Tata Kelola
Perusahaan
Meningkatkan kualitas penerapan praktik terbaik tata kelola
perusahaan dengan komitmen penuh seluruh jajaran dan didukung
dengan ketersediaan infrastruktur maupun struktur tata kelola lainnya
yang ditinjau secara berkala untuk memastikan kesesuaiannya
dengan aturan dan praktek GCG terkini dalam rangka memperkuat
fondasi perusahaan sebagai pemain industri timah skala global
Laporan Pengurus Informasi bagi Tinjauan
TENTANG LAPORAN INI PROFIL PT TIMAH
Perusahaan Investor Operasional
PT TIMAH berupaya
meningkatkan kualitas
penerapan praktek terbaik
GCG bukan hanya untuk
mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku
semata, namun juga sebagai
upaya melakukan inovasi dan
penyempurnaan pengelolaan
secara berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas
penerapan prinsip-prinsip GCG.
179
Selain itu PT TIMAH memperhatikan best practise penerapan GCG yang berlaku di industri maupun
perkembangan terkini, seperti: Principles of Corporate Governance oleh Organization for Economic
Co-Operation and Development (OECD); ASEAN Corporate Governance Scorecard dan Pedoman
Umum GCG Indonesia oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
Bagi PT TIMAH, implementasi sistem tata kelola perusahaan yang baik merupakan wujud kepatuhan
Perseroan terhadap Keputusan Menteri BUMN No.117M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002,
yang menjelaskan penerapan praktik tata kelola yang baik demi mencapai tujuan jangka panjang
Perseroan. Proses tata kelola perusahaan di PT TIMAH selanjutnya berpedoman pada Peraturan
Menteri BUMN No. PER-01/ MBU/2011 tentang penerapan praktik-praktik GCG.
Sebagai wujud komitmen manajemen beserta seluruh jajaran pelaksana dalam meningkatkan kualitas penerapan
best practises GCG, PT TIMAH telah merealisasikan berbagai kegiatan terkait GCG, meliputi:
• Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tentang
Pengesahan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan atau Code of Corporate Governance PT TIMAH (Persero)
Tbk;
• Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tentang
Pencegahan Praktek Nepotisme di Lingkungan PT TIMAH (Persero) Tbk;
• Pelaksanaan revisi dan pengesahan Board Manual, buku panduan hubungan kerja antara Direksi dan Dewan
Komisaris PT TIMAH (Persero) Tbk;
• Penandatanganan beberapa lembar pengesahan mengenai: Buku Tata Cara Pelaporan Pelanggaran Kode
Etik dan Peraturan Perusahaan, Lembar Pengesahan Buku Tata Kelola Perusahaan, Lembar Pengesahan
Buku Etika Bisnis;
• Penyusunan dan penerapan kebijakan tentang Pelarangan Gratifikasi dan penjelasan teknisnya;
• Penilaian berkala terhadap kualitas penerapan GCG dan melakukan upaya perbaikannya sesuai rekomendasi
penilai independen;
• Pemberitahuan kepada pihak ekternal dan para pemangku kepentingan mengenai tekad PT TIMAH untuk
meningkatkan kualitas penerapan praktek terbaik GCG pada seluruh aspek pengelolaan perusahaan.
Melalui program penilaian (assessment) kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut, akan terlihat sejauh
mana perkembangan penerapan prinsip-prinsip GCG yang telah dilakukan. Termasuk perbaikan-perbaikan yang
perlu dilaksanakan di masa mendatang.
Untuk tahun 2014, PT TIMAH membentuk Tim internal perusahaan untuk melakukan pre-asesmen GCG
berdasarkan parameter GCG BUMN sesuai SK Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tentang
Indikator/ Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik pada BUMN. Hasil
atau nilai yang dicapai perusahaan yaitu 75,67 dengan kategori BAIK.
181
Selain penilaian yang dilakukan tim internal, PT TIMAH menggunakan hasil asesmen yang dilakukan oleh
pihak eksternal berkompeten sebagai rujukan, yakni asesmen yang dilakukan melalui ajang CGPI (Corporate
Government Perception Index) yang secara rutin dilaksanakan oleh IICG (The Indonesian Institute For Corporate
Governance).
Hasilnya menunjukkan, dalam kurun waktu 2011 – 2013, implementasi GCG PT TIMAH menunjukkan perbaikan,
seperti ditunjukan pada tabel berikut.
Buku Pedoman ini mengatur struktur tata kelola Perseroan, menjelaskan interaksi antara Dewan Komisaris dan
Direksi beserta organ-organ lainnya, serta menjelaskan hubungan koordinasi antara Direksi dengan komite-komite
di bawah Dewan Komisaris, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Investasi, Sekretaris Perusahaan, dan Satuan
Pengawasan Internal Perseroan.
Seiring dengan komitmen Perseroan untuk meningkatkan kualitas penerapan praktek terbaik GCG agar sesuai
dengan perkembangan terkini, PT TIMAH telah melakukan peninjauan dan merevisi beberapa aturan yang terdapat
dalam Buku Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT TIMAH (Persero) Tbk terdahulu. Proses revisi dan peninjauan
tersebut kini telah selesai dan Buku Pedoman Tata Kelola atau Code of Corporate Governance terbaru telah
disahkan melalui penerbitan SKB Dewan Komisaris dan Direksi.
Dewan Komisaris dan Direksi masing-masing dapat membentuk unit-unit pendukung sesuai perannya. Dewan
Komisaris membentuk Komite-komite spesifik dengan tugas mendukung peran pengawasan yang dijalankan
sesuai kebutuhan. Direksi dapat membentuk unit-unit kerja sesuai bidang-bidang kegiatan operasional yang
relevan dalam mendukung peran pengelolaan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan Perseroan.
183
RUPS dilakukan secara periodik, tahunan maupun sesuai kebutuhan, dan diselenggarakan dalam rangka melakukan
evaluasi dan penilaian atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi. Evaluasi kinerja keduanya dilakukan berdasarkan
ukuran kinerja yang disepakati baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun pengelolaan lingkungan. Melalui RUPS
juga dapat diputuskan berbagai hal-hal penting bagi pengembangan perusahaan di masa mendatang. Struktur
tata kelola yang memisahkan peran pengawasan dan pelaksanaan kegiatan operasional tersebut menegaskan
komitmen penerapan asas independensi dari masing-masing organ Perseroan dalam menjalankan fungsinya.
RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham)
Selain Kebijakan yang mengatur peran dan tanggung jawab struktural, PT TIMAH juga telah memiliki berbagai
aturan dan kebijakan yang mengatur kegiatan operasional, seperti Kebijakan Pelaporan Pelanggaran, Kebijakan
Manajemen Risiko, Kebijakan Manajemen Kinerja, Kebijakan tentang Pelarangan Gratifikasi, Kebijakan Larangan
Berpolitik di lingkup Perseroan dan lain sebagainya. Berbagai kebijakan dan aturan operasional tersebut senantiasa
dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan bisnis PT TIMAH dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
TRANSPARANSI INDEPENDENSI
PERTANGGUNGJAWABAN KEWAJARAN
AKUNTABILITAS
• Kejelasan dan pemisahan fungsi dan tanggung jawab tiap unit kerja
• Pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana bisnis dan anggaran
• Penunjukan Auditor Eksternal
185
Melalui RUPS, para pemegang saham memiliki wewenang untuk memutuskan, antara lain: pengangkatan dan
pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan Direksi, nilai kompensasi bagi Komisaris dan Direksi, evaluasi
kinerja Perseroan dalam tahun buku, persetujuan rencana kerja dan investasi dan nilai dividen dibagikan.
RUPS terbagi menjadi Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan setahun sekali,
dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dapat diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan Dewan Komisaris, Direksi, dan pemegang saham.
Sesuai Pasal 78 ayat (2) Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, bahwa RUPS Tahunan wajib
dilaksanakan paling lambat enam bulan setelah tahun buku berakhir, PT TIMAH telah melaksanakan RUPS Tahunan
& RUPS Luar Biasa untuk Tahun Buku 2013 pada tanggal 25 Maret 2013 di Jakarta. Dalam penyelenggaraan RUPS
dimaksud, PT TIMAH menjamin hak seluruh pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suaranya dalam
RUPS dengan hak suara sesuai jumlah kepemilikan saham. Namun demikian keputusan RUPS selalu diambil
berdasarkan rekap suara mayoritas para pemegang saham.
Agenda 2
• Mengesahkan Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2013, termasuk Laporan Keuangan
yang telah diaudit oleh KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan anggota jaringan global PricewaterhouseCoopers
International Limited (PwC) yang menyatakan opini: ‘wajar dalam semua hal yang material’. Dengan tingkat
efektivitas penyaluran sebesar 27,63% dan tingkat pengembalian/kolektibilitas pinjaman sebesar 41,65%,
sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (vollediq acquite et
decharge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan atas pengurusan dan pengawasan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Agenda 3
• Menyetujui penggunaan Laba Bersih Perusahaan Tahun Buku 2013 sebesar Rp515.076.000.000 sebagai
berikut:
-- Sebesar 55% dari laba bersih atau sejumlah Rp283.291.800.000 dibagikan sebagai dividen tunai.
-- Sebear 45% dari laba bersih atau sejumlah Rp231.784.200.000 sebagai Laba ditahan.
• Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembayaran dividen sesuai ketentuan
dan perundangan yang berlaku.
Catatan:
Dividen tunai dibagikan kepada:
-- Pemerintah Indonesia sebesar 65% atau Rp184.139.670.000
-- Pemegang saham publik 35% atau Rp99.152.130.000, yang berarti senilai Rp56,29 persaham.
• Pembagian saham dividen tunai tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2014 dengan tahapan sesuai
peraturan yang berlaku.
Agenda 4
Menyetujui pemberian wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya tantiem yang dibagikan kepada
Direksi dan Dewan Komisaris tahun buku 2013, menetapkan besarnya gaji Direksi dan honorarium Dewan
Komisaris serta fasilitas dan tunjangan untuk tahun buku 2014.
Catatan:
Dewan Komisaris telah mengeluarkan Surat Nomor 24/Tbk/DK-01/2014 perihal Penetapan Penghasilan Direksi
dan Dewan Komisaris tahun 2014 sebagai tindak lanjut keputusan RUPS ini.
Agenda 5
• Menyetujui penunjukan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan anggota jaringan global PricewaterhouseCoopers
International Limited (PwC) untuk melaksanakan jasa Audit Laporan Keuangan Perseroan dan Anak
Perusahaan Tahun buku 2014 serta Laporan Keuangan PKBL Tahun Buku 2014.
• Menyetujui pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris Perusahaan untuk:
a) Menunjuk KAP Pengganti apabila Kantor Akuntan yang telah ditunjuk tidak dapat melanjutkan atau
melaksanakan tugasnya karena sebab apapun termasuk di dalamnya apabila belum ada kesepakatan
mengenai kondisi persyaratan penunjukan ataupun honorarium yang telah ditunjuk berdasarkan
ketentuan dan peraturan pasar modal.
b) Menetapkan kondisi, persyaratan penunjukan dan honorarium maupun KAP Pengganti.
187
Catatan:
Dewan Komisaris telah mengeluarkan Surat Nomor 52/Tbk/DK-01.2.3.4.5/2014 perihal Persetujuan
Penunjukan KAP untuk melaksanakan jasa audit Laporan Keuangan Tahunan tahun buku 2014
sebagai tindak lanjut keputusan RUPS ini.
Catatan:
Direksi telah merealisasikan pembagian saham bonus tersebut pada tanggal 7 Mei 2014.
• Menyetujui peningkatan Modal disetor dan ditempatkan Perseroan dari 5.033.020.000 saham
atau sebesar Rp251.650.000.000 menjadi sebanyak-banyaknya 7.447.759.375 saham atau
setara dengan Rp372.387.968.750.
• Memberi kuasa kepada Direksi untuk:
-- Menentukan jadwal dan merealisasikan pembagian saham bonus.
-- Membuat akta Notaris Peningkatan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan
setelah pembagian saham bonus dan nama tercatat dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan.
Catatan:
Direksi telah merealisasikan penambahan modal dimaksud dengan membuat Akta Notaris No.
35 mengenai perubahan kondisi dimaksud.
Agenda 2
• Menyetujui perubahan pasal-pasal tertentu dalam Anggaran Dasar sehubungan dengan
pelaksanaan pembagian bonus dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor.
• Memberi kuasa dan wewenang dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan baik bersama-
sama maupun sendiri-sendiri untuk memohon persetujuan dan melaporkan perubahan
Anggaran Dasar kepada pihak yang berwenang.
