Anda di halaman 1dari 8

http://www.ipc-corporateuniversity.

com/book-review-pengantar-transportasi-dan-logistik

Judul : Pengantar Transportasi dan Logistik


Pengarang : Herry Gunawan, S.E., M.M.
Penerbit : Rajawali Pres
Tahun : 2014
ISBN : 978-979-769-783-9
Kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan transportasi telah
membawa dampak yang positif dalam hubungan antar bangsa khususnya
dalam hubungan ekonomi international. Perkembangan lain yang telah
memperpendek jarak ini adalah perombakan dan pembaharuan dalam sektor
transportasi dan logistik. Transportasi dapat didefinisikan sebagai suatu
usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau
penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dari sudut teknis dan alat
pengangkutannya, transportasi dibagi menjadi 6 macam, yaitu :
1. Angkutan jalan raya (highway transportation), seperti pengangkutan
menggunakan truk, bus, dan sedan;
2. Pengangkutan rel (rail transportation), seperti kereta api, trem listrik, dsb.;
3. Pengangkutan melalui air di pedalaman (inland transportation) seperti
pengangkutan sungai, kanal, danau, laut, dan sebagainya;
4. Pengangkutan pipa (pipe line transportation), transportasi untuk mengangkut
atau mengalirkan BBM, gas, air minum;
5. Pengangkutan laut atau samudera (ocean transportation), yaitu angkutan yang
menggunakan kapal laut dan mengarungi samudera; dan
6. Pengangkutan udara (air transportation), yaitu angkutan yang menggunakan
kapal terbang dan melalui jalur udara.
Logistik merupakan seni dan ilmu yang mengatur dan mengontrol arus
barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan
manusia, dari produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan
pengguanaan modal. Logistik mencakup integrasi informasi, tarnsportasi,
inventori, pergudangan, reserve logistik dan pemaketan. Disini, misi dari
logistik adalah mendapatkan barang yang tepat, pada waktu yang tepat,
dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang terjangkau,
dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik. Karena
itu logistik selalu berkutat dalam menemukan keseimbangan yang sangat sulit
antara menekan biaya serendah-rendahnya tetapi menjaga kualitas jasa dan
kepuasan konsumen.
Dalam buku ini dijelaskan pula mengenai berbagai aktivitas logistik seperti :
Dibawah ini merupakan komponen dari manajemen logistik yang meliputi
input dalam logistik, aksi manajemen dalam aktivitas manajemen logistik dan
output dari logistik.

