Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Kerja Praktek pada Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh
Oleh:
Nama : Sanda Mulia Utari
NIM : 160140036
1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan tugas khusus ini adalah:
1. Memahami proses treatment air injeksi di WIP
2. Mengetahui metoda analisa dan uji kualitas air injeksi
3 Memahani metoda indikasi dampak kualitas air injeksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada media penyaring atau septum, dimana zat padat atau
partikel-partikel akan tertahan pada media penyaring. Filtrasi adalah metoda awal
yang sering digunakan dalam menjernihkan air pada lapangan minyak. Pada
industri filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan sederhana
hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau
gas, aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan atau keduanya.
Kebanyakan instalasi menggunakan media filter yang dapat dicuci kembali dan
keberhasilan metoda ini harus didukung oleh dua kegiatan 1). Filtration:yaitu
melepas padatan dari air 2). Backwash: yaitu melepas padatan dari filter.
Kesalahan dalam kedua pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan kegagalan dan
kesulitan akan bertambah rumit bila airnya mengandung minyak.
Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya gaya gravitasi
tekanan dan gaya sentrifugal. Penyaringan dapat beroperasi pada keadaan:
1. Tekanan diatas atmosfer pada bagian atas media penyaring
2. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3. Vacum pada bagian bawah
Kebanyakan penyaring yang diguanakan dalam idustri adalah penyaring
tekanan, penyaring vakum, atau pemisah sentifugal. Penyaring tersebut beroperasi
secara kontinu atau diskontinu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring
tunak (steady) atau tidak. Sebagian besar siklus operasi diskontinu, aliran fluida
peralatan secara kontinu. Tetapi hal ini harus dihentikan secara periodic untuk
membuang padatan terakumulasi.
2.1.1 Prinsip Filtrasi
Prinsip-prinsip dari filtrasi ini sangatlah sederhana yaitu menyaring
molekul-molekul padatan yang tercampur dalam larutan. Tingkat kemurnian
filtrat yang diperoleh dari filtrasi ini tergantung pada kualitas serta ukuran pori-
pori dari filter (penyaring) yang digunakan.
2 Cartridge Filter
Filter jenis ini digunakan pada tahap kedua penyaringan yang tujuan
utamanya untuk menyaring suspended solid (TSS) dan oil content sampai ukuran
10 mikron sehingga sangat berfungsi untuk menurunkan kadar TSS dan oil
content yang terkandung dalam air yang diolah sebagai air injeksi tersebut.
Penyaringan menggunakan jenis filter ini jugak memungkinkan untuk dapat
menyaring partikel hingga ukuran 0,5 mikron. Maka dari itu filter jenis ini sering
digunakan sebagai alat pengolahan air limbah pada industri.
Fluida ideal ini tidak tersedia langsung dia alam, maka kita harus
mendesainsuatu peralatan pengolah air limbah sehingga kita dapat mendekati
persyaratan di atas dan ekonomis pemrosessannya.
Didalam proses perencanaan injeksi air, harus ditentukan terebih dahulu
sumber air yang akan digunakan. Sumber air ini dapat berasal dari permukaan
atau air bawah permukaan dan air tawar atau air asin.
Sumber-sumber air yang digunakan untuk proses injeksi ini berasal dari:
a. Air Laut
Air laut yang digunakan untuk proses injeksi air mempunyai salinitas rata-
rata 3.5% sehingga menyebabkan tingginya korosif atau kandungan oksigen.
b. Air Produksi
Air produksi tidak selalu merupakan sumber yang baik, karena masih
mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan masalah seperti: scale dan minyak
yang masih tercampur. Air injeksi dapat dipergunakan untuk injeksi setelah
mengalami pemurnian, sehingga mengalami perubahan fisika dan kimia.
Perubahan fisika yang terjadi adalah perubahan temperatur dan tekanan , emulsi,
masuknya beberapa padatan seperti pasir atau partikel logam. Sedangkan
perubahan kimia yang terjadi adalah penurunan tekanan gas dalam larutan, sifat
korosif air, kandungan oksigen dalam air, formasi scale dan perubahan kandungan
zat kimia seperti akibatnya adanya scale inhibitor, pemecah emulsi dan bakteri.
