Dokumen-1.C-SDN1 Pepedan - ISINE - OKE PDF
Dokumen-1.C-SDN1 Pepedan - ISINE - OKE PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum
baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pen-
didikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam ber-
diskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kuriku-
lum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan se-
jak tahun 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh
seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang
pendidikan.
Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis-
tem Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pen-
didikan memerlukan strategi tertentu, dan salah satu strategi pembangunan pen-
didikan nasional ini adalah ... “2. pengembangan dan pelaksanaan kurikulum ber-
basis kompetensi.”
Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur
bahwa ... “(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengem-
bangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan.” Selanjutnya di dalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kom-
petensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yanga telah disepa-
kati.”
Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan ada-
lah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pem-
belajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecer-
dasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran ter-
sebut diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pen-
didik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana
yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pela-
jaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pem-
belajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengem-
bangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan
KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu.
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan
makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini
mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan
nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta
didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi se-
bagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik
dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dina-
mika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub da-
lam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di In-
donesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya
tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan
yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus.
Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan peru-
bahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwuju-
dan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi peda-
gogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus diduduk-
kan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks
lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini menjadi prioritas dalam merancang
kurikulum untuk jenjang pendidikan dasar khususnya SD Negeri 1 Pepedan.
Oleh karena itu pendidikan di SD Negeri 1 Pepedan kurikulumnya bersifat
tematik-terpadu. Konsep kurikulum tematik-terpadu mencerminkan pertim-
bangan psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat memerlukan pe-
nanganan kurikuler yang sesuai dengan perkembangannya.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompe-
tensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara
yang dirinci menjadi 8 standar: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar
kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5)
standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pem-
biayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompe-
tensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Belajar untuk memahami dan menghayati.
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Adapun tujuan pengembangan Kurikulum 2013 menurut PP Nomor 19
Tahun 2005 yang disempurnakan dalam PP Nomor 32 Tahun 2013 bahwa tujuan
pengembangan kurikulum 2013 untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, dan efektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan ber-
mayarakat, berbangsa, bernegara pada peradaban dunia.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan
beban belajar. Struktur kurikulum SD Negeri 1 Pepedan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
Sebagai pembelajaran tematik-terpadu, angka jumlah jam pelajaran per
minggu untuk tiap matapelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian
kompetensi yang diharapkan.
Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya
dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah
kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal
yang berdiri sendiri. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah.
1. KOMPETENSI INTI
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia
tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompe-
tensi Dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang
sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
Sikap Indikator
4 Melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama.
5 Merayakan hari besar agama.
6 Melaksanakan ibadah tepat waktu.
Perilaku Ber- 1 Mengakui kebesaran Tuhan dalam menciptakan
sukur alam semesta.
2 Menjaga kelestarian alam, tidak merusak tana-
nam.
3 Tidak mengeluh.
4 Merasa gembira dalam segala hal.
5 Tidak berkecil hati dalam keadaannya.
6 Suka memberi atau menolong sesama.
7 Berterimakasih bila menerima pertolongan.
8 Menerima perbedaan karakteristik sebagai
anugerah Tuhan.
9 Menerima penugasan dengan sikap terbuka.
10 Berterimaksih atas pemberian orang lain.
Berdoa sebelum 1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
dan sesudah 2 Berdoa sebelum dan sesudah makan.
melakukan 3 Mengajak teman berdoa saat memulai kegiatan.
kegiatan 4 Mengingatkan teman untuk selalu berdoa.
Toleransi dalam 1 Menghargai perbedaan dalam beribadah.
beribadah 2 Menghormati teman yang berbeda agama.
3 Berteman tanpa membedakan agama.
4 Tidak mengganggu teman yang sedang beribadah.
5 Menghormati hari besar keagamaan lain.
6 Tidak menjelekan ajaran agama lain.
Sikap Indikator
7 Mengembalikan barang yang dipinjam atau
ditemukan.
8 Mengemukakan pendapat sesuai apa yang di-
yakininya walau berbeda dengan pendapat teman.
9 Mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang
dirasakan di sekolah.
10 Membuat laporan kegiatan kelas secara terbuka.
Disiplin 1 Mengikuti peraturan yang ada di sekolah.
2 Tertib dalam melaksanakan tugas.
3 Hadir di sekolah tepat waktu.
4 Masuk kelas tepat waktu.
5 Memakai pakaian seragam lengkap dan rapi.
6 Tertib menaati peraturan sekolah.
7 Melaksanakan piket kebersihan kelas.
8 Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat
waktu.
9 Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dengan baik.
10 Membagi waktu belajar dan bermain dengan baik.
11 Mengambil dan mengembalikan peralatan belajar
dan bermain dengan baik.
12 Tidak terlambat masuk kelas.
Tanggung Jawab 1 Menyelesaikan tugas yang diberikan.
2 Mengakui kesalahan.
3 Melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya
di kelas.
4 Melaksanakan peraturan sekolah dengan baik.
5 Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah/sekolah
dengan baik.
6 Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat
waktu.