Dalam buku ini dijelaskan pula mengenai berbagai aktivitas logistik seperti :
1. Pelayanan pelanggan (Customer Service)
2. Peramalan Permintaan (Demand Forecasting), yaitu menentukan berapa banyak
dari tiap barang yang diproduksi perusahaan harus diangkut ke berbagai pasar.
3. Manajemen persediaan (Inventory Management)
4. Komunikasi Logistik (Logistics Communication), seperti penggunaan E-
commerce, EDI (Electronic Data Interchange), Barcode, Point of sale data dan
ERP (Enterprise Resource Planning).
5. Penanganan material (Material Handling)
6. Proses Pemesanan (Order processing)
7. Pengemasan (Packaging)
8. Komponen-komponen dan pelayanan pendukung (parts and service support)
9. Seleksi lokasi pabrik dan tempat penyimpanan (Plan and warehouse site
selection)
10. Purchasing/Procurement
11. Reserve Logistic
12. Transportation
13. Pergudangan dan Penyimpanan (Warehousing and Storage)
Semua point-point tersebut dijelaskan secara ringkas dalam buku ini.
Supply Chain Management (SCM), yaitu proses dari perencanaan,
pengorganisasian, dan pengontrolan arus material dan jasa pemasok sampai
kepada end user/konsumen. Manajemen logistik dan SCM merupakan dua
hal yang sangat berhubungan, manajemen logistik mempunyai fungsi yang
berhubungan dengan aliran barang dan jasa, mulai dari sebelum proses
operasi produksi sampai produk jadi dikirim ke konsumen, sedangkan SCM
secara teknis mengatur hubungan berbagai pihak yang terlibat dalam proses
yang di atur oleh manajemen logistik dan menjadi salah satu faktor
keberhasilan manajemen logistik.
Logistik di Indonesia
Indonesia telah mempunyai tujuan atau visi yang dijadikan landasan untuk
mencapai tujuan pemerintah dalam menata dan mengembangkan sektor
logistik Indonesia. Visi tersebut terdapat di cetak biru logistik Indonesia, yaitu
“Terintegrasi Secara Lokal, Terhubung Secara Global”. Visi ini merupakan visi
logistik di Indonesia tahun 2025. Untuk mencapai visi tersebut, Indonesia
telah mempunyai strategi yang disebut sebagai Strategi Logistik Indonesia
dan memiliki prioritas pada enam penggerak utama logistik nasional, yaitu (1)
Key Commodities ; (2) Laws and Regulations; (3) Infrastructure; (4) Human
Resource and Management; (5) Information and Communication Technology);
(6) Logistics service provider.
Buku ini menjelaskan berbagai sarana transportasi baik, di darat, laut maupun
udara. Tetapi dalam ringkasan ini hanya membahas mengenai transportasi
laut.
Alat transportasi laut yang utama adalah kapal. Setidaknya kapal laut di
bedakan menjadi dua, yaitu kapal penumpang dan kapal barang. Ada
berbagai jenis kapal barang, yaitu kapal general cargo yang dibagi lagi
menjadi 4 jenis, (a) Kapal Kontainer, berkapasitas sekitar 25.000 DWT,
panjang rata-rata 180-210 meter dengan kecepatan sekitar 33 knot per jam.
(b) Kapal Ro-Ro, yaitu penyempurnaan dari kapal kontainer yang dilengkapi
peralatan roda untuk memudahkan pengaturan kontainer dalam kapal
tersebut. (c) Kapal Lash, yaitu kapal kontainer yang dapat beroperasi sendiri
setelah dilepas dari kapal induknya, berupa tongkang-tongkang. (d) Kapal Dry
Bulk Cargo, yaitu kapal yang mengangkut barang-barang curah seperti batu
bara, biji besi, dan hasil tambang lainnya.
Selain itu ada jenis lain dari kapal barang, seperti Kapal Tanker, Kapal Bulk
Cargo, dan Kapal Serba Guna.
Kapal dan pelabuhan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan.
Perkembangan pelabuhan sangat meningkat setelah adanya pelabuhan