Catatan:
Direksi telah merealisasikan perubahan Anggaran Dasar Perseroan pada pasal-pasal yang
berhubungan dengan penambahan modal dimaksud.
Agenda 3
• Menyetujui pengalihan tugas Tuan Suhendro dari Komisaris menjadi Komisaris Independen
terhitung sejak ditutupnya Rapat ini, dengan masa jabatan meneruskan sisa masa jabatan
sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan Perseroan tanggal 23 Juni 2011.
• Menyetujui pemberhentian dengan hormat:
Agenda 4
• Menyetujui penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT Tambang Timah ke dalam Perseroan dan menyetujui
Rancangan Penggabungan Perseroan tersebut.
• Menyetujui pemberian kuasa kepada Direksi dengan hak substitusi untuk menindaklanjuti keputusan rapat
dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Catatan:
Direksi telah merealisasikan perubahan Anggaran Dasar Perseroan pada pasal-pasal yang berhubungan dengan
penggabungan perusahaan dan membuat akta notariel sehubungan hasil-hasil rapat tersebut diatas.
RUPST 2014 dihadiri oleh 76,72% dari seluruh saham yang diterbitkan. Pengumuman hasil RUPS dilakukan pada
tanggal 28 Maret 2014 ke Bapepam-LK dan BEI, serta diiklankan melalui media Bisnis Indonesia dan Investor
Daily, sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.1.
189
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada Direksi terhadap pelaksanaan tata kelola Perusahaan. Dewan Komisaris berkomitmen untuk
bertindak secara profesional dan penuh integritas dalam menjalankan fungsi pengawasan dan memberi masukan
kepada Direksi, yang meliputi tindakan pencegahan, perbaikan, hingga pemberhentian sementara.
Ketentuan Umum
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”),
seluruh perusahaan berdasarkan hukum Indonesia harus memiliki Dewan Komisaris yang bertugas untuk
melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan, baik mengenai Perseroan maupun
usaha Perseroan, serta memberi nasihat kepada Direksi. Selanjutnya Pasal 28 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, menyebutkan masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan
5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Ketentuan lainnya menyebutkan seluruh anggota Komisaris Perusahaan BUMN, termasuk PT TIMAH (Persero)
Tbk, dilarang memangku jabatan rangkap sebagai anggota Direksi pada BUMN, badan usaha milik daerah, badan
usaha milik swasta, dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; dan/atau jabatan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Dewan Komisaris juga berpedoman kepada Anggaran Dasar, Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Dewan
Komisaris dan Direksi dan Peraturan Perundangan lain yang berlaku dalam dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai organ pengawasan dan penasehatan terhadap manajemen Perseroan.
5. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada Pemegang Saham
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;
6. Merekomendasikan Auditor Eksternal kepada RUPS dan memantau pelaksanaan penugasan Auditor
Eksternal;
7. Memastikan bahwa Perseroan telah memenuhi segala peraturan perundang-undangan yang berlaku;
8. Melaporkan hasil penilaian atas kinerja Direksi kepada Pemegang Saham;
9. Mengajukan calon-calon anggota Direksi yang baru kepada Pemegang Saham;
10. Memantau efektivitas praktik tata kelola perusahaan yang baik dan berkelanjutan, serta melaporkannya
kepada RUPS;
11. Melaporkan hasil pengawasan dan penilaian kinerja Perseroan serta tugas dan tanggung jawabnya kepada
RUPS minimal setahun sekali.
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap anggota Dewan Komisaris harus mematuhi Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan serta prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran. Anggota Dewan Komisaris juga harus beritikad baik, berhati-hati,
serta bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris memiliki wewenang untuk:
1. Melihat buku, surat, serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain, dan
memeriksa kekayaan Perseroan;
2. Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan;
3. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut
pengelolaan Perseroan;
4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;
5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri
rapat Dewan Komisaris;
6. Mengangkat Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu;
7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;
8. Membentuk Komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan
Perseroan;
9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika
dianggap perlu;
10. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar;
11. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan; serta
12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, Anggaran Dasar dan/atau keputusan RUPS.
191
PT TIMAH memiliki komposisi Dewan Komisaris sebanyak enam orang, yang mewakili pemegang saham minoritas,
bertujuan mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif, serta menjalankan prinsip
kesetaraan dan kewajaran dalam memperjuangkan berbagai kepentingan, termasuk pemilik saham minoritas dan
pemangku kepentingan lainnya.
Untuk menghindari benturan kepentingan yang dapat menghambat tugasnya secara mandiri dan kritis, serta
dimungkinkan untuk pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat, maka tidak ada anggota Dewan
Komisaris Perseroan yang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif
pada BUMN lain, BUMD, dan Badan Usaha Milik Swasta, atau jabatan lainnya yang berpotensi berbenturan
kepentingan. Selain itu, anggota Dewan Komisaris juga tidak merangkap sebagai anggota dan pengurus partai
politik dan atau calon anggota legislatif.
Komposisi Dewan Komisaris Perseroan sejak awal tahun 2014 hingga tanggal 25 Maret 2014 adalah sebagai
berikut.
Pada saat yang bersamaan, RUPSLB memutuskan untuk mengangkat tiga orang anggota Komisaris baru, yakni:
Tuan Eko Prasojo, Tuan Mochtar Husein dan Tuan Abd Hudarni Rani. Sehingga komposisi Dewan Komisaris
Perseroan selanjutnya menjadi sebagai berikut.
Program Kerja Dewan Komisaris selama tahun 2013 meliputi bidang pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia,
cadangan dan mineral, operasi produksi, pengembangan usaha, pemasaran, pengamanan aset, tanggung jawab
sosial, lingkungan hidup, dan pascatambang.
Laporan program kerja yang meliputi tugas pengawasan dan penasehatan Dewan Komisaris atas kinerja tahun
buku 2014 akan disampaikan pada saat RUPS tahun buku 2014, yang akan dilakukan tentatif pada bulan Maret
2015.
Tata cara dan Ketentuan mengenai kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat diatur dalam Anggaran Dasar
Perusahaan Pasal 22 tentang Rapat Dewan Komisaris. Adapun rekapitulasi frekuensi dan tingkat kehadiran setiap
anggota Dewan Komisaris dalam rapat-rapat tersebut adalah sebagai berikut.