7 Mengakui kesahan, tidak melemparkan kesalahan
pada teman.
8 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah.
9 Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah
dalam kelompok di kelas/sekolah.
10 Membuat laporan setelah selesai melakukan
kegiatan.
Santun 1 Menghormati orang dan menghormati cara bicara
yang tepat.
Sikap Indikator
2 Menghormati orang lain yang lebih tua.
3 Berbicara dan bertutur kata halus/tidak kasar.
4 Berpakaian rapi dan pantas.
5 Dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi
masalah, tidak marah-marah.
6 Mengucapkan salam ketika bertemu orang lain di
sekolah.
7 Menunjukkan wajah ramah, bersahabat dan tidak
cemberut.
8 Mengucapkan terimakasih apabila menerima
bantuan dalam bentuk jasa/barang dari orang lain.
Peduli 1 Ingin tahu dan ingin membantu teman yang
kesulitan dalam pembelajaran, perhatian pada
orang lain.
2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah.
3 Meminjamkan alat kepada teman yang tidak
membawa/memiliki.
4 Menolong teman yang mengalamai kesulitan.
5 Menjaga keasrian, keindahan, dan kebersihan
lingkungan sekolah.
6 Melerai teman yang berselisih.
7 Menjenguk teman atau pendidik yang sakit.
8 Menunjukkan pehatian terhadap kebersihan kelas
dan lingkungan sekolah.
Percaya Diri 1 Berani tampil di depan kelas.
2 Berani mengemukakann pendapat.
3 Berani mencoba hal baru.
4 Mengemukakan pendapat terhadap suatu topik
atau masalah.
5 Mengajukan diri menjadi ketua kelas atau pengu-
rus kelas lainnya.
6 Mengajukan diri untuk mengerjakan tugas atau
soal di papan tulis.
7 Mencoba hal-hal baru yang bermanfaat.
8 Mengungkapkann kritik nmembangun terhadap
karya orang lain.
9 Memberikan argumen yang kuat untuk memper-
tahankan pendapat.
2. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.
Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakter-
istik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masingmasing mata pela-
jaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan penge-
lompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
a. kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI1;
b. kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI2;
c. kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI3; dan
d. kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI4.
3. MUATAN PEMBELAJARAN
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD Negeri 1 Pepedan dilakukan
melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai
Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan
untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.
Pembelajaran tematik-terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.
4. MATA PELAJARAN
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang
terkecil. Untuk kurikulum SD Negeri 1 Pepedan organisasi Kompetensi Da-
sar kurikulum dilakukan melalui pendekatan terintegrasi (integrated curricu-
lum). Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Da-
sar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS
di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum
SD Negeri 1 Pepedan menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran
berkurang.
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas
dapat diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar
muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta
bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga
serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederha-
naan dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran.
Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang
tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta
Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan
psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum
dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran
Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pela-
jaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses
pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terin-
tegrasi dalam berbagai tema.
5. BEBAN BELAJAR
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.
a. Beban belajar di SD Negeri 1 Pepedan dinyatakan dalam jumlah jam
pelajaran per minggu.
1) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.
2) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.
3) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.
4) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pelajaran.
b. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu minggu efektif.
c. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
minggu efektif.
d. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu
minggu efektif.
dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Per-
aturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan
diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan
Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompe-
tensi dasar dam kompensi inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan
kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu.
Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedala-
man pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan
pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-mas-
ing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di
sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib
dan pilihan pada setiap satuan pendidikan.
a. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dikembangkan dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan:
1) Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pembinaan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam
sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah Swt.; dan
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),
menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta
mengembangkan budaya agama dalam kehidupan sebagai warga
masyarakat, warga negara, dan warga dunia.
c. Bahasa Indonesia
Tujuan
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2) Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
d. Matematika
Tujuan:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah, ter-
masuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke da-
lam mata pelajaran yang ada.
Mata Pelajaran Bahasa Jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kemam-
puan sebagai berikut:
a. Mengembangkan pengetahuan Bahasa Jawa (pengembangan logika)
b. Mengembangkan sikap positif dan nilai-nilai budi pekerti dalam konteks
budaya Jawa (pengembangan etika dan estetika).
c. Pengembangan keterampilan berbahasa Jawa (pengembangan
kinestetika)
d. Mengembangkan kecakapan hidup (life skill).
3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus di-
asuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kon-
disi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan sosial belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak
kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
a. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri:
1) Identifikasi
a) Daya dukung dan potensi.
b) Bakat dan minat siswa.
2) Pemetaan
a) Jenis layanan pengembangan diri.
b) Petugas yang melayani.
c) Siswa yang dilayani.
3) Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan
Program (Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
dikembangkan, Materi Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran,
Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar).
2) Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan
berbangsa dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan me-
lalui:
a) Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas
maupun di sekolah. Pembentukan karakter melalui pembiasaan
dalam kegiatan rutin di SD Negeri 1 Pepedan adalah sebagai
berikut:
Sholat berjamaah.
Upacara bendera setiap hari senin.
Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat
pendek dalam Al Qur’an.
Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum
masuk kelas.
3) Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengel-
ola pendidikan yang lain kepada siswanya.
a) Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga
sekolah.
4. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk
masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Negeri 1 Pepedan
kelas I (32 jam), II (34 jam), dan III (36 jam) sedangkan untuk kelas IV, V,
dan VI masing-masing (38 jam) setiap minggu.
Jam belajar SD Negeri 1 Pepedan adalah 35 menit. Proses pembela-
jaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembela-
jaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk
mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi.
5. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pen-
capaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semes-
ter, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah,
6. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai
suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0%
s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator ada-
lah 75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemam-
puan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan
kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kom-
pleksitas, esensial intake siswa, dan sarana prasarana. SD Negeri 1 Pepedan
menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai berikut:
b) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1), siswa dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan dasar setelah:
1) Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga
dan kesehatan.
3) Persentasi kehadiran minimal 75%
4) Lulus Ujian Sekolah
No Kelas Materi
3 IV-VI Personal:
Kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan
- Menjakankan perintah Tuhan YME dan meninggalkan
larangannya
- Tekun beribadah sesuai agamanya
- Toleransi antar umat beragama
Kesadaran diri sebagai anggota masyarakat
- Berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
- Menjaga kerukunan bertetangga
Kesadaran diri sebagai warga Negara
- Menjalankan kewajiban sebagai warga Negara
- Menjaga fasilitas umum
Kesadaran akan harga diri
- Mensyukuri kelebihan diri
- Menyadari kekurangan diri
Sosial:
Kecakapan berkomunikasi
- Menghargai orang lain yang sedang berbicara
- Berani menyampaikan ide/pendapat
- Berbicara dengan sopan
Kecakapan bekerjasama
- Terbuka bekerjasama dengan orang lain
- Menghargai pendapat orang lain
- Berfikir positif
BAB IV
STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI INTI,
DAN KOMPETENSI DASAR
BAB V
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU,
PENDEKATAN SAINTIFIK, PENILAIAN AUTENTIK DAN
PEMBELAJARAN BERBASIS MATA PELAJARAN
1. Penilaian Sikap
a. Observasi
b. Penilaian Diri
c. Penilaian Antarteman
d. Jurnal Catatan Guru
2. Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tulis
b. Tes Lisan
c. Penugasan
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
c. Penilaian Portopolio
BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN
Hari Minggu
Jumlah Hari
Jumlah Hari
Hari Belajar
Libur Akhir
Semester
Penyerahan
Hari Libur
Ramdhan/
Hari Raya
Mengikuti
PTS/UTS,
PAS/PAT
Jeda Smt
Semester
Upacara
Jml
Efektif
Efektif
Rapor
Libur
MOS
Bulan/Tahun
Hari
Juli 15 12 3 - - - - - 4 12 - 16 31
Agustus 27 26 - - - 1 - - 4 - - 4 31
GANJIL
2019
September 25 19 - 6 - - - - 5 - - 5 30
Oktober 27 25 - 4 - 2 - - 4 - - 4 31
November 26 21 - 3 1 1 - - 4 1 - 5 30
Desember 15 11 - - - - 1 11 5 2 - 18 31
JUMLAH 135 114 3 13 1 4 1 11 26 15 0 52 184
Januari 26 25 - - - - - - 4 1 - 5 31
Februari 24 23 - - - - - - 4 1 - 5 29
GENAP
2020
Maret 25 19 - 6 - - - - 5 1 - 6 31
April 25 15 - - 8 - - - 4 1 2 7 30
Mei 15 12 - - - - - - 4 4 3 11 31
Juni 17 8 - 8 - - 1 9 4 10 - 23 30
JUMLAH 132 102 0 14 8 0 1 9 25 18 5 57 182
Jml 1 Tahun
267 216 3 27 9 4 2 20 51 33 5 109 366
Pelajaran
KAMIS 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26
JUMAT 4 11 18 25 1 8 15 23 29 6 13 20 27
SABTU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28
KAMIS 2 9 16 23 30 6 13 20 27 5 12 19 26
JUMAT 3 10 17 24 31 7 14 21 28 6 13 20 27
SABTU 4 11 18 25 1 8 15 23 29 7 14 21 28
PAS/PAT
Perkiraan USBN
Perkiraan UN
Tahun Pelajaran 2020/2021
Penyerahan buku laporan hasil belajar
6 hari sekolah
BAB VII
PENUTUP
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Bu-
daya dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi
juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta
didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karak-
ter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di
sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran
maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar
sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur,
disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya perlu dim-
ulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di
masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada
akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan
pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah. Pem-
bentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui se-
rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi
pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif.
Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah melakukan penguatan da-
lam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (Kurikulum 2013), seperti menetapkan
visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus.
Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan
dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah
yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan
melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran
yang berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya
penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri mau-
pun budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupa-
kan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran
sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam
standar isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin
sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian.
Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini
perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-
sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang
selanjutnya diharapkan menghasilkan budaya sekolah.
LAMPIRAN – LAMPIRAN