Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BALONGAN
Jl. Raya Balongan No . 20 Kecamatan Balongan – Indramayu kode Pos 45285
HP. 087739671193 Email: puskesmasbalongansiap@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM PEMANTAUAN JENTIK BERKALA

A. PENDAHULUAN
Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Penyakit ini termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Aedes aegypti berperan dalam
penularan penyait ini, karena hidupnya di dalam dan di sekitar rumah, sedngkan aedes
albopictus di kebun, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia (depkes RI, 1992).
Timbulnya mendadak dan banyak mengakibatkan kematian bagi penderitanya, sehingga
tidak mengherankan bila adanya penyakit ini menimbukan keresahan bagi masyarakat.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersama di Asia, Afrika dan
Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenal dan dinamai pada 1779. Wabah besar global
dimulai di Asia Tenggara pada 1950an dan hingga 1975. Penyakit DBD muncul pertama kali
pada tahun 1953 di filipina, di Indonesia di laporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya
dengan jumlah kasus 58 orang, 14 di antaranya meninggal (CFR = 41,32).
Nyamuk aedes aegepty berkembangbiak di tempat penampungan air bersih seperti
bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain. Nyamuk ini mampu hidup
pada ketinggian sampai 1000m dari permukaan air laut, suka hidup di dataran rendah yang
berpenghuni padat. Dari telur hingga dewasa mencapai kurang lebih 12 hari. Menggigit
pada pagi dan sore hari. Jarak terbang maksimal 100 m. Nyamuk jantan hidup mencapai 30
hari yang betina mencapai 3 bulan. Nyamuk jantan menghisap sari buah-buahan, nyamuk
betina menghisap darah manusia untuk mematangkan telurnya.
Setelah nyamuk betina menggigit orang sakit DBD, 7 hari kemudian virus DBD
dalam tubuhnya telah matang dan siap ditularkan kepada orang lain melalui gigitannya.
Nyamuk betina infektif dapat menuarkan virus DBD seumur hidupnya.
Pemeriksaan jentik adalah pemeriksaan tempat - tempat perkembang biakan
nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak
mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot
kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu. Rumah bebas jentik adalah rumah
tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik
nyamuk.

B. LATAR BELAKANG
Penyakit DBD telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama
bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul sebagaiwabah untuk pertama kalinya di Surabaya
pada tahun 1968. Sampai saat ini DBD dilaporkan telah menyebar di daerah perkotaan ke
daerah pedesaan dan selama tahun1974 sampai 1982 di laporkan sebanyak 3500-7800
kasus dengan case fatality rate 3,9%. Penyebab penyakit ini ialah virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty sebagai faktor utama, disamping nyamuk
aedes albopictus.
Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Penyakit ini termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Aedes aegypti berperan dalam
penularan penyait ini, karena hidupnya di dalam dan di sekitar rumah, sedngkan aedes
albopictus di kebun, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia (depkes RI, 1992).
Timbulnya mendadak dan banyak mengakibatkan kematian bagi penderitanya, sehingga
tidak mengherankan bila adanya penyakit ini menimbukan keresahan bagi masyarakat.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersama di Asia, Afrika dan
Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenal dan dinamai pada 1779. Wabah besar global
dimulai di Asia Tenggara pada 1950an dan hingga 1975. Penyakit DBD muncul pertama kali
pada tahun 1953 di filipina, di Indonesia di laporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya
dengan jumlah kasus 58 orang, 14 di antaranya meninggal (CFR = 41,32).
Situasi ini perlu diatasi dengan segera agar indikator kinerja/target pengendalian
DBD yang tertuang dalam dokumen RPJMN yaitu IR DBD pada tahun 2014 adalah
51/100.000 penduduk, serta ABJ sebesar 95% dapat dicapai.
Target pengendalian DBD tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan
2010-2014 dan KEPMENKES 1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal yang
menguatkan pentingnya upaya pengendalian penyakit DBD di Indonesia hingga ketingkat
Kabupaten/Kota bahkan sampai ke desa. Melalui pelaksanaan program pengendalian
penyakit DBD diharapkan dapat berkontribusi menurunkan angka kesakitan, dan kematian
akibat penyakit menular di Indonesia.
Penyelidikan epidemiologi (PE) adalah kegiatan pencarian penderita DBD atau
tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal
penderita dan rumah/bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum dalam radius
sekurang-kurangnya 100 meter.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi rumah yang
menjadi sarang berkembangnya jentik nyamuk.

2. Tujuan Khusus :
a. Populasi nyamuk terkendali sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
b. Diperolehnya data yang akurat mengenai kondisi jentik di lingkungan
wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar.

D. TATA NILAI
Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan menerapkan tata nilai :
1. Tata nilai yang ditanamkan dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas adalah :
“Berorientasi Kepada Kepuasan Pelanggan”
a. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan
b. Disiplin
Mentaati peraturan yang ada berlaku di puskesmas
c. Komitmen
Loyalitas dan tanggung jawab terhadap organisasi
d. Kerjasama
Usaha bersama untuk mencapai tujuan
e. Profesional
Melaksanakan pekerjaan sesuai standar wewenangnya serta meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan secara dinamis
f. Fokus pada pelanggan
Berorientasi kepada kepentingan pasien dan memberikan pelayanan terbaik
g. Empati
Memberikan layanan dengan tulus, ramah dan sepenuh hati

2. Menerapkan 5S dalam melayani pasien yakni :


a. Senyum
b. Sapa
c. Salam
d. Sopan
e. Santun
E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Pemantauan Jentik Berkala Koordinasi bersama kader
Pendataan
Observasi dan Pengisian Checklist
Pencatatan

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN

Lintas
Kegiatan Lintas Sektor
No Pelaksana Program Program Ket
Pokok Terkait
terkait
1 Pemantauan - Analisa Data 1. Kepala Desa Sumber
Jentik - Menyusun Koordinasi Pembiayan
Berkala rencana kegiatan Kegiatan BOK
- Koordinasi LS yang akan
- Menentukan dilaksanakan
tempat dan waktu
pelaksanaan 2. Kader
kegiatan Melakukan
- Menyiapkan Form pendataan
laporan
- Membuat laporan
kegiatan

G. SASARAN
1. Masyarakat

H. JADWAL KEGIATAN

Bulan
No Kegiatan Sasaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemantauan Masyarakat √
Jentik
Berkala

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan sesuai dengan jadwal yang
ada dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.

J. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah ditetapkan dan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap dua bulan
sekali sesuai dengan jadwal rapat tinjauan manajemen Puskesmas Sungai Besar.

Anda mungkin juga menyukai