193
Dalam implementasinya, Sistem remunerasi di Perseroan didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk kinerja masing-
masing individu sebagaimana diukur dari pencapaian atas Indeks Kinerja KPI (Key Performance Indicators) dan
kinerja Perseroan. Kebijakan remunerasi ini bertujuan untuk memastikan setiap individu yang bekerja di Perseroan
dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Perseroan juga memberikan kompensasi bagi
anggota Dewan Komisaris dan Direksi diberikan dalam bentuk tantiem, sementara bagi para manajer senior dan
eksekutif lain di jajaran manajemen diberikan dalam bentuk bonus dan insentif dengan nilai yang proporsional.
Uraian lebih detail mengenai dasar penetapan komponen Dewan Komisaris dan Direksi disampaikan pada sub
bahasan “Kebijakan dan Prosedur Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi”.
Adapun gambaran total remunerasi anggota Dewan Komisaris per tahun untuk tahun buku 2014 adalah sebagai
berikut.
195
DIREKSI
Direksi adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola
Perseroan agar seluruh sumber daya yang dimiliki berfungsi secara maksimal, profitabilitas operasional meningkat
dengan hasil akhir membaiknya nilai Perseroan secara berkesinambungan. Untuk mencapainya, masing-masing
dari anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan
wewenangnya, namun pelaksanaan tugas tersebut tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Garis besar isi Pedoman Kerja Direksi dan Tata Kerja Direksi mencakup:
1. Ketentuan umum jabatan anggota Direksi
2. Tugas dan wewenang Direksi
3. Hak dan kewajiban Direksi
4. Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi
5. Pelaksanaan tugas pengurusan perseroan oleh Direksi
6. Prinsip-prinsip pengambilan keputusan Direksi
7. Rapat Direksi
Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi adalah sebagai berikut:
Umum
Direksi bertugas memimpin dan mengelola Perseroan, memelihara dan mengurus aset Perseroan serta mewakili
Perseroan di dalam maupun di luar urusan pengadilan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berkewajiban
melaksanakan tugasnya mengurus Perseroan untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perusahaan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab serta mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS.
Pelaksanaan tugas menjadi tanggung jawab kolegial Direksi, sekalipun masing-masing anggota Direksi memiliki
wewenang spesifik sesuai bidang tugasnya. Kolegial berarti bahwa dalam menjalankan tugasnya tersebut masing-
masing anggota Direksi kemudian dapat mempertanggungjawabkannya secara bersama di hadapan forum RUPS.
Selain atas pengelolaan usaha Perusahaan, Direksi juga bertanggung jawab atas untuk mengarahkan strategi
Perusahaan dan segenap karyawan dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kinerja ekonomi, sosial,
dan lingkungan Perusahaan dievaluasi secara berkala berdasarkan, antara lain, indikator-indikator yang telah
ditentukan oleh Perusahaan, hasil penilaian dari badan penilai eksternal, keharmonisan dengan masyarakat, serta
tidak adanya pengajuan tuntutan dari masyarakat terkait aspek-aspek tersebut.
Direksi diharapkan senantiasa bersikap terbuka terhadap saran ataupun masukan lain yang membangun demi
menjadikan Perusahaan sebagai BUMN yang teladan dalam hal keterbukaan menerima pendapat. Karyawan
Perusahaan dapat menyampaikan saran dan pendapat dalam lingkup internal melalui Ikatan Karyawan Timah
(IKT). Pihak eksternal dapat menyampaikan saran ataupun masukan lain melalui Sekretaris Perusahaan. Para
pemegang saham dapat menyampaikan arahan dan rekomendasi mereka dalam RUPS. Setiap individu yang
menyampaikan pendapatnya kepada Perusahaan dijamin kerahasiaannya.
Khusus
Selain tugas yang bersifat umum tersebut, Direksi memiliki tugas khusus, meliputi:
• Tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham
-- Memastikan pelaksanaan keputusan yang dibuat pada RUPS;
-- Menyusun Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan
Anggaran Perseroan (RKAP) dan rencana kerja lainnya serta perubahannya untuk disampaikan guna
mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris;
-- Menyelenggarakan RUPS berdasarkan permintaan tertulis dari satu atau lebih pemegang saham yang
mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham yang dikeluarkan dengan hak
suara yang sah;
-- Menyampaikan laporan tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat
5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan.
• Tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan Akuntansi dan Laporan Tahunan
-- Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai dengan praktek yang
umum berlaku bagi perusahaan;
-- Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan prinsip-prinsip pengendalian
internal, terutama dalam hal pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan;
-- Menyiapkan Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan.
• Tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan manajemen risiko dan pengendalian.
-- Mengelola proses manajemen risiko termasuk memitigasi risiko potensial.
-- Memastikan adanya suatu sistem pengendalian yang efektif untuk: meyakinkan keandalan dan integritas
informasi, penjagaan atas aset perusahaan, penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien.
• Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk pengangkatan
manajemen;
Adapun uraian spesifik dan ringkas tugas dari masing-masing anggota Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama
Berlaku sebagai primus interpares dalam melakukan koordinasi antara berbagai anggota Direksi dalam menjalankan
kegiatannya, dan juga bertanggung jawab menetapkan, mengelola, dan mengendalikan pengawasan terhadap
197
pengelolaan Perseroan, kepatuhan pada hukum, komunikasi Perseroan, dan hubungan dengan para pemegang
saham.
Direktur Operasi
Bertugas mengendalikan, mengelola, dan merancang kebijakan Perseroan dalam aspek-aspek produksi, yang
mencakup pengembangan dan perencanaan, aspek eksplorasi, serta aspek kesehatan dan keselamatan kerja
dan lingkungan hidup.
Direktur Keuangan
Bertugas menetapkan, mengelola, dan mengendalikan kebijakan Perseroan dalam aspek keuangan, yang
mencakup anggaran, perbendaharaan, penyelenggaraan kegiatan akuntansi, penyusunan laporan keuangan,
perpajakan, sistem informasi manajemen, dan pengelolaan aset non operasional.
Direktur Niaga
Bertugas mengendalikan, mengelola, dan merancang kebijakan Perseroan dalam aspek-aspek pemasaran dan
logistik.
Independensi Direksi
Sesuai dengan Pedoman GCG Perseroan, komposisi Direksi telah ditetapkan sedemikian rupa hingga memudahkan
dan memungkinkan proses pengambilan keputusan yang efektif, cepat, dan independen. Independen berarti
tidak mengandung kepentingan yang dapat mengurangi atau mengganggu kemampuan Direksi untuk bertugas
secara mandiri dan kritis.
