Anda di halaman 1dari 9

Penyebab terjadinya petir

1. Berkumpulnya awan karena bantuan angin


Ketika sedang mendung atau musim hujan, kecepatan angin di atas atau di angkasa kencang. Kalau
kita lihat, pada suasana mendung awan tersebut terlihat gelap. Mengapa bisa terlihat gelap? Karena
awan tersebut banyak mengandung uap air.
Awan yang satu dengan awan yang lainnya akan terdoron oleh angin, kemudian timbul gesekan dan
mungkin awan tersebut bergabung menjadi satu. Pada masing-masin gawan tersebut sudah
mengandung elektron (muatan positif) dan proton (muatan negatif) yang tidak seimbang. Artinya,
jumlah elektron dan protonnya tidak sama. Seringkali awan di angkasa jumlah muatan negatif atau
proton tidak seimbang.
2. Beda potensial
Penyabab dari tidak seimbangnya antara muatan posifit/ proton dan muatan negatif/ elektron
mengakibatkan adanya BEDA POTENSIAL. Jadi bisa dikatakan bawah Beda Potensial terjadi karena
adanya perbedaan jumlah proton dan elektron. Pada akhirnya jika terjadi potensial yang tinggi
elektron akan mengalir ke bumi dalam jumlah yang sangat banyak. Peristiwa mengalirnya elektron
dalam jumlah yang sangat banyak inilah yang disebut dengan PETIR ATAU KILAT.
Proses terjadinya petir secara fisika

muatan positif berada di atas dan muatan negatif di bawah

Keadaan muatan positif dan muatan negatif di awan kebanyakan muatan positif yang lebih sedikit
berada di atas. Kemudian muatan negatif yang jumlahnya sangat banyak berada di bawagian bawah.
Karena jumlah proton dan elektron di awan berbeda atau lebih banyak jumlah elektronnya, maka
harus dinetralkan. Kondisi dinetralkan adalah jumlah proton dan elektron sama.
Nah untuk menetralkan awan di atas maka awan tersebut akan membuang elektronnya.
Pembuangan elektron ini pada akhirnya jatuh ke bumi. Mengapa jatuh ke bumi? Karena di bumi
kebanyakan benda di bumi bermuatan positif. Sedangkan muatan positif dengan muatan negatif akan
bersifat tarik menarik. Untuk itulah elektron akan jatuh ke bumi dalam jumlah yang sangat banyak.
Peristiwa ini disebut dengan petir.
elektron/ muatan negatif menuju bumi untuk menetralkan muatan di awan. peristiwa jatuhnya elektron ke bumi dalam
jumlah yang sangat banyak disebut dengan petir

Petir akan menyambar atau mengenai daerah atau benda yang paling tinggi di sekitarnya. Untuk itu
ketika sedang terjadi hujan atau mendung, para petani yang ada di sawah harus segera berhenti dari
aktifitasnya dan segera ke gubuh sawah. Hal ini bertujuan agar terhindar dari terkena petir. Mengapa
bisa terkena? Logikanya adalah ketika petani di sawah, maka seorang petani tersebut paling tinggi
dibandingan lingkungan sekitar. Sudah jelas bahwa seorang petani lebih tinggi daripada tanaman
padi bukan?
Petir ini sifatnya akan memperpendek jarak atau lintasan sehingga mudah menyambar benda atau
bangunan yang tinggi. misalnya pohon yang tinggi sering terkena petir atau bangunan yang tinggi
sering terkena petir.
Untuk mencegah bangunan atau rumah kita dari terkena petir. Sebaiknya atas bangunan gedung
atau rumah dipasang penangkal petir. Jadi fungsi penangkal petir adalah untuk mencegah petir
mengenai bangunan kita atau rumah kita. Karena petir ini tegangannya sangat tinggi yang bisa
merusak seluruh alat eletronik kita di rumah seandainya rumah kita terkena petir. Untuk mengetahui
prinsi kerja dari penangkal petir simak berikut ini.

