Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran lain di sekolah, memiliki

sasaran yang dikenal dengan afeksi, kognisi, dan psikomotor ( Annarino,

1980 ). Aspek kognisi ( thinking ) berkenaan dengan pengetahuan dan

penerapannya dalam kehidupan sehari hari. Aspek afeksi ( feeling )

meliputi peningkatan nilai nilai sosial dan pengembangan emosional.


Untuk mencapai tujuan Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan,

maka pemilihan metode mengajar untuk suatu proses belajar mengajar

merupakan hal yang perlu dipertimbangkan secara seksama. Penggunaan

metode yang tepat untuk suatu pengajaran pada suatu pokok bahasan

dalam pembelajaran akan dapat membuahkan hasil seperti apa yang

diharapkan. Perlu diingat bahwa suatu metode mengajar tidak selalu

sesuai untuk mencapai tujuan suatu pokok bahasan yang terdapat dalam

kurikulum Bahasa Indonesia.


Pemilihan suatu metode tertentu bergantung kepada beberapa

faktor yang antara lain adalah kemampuan guru untuk melihat tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini membutuhkan ketrampilan dan

pengalaman guru. Guru yang berpengalaman akan dapat memilih metode

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pengalaman tersebut bisa

didapat melalui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru sehari - hari

dan dengan menerapkan hasil hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Selain memperhatikan metode yang digunakan, guru juga

1
perlui memahami aspek psikis siswa. Dengan memahami aspek psikis

siswa, maka guru dapat memilih metode yang mana yang sesuai untuk

melaksanakan proses belajar mengajar ( PBM ). Atas pemahaman

tersebut, maka guru akan dapat melakukan pendekatan yang tepat sesuai

dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa seshingga suasana

pembelajaran akan membangkitkan semangat dan kegairahan siswa dalam

belajar.
Beberapa faktor psikis siswa yang sangat berpengaruh terhadap

kegiatan pembelajaran yaitu kesiapan, motivasi, dan perbedaan individu

(Bucher,1995). Motivasi sebagai salah satu aspek psikis merupakan

pendorong bagi seseorang untuk mewujudkan aspirasinya. Demikian pula

halnya dengan motivasi berprestasi pada siswa mempunyai arti penting

dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia. Oleh karena itu guru

Bahasa Indonesia perlu memilih pendekatan-pendekatan yang sesuai

dengan siapa yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar.


Dalam pelaksanaan pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, banyak

guru masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia

secara klasik dan monoton karena dalam pelaksanaan pembelajaran, guru

masih sering melakukan drill tanpa memperhatikan kondisi siswa. Guru

masih sering melakukan proses pembelajaran tanpa memperhatikan

metode yang digunakan sudah sesuai atau tidak dengan tujuan yang akan

tercapai. Masih banyak guru mengajar satu metode untuk babarapa sub

pokok bahasan. Kondisi tersebut semakin nyata karena guru kurang

memperhatikan motivasi siswa dalam mengkuti kegiatan belajar. Guru

2
selalu menganggap bahwa guru selalu antusias dengan materi yang

disajikan. Guru kurang mempertimbangkan apakah materi yang disajikan

dengan metode tertentu telah sesuai dengan motivasi siswa. Hal ini

terlihat dalam keseharian bahwa siswa dengan motivasi rendah hanya

akan bertindak sebagai pelengkap saja,dan tidak ikut aktif sepanjang

episode pembelajaran.Apabila hal ini dibiarkan secara terus

menerus,maka akan menyebabkan banyak siswa makin tidak menyukai

pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa tidak suka bukan karena meteri yang

disajikan, namun karena materi yang disajikan tidak dikemas dengan

menarik oleh guru dan tidak disesuaikan dengan kondisi siswa.


Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pemilihan metode dalam

pembelajaran memiliki makna penting sebagai salah satu dasar

pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan memperhatikan

kondisi psikis siswa, khususnya tingkat prestasi siswa pada sub pokok

bahasan tertentu dalam Bahasa Indonesia. Suatu metode yang efektif

untuk sub pokok bahasan tertentu belum tentu sesuai dengan untuk sub

pokok bahasan lain, apalagi bila dikaitkan dengan prestasi siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia . Hal tersebut

memunculkan pertanyaan apakah suatu metode dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia dan motivasi memiliki pengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Berpijak dari pertanyaan tersebut, maka dirasa perlu untuk

dilakukan penelitian tindakan dengan judul : “ Upaya Meningkatkan

Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Model

3
Pembelajaran Dengan Modul Kelas V SDN Pamangong

Kec.Lenangguar Tahun Pelajaran 2011-2012.“

B. Identifikasi Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN

Pamangong Kec. Lenangguar selama ini belum menunjukkan hasil yang

diharapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.


Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa kelas V

SDN Pamangong Kec. Lenangguar dapat diklasifikasikan menjadi dua

kategori, yakni faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal

dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu faktor-faktor fisiologis dan faktor-

faktor psikologis, sedangkan faktor-faktor eksternal juga dibagi menjadi

dua kelompok yaitu, faktor faktor sosial dan faktor-faktor nonsosial.

Faktor internal meliputi faktor fisiologis dalam konteks ini meliputi

kondisi tubuh dan kemampuan pancaindra seorang pembelajar, sedangkan

faktor psikologis dalam konteks ini menyangkut kondisi kejiwaan

seseorang.
Faktor eksternal meliputi faktor sosial yang dimaksud adalah

semua faktor yang melibatkan unsur manusia di luar diri seorang

pembelajar. Faktor-faktor tersebut meliputi unsur guru, keluarga dan

lingkungan masyarakat. Faktor nonsosial menyangkut segala faktor yang

bukan manusia, baik yang bersifat materiil maupun non materiil. Faktor-

faktor non sosial yang mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran

antara lain meliputi masalah kurikulum, bahan dan sumber belajar,

metode, media pembelajaran, sistem evaluasi, sarana dan prasarana, serta

sistem administrasi yang dijalankan di sekolah.

