Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT.PERTAMINA EP ASSET 1 PANGKALAN SUSU

“ Analisa Properties Air Injeksi Pada Proses WIP SP VIII


Gebang”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Kerja Praktek pada Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Oleh:
Nama : Sanda Mulia Utari
NIM : 160140036

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Water Treatment Injection Plant (WTIP), merupakan sistem atau sarana
yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent) terkontaminasi
untuk mendapatkan kualitas air yang diinginkan sesuai dengan standar mutu. Ada
lima proses pada Water Treatment Injection Plant (WTIP) atau yaitu koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.
Water Treatment Injection Plant dilapangan gebang menggunakan sistem
pengolahan air injeksi sebagai berikut: air terproduksi dari separator ditampung di
tanki FWKO untuk memisahkan kandung minyak yang terikut komponen air
dialirkan ke tanki setling untuk proses sedimentasi dan filtrasi kemudian air
dialirkan ke sand filter untuk memisahkan solid berukuran besar setelah itu air
dialirkan ke cadtridge filter dan kemudian dialirkan ke ultra filter untuk
menghilangkan suspensi solid. Hasil proses WTIP ditampung di water tank untuk
selanjutnya dipompakan ke sumur injeksi.
Air terproduksi adalah salah satu limbah terbesar yang dihasilkan oleh
sektor hulu migas. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengolah air
terproduksi, yaitu treatment untuk dibuang kebadan air atau re-injeksi. Re-injeksi
dibagi menjadi dua bagian, yaitu pressure maintenance dan water flooding yang
diolah pada water injection plant. Dalam mentreatment air injeksi ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam pengolahannya, apabila tidak diperhatikan
dapat menyebabkan korosif dan kerusakan pada pompa dan pipa serta dampak
negatif lainnya.
Berdasarkan hal tersebut ada beberapa parameter yang dapat dijadikan
indikatornya, yaitu kation, anion, pH, DO, TSS, TDS, Fe, H2S, RPI, SRB, CO2
bebas, temperatur, Oil Content dan Turbidity. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi
pada WIP (Water Injection Plant) di stasiun pengumpul (SP) PT Pertamina EP
Asset 1 Field Pangkalan Susu untuk mengetahui air injeksi yang diolah sesuai
dengan baku mutu standar yang ditetapkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan tugas khusus ini adalah:
1. Mempelajari uraian proses pengolahan air injeksi di WIP SP VIII Gebang
2. Untuk mengetahui kualitas air injeksi sebelum filtrasi dan sesudah filtrasi
3. Untuk memahami permasalahan pada kualitas air dan usulan tindak lanjut
pada Water Treatment Injection Plant (WTIP)

1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan tugas khusus ini adalah:
1. Memahami proses treatment air injeksi di WIP
2. Mengetahui metoda analisa dan uji kualitas air injeksi
3 Memahani metoda indikasi dampak kualitas air injeksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Water flooding adalah proses penginjeksian air untuk mendorong minyak


ke suatu sumur produksi dengan pola-pola pendesakan tertentu. Selain itu injeksi
air ada yang bertujuan untuk mengimbangi penurunan tekanan reservoir yang
sering disebut dengan pressure maintenance.

2.1 Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada media penyaring atau septum, dimana zat padat atau
partikel-partikel akan tertahan pada media penyaring. Filtrasi adalah metoda awal
yang sering digunakan dalam menjernihkan air pada lapangan minyak. Pada
industri filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan sederhana
hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau
gas, aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan atau keduanya.
Kebanyakan instalasi menggunakan media filter yang dapat dicuci kembali dan
keberhasilan metoda ini harus didukung oleh dua kegiatan 1). Filtration:yaitu
melepas padatan dari air 2). Backwash: yaitu melepas padatan dari filter.
Kesalahan dalam kedua pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan kegagalan dan
kesulitan akan bertambah rumit bila airnya mengandung minyak.
Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya gaya gravitasi
tekanan dan gaya sentrifugal. Penyaringan dapat beroperasi pada keadaan:
1. Tekanan diatas atmosfer pada bagian atas media penyaring
2. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3. Vacum pada bagian bawah
Kebanyakan penyaring yang diguanakan dalam idustri adalah penyaring
tekanan, penyaring vakum, atau pemisah sentifugal. Penyaring tersebut beroperasi
secara kontinu atau diskontinu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring
tunak (steady) atau tidak. Sebagian besar siklus operasi diskontinu, aliran fluida
peralatan secara kontinu. Tetapi hal ini harus dihentikan secara periodic untuk
membuang padatan terakumulasi.
2.1.1 Prinsip Filtrasi
Prinsip-prinsip dari filtrasi ini sangatlah sederhana yaitu menyaring
molekul-molekul padatan yang tercampur dalam larutan. Tingkat kemurnian
filtrat yang diperoleh dari filtrasi ini tergantung pada kualitas serta ukuran pori-
pori dari filter (penyaring) yang digunakan.