Hujan merupakan peristiwa fenomena alam (baca juga: fenomena alam yang menakjubkan)
yang sering terjadi yang umumnya memiliki ciri – ciri hujan berupa jatuhan butir – butir air hasil dari
proses kondensasi dari udara di lapisan atmosfer ke permukaan bumi yang merupakan salah
satu planet di tata surya.

Hujan buatan merupakan salah satu dari jenis – jenis hujan yang dibuat oleh manusia. Hujan
buatan ini dapat dibuat oleh manusia dengan cara menaburkan bahan kimia yang disebut
dengan Argentium lodida ke dalam awan yang berfungsi untuk mempercepat pembentukan awan
sehingga dapat terjadi hujan. Awan yang diperlukan untuk melakukan proses hujan buatan adalah
awan dengan jenis Cumulus yang aktif.

Hujan buatan pada dasarnya adalah bukan membuat hujan dalam arti sebenarnya, melainkan
membuat percepatan pada proses fisika yang terjadi di awan untuk membuat hujan. Jadi syarat
utama dalam membuat hujan buatan adalah adanya awan yang sudah terbentuk secara alami yang
memiliki kandungan jenis – jenis air yang cukup yang nantinya akan dipakai sebagai calon awan
pembuat hujan buatan. Selain awan, diperlukan juga kecepatan angin yang rendah (baca
juga: proses terjadinya angin), serta kondisi cuaca yang mendukung.

Proses Terjadinya Hujan Buatan


Proses Terjadinya Hujan Buatan ini terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan – tahapan tersebut
antara lain adalah sebagai berikut.

 Hujan buatan dapat terjadi dengan menaburkan bahan – bahan kimia untuk mempengaruhi terjadinya
awan yang disebut dengan zat glasiogenik, yaitu Argentium Iodida atau Perak Iodida.
 Penaburan bahan – bahan kimia tersebut dilakukan pada ketinggian diantara 4000 hingga 7000 kaki
dengan memperhitungkan faktor – faktor seperti arah angin dan kecepatan angin yang akan membawa
awan ke wilayah tempat terjadinya hujan buatan.
 Penaburan bahan – bahan kimia ini juga harus dilakukan mulai pada saat pagi hari sekitar pukul 07.00
pagi, menimbang proses terjadinya awan yang terbentuk secara alami adalah pada saat pagi hari.
 Selain bahan kimia berupa zat glasiogenik, ditaburkan pula zat kimia berupa zat higroskopis yang
merupakan bahan kimia untuk menggabungkan butir – butir air di awan. Zat higroskopis tersebut
berupa garam (NaCl), CaCl2 dan Urea. Zat tersebut yang digunakan dalam melakukan proses hujan
buatan ini adalah yang berbentuk bubuk dengn diameter butiran antara 10 – 50 mikron.
 Bahan – bahan kimia tersebut ditaburkan ke awan yang ada di langit dengan menggunakan pesawat
terbang, kecuali Urea.
 Setelah ditaburkan, bahan – bahan kimia tersebut akan mempengaruhi awan tersebut untuk
berkondensasi sehingga membentuk awan yang lebih besar dan mempercepat proses terjadinya hujan.
 Beberapa jam setelah menaburkan bahan – bahan kimia yang mempengaruhi awan untuk
berkondensasi tersebut, barulah bubuk urea ditaburkan. Bubuk Urea ini fungsinya sama, yaitu untuk
membantu awan membentuk dan menggabungkan kelompok – kelompok awan kecil untuk
membentuk jenis – jenis awan yang lebih besar dan berwarna abu – abu. Awan besar berwarna
abu – abu inilah yang dinamakan dengan awan hujan.
 Urea ini ditaburkan pada sekitar pukul 12.00 siang, menimbang bahwa pada saat tersebut sudah
banyak kelompok – kelompok kecil awan yang terbentuk.
 Setelah awan hujan terbentuk, larutan bahan kimia ditaburkan kembali ke awan tersebut. tetapi kali ini
berbentuk larutan. Larutan bahan – bahan kimia tersebut memiliki komposisi air, urea dan amonium
nitrat dengan perbandingan 4:3:1. Larutan ini berfungsi untuk mendorong awan hujan untuk
membentuk butir – butir air yang lebih besar karena butir – butir air yang besarlah yang dapat
menimbulkan hujan pada awan hujan.

