Anda di halaman 1dari 81

Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

SPESIFIKASI TEKNIS
1.1. SPESIFIKASI UMUM
1.1.1. Uraian Pekerjaan
Pada prinsipnya akan dilakukan SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan
Kabupaten (IPDMIP). Pekerjaan ini secara adminsitratif berada di dalam wilayah Provinsi
Jawa Barat tepatnya tersebar di Kabupaten Sukabumi. Dari Kota Bandung ke Kota
Sukabumi 94 km, dengan jarak tempuh normal 2 jam 15 menit dengan kondisi jalan yang
baik (jalan negara) dan 14 D.I yang tersebar di Kabupaten Sukabumi dengan kondisi jalan
yang baik (jalan provinsi).

1.1.2. Ruang Lingkup Kontrak


Lingkup pekerjaan konstruksi seperti tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga
diantaranya adalah:
1. Pekerjaan Tanah dan Pasir.
2. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.
3. Pekerjaan Beton.
4. Pekerjaan Lantai dan Lapisan Dinding.
5. Pekerjaan Kayu.
6. Pekerjaan Pengecatan.

1.1.3. Gambar-Gambar yang Dimiliki Kontraktor


1.1.3.1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap

a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor haruslah gambar-gambar
yang telah ditandatangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
Perubahan-perubahan tersebut harus sesuai dengan pasal 42 (Perubahan,
Penambahan, Pengurangan Pekerjaan) dalam Syarat-syarat Umum (Jilid II).
b. Gambar-gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar itu dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang
melintang dan memanjang beton, pengaturan batang pembesian termasuk rencana
pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan,
mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
c. Gambar-gambar bengkel/gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Kontraktor untuk keperluan
penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor.

I-1
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

d. Kontraktor harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan.


Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah menjadi
resiko Kontraktor. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan
meringankan tanggung jawab Kontraktor atas kebenaran gambar-gambar tersebut.
1.1.3.2. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap

a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus terperinci, dan diserahkan
kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam waktu yang telah
ditentukan dalam kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan
sementara seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang diusulkan Kontraktor yang dipakai dalam pelaksanaan
konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
b. Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan
Kontraktor hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk
mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
1.1.3.3. Gambar-Gambar yang Sebenarnya Terbangun/Terpasang (As Built Drawing)
Selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah
dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “sudah dilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh Direksi
dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila diketemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6
(enam) hari kerja.

1.1.4. Standar Rujukan


Semua bahan dan mutu untuk pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dari Normalisasi Standar Indonesia.
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai
British Standard yang sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau tidak
dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau
diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan
keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

1.1.5. Jaminan Kualitas


Semua bahan dan mutu untuk pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan

I-2
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

dari Normalisasi Standar Indonesia.


Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai
British Standard yang sesuai dengan spesifikasi ini.

1.1.6. Mobilisasi
1.1.6.1. Umum
Kontraktor harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-Syarat
Kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam dua
bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan:
1. Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
2. Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan
tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan
yang memadai.
3. Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan
rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan yang ukurannya sesuai
dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari
kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat
kegiatan.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan,
di karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan
tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.
5. Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan
pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang bermuatan harus ditutup
dengan terpal.
1.1.6.2. Jangka Waktu Mobilisasi
1. Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak,
terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Kegiatan.
2. Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan
dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada
pembayaran terpisah untuk item ini.
1.1.6.3. Penyiapan Lapangan

1. Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan kegiatan


pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan.
2. Kontraktor harus mengikuti hal hal berikut:
a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional, Peraturan-Peraturan

I-3
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Provinsi dan Peraturan-Peraturan Kabupaten.


b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan
pembuatan Kantor Kegiatan dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan
produksi konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi
pelaksanaan.
3. Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah
selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan
konstruksi. serta semua bahan bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan
Direksi Teknik.

1.1.7. Program Pelaksanaan dan Laporan


1.1.7.1. Umum

1. Pengelolaan Lapangan dari Kontraktor


a. Untuk menjamin kualitas, ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar,
kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok
sebagaimana ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika
dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian
lapangan untuk pengendalian mutu bahan bahan dan kecakapan kerja,
mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan memelihara
catatan catatan serta dokumentasi kegiatan.
b. Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
 Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur Perusahaan atau
kuasanya yang menandatangani kontrak dengan pemilik.
 Seorang Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager), pengalaman minimal 3
tahun sebagai Site Manager.
 Tenaga Pelaksana Lapangan.
c. Penanggung Jawab Lapangan, Tenaga Ahli dan Pelaksana Lapangan harus
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak atas namanya dan
senantiasa harus di tempat pekerjaan.
d. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
e. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis dan
Direksi Teknik, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
f. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Direksi Teknik,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
Kontraktor harus sudah menunjukkan Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri

I-4
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

(Penanggung Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.


2. Tempat Tinggal ( domisili) Kontrak dan Pelaksanaan.
Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang
mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib memberitahukan secara tertulis, alamat
dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola dan Direksi Teknik.
3. Pemeriksaan Lapangan
a. Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Kontraktor harus
mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama dengan Direksi Teknik
mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan, dan khususnya mengukur/memasang
lebar jalan, plan bangunan, dan jaringan utilitas, serta melakukan satu
pemeriksaan yang terinci terhadap semua bangunan yang ada. Perubahan
tempat/volume dari pemeriksaan tersebut di atas harus dicatat pada Shop
Drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk
persetujuannya.
b. Pada daerah daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis
permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus
diukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk
menentukan kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk menentukan
pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.
1.1.7.2. Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja
1. Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh
Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item
item yang dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.
2. Kontraktor harus rnenyediakan contoh contoh semua bahan bahan yang diperlukan
untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan
bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau
pengujian-pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal
Frekuensi Minimum “Pengujian Pengendalian Mutu", dalam Prakonstruksi.
3. Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen
kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji
di lapangan atau di laboratorium selama konstruksi dan masa pemeliharaan sesuai
jadwal pengujian minimum yang tercantum dalam “Jadwal Frekuensi Minimum
Pengujian Pengendalian Mutu”. atas permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor harus
membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian
dan pengukuran.
4. Desain campuran untuk aspal dan beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan
spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
kegiatan terkecuali memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.

I-5
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

5. Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan desain
campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.
1.1.7.3. Pengendalian Lingkungan

1. Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh terhadap
pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat desain serta
persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan
perlindungan taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditata.
2. Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang memancarkan suara
sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam kebisingan
harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan
dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor.
3. Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang
berisik dalam daerah daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah daerah
rawan seperti dekat Rumah Sakit.
4. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil
dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
1.1.7.4. Program Pelaksanaan

Kontraktor harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-syarat


Kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam dua
bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan:
• Mulai tanggal paling awal
• Mulai tanggal paling akhir
• Waktu yang diperlukan
• Waktu float
• Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga
kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
1.1.7.5. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi,
Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk
yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan
selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai
berikut :
• Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.

I-6
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

• Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana
yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang dicapai pada
bulan laporan.
• Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyelesaian.
• Daftar tenaga buruh setempat
• Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari
lapangan.
• Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian Pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
- Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan
- Jumlah banyaknya bangunan, dll
• Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
• Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran yang
diperlukan pada bulan berikutnya.
• Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
1.1.7.6. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya. Rencana
tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan pengangkutan bahan dan
peralatan dan lain-lain yang dimiliki Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis
semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun untuk hari-hari
berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar chart pada
akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus memperlihatkan
tengggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan umum dengan volume pekerjaan
Rencana Kerja ini harus diserahkan kepada Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk
perbaikan dan perubahan.
1.1.7.7. Rapat Kemajuan Pekerjaan

Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan

I-7
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu
selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
1.1.7.8. Pekerjaan di Waktu Malam

Kontraktor harus meminta ijin kepada Direksi Teknik /Direksi Pelaksana dalam hal
untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan diberikan
kalau penerangan cukup atau memakai penerangan PLN/Generator.

1.1.8. Bahan dan Perlengkapan yang Harus Disediakan Oleh Kontraktor


1.1.8.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan kecuali yang tercantum dalam kontrak, semua bahan dan
perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai dengan
standar yang diberikan dalam Spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum.
Bila Kontraktor dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai
dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Kontraktor harus segera memberitahukan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi.
1.1.8.2. Perlengkapan Konstruksi
Kontraktor harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang
belum sesuai dengan Kontrak, maka Kontraktor harus segera memenuhi kekurangannya.
Dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan spare parts
yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
1.1.8.3. Bahan Pengganti

Kontraktor harus menandatangani bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak
tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis
dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya
pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.
1.1.8.4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Kontraktor akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih tempat
yang telah ditentukan Direksi.
• Tempat produksi dan pembuatan
• Tempat pengapalan
• Lapangan
Kontraktor supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan
bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang diminta untuk tujuan pemeriksaan, tetapi
bagaimanapun juga tidak meringankan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk

I-8
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

menyediakan perlengkapan dari bahan sesuai dengan Spesifikasi.


1.1.8.5. Spesifikasi, Brosur dan Data yang Harus Disediakan Oleh Kontraktor
Kontraktor supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang lengkap,
brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapatkan persetujuan, dan harus
disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan
Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data bangunannya juga tidak
meringankan Kontraktor dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.

1.1.9. Jalan Masuk Ke Lokasi Proyek


Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat
yang ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah kerja.
Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan penggunaan arah angkutan umum, dan bertanggung jawab terhadap
kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Kontraktor harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan
memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan pengang-kutannya, sejauh
yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Kontraktor untuk dikerjakan dalam hubungannya
dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu pengaturan
sebaik-baiknya dengan Badan Pemerintah setempat dan Badan Swasta.
Kontraktor dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh pemberi tugas untuk
keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Kontraktor membutuhkan tambahan jalan
masuk demi kemajuan pekerjaan.
Dalam hal ini Kontraktor diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi jauh
sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan tanah dapat dilakukan.
Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Kontraktor membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi harus
dikerjakan oleh Kontraktor atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan
tersebut sudah termasuk dalam harga kontrak.

1.1.10. Survey Pengukuran Pekerjaan


1.1.10.1. Bench Mark
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan
Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah
didasarkan pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang diberikan

I-9
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

kepada Kontraktor sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik
referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan, Kontraktor perlu
melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas ketelitiannya. Pemberi
Tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga
dengan titik referensinya.
Kontraktor perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahannya,
tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan rencana dan tempatnya
disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench
Mark yang didirikan oleh Direksi.
1.1.10.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran

Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Kontraktor kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya
30 (tiga puluh) hari sebelum mulai kerja Kontraktor memberitahukan kepada Direksi
secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian
muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Kontraktor akan
mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi secara tertulis untuk
menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Kontraktor akan
mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi pada saat wakil
Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan
Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
1.1.10.3. Sumbu Pengukuran dan Batas Demarkasi

Kontraktor bertanggung jawab atas penempatan as saluran dan potongan melintang


di lapangan sesuai dengan gambar kontrak. Batas demarkasi dan hal-hal penting yang
berhubungan dengan penempatan as saluran dan potongan melintang di lapangan
dilakukan oleh Direksi pekerjaan. Patok-patok yang dipancang di lapangan harus berada
di as saluran dengan jarak 50 m. Untuk patok-patok as saluran yang berada di belokan
dipasang lebih rapat dengan jarak masing masing 25 m. Tempat patok hektometer dan
kilometer akan dipasang patok kayu dengan ukuran 0.1 m x 0.1 m x 1.0 m untuk patok
hektometer dan 0.3m x 0.3m x 1.50m untuk patok kilometer. Semua pemasangan patok
dilaksanakan atas petunjuk Direksi pekerjaan.
Kontraktor bekerja sama Direksi dalam pemeriksaan setting out dan dalam
melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan yang
diperlukan dalam proses pembayaran.
Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga, cetakan

I - 10
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan
pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua biaya untuk bahan dan buruh
untuk maksud tersebut diatas merupakan beban Kontraktor. Dan biaya tersebut sudah
termasuk dalam harga satuan didalam pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.
1.1.10.4. Patok Duga Elevasi

Kontraktor harus memasang patok duga elevasi dari tanggul terbuat dari beton
berukuran 0.1 m x 0.1 m x 1.0 m dengan jarak 100 m, sesuai dengan petunjuk Direksi.
Biaya yang dikeluarkan untuk pematokan harus dimasukkan ke dalam biaya umum yang
tertera di dalam kontrak.

1.1.11. Pekerjaan Sementara


1.1.11.1. Umum
Kontraktor akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan
dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan
sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana Kontraktor bermaksud untuk
melaksanakan dilapangan, pertama-tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sesuai dengan prosedur dalam spesifikasi Umum. Apabila Kontraktor
bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan
seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk
pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Kontraktor dan biayanya
sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak
akan meringankan Kontraktor terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan
dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi
kelambatan.
1.1.11.2. Lapangan Kerja

Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh pemberi tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
Kontraktor sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Kontraktor hendaknya membatasi kegiatan
peralatan dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan termasuk arah jalan
masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya
pekerjaan oleh pemberi tugas, tanah harus dikembalikan keadaan semula.
Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada pemberi tugas untuk semua
kerusakan, misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik pemberi Tugas
atau orang lain, Kontraktor mengganti terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena
kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

I - 11
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.1.11.3. Kantor Kontraktor, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh


Kontraktor harus menyediakan, memelihara, mengerjakan dan memindahkan
bangunan sementara seperti kantor Kontraktor, Perkampungan stafnya, gudang, bengkel,
pemondokan buruh, dan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan, supaya
diserahkan kepada pemberi tugas.
Kontraktor supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara
secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu yang ditetapkan.
Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Kontraktor dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan semua
pelayanan yang perlu seperti, saluran pembuang, penerangan jalan, jalan gang, tempat
parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan peralatan
pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Kontraktor supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup
untuk kantor Kontraktor, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel, dan
tempat lainnya di daerah kerja.
1.1.11.4. Perlengkapan Kantor Direksi

Kontraktor harus menyediakan sebuah bangunan sekurang-kurangnya 45 m2 dari


lantai yang terdiri dari 3 kantor ± 15 m2 dilengkapi satu toilet dan kamar mandi luas 4 m2.
Kantor Direksi tersebut harus dibangun dengan baik, tahan dan dilengkapi dengan jendela
untuk memberikan penerangan yang cukup untuk setiap kantor dan dilindungi oleh terali
besi dan kerai, air minum, alat penerangan, pembuangan dan alat komunikasi. Semua
biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Kontraktor.
Kantor Direksi harus dilengkapi dengan barang-barang sebagai berikut :
• 3 meja dengan 6 kursi dan satu set meja tamu
• 2 almari/rak
• penerangan lampu secukupnya
• 3 lampu sudut
• papan untuk menentukan gambar pelaksanaan
• toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan 1 wc jongkok,1 bak mandi dan 1 lampu.
1.1.11.5. Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan
Pembuangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam, saluran,
drainase dan genangan atau bangunan sementara yang lain pada saat pembuangan air
dilaksanakan, Kontraktor harus memasang mengerjakan, memelihara semua pipa dan
peralatan lain yang diperlukan untuk pembuangan air dari bermacam-macam pekerjaan
dan untuk pemeliharaan pondasi serta bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air dan
pekerjaan konstruksi sesuai dengan syarat-syarat. Kontraktor bertanggung jawab untuk
memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pembuangan air atau pekerjaan
pengaman atas biaya Kontraktor.

I - 12
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Setelah cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air sementara sudah berfungsi
segera dibongkar, atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak menganggu
kelancaran saluran dan bangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau aliran
parit alam.
Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh Direksi untuk
pekerjaan pembuangan air Kontraktor tidak akan menganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan benda dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum melakukan penggalian.
Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari
dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan Konstruksi dikerjakan pada
keadaan kering.
1.1.11.6. Pengalihan Sementara dari Saluran Pengairan Eksiting

Kontraktor tidak diperbolehkan mengganggu sistem pengairan yang ada selama


pelaksanaan pekerjaan Direksi akan meminta Kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan
pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan
saluran serta bangunan yang berhubungan Kontraktor supaya menyerahkan pengalihan
sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Setelah rencana itu disetujui/dirubah
atas petunjuk Direksi, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan
yang telah disetujui.
Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan saluran pengairan yang ada supaya
dicantumkan dalam, volume pekerjaan, sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan perintah
Direksi.