2.1.2 Jenis-jenis Filtrasi


Ada beberapa jenis filter yang digunakan PT Pertamina EP Asset 1 Field
pangkalan susu dalam mengolah air limbah terproduksi menjadi air injeksi, yaitu:
1. Sand Filter
Sand filter merupakan alat penyaring yang menggunakan pasir silika/pasir
kwarsa medianya. Fungsi filter ini adalah dapat menyaring lumpur, tanah, pasir
lempung, dan partikel-partikel dalam air lainnya. Bukan hanya itu saja filter jenis
ini juga dapat menyaring H2S yang merupakan salah satu penyebab bau dalam air,
serta dapat menyaring polutan-polutan yang tidak larut dalam air seperti Ferrum
(Fe) dan mangan (Mn).

Gambar 2.1 Skema Pengolahan Air di Sand Filter


Gambar 2.2 Tanki Sand Filter di SP VIII Gebang

2 Cartridge Filter
Filter jenis ini digunakan pada tahap kedua penyaringan yang tujuan
utamanya untuk menyaring suspended solid (TSS) dan oil content sampai ukuran
10 mikron sehingga sangat berfungsi untuk menurunkan kadar TSS dan oil
content yang terkandung dalam air yang diolah sebagai air injeksi tersebut.
Penyaringan menggunakan jenis filter ini jugak memungkinkan untuk dapat
menyaring partikel hingga ukuran 0,5 mikron. Maka dari itu filter jenis ini sering
digunakan sebagai alat pengolahan air limbah pada industri.

Gambar 2.3 Cartridge Filter di SP VIII Gebang


2. Ultra Filter (Uf)
Ultrafiltrasi merupakan sebuah membran yang digunakan untuk
menyaring
partikel seperti koloid, tubidity, suspended solid, bacteria maupun segala macam
molekul yang berukuran antara 0,1-0,01 mikron. Filter jenis ini digunakan pada
proses pengolahan air injeksi pada WIP di PT Pertamina EP Asset 1 pangkalan
susu karena membran yang terdapat didalam filter ini dapat memisahkan antara
partikel kecil dan sebagian zat terlarut yang ada didalam air. Oleh sebab itu jenis
filter ini digunakan pada tahap ketiga proses treatment menjadi air injeksi pada
WIP tersebut.

Gambar 2.4 Ultra Filter di SP VIII Gebang

Gambar 2.5 Tanki Water di SP VIII Gebang


2.2 Air Injeksi
Air injeksi merupakan air terproduksi yang dimanfaatkan kembali sebagai
media injeksi dengan melakukan treatment sebelumnya. Sehingga tidak ada
limbah cair yang terbuang ke lingkungan. Limbah cair (air terproduksi) ini
dihasilkan dari proses pemisahan fluida terproduksi dari sumur migas yang terdiri
dari gas, minyak dan air.
Injeksi air yang dilakukan bertujuan untuk menambah perolehan minyak
serta memperthankan atau meningkatkan tekanan resevoir agar poduksi disuatu
sumur tidak cepat turun. Air terproduksi mengandung beberapa kation dan anion
diantaranya yaitu Ca2+ , Mg2+, Fe2+, Mn2+, HCO3-, SO42-, Cl-, dan lain-lain. Dalam
air terproduksi ini juga memiliki parameter yang harus diperhatikan dalam
pengolahannya yaitu pH, DO, TSS, TDS, Fe, Oil Content dan Turbidity.
Kualitas air untuk operasi injeksi air berbeda satu sama lainnya. Sehingga
untuk masing-masing sumber air memerlukan penanganan yang tersendiri
menurut sumber dari air tersebut. Sumber air injeksi sangat penting diperhatikan,
kandungan air yang dipakai dapat mempengaruhi kefektifan atau keberhasilan dari
suatu proses injeksi air. Air yang ideal untuk proses injeksi mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak mengandung suspensi padatan
2. Tidak mengandung padatan yang terlarutkan
3. Tidak melarutkangas
4. Tidak mengandung bakteri
5. Tidak merusak formasi
6. Kompatibel dengan fluida formasi
7. Tidak korosif

