Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS JURNAL (PICO)

EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN PERAWATAN PASIEN TUBERKULOSIS (TB)
DI RUANG PARU
RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Tanggal 15 Juli – 20 Juli 2019

Oleh:
KELOMPOK F

Amalia Septiani, S.Kep. NIM. 1830913320031


Mia Widha Anindita, S. Kep. NIM. 1830913320025
Novita Fajeriani, S. Kep. NIM. 1830913320038
Reka Baihaqi D, S.Kep. NIM. 1830913320036
Rika Meldy Agustina, S. Kep. NIM. 1830913320023
Riska Atminanta, S. Kep. NIM. 1830913320028
Syahidah, S. Kep. NIM. 1830913320024

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS JURNAL (PICO)


EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP
PENGETAHUAN PERAWATAN PASIEN TUBERKULOSIS (TB)
DI RUANG PARU
RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Tanggal 15 Juli – 20 Juli 2019

Oleh:

Amalia Septiani, S.Kep. NIM. 1830913320031


Mia Widha Anindita, S. Kep. NIM. 1830913320025
Novita Fajeriani, S. Kep. NIM. 1830913320038
Reka Baihaqi D, S.Kep. NIM. 1830913320036
Rika Meldy Agustina, S. Kep. NIM. 1830913320023
Riska Atminanta, S. Kep. NIM. 1830913320028
Syahidah, S. Kep. NIM. 1830913320024

Martapura, Juli 2019


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB Irfan Maulana, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB
NIP. 19780317 200812 2 001 NIP. 19770218 200003 1 004

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, semangat serta kesabaran
hati, sehingga penyusun dapat menyelesaikan analisis jurnal seminar ini yang
berjudul “Analisis Jurnal (PICO) Efektifitas Penyuluhan Kesehatan terhadap
Pengetahuan Perawatan Pasien Tuberkulosis (TB) di Ruang Paru RSUD Ratu
Zalecha Martapura”.
Analisis jurnal ini merupakan salah satu tugas kelompok yang diseminarkan
pada stase Keperawatan Medikal Bedah. Selesainya penyusunan analisis jurnal ini
tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moril maupun
materil. Atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan tersebut,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Noor Diani, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB sebagai pembimbing
akademik yang berkenan memberikan saran dan arahan dalam penyelesaian
analisis jurnal ini.
2. Bapak Irfan Maulana, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB selaku pembimbing
lapangan (Clinical Instructur) ruang Paru stase Keperawatan Medikal
Bedah yang telah memberikan petunjuk dan saran untuk penyempurnaan
analisis jurnal ini.
3. Kepada semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu yang
telah banyak memberikan bantuan baik materil maupun imateril demi
perampungan penyusunan analisis jurnal ini.
Kami menyadari adanya ketidaksempurnaan dari analisis jurnal ini,
karenanya penyusun mengharapkan dengan senang hati menerima kritik maupun
saran yang bersifat membangun yang diharapkan dapat menyempurnakan analisis
jurnal ini. Namun demikian, semoga hasil yang telah tertuang ke dalam analisis
jurnal ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan pada umumnya
dan ilmu keperawatan pada khususnya. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Martapura, Juli 2019

Kelompok F

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I
RINGKASAN JURNAL
A. Abstrak……….....………..........…………………............…………....1
B. Pendahuluan…….……..…………..................……..............................2
C. Metode………….……..…………..................……..............................3
D. Kesimpulan……..……………..…..................……..............................3
E. Saran……..…….…………………..................……..............................3
F. Implikasi……..…….………………….............…….............................4
G. Hasil.……..…….…………………..................…….............................4
BAB II
ANALISIS JURNAL DENGAN FORMAT PICO
A. Analisis PICO
Problem…………………...……………………..…………...………..5
Intervention…………………...……………………..………….....…..5
Compare…………………...……………………..…………..........…..7
Outcome…………………...……………………..………………..…..8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………...………………...………..…...…........9
B. Saran…………………...……………………..………….……...........9
C. Implikasi Keperawatan…………………...…….………..……...……9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
RINGKASAN JURNAL