1.1.12. Keamanan Dan Pemeriksaan Kesehatan


1.1.12.1. Umum

Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan


pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak dan
bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan
dipelihara oleh Kontraktor atas biaya Kontraktor. Kontraktor harus bertanggung jawab
terhadap semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan, dan menyerahkan pengaturan
dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Tidak ada pembayaran tambahan dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk
dalam harga kontrak.
1.1.12.2. Sistem Pengawasan Keamanan
Kontraktor supaya mengatur sistem pengawasan keamanan dan organisasinya dan
diserahkan untuk mendapat persetujuan kepada Direksi. Sistem Pengawasan Keamanan

I - 13
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan
kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan.
Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui
dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
1.1.12.3. Peraturan Kesehatan

Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan
sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang
dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan penguasa setempat.
Kontraktor hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-langkah
pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan tetap bersih.
1.1.12.4. Bahan Peledak dan Bensin

Kontraktor hendaknya membuat peraturan untuk menyangkut dan menyimpan atau


mengendalikan bahan peledak dan bensin seaman mungkin untuk melindungi masyarakat
sesuai dengan hukum dan peraturan keamanan yang berlaku. Kontraktor harus memiliki
semua surat keterangan yang diperlukan dan membayar semua biaya yang diperlukan
untuk pemindahan bahan peledak dan bahan bakar disuatu tempat ke tempat lainnya,
dan menyimpan dengan baik seperti semula.
Kontraktor supaya menyediakan dan memasang sistem peringatan yang cukup dan
memberikan peringatan pada masyarakat mengenai bahaya yang mungkin timbul
sehubungan dengan bahan peledak.
Kontraktor harus yakin bila hendak mengeluarkan bahan peledak bahwa daerah yang
akan diledakkan benar-benar kosong dari semua penduduk, orang jalan kaki atau lalu
lintas kendaraan. Kontraktor harus memasang papan nama pada setiap jalan masuk ke
daerah tersebut hingga mencegah lalu lintas masuk ke daerah tersebut dengan
memberikan pengumuman bahwa daerah itu sudah aman.
Tempat gudang bahan peledak harus disetujui oleh Direksi. Gasolin diatas tanah dan
tangki gas minyak tanah tidak diperbolehkan diletakkan pada batas perkampungan atau
lebih dekat dari pada 100m ke bangunan yang ada dilapangan. Kontraktor tidak
diperbolehkan menggunakan bahan peledak tanpa persetujuan tertulis dari Direksi, dan
bertanggung jawab pada saat pelaksanaan peledakan.
1.1.12.5. Pencegahan Kebakaran
Kontraktor harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada
atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan/peralatan
pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua bangunan air dan
bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk
perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya.
Kontraktor akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang
dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh pemberi tugas.

I - 14
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Kontraktor akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di lapangan
kerja. Dalam hal ini Kontraktor menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan dan
tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan, termasuk peralatan dan tenaga Sub Kontraktor.

1.1.13. Perubahan Pekerjaan


1.1.13.1. Umum
1. Uraian
Perubahan Perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pemimpin kegiatan (atau oleh
Direksi Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pemimpin Kegiatan untuk bertindak atas
namanya) atau oleh kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu perintah
perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran
ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu perubahan dalam
struktur harga satuan item pembayaran atau satu perubahan dalam besarnya kontrak.
Perintah perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu
addendum.
2. Perintah Perubahan dan Addenda harus mematuhi hal-hal berikut :
a. Perintah Perubahan
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang diparaf
oleh kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau
dokumen kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian pembayaran dan
waktu jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut. Perintah
perubahan harus diterbitkan dalam satu formulir standar dan akan mencakup
semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang akan
menimbulkan suatu perubahan dalam Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi
sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan.
b. Addenda
Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan
satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah
menghasilkan satu perubahan dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran
atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah
dirundingkan sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah Perubahan
Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua
perubahan perubahan kontraktual dan perubahan teknis yang besar tanpa
memandang apakah perubahan perubanan tersebut untuk struktur Harga atau
Besarnya Kontrak.
3. Penyerahan
a. Kontraktor akan menunjuk Wakil Perusahaannya secara tertulis yang diberi kuasa
untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggungjawab untuk
memberitahukan karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otorisasi

I - 15
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

perubahan-perubahan tersebut.
b. Pemimpin Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa
untuk mengadministrasi prosedur perubahan atas nama pemberi tugas.
c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lump sum, dan untuk setiap
Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup
untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.
1.1.13.2. Prosedur
1. Pemimpin kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change order) dengan
menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan:
a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam
kegiatan tersebut.
b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah yang
merinci perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan
tersebut.
d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah struktur
Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga Satuan atau Lump
Sum tambahan yang diperlukan harus disetujui dan dirumuskan dalam satu
addendum.
e. Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak
merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan perubahan tersebut,
atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.
2. Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik. Berisi :
a. Uraian perubahan yang diajukan.
b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan pekerjaan Sub Kontraktor yang
terpisah, jika ada.
e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di
bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu
Harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu
disetujui.
1.1.13.3. Pelaksanaan “Perintah Perubahan” (Change Order)
1. Isi masalah dalam “Perintah Perubahan“ berdasarkan pada.
a. Permintaan Pemimpin Kegiatan dan Penerimaan Kontraktor yang disetujui
bersama atau;
b. Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pemimpin

I - 16
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Kegiatan.
2. Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan “Perintah Perubahan“ tersebut dan
menyediakan satu nomor “Perintah Perubahan”
3. “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan perubahan dalam
pekerjaan- pekerjaan penambahan maupun penghapusan dengan lampiran revisi
Dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.
4. “Perintah Perubahan” tersebut menetapkan dasar pembayaran dan suatu penyesuaian
waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan
menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah yang telah
dirundingkan, diantara Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor yang perlu rumuskan
dalam satu Addendum.
5. Pemimpin Kegiatan akan menadatangani dan menetapkan tanggal “perintah
perubahan” sebagai atasan bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut.
6. Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal "Perintah Perubahan” untuk
menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.
1.1.13.4. Pelaksanaan Addenda
1. Isi masalah satu Addenda berdasarkan:
a. Pemintaan Pemimpin Kegiatan dan jawaban Kontraktor.
b. Permohonan Kontraktor untuk Perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh
Pemimpin Kegiatan.
2. Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan Addendum tersebut.
3. Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan
teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tarnbahan maupun penghapusan
beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.
4. Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan
atau penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah
Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
5. Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan
melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.

1.1.14. Perlindungan Terhadap Bangunan Lama dan Prasarana Umum


Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada,
utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilingkungan pekerjaan.
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan uumum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan
oleh operasi Kontraktor. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-
perbaikannya adalah menjadi beban Kontraktor.

I - 17
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.2. SPESIFIKASI TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN


1.2.1. Pengumpulan Data Sekunder
1.2.1.1. Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada,
dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu
DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan pada
daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi,
kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti Dinas Pengairan berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000
atau yang lebih detail.
1.2.1.2. Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-
rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan
kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi dintaranya
berupa :
a. Peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada instansi BMKG dan mungkin juga dari
Dinas Pengairan.
b. Data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada instansi BMKG dan mungkin
juga Dinas Pengairan.
c. Data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat diperoleh pada instansi BMKG.
d. Data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum selama 5
tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksisting misalkan bendung.
1.2.1.3. Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan
struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan
No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait. Kontraktor
harus memanfaatkan dan memelihara jaringan jalan masuk yang sudah ada beserta
bangunan pelengkapnya yang dilalui selama pelaksanaan fisik berlangsung guna
pengangkutan material, pengukuran dan pengawasan pekerjaan.

I - 18
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.2.1.4. Data Aspek Multisektor


Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan
penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang
tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS,
Dinas Pengairan, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :
a. Komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah.
b. Komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air.
c. Komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain.
d. Rencana tata ruang wilayah.

1.2.2. Survey
Kegiatan survey yang diperlukan untuk keperluan kegiatan pembangunan jaringan
irigasi adalah sebagai berikut :
a. Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-
200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-
2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan
alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga
validitas data yang sudah ada diragukan lagi.
b. Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
 Lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu
melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol
penampang; bagian alur sungai atau saluran yang terbuka lurus.
 Pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tidak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
 Lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan
aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengukuran debit dilaksanakan
dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir
pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran
sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika musim
kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika
musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling

I - 19
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

sedikit 3 kali setiap bulannya


 Keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan
kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik
 Kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan
kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling
sesuai dengan SNI 03-2819-1992. Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas
tidak dapat dipergunakan karena berbagai hal, misal keadaan aliran
membahayakan keselamatan petugas atau peralatannya; kecepatan aliran
melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut jenis alat ukur arus yang
digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka dapat dilakukan
pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-2820-1992.

1.2.3. Investigasi Sungai


Kegiatan investigasi sungai dilakukan untuk mengetahui kondisi data-data fisik sungai.
Data fisik sungai seperti kandungan dan ukuran sedimen; tipe dan ukuran sedimen dasar
dan distribusi ukuran butir. Untuk mengetahui data fisik sungai dilakukan kegiatan
sampling sedimen yang meliputi:
a. Sampling sedimen layang
Pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi yang tidak terpengaruh
adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan
kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi
penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan
harus berada 10 cm di atas dasar sungai sesuai SNI 03-3414-1994.
b. Sampling sedimen dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang
melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material dasar sungai
setempat metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

1.2.4. Penyelidikan Geoteknik Lapangan


Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk mengetahui data
karakteristik mekanika tanah lokasi perencanaan bangunan. Pelaksanaan kegiatan
penyelidikan geoteknik lapangan mengacu pada pada Pd T-xx-200x, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan
Penyelidikan Geoteknik. Penyelidikan geoteknik lapangan yang diperlukan meliputi:

I - 20
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

a. Pengeboran
Pengeboran dilakukan pada lokasi sisi kanan dan sisi kiri dari lokasi tembok pangkal,
dan pada as bangunan masing-masing 1 titik pengeboran
b. Sumur Uji
Sumur uji dilakukan pada lokasi calon sumber bahan material (borrow area) untuk
perencanaan bangunan.
c. Pengeboran Tangan (Hand Bor)
Pengeboran tangan dilakukan pada lokasi calon tapak bangunan masing-masing 1
titik pengeboran.

1.2.5. Uji Laboratorium


Uji laboratorium terdiri dari :
a. Laboratorium Sedimen
Uji laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang
terbawa oleh aliran sungai. Uji laboratorium sedimen meliputi :
 Sedimen layang
- Jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-
1994, maka metode pengujian laboratorium sedimen layang digunakan
peralatan Piknometer sesuai dengan SNI 03-4145-1996 dengan tujuan
mengetahui kadar sedimen layang.
- Jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan sesuai SNI 03-3961-1995 dengan tujuan mengetahui kadar
sedimen layang. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka
dilakukan uji gravimetri dengan ayakan sesuai SNI 03-3962-1995.
 Sedimen dasar
- Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
b. Penyelidikan geoteknik laboratorium
Penyelidikan geoteknik laboratorium diperlukan untuk mengetahui index dan
engineering properties, dalam pelaksanaannya mengacu pada Pd T-xx-200x,
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3,
Pekerjaan Penyeldikan Geoteknik. Adapun uji tersebut meliputi :
1. Index properties, mencakup : berat isi, berat jenis, kadar air, gradasi butiran dan
batas-batas atterberg.
2. Engineering properties, mencakup :direct shear test, unconfined compression test,
tes konsolidasi dan compaction test.

I - 21
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.2.6. Analisis Hidrologi


Analisis hidrologi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan jaringan
irigasi adalah untuk menghitung besarnya debit andalan untuk kebutuhan air irigasi seluas
areal pertanian yang akan dilayani dengan metode FJ Mock.

1.2.7. Analisis Laju Transport Sedimen


Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen
layang (suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau
berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-
Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-
1724-1989.

1.2.8. Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi


Perencanaan pembangunan jaringan irigasi harus meliputi tentang saluran primer,
saluran sekunder, saluran tersier sampai ke box kuarter. Selain itu bangunan pelengkap
lainnya seperti kantong lumpur, talang, gorong-gorong, pintu-pintu irigasi, harus
direncanakan sesuai dengan pedoman yang berlaku.

1.2.9. Analisis Dampak Lingkungan (Andal)


Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk kegiatan
pembangunan jaringan irigasi yang memerlukan kajian ANDAL harus, jika bendung
melayani areal irigasi seluas ≥ 2000 Ha. Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
a. Identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama
yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
b. Identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar
dan penting
c. Perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup
d. Perumusan RKL dan RPL

1.2.10. Nota Desain


Penyedia Jasa harus membuat perencanaan rinci secara lengkap dengan dimensinya
berdasarkan kajian hidrolis serta perhitungan struktur baik pada bangunan utama maupun
bangunan penunjang.

1.2.11. Penggambaran
Penggambaran hasil kegiatan meliputi gambar hasil pengukuran dan pemetaan,
layout saluran irigasi dan bangunan pelengkapnya, potongan memanjang dan melintang
bangunan, detail bangunan dan bangunan penunjang lainnya. Penggambaran mengacu

I - 22
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

pada KP-07, DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang Kriteria Perencanaan Bagian


Standar Penggambaran.

1.2.12. Perhitungan BOQ


Berdasarkan gambar rencana rinci yang telah dibuat dilakukan perhitungan volume
pekerjaan konstruksi secara rinci sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan.

1.2.13. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya


Penyusunan perhitungan rencana anggaran mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume III : Jaringan Irigasi, Pekerjaan Konstruksi, yang
didasarkan pada :
a. Kuantitas dan harga satuan pekerjaan
b. Harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu analisis
biaya
c. Untuk menentukan harga satuan upah dan bahan dilakukan survey harga di lapangan
dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga satuan
bahan diperhitungkan harga beli di tempat penjualan atau diantar ke lokasi pekerjaan
d. Menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume seperti
biaya persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat, dokumentasi,
dewatering dll.

1.2.14. Penyusunan Dokumen Pelelangan


Penyusunan dokumen lelang digunakan bagi keperluan pelelangan pekerjaan atau
pengadaan barang maupun jasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan
Dokumen Lelang harus meliputi ketentuan-ketentuan, komponen bahan dan spesifikasi
konstruksi, cara pengerjaan serta syarat pengendalian mutu sesuai dengan KEPMEN
KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004.

1.2.15. Pekerjaan Lain-Lain


a. Mobilisasi dan Demobilisasi
 Mobilisasi
Mobilisasi adalah pengangkutan semua peralatan berdasarkan Jadwal
Pelaksanaan yang harus diserahkan sesudah menerima Surat Penunjukan, dari
tempat kantor ke lokasi pekerjaan. Mobilisasi staf kantor, tenaga kerja lapangan
dan lain-lain, sudah termasuk dalam item mobilisasi.
 Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa
pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat

I - 23
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.


b. Foto Dokumentasi
 Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan ukuran post card (9
cm x 12 cm) kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap kemajuan progress fisik di
lapangan.
 Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dalam dan akhir
pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada laporan
bulanan dan triwulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap hasil
cetakan foto harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.
 Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan foto
berwarna disusun album beserta negative filmnya atau image filenya.
c. Asuransi
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam perihal
asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh
Depnaker dan Jamsostek

1.2.16. Pelaporan
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan
yang meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
 Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada
 Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh
 Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
 Jadwal kegiatan Penyedia Jasa
b) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi antara lain:
 Uraian permasalahan, hambatan dan temuan pada bulan tersebut.
 Daftar kegiatan yang dilakukan pada bulan berikutnya
 Daftar Rencana kegiatan pada bulan berikutnya
 Mobilisasi dan Demobilisasi personil dan Daftar Hadir personil dan kegiatan
masing-masing pada bulan tersebut
 Realisasi Progress Kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh direksi
Laporan bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
c) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil

I - 24
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

laboratorium, serta konsep perencanaan pembangunan jaringan irigasi.


1.2.17. Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan detail desain adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Jaringan Irigasi, Ahli Geodesi, Ahli Geologi, Ahli Geoteknik, Ahli Lingkungan,
Ahli Cost Estimate/Dokumen Tender dan Ahli Sosial-Ekonomi.

1.3. PENGENDALIAN MUTU


Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan SID pembangunan irigasi harus memuat :
a) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan
yang diperlukan
b) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
c) Diskusi Pertengahan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan
arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan
proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan
d) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan

1.4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan SID pembangunan irigasi harus memuat :
1.4.1. Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan perencanaan harus diukur berdasarkan biaya langsung
personil yang meliputi keterlibatan tenaga ahli, tenaga penunjang dan asisten tenaga ahli
serta biaya langsung non personil yang meliputi perjalanan dinas, survey dan investigasi,
biaya operasional kantor dan diskusi dan pelaporan. Biaya langsung diukur berdasarkan
daftar hadir tenaga ahli, asisten serta tenaga pendukung. Biaya langsung non personil
diukur berdasarkan add cost.

1.4.2. Dasar Pembayaran


Kuantitas pekerjaan SID pembangunan irigasi yang diukur menurut ketentuan di atas,
akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini,
dimana harga dan pembayaran tersebut.

I - 25
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Tabel 1.1 Daftar Kuantitas dan Harga

No. Uraian Satuan Pengukuran


1. Biaya Langsung Personil OB
2. Biaya Langsung Non Personil :
2.1) Biaya Perjalanan Dinas Orang-hari
2.2) Biaya Operasional Kantor Unit - Bulan
2.3) Pengukuran dan Pemetaan
- Pemasangan Patok BM dan CP Buah
- Pengukuran poligon dan situasi Kilometer
- Pengukuran cross-section Kilometer
2.4) Penyelidikan Geologi Buah
2.5) Analisis Laboratorium Mekanika Tanah Sampel
2.6) Survey dan Penyelidikan Sedimen dan Air Sampel
2.7) Biaya Pelaporan Exemplar
2.8) Biaya Diskusi Lump-sum

1.5. PEKERJAAN TANAH


1.5.1. Pembersihan Lapangan
Kontraktor harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran dan bangunan yang
ada dan semua tumbuhan dan bambu, termasuk pohon-pohon.
Kontraktor harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dan
dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semua bahan-bahan hasil
pembersihan lapangan.

1.5.2. Pekerjaan Tanah


Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
dan ketinggian yang ditunjukan dalam gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain,
yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukan kepada
Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang
dimaksud dengan ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah”
sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.

1.5.3. Jalan Masuk


Kontraktor harus memanfaatkan dan memelihara jaringan jalan masuk yang sudah
ada beserta bangunan pelengkapnya yang dilalui selama pelaksanaan fisik berlangsung
guna pengangkutan material, pengukuran dan pengawasan pekerjaan.

I - 26
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.5.4. Uitzet/ Pengukuran Dan Pemasangan Bouplank


a) Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam gambar
rencana.
b) Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama
atauditanyakan pada Direksi Teknis.
c) Sebagai ukuran pokok ± 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
d) Dengan ketentuan tersebut Kontraktor, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas
akan menetapkan patok duga ± 0,00 tersebut di lapangan dan dibuat dari patok
beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan
atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.
e) Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
f) Setelah Ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank.
g) Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih kurang
2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan denganjarak
kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
h) Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses Pekerjaan.

1.5.5. Papan Proyek


Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah
dengan ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x 120 cm, terbuat dari
bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru, besar huruf
disesuaikan. Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan
Nama agar dibuat sebagai berikut :
a) Kop Dinas Pengairan
b) Judul Kegiatan
c) Nilai Kegiatan
d) No. Kontrak
e) Masa Kontrak
f) Sumber Biaya
g) Pelaksana.
h) Konsultan Pengawas

1.5.6. Luasnya Penggalian


Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut petunjuk Direksi untuk pekerjaan
bangunan. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang

I - 27
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.


Perbaikan/pembangunan saluran terbuka dan saluran tertutup (pipa) harus dibatasi
panjangnya dan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu secara tertulis,
kecuali persetujuan secara tertulis dari Direksi, pekerjaan pada setiap panjang yang
disetujui harus diselesaikan sampai memuaskan Direksi, sebelum pekerjaan selanjutnya
dimulai.

1.5.7. Galian Tanah, Pengukuran Dan Pembayaran


a. Pekerjaan Galian
 Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai
serta sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.
 Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja,
dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk
mengurug site dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau dibuang.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui
atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat
perlindungan/saluran sementara.
 Kontraktor harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal-hal
lain yang dapat merusak hasil galian.
 Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
 Kontraktor harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila
didekat bangunan tersebut diadakan penggalian.
b. Galian Yang Tidak Diukur Untuk Pembayaran
Sebagian besar pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar
menurut seksi ini apabila pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke dalam
harga penawaran. Jenis galian yang secara spesifik tidak dimasukkan untuk
pengukuran dalam Seksi ini adalah :
• Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang
yang disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bilamana :
i. Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenuhi syarat seperti yang disyaratkan, atau untuk membuang batu atau
bahan keras lainnya seperti yang disyaratkan;
ii. Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng atau struktur
sementara penahan tanah atau air (seperti penyokong, pengaku, atau
cofferdam) yang sebelumnya telah diterima oleh Direksi Pekerjaan secara
tertulis.
• Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian
batu, tidak akan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan

I - 28
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Pembayaran harus dilaksanakan menurut Spesifikasi ini.


• Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa,
tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini dipandang
telah dimasukkan ke dalam berbagai harga satuan penawaran untuk masing-
masing bahan tersebut, sesuai dengan Seksi Spesifikasi ini.
• Pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam pengembalian kondisi (reinstatement)
perkerasan lama tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk
pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang
untuk masing-masing bahan yang digunakan pada operasi pengembalian
kondisi sesuai dengan Spesifikasi ini.
• Galian untuk pengembalian kondisi tanah asli dan pekerjaan minor lainnya,
kecuali untuk galian batu, tidak akan dibayar menurut Seksi ini. Pengukuran dan
pembayaran akan dilaksanakan sesuai Spesifikasi ini.
• Galian yang diperlukan untuk operasi pekerjaan pemeliharaan rutin tidak akan
diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah termasuk dalam
harga penawaran dalam lump sum untuk berbagai operasi pemeliharaan rutin
yang tercakup dalam Spesifikasi ini.
• Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari
sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja
tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya pekerjaan ini dipandang telah
dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk timbunan atau bahan
perkerasan.
• Pekerjaan galian dan pembuangan selain untuk tanah, batu dan bahan lama,
tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah
dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang untuk masing-masing
operasi pembongkaran struktur lama sesuai dengan Spesifikasi ini.
c. Pengukuran Galian Untuk Pembayaran
 Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran
sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah
dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar sebagai timbunan biasa atau
timbunan pilihan dengan faktor penyesuaian berikut ini :
i. Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
penyusutan (shrinkage) sebesar 0,85.
ii. Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan faktor
pengembangan (swelling) 1,2.
Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum
digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian
dan elevasi yang disyaratkan atau diterima.Metode perhitungan haruslah metode luas
ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih

I - 29
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

dari 25 meter.
 Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran
menurut Seksi ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya bilamana bahan galian
tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini.
 Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Kontraktor sebagai
bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadi
semata-mata hanya untuk kenyamanan Kontraktor dengan exploitasi sumber bahan
(borrow pits) tidak akan dibayar.
 Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh
bidang-bidang sebagai berikut :
i. Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui
titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya
ii. Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
iii. Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atas
atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian karena
kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
 Pekerjaan galian yang dilaksanakan di luar ketentuan yang ada di spesifikasi ini
Pengembalian Kondisi (Reinstatement), harus diukur untuk pembayaran sebagai
volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali dan dibuang.
 Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang melebihi
5 km harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter
bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai lokasi pembuangan
akhir atau lokasi timbunan dalam kilometer.
d) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas danHarga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk
cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
Bilamana cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, termasuk dalam
Mata Pembayaran yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka pekerjaan ini
akan dibayar menurut Harga Penawaran dalam lump sum sesuai dengan ketentuan
berikut ini; pekerjaan ini mencakup penyediaan, pembuatan, pemeliharaan dan
pembuangan setiap dan semua cofferdam, penyokong, pengaku, sumuran, penurapan,

I - 30
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

pengendali air (water control), dan operasi-operasi lainnya yang diperlukan untuk
diterimanya penyelesaian galian yang termasuk dalam pekerjaan dari Pasal ini sampai
suatu kedalaman yang ditentukan.

Tabel 1.2 Satuan Pengukuran


Nomor Mata Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
3.2.(1) Timbunan Biasa Meter Kubik
3.2.(2) Timbunan Pilihan Meter Kubik
Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa (diukur
3.2.(3) Meter Kubik
berdasarkan volume bak truk)

1.5.8. Penggalian Tanah Jelek


Jika sesuatu bahan yang jelek terdapat ditempat pondasi, Kontraktor harus
memindahkan dan membuangnya ketempat yang disetujui oleh Direksi. Jika tidak ada
ketentuan atau perintah lain dari Direksi, Kontraktor harus mengisi lubang dalam pondasi
tersebut dengan pasangan batu untuk bangunan, dengan bahan timbunan tanggul untuk
tanggul dan dengan bahan berbutir yang dibenarkan untuk jalan, saluran, pipa, pasangan
tegak dan lapis lindung tebing.
Jika Kontraktor menjumpai sesuatu bahan yang menurut pendapatnya mungkin tidak
baik, dia harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi, yang akan memberi
petunjuk kepada Kontraktor apakah bahan tersebut akan ditentukan sebagai bahan jelek
atau baik. Biaya yang berhubungan dengan bahan yang jelek itu harus dipikul oleh
Kontraktor. Jika menurut pendapat Direksi ketidak baikan itu disebabkan oleh kegagalan
Kontraktor untuk memenuhi spesifikasi, termasuk menjaga agar galian bebas dari air.
Persetujuan Direksi untuk hal-hal diatas tidak dapat dipakai untuk menghilangkan
tanggung jawab Kontraktor apabila terdapat kegagalan didalam melaksanakan bangunan
pada tanah jelek.

1.5.9. Timbunan, Pengukuran Dan Pembayaran


a. Pekerjaan Tanah
 Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Kontraktor harus yakin bahwa
semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum
dalam gambar adalah benar.
 Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah,
Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya
diselesaikan bersama.

I - 31
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

b. Timbunan Tanah
 Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan
lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk
menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda
benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.
 Kontraktor harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air
dan lumpur di tempat kerja.
 Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan
mencapai peil yang dibutuhkan.
 Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin
untuk menghindari adanya pekerjaan ulangan.
 Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan
setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
 Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam
kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka
pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Direksi.
 Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah-daerah
urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan
stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15
cm.
 Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
i. Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus
mencapai 90 % dari kepadatan (kering) maksimum.
ii. Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah
dasar tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang
dari 25 cm, harus mencapai 100 % kepadatan (kering) maksimum.
iii. Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar
dari 25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
iv. Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar
dari 2 % kadar air optimum.
c. Pengukuran Timbunan
Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui.
 Profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih
dari 25 m.

I - 32
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

 Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang


disetujui, termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat
penggalian bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai
akibat dari penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang
diukur untuk pembayaran kecuali bila:
i. Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi
ketentuan atau bahan yang lunak sesuai dengan Spesifikasi ini, atau untuk
mengganti batu atau bahan keras lainnya yang digali menurut Spesifikasi ini.
ii. Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang
tidak stabil atau gagal bilamana Kontraktor tidak dianggap bertanggung-
jawab menurut Spesifikasi ini.
iii. Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat diper-kirakan
terjadinya konsolidasi tanah asli. Dalam kondisi demikian maka timbunan
akan diukur untuk pembayaran dengan salah satu cara yang ditentukan
menurut pendapat Direksi Pekerjaan berikut ini :
 Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur penurunan (settle-ment) yang
harus ditempatkan dan diamati bersama oleh Direksi Pekerjaan dengan
Kontraktor. Kuantitas timbunan dapat ditentukan berdasarkan elevasi tanah asli
setelah penurunan (settlement). Pengukuran dengan cara ini akan dibayar
menurut Mata Pembayaran 3.2.(2) dan hanya akan diperkenankan bilamana
catatan penurunan (settlement) didokumentasi dengan baik.
 Dengan volume gembur yang diukur pada kendaraan pengangkut sebelum
pembongkaran muatan di lokasi penimbunan. Kuantitas timbunan dapat
ditentukan berdasarkan penjumlahan kuantitas bahan yang dipasok, yang diukur
dan dicatat oleh Direksi Pekerjaan, setelah bahan di atas bak truk diratakan
sesuai dengan bidang datar horisontal yang sejajar dengan tepi-tepi bak truk.
Pengukuran dengan cara ini akan dibayar menurut Mata Pembayaran 3.2.(3) dan
hanya akan diperkenankan bilamana kuantitas tersebut telah disahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
 Timbunan yang dihampar untuk mengganti tanah yang dibuang oleh Kontraktor
untuk dapat memasang pipa, drainase beton, gorong-gorong, drainase bawah
tanah atau struktur, tidak akan diukur untuk pembayaran dalam Seksi ini, dan
biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah termasuk dalam harga satuan
penawaran untuk bahan yang bersangkutan, sebagaimana disyaratkan menurut
Seksi lain dari Spesifikasi ini. Akan tetapi, timbunan tambahan yang diperlukan
untuk mengisi bagian belakang struktur penahan akan diukur dan dibayar
menurut Seksi ini.
 Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau
untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup

I - 33
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.


 Drainase porous akan diukur menurut dari Spesifikasi ini dan tidak akan termasuk
dalam pengukuran dari Seksi ini.
d. Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun
yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di
bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian
bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Tabel 1.3 Satuan Pengukuran Timbunan


Nomor Mata Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
3.2.(1) Timbunan Biasa Meter Kubik
3.2.(2) Timbunan Pilihan Meter Kubik
Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa
3.2.(3) Meter Kubik
(diukur berdasarkan volume bak truk)

1.5.10. Tanah Pinjaman (Borrow Area)


Dimana disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi, bahan timbunan yang diperlukan
untuk pekerjaan harus diambilkan dari daerah pinjaman (Borrow Area) yang disetujui
setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan.
Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas dari
tanaman-tanaman termasuk akar-akarnya. Apabila diperintahkan Direksi, tanah harus
dikupas sampai kedalaman 0,25 m untuk sementara ditimbun dan ditempatkan
disekitarnya.
Setelah selesai penggalian Kontraktor harus meninggalkan daerah kerja dalam
keadaan rapi sampai memuaskan Direksi termasuk semua pekerjaan tanah yang
diperlukan untuk mencegah penggenangan air di daerah tersebut.
Kontraktor harus menggali, memuat, mengangkut, membuang, membentuk dan
memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut seperti yang diharuskan pada pasal 1.07
atau 2.02 sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar.

1.5.11. Percobaan Pendahuluan Untuk Bahan Timbunan


Bila diperintahkan oleh Direksi, bahan-bahan yang diusulkan sebagai bahan timbunan
harus diuji ditempat menurut ketentuan di dalam BS 1377 guna mendapatkan

I - 34
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

karakteristik dan sifat-sifatnya.

1.5.12. Pemadatan Khusus Pada Timbunan


Pemadatan timbunan khusus harus terdiri dari bahan-bahan yang telah disetujui
dihampar dalam tiap-tiap lapisan yang datar dengan ketebalan merata dengan
kemiringan keluar, dan kemudian dipadatkan sehingga tebal setelah padat tidak lebih dari
0,15 m, kandungan air dari tanah timbunan harus dijaga sedemikian baik secara
pengeringan alami atau dengan pembasahan memakai alat semprot. Pemadatan harus
menggunakan mesin giling, alat pemadat, penggetar atau peralatan lainnya yang disetujui
sehingga menghasilkan kepadatan tidak kurang dari 95% dari pemadatan kering yang
dilaksanakan menurut BS 1377 Test 11.
Apabila menurut pendapat Direksi, hasil pemadatan kering yang dilaksanakan sesuai
dengan keadaan lapangan lebih kecil dari 95% dari pemadatan kering yang dilaksanakan
menurut BS 1377 sekalipun Kontraktor telah mengikuti semua lengkap yang tercantum
dalam spesifikasi, maka Direksi atas pendapatnya dapat menerima tidak kurang dari 90%
dari pemadatan kering maksimum dan pemadatan khusus pada timbunan ini. Pengujian
kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilaksanakan oleh Direksi selama pemadatan
berlangsung.

1.5.13. Penyiapan Tanah


Sebelum mengerjakan timbunan, permukaan dari tanah yang akan ditimbun harus
disiapkan. Permukaan tanah tersebut di atas harus dibersihkan dari segala tumbuh-
tumbuhan termasuk akar-akarnya.
Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya harus digeruk sampai kedalaman
yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman
0,15m, dan kadar air dari tanah yang digeruk harus dijaga baik secara pengeringan alami
atau pembasahan dengan alat semprot.
Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk
kembali dan kadar airnya diperiksa terlebih dahulu sebelum pekerjaan timbunan atau
pemadatan dilanjutkan.
Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas
yang terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan termasuk pematang sawah sampai
memuaskan Direksi.

1.5.14. Tambahan Untuk Penurunan Tanah Pada Tanggul


Kontraktor harus memperhitungkan tambahan pengisian untuk pemadatan sendiri,
dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran
permukaan yang telah selesai, pada akhir masa pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi,
dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar-gambar.

I - 35
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.6. SALURAN
Semua pasal yang termasuk di dalam pekerjaan tanah secara umum yaitu dari pasal
1-10 berlaku untuk bagian saluran-saluran kecuali apabila kedua pasal bertentangan,
maka bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.
1.6.1. Penggalian Dan Pembuangan
Tanah galian dari saluran-saluran pengairan atau pembuangan harus dibuang di luar
tanggul atau disuatu tempat yang ditentukan oleh Direksi.
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan kalau menurut pertimbangan Direksi
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Kontraktor harus menyiapkan rencana
pelaksanaan pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari pekerjaan pada suatu saat, dengan
detail lokasi dan program penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai
timbunan.
Kontraktor harus mengajukan usul karena pelaksanaan pekerjaan selambat-
lambatnya 14 hari sebelum tanggal yang dimaksudkannya untuk dimulai pekerjaan tanah
dari tiap-tiap bagian pekerjaan, sebagai pemberitahuan kepada Direksi. Rencana itu harus
berisi keterangan-keterangan tentang penilaian Kontraktor terhadap tanah kelebihan
yang harus ditempatkan ditanggul pembuangan terpisah.

1.6.2. Tanggul
Tanggul untuk saluran pembawa, saluran pembuang, jalan dan lain-lainnya, apabila
tidak dinyatakan lain harus dibentuk dari tanah hasil galian dari saluran pembawa atau
saluran pembuang itu, bila memungkinkan.
Bila bahan untuk tanggul itu tidak memungkinkan atau kurang bila diambil dari hasil
galian saluran pembawa atau pembuang, maka kekurangan bahan diatas harus diambil
dari tanah pinjaman seperti yang diisyaratkan dalam pasal 1.5.
Tanggul untuk saluran dengan ketinggian melebihi muka tanah asli dibuat rapat air,
dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum dalam
waktu panjang.
Tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk seperti
yang diuraikan berikut atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi. Bahan
timbunan dihampar horisontal dengan ketebalan merata secara lebih dari 0,25m.
Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin
penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang
90% dari pemadatan kering yang dilaksanakan menurut BS 1377 test 11. pengujian
kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilakukan oleh Direksi selama pelaksanaan
pemadatan berlangsung.
Timbunan diatas tanah asli di belakang (backfilling) bangunan baru, terkecuali yang
telah disebutkan dalam pasal 1.7, harus dipadatkan seperti yang diuraikan diatas untuk
tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan inspeksi. Apabila tidak ditentukan lain dalam

I - 36
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

gambar atau atas perintah Direksi maka semua tanggul harus mempunyai kemiringan
(slope) 1:40 ke arah luar. Tanggul yang merupakan jalan inspeksi atau jalan masuk harus
dibuat dengan arah dan kemiringan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui dengan aman
dan mudah oleh kendaraan ringan dan harus tetap dipelihara sampai akhir masa
pemeliharaan.