Fluida ideal ini tidak tersedia langsung dia alam, maka kita harus
mendesainsuatu peralatan pengolah air limbah sehingga kita dapat mendekati
persyaratan di atas dan ekonomis pemrosessannya.
Didalam proses perencanaan injeksi air, harus ditentukan terebih dahulu
sumber air yang akan digunakan. Sumber air ini dapat berasal dari permukaan
atau air bawah permukaan dan air tawar atau air asin.
Sumber-sumber air yang digunakan untuk proses injeksi ini berasal dari:
a. Air Laut
Air laut yang digunakan untuk proses injeksi air mempunyai salinitas rata-
rata 3.5% sehingga menyebabkan tingginya korosif atau kandungan oksigen.

b. Air Produksi
Air produksi tidak selalu merupakan sumber yang baik, karena masih
mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan masalah seperti: scale dan minyak
yang masih tercampur. Air injeksi dapat dipergunakan untuk injeksi setelah
mengalami pemurnian, sehingga mengalami perubahan fisika dan kimia.
Perubahan fisika yang terjadi adalah perubahan temperatur dan tekanan , emulsi,
masuknya beberapa padatan seperti pasir atau partikel logam. Sedangkan
perubahan kimia yang terjadi adalah penurunan tekanan gas dalam larutan, sifat
korosif air, kandungan oksigen dalam air, formasi scale dan perubahan kandungan
zat kimia seperti akibatnya adanya scale inhibitor, pemecah emulsi dan bakteri.
Untuk mengurangi masalah yang ditimbulkan akibat penggunaan air produksi,
maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Memperkecil kontak udara dengan air produksi
2. Membersihkan minyak
3. Gas terlarut
c. Air Permukaan
Air permukaan terdapat pada danau-danau, kolam dan sungai. Sumber ini
tergantung dari musim yang ada sehingga mempengaruhi kualitas dan
kuantitasnya. Biasanya jenis air seperti ini akan tersaturasi oksigen dan
karbondioksida dari udara.

d. Sumber Air Bawah Tanah


Sumber air bawah tanah dapat dibagi menjadi dua yaitu pottable dan
nonpottable.
Alasan-alasan sering dipakainya air:
1. Mobilitas yang menguntungkan (cukup rendah)
2. Mudah diperoleh (murah)
3. Berat kolom air dalam sumur membantu menekan sehingga mengurangi
tekanan injeksi
4. Mudah tersebar kedalan reservoir (yang dilihat dari kondisi
pengendapannya biasanya water wet)
5. Efesiensi pendesakan baik.

2.3 EOR (Enhanced Oil Recovery)


EOR (Enhanced Oil Recovery) adalah suatu usaha untuk meningkatkan
perolehan minyak mentah dengan cara menginjeksikan berbagai jenis bahan
terkini yang dapat mengubah sifat-sifat fisik dan kimia fluida (air dan minyak) di
dalam batuan reservoir. Hal ini dilakukan karena produksi turun dan primary
recovery sudah jauh melawati peak. Jenis EOR yang dilakukan PT Pertamina EP
Asset 1 P.Susu adalah water flooding. Water flooding dilakukan dengan cara
menginjeksikan air yang compatible secara konsisten dalam jumlah tertentu ke
dalam reservoir dengan tujuan menjaga atau meningkatkan tekanan reservoir yang
sudah depleted, menyapu residual oil saturation yang tidak dapat diproduksi
sehingga meningkatkan recovery factor. Pressure maintenance dilakukan dengan
menginjeksikan air lapisan aquifer dengan tujuan untuk menjaga tekanan reservoir
agar tidak turun. Pressure maintenance cocok dilakukan pada reservoir dengan
water drive mechanism. Air formasi selain digunakan untuk water flooding juga
digunakan untuk pressure maintenance. Pengolahan keduanya hamper sama,
namun untuk pressure maintenance pengolahannya sedikit lebih sederhana.
Adapun keuntunggannya sebagai berikut:
1. Air mudah didapat dan diinjeksikan serta dapat menyebar ke dalam
reservoir.
2. Air efisien untuk mendesak minyak.
3. Air mudah menggantikan posisi minyak di dalam reservoir.
4. Membantu menangani masalah air terproduksi terkait zero discharge.
5. Teknologi sudah matang dan biaya yang murah.

2.4 Parameter
Parameter merupakan ukuran, kriteria, patokan, pembatasan, standar, atau
tolak ukur seluruh populasi dalam penelitian. Dalam pengolahan air limbah ada
beberapa parameter, yaitu parameter fisika dan parameter kimia.