Alternatif lain dalam menaburkan bahan kimia pembuat hujan tersebut selain menggunakan pesawat
adalah dengan Ground Base Generator yang menaburkan bahan kimia dengan cara mengemas
bahan – bahan kimia yang akan ditaburkan dalam bentuk flare yang dibakar diatas menara pada
suatu ketinggian tertentu.

Proses yang berlangsung untuk membuat hujan buatan sama saja dengan yang menggunakan
pesawat, hanya berbeda pada saat proses menaburkannya saja. Ground Base Generator ini
memanfaatkan topografi dan jenis – jenis angin lembah yang berhembus ke atas pegunungan
pada saat siang hari dengan mengikuti kemiringan permukaan gunung untuk proses penaburan.
Ground Base Generator ini biasanya digunakan pada wilayah yang memiliki garis
lintang menengah dan tinggi dengan suhu dibawah titik beku atau dengan kata lain dibawah 0°C.

Dampak Hujan Buatan


Hujan buatan dapat memberikan dampak yang positif yang bermanfaat maupun dampak yang negatif
yang merugikan. Dampak – dampak tersebut di paparkan di bawah ini.

Dampak Positif Hujan Buatan


Hujan Buatan dapat memberikan dampak positif yang memiliki manfaat yang sama seperti
pada fungsi air hujan pada umumnya yang baik bagi ruang publik untuk kehidupan,
khususnya pada wilayah yang sedang mengalami musim kemarau yang sangat panjang dan tidak
pernah mengalami hujan dalam jangka waktu yang cukup lama. Manfaat tersebut antara lain adalah :

 Hujan buatan dapat mengatasi kekeringan yang terjadi pada wilayah yang mengalami kekeringan.
 Hujan buatan dapat mengatasi masalah kabut asap akibat kebakaran hutan.
 Hujan buatan juga dimanfaatkan untuk memadamkan api pada kebakaran hutan yang mencakup
wilayah yang cukup luas dengan api yang sangat besar.
 Hujan buatan membantu pengisian air waduk atau macam – macam danau (baca juga: fungsi
danau dan cara menjaga kelestarian danau) untuk keperluan irigasi, ketersediaan air bersih
ataupun pembangkit listrik tenaga air.

Dampak Negatif Hujan Buatan


Hujan Buatan tidak hanya memberikan dampak positif yang memiliki manfaat yang baik bagi fungsi
lingkungan hidup bagi manusia, tetapi juga membawa dampak negatif yang merugikan bagi
makhluk hidup yang wilayah tempat tinggal atau wilayah tempat dimana makhluk hidup tersebut
beraktivitas terkena guyuran air dari hujan buatan. Dampak negatif dari hujan buatan tersebut antara
lain adalah sebagai berikut.

 Hujan buatan yang terbuat dari adanya campuran bahan kimia bisa menimbulkan efek hujan yang
mengandung bahan kimia pula yang bisa jadi malah menimbulkan hujan asam yang berbahaya
bagi yang terkena guyuran hujan ini. (baca juga: proses terjadinya hujan asam).
 Hujan buatan dapat menyebabkan pencemaran tanah karena proses penaburkan garam dalam
jumlah sangat banyak bahkan dapat hingga berton – ton jumlahnya, menimbulkan hujan yang
sifatnya asin dan memberikan efek lapisan tanah yang terkena guyurannya akan menjadi asin pula
sehingga menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak bahkan gagal panen karena lapisan jenis –
jenis tanah menjadi kelebihan kandungan garam. (baca juga: faktor pembentuk tanah)
 Hujan buatan juga dapat menjadi penyebab banjir jika hujan yang terjadi tidak tepat sasaran.
(baca juga: jenis – jenis banjir dan cara menghindari banjir)
 Hujan buatan dapat menjadi penyebab pemanasan global.
 Hujan buatan dapat merubah siklus hidrologi yang akan membahayakan pasokan air tanah di musim
kemarau.
 Hujan buatan akan menimbulkan kerugian materi yang cukup besar jika hujan yang turun dari hasil
hujan buatan tidak tepat sasaran, baik kerugian dari materi yang dikeluarkan untuk melakukan proses
hujan buatan maupun dari hasil dampak ketika hujan buatan salah sasaran.