A. Abstrak
Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang umumnya menyerang paru-
paru. Pengobatan yang lama menyebabkan beberapa pasien menghentikan pengobatan
karena kurangnya pemahaman tentang pengetahuan perawatan pasien TB. Media yang
digunakan dalam penyuluhan kesehatan dapat berupa media booklet, dengan desain yang
menarik maka akan mempengaruhi motivasi pasien untuk membaca, sehingga akan
meningkatkan pengetahuan pasien Tuberkulosis (TB). Diharapkan dapat terjadi
perubahan sikap dalam memelihara kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidupnya. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan pre dan post test,
pemilihan sampel secara random sampling sebanyak 80 responden (40 responden
kelompok intervensi dan 40 responden kelompok kontrol) di Rumah Sakit Paru Surabaya
selama Mei– Juli 2016. Hasil penelitian mayoritas responden laki – laki, usia dewasa 21 –
39 tahun , pendidikan dasar , pengetahuan sebelum intervensi sedang 48,8%,
pengetahuan setelah intervensi baik 51,3%. Uji Wilcoxon didapatkan perbedaan
pengetahuan pre dan post test pada kelompok intervensi tidak ada perbedaan
pengetahuan pre dan post test pada kelompok kontrol. Kesimpulan dalam penelitian ini
bahwa karakteristik responden yang menderita tuberculosis (TB) terbanyak pada usia 20 -
39 tahun sebanyak 42 orang, dengan jenis kelamin laki – laki, pendidikan dasar sebanyak
44 orang. Usia produktif dan laki – laki memiliki lebih banyak aktifitas yang
mengharuskan bertemu dengan banyak orang, sehingga kemungkinan tertular dari
penderita lain juga lebih besar. Disarankan Rumah Sakit Paru memberikan penyuluhan
kesehatan media booklet sebagai sarana informasi untuk meningkatkan pengetahuan
tentang TB pada pasien maupun keluarga. Meningkatnya pengetahuan dapat
menimbulkan perubahan persepsi dan perilaku penderita TB paru untuk taat dalam
melaksanakan perawatannya

1
B. Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) membutuhkan pengobatan yang lama, menyebabkan beberapa pasien
menghentikan pengobatan karena kurangnya pemahaman tentang pengetahuan perawatan
pasien Tuberkulosis (TB). Penyuluhan kesehatan tidak terlepas dari media karena dengan
melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga
sasaran dapat mempelajari pesan tersebut, sehingga dapat memutuskan untuk mengambil
kesimpulan dan keputusan ke dalam perilaku yang positif (Notoatmodjo, 2011).
Indonesia merupakan negara urutan ke 4 terbesar dalam jumlah kasus Tuberkulosis (TB)
di dunia dengan estimasi semua kasus Tuberkulosis (TB) adalah 690.000 dengan angka
kejadian kasus baru 450.000 pertahun dan 64.000 kematian pertahun (WHO,2012).
Pasien Tuberkulosis (TB) mengalami beberapa masalah psikologis, fisiologis, keuangan,
faktor sosial. Faktor sosial yang membuat pasien merasa terisolasi dari teman – teman
dan keluarga, standar pengobatan yang memerlukan waktu yang lama, faktor psikologi
yang dialami oleh pasien dapat menyebabkan cemas dan depresi karena kurangnya
pengetahuan mengenai proses penyakit dan pengobatan. Masalah – masalah tersebut
dapat menurunkan kualitas hidup pasien yang menderita Tuberkulosis.
Dalam penyuluhan kesehatan berbagai media dapat digunakan. Menurut Lewis Celine
(2012) informasi yang ditulis bentuk buku atau booklet merupakan informasi tertulis
yang penting untuk mendukung komunikasi secara lisan terhadap masyarakat. Desain
yang menarik di dalam booklet akan mempengaruhi motivasi pasien untuk membaca,
sehingga akan meningkatkan pengetahuan pasien Tuberkulosis (TB). Dengan
meningkatnya pengetahuan pasien diharapkan dapat terjadi perubahan sikap dalam
memelihara kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Berdasarkan angka kejadian Tuberkulosis (TB) yang semakin meningkat, rentan terhadap
penularan, menutup mulut pada saat batuk, meludah sembarangan, kontak dengan
penderita tuberculosis (TB) dalam waktu yang lama, pasien yang memerlukan
pengobatan dalam waktu yang lama dan teratur serta tidak boleh putus, resiko terhadap
kondisi pasien apabila dalam pengobatan tersebut pasien tidak mentaati waktu
pengobatan yang telah ditetapkan sehingga dapat mengakibatkan resiko resisten terhadap
penyakit Tuberkulosis (TB), maka dapat mengakibatkan penurunan kesehatan yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien Tuberkulosis (TB).