1.6.3. Ketelitian Dalam Pekerjaan Tanah


Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diijinkan sebagai diterangkan di bawah
ini, apabila luas rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera
pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak
boleh dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.
Semua permukaan harus diselesaikan dengan rapi dan halus.

1.6.4. Peralihan
Pada setiap, perubahan tampang lintang, peralihan harus dibuat pada dasar dan
talud saluran dibuat sedemikian rupa sehingga perubahan pada arah tegak atau mendatar
tidak lebih dari 1:10.

1.6.5. Celah-Celah Pada Tanggul


Dimana perlu pada tempat bangunan atau pada tempat yang diperintahkan,
Kontraktor harus meninggalkan atau membuat celah-celah pada tanggul, kemudian
membangun kembali seperti semula setelah selesai bangunan tersebut.

1.6.6. Longsoran Di Talud


Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah
terjadinya longsoran dari talud galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran,
Kontraktor harus memperbaiki semua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan
melaksanakan setiap perubahan yang diperlukan sampai memuaskan Direksi.

1.6.7. Kelebihan Penggalian Dan Tanah-Tanah Longsoran


Jika saluran digali atau tanggul dibuat tidak sesuai dari yang disebutkan, Kontraktor
harus membangunnya kembali seperti ditentukan menurut petunjuk Direksi.

1.7. BANGUNAN
1.7.1. Pekerjaan Pengeringan
Kontraktor harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan.
Cara menjaga galian bebas dari air pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan
dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi.

I - 37
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Kontraktor harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup
dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.

1.7.2. Cara Penggalian


Kontraktor harus menyampaikan usulnya mengenai cara-cara penggalian, termasuk
detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan
Direksi secara tertulis, sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan,
sehingga keamanan penggaliannya terjamin.

1.7.3. Penggalian Pada Bangunan


Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga masih memungkinkan dikerjakan
pengeringan cukup, dapat membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup
ruangan untuk pembuatan pemadatannya dan lain-lain kegiatan pekerjaan lainnya.

1.7.4. Penggalian Untuk Pipa


Dasar galian untuk pipa/bis beton akhirnya harus dirapikan dengan tangan atau
dengan metode lain yang disetujui atau diperintahkan Direksi, secepatnya sebelum pipa
diletakkan.

1.7.5. Kelebihan Penggalian


Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang
diperintahkan menurut pasal 3.3 harus diisi kembali oleh Kontraktor dengan tanah yang
dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi.

1.7.6. Perapian Permukaan Galian Dengan Tangan


Dasar galian yang akan menerima beton pasangan batu atau isian yang dipadatkan
0,15m yang terakhir dari galian harus dirapikan oleh Direksi. Hal ini dilakukan setelah
pembersihan semua lumpur pada waktu akan menempatkan beton, pasangan batu atau
isian.

1.7.7. Pemilihan Dan Pemadatan Tanah Isian


Dimana pengisian kembali dibawah muka tanah dan dekat dengan bangunan
diperlukan bahan yang akan dipakai harus disetujui oleh Direksi dan dipadatkan sesuai
pasal 1.7.

1.7.8. Kriteria Desain Bangunan Bendung


1.7.8.1. Bendung Tyrol
a. Pertimbangan Perencanaan
Dalam pelaksanaan desain bangunan pengambil Tyrol hendaknya dilakukan evaluasi

I - 38
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

perbandingan dengan kemungkinan penyadapan air cara lain seperti bendung biasa
sesuai Pd T-01-2003.
b. Persyaratan Perencanaan
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkapnya harus didesain berdasarkan
Pd T-01-2003, harus memperhatikan persyaratan berikut :
 Berada di sungai torensial dengan angkutan sedimen yang sangat berfluktuasi
dan membawa batu gelundung
 Jenis ini dipilih jika dijumpai bahaya kerusakan bangunan akibat benturan
angkutan sedimen batu gelundung dan benda padat lainnya; jika ditemui
kesulitan penyadapan air sungai akibat beralihnya alur air sungai dan gejala
pengendapan di sungai yang menghalangi pemasukan air ke bangunan
pengambil; dan dipilih untuk menghindari gangguan keseimbangan morfologi
sungai yang relatif besar akibat pembendungan atau dampak negatif lainnya
karena adanya pembendungan;
 Struktur saringan dibuat sederhana, tahan benturan dan gesekan angkutan
sedimen dan benda padat lainnya, tahan vibrasi dan mudah dibersihkan;
 Bangunan pengambil Tyrol hanya sesuai untuk dibangun pada ruas sungai
dengan angkutan sedimen dominan fraksi kasar, dan prosentase muatan fraksi
dengan diameter ≤ 5 mm tidak lebih dari 25 persen dari jumlah angkutan
sedimen total.
 Bangunan pengambil Tyrol harus dilengkapi dengan penangkap pasir, sehingga
harus tersedia lahan, lokasi dan perbedaan tinggi (head) untuk fasilitas bangunan
tersebut;
 Bangunan pengambil Tyrol jangan dipilih jika diperkirakan menuntut cara-cara
operasi, biaya eksploitasi, dan pemeliharaan yang sulit dan mahal.
c. Persyaratan Kemanan Bangunan
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkap lainnya perlu didesain dengan
memperhatikan keamanan bangunan ditinjau dari segi hidraulik, struktural, operasi
dan pemeliharaan.
 Kemanan hidraulik
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkapnya harus diperhitungkan
aman terhadap :
i. bahaya luapan pada bangunan tembok pangkal, tembok sayap udik dan
hilir;
ii. bahaya penggerusan setempat, degradasi dasar sungai dan penggerusan
tebing;
iii. bahaya erosi buluh akibat aliran di bawah dan di samping bangunan;
iv. bahaya kavitasi;
v. bahaya akibat perubahan perilaku sungai.

I - 39
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

d. Kemanan Struktural
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkapnya harus memenuhi
persyaratan kekuatan dan kestabilan struktur baik secara satu kesatuan maupun
bagian per bagian dengan rincian meliputi :
 kekuatan terhadap benturan batu dan angkutan benda padat lainnya;
 kestabilan bangunan terhadap guling, geser dan penurunan.
e. Keamanan Operasi dan Pemeliharaan
 keamanan operasi : bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkap seperti
pintu pengatur debit, penangkap pasir dan bagian-bagiannya agar didesain
untuk dapat dioperasikan dengan mudah, aman dan efisien;
 pemeliharaan : untuk menjaga fungsi dan keamanan bangunan setelah
beroperasi diperlukan pemeliharaan dan pemantauan berkala; hal-hal yang perlu
dipelihara yaitu :
i. saringan dari sumbatan batu, sampah dan mengganti batang-batang yang
rusak;
ii. pembersihan berkala gorong-gorong pengumpul dari endapan sedimen
secara hidraulik;
iii. pembilasan penangkap pasir secara periodik.
iv. pemeliharaan dan perbaikan lapisan tahan aus dan rip-rap.
f. Desain Hidraulik
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam detail desain bendung adalah
sebagai berikut :
 Pra Desain Hidraulik Kegiatan pra desain meliputi:
i. Persiapan pekerjaan yaitu pengumpulan, evaluasi dan analisis data. Data
yang diperlukan yaitu :
ii. data topografi berupa :
 peta yang meliputi daerah aliran sungai dengan skala 1 : 50.000;
 peta situasi sungai di lokasi bangunan dengan skala 1 : 2000 dan peta detail
dengan skala minimum 1 : 5000
iii. data morfologi sungai seperti geometri sungai, data hidrograf aliran sungai
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai secara horisontal
maupun vertikal;
iv. data geometri sungai berupa : bentuk dan ukuran alur, palung, lembah
sungai, kemiringan dasar sungai;
v. data angkutan sedimen berupa : gradasi material dasar sungai, laju dan
gradasi angkutan sedimen dasar;
vi. data hidrograf aliran sungai seperti : aliran banjir, frekuensi kejadian debit
banjir, kurva massa aliran dan tinggi muka air sungai;
vii. data geoteknik diantaranya : geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi

I - 40
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

serta kegempaan di daerah calon lokasi


viii. data mekanika tanah : seperti sifat fisik tanah dan batauan serta sifat teknik
tanah di sekitar calon lokasi;
ix. data bahan bangunan : sumber dan jumlah bahan yang tersedia, jenis dan
ketahanan umur, sifat fisik dan teknik bahan bangunan serta persyaratan
kualitas bahan bangunan;
x. data lingkungan dan ekologi
 peninjauan lapangan : untuk memeriksa tingkat ketelitian data; mendapat
masukan data morfologi sungai dan sifat sungai, mengetahu dan
memperkirakan masalah yang akan timbul;
 penentuan lokasi bangunan harus dipilih berdasarkan studi perbandingan
atas beberapa alternatif dengan mempertimbangkan fungsi bangunan dan
faktor-faktor lain; topografi, morfologi sungai dan medan sekitarnya;
geoteknik; lingkungan; pelaksanaan bangunan; dan mobilitas peralatan;
 penentuan debit desain mencakup :
i. debit desain banjir dengan kala ulang 100 tahun digunakan untuk
mendesain bangunan pelimpah dan tembok pangkal;
ii. debit desain sebesar debit alur penuh untuk bangunan peredam energi
iii. debit andalan tertentu sesuai kebutuhan untuk kebutuhan irigasi dan
kebutuhan pembilasan sedimen di gorong-gorong pengumpul serta
penangkap pasir
g) Penentuan Bentuk dan Dimensi Bangunan
Penentuan bentuk dan dimensi bangunan bendung tyrol sesuai dengan Pd. T-01-2003-A
adalah sebagai berikut :
• Panjang mercu
i. diperhitungkan terhadap kemampuan melewatkan debit banjir rencana
dengan tinggi jagaan yang cukup;
ii. sama dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur
dan umumnya ditentukan sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata pada ruas
sungai yang stabil;
iii. material konstruksi untuk mercu digunakan pasangan dengan lapisan
tanah aus (batu candi)
• Panjang saringan
Ditentukan berdasarkan debit desain kebutuhan dan debit untuk membilas
sedimen di gorong-gorong pengumpul dan penangkap sedimen terpenuhi;
• Tinggi mercu
Untuk penempatan saringan ditentukan sedikit lebih tinggi dari dasar sungai
dengan maksud;
i. untuk kebutuhan tinggi energi bagi pembilasan dan kebutuhan

I - 41
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

pengendalian angkutan sedimen serta menghindarkan terjadinya timbunan


sedimen dan sampah di atas saringan;
ii. tinggi mercu maksimal 0,5 m dari dasar tanah
• Saringan didesain sederhana, kuat, mudah pelaksanaannya dengan :
i. jenis : ditentukan seperti bentuk pagar tidur; plat baja berlubang-lubang dan
atau susunan saringan yang dibagi atas beberapa bagian atau
kompartemen;
ii. bentuk batang saringan : ditentukan dengan bentuk bulat; bentuk profil T
dan bentuk kepala rel kereta api;
iii. penempatan saringan : ditempatkan di atas mercu atau sedikit lebih ke hilir
mercu dengan posisi datar atau dengan kemiringan tertentu yang
mempertimbangkan ; faktor debit yang disadap; diameter butir angkutan
sedimen yang tidak dikehendaki masuk ke gorong-gorong pengumpul;
iv. celah dan kemiringan saringan : ditentukan dengan pertimbangan debit
yang harus disadap dan diameter butir angkutan sedimen dasar yang tidak
dikehendaki masuk ke gorong-gorong pengumpul; celah saringan
maksimum 30 mm;
v. panjang saringan ke arah sungai : dihitung dengan memperhatikan debit
yang harus disadap; kapasitas penyadapan dengan memperhatikan
parameter-parameter sebagai berikut ;
• kapasitas lewat gorong-gorong pengumpul;
• bukaan pintu pengatur debit;
• muka air di dalam gorong-gorong pengumpul;
• jenis ukuran dan tata letak pemasangan batang saringan;
• kemiringan, panjang, lebar, diameter, prosentase bukaan dari saringan;
• tinggi muka air di udik saringan;
• debit sungai dan panjang bentang Tyrol;
• keadaan agradasi, endapan sedimen di udik dan di atas saringan;
• sumbatan pada lubang saringan;
• Gorong-gorong pengumpul didesain dengan :
i. tipe; tentukan dasar gorong-gorong pengumpul seperti bentuk setengah
lingkaran, lengkung dan datar;
ii. lebar; tentukan lebar gorong-gorong pengumpul dengan
mempertimbangkan kebutuhan untuk mengalirkan debit yang di sadap;
lebar gorong-gorong pengumpul yaitu jarak antara dua dinding gorong-
gorong pengumpul;
iii. panjang; tentukan panjang gorong-gorong pengumpul dengan
mempertimbangkan kemampuan menyadap debit sungai dan debit yang
dibutuhkan untuk pembilasan dan kebutuhan; panjang gorong-gorong

I - 42
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

pengumpul disesuaikan dengan panjang saringan;


iv. kemiringan dasar; tentukan kemiringan dasar gorong-gorong pengumpul
agar dapat menghanyutkan sedimen yang ada di dalam gorong-gorong
v. pengumpul; untuk menghindarkan pengendapan sedimen di dasar gorong-
gorong pengumpul, kemiringan minimum dasar gorong-gorong
vi. pengumpul, I0min dapat ditentukan dengan pendekatan awal berdasarkan
rumus berikut:
I0min= 0,20 . D . q
dengan pengertian:
D = diameter butir sedimen terbesar yang mungkin lolos saringan
pengambil, [m]
q = debit yang disadap per unit panjang bentang saringan pengambil,
[m3/det/m’]
vii. kapasitas gorong-gorong pengumpul; usahakan kapasitas gorong-gorong
pengumpul lebih besar dari debit yang dibutuhkan untuk debit kebutuhan
dan debit untuk pembilasan sedimen yang terdapat di dalam gorong-
gorong pengumpul dan di penangkap sedimen
• Tubuh bangunan bagian hilir
Bentuk tubuh bangunan bagian hilir saringan dapat dibuat tegak, miring dengan
kemiringan tertentu
• Peredam energi
Lengkapi bangunan dengan peredam energi untuk mencegah penggerusan
setempat seperti halnya pembuatan peredam energi pada bendung; peredam
energi dapat dipilih antara lain tipe cekung, dengan memperhitungkan :
i. debit desain untuk bangunan peredam energi;
ii. tinggi terjunan;
iii. penggerusan setempat;
iv. degradasi dasar sungai yang akan terjadi;
v. benturan dan abrasi angkutan batu gelundung; bangunan Tyrol dapat juga
dibuat tanpa peredam energi, jika dibangun di atas batuan keras.
• Pintu pengatur debit
Lengkapi gorong-gorong pengumpul dengan pintu pengatur debit; yang
ditempatkan di bagian akhir gorong-gorong pengumpul dengan dinding
penghalang banjir; dan pintu pembilas serta pintu-pintu intake;
• Pintu sorong
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman
spesifikasi teknis. Pekerjaan pintu ini harus memuat :
i. Toleransi dimensi
 Pekerjaan besi dan baja

I - 43
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1) Batang sambungan geser (struts)


Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari
masing-masing flens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm,
dipilih yang lebih besar.
2) Permukaan yang dikerjakan dengan mesin
Penyimpangan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan
mesin tidak boleh lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat
dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m
 Diameter lubang
1) Lubang pada elemen utama : +1,2 mm - 0,4 mm
2) Lubang pada elemen sekunder : +1,8 mm - 0,4 mm
 Alinyemen lubang
1) Elemen utama, dibuat di bengkel : ± 0,4 mm
2) Elemen sekunder dibuat di lapangan : ± 0,6 mm
ii. Pekerjaan kayu
Penyimpangan penampang balok kayu tidak boleh lebih dari dari + 5 mm
untuk setiap panjang balok 2.00 meter
iii. Pekerjaan pengelasan
Penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran bagian-
bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan pada
bagian yang lebih tipis atau 3 mm untuk material yang tebalnya lebih besar
12 mm RPT0-Pd T-xx-xxxx
iv. Persyaratan bahan
 Pekerjaan daun pintu
1) Pelat baja
Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan
SNI 03-6861-2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan
bangunan dari besi/baja
2) Kayu
Tebal pintu kayu pada umumnya diprergunakan ukuran tebal 80 mm,
100 mm dan 120 mm. Kayu yang akan dipergunakan harus
mempunyai persyaratan kekuatan lentur yang pengujian sesuai SNI
03–3959–1995, Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium
dan persyaratan pengujian kuat Tekan sesuai SNI 03–3958–1995,
Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium dan sebelum
dipasang harus diawetkan terlebih dahulu sesuai SNI 03–3233–1009,
Tata Cara Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung.
 Pekerjaan pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun

I - 44
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

kerangka ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka


agar tahan terhadap cuaca harus dicat dengan “coaltar epoxy resin”,
Pengecatan Komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai
SNI 06 – 6452 – 2000, Metode Pengujian cat bitumen sebagai lapis
pelindung
 Pekerjaan alat angkat
1) Stang pintu pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur
penggerak yang dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang
pada balok atas pada rangkapintu untuk menaikkan, menurunkan
dan memegang pintu;
2) Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut,
Tongkat batang Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi,
reduksi, Tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus
memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002 Spesifikasi
Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja;
3) Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air
pada beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata.
Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis
harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga)
meter
v. Persyaratan kerja
 Daun pintu
1) Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama
penyekat dan komponen lain yang diperlukan. Pintu yang
digunakan harus sesuai dengan Gambar dengan konstruksi las,
lebar dan tinggi bersih daun pintu;
2) Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini
maka Penyedia Jasa harus membuatnya dengan persetujuan Direksi;
3) Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat
pintu air adalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2 (dua)
milimeter;
4) Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan
kelonggaran korosi 2 (dua) milimeter. Lendutan balok pada beban
penuh harus kurang dari 1/800 bentang pada beban maximum
5) Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan
baut, mur dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya
dengan cara divulkanisir agar menerus. Tegangan tarik pada
sambungan harus lebih besar dari 50% (lima puluh persen) pada
bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk sedemikian sehingga

I - 45
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

dapat menahan air dengan baik.