2.4.1 Parameter Fisika


Beberapa parameter fisika yang digunakan untuk menentukan kualitas air
meliputi warna, suhu, kekeruhan, daya hantar listrik, jumlah zat padat terlarut,
rasa dan juga bau.
1. Bau
Air yang berbau dapat member petunjuk terhadap kualitas air, misalnya
bau amis, bau tersebut disebabkan oleh adanya alga dalam air tersebut. Bau air
juga tidak disukai oleh masyarakat dan sangat tidak estetis.
2. Jumlah Zat Padat Terlarut
Zat padat merupakan materi residu setelah pemanasan dan pengeringan
pada suhu 1030C-1050C. Residua tau zat padat tertinggal selama proses
pemanasan pada temperature tersebut adalah materi yang ada dalam contoh air
dan tidak hilang atau menguap pada 1050C. dimensi zat padat dinyatakan dalam
mg/l atau g/l.
3. Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan menggambarkan sifat optic air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
dalam air. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organic dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan organik
dan anorganik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain. Zat organic yang
menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan logam,
sedangkan zat organic berasal dari lapukan hewan dan tumbuhan.
4. Rasa
Air yang berasa mennjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
ditimbulkan terhadap kesehatan manusia tergantung pada penyebab timbulnya
rasa.
5. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas, agar tidak terjadi pelarutan zat
kimia pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan, menghambat
reaksi-reaksi biokimi didalam saluran/pipa, mikroorganisme pathogen tidak
mudah berkembang biak.

2.4.2 Parameter Kimia


1. Besi atau ferrum (Fe)
Besi atau ferrum (Fe) merupakan metal berwarna putih keperakan, liat dan
dapat terbentuk. Pada umumnya, besi didalam air dapat bersifat:
a. Terlarut sebagai Fe2+ (fero) atau Fe3+ (feri)
b. Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1µm) atau lebih besar
seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe(OH)3 dan sebagainya.
c. Tergabung dengan zat organis atau zat padat anorganis (seperti limbah
liat)
2. Kesadahan
Kesadahan (hardness) adalah kandungan mineral-mineral tertentu didalam
air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam
karbonat. Air sadah adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi.
3. Kation dan Anion
Kation utama (Na+, K+, NH4+, Ca2+, Mg2+, Ba2+, Sr2+, Fe2+) maupun anion
utama (Cl-, Br-, SO42-, HCO3-, CO32-, BO2-, NO3-, OH-, PO43-) dapat membentuk
endapan.pada kondisi tertentu.

4. pH (Power of Hydrogen)
pH merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar
asam/basa dalam air. Penetuan pH merupakan tes yang paling penting dan paling
sering digunakan pada kimia air, pH juga digunakan pada penentuan alkalinitas.
Perubahan pH air dapat menyebabkan berubahnya bau, rasa, dan warna. Pada
proses pengolahan air seperti koagulasi, desinfeksi, dan pelunakan air, nilai pH
harus dijaga sampai rentang dimana organisme partikulat terlibat. Skala pH
berkisar antara 0-14. Klasifikasi nilai pH adalah sebagai berikut:
a. pH = 7 merupakan keadaan netral
b. 0 < pH < 7 merupakan keadaan asam
c. 7< pH < 14 menunjukkan keadaan basa (alkalis)
Maka dari itu pada setiap pengolahan air diharapkan pH antara 7-8 agar mencegah
terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi.

5. TSS dan TDS


TSS atau total suspended solid atau padatan tersuspensi total adalah residu
dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal
2µ atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk kedalam TSS
adalah lumpur, logam oksida, sulfide, tanah liat, bakteri dan jamur. Sedangkan
TDS atau total dissolved solids adalah jumlah total larutan padat yang terkandung
dalam air. Yang termasuk kedalam TDS adalah mineral, garam, logam, kation dan
anion yang terlarut dalam air.
2.5 Scale
Scale adalah endapan Kristal yang menempel pada matriks batuan maupun
dinding-dinding pipa dan peralatan dipermukaan. Scale merupakan masalah
produksi dalam system air. Scale juga dapat terjadi pada aliran pipa sumur injeksi.
Adanya endapan atau scale tersebut akan berpengaruh terhadap laju penurunan
produksi. Jika scale menempel pada pipa alir akan menyebabkan kerusakan pipa.
Scale merupakan masalah produksi dalam system air, karena adanya
perubahan tekanan, suhu dan pH sehingga keseimbangan ion-ion melebihi
kelarutannya dan membentuk endapan atau padatan baik di reservoir, formasi
produktif ataupun sepanjang pipa alir produksi minyak dan gas bumi, baik
dibawah maupun diatas permukaan. Macam-macam scale yang terjadi tergantung
pada komposisi air injeksi (kandungan ion dalam air injeksi).
Factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan scale antara lain adalah:
1. Tekanan, semakin besar tekanan, maka semakin besar pula kelarutan yang
memiliki tingkat kecenderungan terbentuknya scale kecil
2. Suhu, semakin tinggi suhu, maka kelarutan CaCO3 akan berkurang dan
kecenderungan terbentuknya scale besar
3. pH, semakin besar pH, maka tingkat kecenderungan terbentuknya scale
kecil
4. tekanan parsial CO2, bila tekanan CO2 makin besar maka pH semakin
kecil dan kelarutan CaCO3 bertambah besar sehingga kecenderungan
pembentukan scale semakin kecil
BAB III
URAIAN PROSES DAN DESKRIPSI ALAT