FBTwitterWALinePinterestG+LinkedIn

alam, bumi, Hujan, hujan buatan, jenis hujan, planet


ARTIKEL TERKAIT
 Hubungan Potong Memotong dan Penjelasannya

 9 Planet Mirip Bumi dan Layak untuk Dihuni


Penangkal petir
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Sebuah penangkal petir

Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke
permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada
penangkal petir:

1. Batang penangkal petir


2. Kawat konduktor
3. Tempat pembumian

Daftar isi

 1Batang penangkal petir


 2Kabel konduktor
 3Tempat pembumian
 4Cara kerja
 5Lihat pula

Batang penangkal petir[sunting | sunting sumber]


Batang penangkal petir berupa batang tembaga yang ujungnya runcing. Dibuat runcing karena
muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing.
Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di
awan. Batang runcing ini dipasang pada bagian puncak suatu bangunan.

Kabel konduktor[sunting | sunting sumber]


Kawat konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar
1 cm hingga 2 cm . Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang
muatan listrik ke tanah. Kawat konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar
bangunan.

Tempat pembumian[sunting | sunting sumber]


Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke
batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan
tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3 m .

Cara kerja[sunting | sunting sumber]


Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di
tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui kabel
konduktor , menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup
dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di
ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan
menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel
konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir
dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat
merusak alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga
dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik
tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat yang disebut penstabil arus listrik
(surge arrestor).

Arus yang Ideal untuk Charge/Pengisian Aki


Arus ideal pada Ampere meter saat pengisian aki adalah 10% dari kemampuan aki. Jika aki 40
Amp, maka idealnya anda charging dengan 4 amp saja selama 10 jam.

Charge aki bisa dengan arus yang 'besar' sehingga aki akan cepat penuh, tapi aki akan menjadi
mendidih dan panas, ini akan beresiko membuat sell pada aku tersebut melengkung dan rusak.

Charging C/20.
Anda melakukan Charging Aki dengan rumus C/20, artinya arus pengisian = Nominal AH dibagi
20.
Jadi kalau accu Anda 60 AH (Ampere Hour), maka arus pengisiannya adalah 60/20=3 Amp dan
dilakukan pengisian selama 20 jam.

Bila accu anda dalam keadaan kosong (kira-2 10,5 - 11 Volt), sebaiknya di'charge pakai C20 atau
arus engisian kira-kira 60Amp/20 = 3 Amp selama 20 jam.

Kalau mau lebih cepat pengisiannya, maka bisa dipakai c/10 (atau arus pengisian =
60AmpereHour/10 Hour = 6 Ampere). Makin lambat proses pengisiannya (atau arus pengisian
makin kecil) akan membuat accu lebih awet. Sebaliknya proses pengisian yang terlalu cepat
(Quick charge) berarti membunuh accu secara perlahan-lahan dan membuat umur accu menjadi
lebih pendek.

Voltage Charger

Voltage Charger Biasanya di set 110% sampai 115% dari nominal Tegangan aki. Bila akinya
12Volt maka tegangan Charger harus berkisar antara 13,2 sampai 13,8Volt. Jika lebih maka akan
terjadi over voltage sekaligus over charge. Jika kita menggunakan Power supply sebagai charger
maka voltage power supply (biasanya 12Volt) hanya mampu mengisi aki (Accu) sebesar 100%
dari nominal tegangan aki dan biasanya setelah dicharge dan digunakan aki akan cepat habis
karena dianggap tidak penuh.