 Kerangka pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu,
kerangka atas dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain
yang diperlukan pada pemasangan rangka pintu yang lengkap dan
memudahkan operasi pintu. Jika konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan
secara rinci disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
 Kerangka ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang
harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi
pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan
 Kerangka Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada
beton.Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan
maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1
(satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus
dikerjakan dengan mesin dan diperkeras untuk memberikan
perlindungan terhadap keausan.
 Kerangka Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus
mendukung
pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban
pengangkat.
 Stang
1) Umum
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara
manual dan tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu
untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu. Stang harus
terdiri dari peralatan mekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur penggerak,
roda gigi, handel pemutar dan komponen lain yang memerlukan
pengoperasian secara efisien. Stang harus direncanakan agar mampu
menahan beban yang terjadi. Jika konstruksi stang yang perinciannya
tidak diterangkan disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
2) Peralatan mekanis meliputi:
 Tumpuan/ bantalan
Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder atau datar

I - 46
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

 Roda gigi reduksi


Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons
pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa.Roda
gigi dan bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi
harus mempunyai “rumah” yang dapat dilepaskan untuk
memudahkan pelumasan
 Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian dan
pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian
kedudukan pintu dilapangan.
 Ulir pengangkatan
Ulir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan lain
yang disetujui dan dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat yang
dapat dihubungkan dengan roda gigi pinggir harus terdiri dari
penopang roda gigi dan bantalan pemandu sebagai penguat.
 Tongkat penghubung
Tongkat penghubung dibuat dari batang baja
 Handel operasi manual
Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual
yang dapat mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan.
Gaya untuk memutar alat harus lebih kecil dari 15 (lima belas)
kilogram
• tembok pangkal
Tentukan bentuk dan ukuran tembok pangkal dengan cara:
i. tinggi tembok pangkal ditentukan dengan memperhatikan debit desain untuk
kapasitas pelimpahan ditambah dengan tinggi jagaan tertentu;
ii. panjang tembok pangkal ditentukan oleh dimensi tubuh bangunan dan peredam
energi;
iii. bentuk tembok pangkal dapat dibuat tegak atau miring; jika miring kemiringan
minimum 1 : 1
iv. material konstruksi dari pasangan batu
• tembok sayap udik dan hilir
Lengkapi bangunan dengan tembok sayap dengan memperhatikan :
i. bentuk dan dimensi peredam energi;
ii. geometri sungai di hilir dan sekitarnya;
iii. kedalaman penggerusan setempat dan degradasi dasar sungai yang akan terjadi
iv. stabilitas tebing ;
v. tinggi muka air hilir pada debit desain ditambah dengan tinggi jagaan;

I - 47
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

• lantai udik dan dinding tirai


Dimensinya ditentukan dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut :
i. permeabilitas tanah;
ii. penggerusan setempat;
iii. pengurangan daya angkat air yang dapat melebihi kekuatan dan stabilitas
bangunan;
• bangunan penangkap sedimen:
Lengkapi bangunan Tyrol dengan bangunan penangkap sedimen yang bentuk dan
ukurannya diperhitungkan terhadap :
i. jumlah endapan yang harus ditampung ;
ii. frekwensi pembilasan endapan secara hidraulik.

Gambar 1.1 Denah Bendung Tyrol

I - 48
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Gambar 1.2 Detail penampang saringan pengambil

1.8. BETON
1.8.1. Bahan – bahan
1.8.1.1. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus produksi
dalam negeri dan sesuai dengan PBI-1971, NI-2. Kontraktor harus menyediakan tempat
semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang Kontraktor
dilapangan dan dari pihak pabrik, atau Kontraktor harus menguji semennya menurut PBI-
1971 (NI-2).
Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
a) Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang
dari 30 cm dari lantai.
b) Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
c) Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya
semen ditempat penyimpanan.
Portland Cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan, bilamana portland cement telah mengeras, maka tidak
boleh dipakai untuk campuran.
Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana airtanah
mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen khusus yang
memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V)
1.8.1.2. Bahan Batuan
Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal standart Nasional
Indonesia SNI-2.Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan
lain seperti pasir dan batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir
yang tidak memenuhi gradasinya.
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagaiberikut :
a) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan
besar butir lebih dari 5 mm.

I - 49
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

b) Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari seperempat
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
c) Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat kering.
d) Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif
alkali.
e) Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).
f) Kandungan maksimum terhadap lembung lanau dan debu tidak boleh lebih dari 3%
perbandingan berat.
Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan
diameter maksimum tergantung dari kelas betonnya. Kerikil harus dari batu pecah.Apabila
kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan harus
diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi adalah yang terbaik.
Kontraktor harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan Direksi. Disamping itu
Kontraktor harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan PBI 1971
secara rutin dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirimkan kepada Direksi
setiap copy laporan test. Apabila test abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Kontraktor
harus melakukannya. Bahan batuan untuk beton tahan abrasi harus berberat jenis 2,6 dan
nilai tanah aus kurang dari 15% apabila diuji menurut PBI 1971.
1.8.1.3. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 Standar Nasional Indonesia
PUBI.
1.8.1.4. Pasir
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan hancur
semen yang telah menjadi keras.
b) Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap beratkering.
c) Tidak mengandung bahan–bahan organik.
d) Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisakerja
(PBI-1971).
1.8.1.5. Zat Tambahan
Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana
ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton atau adukan
tanpa persetujuan Direksi. Kontraktor boleh memakai zat pelambat untuk memudahkan
persiapan pembuatan sambungan-sambungan cor, sebagaimana susunannya zat
pelambat dan cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan Direksi.
1.8.1.6. Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus tulangan baja lunak yang bulat dan polos, digilas
panas, sesuai dengan PBI 1971 seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar.

I - 50
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJ. Tp 24 (fy =240
Mpa / 2400 kg/cm2),sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform /ulir) minimal
BJ.TP 40 (fy = 400 Mpa / 4000 kg / cm2), untuk tulangan bajajaring (wire mesh ) BJ. Tp. 50
fy=500 Mpa / 5000 kg / cm2) dan ukuran sesuaiketentuan dalam gambar. Simbol “Ø”
(menunjukkan Baja tulangan polos),Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan Deform/Ulir).
Simbol “M” tulanganbaja jaring ( wire mesh).
Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ketempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi suatu hasil
pemeriksaan dari laboratorium yang disetujui oleh Direksi.
Untuk tiap-tiap kiriman tulang anyaman baja yang dikirim ketempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatan-catatan
pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari
mana kiriman itu dibuat.
Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang dilapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi.Tulangan pada waktu pengecoran harus bersih dan bebas dari
kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang yang telah menjadi
bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa
persetujuan Direksi.
1.8.1.7. Penyiapan Bahan-Bahan Bangunan
Semua semen harus dikirim ketempat pekerjaan dalam karung kertas yang ditandai,
utuh dan tertutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang disetujui.Semua semen harus
disimpan dalam gudang tidak terpengaruh oleh cuaca, dilengkapi khusus untuk maksud-
maksud tersebut.
Lantai dari gudang harus dinaikkan diatas permukaan tanah untuk mencegah
pengisapan air. Penyimpanan ditempat terbuka dapat diizinkan pada pekerjaan kecil
dengan penguasaan tertulis dari Direksi, dalam hal mana selalu harus ditempatkan diatas
tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air menurut persetujuan Direksi.
Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada
jalan masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian. Setelah disetujui Direksi
penggunaan semen harus menurut urutan pengiriman.
Tiap jenis batuan pasir dan kerikil maupun bata merah, dan batu-batu harus disimpan
dalam petak-petak terpisah atau dihalaman yang tanahnya ditutup dengan lembaran
logam atau tutup lainnya yang keras dan bersih, yang harus bisa kering sendiri dan
dilindungi dari pencampuran dengan tanah benda-benda lainnya yang merusak. Tulangan
baja harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah perubahan bentuknya.

1.8.2. Acuan Dan Pekerjaan Penyelesaian


1.8.2.1. Acuan
Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton

I - 51
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Kontraktor harus


menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan tentang acuan dan harus membuat
contoh-contoh acuan untuk mendapat pengesahan Direksi.
Acuan harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar. Cara pendukungan yang
akan menghasilkan lubang-lubang atau tali kawat yang membentang pada seluruh lebar
dari permukaan kepermukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup harus dibuat pada
permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1:3 (1 atas 3).
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan
oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian rupa
sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan
terputus. Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi
persetujuan terhadap acuan yang telah dibangun. Untuk pembetonan dicuaca panas atau
kering, Kontraktor harus membuat rencana acuan dan membukanya,
sehinggapermukaan-permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera
mungkin.
Acuan hanya boleh dibuka hanya dengan izin Direksi dan pekerjaan pembukaan
setelah mendapat izin harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang mandor yang
berwenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan untuk
menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Kontraktor untuk membuka acuan
belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya
maka ia boleh memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan acuan dan
Kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
Untuk Beton semen portland biasa pada waktu paling sedikit untuk pembukaan
acuan harus menurut pada Muka sisi balok, lantai dan dinding 1 hari dan bagian bawah
21 hari
1.8.2.2. Prosedur
Selesai galian, sebelum dimasukannya besi tulangan, kondisi dasar galiandiberi
timbunan pasir 5 cm dan dicor dengan beton K.125, tebal 5 cm (lantaikerja).Kemudian
dilakukan pengukuran ulang kedalaman.
Pengecoran menggunakan beton K-250 dengan slump 14 cm, untuk mendapatbeton
dengan workabilitas yang tinggi sehingga memudahkan dalam prosespengecoran,
pengecoran dilakukan sampai dengan level/kedalaman yangditentukan.

I - 52
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.8.2.3. Perancah
Tiang-tiang perancah harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh harus mudah
disetel dengan baji.Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan
yang tidak disokong ke arah samping.Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang-tiang
perancah, stabilitas perlu dipikirkan terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-
beban lain yang timbul selama pengecoran, seperti akibat getaran alat penggetar, berat
pekerja dan lain-lain.
1.8.2.4. Pekerjaan Permukaan
Untuk menyelesaikan permukaan beton dibedakan dua jenis, sebagaimana diuraikan
berikut :
a) Penyelesaian kasar
Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh cor yang
menggunakan cetakan dari kayu yang digergaji baik dan disambung-sambung
dengan tajam dan siku-siku.
Permukaan beton yang diacu dengan penyelesaian kasar harus teratur bebas dari
tonjolan tapi tetap agak kasar dan dengan tanda-tanda dari sambungan, mata-
mata kayu masih tampak.
Permukaan beton yang tanpa acuan dan ditentukan dengan penyelesaian kasar,
harus digaruk rata dengan kayu lis tetapi dengan mutu yang sama dengan muka
beton yang diacu dan dengan penyelesaian kasar.
b) Penyelesaian halus
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian papan
kayu rata Plywood atau plat baja untuk acuan. Muka beton yang diacu dan
diselesaikan dengan halus harus bebas dari tanda-tanda kayu, lekuk-lekuk dan
lain-lain kesalahan pemotongan. Pola dari papan cetakan harus teratur, muka
beton yang acu dengan penyelesaian halus harus digaruk kemudian digosok halus
dengan penggosok kayu atau baja sampai rata dan dengan mutu yang sama
seperti yang diacu.
Kecuali ditentukan lain maka penyelesaian halus harus dituntut untuk permukaan
beton yang tetap kelihatan. Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok
halus dengan cetak baja sampai halus.Muka beton yang tampak lainnya harus
digosok dengan penggosok/lepa kayu sampai halus.
Pekerjaan menggosok harus dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak
terjadi timbulnya air dengan butiran halus dipermukaan.Muka beton tidak boleh
diperbaiki tanpa ijin Direksi sesudah dibongkar cetakannya.Kecuali ditunjukkan
pada gambar, maka sudut-sudut tajam harus dibuat tumpul dengan ukuran 2cm x
2cm.

I - 53
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.8.3. Kelas Beton dan Mutu Pekerjaan


1.8.3.1. Kelas-kelas Beton
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan-
bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia PBI 1971, NI-2 dan
sifat-sifatnya yang terpenting diberikan dalam tabel berikut :

Tabel 1.4 Kelas Beton


Berat Min Berat
Ukuran
dari PC Max dari
Max dari Tingkat
Tiap Air Tiap Pemakaian
Kelas Kerikil Pengawasan
m3beton Kg PC
(mm)
(kg) (kg)
Beton bertulang
K 175 40 275 0,55 Ketat
Beton masa Pipa
K 125 40 250 0,60 Beton masa Ketat
BO Lantai kerja Ringan

Bila dipandang perlu oleh Direksi Pekerjaan, perbandingan campuran beton akan
ditentukan/diperbaikan selama pekerjaan berlangsung Kontraktor tidak boleh merubah
perbandingan campuran beton atau sumber dan bahan-bahan tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
1.8.3.2. Mutu Beton K255
Yang dimaksud dengan beton mutu K255 adalah suatu karakteristik kubus beton
pada umur 28 hari besarnya sama dengan 225 kg/cm2.

1.8.4. Perbandingan Campuran


Kontraktor harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan
kelasnya sampai mendapat persetujuan Direksi. Penentuan perbandingan diatas harus
sesuai dengan petunjuk standart nasional Indonesia PBI 71, NI-2, kecuali ditentukan lain
oleh Direksi.
Kontraktor tidak boleh merubah perbandingan atau sumber bahan yang sudah
disetujui tanpa persetujuan dari Direksi lebih dahulu.
Persetujuan dari Direksi tentang campuran yang diusulkan tidak akan diberikan
sebelum Kontraktor mengadakan percobaan campuran dengan pengujiannya untuk tiap
kelas beton dan telah menyerahkan keterangan lengkap hasil percobaannya tentang
mutu pekerjaan (faktor keadaan dan slump), kekuatan dan berat jenis kepada Direksi
untuk persetujuan.
Kontraktor tidak boleh mulai dengan pekerjaan sebelum usul campuran tersebut
disetujui.

I - 54
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.8.5. Adukan Beton


Nama “jenis adukan” di bawah diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi(pasir dan
kerikil) terhadap 50 kg semen.Gradasi butiran bahan pengisi harus sesuai dengan syarat –
syarat gradasidalam tabel dibawah ini :

Tabel 1.5 Ukuran Ayakan dengan Presentase Berat yang Lolos

Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikelterbesar tidak lebih
dari ¾ dari jarak minimum antara tulangan bajaatau antara tulangan baja dengan acuan,
atau antara perbatasan lainnya.

1.8.6. Adukan Beton Setempat


a. Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk “batch mixer” dengan type dan
kapasitas yang mendapat persetujuan direksi.
b. Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
c. Kapasitas aduk tidak boleh lebih dari yang diijinkan.

1.8.7. Campuran Percobaan (Trial Mixes)


Kontraktor harus membuat campuran percobaan untuk setiap kelas beton dengan
memakai alat-alat yang sama yang akan dipakai dipekerjaan. Campuran Kontraktor akan
diizinkan bila kekuatan dari uji kubus yang diambil dari setiap kelas beton memenuhi
syarat-syarat spesifikasi untuk masing-masing kelas beton.
Pembuatan contoh dan pengujian harus memenuhi standart Nasional Indonesia NI-2, PBI
tahun 1971.

I - 55
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.8.8. Pengujian Beton


Kontraktor harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan,
dalam Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971.
Kontraktor harus mengambil contoh beton untuk test kubus dari campuran
percobaan dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat
seperlunya dan menyerahkan kepada laboratorium yang disetujui untuk diadakan
pengujian sesuai diperintahkan.
Kubus-kubus harus dibuat dalam cetakan 15cm x 15cm x 15cm seperti diisyaratkan
dalam Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971.
Kontraktor harus menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus uji
sepanjang tahap pengujian. Selama pengecoran Kontraktor harus selalu melakukan Slump
Test pada saat memulai pengecoran. Test-test itu harus dilakukan berdasarkan Standar
Nasional Indonesia, NI-2,PBI 1971 kecuali ditentukan lain maka hasil test harus sesuai
dengan Tabel 4.4.1 dari Standar Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971.
Kontraktor harus pasti bahwa untuk tiap test dibuat laporan, yang menjelaskan hasil-
hasil tersebut dalam satuan metrik. Kontraktor diwajibkan membuat laporan itu dengan
format yang disetujui Direksi dan penyerahannya diserahkan dalam rangkap tiga tidak
boleh lebih dari 3 hari setelah test dilaksanakan.
Kontraktor harus juga menyerahkan laporan tekanan udara, temperatur beton dan
bahan-bahan beton untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Kontraktor harus
menyediakan peralatan dan tenaga dilapangan untuk melaksanakan percobaan kubus,
Slump dan juga alat pencatat temperatur.