3.1 Uraian Proses.


Uraian proses pengolahan air injeksi di WIP SP VIII Gebang PT
Pertamina EP Asset 1 adalah sebagai berikut:
3.1.1 Pengelolaan Air Terproduksi.
Dapat dilihat pada gambar, pada proses produksi, fluida yang didapat
masih berupa minyak, gas, dan air. Kemudian fluida dialirkan ke separator,
didalam separator terjadi pemisahan dua fasa, yaitu pemisahan antara liquid dan
gas. Liquid (minyak dan air) mengalir dari bawah separator, sedangkan gas keluar
dari atas separator. Liquid yang keluar dari separator dialirkan ke tangki FWKO.
Disini minyak dan air terpisah secara otomatis karena perbedaan spesifik gravity.
Minyak dialirkan ke tangki penyimpanan. Sedangkan air perlu di treatment, agar
air sesuai spesifikasi untuk air injeksi. Lalu setelah air di treatment, air siap
dipompakan dengan injection pump kedalam sumur-sumur injeksi.
3.1.2 Proses Pengolahan Air Injeksi di WIP SP VIII Gebang

Diagram Pengolahan Air di SP VIII

Dapat dilihat gambar dibawah merupakan diagram alir proses pengolahan


air injeksi, cairan yang terpisah dari separator dialirkan kedalam tangki FWKO
yang terdapat pada stasiun pengumpul, pada tangki ini bertujuan untuk
memisahkan antara air dan minyak. Dimana pemisahan terjadi secara fisika yaitu
berdasarkan berat jenis dari kedua campuran tersebut, air berada dibawah
sedangkan minyak diatas. Kemudian setelah terpisah minyak yang berada diatas
dialirkan kedalam tangki oil prod tank dan air dialirkan kedalam tangki water
over flow tank yang selanjutnya akan di treatment menggunakan alat filtrasi.
Setelah air dialirkan kedalam tangki water over flow tank selanjutnya air
ini akan dialirkan kedalam alat filter dengan menggunakan feed pump, air akan
masuk kedalam sand filter untuk penyaringan awal, sand filter ini dapat
menyaring lumur, dan partikel-partikel sampai ukuran 50 mikron dengan
menggunakan media silica sand (pasir silika). Setelah air bebas dari lumpur dan
partikel-partikel yang berukuran 50 mikron selanjutnya air akan masuk ketahap
penyaringan kedua dengan menggunakan catridge filter, didalam filter ini dapat
mengurangi TSS dan oil content yang terkandung dalam air tersebut.
Selanjutnya keluaran catridge filter akan masuk pada tahap penyaringan
akhir yaitu dengan menggunakan ultra filter, alat ini dapat menyaring partikel 0,1-
1 mikron dan berfungsi untuk menurunkan kembali suspended solid (TSS) dan oil
content hingga kurang dari 30%. Berdasarkan baku mutu standar yang telah
ditetapkan dengan menggunakan ketiga alat filter tersebut dapat memenuhi baku
mutu standar yang telah ditetapkan.
Selanjutnya air yang telah di treatment dengan menggunakan alat filter
seperti disebutkan diatas, dialirkan kedalam tangki water tank untuk disimpan
sebelum diinjeksikan, tahap akhir dari proses ini adalah menginjeksikan air yang
telah di treatment kedalam sumur-sumur produksi dengan menggunakan pompa
injeksi.

3.2 Spesifikasi Alat


3.1.2 Data Spesifikasi Alat yang Terdapat pada WIP Stasiun Pengumpul
1. Tangki FWKO (Free Water Knock Out)

a. Tangki FWKO berfungsi sebagai tempat penampungan awal cairan


keluaran dari separator sebeleum di treatment
b. Prinsip kerja tangki FWKO adalah memisahkan campuran (air dan
minyak) berdasarkan gaya gravitasi dan berat jenis dari kedua cairan
tersebut. Dimana air berada dibawah dan minyak berada diatas
2. Water Over Flow Tank

a. Tangki water over flow berfungsi untuk menyimpan/menampung cairan


yaitu berupa air yang ikut terproduksi setelah pemisahan dari tangki
FWKO
b. Prinsip kerja tangki water over flow adalah dapat menyimpan/menampung
air hingga 1000 bbls