Untuk mengurangi masalah yang ditimbulkan akibat penggunaan air produksi,
maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Memperkecil kontak udara dengan air produksi
2. Membersihkan minyak
3. Gas terlarut
c. Air Permukaan
Air permukaan terdapat pada danau-danau, kolam dan sungai. Sumber ini
tergantung dari musim yang ada sehingga mempengaruhi kualitas dan
kuantitasnya. Biasanya jenis air seperti ini akan tersaturasi oksigen dan
karbondioksida dari udara.
2.4 Parameter
Parameter merupakan ukuran, kriteria, patokan, pembatasan, standar, atau
tolak ukur seluruh populasi dalam penelitian. Dalam pengolahan air limbah ada
beberapa parameter, yaitu parameter fisika dan parameter kimia.
4. pH (Power of Hydrogen)
pH merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar
asam/basa dalam air. Penetuan pH merupakan tes yang paling penting dan paling
sering digunakan pada kimia air, pH juga digunakan pada penentuan alkalinitas.
Perubahan pH air dapat menyebabkan berubahnya bau, rasa, dan warna. Pada
proses pengolahan air seperti koagulasi, desinfeksi, dan pelunakan air, nilai pH
harus dijaga sampai rentang dimana organisme partikulat terlibat. Skala pH
berkisar antara 0-14. Klasifikasi nilai pH adalah sebagai berikut:
a. pH = 7 merupakan keadaan netral
b. 0 < pH < 7 merupakan keadaan asam
c. 7< pH < 14 menunjukkan keadaan basa (alkalis)
Maka dari itu pada setiap pengolahan air diharapkan pH antara 7-8 agar mencegah
terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi.
3. Sand Filter
Size : Ø 1600 mm-H 3000 mm
Piping : Ø 3 inch
Material : Mild Steel Coating
Media : silica sand
Capacity : max.2000 bbls/day
Filter Grade : 50 mikron
Filter jenis ini digunakan pada tahap kedua penyaringan yang tujuan
utamanya untuk menyaring suspended solid (TSS) dan oil content sampai ukuran
10 mikron sehingga sangat berfungsi untuk menurunkan kadar TSS dan oil
content yang terkandung dalam air yang diolah sebagai air injeksi tersebut.
Penyaringan menggunakan jenis filter ini jugak memungkinkan untuk dapat
menyaring partikel hingga ukuran 0,5 mikron. Maka dari itu filter jenis ini sering
digunakan sebagai alat pengolahan air limbah pada industri.
5. Ultra Filter
4.1 Hasil
Hasil analisa air injeksi di WIP PTT air terproduksi yang berasal dari
sumur-sumur yang aktif ditampung di tangki FWKO yang dilakukan di WIP
adalah perbedaan kualitas air injeksi sebelum dan sesudah filter, Hasilnya
terlampir dibawah ini:
4.1.1 Hasil Analisa Air Injeksi Sebelum Filter
(lb/1000bbl)
Tank-FWKO 30,4026
WIP SP VIII
Sand Filter 27,1777 25,5558
GEBANG lb/1000bbl
Cadtridge Filter 26,8883
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa laboratorium pada air injeksi yang terdapat di
water injection plant PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu, terdapat dua hasil
analisa yaitu, air injeksi sebelum filter dan air injeksi sesudah filter. Dalam hal ini
ada beberapa parameter yang harus diperhatikan sebelum air diinjeksikan yaitu,
TSS, TDS, oil content, pH, turbidity, dan lain sebagainya.