1.8.9. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton


Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton
dengan perbandingan berdasarkan ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan
batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut
jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperolah pemadatan penuh. Alat pengukur
air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar secara otomatis
berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan kedalam campuran. Dan kemudian
bahan-bahan beton seluruhnya harus benar-benar tercampur. Beton pra campur boleh
digunakan dengan mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu. Apabila pencampuran
beton kelas K 125 diijinkan dilakukan dengan tenaga manusia, maka semen, batuan dan
pasir harus dicampur diatas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling
sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling sedikit 3 kali sesudah air dicampurkan,
sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata.

I - 56
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.8.10. Pengecoran
a) Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)
adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
b) Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih
darikotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian
cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada
genangan air pada cetakan tersebut.
c) Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila
pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian
akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
d) Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah
dicorkan dalam waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
e) Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai
selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi. Tidak
dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan
Kontraktor, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang
mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Kontraktor harus berupaya agar
beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.
f) Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap enit.
Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai
pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan
selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah
satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras.
Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.
g) Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom-kolom yang tinggi, harus dibuatkan
jendela-jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.

1.8.11. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton


Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai ditempat penuangan, beton
masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi, dan terjadi
penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan. Kontraktor
harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum
pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 1,5m, ketebalan beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari 1,0
untuk satu kali pengecoran. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai
ketempat sambungan cor yang rencana sebelumnya. Kontraktor harus mengingat

I - 57
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

pemadatan dari beton adalah pekerjaan yang penting dengan tujuan yang menghasilkan
beton rapat air dengan kepadatan maximum. Pemadatan harus dibantu dengan
pemakaian mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan
bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai
pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi.

1.8.12. Sambungan Cor


Penjelasan dan dari kedudukan tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan pengecoran.
Penjelasan sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari
penyusutan dan suhu sangat diperkecil, dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan
menurut Direksi Pelaksanannya lebih praktis, maka Kontraktor harus mengatur rencana
pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga sebelum beton baru dicorkan menyambung yang
lama, beton sudah berumur 4 minggu.
Hubungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan
acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat
dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan
jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi. Sebelum beton yang
baru dicor disamping beton yang sudah mengeras, beton lama harus dibersihkan dari
batuan diatas seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang bersih
dan serta bebas dari buih semen. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu
kali pengecoran harus tidak lebih dari 1,0m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari
7m, meskipun tanpa adanya persetujuan lebih dahulu dari Direksi.

1.8.13. Beton Pracetak


Beton pracetak harus memenuhi semua ketentuan Spesifikasi sejauh itu
memungkinkan. Setiap unit pracetak harus segera ditandai dengan cetakan yang tak bisa
hilang dan setelah acuan dibuka maka selama 28 hari tidak boleh ada gangguan terhadap
beton.

1.8.14. Pembetonan Diatas Permukaan yang Tidak Kedap Air


Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap
air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air atau bahan kedap
lainnya yang disetujui oleh Direksi.

1.8.15. Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan


Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa perlindungan,
Kontraktor harus menyiapkan alat pelindung beton terhadap hujan dan terik matahari
sebelum pengecoran.

I - 58
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Apabila suhu udara melebihi 35˚C Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk
menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35˚C
misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung dari matahari,
atau menyemprot air pada bahan batuan dan acuan.

1.8.16. Melindungi dan Merawat Beton


Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak dari 7 (tujuh) hari, Kontraktor
harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari dingin, matahari, suhu tinggi atau
rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya,
lendutan atau tumpukan dan air tanah yang merusak.
Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi, permukaan beton yang kelihatan harus dijaga
supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen
portland, atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras. Permukaan
seperti itu segera setelah dibuka acuannya maka harus segera ditutupi dengan karung
goni yang dibasahkan atau pasir atau lain-lain bahan yang mungkin disetujui Direksi.
Kontraktor harus membuat perlengkapan khusus atau permintaan Direksi untuk
perawatan dan pembahasan yang dimaksud sepanjang masa dari 6 sampai 24 jam
sesudah pengecoran beton dengan semen yang cepat mengeras.

1.8.17. Bekisting
a) Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh balok-balok
kayu 5/7 cm atau 5/10 cm dari kayu kelas kuat III
b) Penggunaan papan kayu sebagai bekisting dengan alasan apapun tidak
diperbolehkan
c) Penggantian material bekisting dengan material lain yang disebutkan pada point
harus dengan persetujuan konsultan pengawas.
d) Kontraktor pelaksana harus pengajukan shop drawing untuk bentuk konstruksi
bekisting balok, kolom, plat lantai dan plat atap serta konstruksi lain yang
dianggap perlu oleh konsultan pengawas
e) Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus disetujui oleh
konsultan pengawas
f) Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan Residu atau
cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu
akan dibuka sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rapi
g) Bentuk bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana.
h) Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan campuran
beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
i) Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi ,kelurusannya

I - 59
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

terhadap arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana dengan alat Theodolit dan
Waterpass. Pemeriksaan secara manual tidak dibenarkan.
j) Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS sebelum
dilakukan pekerjaan pengecoran beton.
k) Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari terhitung
sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh Konsultan PENGAWAS karena
alasan penggunaan zat additive yang dapat mempercepat proses pengerasan
beton atau alasan-alasan teknis yang dapat dipertanggung jawabkan
l) Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaan beton jika hal ini
terjadi Kontraktor Pelaksana harus memperbaikinya dengan pekerjaan acian
beton.
m) Perbaikan permukaan beton yang rusak akibat kesalahan pembukaan bekisting
atau sebab lain harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.9. TULANGAN BAJA


1.9.1. Daftar Bengkokan
Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar
dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan.
Daftar bongkaran yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Kontraktor harus diperiksa
dan diteliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman batang dengan garis
tengah 20mm atau lebih lurus dibengkokan dengan mesin pembengkokan yang
direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia Ni-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau
perintah oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan
gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi.

1.9.2. Pemasangan
Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton, pengelasan
tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk
menyambung tulangan-tulangan yang saling menyilang dengan sudut tegak lurus, tetapi
cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan penggunaan ganjal, alat perenggang dan
kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Perenggang dari beton harus dibuat dari
beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang
tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut
beton yang ditentukan harus terpelihara.

I - 60
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Batang utama dari tulangan anyaman ex pabrik yang berdampingan harus


disambung dengan overlap 300mm dan batang melintang dengan overlap 150mm.
Kontraktor tidak boleh mengecor beton menutup tulangan, sebelum Direksi memeriksa
dan menyetujuinya.

1.9.3. Selimut Beton


Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang sedemikian,
hingga terdapat selimut/penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton,
sebagai berikut:

Tabel 1.6 Ukuran Selimut Minimum


Kelas Beton Jenis Pekerjaan Selimut Minimum (mm)
K 225 Pekerjaan-pekerjaan umumnya 40
K 225 Pelat Beton Pracetak Pipa Beton 25
K 175 Beton bertulang umumnya 40

1.9.4. Beton Bertulang


Berdasarkan kuat tekan karakteristik beton pada umur 28 hari sesuai dengan K-225
dan kekuatan beton yang diijinkan untuk dinding dan pelat mencapai 22,5 MPa dengan
kepadatan beton sebesar 2500 kg/m3 dan poison ration sebesar 0.2. Semua material yang
dipakai dalam campuran beton disyaratkan sebagai berikut:
a) Semen
Memenuhi ketentuan dan syarat yang ditentukan dalam NI-8
b) Agregat halus (pasir)
Berupa butiran halus yang tajam dank eras serta tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca.Agregat halus tersebut tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering) dan bahan-bahan organis.
c) Agregat kasar (kerikil dan batu pecah)
Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan ukuran tidak
lebih besar dari 20 mm. Agregat kasar ini harus bersifat keras dan tidak berpori
serta tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
d) Air
Tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan.
e) Bahan pembantu
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan
pengerasan ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan
pembantu, jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai harus disetujui terlebih
dahulu oleh direksi.

I - 61
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.10. SAMBUNGAN GERAK


1.10.1. Penahan Air (Water Stops)
Kontraktor harus menyediakan dan memasang penahan air pada semua tempat
sambungan gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum seperti di dalam
gambar. Sambungan tersebut harus kedap air.
Apabila tidak diminta lain, penahan air (Water stops) dibuat dari karet seperti
tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar dan dijelaskan dalam “Daftar
Banyaknya Pekerjaan”. Penahanan air diatas harus didapatkan dari pabrik yang disetujui
Direksi dan harus disimpan dan dipasang sesuai petunjuk dari pabrik. Penahan air diatas
harus dicetak sampai kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap dengan bagian
yang membentuk sudut dan persilangan, dan harus dibuat untuk keperluan bangunan-
bangunan di bawah air secara menerus atau seperti yang tercantum di dalam gambar
usulan dari Kontraktor untuk menyambung penahan air di lapangan harus disetujui
Direksi lebih dahulu dan semua sambungan harus rapat.
Ukuran minimum dan bentuk dari penahan air harus seperti daftar di bawah ini :

Tabel 1.7 Ukuran Minimum Dan Bentuk Penahan Air


Diameter Diameter Diameter
Lebar Tebal
Bahan Lingkaran Ujung Lingkaran Tengah Lubang Tengah
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
225 9,5 25 38 19
Karet
150 9,5 19 - -

Pada bagian ujung karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran. Karet
penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti tercantum pada gambar dan
harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama pemasangannya. Papan acuan
pada kedua ujungnya harus dibentuk sedemikian rupa hingga menggambarkan potongan
dari penahan airnya. Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan hati-hati dan
seksama sehingga tidak ada lubang-lubang yang terjadi.
Kontraktor harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk setiap penahan air
yang dikirimkan ke lapangan dan apabila diminta oleh Direksi harus mengadakan
percobaan uji terhadap penahan air tersebut untuk mendapatkan keyakinan akan mutu
barang tersebut.

1.10.2. Karet Penahan Air


Karet untuk penahan air harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini bila
bahannya dicoba menurut percobaan yang dinyatakan pada BS 903.
Kuat tarik minimum = 2 kg/mm2
Pertambahan panjang sebelum putus minimum = 500 %

I - 62
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Kekerasan = 60 – 65˚
Kepadatan max methode deflection secara tetap = 20 % dari refleksi asli
Penyerapan air max setelah 2 hari pada 20˚C = 5%
Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam pada
70˚C dalam zat asam dalam tekanan 0,20 kg/mm2)
Kuat tarik minimum = 80 % dari nilai asli
Pertambahan panjang sebelum putus = 80 % dari nilai asli

1.10.3. Pengisi Sambungan


Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan
harus disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi sambungan
dan ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan di dalam daftar banyaknya
harus dipotong menurut bentuk dan dipasang untuk mengisi seluruh ruang antara muka
beton, kecuali yang terisi dengan penahan air dan penutup sambungan. Lembaran-
lembaran pengisi sambungan dipasang rapat sehingga sambungan menutupi pada sisi-
sisinya untuk mencegah keluarnya semen. Kontraktor harus menyediakan sertifikat uji dari
pabrik untuk setiap jenis penahan karet yang dikirimkan ke lapangan pekerjaan dan
macam pengujian itu harus dikerjakan sesuai dengan metode pengujian standar.

1.10.4. Batang Dowel


Bila batang dowel menembus sambungan harus dibungkus, bungkus-bungkus harus
dibuat lebih dahulu dari bahan yang memenuhi untuk pengisi-pengisi sambungan atau
bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

1.10.5. Penutup Sambungan


Kontraktor harus membuat air pada sambungan gerak dan sambungan kontraksi
pada permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali bagian bawah dari pekerjaan beton
yang ada penyanggahnya. Alur tersebut harus dibuat lurus dan berukuran sesuai yang
ditunjukkan oleh gambar-gambar. Kontraktor harus menyiapkan permukaan dari alur dan
menyiapkan bahan penutup sambungan kemudian mengisi alur tersebut dengan bahan
diatas. Penutup sambungan harus dari bahan semacam bitumen seperti dijelaskan
didalam daftar banyaknya, kecuali ditentukan lain. Bahan-bahan diatas harus didapatkan
dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi dan digunakan sesuai petunjuk dari pabrik.
Pemasangan penutup sambungan tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan
dari Direksi.
Kontraktor harus menyediakan sertifikat uji dari setiap bahan-bahan dimaksud yang
dikirim ke lapangan pekerjaan dan bila diminta oleh Direksi harus menguji bahan-bahan
diatas sesuai dengan prosedur pengujian bahan tersebut.
Bahan bitumen untuk penutup sambungan horisontal harus “Expendite Plastic” atau

I - 63
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

bahan sejenis yang disetujui dan bahan bitumen untuk penutup sambungan yang miring
dan tegak lurus harus “Expendite Plastic Joint” atau bahan sejenis yang disetujui.

1.10.6. Sambungan dengan Cat Bitumen


Bila pada gambar-gambar menunjukkan selapis bitumen antara dua permukaan
beton. Kontraktor harus membersihkan dan mengeringkan permukaan-permukaan
tersebut sebelum pengecatan bitumen dilaksanakan dan pengecatan dengan bitumen
dilaksanakan dalam dua lapisan. Jenis bitumen harus dari jenis penetrasi 40/50 atau
lainnya yang mendapat persetujuan dari Direksi.

1.11. PASANGAN BATU


1.11.1. Bahan – bahan
1.11.1.1. Batu
Dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan
batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan
sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-
lubang, pasir, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari
sumber yang disetujui Direksi.
1.11.1.2. Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen
portland dan pasir dengan perbandingan isi 1:4 atau seperti ditentukan dalam gambar
untuk tiap jenis pekerjaan.
Jika tidak ditentukan lain adukan dipakai untuk pekerjaan pasangan dibuat
perbandingan 1 PC :4 Ps, untuk pasangan kedap air (selanjutnya dipakai singkatan PC
untuk semen portland, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil dalam perbandingan suatu adukan).
Pasir harus sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton pasal 3.1.2, pasir
haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik. Semen haruslah Portland Cement seperti yang dimaksud
pasal 3.1.1. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi pasal 3.1.3. Dari
spesifikasi ini, air harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai untuk menghasilkan adukan
yang baik.
Cara alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan
Direksi. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih
dulu di dalam mesin selama paling tidak 2 menit.
Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur didalam
semacam kotak diaduk 2 kali secara kering dan akhirnya 3 kali setelah diberikan sampai
adukan sewarna semua dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan
untuk dipakai, dan adukan yang tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian

I - 64
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

kembali adukan tersebut tidak diperkenankan.Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan


setiap akhir hari dari kerja.
1.11.1.3. Penyimpanan Dari Bahan-Bahan
Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang diisyaratkan pada pasal
3.1.6 dan juga harus dilindungi dengan atap atau penutup lain yang tahan air.
1.11.1.4. Pasangan Batu
1.11.1.4.1. Ukuran Batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar dan
berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu harus
mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat
dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding,
tetapi harus memperhatikan batasan berat seperti di atas. Sebagai contoh : sebuah batu
berukuran 0,20 x 0,20 x 0,25 m3 akan mempunyai berat kira-kira 25 kg.
1.11.1.4.2. Las dan Sambungan
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang
dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan patok.Setiap batu
harus diberi alas adukan, semua adukan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan
berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu
berimpit satu sama lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai
pasang .
1.11.1.4.3. Pasangan Batu Kali
a. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang
lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja.
b. Kemudian disiram dengan air secukupnya.
c. Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu
dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.
d. Pasangan batu kosong (aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar
kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua lubang
batu terisi penuh dengan pasir.
e. Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam
gambar.
f. Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan.
g. Tetapi atas dari pondasi batu kali harus datar.
h. Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus dilengkapi
dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang akan
ditumpunya
1.11.1.4.4. Pasangan Batu Muka
Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu muka harus
mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran minimal 15 cm, kecuali ada

I - 65
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu muka harus rata setelah dipasang. Pasangan
batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang dipasang didalamnya dan paling
sedikit ada batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi.
Pemasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan
batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
Batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak
kurang dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar,
adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Ps, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Sebelum pekerjaan siaran dimulai bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek
sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama).
Pekerjaan siar dapat dibagi atas :
a. Siar tenggelam (masuk ke dalam + 1cm dari permukaan batu)
b. Siar rata (rata dengan permukaan batu)
c. Siar timbul (timbul 1cm lebar tidak kurang 2cm)
d. Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan siar harus siar tenggelam.
1.11.1.5. Pipa Peresapan (suling-suling)
Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan
paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 luas permukaan. Setiap ujung pemasukan suling-
suling harus dilengkapi dengan saringan. Suling-suling dipasang bersamaan dengan
pasangan batu dan disisakan 0,20m keluar sisi belakang pasangan batu guna
pemasangan saringan sebelum diurug.Pada pasangan miring saringan kerikil juga dibuat
bersamaan dengan pasangan batu. Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada
ujung pipa menonjol keluar pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah
sekeliling pipa setebal 15cm. Saringan kerikil tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk
membatasi saringan dari tanah asli atau tanah urug.
1.11.1.6. Sambungan Gerak Sederhana
Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan gerak
sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk menahan air.
Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat suatu
penyambungan dengan bangunan lama dan bangunan baru serta bangunan lama akan
mempunyai nilai penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan
yang terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang pasangan batu
pada bagian sambungan setinggi sambungan tadi.Saringan ini harus terdiri dari batu dan
kerikil terpilih dengan baik.Untuk menahan longsornya saringan ini harus diberi lapisan
penutup ijuk setebal 3cm atau geotextiie membrane.
1.11.1.7. Contoh Pekerjaan
Untuk pekerjaan pasangan batu yang besar seperti pekerjaan lining yang panjang,

I - 66
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Kontraktor harus membangun contoh tampang tembok, sehingga mutu dan wujudnya
disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan berikutnya harus sederajat dengan atau lebih baik
dari contoh yang disetujui.
1.11.1.8. Perlindungan dan Perawatan
Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus memenuhi
persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau pada hujan yang
cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang dan
larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerjaan tidak boleh berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu
kosong yang belum mantap.
1.11.1.9. Urugan Kembali
Sebelum melaksanakan “urugan Kembali” pada muka pasangan batu yang tak
kelihatan, pasangan batunya harus diplester kasar dengan adukan 1 PC : 4 Ps setebal 2cm
(berapen).
Urugan tidak boleh dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan Direksi dan bahan
urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air. Kerikil yang teratur ukurannya
sehingga dapat mencegah kehilangan pasir harus dipasang pada akhir lubang pembuang
air.