4
C. Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikuit :

1. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia

siswa kelas V SDN Pamangong Kec. Lenangguar melalui penerapan

model pembelajaran dengan modul tahun pelajaran 2011-2012 ?

2. Apakah penerapan model pembelajaran dengan modul efektif dalam

meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas V SDN

Pamangong Kec. Lenangguar tahun pelajaran 2011-2012 ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Peningkatan motivasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN

Pamangong Kec. Lenangguar melalui penerapan model pembelajaran

dengan modul tahun pelajaran 2011-2012.


2. Efektivitas penerapan model pembelajaran dengan modul dalam

meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas V SDN

Pamangong Kec. Lenangguar Tahun pelajaran 2011-2012 .

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

siswa, guru, dan sekolah sebagai berikut :

1. Bagi siswa ;

5
a) Penerapan model pembelajaran dengan modul memberikan

pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap

peningkatan belajarnya.

b) Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran adalah

dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, karena itu

keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa.

c) Di samping itu, melalui penelitian ini siswa terlatih untuk dapat

memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah dan siswa

didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam

pembelajaran.

2. Bagi guru ;

a) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

profesional, dan pembelajaran melalui model pembelajaran

dengan modul menjadi alternative pembelajaran Bahasa Indonesia

untuk meningkatkan prestasi siswa.

b) Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan

tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran

c) Guru mempunyai kemampuan dalam merancang model

pembelajaran dengan modul yang merupakan hal baru bagi guru,

dan menerapkannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia .

Dengan penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan

memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa

6
juga meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna,

menyenangkan, dan mempunyai daya tarik.

d) Di samping itu penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru

dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas

pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK.

3. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam

upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dan

meningkatkan motivasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang

baik antar guru dan antara guru dengan kepala sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Sardiman (1988) menyatakan bahwa motivasi itu berawal dari

kata motif, dimana kata motif itu di artikan sebagai daya upaya

7
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat di

katakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

melakukan aktifitas-aktifis tertentu demi mencapai suatu tujuan.,

Maka Motivasi dapat di artikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif.

Menurut Mc.Donald dalam Sardiman (1988:73) motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald ini

mengandung tiga elemen penting.

1. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia.


2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-

persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan

tingkah laku manusia.


3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni

tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi

kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur

yang lain, dalam hal ini adalah tujuan yang menyangkut soal

kebutuhan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa

motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan

menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri

8
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,

perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan

sesuatu. Semua itu karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan.


Menurut Karti, dkk (2003) motivasi berasal dari kata motif

yaitu keadaan dalam diri seseorang yang mendorong melakukan suatu

kegiatan untuk mencapai stujuan. Motivasi diartikan sebagai suatu

kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat

mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan dalam

rangka memenuhi kebutuhannya.


Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan dan

dorongan yang ada di dalam diri siswa. Seseorang akan terdorong

untuk melakukan sesuatu bila dirasakan kebutuhan yang ada pada

dirinya menuntut pemenuhan. Selama kebutuhan tersebut belum,

terpenuhi maka selama itu pula yang bersangkutan belum merasa

adanya kepuasan pada dirinya. Rasa belum puas inilah yang

senantiasa mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan

sesuatu. Kekuatan daya dorong itu akan hilang bila sekiranya yang

bersangkutan telah menjadi puas karena kebutuhannya telah terpenuhi

rasa ketidak puasan tersebut akan menimbulkan suasana tidak

seimbang dalam batin seseorang, sehingga yang bersangkutan merasa

terpanggil untuk memperoleh atau mencapai keseimbangan dalam

dirinya.
Karti, dkk (2003). Motivasi di dalam kelas dapat berfungsi

sebagai sebilah pisau bermata dua, artinya disuatu sisi dapat

berpengaruh terhadap peristiwa belajar sendiri, sedangkan di sisi lain

9
dapat berfungsi dalam urusan pengelolaan kelas. Dalam urusan belajar

(pembelajaran) motivasi dapat menggalakkan rasa ingin tahu

(coriousity drive) rasa ingin memahami dan berhasil (competenci

drive) dan rasa kerja sama para siswa. Hakikat pengelolaan kelas tidak

lain adalah menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses

belajar.
Dari beberapa uraian di atas dalam proses belajar mengajar

maka motivasi berfungsi untuk:

a. Menyediakan kondisi yang optimal bagi

terjadinya optimal.

b. Menggiatkan semangat belajar siswa.

c. Menimbulkan atau menggugah minat siswa

agar mau belajar .

d. Mengiatkan perhatian siswa agar senantiasa

terikat pada kegiatan belajar.

e. Membantu siswa agar mampu menemukan

serta memilih jalan atau tingkah laku yang sesuai untuk

mendukung pencapaian tujuan belajar maupun tujuan hidupnya

jangka panjang.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan

sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan

atau menggelakkan perasaan tidak suka. Jadi motivasi itu adalah

10
tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar

itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada

beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk

belajar. Jadi motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang

bersifat non-intelektual (Sardiman : 2003).

2. Macam – Macam Motivasi

Motivasi dibagi dalam beberapa macam, Sardiman (2003) yakni

sebagai berikut:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1. Motif-motif bawaan

Motif bawaan merupakan motif yang dibawa sejak lahir, jadi

motivasi itu ada tanpa dipelajari.

2. Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari.

a. Motivasi menurut pembagian dari Woordworth dan Marquis

1. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan

untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan

kebutuhan untuk istirahat.

11
2. Motif-motif darurat, yang termasuk dalam motif ini antara

lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untk

membLuk Karya, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya

motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.

