Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF REKAM MEDIS

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


“Perikarditis”

Oleh
KELOMPOK 17
Melati Ayu Pratiwi (G41161459)
Eka Fiktri Suciati N. (G41161464)
Novita Yuken Nur A. (G41161451)
Niko Azharudin H. (G41161507)
Endra Taurino (G41161525)

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


JURUSAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI REKAM MEDIK
TAHUN 2019
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATALAKSANA KASUS
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI)
2015
PERIKARDITIS (ICD 10: Q20.3)
1. Pengertian adalah suatu keadaan inflamasi pada pericardium yang
(Gambaran Umum) disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur, tuberkulosis),
kelainan autoimun, keganasan, radiasi, pasca pembedahan
jantung ,trauma, kelainan bawaan, dan lain-lain. Pericarditis bisa
disertai efusi perikard atau tanpa efusi perikard.
Klasifikasi :
1. Perikarditis akut (1-2 minggu)
2. Perikarditis kronis (3 bulan)
3. Perikarditis rekuren
4. Perikarditis konstriktif
2. Anamnesis - Nyeri dada: timbul tiba-tiba, terasa di area retrosternal dan
semakin memberat bila bergerak atau menarik napas dalam,
nyeri berkurang bila pasien duduk membungkuk,
- Sesak nafas (disebabkan oleh nyeri)
- Demam
3. Pemeriksaan fisik - Demam
- Sinus takikardi
- Auskultasi :
 Pericardial friction rub, paling baik terdengar diapeks
jantung atau left sterna border; terdengar jelas saat
pasien duduk membungkuk atau menarik napas.
 Bila ada efusi perikard luas, suara jantung terdengar
menjauh.
- Beck’striad-pada tampona dekordis: o Suara jantung
menjauh
 Hipotensi,
 Peningkatan tekanan vena sentral disertai distensi vena
jugular.
- Pulsus paradoksus (penurunan TD sistolik >10 mmHg saat
inspirasi)
4. Kriteria Diagnosis 1. Anammesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Elektrokardiogram
- Perubahan segmen ST dan gelombang T di hamper
seluruh lead.
- Bila efusi cukup banyak bisa ditemukan EKG low
voltage
4. Laboratorium: darah perifer lengkap (termasuk ESR, CRP,
LDH), enzim jantung (CK-CKMB dan TroponinI), serum
antinuclear antibody pada pasien perempuan muda.
5. Rontgen Thoraks
- Pada perikarditis akut, umumnya normal.
- Bila terjadi efusi perikard 200 mL akan terjadi
pembesaran bayangan jantung (water-bottle shape).
- Pada perikarditis kronik bisa ditemukan kalsifikasi.
6. Ekokardiografi:
- Eksklusi adanya efusi yang tersembunyi, swinging heart.
- Pada efusi yang cukup luas, tampak adanya bagian yang
kosong (echo-free space).
- Bila terjadi tamponadekordis, RV free-wall tampak
kolaps.
7. Perikardio sentesis terapeutik dan diagnostic pada pasien
tampona dekordis dan pada pasien yang dicurigai dengan
perikarditis bakterial, keganasan atau perikarditis purulenta.
5. Diagnosis Kerja 1. Perikarditis akut
2. Perikarditis akut dengan tampona dekordis
3. Perikarditis konstriktif
6. Diagnosis Banding 1. Emboli paru
2. Infark miokard
3. Costochondritis
4. Gastroesophageal reflux disease
5. Diseksi Aorta
6. Pneumothoraks
7. Nyeri herpes-zoster
7. Pemeriksaan 1. Elektrokardiogram
Penunjang 2. Laboratorium: darah perifer lengkap, enzim jantung (CK-
CKMB dan TroponinI), serum antinuklear antibodi pada
pasien perempuan muda.
3. Foto Roentgen Thoraks
4. Ekokardiografi
5. Perikardio sentesis diagnostik
8. Terapi 1. Perikarditis akut
- Pasien harus dirawat inap untuk pelacakan kausa,
observasi terjadinya tampona dekordis, dan mulai terapi
anti-inflamasi maupun simptomatik.
- Penyebab perikarditis akut terbanyak adalah virus, terapi
ditujukan untuk symptom saja, menggunakan NSAID,
kolkisin, kortikosteroid.
 NSAID merupakan terapi utama (perlu pelindung
gastro intestinal): Ibu profen (300-800 mg tiap 6-8
jam). Kolkisin bias ditambahkan atau bias juga
digunakan sebagai terapi utama (0.5mg 2x sehari).
 SAID - penggunaan kortikosteroid (Prednisone)
baik secara sistemik maupun intraperikardial
diperbolehkan.
- Apabila penyebab dicurigai bacterial (perikarditis
purulenta), diperlukan drainase secara bedah disertai
terapi antibiotik:
 Inisial spectrum luas seperti penisilin resisten
penisilinase IV
 Vankomisin apabila dicurigai MRSA,
 Golongan sefalosporin generasi ketiga (ceftriaxone,
cefotaxime)
- Bila kondisi pasien imunokompromais, tambahkan gol.
Aminoglikosida
- Terapi antibiotic spesifik diberikan apabila sudah
terdapat hasil kultur. Terapi diberikan paling tidak 3-4
minggu secara intravena.
- Perikarditis pada penyakit autoimun diobati dengan
NSAID oral, bila terjadi efusi yang mengganggu fungsi
jantung perlu perikardiosentesis/ punksi perikard.
Tindakan ini dilakukan pada efusi perikard yang secara
ekokardiografis tebalnya >20 mm (pada fase diastolik),
atau apabila diperlukan untuk diagnosis kausa sehingga
mempermudah pemberian terapi yang tepat.
2. Perikarditis akut dengan tamponade kordis Diperlukan
perikardiosentesis segera untuk memperbaiki kerja jantung.
Manajemen cairan IV juga perlu dilakukan, untuk mengatasi
hipovolemia akibat kegagalan fungsi diastolic jantung. Bila
cairan efusi kental dan sulit untuk dilakukan
perikardiosentesis, diperlukan drainase secara bedah.
3. Perikarditis konstriktif Terapi definitive adalah perikardi
ektomi radikal
9. Edukasi 1. Edukasi jenis penyakit, perjalanan penyakit, dan
tatalaksananya
2. Edukasi penyulit-penyulit yang mungkin timbul dari
Perikarditis
3. Edukasi obat-obatan yang diperlukan oleh pasien
4. Edukasi pemeriksaan penunjang yang diperlukan
5. Edukasi tindakan non-pembedahan apabila diperlukan
6. Edukasi tindakan pembedahan apabila diperlukan
10. Prognoss Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsional : dubia ad malam
11. Indikator Medis - 95% pasien yang teratasi dengan obat-obat mempunyai LOS
< 7 hari
- 95% pasien dilakukan tapping pericardial/perikardiostomi
LOS
DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis


(PPK) Dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah. ISBN 978-
602-7885-43-1. Hal 229-232. Diakses tanggal 18 April 2019. Diunduh dari
http://www.inaheart.org/upload/file/Buku_PPK_CP_05Apr16.pdf

Anda mungkin juga menyukai