2
C. Metode
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental dengan pre dan post test pada
satu kelompok intervensi dan satu kelompok kontrol. Kelompok intervensi pada
penelitian ini adalah responden yang diberikan penyuluhan kesehatan media booklet dan
kelompok kontrol tidak diberikan penyuluhan kesehatan media booklet.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan pasien semua pasien
Tuberkulosis (TB) yang datang berobat ke Rumah Sakit Paru Karang Tembok Surabaya
yang rawat jalan, periode bulan mei – bulan Juli 2016 sejumlah 80 pasien. Responden
melalui teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Jalan Rumah
Sakit Paru Surabaya pada periode Mei 2016 - Juli 2016.
D. Kesimpulan
Penderita tuberculosis (TB) terbanyak usia 20 – 39 tahun, dengan jenis kelamin laki –
laki, usia produktif dan laki – laki memiliki lebih banyak aktifitas yang mengharuskan
bertemu dengan banyak orang, sehingga kemungkinan tertular dari penderita lain juga
lebih besar. Pada usia produktif tersebut, biasanya juga banyak yang memiliki kebiasaan
merokok yang merupakan salah satu faktor resiko kejadian penyakit tuberculosis (TB).
Hasil Uji Wilcoxon didapatkan perbedaan antara kelompok intervensi yang diberi booklet
dan kelompok kontrol yang tidak diberi booklet terhadap pengetahuan pasien tuberculosis
E. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi pelayanan kesehatan: Hasil penelitian ini dalam pelayanan keperawatan di
rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan lain dapat dijadikan sebagai
kebijaksanaan memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga mengenai
kepatuhan minum obat.
2. Bagi institusi pendidikan: Adanya penelitian ini disarankan bagi institusi pendidikan
sebagai masukan ilmiah dan referensi diskusi tambahan untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan tentang kepatuhan pasien TB minum obat agar tidak terjadi resistensi.
3. Bagi peneliti selanjutnya: Sebaiknya membuat perbandingan antara kelompok
intervensi dan kelompok control hanya saja protocol pengumpulan data tanpa

3
intervensi dilakukan terlebih dahulu dihari yang berbeda dengan hari pengukuran
data intervensi.

F. Implikasi
1. Dapat dijadikan referensi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
2. Dalam hal ini tugas perawat adalah memberikan informasi kepada penderita dan
keluarga tentang tuberculosi yang meliputi gejala, penyebab, pengobatan,
pencegahan, penularan dan perawatan penderita tuberculosis. Dengan memberikan
informasi yang tepat akan meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga dalam
melakukan perawatannya.

G. Hasil
Hasil Uji Wilcoxon dalam penelitian ini didapatkan hasil adanya perbedaan pengetahuan
pre dan post test pada kelompok intervensi (p-value:0,006 < 0,05) dan tidak ada
perbedaan pengetahuan pre dan post test pada kelompok kontrol (p-value:0,98 >0,05).
Hasil regresi logistik ordinal menunjukkan hanya intervensi penyuluhan kesehatan yang
berpengaruh terhadap pengetahuan perawatan TB dengan p:0.002, sedangkan variabel
umur, jenis kelamin, pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengetahuan (p>0.05).
Pemberian pendidikan kesehatan mengenai perawatan pada penderita tuberculosis (TB)
dapat dilakukan untuk mengatasi upaya – upaya pencegahan dan penularan di dalam
keluarga dan masyarakat.