3. Motif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan

untuk melakukan eksplorasi, melakukakn manifulasi untuk

menaruh minat

b. Motivasi jasmania dan rohania

Motivasi jasmani seperti misalnya: reflex, insting otomatis,

nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohania adalah

kemauan.

c. Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik

1. Motivasi Instrinsik

Merupakan motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi Ekstrinsik

Merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar. Perlu ditegaskan, bukan

12
berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak

penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting.

Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis,

berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen

lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang

menarik bagi sisiwa, sehingga diperlukan motivasi

ekstrinsik.

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Fungsi motivasi dalam belajar dibagi menjadi tiga yaitu

sebagai berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan

c. Menyeleksi perbuatan

Fungsi motivasi yang pertama yaitu mendorong manusia untuk

berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi,

maksunya bahwa motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak

dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Fungsi yang kedua yaitu

menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

13
Fungsi yang ketiga yaitu menyeleksi perbuatan, yakni

menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang

serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa

yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan

melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya

untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak sesuai dengan

tujuan.

Berdasarkan fungsi motivasi tersebut, maka sesungguhnya

motivasi memiliki peranan yang sangat besar dalam kegiatan belajar.

Motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Dengan demikian motivasi itu

mempengaruhi adanya kegiatan. Di samping itu motivasi dapat

berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seorang

siswa melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan

terutama didasari adanya motivasi, maka seorang siswa yang belajar

itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu

perbuatan atau tindakan. Perbuatan belajar pada siswa terjadi karena

adanya motivasi untuk melakukan perbuatan belajar.

Jadi motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang

bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas dan dapat

14
menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.

Motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan

belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang

disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki

oleh siswa.

Pengajaran yang bermotivasi membentuk aktivitas dan

imaginitas pada guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari

cara-cara yang sesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara

motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa

pada akhirnya memiliki (self motivation) yang baik.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Bahasa

Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan

bermacam makna. Ada bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa cinta,

bahasa pokem, bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, serta

berbagai ungkapan lain yang disandingkan dengan kata bahasa.

15
Pengertian bahasa mnurut beberapa ahli yang dikutif dari ( Haerudin

dkk 2007 ) sebagai berikut :

a) Bahasa adalah sebuah simbul bunyi yang arbiter yang digunakan

untuk komunikasi manusia ( Wardhaugh, 1972 ).

b) Bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan

atau perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda suara,

gerak, atau tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna

yang di pahami ( Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981 ).

c) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan

oleh para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan

mengidentifikasi diri ( Kentjono, Ed, 1984:2 ).

d) Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara

bersama-sama membentuk budaya manusia ( Halliday dan Hasan,

1991 ).

Rumusan tersebut di atas mencerminkan minat dan sudut pandang

para ahli.

2. Tujuan Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai tujuan untuk

mengembangkan kemampuan siswa sebagai berikut:

a) Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan

fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif

16
b) Siswa menghargai dan membanggakan baha Indonesia sebagai

bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara

c) Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia

untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan

emosional dan kematangan sosial. (Nasution, 1986)

3. Fungsi Bahasa Indonesia

Pendidikan Bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana

pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa dan sarana untuk

meningkatkan pengetahuan serta keterampilan siswa untuk meraih dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, pengembangan budaya

dan seni melalui khazanah kesastraan Indonesia.

C. Model Pembelajaran dengan Modul

1. Pengertian

Russel (dalam Mainuddin dan Gunawan, 1980) menyatakan

bahwa modul adalah suatu paket pembelajaran yang membicarakan

satu satuan konsep tunggal mata pelajaran. Hal ini dalam usaha untuk

mengindividualisasikan belajar dengan memberi kemampuan siswa

menguasai satu unit isi sebelum pindah ke unit yang lain.

Metode pembelajaran dengan modul merupakan salah satu

bentuk dari bentuk-bentuk belajar mandiri. Sagala (2006)

mengemukakan ada empat bentuk belajar mandiri yaitu : (1) self

instruction semacam modul, (2) independent study, (3) individualized

17
prescribed instruction, dan (4) self package learning. Russel (dalam

Mainuddin dan Gunawan, 1980) mengemukakan 8 karakteristik

umum modul, yaitu :

a. Self contained, atau self instructional packages. Modul itu

merupakan satuan paket bahan pelajaran yang lengkap untuk

belajar sendiri.

b. Memperhitungkan perbedaan individu. Siswa bebas menentukan

sendiri proses belajarnya.

c. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara eksplisit dan spesifik

dalam perumusan tingkah laku yang bisa diukur.

d. Adanya asosiasi, struktur dan urutan yang disajikan. Ide-ide dasar

disajikan lebih dulu.

e. Pemakaian bermacam-macam media.

f. Partisipasi aktif siswa. Siswa belajar sendiri dari modul.

g. Reinforcement langsung. Dalam modul, reinforcement segera

didapat setelah siswa menunjukkan respon yang disetujui.

Komponen modul yang pernah dikembangkan oleh Proyek

Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) meliputi : petunjuk guru,

lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, kunci jawaban untuk

lembar kerja, lembar penilaian/tes, dan kunci jawaban untuk lembar

tes.

2. Tujuan

Metode pembelajaran dengan modul bertujuan :

18
a. Agar siswa aktif belajar secara mandiri.

b. Agar siswa terbiasa mengontrol kecepatan dan mengevaluasi

belajarnya sendiri.

c. Memberi reinforcement secepatnya setelah siswa selesai

mengerjakan materi modul dengan memperbolehkan pindah ke

modul berikutnya. Penguatan ini memotivasi siswa untuk

mengulang kembali perbuatan belajarnya yang baik itu.

d. Melatih disiplin, taat peraturan dan petunjuk yang ada, serta

melatih kebiasaan mengoreksi diri sendiri dan kejujuran.

