KMB Askep Urtikaria
KMB Askep Urtikaria
PENDAHULUAN
Singkatnya, urtikaria terjadi sebagai akibat pelebaran pembuluh darah (istilah kerennya:
vasodilatasi) dan peningkatan kepekaan pembuluh darah kecil (kapiler) sehingga menyebabkan
pengeluaran cairan (transudasi) dari membran pembuluh darah, akibatnya terjadi bentol pada
kulit. Kondisi ini dikarenakan adanya pelepasan histamin yang dipicu oleh paparan alergen
(bahan atau apapun pencetus timbulnya reaksi alergi).
1
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Urtikaria atau biduran adalah penyakit alergi yang sangat mengganggu dan
membuat penderita atau dokter kadang frustasi. Frustasi karena pada keadaan tertentu gangguan
ini sering hilang timbul tanpa dapat diketahui secara pasti penyebabnya. Kesulitan mencari
penyebab ini terjadi karena faktor yang berpengaruh sangat banyak dan sulit dipastikan. Secara
umum yang mendasari utama biasanya adalah penderita memang punya bakat alergi kulit yang
didasari oleh alergi makanan dan dipicu oleh hilang timbulnya infeksi virus dalam tubuh
(gejalanya demam, sumeng atau tanpa demam, pilek, badan pegal (sering dikira kecapekan),
batuk atau gangguan saluran cerna).
Urtikaria adalah lesi sementara yang terdiri dari bentol sentral yang dikelilingi oleh
haloeritematosa. Lesi tersendiri adalah bulat, lonjong, atau berfigurata, dan seringkali
menimbulkan rasa gatal. (Harrison, 2005)
Urtikaria, yang dikenal dengan hives, terdiri atas plak edematosa (wheal) yang terkait
dengan gatal yang hebat (pruritus). Urtikaria terjadi akibat pelepasan histamine selama respons
peradangan terhadap alegi sehingga individu menjadi tersensitisasi. Urtikaria kronis dapat
menyertai penyakit sistemik seperti hepatitis, kanker atau gangguan tiroid. (Elizabeth, 2007)
Urtikaria merupakan istilah klinis untuk suatu kelompok kelainan yang ditandai dengan
adanya pembentukan “bilur-bilur” – pembekakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan
bekas yang terlihat. Pada umumnya kita semua pernah merasakan salah satu bentuk urtikaria
akibat jath (atau didorong) hingga gatal-gatal. Gambaran patologis yang utama adalah
didapatkannya edema dermal akibat terjadinya dilatasi vascular, seringkali sebagai respons
terhadap histamine (dan mungkin juga mediator-mediator yang lain) yang dilepas oleh sel
mast.(Tony, 2005)
1. URTIKARIA AKUT
Urtikaria akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa hari. yang sering
terjadi penyebabnya adalah:
1. adanya kontak dengan tumbuhan ( misalnya jelatang ), bulu binatang/makanan.
2. akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan, kerangan-kerangan dan
strouberi.
3. akibat memakan obat misalnya aspirin dan penisilin.
3
2. URTIKARIA KRONIS
Biasanya berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun. pada
bentuk urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab tunggal.
3. URTIKARIA PIGMENTOSA
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara,
kadang-kadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.
4. URTIKARIA SISTEMIK ( PRURIGO SISTEMIK )
Adalah suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan khas berupa
urtikaria popular yaitu urtikaria yang berbentuk popular-popular yang berwarna
kemerahan.
2.3 ETIOLOGI
Berdasarkan kasus-kasus yang ada, paling banyak urtikaria di sebabkan oleh alergi,
baik alergi makanan, obat-obatan, dll.
1. Obat
Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria,baik secara imulogik maupun
imunologik,hampit semua obat dapat menimbulkan urtikaria secara imunologik tipe I dan
II.contohnya adalah obat-obat tipe penicilin,sulfonamid,analgesik,pencahar,hormon dan
diuretik.aspirin menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin dari
asam arakidonat.
2. Makanan
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria yang akut,umumnya akibat reaksi
imunolgik,makanan berupa protein atau bahan lain yang di campurkan ke dalam nya
seperti zat warna,penyedap rasa,atau bahan pengawet.sering menimbulkan urtikaria.
4
3. Gigitan/sengatan serangga
Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat,agaknya hal ini di perantarai
oleh IgE(tipe I) dan tipe seluler(tipe IV).nyamuk,lebah dan serangga lainnya
menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempat gigitan,biasanya sembuh sendiri.
4. Bahan Fotosensitizer
Bahan semacam ini,biasanya griseofulvin,Fenotiazin,sulfonamid,bahan kosmetik,dan
sabun germisid.
5. Inhalan
Berupa serbuk sari bunga,spora jamur,debu,bulu binatang,dan aerosol,umumnya lebih
mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I).