4
BAB II
ANALISIS JURNAL DENGAN FORMAT PICO

A. Analisis Pico
No. Kriteria Jawab Inti Jurnal
1. P Ya  Permasalahan yang terdapat pada jurnal ini adalah pasien
dengan TB semakin tahun semakin bertambah populasinya,
tetapi pada pengobatan TB ini sendiri masih banyak pasien
dengan TB yang mengalami putus obat akibat pengobatan
yang lama. Putus obat dapat disebabkan karena kurangnya
pengetahuan pasien tentang perawatan TB. Media yang
biasanya digunakan dalam penyuluha kesehatan dapat
berupa media booklet. Booklet yang menarik dapat
membuat pasien termotivasi untuk membaca sehingga
pengetahuan pasien semakin bertambah. Dengan
meningkatnya pengetahuan pasien diharapkan dapat terjadi
perubahan pada sikap dalam memeliharan kesehatan,
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

 Populasi dalam penelitian ini sebanyak 80 responden (40


responden kelompok intervensi dan 40 responden
kelompok control) dengan menggunakan teknik simple
random sampling.
2. I Ya  Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental
dengan pre dan postt test pada satu kelompok intervensi
dan satu kelompok kontrol. Kelompok intervensi pada
penelitian ini adalah responden yang diberikan penyuluhan
kesehatan media booklet dan kelompok kontrol tidak
diberikan penyuluhan kesehatan media booklet.

 Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah


keseluruhan pasien semua pasien Tuberkulosis (TB) yang
datang berobat ke Rumah Sakit Paru Karang Tembok
Surabaya yang rawat jalan, periode bulan mei – bulan Juli
2016 sejumlah 80 pasien. Responden melalui tehnik
purposive sampling. Penelitian dilakukan di Ruang Rawat
Jalan Rumah Sakit Paru Surabaya pada periode Mei 2016 -
Juli 2016.

5
 Pengumpulan data menggunakan lembar observasi.
Pengisian lembar observasi dilakukan oleh peneliti dan
asisten peneliti. Sebelumnya asisten peneliti diberi
penjelasan tentang : tujuan penelitian, kriteria sampel yang
dilakukan penelitian, prosedur penelitian yang meliputi
pengisian lembar observasi oleh peneliti. Pengambilan data
dilakukan saat responden datang pertama kali ke ruang
rawat jalan dan setelah minggu ke 5 responden datang
kembali ke ruang rawat jalan.

 Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan langkah-


langkah sebagai berikut :
1. Peneliti mengajukan perijinan kepada institusi tempat
penelitian.
2. Peneliti melakukan sosialisasi kepada asisten peneliti
dan kepala ruangan, dokter dan perawat di ruang rawat
jalan tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan
penelitian.
3. Peneliti dalam melakukan pengambilan sampel dibantu
oleh asisten peneliti.
4. Peneliti memberikan sosialisasi tentang prosedur,
kriteria responden penelitian yang menderita
Tuberkulosis (TB), diketemukan dengan cara melihat
dokumentasi status pasien pada lembar diagnose, hasil
pemeriksaan laboratorium dan sputum positif menderita
tuberculosis (TB) dan radiologis.
5. Setelah teridentifikasi sebagai pasien Tuberkulosis (TB),
maka peneliti mencocokkan sesuai dengan kriteria
inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian.
6. Penentuan kelompok intervensi dan kelompok kontrol
dilakukan dengan menggunakan nomer urut ganjil dan
genap.
7. Untuk nomer ganjil diberikan pada responden dalam
kelompok intervensi, sedangkan nomer genap diberikan
pada responden dalam kelompok kontrol.
8. Setelah kelompok ditetapkan, peneliti memberikan
penjelasan tentang tujuan, manfaat dan prosedur
penelitian.
9. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden
untuk mengajukan pertanyaan, setelah responden

6
memahami dan tidak keberatan, maka responden
diminta untuk menandatangani lembar informed consent
(tanda tangan surat persetujuan).
10. Sebelum pasien diberikan penyuluhan kesehatan media
booklet, pertama pasien diberikan kuesioner tentang
pengetahuan perawatan tuberculosis (TB), kuesioner
dukungan keluarga, kemudian pada kelompok intervensi
diberikan media booklet dan diberikan penjelasan
tentang pengertian, penyebab, gejala, penularan,
kepatuhan pengobatan, komplikasi penyakit tuberculosis
(TB).
11. Sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan booklet.