3. Mapin Kebakan Penggunaan Metode Pembelajaran dengan

Modul

Mapin Kebakan guru adalah :

a. Siswa dapat belajar lebih aktif dan mandiri (CBSA)

b. Siswa dapat menyesuaikan diri dengan keunikan cara belajarnya

masing-masing.

c. Siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan perbedaan

kemampuan, potensi dan kecepatan belajar masing-masing.

d. Dimungkinkan untuk mendukung modul digunakan multi media,

seperti ; audio visual, internet, web, dan sebagainya sehingga

perbedaan-perbedaan dan keunikan individu dapat diakomodasi.

e. Dengan metode pembelajaran dengan modul mutu proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

19
f. Dapat mengatasi kekurangan guru, dan mengatasi persoalan

jauhnya tempat tinggal siswa dari kampus.

4. Kekuatan dan Kelemahan Metode Pembelajaran dengan Modul

a. Kekuatan Metode Pembelajaran dengan Modul

1) Ratio guru dan siswa dapat ditingkatkan menjadi sekitar 1 :

200, padahal dengan sistem biasa ratio tersebut adalah 1 : 40

2) Siswa aktif belajar secara mandiri.

3) Meningkatkan kualitas hasil belajar, karena siswa yang belum

mencapai mastery learning 80% harus mengkaji ulang materi

modul dan tes.

4) Siswa termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh

untuk segera menyelesaikan modul yang ditargetkan.

b. Kelemahan Metode Pembelajaran dengan Modul

1) Ikatan kelas renggang, belajar bersama berkurang, padahal

motivasi belajar dipengaruhi pula oleh kebersamaan.

2) Aspek estetis dan etis kurang diperhatikan.

3) Kesulitan dalam menulis modul. Modul yang baik menuntut

keahlian, keterampilan dan pengalaman.

4) Pembelajaran dengan modul umumnya kurang memperhatikan

aspek perasaan. Manusia dianggap sebagai mesin yang reaktif

terhadap stimulus (modul) yang disajikan padanya.

5) Cenderung untuk memuat materi yang banyak dalam modul,

sehingga memberatkan siswa.

20
6) Modul menuntut siswa pintar membaca dengan pemahaman,

hal ini menjadi hambatan bagi siswa yang kurang trampil

membaca.

5. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Pembelajaran dengan

Modul

a) Perlu dibuat modul yang penguasaannya dilakukan melalui diskusi

atau kerja kelompok.

b) Modul harus disusun oleh orang yang selain ahli dibidang mata

kuliah juga berpengalaman dalam menulis modul.

c) Materi harus disusun berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai

yang telah dirumuskan dalam silabus mata kuliah.

d) Bahasa yang digunakan hendaknya bahasa baku, yaitu Bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Disamping itu tingkat kesukaran

bahasa perlu disesuaikan dengan umur dan pengetahuan siswa.

6. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Modul

a. Kegiatan Persiapan

1) Guru menyiapkan modul yang akan dipelajari oleh siswa dan

berbagai media pendukungnya. Untuk ini guru harus

mempunyai arsip nomor atau judul modul yang telah

diselesaikan siswa.

21
2) Guru membaca modul yang akan diajarkan agar isi modul

dikuasai sehingga kalau nanti ada siswa bertanya dapat

memberi penjelasan. Disamping itu guru juga perlu

menyiapkan pertanyaan apersepsi.

b. Kegiatan Pelaksanaan

1) Kegiatan Pembukaan

a) Guru menanyakan isi materi modul yang telah diselesaikan

(apersepsi).

b) Guru memotivasi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan atau

cerita anekdot yang berkaitan dengan materi modul yang

akan dipelajari.

c) Karena tujuan pembelajaran telah ditulis dalam modul,

maka dalam acuan ini guru cukup memberi petunjuk untuk

membaca tujuan pembelajaran yang ada dalam modul,

begitu pula halnya dengan petunjuk cara pengerjaan modul.

2) Kegiatan Inti

a) Guru meminta siswa menyiapkan dan mempelajari modul.

b) Guru mengawasi kegiatan belajar siswa.

c) Guru sebagai fasilitator membantu siswa memecahkan

kesulitan belajar, pengarah diskusi (jika diperlukan).

d) Menentukan langkah selanjutnya setelah siswa

menyelesaikan modulnya, misalnya memberi modul

pengayaan bagi siswa yang telah mencapai belajar tuntas

22
80%, dan meminta siswa mempelajari lagi modul jika hasil

tes formatif kurang dari 80%.

3) Kegiatan Penutup

a) Memberi kesempatan siswa membuat rangkuman pokok-

pokok materi yang dipelajari dari modul.

b) Evaluasi telah dilaksanakan sewaktu mempelajari modul.

Karena itu guru tidak melakukan evaluasi lagi.

c) Tindak lanjut, berupa PR baik mengerjakan soal-soal dari

buku yang ada ataupun membuat rangkuman dari buku

yang dibacanya.

B. Hipotesis Tindakan
Dari uraian tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


1. Motivasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Pamangong

Kec. Lenangguar dapat ditingkatkan melalui penerapan model

pembelajaran dengan modul Tahun pelajaran 2011-2012.

23
2. Penerapan model pembelajaran dengan modul efektif dapat

meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN

Pamangong Kec. Lenangguar Tahun pelajaran 2011-2012.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kemampuan meningkatkan prestasi

siwa dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Pamangong Kec.

Lenangguar.

24
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa kelas V

SDN Pamangong Kec. Lenangguar motivasi belajarnya dalam pelajaran

Bahasa Indonesia masih kurang. Siswa merasa kesulitan dalam belajar

sehingga siswa kurang respon terhadap pembelajaran di kelas.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang

dilakukan secara bertahap-tahap sampai mendapatkan hasil yang

diinginkan. Jumlah dan siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

TABEL 3.1
JUMLAH DAN NAMA SISWA KELAS V
SDN PAMANGONG KEC. LENANGGUAR
TAHUN PELAJARAN 2011-2012

No Nama Siswa L/P Keterangan

1 Alif Alfat Albar L


2 Sahrullah L
3 Ilham Unru L
4 Muhammad Zulfi Ramdani L
5 Rizna Gelbi Perimata Hati P
6 Wilda Lestiari P
7 Sopia Maharani P
8 Fahira Mulya Putri P
9 Anti Yostika P

Sumber Data : Dokumen SDN Pamangong Kec. Lenangguar Tahun

2011-2012.

