Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah mengenai
entingnya menjaga kesehatan lambung karena gastritis atau sakit maag akan
sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik remaja maupun dewasa.
Gastritis atau yang dikenal dengan sakit maag merupakan peradangan
(pembengkakkan) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh factor iritasi dan
infeksi ( Rahma dkk , 2017). Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus
menerus akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan resiko untuk
terkena kanker lambung hingga menyebabkan kematian. Berbagai penelitian
menyimpulkan bahwa keluhan dari penyakit gastritis paling banyak ditemui
akibat gastritis fungsional, yaitu mencapai 70%-80% dari seluruh kasus.
Gastritis fungsional merupakan sakit yang bukan disebabkan oleh gangguan
organ pada organ lambung melainkan sering dipicu oleh pola makan yang
kurang sesuai, factor psikis dan kecemasan (Saydam, 2015).
World Health Organization (WHO) mengadakan tinjauan terhadap
beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian
gastritis di dunia diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada
35%, dan Prancis 29,5%. Didunia kejadian gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari
jumlah penduduk setiap tahunnya. Gastritis adalah penyakit yang banyak
ditemukan dimasyarakat. Insiden penyakit gastritis di Asia Tenggara sekitar
583.635 dari jumlah penduduk setia tahunnya. Persentase dari dari angka
kejadia gastritis di Indonesia menurut WHO tahun 2015 adalah 40,8%. Angka
kejadian gastritis di berbagai daerah di Indonesia cukup tinggi. Gejala penyakit
gastritis diantaranya adalah nyeri pada ulu hati , mual, muntah , diare , kembung
dan pusing. Gastritis yang tidak ditangani dengan benar dapat menimbulkan
berbagai komplikasi diantaranya adalah peptic ulcer, gangguan absospsi
vitamin B12 dan kanker lambung ( Hadayani, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI angka kejadian
gastritis dibeberapa kota Indonesia ada yang tertinggi mencapai 91,6% yaitu
dikota Medan dan beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar
46%, Jakarta 50%, Bnadung 32,5% , Palembang 32,5%, Aceh 31,7%, dan
Pontianak 31,2 %. (Sulastri 2015).
Gastritis atau lebih lazim kita menyebutnya sebagai penyakit maag ,
merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani
dengan baik dapat berakibat fatal. Biasanya penyakit gastritis terjadi pada
orang-orang yang mempunyai pola makan tidak teratur dan merangsang
produksi asam lambung. Beberapa infeksi mikroorganisme juga dapat
menyebabkan terjadinya gastritis. Gejala-gejala sakit gastritis selain nyeri di
daerah ulu hati adalah mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak, nafsu
makan menurun, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin, pusing,
atau selalu bersendawa dan pada kondisi yang lebih parah, bias muntah darah
(Gustin, 2014).
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khusus nya penyakit ini meningkat pada
kalangan mahasiswa. Disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak
teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas
(tugas sekolah) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola
makannya dan malas untuk makan. Pola makan terdiri dari frekuensi makan,
jenis makan. Dengan menu seimbang perlu dimulai dan dikenal dengan baik
sehingga akan terbentuk kebiasaan makan makanan seimbang. Pola makan
yang baik dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan
juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis.
Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya
untuk memperbaiki kondisi pencernaan, disamping itu gastritis juga dapat di
sebabkan oleh stress ( Fahrul, 2015)
Selain itu gastritis juga dapat terjadi karena kurang ya pengetahuan dan
perilaku untuk mencegah terjadinya gastritis. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior ).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahun dan terjadi setelah orag melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku merupakan totalitas
penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama berbagai
factor, baik factor internal maupun eksternal. Perilaku kesehatan merupakan
respon seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
system pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan
(Abdullah, 2014)
Mengingat besarnya bahaya gastritis, maka perlu adanya suatu pencegahan
atau penanganan yang serius terhadap bahaya komplikasi gastritis. Upaya
untuk meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan
kesadaran masyarakat tentang hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit
gastritis, salah satunya pengetahuan mahasiswa tentang fakor-faktor pencetus
kambuhnya penyakit gastritis.
Gastritis dapat beberapa factor. Dimana factor-faktornya berawal dari factor
stress , kebiasaan minum-minuman beralkohol, memiliki kebiasaan merokok,
kebiasaan makan yaitu waktu makan yang tidak teratur, serta terlalu banyak
makan makanan yang pedas dan asam, infeksi Helicobacter pylori dan
Mycobacteria spesies, serta obat-obatan seperti NSAIDs ( Nonsteroidal
Antiinflammatory Drugs). Dan lain-lain yang dapat mengiritasi mukosa
lambung kebiasaan minum minuman beralkohol, memiliki kebiasaan
merokok, sering mengalami stres, kebiasaan makan yaitu waktu makan yang
tidak teratur, serta terlalu banyak makan makanan yang pedas dan asam
(Purnomo, 2014). Gejala yang umum muncul pada penderita gastritis yaitu rasa
mual muntah, nyeri , pusing , nafsu makan menurun, sakit kepala , kembung.
Gejala ini bias akut berulang dan kronis. Kekambuhan penyakit gastritis atau
gejala muncul berulang karena salah satunya dipengaruhi factor kejiwaan atau
stress (Misnadiarly & Purnomo, 2014).
Berdasarkan latar berlakang masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku
Pencegahan Gastritis Pada Siswa Jurusan Keperawatan SMK Bunga Persada
Cianjur”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian apakah “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku
Pencegahan Gastritis Pada Siswa kelas X Jurusan Perawat SMK Bunga Persada
Cianjur” ?
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku
Pencegahan Gastritis Pada Siswa kelas X Jurusan Perawat SMK Bunga
Persada Cianjur”
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang gastritis
2. Untuk mengetahui perilaku pencegahan gastritis ada siswa keperawatan
SMK Bunga Persada Cianjur
3. Untuk mengetahui antara pengetahuan dan perilaku pencegahan
gastritis.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Sekolah
Secara akademik penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan mahasiswa keperawatan mengenai penyakit gastritis dan
bagaimana pencegahan gastritis.
b. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
petugas kesehatan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
perilaku pencegahan gastritis sehingga dapat menjadi masukan dalam
memberikan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan mengenai
perilaku hidup sehat terhadap terjadinya gastritis supaya tidak terjadi
komplikasi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai