SPESIFIKASI TEKNIS
1.1. SPESIFIKASI UMUM
1.1.1. Uraian Pekerjaan
Pada prinsipnya akan dilakukan SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan
Kabupaten (IPDMIP). Pekerjaan ini secara adminsitratif berada di dalam wilayah Provinsi
Jawa Barat tepatnya tersebar di Kabupaten Sukabumi. Dari Kota Bandung ke Kota
Sukabumi 94 km, dengan jarak tempuh normal 2 jam 15 menit dengan kondisi jalan yang
baik (jalan negara) dan 14 D.I yang tersebar di Kabupaten Sukabumi dengan kondisi jalan
yang baik (jalan provinsi).
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor haruslah gambar-gambar
yang telah ditandatangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
Perubahan-perubahan tersebut harus sesuai dengan pasal 42 (Perubahan,
Penambahan, Pengurangan Pekerjaan) dalam Syarat-syarat Umum (Jilid II).
b. Gambar-gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar itu dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang
melintang dan memanjang beton, pengaturan batang pembesian termasuk rencana
pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan,
mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
c. Gambar-gambar bengkel/gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Kontraktor untuk keperluan
penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor.
I-1
Laporan Spesifikasi Teknis
a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus terperinci, dan diserahkan
kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam waktu yang telah
ditentukan dalam kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan
sementara seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang diusulkan Kontraktor yang dipakai dalam pelaksanaan
konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
b. Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan
Kontraktor hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk
mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
1.1.3.3. Gambar-Gambar yang Sebenarnya Terbangun/Terpasang (As Built Drawing)
Selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah
dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “sudah dilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh Direksi
dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila diketemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6
(enam) hari kerja.
I-2
Laporan Spesifikasi Teknis
1.1.6. Mobilisasi
1.1.6.1. Umum
Kontraktor harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-Syarat
Kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam dua
bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan:
1. Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
2. Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan
tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan
yang memadai.
3. Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan
rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan yang ukurannya sesuai
dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari
kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat
kegiatan.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan,
di karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan
tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.
5. Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan
pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang bermuatan harus ditutup
dengan terpal.
1.1.6.2. Jangka Waktu Mobilisasi
1. Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak,
terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Kegiatan.
2. Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan
dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada
pembayaran terpisah untuk item ini.
1.1.6.3. Penyiapan Lapangan
I-3
Laporan Spesifikasi Teknis
I-4
Laporan Spesifikasi Teknis
I-5
Laporan Spesifikasi Teknis
5. Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan desain
campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.
1.1.7.3. Pengendalian Lingkungan
1. Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh terhadap
pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat desain serta
persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan
perlindungan taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditata.
2. Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang memancarkan suara
sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam kebisingan
harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan
dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor.
3. Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang
berisik dalam daerah daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah daerah
rawan seperti dekat Rumah Sakit.
4. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil
dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
1.1.7.4. Program Pelaksanaan
I-6
Laporan Spesifikasi Teknis
• Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana
yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang dicapai pada
bulan laporan.
• Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyelesaian.
• Daftar tenaga buruh setempat
• Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari
lapangan.
• Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian Pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
- Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan
- Jumlah banyaknya bangunan, dll
• Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
• Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran yang
diperlukan pada bulan berikutnya.
• Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
1.1.7.6. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya. Rencana
tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan pengangkutan bahan dan
peralatan dan lain-lain yang dimiliki Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis
semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun untuk hari-hari
berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar chart pada
akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus memperlihatkan
tengggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan umum dengan volume pekerjaan
Rencana Kerja ini harus diserahkan kepada Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk
perbaikan dan perubahan.
1.1.7.7. Rapat Kemajuan Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
I-7
Laporan Spesifikasi Teknis
kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu
selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
1.1.7.8. Pekerjaan di Waktu Malam
Kontraktor harus meminta ijin kepada Direksi Teknik /Direksi Pelaksana dalam hal
untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan diberikan
kalau penerangan cukup atau memakai penerangan PLN/Generator.
Kontraktor harus menandatangani bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak
tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis
dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya
pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.
1.1.8.4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Kontraktor akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih tempat
yang telah ditentukan Direksi.
• Tempat produksi dan pembuatan
• Tempat pengapalan
• Lapangan
Kontraktor supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan
bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang diminta untuk tujuan pemeriksaan, tetapi
bagaimanapun juga tidak meringankan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
I-8
Laporan Spesifikasi Teknis
I-9
Laporan Spesifikasi Teknis
kepada Kontraktor sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik
referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan, Kontraktor perlu
melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas ketelitiannya. Pemberi
Tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga
dengan titik referensinya.
Kontraktor perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahannya,
tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan rencana dan tempatnya
disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench
Mark yang didirikan oleh Direksi.
1.1.10.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Kontraktor kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya
30 (tiga puluh) hari sebelum mulai kerja Kontraktor memberitahukan kepada Direksi
secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian
muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Kontraktor akan
mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi secara tertulis untuk
menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Kontraktor akan
mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi pada saat wakil
Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan
Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
1.1.10.3. Sumbu Pengukuran dan Batas Demarkasi
I - 10
Laporan Spesifikasi Teknis
profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan
pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua biaya untuk bahan dan buruh
untuk maksud tersebut diatas merupakan beban Kontraktor. Dan biaya tersebut sudah
termasuk dalam harga satuan didalam pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.
