan tingkat empati dari yang kurang peka menjadi
lebih baik lagi
F. Sasaran Layanan : 10 Siswa kelas XII IPA 4
G. Uraian Kegiatan :

Kegiatan
Guru Peserta Nilai Yang
No Tahapan
Pembimbing/Pemi Didik/Anggota Ditanamkan
mpin Kelompok Kelompok
1. Pembentu - Menerima a. Merespon a. Santun, peduli
kan kehadiran AK dengan
(15 Menit)
secara terbuka membalas
dan ucapan kembali
mengucapkan kasih
b. Religius
terima kasih
- Memimpin b. Berdo’a
c. Berpikir logis
berdoa
- Menjelaskan c. Memperhatikan,
d. Berpikir logis
pengertian dan mendengarkan
tujuan bimbingan
kelompok d. Memperhatikan
- Menjelaskan cara dan
pelaksanaan mendengarkan
bimbingan
kelompok
diantaranya :
- Format
e. Berpikir logis
kegiatan
- Peran anggota
kelompok e. Memperhatikan
- Suasana
interaksi
- Menjelaskan
asas-asas
bimbingan f. Disiplin
kelompok
(kesukarelaan, g. Saling menghargai,
keterbukaan, keaktifan, kerjasama
f. Menyepakati
kegiatan,
waktu
kenormatifan,
g. Memperkenalka
kekinian,
n diri secara
kerahasiaan)
bergantian dan
- Menyampaikan
melaksanakan
kesepakan waktu
permainan
- Perkenalan
dilanjutkan
Permainan untuk
menghangatkan
suasana agar
saling terbuka,
saling percaya,
saling menerima
sehingga tercipta
dinamika
kelompok

2. Peralihan - Mengkondisikan a. Memberikan a. Jujur


(10 menit) anggota respon jawaban
kelompok agar atas kesiapan
siap melanjutkan anggota
ketahap kelompok
berikutnya b. Menghargai
- Menanyakan b. Menjawab
kesepakatan AK pertanyaan
untuk kegiatan
lebih lanjut dan
mengenai sasaran

3. Kegiatan Topik Tugas


(30 menit)
a. Menjelaskan arti a. Memperhatikan a. Berpikir logis
pentingnya
empati dalam b. Menghargai
kehidupan b. Mendengarkan
b. Menjelaskan dan
Karakteristik, memperhatikan
factor yang c. Berpikir logis
mempengaruhi , c. Berpartisipasi
Proses aktif
membentuk sikap engemukakan
empati serta pendapat, saran, d. Kreatif
manfaatnya dan solusi
c. Pembahasan d. Melaksanakan
topik secara
tuntas dengan
anggota
kelompok
d. Memberikan
selingan
4. Pengakhir a. Menjelaskan a. Memperhatikan, a. Menghargai
an (20 bahwa kegiatan Mendengarkan
menit) bimbingan
kelompok akan
segera di akhiri b. Peduli, santun
b. Mendengarkan,
b. Menyimpulkan Menyimpulkan
hasil dari topik
yang telah c. Menjawab
c. Berpikir logis,
dibahas pertanyaan
Kreatif
c. Mengevaluasi
kegiatan yang
telah dilakukan:
- Pemahaman
yang sudah
diperoleh oleh
AK
- Perasaan yang
dialami selama
kegiatan
berlangsung
d. Menjawab d. Berpikir logis
- Kesan yang
pertanyaan
diperoleh
selama
e. Santun
e. Menjawab
kegiatan
d. Membahas dan
f. Religius
f. Berdoa
menanyakan
g. Religius, Sopan
g. Menjawab
tindak lanjut
h. Menghargai,
salam
kegiatan Bkp
kerjasama
h. Saling berjabat
e. Mengucapkan
tangan
terima kasih
f. Memimpin doa
g. Mengucapkan
salam
h. Perpisahan
H. Materi layanan : Terlampir
I. Sumber Materi :
J. Pelaksanaan Layanan :
- Waktu : 1 x 45 menit
- Biaya : -Mandiri
- Tempat : ruang BKP
- Hari / Tanggal : Selasa 25 Oktober 2018
- Semester/ Tahun : 1/2018/2019
K. Metode : Diskusi, Tanya jawab.
L. Alat dan Perlengkapan
1. Media Bimbingan : Video
2. Perlengkapan :-
M. Penyelenggara layanan : Guru BK
N. Pihak yang disertakan dalam layanan dan perananya masing-masing :
- Teman sejawat sebagai co leader.
O. Rencana Penilaian :
1. Penilaian Proses : Dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung, dengan cara
mengamati keaktifan, kesungguhan dan keantusiasan anggota kelompok selama kegiatan
BKp berlangsung.
2. Penilaian Hasil : Dilaksanakan setelah kegiatan pemberian layanan selesai
dilaksanakan. (Laiseg, Laijapen, Laijapang).
P. Analisis :
Dari hasil evaluasi / penilaian dapat dilakukan analisis sebagai berikut :
1. Analisis Penilaian Proses : Analisis penilaian proses kegiatan untuk diketahui
hambatan dan dukungan dalam pencapaian tujuan.
2. Analisis Penilaian Hasil : Analisis penilaian hasil diketahui tingkat pencapaian
materi dan pencapaian tujuan.
Q. Tindak Lanjut : Melakukan tindak lanjut bagi peserta didik yang
memerlukan bimbingan lanjutan secara individual.
R. Keterkaitan Layanan ini Dengan Layanan / Kegiatan Pendukung : Konseling Kelompok dan
Konseling Individual.
S. Catatan Khusus :-