 Selanjutnya, pada minggu ke-2 sampai minggu ke-3


kelompok intervensi dilakukan komunikasi melalui telpon
dan peneliti dengan assisten menanyakan pada responden
kelompok intervensi mengenai pengertian penjelasan dari
booklet.

 Selanjutnya pada minggu ke 4 kelompok intervensi dan


kelompok kontrol dikumpulkan kembali pada saat
responden datang ke Rumah Sakit Paru Karang Tembok
Surabaya untuk di evaluasi. Hasil evaluasi kedua kelompok
dicatat pada lembar observasi.
3 C Ya Pada penelitian yang dilakukan oleh Daniel Tolossa (2014)
menjelaskan bahwa rendahnya tingkat pengetahuan tentang
tuberculosis dapat mempengaruhi perilaku dalam mencari
pelayanan kesehatan pasien dan mempertahankan penularan
penyakit dalam masyarakat. Dari hasil penelitian Tolossa
dengan jumlah responden 410 orang yang menderita penyakit
tuberculosis didapatkan bahwa yang memiliki pendidikan
kelas 8 hingga kelas 12 sebanyak 316 orang (79%)
mengatakan bahwa mereka mengetahui bahwa tuberculosis
memerlukan pengobatan yang teratur untuk mencegah
penularan, sedangkan responden yang tidak memiliki
pendidikan (buta huruf) berjumlah 94 orang mengatakan tidak

7
mengetahui tentang tuberculosis.
4 O Ya Hasil Uji Wilcoxon dalam penelitian ini didapatkan hasil
adanya perbedaan pengetahuan pre dan post test pada
kelompok intervensi (p-value:0,006 < 0,05) dan tidak ada
perbedaan pengetahuan pre dan post test pada kelompok
kontrol (p-value:0,98 >0,05). Hasil regresi logistik ordinal
menunjukkan hanya intervensi penyuluhan kesehatan yang
berpengaruh terhadap pengetahuan perawatan TB dengan
p:0.002, sedangkan variabel umur, jenis kelamin, pendidikan
tidak berpengaruh terhadap pengetahuan (p>0.05). Pemberian
pendidikan kesehatan mengenai perawatan pada penderita
tuberculosis (TB) dapat dilakukan untuk mengatasi upaya –
upaya pencegahan dan penularan di dalam keluarga dan
masyarakat.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa intervensi penyuluhan kesehatan berpengaruh
terhadap pengetahuan perawatan TB. Rendahnya tingkat pengetahuan tentang TB dapat
mempengaruhi perilaku mencari kesehatan pasien dan mempertahankan penularan
penyakit dalam masyarakat, sehingga pendidikan kesehatan mengenai TB Paru sangat
penting dilakukan.

B. Saran
Disarankan Rumah Sakit Paru memberikan penyuluhan kesehatan seperti media booklet
sebagai sarana informasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang TB pada pasien
maupun keluarga. Meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi
dan perilaku penderita TB paru untuk taat dalam melaksanakan perawatannya.
Penyuluhan yang diberikan adalah semua informasi mengenai program pengobatan,
gejala, penyebab, pencegahan, penularan dan perawatan penderita tuberculosis. Dengan
memberikan informasi yang tepat akan meningkatkan pengetahuan penderita dan
keluarga dalam melakukan perawatannya.
Petugas kesehatan juga diharapkan menggali tingkat pengetahuan keluarga dan pasien
mengenai TB Paru sebelum diberikan pendidikan kesehatan guna mengetahui seberapa
paham pasien dan keluarga mengenai TB Paru sehingga petugas kesehatan lebih mudah
menyesuaikan kebutuhan informasi pasien dan keluarga mengenai TB Paru.

C. Implikasi
1. Dapat dijadikan referensi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
2. Dalam hal ini tugas perawat adalah memberikan informasi kepada penderita dan
keluarga tentang tuberculosi yang meliputi gejala, penyebab, pengobatan,
pencegahan, penularan dan perawatan penderita tuberculosis. Dengan memberikan
informasi yang tepat akan meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga dalam
melakukan perawatannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sukmawati, Ermalynda. 2017. Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan


Perawatan Pasien Tuberculosisi (TB). Jurnal Ners Lentera Vol. 5 No. 1. Surabaya:
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala.

10

Anda mungkin juga menyukai