Lapkas Anak
Lapkas Anak
Pembimbing:
dr. Indra Mustawa, M.Ked, Sp.A
Oleh :
Rizqi Liantin Ningrum
16360108
WaTa'ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga saya bias
senior bagian Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Umum Bangkatan Kota
dokter pembimbing KKS dibagian Ilmu Kesehatan Anak yaitu dr. Indra Mustawa,
kekurangan baik dalam cara penulisan maupun penyajian materi. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga
bermanfaat bagi penyusunan laporan kasus selanjutnya. Semoga laporan kasus ini
Penyusun
2
BAB I
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
• Identitas Pasien
Umur : 3 Tahun
JenisKelamin : Perempuan
No. RM : 16.75.12
Orang Tua
Umur : 36 Tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
• Anamnesis
Keluhan Utama :
IGD RS Bangkatan Binjai dengan keluhan BAB cair yang dirasakan sejak
3
2 hari ini, frekuensi 7x/hari, jumlah kira-kira ± ¼ gelas aqua tiap BAB,
konsistensi air lebih banyak dari pada ampas, BAB berwarna kekuningan,
lendir dan darah (-). Muntah (+) sejak 2 hari ini, dengan frekuensi 4x/hari,
jumlah ± ½ gelas aqua, berisi apa yang dimakan dan diminum. BAK
dalam batas normal. Ibu pasien mengatakan bahwa anakknya tidak napsu
obat-obatan selama masa kehamilan, ibu tidak pernah sakit selama masa
Riwayat Kelahiran
Riwayat Makanan
4
Riwayat Tumbuh Kembang
BCG
Hepatitis B
DPT
Polio
Campak
Riwayat Alergi
Alergi obat (-), alergi makanan - susu sapi (-), alergi cuaca-debu (-)
• Pemeriksaan Fisik
Sensorium : Compos mentis
Tanda vital
Suhu : 36,40C
Pernapasan : 32 x/menit
Status Generalis
Kepala : Normocephali
5
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), mata
Paru-paru
Abdomen
Perkusi : Hipertympani
Ekstremitas
• Pemeriksaan Anjuran
6
• Resume
Seorang anak perempuan usia 3 tahun, keluhan BAB cair yang sejak 2 hari ini,
frekuensi 7x/hari, jumlah ± ¼ gelas aqua tiap BAB, konsistensi air > ampas,
BAB berwarna kekuningan, lendir dan darah (-). Muntah (+) sejak 2 hari ini,
frekuensi 4x/hari, jumlah ± ½ gelas aqua, berisi apa yang dimakan dan
diminum. BAK dalam batas normal. Os tidak napsu makan, sering minum
• Diagnosis Banding
• Diagnosa
• Penatalaksanaan
4. L-zinc 2x1 CO
5. Diet M2 tanpa sayur, beri pisang barangan, susu ganti soya/non lactosa
7
• Follow up pasien rawat inap
Kamis BAB cair frek 1x air = Tidak dilakukan • IVFD RL 12 gtt/i makro
11/01/2018 ampas, Mual (+), Muntah pemeriksaan • Inj Ondansetron 1 mg/8
(-), BAK (+)N. jam
BB : 9 kg
• L-Bio 2x1 sachet
Temp : 36,50C
HR: 100 x/ menit • L-Zinc 2x1 CO
RR : 20 x/ menit • Diet M2 tanpa sayur
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada membran mukosa
saluran pencernaan dan ditandai dengan diare dan muntah (Chow et
al., 2010).
2.2. Epidemiologi
Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyakit yang sangat
sering ditemui. Penyakit ini lebih sering mengenai anak-anak.
Di Indonesia pada tahun 2010 diare dan gastroenteritis oleh
penyebab infeksi tertentu masih menduduki peringkat pertama
penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Indonesia yaitu sebanyak
96.278 kasus dengan angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) sebesar
1,92% (kemenkes RI, 2012).
2.3. Etiologi
Penyakit gastroenteritis dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Faktor Infeksi:
Virus: Rotavirus, Enterik adenovirus, Astrovirus, Human
Calcivirus, virus lain (torovorus, coronavirus, picobirnavirus).