Sensor Tegangan bias

Untuk Aki charger biasanya telah dilengkapi sensor Tegangan bias aki, artinya bila aki telah terisi
penuh Voltage aki = Voltage Charger maka charger otomatis akan menghentikan proses charge.
Untuk arus listrik yang mengalir ke aki bila kita menggunakan charger aki proses pengisian
perlahan -lahan akan turun bila aki mencapai nilai ambang dari charger dan charger akan
menghentikan proses pengisian bila aki telah penuh.
Catatan.
Umur aki akan mempengaruhi proses Charging. Aki yang sudah lama akan membutuhkan waktu
charging yang lebih lama dibandingkan Aki baru. Jadi umur aki dan proses charging akan
berbanding lurus.
Umur aki Umumnya antara 4 sampai 5 tahun, aki yang berumur tua akan rusak meskipun tidak
pernah dipakai dan di maintenance (charge).

Arus yang Ideal untuk Charge/Pengisian Aki

Arus ideal pada Ampere meter saat pengisian aki adalah 10% dari kemampuan aki. Jika aki 40
Amp, maka idealnya anda charging dengan 4 amp saja selama 10 jam.

Charge aki bisa dengan arus yang 'besar' sehingga aki akan cepat penuh, tapi aki akan menjadi
mendidih dan panas, ini akan beresiko membuat sell pada aku tersebut melengkung dan rusak.

Charging C/20.
Anda melakukan Charging Aki dengan rumus C/20, artinya arus pengisian = Nominal AH dibagi
20.
Jadi kalau accu Anda 60 AH (Ampere Hour), maka arus pengisiannya adalah 60/20=3 Amp dan
dilakukan pengisian selama 20 jam.

Bila accu anda dalam keadaan kosong (kira-2 10,5 - 11 Volt), sebaiknya di'charge pakai C20 atau
arus engisian kira-kira 60Amp/20 = 3 Amp selama 20 jam.

Kalau mau lebih cepat pengisiannya, maka bisa dipakai c/10 (atau arus pengisian =
60AmpereHour/10 Hour = 6 Ampere). Makin lambat proses pengisiannya (atau arus pengisian
makin kecil) akan membuat accu lebih awet. Sebaliknya proses pengisian yang terlalu cepat
(Quick charge) berarti membunuh accu secara perlahan-lahan dan membuat umur accu menjadi
lebih pendek.

Voltage Charger

Voltage Charger Biasanya di set 110% sampai 115% dari nominal Tegangan aki. Bila akinya
12Volt maka tegangan Charger harus berkisar antara 13,2 sampai 13,8Volt. Jika lebih maka akan
terjadi over voltage sekaligus over charge. Jika kita menggunakan Power supply sebagai charger
maka voltage power supply (biasanya 12Volt) hanya mampu mengisi aki (Accu) sebesar 100%
dari nominal tegangan aki dan biasanya setelah dicharge dan digunakan aki akan cepat habis
karena dianggap tidak penuh.

Sensor Tegangan bias

Untuk Aki charger biasanya telah dilengkapi sensor Tegangan bias aki, artinya bila aki telah terisi
penuh Voltage aki = Voltage Charger maka charger otomatis akan menghentikan proses charge.
Untuk arus listrik yang mengalir ke aki bila kita menggunakan charger aki proses pengisian
perlahan -lahan akan turun bila aki mencapai nilai ambang dari charger dan charger akan
menghentikan proses pengisian bila aki telah penuh.

Catatan.
Umur aki akan mempengaruhi proses Charging. Aki yang sudah lama akan membutuhkan waktu
charging yang lebih lama dibandingkan Aki baru. Jadi umur aki dan proses charging akan
berbanding lurus.
Umur aki Umumnya antara 4 sampai 5 tahun, aki yang berumur tua akan rusak meskipun tidak
pernah dipakai dan di maintenance (charge).

Anda mungkin juga menyukai