1.1.10.4. Patok Duga Elevasi
Kontraktor harus memasang patok duga elevasi dari tanggul terbuat dari beton
berukuran 0.1 m x 0.1 m x 1.0 m dengan jarak 100 m, sesuai dengan petunjuk Direksi.
Biaya yang dikeluarkan untuk pematokan harus dimasukkan ke dalam biaya umum yang
tertera di dalam kontrak.
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh pemberi tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
Kontraktor sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Kontraktor hendaknya membatasi kegiatan
peralatan dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan termasuk arah jalan
masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya
pekerjaan oleh pemberi tugas, tanah harus dikembalikan keadaan semula.
Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada pemberi tugas untuk semua
kerusakan, misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik pemberi Tugas
atau orang lain, Kontraktor mengganti terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena
kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
I - 11
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 12
Laporan Spesifikasi Teknis
Setelah cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air sementara sudah berfungsi
segera dibongkar, atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak menganggu
kelancaran saluran dan bangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau aliran
parit alam.
Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh Direksi untuk
pekerjaan pembuangan air Kontraktor tidak akan menganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan benda dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum melakukan penggalian.
Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari
dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan Konstruksi dikerjakan pada
keadaan kering.
1.1.11.6. Pengalihan Sementara dari Saluran Pengairan Eksiting
I - 13
Laporan Spesifikasi Teknis
dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan
kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan.
Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui
dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
1.1.12.3. Peraturan Kesehatan
Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan
sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang
dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan penguasa setempat.
Kontraktor hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-langkah
pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan tetap bersih.
1.1.12.4. Bahan Peledak dan Bensin
I - 14
Laporan Spesifikasi Teknis
Kontraktor akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di lapangan
kerja. Dalam hal ini Kontraktor menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan dan
tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan, termasuk peralatan dan tenaga Sub Kontraktor.
I - 15
Laporan Spesifikasi Teknis
perubahan-perubahan tersebut.
b. Pemimpin Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa
untuk mengadministrasi prosedur perubahan atas nama pemberi tugas.
c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lump sum, dan untuk setiap
Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup
untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.
1.1.13.2. Prosedur
1. Pemimpin kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change order) dengan
menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan:
a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam
kegiatan tersebut.
b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah yang
merinci perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan
tersebut.
d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah struktur
Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga Satuan atau Lump
Sum tambahan yang diperlukan harus disetujui dan dirumuskan dalam satu
addendum.
e. Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak
merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan perubahan tersebut,
atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.
2. Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik. Berisi :
a. Uraian perubahan yang diajukan.
b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan pekerjaan Sub Kontraktor yang
terpisah, jika ada.
e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di
bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu
Harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu
disetujui.
1.1.13.3. Pelaksanaan “Perintah Perubahan” (Change Order)
1. Isi masalah dalam “Perintah Perubahan“ berdasarkan pada.
a. Permintaan Pemimpin Kegiatan dan Penerimaan Kontraktor yang disetujui
bersama atau;
b. Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pemimpin
I - 16
Laporan Spesifikasi Teknis
Kegiatan.
2. Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan “Perintah Perubahan“ tersebut dan
menyediakan satu nomor “Perintah Perubahan”
3. “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan perubahan dalam
pekerjaan- pekerjaan penambahan maupun penghapusan dengan lampiran revisi
Dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.
4. “Perintah Perubahan” tersebut menetapkan dasar pembayaran dan suatu penyesuaian
waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan
menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah yang telah
dirundingkan, diantara Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor yang perlu rumuskan
dalam satu Addendum.
5. Pemimpin Kegiatan akan menadatangani dan menetapkan tanggal “perintah
perubahan” sebagai atasan bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut.
6. Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal "Perintah Perubahan” untuk
menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.
1.1.13.4. Pelaksanaan Addenda
1. Isi masalah satu Addenda berdasarkan:
a. Pemintaan Pemimpin Kegiatan dan jawaban Kontraktor.
b. Permohonan Kontraktor untuk Perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh
Pemimpin Kegiatan.
2. Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan Addendum tersebut.
3. Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan
teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tarnbahan maupun penghapusan
beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.
4. Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan
atau penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah
Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
5. Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan
melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.
I - 17
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 18
Laporan Spesifikasi Teknis
1.2.2. Survey
Kegiatan survey yang diperlukan untuk keperluan kegiatan pembangunan jaringan
irigasi adalah sebagai berikut :
a. Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-
200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-
2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan
alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga
validitas data yang sudah ada diragukan lagi.
b. Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
Lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu
melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol
penampang; bagian alur sungai atau saluran yang terbuka lurus.
Pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tidak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
Lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan
aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengukuran debit dilaksanakan
dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir
pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran
sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika musim
kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika
musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling
I - 19
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 20
Laporan Spesifikasi Teknis
a. Pengeboran
Pengeboran dilakukan pada lokasi sisi kanan dan sisi kiri dari lokasi tembok pangkal,
dan pada as bangunan masing-masing 1 titik pengeboran
b. Sumur Uji
Sumur uji dilakukan pada lokasi calon sumber bahan material (borrow area) untuk
perencanaan bangunan.
c. Pengeboran Tangan (Hand Bor)
Pengeboran tangan dilakukan pada lokasi calon tapak bangunan masing-masing 1
titik pengeboran.
I - 21
Laporan Spesifikasi Teknis
1.2.11. Penggambaran
Penggambaran hasil kegiatan meliputi gambar hasil pengukuran dan pemetaan,
layout saluran irigasi dan bangunan pelengkapnya, potongan memanjang dan melintang
bangunan, detail bangunan dan bangunan penunjang lainnya. Penggambaran mengacu
I - 22
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 23
Laporan Spesifikasi Teknis
1.2.16. Pelaporan
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan
yang meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada
Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
Jadwal kegiatan Penyedia Jasa
b) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi antara lain:
Uraian permasalahan, hambatan dan temuan pada bulan tersebut.
Daftar kegiatan yang dilakukan pada bulan berikutnya
Daftar Rencana kegiatan pada bulan berikutnya
Mobilisasi dan Demobilisasi personil dan Daftar Hadir personil dan kegiatan
masing-masing pada bulan tersebut
Realisasi Progress Kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh direksi
Laporan bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
c) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
I - 24
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 25
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 26
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 27
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 28
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 29
Laporan Spesifikasi Teknis
dari 25 meter.
Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran
menurut Seksi ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya bilamana bahan galian
tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini.
Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Kontraktor sebagai
bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadi
semata-mata hanya untuk kenyamanan Kontraktor dengan exploitasi sumber bahan
(borrow pits) tidak akan dibayar.
Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh
bidang-bidang sebagai berikut :
i. Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui
titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya
ii. Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
iii. Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atas
atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian karena
kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
Pekerjaan galian yang dilaksanakan di luar ketentuan yang ada di spesifikasi ini
Pengembalian Kondisi (Reinstatement), harus diukur untuk pembayaran sebagai
volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali dan dibuang.
Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang melebihi
5 km harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter
bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai lokasi pembuangan
akhir atau lokasi timbunan dalam kilometer.
d) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas danHarga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk
cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
Bilamana cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, termasuk dalam
Mata Pembayaran yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka pekerjaan ini
akan dibayar menurut Harga Penawaran dalam lump sum sesuai dengan ketentuan
berikut ini; pekerjaan ini mencakup penyediaan, pembuatan, pemeliharaan dan
pembuangan setiap dan semua cofferdam, penyokong, pengaku, sumuran, penurapan,
I - 30
Laporan Spesifikasi Teknis
pengendali air (water control), dan operasi-operasi lainnya yang diperlukan untuk
diterimanya penyelesaian galian yang termasuk dalam pekerjaan dari Pasal ini sampai
suatu kedalaman yang ditentukan.
I - 31
Laporan Spesifikasi Teknis
b. Timbunan Tanah
Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan
lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk
menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda
benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.
Kontraktor harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air
dan lumpur di tempat kerja.
Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan
mencapai peil yang dibutuhkan.
Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin
untuk menghindari adanya pekerjaan ulangan.
Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan
setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam
kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka
pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Direksi.
Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah-daerah
urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan
stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15
cm.
Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
i. Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus
mencapai 90 % dari kepadatan (kering) maksimum.
ii. Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah
dasar tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang
dari 25 cm, harus mencapai 100 % kepadatan (kering) maksimum.
iii. Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar
dari 25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
iv. Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar
dari 2 % kadar air optimum.
c. Pengukuran Timbunan
Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui.
Profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih
dari 25 m.
I - 32
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 33
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 34
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 35
Laporan Spesifikasi Teknis
1.6. SALURAN
Semua pasal yang termasuk di dalam pekerjaan tanah secara umum yaitu dari pasal
1-10 berlaku untuk bagian saluran-saluran kecuali apabila kedua pasal bertentangan,
maka bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.
1.6.1. Penggalian Dan Pembuangan
Tanah galian dari saluran-saluran pengairan atau pembuangan harus dibuang di luar
tanggul atau disuatu tempat yang ditentukan oleh Direksi.
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan kalau menurut pertimbangan Direksi
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Kontraktor harus menyiapkan rencana
pelaksanaan pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari pekerjaan pada suatu saat, dengan
detail lokasi dan program penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai
timbunan.
Kontraktor harus mengajukan usul karena pelaksanaan pekerjaan selambat-
lambatnya 14 hari sebelum tanggal yang dimaksudkannya untuk dimulai pekerjaan tanah
dari tiap-tiap bagian pekerjaan, sebagai pemberitahuan kepada Direksi. Rencana itu harus
berisi keterangan-keterangan tentang penilaian Kontraktor terhadap tanah kelebihan
yang harus ditempatkan ditanggul pembuangan terpisah.
1.6.2. Tanggul
Tanggul untuk saluran pembawa, saluran pembuang, jalan dan lain-lainnya, apabila
tidak dinyatakan lain harus dibentuk dari tanah hasil galian dari saluran pembawa atau
saluran pembuang itu, bila memungkinkan.
Bila bahan untuk tanggul itu tidak memungkinkan atau kurang bila diambil dari hasil
galian saluran pembawa atau pembuang, maka kekurangan bahan diatas harus diambil
dari tanah pinjaman seperti yang diisyaratkan dalam pasal 1.5.
Tanggul untuk saluran dengan ketinggian melebihi muka tanah asli dibuat rapat air,
dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum dalam
waktu panjang.
Tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk seperti
yang diuraikan berikut atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi. Bahan
timbunan dihampar horisontal dengan ketebalan merata secara lebih dari 0,25m.
Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin
penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang
90% dari pemadatan kering yang dilaksanakan menurut BS 1377 test 11. pengujian
kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilakukan oleh Direksi selama pelaksanaan
pemadatan berlangsung.
Timbunan diatas tanah asli di belakang (backfilling) bangunan baru, terkecuali yang
telah disebutkan dalam pasal 1.7, harus dipadatkan seperti yang diuraikan diatas untuk
tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan inspeksi. Apabila tidak ditentukan lain dalam
I - 36
Laporan Spesifikasi Teknis
gambar atau atas perintah Direksi maka semua tanggul harus mempunyai kemiringan
(slope) 1:40 ke arah luar. Tanggul yang merupakan jalan inspeksi atau jalan masuk harus
dibuat dengan arah dan kemiringan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui dengan aman
dan mudah oleh kendaraan ringan dan harus tetap dipelihara sampai akhir masa
pemeliharaan.
1.6.4. Peralihan
Pada setiap, perubahan tampang lintang, peralihan harus dibuat pada dasar dan
talud saluran dibuat sedemikian rupa sehingga perubahan pada arah tegak atau mendatar
tidak lebih dari 1:10.
1.7. BANGUNAN
1.7.1. Pekerjaan Pengeringan
Kontraktor harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan.
Cara menjaga galian bebas dari air pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan
dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi.
I - 37
Laporan Spesifikasi Teknis
Kontraktor harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup
dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
I - 38
Laporan Spesifikasi Teknis
perbandingan dengan kemungkinan penyadapan air cara lain seperti bendung biasa
sesuai Pd T-01-2003.
b. Persyaratan Perencanaan
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkapnya harus didesain berdasarkan
Pd T-01-2003, harus memperhatikan persyaratan berikut :
Berada di sungai torensial dengan angkutan sedimen yang sangat berfluktuasi
dan membawa batu gelundung
Jenis ini dipilih jika dijumpai bahaya kerusakan bangunan akibat benturan
angkutan sedimen batu gelundung dan benda padat lainnya; jika ditemui
kesulitan penyadapan air sungai akibat beralihnya alur air sungai dan gejala
pengendapan di sungai yang menghalangi pemasukan air ke bangunan
pengambil; dan dipilih untuk menghindari gangguan keseimbangan morfologi
sungai yang relatif besar akibat pembendungan atau dampak negatif lainnya
karena adanya pembendungan;
Struktur saringan dibuat sederhana, tahan benturan dan gesekan angkutan
sedimen dan benda padat lainnya, tahan vibrasi dan mudah dibersihkan;
Bangunan pengambil Tyrol hanya sesuai untuk dibangun pada ruas sungai
dengan angkutan sedimen dominan fraksi kasar, dan prosentase muatan fraksi
dengan diameter ≤ 5 mm tidak lebih dari 25 persen dari jumlah angkutan
sedimen total.
Bangunan pengambil Tyrol harus dilengkapi dengan penangkap pasir, sehingga
harus tersedia lahan, lokasi dan perbedaan tinggi (head) untuk fasilitas bangunan
tersebut;
Bangunan pengambil Tyrol jangan dipilih jika diperkirakan menuntut cara-cara
operasi, biaya eksploitasi, dan pemeliharaan yang sulit dan mahal.
c. Persyaratan Kemanan Bangunan
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkap lainnya perlu didesain dengan
memperhatikan keamanan bangunan ditinjau dari segi hidraulik, struktural, operasi
dan pemeliharaan.
Kemanan hidraulik
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkapnya harus diperhitungkan
aman terhadap :
i. bahaya luapan pada bangunan tembok pangkal, tembok sayap udik dan
hilir;
ii. bahaya penggerusan setempat, degradasi dasar sungai dan penggerusan
tebing;
iii. bahaya erosi buluh akibat aliran di bawah dan di samping bangunan;
iv. bahaya kavitasi;
v. bahaya akibat perubahan perilaku sungai.
I - 39
Laporan Spesifikasi Teknis
d. Kemanan Struktural
Bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkapnya harus memenuhi
persyaratan kekuatan dan kestabilan struktur baik secara satu kesatuan maupun
bagian per bagian dengan rincian meliputi :
kekuatan terhadap benturan batu dan angkutan benda padat lainnya;
kestabilan bangunan terhadap guling, geser dan penurunan.
e. Keamanan Operasi dan Pemeliharaan
keamanan operasi : bangunan pengambil Tyrol dan bangunan pelengkap seperti
pintu pengatur debit, penangkap pasir dan bagian-bagiannya agar didesain
untuk dapat dioperasikan dengan mudah, aman dan efisien;
pemeliharaan : untuk menjaga fungsi dan keamanan bangunan setelah
beroperasi diperlukan pemeliharaan dan pemantauan berkala; hal-hal yang perlu
dipelihara yaitu :
i. saringan dari sumbatan batu, sampah dan mengganti batang-batang yang
rusak;
ii. pembersihan berkala gorong-gorong pengumpul dari endapan sedimen
secara hidraulik;
iii. pembilasan penangkap pasir secara periodik.
iv. pemeliharaan dan perbaikan lapisan tahan aus dan rip-rap.