Bakteri: Infeksi bakteri menyebabkan 10%-20% kasus
gastroenteritis. Bakteri yang paling sering menjadi penyebab
gastroenteritis adalah Salmonella species,Campylobacter species,
Shigella species and Yersina species (chow et al., 2010).
Parasit dan protozoa: Giardia lamblia adalah infeksi protozoa yang
paling sering menyebabkan gastroenteritis. Protozoa yang lain
mencakup Cryptosporidium dan Entamoeba hystolitica.
9
2. Faktor Makanan
Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
d. Malabsorbsi vitamin dan mineral (Noerasid dan Asnil, 1988)
Keracunan makanan
Makanan yang beracun (mengandung toksin bakteri), ada dua bakteri
yang sering menyebabkan keracunan makanan yang disebabkan
adanya toksin yaitu: Staphylococcus dan Bacillus cereus.
2.4. Patofisiologi
10
kebanyakan pasien. Tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat, seperti
membran mukosa yang kering, penurunan turgor kulit, atau perubahan
status mental, terdapat pada <10 % pada hasil pemeriksaan. Gejala
pernafasan, yang mencakup radang tenggorokan, batuk, dan rinorea,
dilaporkan sekitar 10% (Bresee et al., 2012).
2.6.1. Anamnesa
Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas
yaitu mual, muntah, nyeri abdomen, demam dan tinja yang sering, bisa
air, malabsorbtif, atau berdarah tergantung bakteri yang menyebabkan
(Simadibrata K et al., 2009).
Curiga terjadinya gastroenteritis apabila terjadi perubahan tiba-
tiba konsistensi tinja menjadi lebih berair, dan/atau muntah yang
terjadi tiba-tiba.
Pada anak biasanya diare berlangsung selama 5-7 hari dan
kebanyakan berhenti dalam 2 minggu. Muntah biasanya berlangsung
selama 1-2 hari, dan kebanyakan berhenti dalam 3 hari.
2.6.2. Pemeriksaan fisik
Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik
sangat berguna dalam menentukan keparahan penyakit. Status volume
dinilai dengan menilai perubahan pada tekanan darah dan nadi,
temperatur tubuh dan tanda toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang
seksama juga merupakan hal yang penting dilakukan (Simadibrata K et
al., 2009).
2.6.3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja yang dilakukan adalah pemeriksaan makroskopik
dan
mikroskopik, biakan kuman, tes resistensi terhadap berbagai
antibiotika, pH dan kadar gula, jika diduga ada intoleransi laktosa.
b. Pemeriksaan darah
11
Pemeriksaan darah yang dilakukan mencakup pemeriksaan darah
lengkap,
pemeriksaan elektrolit, pH dan cadangan alkali, pemeriksaan kadar
ureum.
2.7 Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia
4. Hipoglikemi
5. Kejang, yang biasanya disebabkan oleh hipogloikemik, hiponatremi,
hipernatremia.
6. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik)
2.8 Penatalaksanaan
Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien
diare meliputi: pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat dehidrasinya
dan keadaan umum.
a. Cairan Peroral
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan
glukosa untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung
berat / ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan
cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan / muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa /
karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
12
Zinc: 10mg untuk usia <6 bulan, 20mg untuk usi >6 bulan, selama
10 hari.
Antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila
penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg/kg BB/hari.
Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA,
faringitis, bronchitis/bronkopeneumonia.
Kehilangan BB
1. Dehidrasi ringan ; menurun BB 0 - 5%
2. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%
3. Dehidrasi berat : menurun BB > 10%
PENILAIAN A B C
Lihat
Keadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu,lunglai,
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa Haus Minum Biasa, Tidak *Haus ingin minum *Malas minum
haus banyak atau tidak bias
minum
Periksa Turgor Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat
13
Kulit lambat
Derajat Dehidrasi TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI
DEHIDRASI RINGAN SEDANG BERAT
Bila ada 1 tanda* + Bila ada 1 tanda* +
1 atau lebih tanda 1 atau lebih tanda
lain lain
Terapi Rencana Terapi A Rencana terapi B Rencana C
2.10.2 Tatalaksana
14
biasanya. Anak Usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat
makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit
sedikit tetapi sering Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra
diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.