6. Kontraktan
Yang sering menimbulkan urtikaria adalah bulu binatang,serbuk tekstil,air liur binatang
,tumbuh-tumbuhan buah-buahan ,bahan kimia dan bahan kosmetik.
7. Trauma fisik
Dapat di akibatkan oleh faktor dingin,yakni berenang atau memegang benda
dingin,Faktor panas misalnya sinar matahari,radiasi dan pana pembakaran.Faktor tekanan
yaitu,goresan,pakaian ketat,ikat pinggang,dan tekanan berulang-ulang
yakni,pijatan,keringan,pekerjaan berat dan demam.
8. Infeksi dan infestasi
Bermacam-macam infeksi misalnya infeksi bakteri,virus,jamur,maupun infestasi
parasit.infeksi oleh bakteri contohnya infeksi pada tonsil,infeksi gigi,dan sinusitis,dan
infestasi cacing pita,cacing tambang,dapat menyababkan urtikaria.
2.4 PATOFISIOLOGI
Sebenarnya patofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi hipersensifitas.
Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk
antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast. Setelah itu, pada saat
terpajan untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah
berikatan dengan sel mast sebelumnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah
kestabilan dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada
akhirnya sel mast akan mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa
sanya sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada
seseorang yang mengalami urtikaria.
5
Pada urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal dan sedikit ada
benjolan pada permukaan kulit. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi ??? , Begini
jawabannya,pada dasarnya sel mast ini sendiri terletak didekat saraf perifer, dan pembuluh darah.
Kemerahan dan bengkak yang terjadi karena histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang
pembuluh darah yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Gatal yang
terjadi juga diakibatkan karena histamin menyentuh saraf perifer.
Urtikaria terjadi akibat vasodilatasi dan peningkatan permiabilitas dari kapiler atau
pembuluh darah kecil sehingga terjadi transudasi cairan dari pembuluh darah di kulit. Hal in
karena adanya pelepasan mediator kimia dari sel mast atau basofil terutama histamin.
Pelepasan mediator ini dapat terjadi melalui mekanisme :
- Imunologi (terutama reaksi hipersensitivitas tipe I kadang kadang tipe II)
- Non imunologi (“chemical histamine liberator”, agen fisik, efek kolinergik).
Baik faktor imunologi maupun nonimunologi mampu merangsang sel mas atau basofil
untuk melepaskan mediator. Pada yang imunologi mungkin sekali siklik AMP(adenosine mono
phosphate) memegang peranan penting pada pelepasan mediator.beberapa bahan kimia seperti
golongan amin dan derivate amidin,obat-obatan seperti morfin,kodein,polimiksin,dan beberapa
anttibiotik berperan pada keadaan ini.
Faktor imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut dari pada yang
kronik,biasanya IgE terikat pada permukaan sel mas dan atau sel basofil karena adanya reseptor
Fc,bila ada antigen yang sesuai berikatan dengan IgE,maka terjadi degranulasi sel,sehingga
mampu melepaskan mediator.
2.5 PATHWAYS
Faktor-faktor pencetus :
Fx. Imunologik/non imunologik
Kulit
Melakukan Pertahanan
6
Pelepasan mediator
(H, SRSA, Serotonin,Kinin)
Anafilaksis Sistemik
Urtikaria
7
2.8 PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologi
Yang bisa dilakukan untuk pengobatan secara non farmakologi ini adalah dengan
menghindari alergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari urtikaria, tetapi pada
umumnya hal ini sulit dilaksanakan
2. Farmakologi
Pada kebanyakan keadaan, urtikaria merupakan penyakit yang sembuh sendiri yang
memerlukan sedikit pengobatan lainnya, selain dari antihistamin. Hidroksizin (Atarax) 0,5
ml/kg, merupakan salah satu antihistamin yang paling efektif untuk mengendalikan urtikaria,
tetapi difenhidramin (Benadryl), 1,25 mg/kg, dan antihistamin lainnya juga efektif. Jika
perlu, dosis ini dapat diulangi pada interval 4-6 jam.
Epinefrin 1 : 1000, 0,01 ml/kg, maksimal 0,3 ml, biasanya menghasilkan
penyembuhan yang cepat atas urtikaria akut yang berat. Hidroksizin (0,5 ml/kg setiap 4-6
jam) merupakan obat pilihan untuk urtikaria kolinergik dan urtikaria kronis. Penggunaan
bersama antihistamin tipe H1 dan H2 kadang-kadang membantu mengendalikan urtikaria
kronis. Antihistamin h2 saja dapat menyebabkan eksaserbasi urtikaria. Siproheptadin
(Periactin) (2-4 mg setiap 8-12 jam) terutama bermanfaat sebagai agen profilaksis untuk
urtikaria dingin.