B. Setting Penelitian

1. PTK akan dilakukan pada siswa kelas Kelas V SDN Pamangong Kec.

Lenangguar Tahun Pelajaran 2011-2012.

2. Kelas V SDN Pamangong Kec. Lenangguar terdiri dari 6 kelas.

25
3. PTK dilakukan pada siswa kelas V, dengan jumlah siswa terdiri dari 9

orang ( L = 4 orang dan P = 5 orang ).

C. Rancangan Penelitian

1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus

2. Kegiatan dilaksanakan dalam Semester ganjil tahun pelajaran 2011-

2012.

3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 09

September sampai dengan 14 Oktober 2011.

Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang

meliputi ; (a) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menurut

( Arikunto,Suharsimi,2007;74 ) adalah seperti gambar berikut :

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


tindakan I tindakan I

Permasalahan baru
Pengamatan/
hasil refleksi Refleksi
pengumpulan
data I

Perencanaan Pelaksanaan
tindakan II Tindakan II

Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Pengamatan
Refleksi II
/pengumpulan
data II

26
Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya

Gambar : 3.1 Alur Penelitian Tindakan kelas

1. Perencanaan

Tahapan ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana

tindakan tersebut dilakukan.

Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang

berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan

antara keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru

yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati

proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur

subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang

dilakukan.

2. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan tindakan tersebut tentu saja

sebelumnya telah dilatih kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk

dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario

dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.

3. Pengamatan atau observasi

27
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat

pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

berjalan, jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Pada tahap ini peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai

peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang

diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format

observasi / penilaian yang telah tersusun, termasuk juga pengmatan

secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu

serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

4. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,

kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan

berikutnya.

Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan

penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.

Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses

pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan:

perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang shingga

permasalahan dapat teratasi.

D. Variabel Penelitian

28
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang akan diteliti

adalah peningkatan motivasi belajar siswa pelajaran Bahasa Indonesia

melalui penerapan model pembelajaran dengan modul kelas V SDN

Pamangong Kec. Lenangguar. Variabel tersebut dapat dituliskan kembali

sebagai berikut :

Variabel Harapan : Peningkatan motivasi belajar siswa pelajaran

Bahasa Indonesia .

Variabel Tindakan : Penerapan model pembelajaran dengan modul.

Adapun indikator yang akan diteliti dalam variabel harapan terdiri dari:

1. Kemampuan meningkatkan prestasi siswa pelajaran Bahasa Indonesia

2. Kemampuan siswa dalam meningkatkan prestasi siswa pelajaran

Bahasa Indonesia melalui metode pembelajaran dengan modul.

3. Keefektifan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan

pembelajaran dengan modul.

Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas perencanaan

2. Kualitas perangkat observasi

3. Kualitas operasional tindakan

4. Kesesuaian perencanaan dengan tindakan kelas

5. Kesesuaian teknik yang digunakan meningkatkan prestasi siswa

pelajaran Bahasa Indonesia .

6. Tingkat efektifitas pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan

pembelajaran dengan modul.

29
7. Kemampuan siswa dan guru dalam menerapkan metode pembelajaran

dengan modul.

E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data :

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu :

1 Siswa : Diperoleh data tentang peningkatan motivasi

belajar siswa pelajaran Bahasa Indonesia .


2 Guru : Diperoleh data tentang penerapan metode

pembelajaran dengan modul.

2. Teknik Pengumpulan Data :

Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah

menggunakan observasi dan tes.

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus

dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan motivasi belajar

siswa apabila 85% siswa ( kelas yang diteliti ) telah mencapai ketuntasan

dengan standar ideal 75. Jika peningkatan tersebut dapat dicapai pada

tahap siklus 1 dan 2, maka siklus selanjutnya tidak akan dilaksanakan

karena tindakan kelas yang dilakukan sudah dinilai efektif sesuai dengan

harapan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ).

G. Teknik Analisis Data

30
Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;

1. Kuantitatif

Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya

peningkatan motivasi belajar siswa pelajaran Bahasa Indonesia

dengan menerapkan model pembelajaran dengan modul dengan

menggunakan prosentase ( % ).

2. Kualitatif

Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan

gambaran hasil penelitian secara ; reduksi data, sajian deskriptif, dan

penarikan simpulan.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut disajikan rencanakan kegiatan penelitian yang akan

dilaksanakan mulai tanggal, 09 September sampai dengan 14 Oktober

2011 ( 6 Minggu efektif ) yang dibuat dalam bentuk gambar diagram

( Gant Chart ) sebagai berikut :

TABEL 3.2
JADWAL PELAKSAAN PENELITIAN
Waktu ( Minggu ) ke,...
N0 Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan X
Menyusun Konsep X
Pelaksanaan

31
Menyepakati Jadwal X
dan Tugas
Menyusun Instrumen X
2 Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan X
alat
Melakukan Tindakan X X
Siklus I
Melakukan Tindakan X X
Siklus II
Melakukan Tindakan X X
Siklus III
3 Menyusun Laporan
Menyusun Konsep X X
Laporan
Perbaikan Laporan X
Penggandaan Hasil X
Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Penelitian ini menggunakan pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran dengan modul.

Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia adalah menerapkan metode

32
pembelajaran dengan modul untuk meningkatkan motivasi belajar

Bahasa Indonesia. Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak

sebagai guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menyusun instrumen pembelajaran

b) Menyusun Instrumen Monitoring

c) Sosialisasi kepada siswa

d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran

e) Melakukan refleksi

f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar

refleksi siklus pertama

g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua

h) Melakukan Observasi

i) Melakukan refleksi pada siklus kedua

j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar

refleksi siklus kedua

k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga

l) Melakukan Observasi

m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga

n) Menyusun laporan

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang

terdiri dari enam kali pertemuan.

33
Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 35

menit. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 09 s.d 16 September

2011 dan siklus kedua pada tanggal 23 s.d 30 September 2011, dan

siklus ke tiga 07 s.d 14 Oktober 2011. Penelitian tindakan kelas

dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembelajaran dan

skenario pembelajaran.

SIKLUS 1

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal

tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain

itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolaan pembelajaran.

b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 09 s.d 16 September 2011 di

SDN Pamangong Kec. Lenangguar dengan jumlah siswa 9 orang.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar

siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui

34
tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang

telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I. adalah

seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.1 :
Distribusi Hasil Tes Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Menggunakan Metode Pembelajaran dengan Modul pada
Siklus I
Keterangan
No NAMA SISWA L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Alif Alfat Albar L 70 √ √
2 Sahrullah L 70 √ √
3 Ilham Unru L 60 √
4 Muhammad Zulfi Ramdani L 60 √
5 Rizna Gelbi Perimata Hati P 65 √
6 Wilda Lestiari P 60 √
7 Sopia Maharani P 60 √
8 Fahira Mulya Putri P 75 √
9 Anti Yostika P 60 √
Jumlah Total 9 580 -
-
orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor Maksimum Kelas - 900 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 3 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 6 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa penerapan

metode pembelajaran dengan modul diperoleh nilai rata-rata

motivasi belajar siswa untuk pelajaran Bahasa Indonesia adalah

64,44 % atau ada 3 siswa dari 9 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

35
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal

siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥

65 hanya sebesar 33,33 % lebih kecil dari persentase ketuntasan

yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena

siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang

dimaksudkan dan digunakan guru dengan menggunakan metode

pembelajaran dengan modul.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh

informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

(1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

(2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

(3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran

berlangsung.

d) Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini

masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk

dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih

jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana

siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan

yang akan dilakukan.

36
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan

memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

SIKLUS II

a) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes

formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 23 s.d 30 September 2011 di

SDN Pamangong Kec. Lenangguar tahun pelajaran 2011-2012.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

37
Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data

hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut;

Tabel 4. 2 :
Destribusi Hasil Tes Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Menggunakan Metode Pembelajaran dengan Modul pada
Siklus II
Keterangan
No NAMA SISWA L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Alif Alfat Albar L 80 √
2 Sahrullah L 80 √
3 Ilham Unru L 60 √
4 Muhammad Zulfi Ramdani L 70 √
5 Rizna Gelbi Perimata Hati P 60 √
6 Wilda Lestiari P 75 √
7 Sopia Maharani P 60 √
8 Fahira Mulya Putri P 80 √
9 Anti Yostika P 70 √
Jumlah Total 9 635 -
-
orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor Maksimum Kelas - 900 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 6 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 3 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata motivasi belajar

siswa pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70,60 % dan ketuntasan

belajar mencapai 66,67 % atau ada 6 siswa dari 9 siswa sudah

tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini

ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan

cukup lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar

38
siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa

juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan

guru dalam menerapkan metode pembelajaran dengan modul.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan

konsep

3) Pengelolaan waktu

d) Revisi Pelaksanaaan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih

terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk

dilaksanakan pada siklus III antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat

siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar

berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada

perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan

pendapat atau bertanya.

39
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga

kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan

memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada

setiap kegiatan belajar mengajar.

SIKLUS III

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes

formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 07 s.d 14 Oktober 2011 di SDN

Pamangong Kec. Lenangguar tahun pelajaran 2011-2012 dengan

jumlah siswa 9 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada

40
siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data

hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut ;

Tabel 4.3 :
Destribusi Hasil Tes Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan Metode Pembelajaran dengan Modul pada
Siklus III
Keterangan
No NAMA SISWA L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Alif Alfat Albar L 90 √
2 Sahrullah L 85 √
3 Ilham Unru L 70 √
4 Muhammad Zulfi Ramdani L 70 √
5 Rizna Gelbi Perimata Hati P 75 √
6 Wilda Lestiari P 75 √
7 Sopia Maharani P 70 √
8 Fahira Mulya Putri P 90 √
9 Anti Yostika P 80 √
Jumlah Total 9 705 -
-
orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor Maksimum Kelas - 900 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 9 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : - Orang

Klasikal : Sudah Tuntas.

41
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes

formatif pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 78,83 % secara

klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100 %

( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil

belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan

kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran

dengan modul, sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan

pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam

memahami materi yang telah diberikan. Di samping itu

ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa yang

telah menguasai materi pelajaran untuk mengajari temannya yang

belum menguasai.

c) Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana

dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses

belajar mengajar dengan penerapan metode pembelajaran dengan

modul. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai

berikut:

(1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan

semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa

aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya

untuk masing-masing aspek cukup besar.

42
(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa

aktif selama proses belajar berlangsung.