1.12. PEKERJAAN PERLINDUNGAN


1.12.1. Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja
Kontraktor harus menyiapkan permukaan galian tanah untuk pondasi dengan lapisan
lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan.Kemudahan penyaringan kerikil seperti
ditentukan, ditekankan ditempatkan diatas permukaan tanah tersebut, dengan ketebalan
sesuai dengan gambar untuk membuat permukaan yang rata dan sejajar dengan
permukaan yang direncanakan untuk lantai kerja.

1.12.2. Pekerjaan Plesteran


Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada maupun
yang baru harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 Ps. Adukan untuk pekerjaan plesteran
harus memenuhi persyaratan pasal D.1.3 untuk bahan dan campuran. Pekerjaan plesteran
dikerjakan secara dua lapis sampai ketebalan 2cm. Apabila tidak diperintahkan lain
pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan,
dan untuk 0,10m di bawah trepi atas dinding atau sesuai dengan yang tertera dalam
gambar.
Tempat kedudukan pintu, temboknya harus diplester licin penuh dari batas lengkung
depan sampai hilir pada jembatan pelayanan (looplank).

I - 67
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10cm untuk bangunan kecil dan
15cm untuk bangunan besar sedang pada samping kusen pintu-pintu sorong, diplester
tegak selebar 20cm plesteran juga dilakukan pada alur skot balok. Sebelum pekerjaan
plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran
harus rata, lurus, rapi dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering kemudian harus
dipelihara dengan siraman air secara rutin.

1.13. LINING
1.13.1. Lining Pasangan Batu
Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
gambar.Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya harus memenuhi pasal D dari
spesifikasi.

1.13.2. Lining Beton Pra Cetak


Bahan dan pengerjaan plat beton Pra cetak harus memenuhi ketentuan pasal C.1.1
sampai pasal C.3.11 dari spesifikasi beton yang dipakai untuk pembuatan plat beton K 175
dengan ukuran kerikil maksimum 2cm. Ukuran plat, panjang saluran yang akan dipasang
lining serta batas-batas ketinggiannya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
gambar atau menurut petunjuk Direksi.

1.13.3. Percetakan Plat


Percetakan plat beton pra cetak harus dikerjakan ditempat yang sudah dipilih dengan
persetujuan Direksi sebelumnya.
Plat harus dicetak diatas dasaran yang dipersiapkan khusus untuk itu, harus
diperhatikan pencegahan terjadinya perubahan bentuk dari cetakan selama dan sesudah
pengecoran. Disarankan agar lantai dasar benar-benar rata dan keras.
Bila plat dicetak diatas tanah asli permukannya harus dilapisi dengan plywood atau
dengan bahan lain untuk mendapatkan dasar yang rata dan air semen yang tidak
meresap ke dalam tanah.
Tempat percetakan harus ditutup dengan atap sementara, hingga plat yang baru
dicetak terlindung dari sinar matahari dan hujan. Perlindungan dari matahari dan hujan
tidak boleh di bawah pohon-pohon yang rindang.
Cetakan untuk membuat plat beton dapat berupa unit tunggal atau ganda dan dapat
dibuat dari kayu, plat besi atau bahan lainnya yang sesuai, dengan syarat cukup kuat,
rapat air dan tahan terhadap pengerjaan beton. Bila dipakai cetakan kayu maka
disarankan untuk melapisi bagian dalam dengan plat seng atau bahan lainnya. Cetakan
harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat dibuka dengan mudah tanpa merusak sisi-
sisinya dan sudut-sudut plat. Membuka cetakan dikerjakan tanpa memukul waktu
membuka harus dengan persetujuan Direksi, meskipun ini tidak akan membebaskan

I - 68
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Kontraktor dari kewajibannya untuk membuat plat beton yang mutu dan bentuknya
memenuhi standar.
Untuk tiap-tiap pencetakan plat harus ada jumlah cetakan yang cukup. Sesaat
sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari cetakan harus disapu/disemir dengan
minyak cetak yang disetujui Direksi. Pemakaian minyak diesel mineral atau minyak mesin
tidak diperkenankan.
Bila cetakan sudah dibuka, maka sisi dalam terutama sudut-sudutnya harus
dibersihkan kemudian diminyaki lagi untuk percetakan berikutnya.
Beton harus dicor dalam lapis-lapis dan dipadatkan sebaik-baiknya, harus dijaga agar
beton dapat memenuhi ruang cetak seluruhnya. Permukaan atasnya kemudian digosok
sampai halus.
Plat kemudian ditaruh dalam suasana lembab dan dingin dengan ditutup goni basah
atau lainnya sampai cukup keras guna tindakan selanjutnya.
Plat kemudian disimpan di tempat yang teduh dan dirawat lebih lanjut untuk paling
sedikit 7 hari. Kontraktor harus menjaga jangan sampai plat-plat itu terkena oleh tanah
atau menjadi kotor atau pecah.
Tumpukan tidak boleh lebih dari sepuluh plat agar yang bagian bawah tidak rusak.
Setelah selesai perawatan, maka plat diangkut ke lokasi pemasangan. Waktu memuat dan
membongkar plat tidak boleh dilemparkan tetapi harus dilakukan dengan hati-hati. Plat
ditimbun di atas tumpukan plat lama atau memakai ganjal kayu agar tidak kotor sebelum
dipasang.

1.14. PEMASANGAN PLAT


Lapisan dasar harus dipadatkan, diratakan, dibersihkan dan dibasahi sebelum plat-
plat ditempatkan dalam posisi masing-masing bila permukaan dasarnya terlalu dalam
maka harus diurug terlebih dahulu dengan bahan yang sesuai dan dipadatkan kembali
sampai mendapat persetujuan Direksi.
Ditempat tertentu seperti tertera dalam gambar diperlukan lapisan lapis, ini harus
dikerjakan dengan dipadatkan sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi.
Bila ternyata diperlukan urugan pada dasar sgar plat dapat dipasang sesuai dengan
batas-batas dan ketinggian yang ditetapkan, maka harus diurug dengan bahan yang
disetujui dan dipadatkan dengan alat yang sepadan sambil dibasahi sampai disetujui
Direksi.
Plat harus dipasang demikian hingga batas atas dan bawah menjadi simetris
sambungan harus selebar 2cm dan harus disiar dengan hati-hati dengan spesi 1 PC : 2 Ps
secara rata. Tebal siar sama dengan plat.
Sebelum disiar sambungan harus dibersihkan secara menyeluruh, dicuci dan disikat
dengan sikat baja. Permukaan yang sudah selesai harus dirawat selama paling sedikit 7
hari dengan cara yang disetujui Direksi. Sesuai dengan ketentuan dalam pasal D.3.4 maka

I - 69
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

bila diperlukan plat juga harus dipasang pipa-pipa peresapan.

1.15. PEKERJAAN PEMUGARAN


1.15.1. Umum
Pekerjaan pemugaran termasuk memugar, memperbaiki atau meningkatkan
bangunan lama harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi.

1.15.2. Penutupan Saluran


Pekerjaan yang membutuhkan penutupan saluran harus dilaksanakan dalam periode
waktu penutupan saluran.Kontraktor harus memanfaatkan sebaik-baiknya masa
penutupan saluran untuk menyelesaikan dengan cepat pekerjaan yang memperkecil
perlunya pekerjaan sementara.

1.15.3. Pekerjaan Siar Ulang Pasangan Batu Lama


Bila diperintahkan, permukaan pasangan lama harus disiar kembali, bidang
sambungan antara batu harus digaruk dengan kedalaman paling tidak 2cm dan disiar
kembali rata dengan adukan 1 PC : 2 Ps.

1.15.4. Pekerjan Bongkaran


Bila bagian dari bangunan pasangan batu atau beton yang telah ada dan akan
dibongkar, Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan itu dengan cara sedemikian,
sehingga tidak merusak bagian bangunan yang masih tertinggal. Tiap kerusakan, pada
bagian bangunan yang masih tinggal sebagai akibat dari pekerjaan bongkaran, harus
dikembalikan kepada keadaan semula sesuai petunjuk Direksi. Semua runtuhan hasil dari
bongkaran harus dibuang dengan cara seperti ditunjukkan dan permukaan tanah atau
tampang lintang saluran harus diselesaikan dan dirapikan sesuai petunjuk Direksi.

1.15.5. Ikatan Sambungan


Jika pasangan batu baru akan disambungkan pada pasangan batu lama harus
seluruhnya dibersihkan, dan sambungan dilaksanaan dengan ikatan seperti yang
ditunjukkan Direksi.

1.15.6. Perbaikan Pintu Air


Istilah pintu air harus dianggap meliputi semua bagian kayu dan logam yang
tertanam, daun pintu, bagian-bagian dan alur balok sekat (sponning)
Bila diperintahkan, Kontraktor harus mengadakan pengeringan dan membuang
endapan pada semua pintu, memasang pintu sementara dan harus memindahkan semua
daun pintu yang ada termasuk pembongkaran rangka bila perlu, cukup untuk
pemeriksaan dan pengukuran yang teliti oleh Direksi Pelaksana dan Stafnya. Bila sesudah

I - 70
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

pemeriksaan Direksi menganggap pintu tersebut masih memenuhi syarat operasional,


maka Kontraktor harus memasang kembali pintu tersebut. Sesudah pemasangan kembali
pengecatan dan pelumasan dan sebelum pembongkaran kistdam atau balok penahan,
setiap pintu harus di uji kembali sampai mendapat persetujuan Direksi.

1.15.7. Mempertinggi Tanggul Lama


Bila tanggul saluran lama perlu dipertinggi dengan timbunan, bagian atas dan
samping dari tanggul itu harus disiapkan sesuai dengan yang dimaksud pada pasal 1.1.9
dari spesifikasi ini.

1.15.8. Pemeriksaan Bangunan Yang Ada (Lama)


Setiap bangunan yang ada yang akan dipugar atau diperbaiki harus dibersihkan guna
pemeriksaan Direksi. Endapan harus dibuang sampai lantai yang ada atau ketinggian
dasar asli atau sampai dengan ketinggian menurut perintah Direksi. Semua tumbuhan,
segala lumut yang tumbuh pada permukaan pasangan dan plesteran yang lepas harus
dibuang. Semua pasir, tanaman dan kotoran harus dibuang dari tempat sekitar lapangan.

1.15.9. Pembersihan Saluran


Semua saluran yang ada harus dibersihkan dari semua batu-batu lepas, tanaman
yang tumbuh di bawah muka air dan kotoran. Lepas dari pekerjaan tanah pokok, maka
tebing tanggul dan dasar saluran juga harus dirapikan dan ditimbun bagian yang
berlubang agar setiap saluran menjadi rapi.

1.15.10. Pemugaran Bangunan Besi


Semua bangunan besi yang masih dipakai harus dibersihkan dari endapan guna
pemeriksaan dari Direksi. Bila diperintahkan tes kekuatan/muatan harus dilaksanakan
pada bangunan itu.
Setelah pemeriksaan, bangunan harus diperbaiki atau diganti seperti yang
diperintahkan dan harus dicat menurut Bab 6 bagian 2 dari spesifikasi ini.

1.15.11. Hubungan Dengan Sistim Tersier Yang Ada


Kontraktor harus mengerjakan semua pekerjaan yang berhubungan dengan
penyambungan antara saluran sekunder yang telah direhabilitasi dengan saluran tersier
yang ada (sepanjang 50m).
Semua pengambilan yang ada, pipa-pipa di bawah tanggul dan lain-lain yang tidak
digunakan lagi setelah saluran sekunder direhabilitasi harus dibongkar atau ditutup.

I - 71
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.16. PERLENGKAPAN OPERASIONAL


1.16.1. Umum
Perlengkapan yang disyaratkan pada pasal-pasal J.2 sampai pasal J.7 harus disediakan
oleh Kontraktor sesuai dengan yang tertera dalam daftar banyaknya pekerjaan, tak peduli
apakah untuk tiap jenis dan ditunjukkan dalam detail atau tidak dalam daftar.
Ukuran bahan dan warna yang harus dipakai dan penjelasan secara umum dinyatakan
dalam album standar perencanaan Irigasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pengairan, 2015 seperti yang diterangkan di bawah.
Detail yang sesuai akan ditunjukkan dalam gambar kontrak. Kontraktor tidak boleh
menggunakan bentuk Konstruksi atau detail lain tanpa pemberitahuan secara tertulis
terlebih dahulu.

1.16.2. Patok Hektometer/Kilometer


Patok Hektometer dari beton harus dipasang sepanjang tiap saluran pada jarak
antara 100m, dan Patok Kilometer dipasang setiap 10 patok Hektometer pada waktu
semua pekerjaan tanah selesai. Sebagai titik nol yang dipakai untuk pengukuran
ditentukan pintu pengambilan saluran induk Bendung, atau dalam hal saluran sekunder,
pintu pengambilan pada bangunan bagi.
Patok ditempatkan pada lokasi yang tidak mudah diganggu dan ditentukan oleh
Direksi. Patok dibuat dari beton bertulang kelas K 175 ditandai dengan angka hektometer
dan keterangan tentang saluran sesuai dengan gambar pada album standar Perencanaan
Irigasi, atau seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Patok harus dicat sesuai dengan standar P.U, yaitu biru, kuning, dan hitam mengkilat
menurut petunjuk pada gambar.

1.16.3. Bench Mark


Tiap patok Bench Mark (BM) tambahan yang dipasang Kontraktor untuk memenuhi
pasal 1.5 harus dibuat dari beton bertulang Kelas K 175 dengan ukuran 0,2 x 0,2 x 0,1m
sesuai dengan gambar dari album standar Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk
lain dalam gambar. Tiap BM harus dilengkapi dengan paku kuningan pada elevasi dan
plat nama dari marmer ukuran 0,12 x 0,12m pada satu sisi.
Patok-patok BM harus dipasang vertikal dalam galian, kemudian dengan hati-hati
diurug kembali sampai tinggal 0,2m di atas permukaan tanah. Penempatan patok-patok
BM dilaksanakan Kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi.

1.16.4. Papan Operasi


Papan operasi harus dibuat dan dipasang pada setiap bendung dan pada setiap
bangunan pengambilan dan bangunan bagi. Papan dan tiang-tiangnya harus dibuat dari
kayu kelas satu dan harus dipasang pada beton cor kelas K 125, papan harus sesuai

I - 72
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

dengan penjelasan dari album gambar Standar Perencanaan Irigasi atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.

1.16.5. Skala Duga


Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengukuran bukaan pintu harus
dipasang di lokasi sebagai berikut :
 Sisi hulu dari tiap bangunan khusus pada satu tembok pangkal
 Sisi hulu dari bangunan ukur
Skala duga dibuat dari plat baja berlapis email dengan pembagian 0,1m, sesuai
dengan album standar Perencanaan Irigasi atau menurut ketentuan lain dalam gambar,
dan pemasangannya menggunakan baut-baut.
Skala duga yang dipasang dihulu bangunan pengukur dibuat dari plat aluminium
dengan tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso putih pada dasar campuran 1
PC : 3 Ps dengan lekukan-lekukan untuk garis-garis dan angka-angka setebal 3mm seperti
dijelaskan dalam gambar.
Skala duga harus dipasang vertikal pada dinding atau dalam lekukan pada
terowongan, panjangnya menurut standar dari 0,5m atau 1,0m atau kelipatannya.
Skala duga untuk terowongan, panjangnya menurut standar dari 0,5m atau 1,0m atau
kelipatan dari itu.

1.16.6. Tanda Petunjuk Duga


Untuk skala duga seperti yang disyaratkan dalam pasal 1.5, disamping tiap skala duga
harus dipasang suatu plat baja lain terpisah dengan jarak 10m yang ditandai dengan
suatu alur yang menunjukkan garis teratas pada skala duga. Apabila karena sesuatu hal
skala duga menjadi rusak/hilang, plat baja ini dapat menolong untuk memasang skala
duga baru. Plat-plat itu harus sama dengan penjelasan yang ditunjukkan dalam gambar.