Siproheptadin dapat menyebabkan rangsangan nafsu makan dan penambahan berat
pada beberapa penderita. Tabir surya merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif untuk
urtikaria sinar matahari. Kortikosteroid mempunyai pengaruh yang bervariasi pada urtikaria
kronis ; dosis yang diperlukan untuk mengendalikan urtikaria sering begitu besar sehingga
obat-obat tersebut menimbulkan efek samping yang serius. Urtikaria kronis sering tidak
berespons dengan baik pada manipulasi diet. Sayang sekali, urtikaria kronis dapat menetap
selama bertahun-tahun.
2.9 KOMPLIKASI
1. Purpura dan excoriasi
2. Infeksi sekunder
3. Bibir kering
8
hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan.
Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada
anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat
kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, obyek
personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam
tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.
Pemeriksaan fisik didapatkan, biasanya klien mengeluh gatal, rasa terbakar, atau tertusuk.
Klien tampak eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak
lebih pucat. Bentuknya dapat papular seperti pada urtikaria akibat sengatan serangga, besarnya
dapat lentikular, numular, sampai plakat. Kriteria diagnosis urtikaria alergik adalah :
Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau satu kali
tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
Terdapat tanda-tanda urtikaria terutama pada tempat kontak.
Terdapat tanda-tanda urtikaria disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan
tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya setelah pada
tempat kontak.
Rasa gatal
Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.
1. Identitas Pasien.
2. Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
3. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan
tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
9
d. Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang
berkepanjangan.
e. Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien
tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
f. Pemeriksaan fisik
KU : lemah
TTV : suhu naik atau turun.
Kepala, Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
Mulut, Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh obat.
Abdomen, Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
Ekstremitas, Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.
Kulit, Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada
keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema , pengelupasan kulit , sisik
halus dan skuama.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka akibat gangguan integritas
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
10
C. INTERVENSI
integritas
Intervensi Rasional
pasien. kuman.
b. Ukur tanda vital tiap 4-6 jam b. Suhu yang meningkat adalah imdikasi
bersih
Kriteria Hasil : Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari
alergen.
11
Intervensi Rasional
alergen. Seperti : stimulan fisik. dan kimia memelihara binatang atau batasi
c. Baca label makanan kaleng agar terhindar keberadaan binatang di sekitar area
f.
Kriteria Hasil :
garukan.
12
Intervensi Rasional
penyebabnya (misal keringnya kulit) dan dan psikologis dan prinsip gatal serta
prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus penangannya akan meningkatkan rasa
gatal-garuk-gatal-garuk. kooperatif.
bahan kimia lain serta hindari dampak iritan atau allergen dari bahan
pabrik.
pakaian untuk memastikan sudah tidak ada pencucian pakaian dapat menyebabkan
terpapar alergen.
Kriteria Hasil :
13
b. Melaporkan gatal mereda
Intervensi Rasional
1. a. Mengerjakan hal ritual menjelang tidur. 1 a. Udara yang kering membuat kulit
meningkatkan relaksasi.
3. c. c. Menghindari minuman yang mengandung c.Kafein memiliki efek puncak 2-4 jam
yang baik.
14
5. Dx : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
Kriteria Hasil :
meningkatkan penampilan
Intervensi Rasional
2. b. Identifikasi stadium psikososial citra diri dan reaksi serta pemahaman klien
pengungkapan perasaan. 4.
15
d. Memberikan kesempatan pada petugas untuk
4. d. Nilai rasa keprihatinan dan menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi
sosialisasi.
merias, merapikan.
orang lain.
informasi
Kriteria Hasil :
16
Intervensi Rasional
1. a. Kaji apakah klien memahami dana. Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana
informasi yang benar, memperbaiki mereka perbuat, kebanyakan klien merasakan manfaat.
d. Nasihati klien agar selalu menjagae. penghentian dini dapat mempengaruhi pertahanan alami
f. identifikasi sumber-sumber
D. Implementasi
membantu klien dari status masalah kesehatan yang di hadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kreteria hasil yang di harapkan ( gordon, 1994, dalam potter dan
perry, 1997)
17
E. Evaluasi
3. klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal karena berkurangnya pruritus dan ditandai
18
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Urtikaria adalah penyakit kulit yang sering di jumpai. Urtikaria ialah reaksi di kulit akibat
bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak) setempat yang cepat timbul
dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit
serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan
nama lain biduran atau kaligata. Walaupun pathogenesis dan penyebab yang di curigai telah di
temukan,ternyata pengobatan yang di berikan kadang-kadang tidak memberi hasil seperti yang di
harapkan.
3.2 SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Efiaty Arsyad Soepardi. (2007). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta : EGC.
20