Anda di halaman 1dari 4

DEMAM DENGUE DAN DEMAM

BERDARAH DENGUE
No. ICD-10 : A90 Dengue fever
A91 Dengue haemorrhagic fever
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Disahkan oleh
PUSKESMAS Yunitri Renaningtyas
Kepala Puskesmas Losari
LOSARI

Penyakit disebabkan oleh virus dengue yang penyebarannya terjadi


Pengertian
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan Aedes albopictus

Memberi pelayanan kesehatan yang berkualitas di fasilitas kesehatan


Tujuan tingkat pertama dan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai stadar
yang ditetapkan.

Kebijakan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Referensi HK.02.02/MENKES/514/2015.
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer.
Penatalaksanaan pada Pasien Anak
Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
- Dosis larutan per oral : 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok
makan tiap 5 menit.
Langkah- langkah - Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus
buah, air sirup, atau susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan
untuk dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid
isotonik, seperti Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat
(RA), dengan dosis sesuai berat badan sebagai berikut:
- Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
- Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
- Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam.
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid
isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai
dengan dosis yang telah dijelaskan di atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam,
laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis,
turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan
klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan
DBD dengan syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15
mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi. Demam berdarah
dengue (DBD) dengan syok
1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan
rujukan segera ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul hidung atau
sungkup muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena
untuk pemeriksaan DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg
secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan
diuresis) setiap 30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan
klinis, ulangi pemberian infus larutan kristaloid 20
ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau
pertimbangkan pemberian larutan koloid 10 – 20
ml/kgBB/jam (maksimal 30 ml/kgBB/24 jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan
klinis, pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi.
Berikan transfusi darah bila fasilitas tersedia dan larutan
koloid. Segera rujuk.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga
10 ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam. Secara bertahap
diturunkan tiap 4 – 6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium. h. Dalam banyak kasus, cairan intravena
dapat dihentikan setelah 36 – 48 jam. Hindari pemberian
cairan secara berlebihan.
3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi. Rencana Tindak
Lanjut Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, diuresis)
dilakukan setiap satu jam.
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit) dilakukan
setiap 4-6 jam, minimal 1 kali setiap hari.
3. Pemantauan cairan yang masuk dan keluar. Demam
berdarah dengue (DBD) dengan syok Dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama merujuk pasien ke
RS jika kondisi pasien stabil.
Persyaratan perawatan di rumah
1. Persyaratan untuk pasien dan keluarga
a. DBD non-syok(tanpa kegagalan sirkulasi).
b. Bila anak dapat minum dengan adekuat.
c. Bila keluarga mampu melakukan perawatan di rumah
dengan adekuat.
2. Persyaratan untuk tenaga kesehatan
a. Adanya 1 dokter dan perawat tetap yang bertanggung jawab
penuh terhadap tatalaksana pasien.
b. Semua kegiatan tatalaksana dapat dilaksanakan dengan baik
di rumah.
c. Dokter dan/atau perawat mem-follow up pasien setiap 6 – 8
jam dan setiap hari, sesuai kondisi klinis.
d. Dokter dan/atau perawat dapat berkomunikasi seara lancar
dengan keluarga pasien sepanjang masa tatalaksana.

Kriteria Rujukan
1. DBD dengan syok (terdapat kegagalan sirkulasi).
2. Bila anak tidak dapat minum dengan adekuat, asupan sulit,
walaupun tidak ada kegagalan sirkulasi.
3. Bila keluarga tidak mampu melakukan perawatan di rumah
dengan adekuat, walaupun DBD tanpa syok.

Unit terkait Ruang rawat inap, PONED, BP, KIA, PUSTU

Rekaman histori
perubahan

Anda mungkin juga menyukai