Dalam proses penginjeksian air, kualitas air yang di injeksikan merupakan
salah satu faktor penting dalam meminimalisir kerusakan formasi, seperti adanya
kandungan minyak di dalam air injeksi serta pembentukan Scale yang
berhubungan dengan kadar kelarutan komponen dalam air formasi. Kinerja injeksi
dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan jauh lebih tinggi terhadap tekanan rekah
formasi, sehingga pada saat air diinjeksikan air mengalir pada rekahan yang
terbentuk dan keluar dari zona yang diinginkan. Pada pembahasan ini yang
dibahas yaitu total suspended solid (TSS), total disolved solid (TDS), scale
prediksi dan oil content. Seperti yang diketahui bahwa TSS merupakan padatan
yang menyebabkan kekeruhan air, tidak dapat larut, dan tidak dapat langsung
mengendap. Beberapa yang termasuk kedalam TSS adalah lumpur, tanah liat,
logam oksida dan sulfida, serta bakteri dan jamur. TSS ini mengandung partikel-
partikel yang ukurannya maupun beratnya lebih kecil dari sedimen. Zat padat
tersuspensi ini merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia heterogen,
dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal. Sedangkan
TDS adalah padatan yang dapat larut dalam air yang terdiri dari ion negatif
(anion), dan ion positif (kation) sehingga dapat menimbulkan endapan pada pipa-
pipa, sehingga TSS dan TDS perlu dibahas.
Berdasarkan tugas khusus yaitu mengevaluasi water injection plant PT
Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu, terdapat beberapa alat yang bekerja kurang
optimal. Hasil analisa TSS, TDS, dan oil content pada air injeksi sebelum filter
yaitu: TSS: 62,20 mg/l, TDS: 12888 mg/l, dan oil content 68,50 mg/l. Dan hasil
analisa TSS, TDS, dan oil content pada air injeksi setelah filter yaitu: TSS: 15.00
mg/l, TDS: 12714 mg/l, dan oil content 14 mg/l. Umumnya angka TDS yang
tinggi disebabkan oleh kandungan potasium, chlorida, dan sodium yang terlarut
dalam air.uijiok Dari hasil tersebut bahwa air injeksi tidak sesuai dengan baku
mutu standar yang telah ditetapkan oleh BOB BSP dan EOR PEP Jakarta, dimana
baku mutu standar untuk TSS: 2, TDS: tidak ada dan untuk kandungan minyak
adalah trace. Efisiensi penyisihan kandungan minyak pada air injeksi diperoleh
sebesar 57%. Menurut parameter operasi oil treatment dalam prosedur operasi
standar, sebelum masuk ke filter kandungan minyak maksimal 5 ppm, sedangkan
di outlet filter, kandungan minyak tersebut harus kurang dari 1 ppm. Dalam hal
ini, terlihat bahwa oil treatment belum memenuhi standar tersebut. Hal ini
kemungkinan dapat disebabkan oleh proses backwash yang kurang efektif atau
media filter yang sebaiknya perlu diganti dengan media yang baru.
Kandungan bakteri (SRB) sebelum filter adalah 103-104 koloni/ml. dan
kandungan bakteri (SRB) setelah filter adalah 102-104. speckt yang seharusnya
terkandung dalam air injeksi adalah < 10 koloni/ml. besarnya kandungan SRB
berpengaruh terhadap kadar H2S terlarut. Yang menyebabkan air injeksi bersifat
asam sehingga menyebabkan korosi pada pipa dan peningkatan kadar Fe.
Seperti yang diketahui apabila kadar TSS dan TDS tinggi, maka terbentuk
endapan dalam pipa dengan sangat cepat dan proses penginjeksian air ke sumur-
sumur produksi akan terhambat. Pada WTIP SP VIII ini diperoleh angka scale
prediksi nya adalah 25,5558 lb/1000bbl, Pada konidisi Lapangan minyak, nilai S.I
> 2 tergolong besar dan harus dilakukan Maintenance. Sebagai tambahan bahwa
jika kadar TSS dan TDS tergolong tinggi dan berakibat pada plugging pada
reservoir, sehingga sumur tidak dapat diinjeksikan kembali dan memerlukan
biaya yang mahal untuk perawatan sumur injeksi tersebut. Fungsi dari metode
EOR (enhanced oil recovery) dalam penginjeksian air kedalam sumur produksi
adalah untuk meningkatkan produksi minyak (crude oil) pada sumur tersebut.