Semarang, Juli 2018

Mengetahui,
Kepala, Guru BK

H Kasnawi, M.Ag Drs Joko Siswono, M.Pd


NIP. 196404121991031005 Nip 196706081993031005

Empati

A. Pengertian Empati
Menurut Sugiyo (2005: 14) empati adalah merasakan seperti apa yang orang lain
rasakan. Ketika kita berempati satu sama lain dari cara pandang seseorang tanpa
menghilangkan identitas kita.
Empati merupakan kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan
menghayati pengalaman tersebut. Dengan bahasa yang lain empati adalah kemampuan
seseorang dalam ikut merasakan atau menghayati perasaan dan pengalaman orang lain
dengan tidak hanyut dalam suasana orang lain melainkan memahami apa yang dirasakan
orang lain. Disamping itu empati bisa berarti kemampuan untuk mendeteksi perbedaan-
perbedaan dalam diri orang lain dan memiliki kapasitas untuk menerima sudut pandang
orang lain dengan tujuan untuk memahami keadaan emosional orang tersebut.
Secara lebih luas empati diartikan sebagai keterampilan social yang dimiliki oleh
seseorang untuk merasakan pengalaman orang lain dan mampu melakukan respon
kepedulian terhadap perasaan dan perilaku orang tersebut. Kemampuan menyelami perasaan
orang lain tersebut tidak mensyaratkan kita tenggelam dan larut dalam situasi perasaannya
tetapi kita mampu memahami perasaan negatif atau positif seolah-olah emosi itu dialami
sendiri.

B. Karakteristik Kemampuan Empati


Goleman menyatakan ada tiga (tiga) karakteristik kemampuan empati yaitu:
1. Mampu menerima sudut pandang orang lain
Individu mampu membedakan antara apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain
dengan reaksi dan penilaian individu itu sendiri. Dengan perkembangan aspek kognitif
seseorang. Kemampuan untuk menerima sudut pandang orang lain dan pemahaman
terhadap perasaan orang lain akan lebih lengkap dan akurat sehingga ia akan mampu
memberikan perlakuan dengan cara yang tepat.
2. Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain
Individu mampu mengidentifikasi perasaan-perasaan orang lain dan peka terhadap
hadirnya emosi dalam diri orang lain melalui pesan non verbal yang ditampakkan,
misalnya nada bicara, gerak-gerik dan ekspresi wajah. Kepekaan yang sering diasah akan
dapat membangkitkan reaksi spontan terhadap kondisi orang lain, bukan sekedar
pengakuan saja.
3. Mampu mendegarkan orang lain
Mendengarkan merupakan sebuah keterampilan yang perlu dimiliki untuk mengasah
kemampuan empati. Sikap mau mendengar memberikan pemahaman yang lebih terhadap
perasaan orang lain dan mampu membangkitkan penerimaan terhadap perbedaan yang
terjadi.

C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Empati


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses empati antara lain:
1. Sosialisasi
Dengan adanya sosialisasi memungkinkan seseorang dapat mengalami sejumlah emosi,
mengarahkan seseorang untuk melihat keadaan orang lain dan berpikir tentang orang
lain.
2. Perkembangan kognitif
Empati dapat berkembang seiring dengan perkembangan kognitif, sehingga dapat melihat
sesuatu dari sudut pandang orang lain (berbeda).
3. Mood dan feeling
Situasi perasaan seseorang ketika berinteraksi dengan lingkungannya akan
mempengaruhi cara seseorang dalam memberikan respon terhadap perasaan dan perilaku
orang lain.
4. Situasi dan tempat
Situasi dan tempat tertentu dapat memberikan pengaruh terhadap proses empati
seseorang. Pada situasi tertentu seseorang dapat berempati lebih baik dibanding situasi
yang lain.
5. Komunikasi
Pengungkapan empati dipengaruhi oleh komunikasi (bahasa) yang digunakan seseorang.
Perbedaan bahasa dan ketidakpahaman tentang komunikasi yang terjadi akan menjadi
hambatan dalam proses empati.