1.16.7. Tanda Duga Muka Air Saluran


Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua bangunan
pengambilan dan bangunan bagi dalam saluran dan terbuat dari ubin teraso putih
dengan ukuran 0,2 x 0,2m dipasang dengan adukan 1 PC : 3 Ps seperti ditunjukkan pada
gambar garis tanda muka air dan huruf dinyatakan dengan membuat alur.

1.17. LANDASAN SPESIFIKASI


1.17.1. Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia barikut ini disediakan bersama dengan Standar-standar
lainnya yang sesuai untuk memenuhi pasal A.1.3.
Semua perubahan pada tiap standar atau lainnya harus dimasukkan dalam daftar
lampiran ini apabila perubahan tersebut berlaku 30 hari sebelum hari pertama

I - 73
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

penyerahan/ pemasukan penawaran.


Standar Indonesia Judul
NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
(Indonesian Standard for Reinforced Concrete)
NI-3 Peraturan Umum untuk bahan Bangunan di Indonesia
NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
(Indonesian Standard for Timber Construction)
NI-7 Peraturan Kapur Indonesia
(Indonesian Standard for Lime)
NI-8 Peraturan Portland Semen Indonesia
(Indonesian Standard for Portland Cement)
NI-10 Peraturan Batu Merah Indonesia
(Indonesian Standard for Bricks)
NI-13 Peraturan Batu Belah Indonesia
(Indonesian Standard for construction Stone)
NI-20 Peraturan Tras dan Semen Merah Indonesia
(Indonesian Standard for Brickdust Cement)
PUBI-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(Indonesian Standard for Building Materials)

1.17.2. Standar dari Direktorat Jenderal Pengairan


Spesifikasi dan gambar standar pintu pengatur Air dari Direktorat Jenderal Pengairan PU
1988
Standar Desain Irigasi, kriteria desain Vol KP-01 s/d KP 07, 2015
Standar Desain Irigasi, Album Gambar BI-01 dan BI-02, 2015

1.17.3. Quality Assurance Kontrak


1) Pelaksanaan pekerjaan harus merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 04/PRT/M/2009 Tentang sistem Manajemen Mutu (SMM)
2) Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-
bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
3) Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan, barang barang
dan pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang
ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
4) Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan

I - 74
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya sebagaimana yang


diminta oieh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang
memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar standar yang diminta.
Bukti bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik
secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil hasil pengujian yang resmi.
5) Standar standar
Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada
standar yang dicantumkan di bawah ini :
a. Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03.
b. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
c. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia/1983.
d. Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979.
e. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
f. Peraturan Cat Indonesia - N4.
g. Kriteria Perencanaan Irigasi, KP-01 – KP-09, 2015
h. Pedoman Penyusunan Spesifikasi Tekniks, Volume I : Umum, Bagian – 5 :
Pekerjaan Pasangan, Depetermen Pekerjaan Umum, 2004
i. Pedoman Penyusunan Spesifikasi Tekniks, Volume III : Jaringan Irigasi, Bagian
– 4 : Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan, Depetermen Pekerjaan Umum,
2004

I - 75
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

Daftar isi

1.1. SPESIFIKASI UMUM ................................................................................................................................... 1


1.1.1. Uraian Pekerjaan ............................................................................................................................ 1
1.1.2. Ruang Lingkup Kontrak ............................................................................................................... 1
1.1.3. Gambar-Gambar yang Dimiliki Kontraktor .......................................................................... 1
1.1.3.1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap ........................................................................... 1
1.1.3.2. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap ........................................................................... 2
1.1.3.3. Gambar-Gambar yang Sebenarnya Terbangun/Terpasang (As Built
Drawing) ............................................................................................................................. 2
1.1.4. Standar Rujukan ............................................................................................................................. 2
1.1.5. Jaminan Kualitas............................................................................................................................. 2
1.1.6. Mobilisasi .......................................................................................................................................... 3
1.1.6.1. Umum.................................................................................................................................. 3
1.1.6.2. Jangka Waktu Mobilisasi.............................................................................................. 3
1.1.6.3. Penyiapan Lapangan ..................................................................................................... 3
1.1.7. Program Pelaksanaan dan Laporan ........................................................................................ 4
1.1.7.1. Umum.................................................................................................................................. 4
1.1.7.2. Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja............................................... 5
1.1.7.3. Pengendalian Lingkungan ........................................................................................... 6
1.1.7.4. Program Pelaksanaan.................................................................................................... 6
1.1.7.5. Laporan Kemajuan Pelaksanaan ............................................................................... 6
1.1.7.6. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan ................................................... 7
1.1.7.7. Rapat Kemajuan Pekerjaan ......................................................................................... 7
1.1.7.8. Pekerjaan di Waktu Malam ......................................................................................... 8
1.1.8. Bahan dan Perlengkapan yang Harus Disediakan Oleh Kontraktor ........................... 8
1.1.8.1. Umum.................................................................................................................................. 8
1.1.8.2. Perlengkapan Konstruksi ............................................................................................. 8
1.1.8.3. Bahan Pengganti ............................................................................................................. 8
1.1.8.4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan .................................................................. 8
1.1.8.5. Spesifikasi, Brosur dan Data yang Harus Disediakan Oleh Kontraktor....... 9
1.1.9. Jalan Masuk Ke Lokasi Proyek................................................................................................... 9
1.1.10. Survey Pengukuran Pekerjaan ................................................................................................ 9
1.1.10.1. Bench Mark .................................................................................................................... 9
1.1.10.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran........................................ 10
1.1.10.3. Sumbu Pengukuran dan Batas Demarkasi ...................................................... 10
1.1.10.4. Patok Duga Elevasi ................................................................................................... 11
1.1.11. Pekerjaan Sementara .............................................................................................................. 11

I - 76
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.1.11.1. Umum ............................................................................................................................ 11


1.1.11.2. Lapangan Kerja .......................................................................................................... 11
1.1.11.3. ........Kantor Kontraktor, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan
Buruh ................................................................................................................................ 12
1.1.11.4. Perlengkapan Kantor Direksi ................................................................................ 12
1.1.11.5. Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan ................................................. 12
1.1.11.6. Pengalihan Sementara dari Saluran Pengairan Eksiting............................. 13
1.1.12. Keamanan Dan Pemeriksaan Kesehatan ......................................................................... 13
1.1.12.1. Umum ............................................................................................................................ 13
1.1.12.2. Sistem Pengawasan Keamanan ........................................................................... 13
1.1.12.3. Peraturan Kesehatan ................................................................................................ 14
1.1.12.4. Bahan Peledak dan Bensin .................................................................................... 14
1.1.12.5. Pencegahan Kebakaran .......................................................................................... 14
1.1.13. Perubahan Pekerjaan .............................................................................................................. 15
1.1.13.1. Umum ............................................................................................................................ 15
1.1.13.2. Prosedur ....................................................................................................................... 16
1.1.13.3. Pelaksanaan “Perintah Perubahan” (Change Order).................................... 16
1.1.13.4. Pelaksanaan Addenda ............................................................................................. 17
1.1.14. Perlindungan Terhadap Bangunan Lama dan Prasarana Umum ........................... 17
1.2. SPESIFIKASI TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN ....................................................................... 18
1.2.1. Pengumpulan Data Sekunder ................................................................................................ 18
1.2.1.1. Data Topografi ................................................................................................................................ 18
1.2.1.2. Data Hidrologi ................................................................................................................................. 18
1.2.1.3. Data Geologi Teknik ...................................................................................................................... 18
1.2.1.4. Data Aspek Multisektor ............................................................................................................... 19
1.2.2. Survey.............................................................................................................................................. 19
1.2.3. Investigasi Sungai ....................................................................................................................... 20
1.2.4. Penyelidikan Geoteknik Lapangan ....................................................................................... 20
1.2.5. Uji Laboratorium ......................................................................................................................... 21
1.2.6. Analisis Hidrologi ........................................................................................................................ 22
1.2.7. Analisis Laju Transport Sedimen ........................................................................................... 22
1.2.8. Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi ................................................................... 22
1.2.9. Analisis Dampak Lingkungan (Andal) ................................................................................. 22
1.2.10. Nota Desain ................................................................................................................................ 22
1.2.11. Penggambaran .......................................................................................................................... 22
1.2.12. Perhitungan BOQ ..................................................................................................................... 23
1.2.13. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya ............................................................................. 23
1.2.14. Penyusunan Dokumen Pelelangan .................................................................................... 23
1.2.15. Pekerjaan Lain-Lain.................................................................................................................. 23

I - 77
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.2.16. Pelaporan .................................................................................................................................... 24


1.2.17. Tenaga Ahli ................................................................................................................................. 25
1.3. PENGENDALIAN MUTU......................................................................................................................... 25
1.4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN ................................................................................................. 25
1.4.1. Pengukuran ................................................................................................................................... 25
1.4.2. Dasar Pembayaran ..................................................................................................................... 25
1.5. PEKERJAAN TANAH ................................................................................................................................ 26
1.5.1. Pembersihan Lapangan ............................................................................................................ 26
1.5.2. Pekerjaan Tanah .......................................................................................................................... 26
1.5.3. Jalan Masuk................................................................................................................................... 26
1.5.4. Uitzet/ Pengukuran Dan Pemasangan Bouplank ........................................................... 27
1.5.5. Papan Proyek................................................................................................................................ 27
1.5.6. Luasnya Penggalian ................................................................................................................... 27
1.5.7. Galian Tanah, Pengukuran Dan Pembayaran ................................................................... 28
1.5.8. Penggalian Tanah Jelek ............................................................................................................ 31
1.5.9.Timbunan, Pengukuran Dan Pembayaran .......................................................................... 31
1.5.10. Tanah Pinjaman (Borrow Area)............................................................................................ 34
1.5.11. Percobaan Pendahuluan Untuk Bahan Timbunan ....................................................... 34
1.5.12. Pemadatan Khusus Pada Timbunan.................................................................................. 35
1.5.13. Penyiapan Tanah ...................................................................................................................... 35
1.5.14. Tambahan Untuk Penurunan Tanah Pada Tanggul .................................................... 35
1.6. SALURAN .................................................................................................................................................... 36
1.6.1. Penggalian Dan Pembuangan ............................................................................................... 36
1.6.2. Tanggul........................................................................................................................................... 36
1.6.3. Ketelitian Dalam Pekerjaan Tanah........................................................................................ 37
1.6.4. Peralihan ........................................................................................................................................ 37
1.6.5. Celah-Celah Pada Tanggul ...................................................................................................... 37
1.6.6. Longsoran Di Talud .................................................................................................................... 37
1.6.7. Kelebihan Penggalian Dan Tanah-Tanah Longsoran .................................................... 37
1.7. BANGUNAN ............................................................................................................................................... 37
1.7.1. Pekerjaan Pengeringan............................................................................................................. 37
1.7.2. Cara Penggalian .......................................................................................................................... 38
1.7.3. Penggalian Pada Bangunan .................................................................................................... 38
1.8................................................................................................................................................................................ 38
1.8.1. Penggalian Untuk Pipa ............................................................................................................. 38
1.8.2. Kelebihan Penggalian................................................................................................................ 38
1.8.3. Perapian Permukaan Galian Dengan Tangan .................................................................. 38
1.8.4. Pemilihan Dan Pemadatan Tanah Isian .............................................................................. 38
1.8.5. Kriteria Desain Bangunan Bendung ..................................................................................... 38

I - 78
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.8. BETON.......................................................................................................................................................... 49
1.8.1. Bahan – bahan ............................................................................................................................. 49
1.8.1.1. Semen ................................................................................................................................................. 49
1.8.1.2. Bahan Batuan ................................................................................................................................... 49
1.8.1.3. Air ......................................................................................................................................................... 50
1.8.1.4. Pasir ..................................................................................................................................................... 50
1.8.1.5. Zat Tambahan.................................................................................................................................. 50
1.8.1.6. Tulangan ............................................................................................................................................ 50
1.8.1.7. Penyiapan Bahan-Bahan Bangunan ........................................................................................ 51
1.8.2. Acuan Dan Pekerjaan Penyelesaian ..................................................................................... 51
1.8.2.1. Acuan .................................................................................................................................................. 51
1.8.2.2. Prosedur............................................................................................................................................. 52
1.8.2.3. Perancah ............................................................................................................................................ 53
1.8.2.4. Pekerjaan Permukaan ................................................................................................................... 53
1.8.3. Kelas Beton dan Mutu Pekerjaan .......................................................................................... 54
1.8.3.1. Kelas-kelas Beton ........................................................................................................................... 54
1.8.3.2. Mutu Beton K255 ........................................................................................................................... 54
1.8.4. Perbandingan Campuran ......................................................................................................... 54
1.8.5. Adukan Beton............................................................................................................................... 55
1.8.6. Adukan Beton Setempat .......................................................................................................... 55
1.8.7. Campuran Percobaan (Trial Mixes) ...................................................................................... 55
1.8.8. Pengujian Beton .......................................................................................................................... 56
1.8.9. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton ....................................................................... 56
1.8.10. Pengecoran................................................................................................................................. 57
1.8.11. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton ............................................. 57
1.8.12. Sambungan Cor ........................................................................................................................ 58
1.8.13. Beton Pracetak .......................................................................................................................... 58
1.8.14. Pembetonan Diatas Permukaan yang Tidak Kedap Air ............................................. 58
1.8.15. Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan ......................................... 58
1.8.16. Melindungi dan Merawat Beton ......................................................................................... 59
1.8.17. Bekisting ...................................................................................................................................... 59
1.9. TULANGAN BAJA ..................................................................................................................................... 60
1.9.1. Daftar Bengkokan ....................................................................................................................... 60
1.9.2. Pemasangan ................................................................................................................................. 60
1.9.3. Selimut Beton ............................................................................................................................... 61
1.9.4. Beton Bertulang........................................................................................................................... 61
1.10. SAMBUNGAN GERAK ........................................................................................................................ 62
1.10.1. Penahan Air (Water Stops).................................................................................................... 62
1.10.2. Karet Penahan Air..................................................................................................................... 62

I - 79
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.10.3. Pengisi Sambungan ................................................................................................................. 63


1.10.4. Batang Dowel............................................................................................................................. 63
1.10.5. Penutup Sambungan .............................................................................................................. 63
1.10.6. Sambungan dengan Cat Bitumen ...................................................................................... 64
1.11. PASANGAN BATU ............................................................................................................................... 64
1.11.1. Bahan – bahan ........................................................................................................................... 64
1.11.1.1. Batu ................................................................................................................................ 64
1.11.1.2. Adukan .......................................................................................................................... 64
1.11.1.3. Penyimpanan Dari Bahan-Bahan ........................................................................ 65
1.11.1.4. Pasangan Batu............................................................................................................ 65
1.11.1.5. Pipa Peresapan (suling-suling)............................................................................. 66
1.11.1.6. Sambungan Gerak Sederhana ............................................................................. 66
1.11.1.7. Contoh Pekerjaan...................................................................................................... 66
1.11.1.8. Perlindungan dan Perawatan ............................................................................... 67
1.11.1.9. Urugan Kembali ......................................................................................................... 67
1.12. PEKERJAAN PERLINDUNGAN......................................................................................................... 67
1.12.1. Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja ......................................................... 67
1.12.2. Pekerjaan Plesteran ................................................................................................................. 67
1.13. LINING..................................................................................................................................................... 68
1.13.1. Lining Pasangan Batu ............................................................................................................. 68
1.13.2. Lining Beton Pra Cetak ........................................................................................................... 68
1.13.3. Percetakan Plat.......................................................................................................................... 68
1.14. PEMASANGAN PLAT.......................................................................................................................... 69
1.15. PEKERJAAN PEMUGARAN ............................................................................................................... 70
1.15.1. Umum ........................................................................................................................................... 70
1.15.2. Penutupan Saluran .................................................................................................................. 70
1.15.3. Pekerjaan Siar Ulang Pasangan Batu Lama .................................................................... 70
1.15.4. Pekerjan Bongkaran ................................................................................................................ 70
1.15.5. Ikatan Sambungan ................................................................................................................... 70
1.15.6. Perbaikan Pintu Air .................................................................................................................. 70
1.15.7. Mempertinggi Tanggul Lama .............................................................................................. 71
1.15.8. Pemeriksaan Bangunan Yang Ada (Lama) ...................................................................... 71
1.15.9. Pembersihan Saluran .............................................................................................................. 71
1.15.10. Pemugaran Bangunan Besi ................................................................................................ 71
1.15.11. Hubungan Dengan Sistim Tersier Yang Ada ............................................................... 71
1.16. PERLENGKAPAN OPERASIONAL ................................................................................................... 72
1.16.1. Umum ........................................................................................................................................... 72
1.16.2. Patok Hektometer/Kilometer ............................................................................................... 72
1.16.3. Bench Mark ................................................................................................................................. 72

I - 80
Laporan Spesifikasi Teknis

SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (IPDMIP)

1.16.4. Papan Operasi ........................................................................................................................... 72


1.16.5. Skala Duga .................................................................................................................................. 73
1.16.6. Tanda Petunjuk Duga ............................................................................................................. 73
1.16.7. Tanda Duga Muka Air Saluran ............................................................................................ 73
1.17. LANDASAN SPESIFIKASI ................................................................................................................... 73
1.17.1. Standar Nasional Indonesia ................................................................................................. 73
1.17.2. Standar dari Direktorat Jenderal Pengairan ................................................................... 74
1.17.3. Quality Assurance Kontrak.................................................................................................... 74

I - 81

Anda mungkin juga menyukai