(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

(4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d) Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode

pembelajaran dengan modul dengan baik, dan dilihat dari

aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar

mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan

revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk

tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada

pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan

metode pembelajaran dengan modul, dapat meningkatkan proses

belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

43
B. Analisis Hasil Kegiatan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3

menunjukkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4 :
Analisis Hasil Tes Tentang Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menggunakan Metode Pembelajaran dengan Modul sebelum dan
sesudah diberi tindakan.
Skor sebelum Skor setelah Skor setelah
No Responden Tindakan Tindakan 1 Tindakan 2
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Alif Alfat Albar 70 80 90
2 Sahrullah 70 80 85
3 Ilham Unru 60 60 70
4 Muhammad Zulfi Ramdani 60 70 70
5 Rizna Gelbi Perimata Hati 65 60 75
6 Wilda Lestiari 60 75 75
7 Sopia Maharani 60 60 70
8 Fahira Mulya Putri 75 80 90
9 Anti Yostika 60 70 80
Jumlah Total 580 635 705
Skor Maksimum Individu 100 100 100
Skor Maksimum Kelas 900 900 900

Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

1. Pencapaian Prestasi siswa melalui penerapan Metode Pembelajaran

dengan Modul sebelum dan sesudah diberi tindakan sebelum diberi

tindakan

= 580 x 100% = 64,44%


900

44
2. Pencapaian peningkatan prestasi siswa melalui penerapan Metode

Pembelajaran dengan Modul sebelum dan sesudah diberi tindakan

setelah diberi tindakan

= 635 x 100% = 70,60%


900

3. Pencapaian peningkatan prestasi siswa melalui penerapan Metode

Pembelajaran dengan Modul sebelum dan sesudah diberi tindakan

setelah diberi tindakan, pengelompokan siswa berdasarkan

kemampuan akademik

= 705 x 100% = 78,83 %.


900

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

A. Terjadi peningkatan prestasi setelah diberi tindakan yaitu terjadi

64,44 % menjadi 70,60 % ada kenaikan sebesar = 6,16 %

B. Dari sebelum tindakan ( siklus 1 ) dan setelah tindakan sampai

dengan ( siklus 3 ) 64,44 % menjadi 70,60%, dan dari ( siklus 2 )

ke ( siklus 3 ) juga ada peningkatan sebanyak 78,83 % - 70,60%

= 8,23 %.

C. Rata – rata siswa sebelum diberi tindakan naik 33,33 % menjadi

100 %.

45
Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil dapat

dikatakan sebagai berikut :

a. Siklus pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan metode

pembelajaran dengan modul belum berhasil karena dalam

pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan

mengganggu siswa lain;

b. Model Pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran

dengan modul dalam hal peningkatan prestasi belum tampak,

sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.

c. Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan adalah

pembelajaran dengan metode pembelajaran dengan modul yang baru

mereka laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam

menerapkannya.

d. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya

pada pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar - mengajar

berjalan baik, semua siswa aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik

penilaian proses, seluruh siswa langsung aktif belajar.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penerapan model pembelajaran dengan metode pembelajaran dengan

46
modul memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan guru ( ketuntasan belajar

meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu; 64,44% ; 70,60% ; 78,83%.

Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran dengan metode pembelajaran dengan modul

dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif

terhadap motivasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus

mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan

pembelajaran dengan metode pembelajaran dengan modul yang paling

dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media,

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar

siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas

siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran dengan modul dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas

47
guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati

siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan,

memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk

aktivitas di atas cukup besar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka hasil belajar siswa

untuk pelajaran Bahasa Indonesia menerapkan metode pembelajaran

dengan modul hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan

pertama dari 9 orang siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan

nilai rata rata mencapai ; 64,44% ; 70,60% ; 78,83 %.

Dari analisis data di atas bahwa pembelajaran dengan metode

pembelajaran berpikir melalui pertanyaan diterapkan pada pembelajaran

Bahasa Indonesia kelas V yang berarti proses kegiatan belajar mengajar

lebih berhasil dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya

pada siswa kelas V , oleh karena itu diharapkan kepada para guru SD

dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran dengan modul di kelas V .

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )

siswa dikatakan tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 70

mencapai ≥ 85 %. Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai ≥ 75

pada ( siklus 3 ) mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP

yaitu mencapai 100 %. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan

dapat diterima.

48
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga

siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah

dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran dengan

modul dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SDN

Pamangong Kec. Lenangguar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap

siklus, yaitu; 64,44% ; 70,60% ; 78,83 %.

2. Penerapan dengan metode pembelajaran dengan modul pada

pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Penerapan dengan metode pembelajaran dengan modul dapat

meningkatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama

ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran

berikutnya.

49
B. Saran-Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar

proses belajar mengajar di SD lebih efektif dan lebih memberikan hasil

yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran dengan modul

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus

mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa

diterapkan dengan pemberian model dengan metode pembelajaran

dengan modul diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya

lebih sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam

taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan

pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga

siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini

hanya dilakukan di SDN Pamangong Kec. Lenangguar tahun

pelajaran 2011-2012.

50
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2007.Penelitian Tindakan kelas. Jakarta : Remaja


Rosdakarya.
Basori,Khabib,dkk.2009.Bahasa Indonesia kelas V Semester Ganjil.Klaten:
PT Intan Pariwara.

Borich, G.D. 1994. Observation Skill of Effective Teaching. New York:


Macmillan Publishing Company.

Depdiknas.2003 Undang Undang No 20 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Mata Pelajaran


Bahasa Indonesia . Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004 SD . Pedoman Khusus Pengembangan


Silabus dan Penelitian Sains. Depdiknas. Jakarta.
Depdiknas, 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD . Model Silabus
Kelas V. BSNP. Depdiknas. Jakarta.
Moedjiono, dan Moh Dimiyati 1992/1993, Strategi Belajar-Mangajar Jakarta
P2TK Ditjen DIKTI Depdikbud (*).

Konsorsium Program PJJ S1 PGSD. 2006. Bahan Ajar: Kapita Selekta


Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Konsorsium Program PJJ
S1 PGSD, SEAMOLEC, Depdiknas.

Widodo,Afnan.2009.Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk kelas V Semester


Genap .Solo; Putra Kertonatan

51
Lampiran : 1

52
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
UPT SD DAN PAUD KECAMATAN LENANGGUAR
SDN PAMANGONG
Desa Pemangong Kec. Lenangguar – Sumbawa - NTB

SURAT IJIN PENELITIAN


Nomor : 422 / / SD.15 /2011

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN Pamangong Kec.