15
o Berikan bubur bila mungkin dicampur dengan kacanf-kacangan,
sayur, daging atau ikan , tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak
sayur tiap porsi
o Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan
kalium
o Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk
makanan dengan baik
o Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali
sehari
o Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan
diberikan porsi makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu
Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam
3 hari atau menderita sebagai berikut :
Buang Air besar cair lebih sering
Muntah berulang-ulang
Rasa haus yang nyata
Makan atau Minum sedikit
Demam
Tinja berdarah
16
Komposisi Formula WHO (200 ml)
Na Klorida (garam ) : 0,7 g
Glukosa :4g
Atau
Sukrosa (gula biasa) :8g
Trisodium sitrat dihidrat :0,5 g
K Klorida : 0,3 g
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan
berikan oralit sesuai tabel dibawah ini
Umur Umur < 1 Tahun 1 – 4 Tahun > 5 Tahun Dewasa
Jumlah oralit 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml
Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah
Bujuk ibu untuk meneruskan ASI
Setelah 3-4 jam nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian kemudian
Untuk bayi dibawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100 200 ml air
pilih rencana terapi a , b atau c untuk melanjutkan terapi
masak selama masa ini
Bila tidak ada dehidrasi , ganti ke rencana terapi A, Bila dehidras telah hilang
anak biasanya kemudian mengantuk dan tidur
Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang ulang Rencana terap B ,
tetapi tawarkan makanan susu dan sari buah seperti rencana terapi A
Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat ganti dengan rencana terapi C
Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B
Tunjukkan jumlah orait yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah
Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam
rencana terapi A
Tunjukkan cara melarutkan oralit
Jelaskan 3 cara dalam rencana terapi A untuk mengobati anak dirumah
17
Memberikan oralit atau cairanlain hingga diare berhenti
Memberi makan anak sebagaimana biasanya
Membawa anak ke petugas kesehatan.
RENCANA TERAPI C
UNTUK DEHIDRASI BERAT
Mulai diberikan cairan IV bila penderita bisa minum segera berikan oralit.
Sewaktu cairan IV di mulai beri 100 ml/kgBB
18
rehidrasi untuk 4-6 jam dan kemudian dilanjutkan lagi. Makanan lunak bila
anak berumur 4 bulan atau lebih sudah bisa menerima makanan lunak,
makanan ini harus di teruskan. Bayi umur 6 bulan atau lebih harus mulai di
berikan makanan lunak bila belum pernah di beri. Bila timbul dehidrasi
makanan ini harus di hentikan 4 – 6 jam untuk rehidrasi untuk kemudian di
lanjutkan lagi. Paling tidak separuh makanan diet harus berasal dari makanan
porsi kecil tetapi sering (6 kali atau lebih) dan mereka harus di bujuk untuk
makan.
Banyak literatur yang menyebutkan bahwa probiotik memberikan
kebaikan dalam penanganan diare akut pada bayi. Probiotik dengan pemberian
dua kali sehari selama 5 hari dipercaya terbukti memberikan kebaikan dalam
mengurangi frekuensi, serta durasi penyakit diare. Probiotik dipercaya dapat
mengurangi lama waktu kesakitan, dengan meningkatkan respon imun,
memperbaiki mukosa usus, sebagai substansi penting dalam antimikroba dan
menyeimbangan jumlah mikroba diusus. Angka penguranga dari frekuensi
defekasi secara drastis dalam <3 hari terdapat pada kelompok yang
memeperoleh probiotik dengan kelompok kontrol. Konsistensi faeces yang
lebih padat dan durasi yang lebih pendek pada kelompok probiotik. Rata-rata
lama durasi diare juga mengalami hasil yang signifikan pada kelompok
probiotik.
2.10.3 Pencegahan
Air minum yang bersih dari sumber air yang terjaga kebersihannya dan
dimasak. Pengelolaan makanan yang dimasak dengan baik, untuk
menghindari kontaminasi. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar,
sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan. Buang cepat tinja dengan
cara memasukannya kedalam jamban atau menguburkan. Berikan hanya ASI
selama 4-6 bulan pertama, teruskan pemberian ASI paling sedikit 1 tahun
pertama. Berikan makanan sapihan yang bersih dan bergizi mulai usia 4-6
bulan. Anak usia > 9 bulan yang tidak menderita campak untuk imunisasi
campak.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman, Kliagman: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol2 Jakarta
2000
www.depkes.go.id
20