f. Desain Hidraulik
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam detail desain bendung adalah
sebagai berikut :
Pra Desain Hidraulik Kegiatan pra desain meliputi:
i. Persiapan pekerjaan yaitu pengumpulan, evaluasi dan analisis data. Data
yang diperlukan yaitu :
ii. data topografi berupa :
peta yang meliputi daerah aliran sungai dengan skala 1 : 50.000;
peta situasi sungai di lokasi bangunan dengan skala 1 : 2000 dan peta detail
dengan skala minimum 1 : 5000
iii. data morfologi sungai seperti geometri sungai, data hidrograf aliran sungai
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai secara horisontal
maupun vertikal;
iv. data geometri sungai berupa : bentuk dan ukuran alur, palung, lembah
sungai, kemiringan dasar sungai;
v. data angkutan sedimen berupa : gradasi material dasar sungai, laju dan
gradasi angkutan sedimen dasar;
vi. data hidrograf aliran sungai seperti : aliran banjir, frekuensi kejadian debit
banjir, kurva massa aliran dan tinggi muka air sungai;
vii. data geoteknik diantaranya : geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi
I - 40
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 41
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 42
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 43
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 44
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 45
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 46
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 47
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 48
Laporan Spesifikasi Teknis
1.8. BETON
1.8.1. Bahan – bahan
1.8.1.1. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus produksi
dalam negeri dan sesuai dengan PBI-1971, NI-2. Kontraktor harus menyediakan tempat
semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang Kontraktor
dilapangan dan dari pihak pabrik, atau Kontraktor harus menguji semennya menurut PBI-
1971 (NI-2).
Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
a) Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang
dari 30 cm dari lantai.
b) Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
c) Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya
semen ditempat penyimpanan.
Portland Cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan, bilamana portland cement telah mengeras, maka tidak
boleh dipakai untuk campuran.
Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana airtanah
mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen khusus yang
memiliki ketahanan terhadap sulfat (Semen Type V)
1.8.1.2. Bahan Batuan
Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal standart Nasional
Indonesia SNI-2.Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan
lain seperti pasir dan batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir
yang tidak memenuhi gradasinya.
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagaiberikut :
a) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan
besar butir lebih dari 5 mm.
I - 49
Laporan Spesifikasi Teknis
b) Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari seperempat
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
c) Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat kering.
d) Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif
alkali.
e) Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).
f) Kandungan maksimum terhadap lembung lanau dan debu tidak boleh lebih dari 3%
perbandingan berat.
Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan
diameter maksimum tergantung dari kelas betonnya. Kerikil harus dari batu pecah.Apabila
kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan harus
diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi adalah yang terbaik.
Kontraktor harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan Direksi. Disamping itu
Kontraktor harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan PBI 1971
secara rutin dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirimkan kepada Direksi
setiap copy laporan test. Apabila test abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Kontraktor
harus melakukannya. Bahan batuan untuk beton tahan abrasi harus berberat jenis 2,6 dan
nilai tanah aus kurang dari 15% apabila diuji menurut PBI 1971.
1.8.1.3. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 Standar Nasional Indonesia
PUBI.
1.8.1.4. Pasir
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan hancur
semen yang telah menjadi keras.
b) Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap beratkering.
c) Tidak mengandung bahan–bahan organik.
d) Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisakerja
(PBI-1971).
1.8.1.5. Zat Tambahan
Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana
ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton atau adukan
tanpa persetujuan Direksi. Kontraktor boleh memakai zat pelambat untuk memudahkan
persiapan pembuatan sambungan-sambungan cor, sebagaimana susunannya zat
pelambat dan cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan Direksi.
1.8.1.6. Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus tulangan baja lunak yang bulat dan polos, digilas
panas, sesuai dengan PBI 1971 seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar.
I - 50
Laporan Spesifikasi Teknis
Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJ. Tp 24 (fy =240
Mpa / 2400 kg/cm2),sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform /ulir) minimal
BJ.TP 40 (fy = 400 Mpa / 4000 kg / cm2), untuk tulangan bajajaring (wire mesh ) BJ. Tp. 50
fy=500 Mpa / 5000 kg / cm2) dan ukuran sesuaiketentuan dalam gambar. Simbol “Ø”
(menunjukkan Baja tulangan polos),Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan Deform/Ulir).
Simbol “M” tulanganbaja jaring ( wire mesh).
Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ketempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi suatu hasil
pemeriksaan dari laboratorium yang disetujui oleh Direksi.
Untuk tiap-tiap kiriman tulang anyaman baja yang dikirim ketempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatan-catatan
pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari
mana kiriman itu dibuat.
Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang dilapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi.Tulangan pada waktu pengecoran harus bersih dan bebas dari
kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang yang telah menjadi
bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa
persetujuan Direksi.
1.8.1.7. Penyiapan Bahan-Bahan Bangunan
Semua semen harus dikirim ketempat pekerjaan dalam karung kertas yang ditandai,
utuh dan tertutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang disetujui.Semua semen harus
disimpan dalam gudang tidak terpengaruh oleh cuaca, dilengkapi khusus untuk maksud-
maksud tersebut.
Lantai dari gudang harus dinaikkan diatas permukaan tanah untuk mencegah
pengisapan air. Penyimpanan ditempat terbuka dapat diizinkan pada pekerjaan kecil
dengan penguasaan tertulis dari Direksi, dalam hal mana selalu harus ditempatkan diatas
tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air menurut persetujuan Direksi.
Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada
jalan masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian. Setelah disetujui Direksi
penggunaan semen harus menurut urutan pengiriman.
Tiap jenis batuan pasir dan kerikil maupun bata merah, dan batu-batu harus disimpan
dalam petak-petak terpisah atau dihalaman yang tanahnya ditutup dengan lembaran
logam atau tutup lainnya yang keras dan bersih, yang harus bisa kering sendiri dan
dilindungi dari pencampuran dengan tanah benda-benda lainnya yang merusak. Tulangan
baja harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah perubahan bentuknya.
I - 51
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 52
Laporan Spesifikasi Teknis
1.8.2.3. Perancah
Tiang-tiang perancah harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh harus mudah
disetel dengan baji.Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan
yang tidak disokong ke arah samping.Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang-tiang
perancah, stabilitas perlu dipikirkan terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-
beban lain yang timbul selama pengecoran, seperti akibat getaran alat penggetar, berat
pekerja dan lain-lain.
1.8.2.4. Pekerjaan Permukaan
Untuk menyelesaikan permukaan beton dibedakan dua jenis, sebagaimana diuraikan
berikut :
a) Penyelesaian kasar
Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh cor yang
menggunakan cetakan dari kayu yang digergaji baik dan disambung-sambung
dengan tajam dan siku-siku.
Permukaan beton yang diacu dengan penyelesaian kasar harus teratur bebas dari
tonjolan tapi tetap agak kasar dan dengan tanda-tanda dari sambungan, mata-
mata kayu masih tampak.
Permukaan beton yang tanpa acuan dan ditentukan dengan penyelesaian kasar,
harus digaruk rata dengan kayu lis tetapi dengan mutu yang sama dengan muka
beton yang diacu dan dengan penyelesaian kasar.
b) Penyelesaian halus
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian papan
kayu rata Plywood atau plat baja untuk acuan. Muka beton yang diacu dan
diselesaikan dengan halus harus bebas dari tanda-tanda kayu, lekuk-lekuk dan
lain-lain kesalahan pemotongan. Pola dari papan cetakan harus teratur, muka
beton yang acu dengan penyelesaian halus harus digaruk kemudian digosok halus
dengan penggosok kayu atau baja sampai rata dan dengan mutu yang sama
seperti yang diacu.
Kecuali ditentukan lain maka penyelesaian halus harus dituntut untuk permukaan
beton yang tetap kelihatan. Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok
halus dengan cetak baja sampai halus.Muka beton yang tampak lainnya harus
digosok dengan penggosok/lepa kayu sampai halus.
Pekerjaan menggosok harus dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak
terjadi timbulnya air dengan butiran halus dipermukaan.Muka beton tidak boleh
diperbaiki tanpa ijin Direksi sesudah dibongkar cetakannya.Kecuali ditunjukkan
pada gambar, maka sudut-sudut tajam harus dibuat tumpul dengan ukuran 2cm x
2cm.
I - 53
Laporan Spesifikasi Teknis
Bila dipandang perlu oleh Direksi Pekerjaan, perbandingan campuran beton akan
ditentukan/diperbaikan selama pekerjaan berlangsung Kontraktor tidak boleh merubah
perbandingan campuran beton atau sumber dan bahan-bahan tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
1.8.3.2. Mutu Beton K255
Yang dimaksud dengan beton mutu K255 adalah suatu karakteristik kubus beton
pada umur 28 hari besarnya sama dengan 225 kg/cm2.
I - 54
Laporan Spesifikasi Teknis
Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikelterbesar tidak lebih
dari ¾ dari jarak minimum antara tulangan bajaatau antara tulangan baja dengan acuan,
atau antara perbatasan lainnya.
I - 55
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 56
Laporan Spesifikasi Teknis
1.8.10. Pengecoran
a) Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)
adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
b) Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih
darikotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian
cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada
genangan air pada cetakan tersebut.
c) Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila
pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian
akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
d) Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah
dicorkan dalam waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
e) Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai
selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi. Tidak
dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan
Kontraktor, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang
mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Kontraktor harus berupaya agar
beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.
f) Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap enit.
Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai
pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan
selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah
satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras.
Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.
g) Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom-kolom yang tinggi, harus dibuatkan
jendela-jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.
I - 57
Laporan Spesifikasi Teknis
pemadatan dari beton adalah pekerjaan yang penting dengan tujuan yang menghasilkan
beton rapat air dengan kepadatan maximum. Pemadatan harus dibantu dengan
pemakaian mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan
bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai
pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi.
I - 58
Laporan Spesifikasi Teknis
Apabila suhu udara melebihi 35˚C Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk
menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35˚C
misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung dari matahari,
atau menyemprot air pada bahan batuan dan acuan.
1.8.17. Bekisting
a) Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh balok-balok
kayu 5/7 cm atau 5/10 cm dari kayu kelas kuat III
b) Penggunaan papan kayu sebagai bekisting dengan alasan apapun tidak
diperbolehkan
c) Penggantian material bekisting dengan material lain yang disebutkan pada point
harus dengan persetujuan konsultan pengawas.
d) Kontraktor pelaksana harus pengajukan shop drawing untuk bentuk konstruksi
bekisting balok, kolom, plat lantai dan plat atap serta konstruksi lain yang
dianggap perlu oleh konsultan pengawas
e) Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus disetujui oleh
konsultan pengawas
f) Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan Residu atau
cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu
akan dibuka sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rapi
g) Bentuk bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana.
h) Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan campuran
beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
i) Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi ,kelurusannya
I - 59
Laporan Spesifikasi Teknis
terhadap arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana dengan alat Theodolit dan
Waterpass. Pemeriksaan secara manual tidak dibenarkan.
j) Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS sebelum
dilakukan pekerjaan pengecoran beton.
k) Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari terhitung
sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh Konsultan PENGAWAS karena
alasan penggunaan zat additive yang dapat mempercepat proses pengerasan
beton atau alasan-alasan teknis yang dapat dipertanggung jawabkan
l) Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaan beton jika hal ini
terjadi Kontraktor Pelaksana harus memperbaikinya dengan pekerjaan acian
beton.
m) Perbaikan permukaan beton yang rusak akibat kesalahan pembukaan bekisting
atau sebab lain harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.9.2. Pemasangan
Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton, pengelasan
tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk
menyambung tulangan-tulangan yang saling menyilang dengan sudut tegak lurus, tetapi
cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan penggunaan ganjal, alat perenggang dan
kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Perenggang dari beton harus dibuat dari
beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang
tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut
beton yang ditentukan harus terpelihara.
I - 60
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 61
Laporan Spesifikasi Teknis
Pada bagian ujung karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran. Karet
penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti tercantum pada gambar dan
harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama pemasangannya. Papan acuan
pada kedua ujungnya harus dibentuk sedemikian rupa hingga menggambarkan potongan
dari penahan airnya. Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan hati-hati dan
seksama sehingga tidak ada lubang-lubang yang terjadi.
Kontraktor harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk setiap penahan air
yang dikirimkan ke lapangan dan apabila diminta oleh Direksi harus mengadakan
percobaan uji terhadap penahan air tersebut untuk mendapatkan keyakinan akan mutu
barang tersebut.
I - 62
Laporan Spesifikasi Teknis
Kekerasan = 60 – 65˚
Kepadatan max methode deflection secara tetap = 20 % dari refleksi asli
Penyerapan air max setelah 2 hari pada 20˚C = 5%
Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam pada
70˚C dalam zat asam dalam tekanan 0,20 kg/mm2)
Kuat tarik minimum = 80 % dari nilai asli
Pertambahan panjang sebelum putus = 80 % dari nilai asli
I - 63
Laporan Spesifikasi Teknis
bahan sejenis yang disetujui dan bahan bitumen untuk penutup sambungan yang miring
dan tegak lurus harus “Expendite Plastic Joint” atau bahan sejenis yang disetujui.
I - 64
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 65
Laporan Spesifikasi Teknis
permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu muka harus rata setelah dipasang. Pasangan
batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang dipasang didalamnya dan paling
sedikit ada batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi.
Pemasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan
batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
Batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak
kurang dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar,
adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Ps, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Sebelum pekerjaan siaran dimulai bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek
sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama).
Pekerjaan siar dapat dibagi atas :
a. Siar tenggelam (masuk ke dalam + 1cm dari permukaan batu)
b. Siar rata (rata dengan permukaan batu)
c. Siar timbul (timbul 1cm lebar tidak kurang 2cm)
d. Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan siar harus siar tenggelam.
1.11.1.5. Pipa Peresapan (suling-suling)
Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan
paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 luas permukaan. Setiap ujung pemasukan suling-
suling harus dilengkapi dengan saringan. Suling-suling dipasang bersamaan dengan
pasangan batu dan disisakan 0,20m keluar sisi belakang pasangan batu guna
pemasangan saringan sebelum diurug.Pada pasangan miring saringan kerikil juga dibuat
bersamaan dengan pasangan batu. Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada
ujung pipa menonjol keluar pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah
sekeliling pipa setebal 15cm. Saringan kerikil tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk
membatasi saringan dari tanah asli atau tanah urug.
1.11.1.6. Sambungan Gerak Sederhana
Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan gerak
sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk menahan air.
Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat suatu
penyambungan dengan bangunan lama dan bangunan baru serta bangunan lama akan
mempunyai nilai penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan
yang terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang pasangan batu
pada bagian sambungan setinggi sambungan tadi.Saringan ini harus terdiri dari batu dan
kerikil terpilih dengan baik.Untuk menahan longsornya saringan ini harus diberi lapisan
penutup ijuk setebal 3cm atau geotextiie membrane.
1.11.1.7. Contoh Pekerjaan
Untuk pekerjaan pasangan batu yang besar seperti pekerjaan lining yang panjang,
I - 66
Laporan Spesifikasi Teknis
Kontraktor harus membangun contoh tampang tembok, sehingga mutu dan wujudnya
disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan berikutnya harus sederajat dengan atau lebih baik
dari contoh yang disetujui.
1.11.1.8. Perlindungan dan Perawatan
Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus memenuhi
persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau pada hujan yang
cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang dan
larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerjaan tidak boleh berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu
kosong yang belum mantap.
1.11.1.9. Urugan Kembali
Sebelum melaksanakan “urugan Kembali” pada muka pasangan batu yang tak
kelihatan, pasangan batunya harus diplester kasar dengan adukan 1 PC : 4 Ps setebal 2cm
(berapen).
Urugan tidak boleh dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan Direksi dan bahan
urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air. Kerikil yang teratur ukurannya
sehingga dapat mencegah kehilangan pasir harus dipasang pada akhir lubang pembuang
air.