Lenangguar, bahwa sehubungan dengan rencana melakukan penelitian
tindakan kelas ( PTK ) dalam upaya peningkatan motivasi belajar di SDN
Pamangong Kec. Lenangguar, maka kepada:
Nama : MUHAMMAD NUR, S.Pd.SD
NIP. : 19630607 198303 1 012
Pangkat/Golongan : Pembina – IV/a
Mengajar Kelas : V (Lima)
Alamat : Desa Pemangong Kec. Lenangguar
Diberikan Ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan
judul : “ Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Kewarganegaraan
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Dengan Modul Kelas V SDN
Pamangong Kec.Lenangguar Tahun Pelajaran 2011-2012.“ Mulai bulan
September 2011 sampai selesai.
Demikian surat ijin penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Pemangong, 07 September 2011
Kepala Sekolah

MUHAMMAD NUR, S.Pd.SD


NIP. 19630607 198303 1 012
Lampiran : 2

53
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
UPT SD DAN PAUD KECAMATAN LENANGGUAR
SDN PAMANGONG
Desa Pemangong Kec. Lenangguar – Sumbawa - NTB

SURAT IJIN PENELITIAN


Nomor : 422 / / SD.15 /2011

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN Pamangong Kec.


Lenangguar, menerangkan bahwa :
Nama : MUHAMMAD NUR, S.Pd.SD
NIP. : 19630607 198303 1 012
Pangkat/Golongan : Pembina – IV/a
Mengajar Kelas : V (Lima)
Alamat : Desa Pemangong Kec. Lenangguar
Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :et“Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Kewarganegaraan Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Dengan Modul Kelas V SDN Pamangong
Kec.Lenangguar Tahun Pelajaran 2011-2012 “ Sejak tanggal 09
September sampai dengan 14 Oktober 2011.
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Pemangong, 14 Oktober 2011


Kepala Sekolah

MUHAMMAD NUR, S.Pd.SD


NIP. 19630607 198303 1 012

Lampiran 3

54
DAFTAR HADIR SISWA
DALAM KEGIATAN PENELITIAN
KEHADIRAN
I II III IV V VI
No NAMA L/P Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl.
09-09 16-09 23-09 30-09 07-10 14-10
2011 2011 2011 2011 2011 2011

1 Alif Alfat Albar L

2 Sahrullah L

3 Ilham Unru L
Muhammad Zulfi
4 L
Ramdani
Rizna Gelbi Perimata
5 P
Hati
6 Wilda Lestiari P

7 Sopia Maharani P

8 Fahira Mulya Putri P

9 Anti Yostika P

Pemangong, 09 September 2011


Peneliti,

MUHAMMAD NUR, S.Pd.SD


NIP. 19630607 198303 1 012

Lampiran : 4

LEMBAR PENGAMATAN

55
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE
PEMBELAJARAN DENGAN MODUL

Sekolah :______________________ Nama Guru :_______________


Kelas/Semester :______________________ Tanggal :_______________
Pokok Bahasan :______________________ Pukul :_______________

Bertikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar


mengajar yang dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara
memberi tanda cek ( V ) pada kolom yang sesuai.

Dilakukan Penilaian
No Aspek yang diamati
ya tdk 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
II B. Kegiatan Inti
Melatih siswa dalam Belajar
mengajar
1. Secara klasikal menjelaskan
materi dalam belajar mengajar
yang akan digunakan
2. Memodelkan pembelajaran
dengan metode pembelajaran
dengan modul dalam proses
belajar mengajar
3. Membimbing siswa tentang
Bahasa Indonesia dengan
metode pembelajaran dengan
modul dalam proses belajar

56
mengajar
4. Memeriksa pemahaman siswa
terhadap materi kegiatan belajar
Bahasa Indonesia dalam belajar
mengajar
5. Memberikan latihan mandiri
6. Menyampaikan tujuan dan
motivasi
7. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
8. Memberikan latihan terbimbing
9. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik
10. Memberikan latihan mandiri
III Kesesuaian Metode

IV C. Penutup
Membimbing siswa merangkum
materi pelajaran
V Pengelolaan Waktu

VI Suasana Kelas
1. Siswa antusias
2. Guru antusias

Pemangong , 09 September 2011


Keterangan : Pengamat
1. Tdak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik ___________________

Lampiran : 5

LEMBAR PENGAMATAN

57
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE
PEMBELAJARAN DENGAN MODUL

Sekolah :______________________ Nama Guru :_______________


Kelas/Semester :______________________ Tanggal :_______________
PokokBahasan :______________________ Pukul :_______________

Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar


mengajar yang dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara
memberi tanda cek ( V ) pada kolom yang sesuai.

Dilakukan Penilaian
No Aspek yang diamati
ya tdk 1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
II B. Kegiatan Inti
1. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
2. Memberikan latihan terbimbing
3. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik
4. Memberikan latihan mandiri
III Kesesuaian Metode

IV C. Penutup
Membimbing siswa merangkum
materi pelajaran

V Pengelolaan Waktu

58
VI Suasana Kelas

1. Siswa antusias
2. Guru antusias

Pemangong , 09 September 2011


Keterangan : Pengamat
5. Tdak Baik
6. Kurang Baik
7. Cukup Baik
8. Baik ___________________

Lampiran : 6

FOTO-FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN

SDN Pemangong Kec.Lenangguar, tempat peneliti


Bertugas sebagai guru dan kepala sekolah

59
Guru ( peneliti ) sedang memberikan penjelasan
Materi pada siswa

Guru ( peneliti ) sedang membimbing siswa secara


Individual di depan kelas

60
Suasana pembelajaran sedang berlangsung
Siswa sangat antusias

61

Anda mungkin juga menyukai