bebas (free port, bounded warehouses) yang merupakan indikasi bahwa
pelabuhan merupakan suatu unit dalam sistem ekonomi secara keseluruhan
dan tidak dapat dipisahkan dengan kondisi ekonomi daerah yang dilayani oleh
pelabuhan tersebut. Tuntutan perdagangan dunia yang serba cepat
menjadikan banyak prasarana yang harus disesuaikan untuk memberikan
pelayanan pelabuhan yang lebih baik. Besarnya tarif jasa pelabuhan
(OPP/OPT), cargodoring, stevedoring, dan sebagainya jangan sampai
mengurangi laju pertumbuhan perdagangan dan ekonomi.
Di seluruh nusantara terdapat 336 pelabuhan besar dan kecil yang terdiri atas
:
1. Pelabuhan laut 51 buah;
2. Pelabuhan pantai yang terbuka untuk ekspor-impor 38 buah;
3. Pelabuhan pantai umum 164 buah;
4. Pelabuhan pantai khusus 67 buah;
5. Pelabuhan khusus 16 buah.
Dari pelabuhan-pelabuhan tersebut baru 87 pelabuhan yang dikelola oleh PT
Pelabuhan Indonesia I – IV. Pelabuhan Indonesia dibedakan atas beberapa
kelas pelabuhan, yaitu kelas I sebanyak 4 pelabuhan, kelas II 15 pelabuhan,
kelas III 21 pelabuhan, kelas IV 31 pelabuhan, dan kelas V 16 pelabuhan.
Pelindo I memiliki 19 pelabuhan, Pelindo II memiliki 19 pelabuhan, pelindo III
memiliki 28 pelabuhan, dan pelindo IV memiliki 21 pelabuhan. Pelabuhan
yang memiliki fasilitas modern dan lengkap adalah Tanjung Priok, Belawan,
Tanjung Perak, dan Ujung Pandang yang mengarah ke pelabuhan kontainer.
Sistem Kontainerisasi
Perkembangan jasa peti kemas (kontainer) di Indonesia terus mengalami
peningkatan. Lalu lintas peti kemas di pelabuhan di Indonesia meningkat
ribuan teus setiap tahunnya. Untuk mengenali operasi peti kemas perlu
mengetahui beberapa istilah yang ada kaitannya dengan sistem bongkar
muat (B/M), antara lain :
1. Pelayanan peti kemas, yaitu sistem B/M dengan menggunakan jasa/fasilitas peti
kemas.
2. Dwelling Time, hari rata-rata tiap ton atau merek kubik atau peti kemas
barangnya yang ditumpuk selama 1 bulan,
3. Kongesti, bertimbunnya barang di pelabuhan yang melebihi batas kapasitas
maksimum,
4. BOR (Berth Occupancy Ratio), yaitu tingkat pemanfaatan dermaga yang
tersedia dengan jumlah waktu siap operasi selama 1 tahun yang dinyatakan dalam
persen (%)
5. TRT (Turn Round Time), yaitu jumlah waktu jam kapal selama berada di
pelabuhan yang dihitung sejak kapal tiba pada lokasi lego jangkar (dalam batas
perairan)
6. Throughput (daya lallu), yaitu jumlah waktu jam kapal atau barang yang lewat
per satuan fasilitas atau per satuan waktu
7. TEU (Twenty Feet Equipment Unit), yaitu standar ukuran peti kemas 20 feet,
ukuran 40 feet berarti 2 teus
8. Kontainer, sistem pengangkutan barang yang menggunakan peti kemas
9. Container Yard, yaitu lapangan penumpukan peti kemas
10. FCL (Full Container Load), yaitu pengiriman barang oleh beberapa
eksportir dalam satu peti kemas yang ditujukan kepada beberapa eksportir,
11. LCL (Less Container Load) adalah pengiriman barang oleh beberapa
eksportir ditujukan kepada beberapa importir,
12. CFS (Container Freight Station), yaitu gudang tempat menimbun barang
yang dikeluarkan dari dalam kontainer atau sebaliknya.
Terdapat lebih banyak uraian mengenai transportasi dan logistik di buku
pengantar Transportasi dan Logistik ini. Buku ini sangat membantu bagi anda
yang ingin mempelajari mengani transportasi dan logistik. Ingin mengetahui
lebih banyak mengenai isi dari buku ini. Tersedia di Knowledge Management
and Library IPC Corporate University. Buka Setiap hari Senin s.d. Jumat,
pukul 09.00 – 16.00 WIB.

Pengertian Logistik

Logistik
Logistik merupakan seni dan ilmu yang mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi dan sumber
daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar dengan tujuan
mengoptimalkan penggunaan modal (Gunawan, 2014:7). Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa
dukungan logistik. Logistik juga mencangkup integrasi informasi, transportasi, inventory, pergudangan, reverse
logistics dan pemaketan.
Menurut Christoper dalam bukunya "Logistics and Supply Chain Management (SCM)", logistik mempunyai
peranan dalam mengatur hubungan yang terjadi baik dalam proses operasi dalam produksi diperusahaan
ataupun ketika hasil produksi disampaikan pada konsumen dimana dalam prosesnya perusahaan harus bisa
menjaga hubungan baik antara supplier/pemasok serta konsumennya, sehingga produk dapat diantar kepada
para ke konsumennya memiliki nilai yang lebih, tentunya dengan menekan ongkos serendah mungkin. Selain
keuntungan materil, dengan menjaga hubungan baik dengan supplier ataupun konsumen, perusahaan akan
memiliki keuntungan lain, yaitu: perusahaan akan mendapatkan loyalitas dari supplier dan konsumen, dimana
hal itu akan dapat memudahkan perusahaan untuk terus tumbuh.

Sedangkan definisi lain dari logistik disampaikan oleh Bloomberg dalam bukunya "Logistics Supply Chain
Management", adalah logistik merupakan proses dari perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan arus
material dan jasa dari pemasok sampai pengguna terakhir/konsumen. Pendekatan yang terintegrasi ini
menggabungkan pemasok, manajemen persediaan, dan logistik yang terintegrasi serta pengontrolan operasi.

Aktivitas-aktivitas Logistik
Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas yang termasuk di dalam kegiatan logistik (Gunawan, 2014:13).

Pelayanan Pelanggan (Customer Service)


Customer service adalah suatu proses yang berlangsung di antara pembeli, penjual, dan pihak ketiga yang
menghasilkan nilai tambah untuk pertukaran produk atau jasa dalam jangka waktu pendek, seperti transaksi
tunggal ataupun jangka panjang seperti hubungan berdasarkan kontrak. Nilai tambah ini juga terbagi pada
masing-masing kelompok transaksi atau kontrak, yang keadaan lebih baik pada penyelesaian transaksi
dibandingkan sebelum transaksi. Dengan demikian, customer service merupakan proses penyediaan
keuntungan nilai tambah yang penting pada supply chain dengan secara efektif.

Peramalan permintaan (Demand Forecasting)


Ramalan permintaan menentukan berapa banyak dari tiap barang yang diproduksi perusahaan harus diangkut
ke berbagai pasar. Manajemen logistik juga harus mengetahui dimana asalnya permintaan, sehingga dapat
menempatkan dan menyimpan produk dengan jumlah yang tepat di setiap area pasar. Perkiraan akurat
tentang permintaan yang akan datang memungkinkan manajer logistik untuk menyediakan sumber (anggaran
belanja) pada aktivitas-aktivitas yang akan melayani permintaan tersebut.

Manajemen Persediaan (Inventory Management)


Aktivitas pengendalian persediaan (inventory control activity) bersifat kritis karena membutuhkan finansial atas
pemeliharaan persediaan yang cukup untuk mempertemukan kebutuhan pelanggan dengan kebutuhan
produksi. Bahan baku dan komponennya, WIP (work in process), dan persediaan barang jadi, semuanya
menghabiskan ruang fisik, waktu kerja dan modal. Uang yang diivestasikan pada persediaan dalam
perusahaan adalah:

1. Memungkinkan perusahaan mencapai skala ekonomis.


2. Menyeimbangkan persediaan dengan permintaan.
3. Memungkinkan spesialisasi produksi.
4. Melindungi ketidakpastian permintaan dan siklus pemesanan.
5. Bertindak sebagai penyangga/buffer di antara interface yang bersifat kritis dalam rantai suplai (supply
chain), buffer pada rantai suplai (supply chain).
Komunikasi Logistik (Logistics Communications)
Komunikasi merupakan jaringan vital diantara seluruh proses logistik dan pelanggan perusahaan. Komunikasi
yang akurat pada saat yang tepat merupakan dasar dari keberhasilan manajemen logistik.
Penanganan Material (Material Handling)
Penanganan material berhubungan setiap aspek gerakan atau aliran bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi dalam pabrik atau gudang.

Tujuan penanganan material adalah:

1. Menyederhanakan dan menghapus sistem penanganan apa pun yang memungkinkan.


2. Meminimalkan jarak tempuh.
3. Meminimalkan barang setengah jadi
4. Menyediakan aliran yang serentak bebas dari bottleneck.
5. Meminimalkan kerugian akibat pembuangan, kerusakan, dan pencurian.
Perusahaan mengeluarkan biaya setiap saat dilakukan penanganan barang. Bila berdasarkan penanganan
tidak memberikan nilai bagi sebuah produk,seharusnya dibuat seminimum mungkin.

Proses Pemesanan (Order Processing)


Komponen proses pemesanan (order processing) terbagi dalam:

1. Elemen operasional (operational elements). Meliputi order entry atau perubahan pesanan, schedulling,
persiapan pengiriman pesanan dan invoicing.
2. Elemen komunikasi (Communication elements). Meliputi modifikasi pesanan, penyelidikan status
pesanan, tracing, koreksi kesalahan dan permintaan informasi produk.
3. Kredit dan elemen pengumpulan (Credit and Collection Elements). Meliputi pemeriksaan kredit dan
proses dan penerimaan atau pengumpulan rekening.
Pengemasan (Packaging)
Pengemasan memiliki peran ganda:

1. Melindungi produk dari kerusakan ketika akan disimpan atau diangkut.


2. Pengemasan yang pantas dapat memudahkan penyimpanan serta pemindahan produk, sehingga
mengurangi biaya penanganan material.
Fungsi spesifik pengemasan penahanan (containment), proteksi (protection), pembagian (apportionment),
pengunitan (unitization), kenyamanan (convenience), komunikasi (communication).

Komponen-komponen dan pelayanan pendukung (Parts and Service


Support)
Salah satu aktivitas pemasaran perusahaan perusahaan dalam memberikan pelayanan pasca penjualan
kepada pelanggan, seperti penyediaan bagian-bagian pengganti ketika produk rusak atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal ini sangat penting bagi aktivitas servis dan bagian logistik bertanggung jawab
meyakinkan bahwa bagian-bagian tersebut tersedia kapan dan dimana pelanggan membutuhkannya.

Seleksi Lokasi Pabrik dan Tempat penyimpanan/Gudang (Plant and


Warehouse Site Selection)
Pergudangan merupakan bagian integral dari semua sistem logistik yang berperan penting dalam melayani
pelanggan dengan total biaya seminimal mungkin, juga merupakan jaringan primer antara produsen dan
pelanggan, yang digunakan untuk menyimpan persediaan selama seluruh bagian proses logistik berjalan.

Procurement/Purchasing
Tujuan dari purchasing:

1. Memberikan aliran material, persediaan dan pelayanan yang berkesinambungan yang dibutuhkan untuk
menjalankan organisasi.
2. Meminimalkan investasi persediaan dan kerugian
3. Menjaga dan memperbaiki kualitas
4. Menemukan atau mengembangkan kemampuan supplier
5. Menstandarisasi, dimana kemungkinan barang dibeli
6. Pembelian barang yang diperlukan dan pelayanan pada tingkat biaya total terendah
7. Mengembangkan posisi organisasi yang kompetitif
8. Mencapai keharmonisan, hubungan kerja yang produktif dengan area fungsional lainnya dalam
organisasi
9. Menyempurnakan sasaran pembelian dan kemungkinan tingkat biaya administratif yang terendah.
Reverse Logistics
Penanganan barang-barang reture baik berupa salvage dan scrap disposal, merupakan bagian dari proses
yang berkaitan erat dengan reverse logistics dan merupakan komponen logistik yang memerlukan perhatian
lebih.

Barang-barang direture bisa dikarenakan kerusakan produk, kadaluwarsa, kesalahan pengiriman, trade-
ins dan alasan-alasan lain. Biaya reverse logistics cenderung lebih tinggi dibandingkan biaya forward logistics.

Transportasi
Fungsi transportasi berhubungan dengan bagian luar dan dalam department logistik. Dengan bagian finansial
(freight bills/biaya pengiriman), engineering (pemesanan transportasi peralatan), manajemen persediaan
(bahan baku, komponen gudang jadi), hukum (kontrak gudang dan alat angkut), produksi (pengiriman tepat
waktu), purchasing (pemilihan supplier), marketing/sales(standar pelayanan pelanggan) receiving (klaim,
dokumentasi), dan pergudangan (suplai peralatan, penjadwalan).

Pergudangan dan penyimpanan (Warehousing & Storage)


Produk harus disimpan dalam pabrik atau pada suatu tempat sebelum dijual. Semakin lama waktu antar
produksi dan konsumsi, semakin besar pula tingkat atau jumlah persediaan yang dibutuhkan.
Aktivitas pergudangan dan penyimpanan meliputi keputusan mengenai apakah fasilitas penyimpanan
seharusnya milik sendiri, dikontrakkan atau disewakan, perencanaan dan perancangan fasilitas penyimpanan,
pertimbangan produk gabungan, prosedur pengamanan dan pemeliharaan, pelatihan personaliaan pengukuran
produktivitas.

Anda mungkin juga menyukai