Apabila penginjeksian ini terganggu maka secara otomatis produksi minyak pada
sumur-sumur produksi akan berkurang. Hal seperti ini yang harus selalu dihindari
pada perusahaan hulu migas seperti di PT Pertami EP Asset 1 Pangkalan Susu
Field.
Untuk menangani permasalahan diatas alat filternya harus dibersihkan
kurang dari 2 minggu sekali atau dengan mengganti media penyaring dalam 3
bulan sekali agar keluaran filter terebut tetap memenuhi baku mutu standar yang
telah ditetapkan. Pada sand filter dapat dibersihkan dengan cara backwash atau
pencucian dengan menggunakan air bersih yang dialirkan dari bawah menuju
keatas sehingga kotoran berada diatas media penyaring keluar. Berbeda dengan
sand filter, ultra filter dibersihkan dengan cara membuka tabung dan kemudian
mencucuinya atau dengan mengganti media penyaring/membrane yang baru.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Proses pengolahan air injeksi di WIP SP VII Gebang ini menggunakan
proses filtrasi
2. Hasil analisa TSS, TDS, dan oil content pada air injeksi sebelum filter
yaitu: TSS: 62,20 mg/l, TDS: 12888 mg/l, dan oil content 68,50 mg/l. Dan
hasil analisa TSS, TDS, dan oil content pada air injeksi setelah filter
yaitu: TSS: 15.00 mg/l, TDS: 12714 mg/l, dan oil content 14 mg/l
3. Efisiensi penyisihan kandungan minyak pada air injeksi diperoleh sebesar
57% (belum memenuhi standar operasi)
4 Pada WIP SP VIII ini diperoleh angka scale prediksi nya adalah 25,5558
lb/1000bbl, Pada konidisi lapangan minyak, nilai S.I > 2 tergolong besar
dan harus dilakukan Maintenance
5. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada WIP SP VIII Pertamina Asset 1
Pangkalan Susu belum memenuhi baku mutu standar yang ditetapkan oleh
EOR PEP Jakarta
.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Untuk menangani permasalahan yang terjadi di alat filter, sebaiknya
dilakukan monitoring kualitas air ijeksi disetiap proses sebulan sekali
2. Sebaiknya pada sand filter dibersihkan dengan cara backwash atau
pencucian dengan menggunakan air bersih yang dialirkan dari bawah
menuju ketas sehingga kotoran yang ada diatas dapat keluar dari media
penyaring keluar. Berbeda dengan cadtridge filter dan ultra filter
dibersihkan dengan cara membuka tabung kemudian mencucinya dengan
mengganti media peyaring/membrane yang baru
3. Untuk menekan populasi SRB disarankan menggunakan biocide
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G.,S.S. Santika. 1987.Metode Penelitian Air.Usaha nasional,Surabaya.
Andarani, Pertiwi, et al. 2015. Analisis Air Terproduksi di Water Treating Plant
Perusahaan Eksploitasi Minyak Bumi (Studi Kasus: PT XYZ). Weird
Science.12(2): 78-85
Noftaveri, Irfan. 2016. Evaluasi Kinerja Injeksi Air Menggunakan Analisa Fall-
Off Test dan Analisa Kualitas Air Menggunakan Metode Stiff-Davis di
Lapangan Selta. ISSN:2301-8097
Rubiandini, Rudi dan Budiarta Bagus. 1993. Basic Penanggulangan Limbah Pada
Industri Minyak dan Gas Bumi: PT PETRAKONSULINDO UTAMA
INDUSTRIAL TRAINING & CONSULTANTS
LAMPIRAN A
HASIL DAN TABEL ANALISA AIR INJEKSI
( )
( )
–
2. ( )
( )
( )
–
3. ( )
( )
( )
–
4. ( )
( )
( )
–
5. ( )
( )
( )
( )
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
9. Sumur Injeksi