Berdasarkan aturan tersebut Perseroan menetapkan 20% dari jumlah anggota Direksi harus berasal dari kalangan
di luar BUMN yang bersangkutan dan bebas dari pengaruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pemegang
saham pengendali Perseroan.
Sebagaimana halnya Dewan Komisaris, anggota Direksi Perseroan dilarang merangkap jabatan sebagai anggota
Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada BUMN lain, BUMD, dan Badan Usaha Milik Swasta, atau
anggota dan pengurus partai politik dan atau calon anggota legislatif, dan atau jabatan lainnya yang berpotensi
berbenturan kepentingan.
Komposisi Direksi
Direksi PT TIMAH beranggotakan enam orang, diketuai oleh seorang Direktur Utama, yang kedudukannya setara
dengan masing-masing anggota lainnya.
Jumlah Rapat
Frekuensi Persentase (%)
Rapat Kehadiran Kehadiran
Nama Rapat Intern
Gabungan
(A) (B) (A) (B) (A) (B)
199
Manakala perusahaan membutuhkan penggantian kepemimpinan, PT TIMAH akan mengajukan kandidat internal
dari peserta Talent Pool yang difasilitasi oleh Dewan Komisaris dengan mempertimbangkan rekomendasi dari
Komite Sumber Daya Manusia & Risiko Usaha. Hasil pemilihan kandidat internal tersebut kemudian diajukan
kepada Kementrian BUMN untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan untuk dipilih menjadi pimpinan Perusahaan.
Sukrisno
No Tanggal Uraian Penyelenggara Keterangan
(Purwijayanto)
No Tanggal Uraian Penyelenggara Keterangan
(Abrun Abubakar)
No Tanggal Uraian Penyelenggara Keterangan
(Akhmad Rosidi)
No Tanggal Uraian Penyelenggara Keterangan
(Dadang Mulyadi)
No Tanggal Uraian Penyelenggara Keterangan
(Ahmad Subagdja)
No Tanggal Uraian Penyelenggara Keterangan
201
KPI untuk penilaian Direksi, sesuai arahan pemegang saham pengendali, kemudian dijabarkan dalam rincian
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Laba atau Rugi bersih (net profit) 7 Rp. Juta 515.102 696.938 637.954 6,41
Keuangan dan Pasar Aset bersih (Ekuitas) 5 Rp. Juta 4.892.110 5.245.815 5.608.242 5,35
1 3-5 Total Biaya 5 Rp. Juta 5.023.401 6.671.963 6.446.113 5,17
(26%) Volume Penjualan Logam 5 MTon 23.187 26.810 26.907 5,02
Kapitalisasi Pasar 4 Rp. Juta 8.052.832 9.059.436 9.160.737 4,04
26 25,99
20 20,13
22 19,46
16 6,12
16 14,08
Catatan :
Untuk perusahaan dalam industri yang mayoritas bisnis utamanya ada dalam industri yang pertumbuhannya relatif lambat (0% - 5%)
Sesuai usulan tersebut Gaji/ Honorarium Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2014 serta Tantiem tahun 2013
telah ditetapan oleh Menteri Negara BUMN melalui surat No. S-167/MBU/D1/2014 tanggal 11 April 2014 perihal
Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2014, sebagai berikut:
Gaji / Honorarium Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2014 ditetapkan sama dengan gaji/honorarium tahun 2013,
yaitu:
1. Direktur Utama : Rp107.500.000
2. Direktur : Rp 96.750.000
3. Komisaris Utama (Independen) : Rp 53.330.000
4. Komisaris : Rp 42.670.000
Gaji / Honorarium
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan besaran gaji/honorarium Direksi dan Dewan Komisaris adalah:
• Kompleksitas pengelolaan perusahaan
• Kondisi persaingan usaha
• Perbandingan dengan industri sejenis
• Faktor penyesuaian industri tahun 2010
• Inflasi (Faktor penyesuaian inflasi)
• Formula yang tercantum dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-07/ MBU/2010, yakni:
- Gaji/Honorarium = Gaji/Honorarium Dasar x Faktor Penyesuaian Industri x Faktor Penyesuaian Inflasi x
Faktor Jabatan
203
Untuk merefleksikan keadilan dan kewajaran dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, maka besaran Faktor
Jabatan untuk Direktur Utama, Direktur, Komisaris Utama (Independen), dan Komisaris Perusahaan ditentukan
sebagai berikut:
Jabatan Bobot
• Direktur Utama 100%
• Direksi 90%
• Komisaris Utama (Independen) 50%
• Komisaris 40%
Tantiem
Total tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris atas kinerja tahun 2013 ditetapkan sebesar Rp10.000.000.000,-
yang dibagi untuk Direktur Utama, anggota Direksi, Komisaris Utama (Independen), dan anggota Dewan Komisaris,
dengan komposisi masing-masing 100%, 90%, 40% dan 36%, serta proporsional dengan masa bakti yang
bersangkutan selama tahun 2013.
Selain gaji/honorarium sebagaimana dijelaskan di atas, Dewan Komisaris dan Direksi juga mendapatkan tunjangan
dan fasilitas, sebagai berikut:
Tabel Hubungan Anggota Direksi dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali
Tujuan/Fasilitas Direksi Dewan Komisaris
Adapun Garis Besar Rincian Remunerasi Direksi 2014, terdapat pada halaman selanjutnya.
Memperhatikan rekomendasi
Konsultan Independen dalam Rekomendasi
menetapkan dasar penentuan Konsultan Independen
remunerasi
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris
205
Dewan Komisaris dan Direksi mengadakan pertemuan secara berkala untuk membahas berbagai kebijakan bisnis,
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Selain itu, Dewan Komisaris dan Direksi juga mengikuti pelatihan dan seminar
yang menyangkut aspek bisnis, sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam rangka mengemban tugas dan tanggung
jawabnya dengan lebih baik.
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sama-sama dipilih dan ditetapkan oleh RUPS setelah diseleksi oleh
Menteri BUMN melalui uji kelaikan dan kepatutan. Untuk memastikan independensi dalam pelaksanaan tugas
dan menghindarkan adanya potensi benturan kepentingan dalam pengambilan keputusan, tidak ada hubungan
keuangan dan hubungan keluarga antara anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi lainnya dan atau Pemegang Saham Pengendali.
