Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN

UPAYA MENGATASI PERMALASAHAN LINGKUNGAN

AKIBAT AKTIFITAS PENAMBANGAN BATU BELAH

A. Latar Belakang

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam ranka upaya pencarian, penambangan,


penggalian , pengolahan, pemanfaatan, dan penjualan bahan galian. Keberadaan tambang
galian ditengah-tengah masyarakat merupakan wujud usaha masyarakat dalam
mempertahankan hidupnya melalui usaha meningkatkan pendapatan.

Desa Pesanggrahan, Keleng, dan Ciwuni merupakan daerah tambang bahan galian C
yang cukup besar di wilayah kecamatan kesugihan kab, Cilacap. Wilayah ini merupakan
penghasil batu belah dan batu split merupakan salah satu bahan/material utama dalam
kegiatan konstruksi jalan, bangunan bertingkat tinggi ataupun perumahan sederhana. Akibat
aktifias pertambangan tersebut massalah lingkungan seperti pencemaran, kerusakan lahan
semakin Nampak pada wilayah ini. Kondisi tersebut tidak hanya menyebabkan menurunnya
kualitas lingkungan tetapi juga memberikan dampak yang sangat serius bagi kesehatan dan
jiwa manusia.

B. Data dan Fakta dilapangan


Proses penambangan bahn galian C yaitu Batuan andesit dilakukan dengan system
penambangan terbuka, dengan menggunakan berbagai alat penambangan dari yang masih
konvensional sampai dengan alat berat. Pada wilayah ini terdapat lebih dari 5 areal tambang
yang dikelola oleh Usaha Perorangan. Lokasi areal pertambangan adalah barisan perbukitan
yang menjadi batas antara Kabupaten cilacap dan banyumas.
Pada mulanya sebelum adanya kegiatan penambangan area tersebut adalah lahan milik
warga yang manfaatan untuk kegiatan pertanian dan hutan. Akibatnya lahan lahan sudah
mengalami alih fungsi akibat aktifitas penambangan.
C. Analisis
Akibat akifitas pertambangan menyebabkan berbagai permasalahan yaitu:
1. Tejadinya alih fungsi lahan produktif pertanian dan lahan area penyangga
2. Meningkatna pencemaran udara akibat debu yang ditimbukan dalam aktifitas
penambangan, pengolahan split, dan proses pengiriman yang melalui area pemukiman
warga.
3. Hilangnya sebagian lapisan tanah karena tanah yang diruntuhkan sebelum pasir tidak
disimpan atau disendirikan tetapi dicampur dengan pasir yang ada untuk dijual.
Hilangnya lapisan tanah menyebabkan kesuburan tanah hilang sehingga tanah tidak
produktif lagi dan berubah menjadi lahan kritis.
4. Rusaknya jalan desa yang dilalui truk-truk pengangkut karena konstruksi jalan desa tidak
dibuat khusus untuk truk-truk bermuatan pasir, perbaikan sudah dilakukan namun
beberapa lama kemudian sudah mengalami kerusakan yang sama. Truk-truk yang
melebihi tonase jalan semakin memperparah kerusakan jalan desa.
5. Resiko terjadinya longsor karena tebing tidak berteras padahal struktur tanah adalah
berpasir (rawan longsor), para penambang tidak mau menggali dengan sistem berteras
karena alasan berkurangnya keuntungan secara ekonomi.
6. Munculnya air tanah di permukaan karena terpotongnya alur tanah, hal ini disebabkan
karena lokasi penggalian pasir termasuk dalam dengan kondisi lahan yang kemiringannya
curam.

D. Kesimpulan
Aktifitas penambangan di desa Pesanggrahan, Keleng, dan Ciwuni menyebabkan
berbagai permasalahan lingkungan, oleh karena itu perlu adanya solusi dan penanganan
serius, seperti;
1. Pengurukan Penghijauan kembali bekas tambang, supaya tidak menyebakan bencana
longsor dan banjir.
2. Perlu adanya penegakan aturan yang jelas terkait dengan jumlah tonase dalam proses
distribusi hasil tambang sehigga tidak merugikan kepentingan masyarakat, akibat jalan
yang selalu rusak.
3. Perlu adanya pengelolan limbang pertanbangan, sperti tanah sisa galian harus
dikembalikan, supaya tidak tererosi dan menjadi sedimen di sungai-sungai sekitarn yang
dapat menyebabkan banjir.

Anda mungkin juga menyukai