D. Cara Membentuk Kemampuan Empati


Kemampuan empati dapat dilatih atau diasah meskipun usia seseorang telah beranjak
dewasa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar kemampuan empati kita terbentuk,
antara lain:
1. Rekam Semua Emosi Pribadi
Setiap orang pernah merasakan perasaan positif dan negatif, misalnya sedih, bahagia,
kecewa, marah dan lain sebagainya. pengalaman-pengalaman tersebut bila kita catat atau
rekam akan membantu kita memahami perasaan yang sama saat kondisi tertentu
menjumpai kita kembali. Disamping itu ketika kita mengetahui perasaan itu sedang
dialami oleh seseorang kita dapat memperlakukannya sesuai dengan apa yang
diharapkannya.
2. Perhatikan Lingkungan Luar (Orang Lain)
Memperhatikan lingkungan luar atau orang lain akan memberikan banyak informasi
tentang kondisi orang disekitar kita. Informasi ini sangat penting untuk dijadikan
panduan dalam mengambil pilihan perilaku tertentu.
3. Dengarkan Curhat Orang Lain
Mendengarkan adalah sebuah kemampuan penting yang sering dibutuhkan untuk
memahami masalah atau mendapatkan pemahaman yang lebih jelas terhadap
permasalahan yang sedang dihadapi orang lain. Kemampuan mendengarkan juga harus
dilatih agar memberikan dampak yang positif dalam interaksi sosial kita.
4. Bayangkan Apa yang Sedang Dirasakan Orang Lain dan Akibatnya untuk Diri Kita
Membayangkan sebuah kejadian yang dialami orang lain akan menarik diri kita ke
dalam sebuah situasi yang hampir sama dengan yang dialami orang tersebut. Refleksi
keadaan orang lain dapat membuat kita merasakan apa yang sedang dialami orang
tersebut dan mampu membangkitkan suasana emosional.
5. Lakukan Bantuan Secepatnya
Memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan dapat
membangkitkan kemampuan empati. Respon yang cepat terhadap situasi di lingkungan
sekitar yang membutuhkan bantuan akan melatih kemampuan kita untuk empati.
Bantuan yang kita berikan tidak perlu menunggu waktu yang lama tetapi kita berusaha
memberikan segenap kemampuan kita saat melihat atau menyaksikan orang-orang yang
membutuhkan.
Adapun cara meningkatkan kemampuan berempati menurut Sugiyo (2005: 14-15)
adalah sebagai berikut:
1. Menghindari untuk melakukan evaluasi terhadap perilaku orang lain. Jika kita menilai
perilaku orag lain sebagai bai/buruk, benar/salah maka akan melihat perilaku orang lain
dari label yang dibuat dan itu akan menghalangi untuk bisa memahami maksud dibalik
perilaku tersebut.
2. Belajar semampu kita tentang keinginan orang lain, pengalaman, kemampuan,
ketakutan, dll. Semakin banyak yang kita tahu tentang orang lain maka kita akan dapat
melihat seperti cara orang lain melihat, merasakan apa yang orang lain rasakan.
Mencoba untuk memahami alasan/motivasi yang mempengaruhi perasaan atau perilaku
yang dilakukan orang lain.
3. Mencoba berperan sebagai orang lain membantu kita untuk melihat dunia seperti orang
lain.
E. Manfaat Berempati
Ada beberapa manfaat yang dapat kita temukan dalam kehidupan pribadi dan sosial
manakala kita mempunyai kemampuan berempati, diantaranya:
1. Menghilangkan Sikap Egois
Orang yang telah mampu mengembangkan kemampuan empati dapat menghilangkan
sikap egois (mementingkan diri sendiri), ketika kita dapat merasakan apa yang sedang
dialami orang lain, memasuki pola pikir orang lain dan memahami perilaku orang
tersebut, maka kita tidak akan berbicara dan berperilaku hanya untuk kepentingan diri
kita tetapi kita akan berusaha berbicara, berpikir dan berperilaku yang dapat diterima
juga oleh orang lain serta akan mudah memberikan pertolongan kepada orang lain.
2. Menghilangkan Kesombongan
Salah satu cara mengembangkan empati adalah membayangkan apa yang terjadi pada diri
orang lain akan terjadi pula pada diri kita. Manakala kita membayangkan kondisi ini
maka kita akan terhindar dari kesombongan atau tinggi hati karena apapun akan bisa
terjadi pada diri kita jika Tuhan berkehendak. Kita tidak akan merendahkan orang lain
karena kita telah mengetahui perasaan dan memahami apa yang sebenarnya terjadi,
sehingga orang yang mempunyai kemampuan empati akan cenderung memiliki jiwa
rendah hati.
3. Mengembangkan Kemampuan Evaluasi dan Kontrol Diri
Pada dasarnya empati adalah salah satu usaha kita untuk melakukan evaluasi diri
sekaligus mengembangkan kontrol diri yang positif. Kemampuan melihat diri orang lain
baik perasaan, pikiran, maupun perilakunya merupakan bagian dari bagaimana kita akan
merefleksikan keadaan tersebut dalam diri kita. Jika kita telah mempunyai kemampuan
ini maka kita telah dapat mengembangkan kemampuan evaluasi diri yang baik dan
akhirnya kita dapat melakukan kontrol diri yang baik artinya kita akan senantiasa berhati-
hati dalam melakukan perbuatan atau memahami lingkungan sekitar kita.

Daftar Pustaka:
http://shohibmoe.wordpress.com/content/empati-dan-perilaku-prososial/. Diunduh pada Minggu,
16 Maret 2014.

Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang: UNNES Press.

Anda mungkin juga menyukai