Tabel Hubungan Anggota Direksi dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali
Pemegang Pemegang
Nama BOC BOD Saham BOC BOD Saham
Pengendali Pengendali
Suhendro √ √ √ √ √ √
Erfi Triassunu √ √ √ √ √ √
Eko Prasojo √ √ √ √ √ √
Mochtar Husein √ √ √ √ √ √
Abd Hudarni Rani √ √ √ √ √ √
Direksi (BOD)
Sukrisno √ √ √ √ √ √
Dadang Mulyadi √ √ √ √ √ √
Purwijayanto √ √ √ √ √ √
Akhmad Rosidi √ √ √ √ √ √
Abrun Abubakar √ √ √ √ √ √
Ahmad Subagdja √ √ √ √ √ √
Keputusan rapat dibuat berdasarkan azas musyawarah untuk mufakat atau diambil berdasarkan suara terbanyak
serta mengikat untuk dilaksanakan tindak lanjutnya. Jika ada anggota Komisaris yang memiliki benturan
kepentingan, yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk ikut memberikan suara dan penjelasan mengenai hal
tersebut dicatat pada risalah rapat. Seluruh tata cara, pedoman kerja dan hubungan antara Dewan Komisaris dan
Direksi ditetapkan dalam Board Charter.
KOMITE-KOMITE KOMISARIS
Komite Audit
Komite Audit dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu memastikan
efektivitas sistem pengendalian internal dan sistem audit di semua lini Perseroan. Dalam melakukan tugas dan
tanggung jawabnya, Komite Audit menjunjung tinggi lima prinsip GCG sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
di atas, dan bertindak secara profesional dan independen untuk kepentingan Perseroan dan para pemangku
kepentingan.
Secara struktural, Komite Audit berada langsung di bawah Dewan Komisaris dan setara dengan komite-komite
lainnya di bawah Dewan Komisaris. Dalam melakukan tugas-tugasnya, Komite Audit berkoordinasi dengan Satuan
Pengawasan Internal (SPI).
Piagam Komite Audit telah diubah dan disempurnakan beberapa kali, yang terakhir berdasarkan Keputusan
Dewan Komisaris No. 03/Tbk/Kep/DK-01.2.3.4.5.6/2013 tanggal 2 September 2013, tentang Penetapan Piagam
(Charter) Komite Audit PT TIMAH (Persero) Tbk.
207
Seluruh individu anggota Komite Audit Perseroan selalu memenuhi persyaratan kompetensi, indepedensi, dan
reputasi, yang selengkapnya diatur dalam Piagam Komite Audit. Dalam Piagam Komite Audit juga diatur Masa
Jabatan Anggota Komite Audit serta prosedur pengangkatan dan pemberhentian Anggota Komite Audit.
Kinerja setiap Anggota Komite Audit dievaluasi secara berkala berdasarkan pencapaian sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahunan, yang meliputi efektivitas dalam menjalankan fungsi, tingkat
kehadiran dalam rapat, serta tingkat kontribusi dan pemahaman akan berbagai permasalahan di Perseroan.
Evaluasi kinerja dilakukan oleh Ketua Komite dan atau Komisaris Utama (Independen) setidaknya setahun sekali
berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan Dewan Komisaris.
Komposisi anggota Komite Audit Perseroan terdiri dari 4 orang, diketuai oleh Komisaris Independen, sebagai
berikut.
Kep. Dekom
Komisaris Independen/ 2 tahun sejak tanggal
Suhendro No. 02/Tbk/Kep/DK- 7 Mei 2014
Ketua Komite Audit ditetapkan
01.2.3.4.5.6/2014
Kep. Dekom
Komisaris/ Anggota 2 tahun sejak tanggal
Mochtar Husein No. 02/Tbk/Kep/DK- 7 Mei 2014
Komite Audit ditetapkan
01.2.3.4.5.6/2014
Kep. Dekom
2 tahun sejak tanggal
Herry Siswanto Anggota Komite Audit No. 02/Tbk/Kep/DK- 7 Mei 2014
ditetapkan
01.2.3.4.5.6/2014
Kep. Dekom
2 tahun sejak tanggal
Wawan Gunawan Anggota Komite Audit No. 02/Tbk/Kep/DK- 7 Mei 2014
ditetapkan
01.2.3.4.5.6/2014
209
Intern 2 2 100%
Bing Tobing*
Lainnya 9 6 67%
Intern 2 2 100%
Setiawan Kriswanto*
Lainnya 9 8 89%
Intern 2 2 100%
Suhendro
Lainnya 9 8 89%
Intern 1 1 100%
Suhendro
Lainnya 34 34 100%
Intern 1 1 100%
Mochtar Husein
Lainnya 34 12 35%
Intern 1 1 100%
Wawan Gunawan
Lainnya 34 33 97%
* Bing Tobing sampai dengan RUPS tanggal 25 Maret 2014.
* Setiawan Kriswanto diberhentikan dengan hormat sesuai Kep. Dekom
No.02/Tbk/Kep/DK01.2.3.4.5.6/2014 tanggal 7 Mei 2014 perihal
Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Komite Audit.
d. Pengawasan (Oversight) Terhadap Pelaksanaan tugas Auditor Eksternal / Kantor Akuntan Publik (KAP)
Melakukan pertemuan dan komunikasi lainnya dengan Eksternal Auditor, SPI maupun Satker Keuangan
dalam rangka oversight terhadap perkembangan pelaksanaan audit.
Melakukan pembahasan atas realisasi audit tahun 2013 dan memberikan masukan dalam penetapan auditor
(jasa audit) untuk pemeriksaan laporan keuangan tahun 2014, baik untuk Perseroan maupun Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), selain itu juga memberikan pendapat atas penunjukkan KAP untuk
keperluan audit laporan Keuangan Triwulan 1 (Maret 2014) dalam rangka pemenuhan syarat penggunaan Nilai
Buku atas aset Perseroan dan Anak Perusahaan terkait merger TINS dengan TT.
211
Komite Sumber Daya Manusia & Risiko Usaha (Ksdm & Ru)
Komite Sumber Daya Manusia & Risiko Usaha (SDM & RU) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris untuk membantu memenuhi tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan proses nominasi,
remunerasi, dan pengembangan sumber daya manusia serta pengawasan, evaluasi, dan pengelolaan risiko
usaha di Perusahaan. Kegiatan Komite SDM & RU dimaksudkan untuk meningkatkan keberhasilan Perusahaan
dalam membina sumber daya manusianya dan mengelola risiko usaha yang dihadapinya, dalam rangka menjaga
keunggulan kompetitifnya.