3. Sand Filter
Size : Ø 1600 mm-H 3000 mm
Piping : Ø 3 inch
Material : Mild Steel Coating
Media : silica sand
Capacity : max.2000 bbls/day
Filter Grade : 50 mikron

a. Sand filter berfungsi untuk menyaring air tahap awal dengan


menggunakan media pasir silia yang dapat menyaring partikel hingga
ukuran 50 mikron
b. Prinsip kerja sand filter adalah menyaring cairan dari atas kebawah
menembus lapisan pasir, partikel padat yang akan dipisahkan tertahan
dalam pasir. Media ini dapat dibersihkan dengan cara menyemprotnya atau
dengan kata lain back wash dari bawah keatas.
4. Catridge Filter

Filter jenis ini digunakan pada tahap kedua penyaringan yang tujuan
utamanya untuk menyaring suspended solid (TSS) dan oil content sampai ukuran
10 mikron sehingga sangat berfungsi untuk menurunkan kadar TSS dan oil
content yang terkandung dalam air yang diolah sebagai air injeksi tersebut.
Penyaringan menggunakan jenis filter ini jugak memungkinkan untuk dapat
menyaring partikel hingga ukuran 0,5 mikron. Maka dari itu filter jenis ini sering
digunakan sebagai alat pengolahan air limbah pada industri.
5. Ultra Filter

Ultra filter merupakan sebuah membran yang digunakan untuk menyaring


partikel seperti koloid, tubidity, suspended solid, bacteria maupun segala macam
molekul yang berukuran antara 0,1-0,01 mikron. Filter jenis ini digunakan pada
proses pengolahan air injeksi pada WIP di PT Pertamina EP Asset 1 pangkalan
susu karena membran yang terdapat didalam filter ini dapat memisahkan antara
partikel kecil dan sebagian zat terlarut yang ada didalam air. Oleh sebab itu jenis
filter ini digunakan pada tahap ketiga proses treatment menjadi air injeksi pada
WIP tersebut.
6. Water Tank

Setelah air selesai di treatment, air disimpan dalam water tank.

7. Pompa Injeksi (Injection Pump)

Such Press : 11 psi


Disch Press : 1000 psi
Jenis : centrifugal pump, single suction, single stage
a. Pompa injeksi berfungsi untuk memompa air yang sudah bersih atau sudah
melewati treatment menuju sumur-sumur produksi untuk diinjeksikan agar
dapat meningkatkan produksi dari crude oil dari sumur itu sendiri
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil analisa air injeksi di WIP PTT air terproduksi yang berasal dari
sumur-sumur yang aktif ditampung di tangki FWKO yang dilakukan di WIP
adalah perbedaan kualitas air injeksi sebelum dan sesudah filter, Hasilnya
terlampir dibawah ini:
4.1.1 Hasil Analisa Air Injeksi Sebelum Filter

Gambar 4.1 Tabel analisa air injeksi sebelum filter

4.1.2 Hasil Analisa Air Injeksi Setelah Filter

Gambar 4.2 Tabel analisa air injeksi setelah filter


Area Asal Sampling Scale Prediksi Rata-rata

(lb/1000bbl)

Tanki SP III gebang 25,6105

Tank-FWKO 30,4026

WIP SP VIII
Sand Filter 27,1777 25,5558
GEBANG lb/1000bbl
Cadtridge Filter 26,8883