I - 67
Laporan Spesifikasi Teknis
Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10cm untuk bangunan kecil dan
15cm untuk bangunan besar sedang pada samping kusen pintu-pintu sorong, diplester
tegak selebar 20cm plesteran juga dilakukan pada alur skot balok. Sebelum pekerjaan
plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran
harus rata, lurus, rapi dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering kemudian harus
dipelihara dengan siraman air secara rutin.
1.13. LINING
1.13.1. Lining Pasangan Batu
Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
gambar.Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya harus memenuhi pasal D dari
spesifikasi.
I - 68
Laporan Spesifikasi Teknis
Kontraktor dari kewajibannya untuk membuat plat beton yang mutu dan bentuknya
memenuhi standar.
Untuk tiap-tiap pencetakan plat harus ada jumlah cetakan yang cukup. Sesaat
sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari cetakan harus disapu/disemir dengan
minyak cetak yang disetujui Direksi. Pemakaian minyak diesel mineral atau minyak mesin
tidak diperkenankan.
Bila cetakan sudah dibuka, maka sisi dalam terutama sudut-sudutnya harus
dibersihkan kemudian diminyaki lagi untuk percetakan berikutnya.
Beton harus dicor dalam lapis-lapis dan dipadatkan sebaik-baiknya, harus dijaga agar
beton dapat memenuhi ruang cetak seluruhnya. Permukaan atasnya kemudian digosok
sampai halus.
Plat kemudian ditaruh dalam suasana lembab dan dingin dengan ditutup goni basah
atau lainnya sampai cukup keras guna tindakan selanjutnya.
Plat kemudian disimpan di tempat yang teduh dan dirawat lebih lanjut untuk paling
sedikit 7 hari. Kontraktor harus menjaga jangan sampai plat-plat itu terkena oleh tanah
atau menjadi kotor atau pecah.
Tumpukan tidak boleh lebih dari sepuluh plat agar yang bagian bawah tidak rusak.
Setelah selesai perawatan, maka plat diangkut ke lokasi pemasangan. Waktu memuat dan
membongkar plat tidak boleh dilemparkan tetapi harus dilakukan dengan hati-hati. Plat
ditimbun di atas tumpukan plat lama atau memakai ganjal kayu agar tidak kotor sebelum
dipasang.
I - 69
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 70
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 71
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 72
Laporan Spesifikasi Teknis
dengan penjelasan dari album gambar Standar Perencanaan Irigasi atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
I - 73
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 74
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 75
Laporan Spesifikasi Teknis
Daftar isi
I - 76
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 77
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 78
Laporan Spesifikasi Teknis
1.8. BETON.......................................................................................................................................................... 49
1.8.1. Bahan – bahan ............................................................................................................................. 49
1.8.1.1. Semen ................................................................................................................................................. 49
1.8.1.2. Bahan Batuan ................................................................................................................................... 49
1.8.1.3. Air ......................................................................................................................................................... 50
1.8.1.4. Pasir ..................................................................................................................................................... 50
1.8.1.5. Zat Tambahan.................................................................................................................................. 50
1.8.1.6. Tulangan ............................................................................................................................................ 50
1.8.1.7. Penyiapan Bahan-Bahan Bangunan ........................................................................................ 51
1.8.2. Acuan Dan Pekerjaan Penyelesaian ..................................................................................... 51
1.8.2.1. Acuan .................................................................................................................................................. 51
1.8.2.2. Prosedur............................................................................................................................................. 52
1.8.2.3. Perancah ............................................................................................................................................ 53
1.8.2.4. Pekerjaan Permukaan ................................................................................................................... 53
1.8.3. Kelas Beton dan Mutu Pekerjaan .......................................................................................... 54
1.8.3.1. Kelas-kelas Beton ........................................................................................................................... 54
1.8.3.2. Mutu Beton K255 ........................................................................................................................... 54
1.8.4. Perbandingan Campuran ......................................................................................................... 54
1.8.5. Adukan Beton............................................................................................................................... 55
1.8.6. Adukan Beton Setempat .......................................................................................................... 55
1.8.7. Campuran Percobaan (Trial Mixes) ...................................................................................... 55
1.8.8. Pengujian Beton .......................................................................................................................... 56
1.8.9. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton ....................................................................... 56
1.8.10. Pengecoran................................................................................................................................. 57
1.8.11. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton ............................................. 57
1.8.12. Sambungan Cor ........................................................................................................................ 58
1.8.13. Beton Pracetak .......................................................................................................................... 58
1.8.14. Pembetonan Diatas Permukaan yang Tidak Kedap Air ............................................. 58
1.8.15. Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan ......................................... 58
1.8.16. Melindungi dan Merawat Beton ......................................................................................... 59
1.8.17. Bekisting ...................................................................................................................................... 59
1.9. TULANGAN BAJA ..................................................................................................................................... 60
1.9.1. Daftar Bengkokan ....................................................................................................................... 60
1.9.2. Pemasangan ................................................................................................................................. 60
1.9.3. Selimut Beton ............................................................................................................................... 61
1.9.4. Beton Bertulang........................................................................................................................... 61
1.10. SAMBUNGAN GERAK ........................................................................................................................ 62
1.10.1. Penahan Air (Water Stops).................................................................................................... 62
1.10.2. Karet Penahan Air..................................................................................................................... 62
I - 79
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 80
Laporan Spesifikasi Teknis
I - 81