Komite SDM & RU dibentuk berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT TIMAH (Persero)
Tbk tanggal 19 April 2012. Dalam menjalankan kegiatannya, Komite SDM & RU menggunakan Piagam Komite
SDM & RU yang disahkan 1 Juni 2012 sebagai panduan utamanya.
Secara struktural, Komite SDM & RU berada langsung di bawah Dewan Komisaris dan setara dengan komite-
komite lainnya di bawah Dewan Komisaris. Dalam melakukan tugas-tugasnya, Komite SDM & RU berkoordinasi
terutama dengan Satuan Kerja Sumber Daya Manusia dan Manajemen Risiko & Investasi.
Pembentukan serta pelaksanaan kegiatan Komite SDM & RU dilandaskan pada sejumlah peraturan perundang-
undangan, antara lain:
• UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal
• UU No. 19/2003 tentang BUMN
• UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas
• Peraturan Pemerintah RI No. 45/2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran BUMN
• Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada
Badan Usaha Milik Negara.
Individu Anggota Komite SDM & RU PT TIMAH telah memenuhi persyaratan kompetensi, indepedensi, dan
reputasi. Ketiga jenis persyaratan ini diatur selengkapnya dalam Piagam Komite SDM & RU. Dalam Piagam Komite
SDM & RU juga diatur masa jabatan Anggota Komite SDM & RU, yakni dua tahun, serta prosedur pengangkatan
dan pemberhentian Anggota Komite SDM & RU.
Kinerja setiap Anggota Komite SDM & RU PT TIMAH dievaluasi secara berkala berdasarkan pencapaian sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahunan, yang meliputi efektivitas dalam menjalankan fungsi,
tingkat kehadiran dalam rapat, serta tingkat kontribusi dan pemahaman akan berbagai permasalahan di Perseroan.
Evaluasi kinerja dilakukan oleh Ketua Komite dan atau Komisaris Utama (Independen) setidaknya setahun sekali
berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan Dewan Komisaris.
Honorarium dan pembebanan biaya untuk menunjang kegiatan Komite SDM & RU ditetapkan dan disetujui
oleh Dewan Komisaris. Anggota Komite SDM & RU juga diberikan program pelatihan dan pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi mereka.
213
Tugas Komite SDM & RU terkait fungsi pengawasan terhadap risiko usaha dan investasi adalah melakukan
pemantauan terhadap pengelolaan risiko dan investasi sesuai peraturan perundangan, serta mendorong
terwujudnya pelaksanaan sistem pengelolaan risiko terpadu dan budaya kehati-hatian dan sadar risiko di dalam
Perseroan. Tanggung jawab ini meliputi:
• Mengevaluasi pedoman tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko & Investasi (SKMRI) untuk meyakinkan tidak
terdapat pembatasan oleh manajemen yang menghalangi SKMRI dalam menjalankan fungsinya secara
optimal sesuai ketentuan perundangan yang berlaku;
• Memberi pendapat dan rekomendasi kepada Direksi melalui Dewan Komisaris dalam pengangkatan,
penggantian, dan pemberhentian Kepala SKMRI serta mengevaluasi rencana kerja tahunan SKMRI;
• Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan fungsi SKMRI, termasuk koordinasi pelaporan dan komunikasi kepada
Komite SDM & RU;
• Mengevaluasi hasil penelaahan SKMRI yang signifikan disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris
untuk perhatian Komite SDM & RU dengan segera dan berdiskusi dengan SKMRI untuk membahas hasil
penelahaan tersebut;
• Memastikan kepada Dewan Komisaris bahwa manajemen telah melakukan tindak lanjut yang diperlukan atas
rekomendasi bagi SKMRI;
• Melalui Dewan Komisaris dapat meminta Direksi menugaskan SKMRI untuk melakukan penelaahan
khusus/tujuan tertentu risiko usaha dan investasi apabila terdapat indikasi akan terjadi kerugian besar dan
penyimpangan usaha yang berdampak adanya tuntutan hukum pada suatu pelaksanaan kegiatan operasional
dan investasi.
Komite SDM & RU juga melaksanakan tugas khusus berdasarkan penugasan Dewan Komisaris, yang mencakup
namun tidak terbatas pada penelaahan dugaan adanya kerugian akibat kesalahan/penyimpangan dalam
pengelolaan risiko dan investasi Perseroan.
Kep. Dekom
Komisaris/ Ketua 2 tahun sejak tanggal
Eko Prasojo No. 03/Tbk/Kep/DK- 7 Mei 2014
Komite SDM dan RU 01.2.3.4.5.6/2014 ditetapkan
215
Rekapitulasi Rapat dan Kehadiran Rapat Anggota Komite SDM & RU, 2014.
Periode 1 Januari 2014 - 7 Mei 2014
Rapat
Komite SDM RU Presentase
Jenis Rapat Jumlah Rapat Total Kehadiran
Intern 4 3 75%
M Lobo Balia*
Lainnya 6 3 50%
Intern 4 4 100%
Suryadi Saman*
Lainnya 6 5 83%
Intern 4 4 100%
Abdurrohman M Sastra
Lainnya 6 6 100%
Intern 4 4 100%
Yanto
Lainnya 6 5 83%
Intern 1 0 0%
Eko Prasojo
Lainnya 28 18 64%
Intern 1 1 100%
Abdurrohman M Sastra
Lainnya 28 28 100%
Intern 1 1 100%
Yanto
Lainnya 28 28 100%
Intern 1 1 100%
A Hudarni Rani*
Lainnya 8 7 25%
NOTE :
*Bpk. M. Lobo Balia dan Bpk. Suryadi Saman sampai dengan RUPS tanggal 25 Maret 2014.
*Bpk. A Hudarni Rani sampai dengan tanggal 22 September 2014
217
i) Perubahan lingkungan strategis global yang menimbulkan kesulitan dalam melakukan “forecasting”
terhadap harga, supply dan demand logam timah serta komoditi bahan baku lainnya termasuk bahan
bakar.