Ultra Filter 21,9494

Water Tank 21,3063

Gambar 4.3 Tabel analisa scale

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa laboratorium pada air injeksi yang terdapat di
water injection plant PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu, terdapat dua hasil
analisa yaitu, air injeksi sebelum filter dan air injeksi sesudah filter. Dalam hal ini
ada beberapa parameter yang harus diperhatikan sebelum air diinjeksikan yaitu,
TSS, TDS, oil content, pH, turbidity, dan lain sebagainya.
Dalam proses penginjeksian air, kualitas air yang di injeksikan merupakan
salah satu faktor penting dalam meminimalisir kerusakan formasi, seperti adanya
kandungan minyak di dalam air injeksi serta pembentukan Scale yang
berhubungan dengan kadar kelarutan komponen dalam air formasi. Kinerja injeksi
dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan jauh lebih tinggi terhadap tekanan rekah
formasi, sehingga pada saat air diinjeksikan air mengalir pada rekahan yang
terbentuk dan keluar dari zona yang diinginkan. Pada pembahasan ini yang
dibahas yaitu total suspended solid (TSS), total disolved solid (TDS), scale
prediksi dan oil content. Seperti yang diketahui bahwa TSS merupakan padatan
yang menyebabkan kekeruhan air, tidak dapat larut, dan tidak dapat langsung
mengendap. Beberapa yang termasuk kedalam TSS adalah lumpur, tanah liat,
logam oksida dan sulfida, serta bakteri dan jamur. TSS ini mengandung partikel-
partikel yang ukurannya maupun beratnya lebih kecil dari sedimen. Zat padat
tersuspensi ini merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia heterogen,
dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal. Sedangkan
TDS adalah padatan yang dapat larut dalam air yang terdiri dari ion negatif
(anion), dan ion positif (kation) sehingga dapat menimbulkan endapan pada pipa-
pipa, sehingga TSS dan TDS perlu dibahas.
Berdasarkan tugas khusus yaitu mengevaluasi water injection plant PT
Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu, terdapat beberapa alat yang bekerja kurang
optimal. Hasil analisa TSS, TDS, dan oil content pada air injeksi sebelum filter
yaitu: TSS: 62,20 mg/l, TDS: 12888 mg/l, dan oil content 68,50 mg/l. Dan hasil
analisa TSS, TDS, dan oil content pada air injeksi setelah filter yaitu: TSS: 15.00
mg/l, TDS: 12714 mg/l, dan oil content 14 mg/l. Umumnya angka TDS yang
tinggi disebabkan oleh kandungan potasium, chlorida, dan sodium yang terlarut
dalam air.uijiok Dari hasil tersebut bahwa air injeksi tidak sesuai dengan baku
mutu standar yang telah ditetapkan oleh BOB BSP dan EOR PEP Jakarta, dimana
baku mutu standar untuk TSS: 2, TDS: tidak ada dan untuk kandungan minyak
adalah trace. Efisiensi penyisihan kandungan minyak pada air injeksi diperoleh
sebesar 57%. Menurut parameter operasi oil treatment dalam prosedur operasi
standar, sebelum masuk ke filter kandungan minyak maksimal 5 ppm, sedangkan
di outlet filter, kandungan minyak tersebut harus kurang dari 1 ppm. Dalam hal
ini, terlihat bahwa oil treatment belum memenuhi standar tersebut. Hal ini
kemungkinan dapat disebabkan oleh proses backwash yang kurang efektif atau
media filter yang sebaiknya perlu diganti dengan media yang baru.
Kandungan bakteri (SRB) sebelum filter adalah 103-104 koloni/ml. dan
kandungan bakteri (SRB) setelah filter adalah 102-104. speckt yang seharusnya
terkandung dalam air injeksi adalah < 10 koloni/ml. besarnya kandungan SRB
berpengaruh terhadap kadar H2S terlarut. Yang menyebabkan air injeksi bersifat
asam sehingga menyebabkan korosi pada pipa dan peningkatan kadar Fe.
Seperti yang diketahui apabila kadar TSS dan TDS tinggi, maka terbentuk
endapan dalam pipa dengan sangat cepat dan proses penginjeksian air ke sumur-
sumur produksi akan terhambat. Pada WTIP SP VIII ini diperoleh angka scale
prediksi nya adalah 25,5558 lb/1000bbl, Pada konidisi Lapangan minyak, nilai S.I
> 2 tergolong besar dan harus dilakukan Maintenance. Sebagai tambahan bahwa
jika kadar TSS dan TDS tergolong tinggi dan berakibat pada plugging pada
reservoir, sehingga sumur tidak dapat diinjeksikan kembali dan memerlukan
biaya yang mahal untuk perawatan sumur injeksi tersebut. Fungsi dari metode
EOR (enhanced oil recovery) dalam penginjeksian air kedalam sumur produksi
adalah untuk meningkatkan produksi minyak (crude oil) pada sumur tersebut.
Apabila penginjeksian ini terganggu maka secara otomatis produksi minyak pada
sumur-sumur produksi akan berkurang. Hal seperti ini yang harus selalu dihindari
pada perusahaan hulu migas seperti di PT Pertami EP Asset 1 Pangkalan Susu
Field.
Untuk menangani permasalahan diatas alat filternya harus dibersihkan
kurang dari 2 minggu sekali atau dengan mengganti media penyaring dalam 3
bulan sekali agar keluaran filter terebut tetap memenuhi baku mutu standar yang
telah ditetapkan. Pada sand filter dapat dibersihkan dengan cara backwash atau
pencucian dengan menggunakan air bersih yang dialirkan dari bawah menuju
keatas sehingga kotoran berada diatas media penyaring keluar. Berbeda dengan
sand filter, ultra filter dibersihkan dengan cara membuka tabung dan kemudian
mencucuinya atau dengan mengganti media penyaring/membrane yang baru.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Proses pengolahan air injeksi di WIP SP VII Gebang ini menggunakan
proses filtrasi
2. Hasil analisa TSS, TDS, dan oil content pada air injeksi sebelum filter
yaitu: TSS: 62,20 mg/l, TDS: 12888 mg/l, dan oil content 68,50 mg/l. Dan
hasil analisa TSS, TDS, dan oil content pada air injeksi setelah filter
yaitu: TSS: 15.00 mg/l, TDS: 12714 mg/l, dan oil content 14 mg/l
3. Efisiensi penyisihan kandungan minyak pada air injeksi diperoleh sebesar
57% (belum memenuhi standar operasi)
4 Pada WIP SP VIII ini diperoleh angka scale prediksi nya adalah 25,5558
lb/1000bbl, Pada konidisi lapangan minyak, nilai S.I > 2 tergolong besar
dan harus dilakukan Maintenance
5. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada WIP SP VIII Pertamina Asset 1
Pangkalan Susu belum memenuhi baku mutu standar yang ditetapkan oleh
EOR PEP Jakarta
.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Untuk menangani permasalahan yang terjadi di alat filter, sebaiknya
dilakukan monitoring kualitas air ijeksi disetiap proses sebulan sekali
2. Sebaiknya pada sand filter dibersihkan dengan cara backwash atau
pencucian dengan menggunakan air bersih yang dialirkan dari bawah
menuju ketas sehingga kotoran yang ada diatas dapat keluar dari media
penyaring keluar. Berbeda dengan cadtridge filter dan ultra filter
dibersihkan dengan cara membuka tabung kemudian mencucinya dengan
mengganti media peyaring/membrane yang baru
3. Untuk menekan populasi SRB disarankan menggunakan biocide
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G.,S.S. Santika. 1987.Metode Penelitian Air.Usaha nasional,Surabaya.

Andarani, Pertiwi, et al. 2015. Analisis Air Terproduksi di Water Treating Plant
Perusahaan Eksploitasi Minyak Bumi (Studi Kasus: PT XYZ). Weird
Science.12(2): 78-85

Article on “water treatment solution filtrstion”, retrieved on the 15th October


2013 from http://www.lenntech.com/chemistry/filtration.htm.

Clair N.Sawyer, Perry L.McCarty.1987.Chemistry for Environmental Engineering


(4th ed).McGraw-Hill.New York

Effendi, H.2003.Telaah Kualitas Air: bagi Pengolahan Sumber Daya dan


Lingkungan Perairan.Kanisius.Yogyakarta.

Latil, Marcel.1980.Enchanned Oil Recovery.Institut Francis Du Petrole,France.

Lenore S. Clescerl, Arnold E. Greenberg, Andrew D.Eaton.1999.Standar Methods


for Examination of Water&Wastewater (20th ed).American Public Health
Association. Washington,Dc

Lesteri, MG Sari Wahyuni dan Ratnayu Sitaresmi. 2007. Problema “scale” di


Beberapa Lapangan Migas. Proceeding Simposium Nasional IATMI.
UPN “Veteran” Yogyakarta.

Noftaveri, Irfan. 2016. Evaluasi Kinerja Injeksi Air Menggunakan Analisa Fall-
Off Test dan Analisa Kualitas Air Menggunakan Metode Stiff-Davis di
Lapangan Selta. ISSN:2301-8097

Rubiandini, Rudi dan Budiarta Bagus. 1993. Basic Penanggulangan Limbah Pada
Industri Minyak dan Gas Bumi: PT PETRAKONSULINDO UTAMA
INDUSTRIAL TRAINING & CONSULTANTS
LAMPIRAN A
HASIL DAN TABEL ANALISA AIR INJEKSI

A.1 Hasil Analisa Sebelum Filter


A.2 Hasil Analisa Setelah Filter
A.3 Tabel Perhitungan
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1. Perhitungan air injeksi sebelum filter


A. Perhitungan untuk scale carbonat
B.Perhitungan Scale sulfat

a. Perhitungan H2S, TSS dan TDS


b. Perhitungan kandungan minyak

2. Perhitungan Air Injeksi Sesudah Filter


a. Perhitungan scale carbonat
b. Perhitungan scale sulfat

c. Perhitungan H2S, TSS, TDS, dan Oil Content


3. Perhitungan Efesiensi Oil Content

1. ( )

( )

( )


2. ( )

( )

( )


3. ( )

( )

( )


4. ( )

( )

( )


5. ( )

( )

( )

( )
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

1. Tangki FWKO 2. Water over flow tank

3. Sand filter 4. Catridge filter


5. Ultra filter 6. Water tank

7. Pompa injeksi 8. Tanki air injeksi akhir

9. Sumur Injeksi

Anda mungkin juga menyukai