Evaluasi terhadap “Corporate Risk Matrix Product” tiap Direktorat dalam rangka implementasi prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dan Good Mining Practice (GMP), sehingga visi dan misi perusahaan dapat
diwujudkan pada tahun 2018 sesuai RJPP.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Perseroan membentuk Sekretariat Perusahaan sebagai bentuk komitmen terhadap penerapan praktek terbaik
Tata Kelola Perusahaan, selain sebagai wujud kepatuhan terhadap hukum dan peraturan Pasar Modal.
Sekretaris Perusahaan merupakan suatu posisi struktural di bawah Direksi dan bertanggung jawab langsung
kepada Direksi. Sekretaris Perusahaan memiliki fungsi serta tanggung jawab untuk menyusun kebijakan,
melakukan perencanaan, dan mengendalikan komunikasi Perusahaan dan kesekretariatan Direksi, membina
hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan, serta menjamin keterbukaan dan tersedianya akses informasi.
Agung Nugroho
Sekretaris Perusahaan
• Sekretaris Perusahaan wajib membuat laporan secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun mengenai pelaksanaan fungsi sekretaris perusahaan kepada Direksi dan ditembuskan kepada
Dewan Komisaris.
Sementara bagi Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengungkapkan uraian singkat pelaksanaan fungsi
sekretaris perusahaan dan informasi mengenai pendidikan dan/atau pelatihan yang diikuti Sekretaris
Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, yang berbunyi “Dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Sekretaris Perusahaan harus mengikuti pendidikan
dan/atau pelatihan” pada laporan tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
Pelaporan
Rilis Kinerja Usaha Perusahaan 4 Kali Tahun Buku 2013 14 Februari 2014
Triwulan I 30 Juni 2014
Semester I 23 Juli 2014
Triwulan III 30 Oktober 2014
Laporan Keuangan 4 Kali Tahun Buku 2013 14 Februari 2014
Triwulan I 30 Juni 2014
Semester I 23 Juli 2014
Triwulan III 30 Oktober 2014
Laporan iklan laporan keuangan 2 Kali Tahun Buku 2013 21 Februari 2014
Tengah Tahun 2014 24 Juli 2014
Laporan Eksplorasi 12 Kali Per Bulan Sebelum Tanggal 10
Laporan tahunan 2013 1 Kali Per Tahun 3 Maret 2014
Rencana Pelaksanaan RUPS 1 Kali Per Tahun 14 Februari 2014
Laporan Iklan Pengumuman RUPS 1 Kali Per Tahun 21 Februari 2014
Laporan Iklan Panggilan RUPS 1 Kali Per Tahun 10 Maret 2014
Laporan Iklan Hasil RUPS 1 Kali Per Tahun 27 Maret 2014
22 Agustus 2014
Laporan Hasil Pelaksanaan Paparan Publik 2 Kali Per Tahun
22 September 2014
219
AKSI KORPORASI
RUPS Tahunan 1 Kali Per Tahun 25 Maret 2014
20 Agustus 2014
Paparan publik 2 Kali Per Tahun
17 September 2014
HUBUNGAN INVESTOR
Kunjungan lapangan 2 Kali Per Tahun Sepanjang tahun 2014
Kunjungan perusahaan 29 Kali Per Tahun Sepanjang tahun 2014
Roadshow 4 Kali Per Tahun Sepanjang tahun 2014
Konferensi investor 1 Kali Per Tahun 28 Agustus 2014
Audit Institutions). Lima komponen pengendalian internal meliputi lingkungan pengendalian (Control Environment),
penilaian risiko (Risk Assessment), aktivitas pengendalian (Control Activities), informasi dan komunikasi (Information
and Communication), dan pemantauan (Monitoring), sebagai berikut:
• Pengendalian Lingkungan
Aspek ini secara signifikan menetapkan corak organisasi Perseroan dan mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orang dalam Perseroan, sehingga Manajemen senantiasa mengembangkan dan
meningkatkan integritas, nilai, etika, dan kompetensi karyawan; filosofi dan gaya manajemen; struktur
organisasi; pelimpahan wewenang dan tanggung jawab; partisipasi Dewan Komisaris dan/ atau Komite Audit
dalam pengawasan; serta kebijakan dan praktik alokasi sumber daya manusia.
• Pengelolaan risiko
Aspek ini mencakup identifikasi dan analisis risiko yang relevan dalam upaya mencapai tujuan Perseroan,
dan membentuk dasar dalam melaksanakan pengelolaan risiko. Penilaian risiko dilakukan dengan cara audit
berbasis risiko dalam menentukan program kerja pemeriksaan tahunan.
• Aktivitas pengendalian
Aspek ini mencakup kebijakan dan prosedur yang menjamin dilaksanakannya berbagai arahan dari
manajemen, mengacu pada Evaluasi Unjuk Kerja Bersama (EUKB) dan Indikator Kinerja Utama (KPI).
• Pemantauan
Aspek ini mencakup proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalianinternal baik secara insidentil
maupun sepanjang waktu, termasuk pelaksanaan fungsi Satuan Pengawasan Internal.
Metode pemantauan yang logis dan memadai atas kegiatan pengendalian dilakukan melalui pemeriksaan yang
akan menghasilkan Laporan Hasil Audit (LHA). Metode rapat bulanan unjuk kinerja atau EUKB juga merupakan
salah satu metode pemantauan kegiatan pengendalian. Temuan pemeriksaan atau review lainnya dibahas dan
ditindaklanjuti segera dengan auditor dan sistem informasi manajemen audit.
221
tSatuan Pengawasan Internal (SPI) merupakan Unit Audit Internal sebagai pelaksana Sistem Pengendalian
Internal, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama PT TIMAH (Persero) Tbk. SPI dibentuk atas dasar
Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan juga Keputusan
Menteri BUMN No.Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN.
Satuan Pengawasan Internal mempunyai fungsi utama memberikan keyakinan dan melaksanakan konsultasi
yang independen dan objektif, dengan tujuan meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perseroan dan
anak Perusahaan dalam berbagai kinerja (keuangan, ekonomi, sosial, dan lingkungan), melalui pendekatan yang
sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses
tata kelola perusahaan.
Sesuai dengan Keputusan Ketua OJK (dahulu Bapepam-LK) No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008
tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, SPI telah melakukan penyesuaian
dan penyempurnaan Piagam Unit Audit Internal yang merupakan pedoman dan panduan pelaksanaan tugas-
tugas SPI.
Pelaksanaan fungsi SPI dilandaskan pada Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter), yang
disahkan oleh Komisaris Utama (Independen) dan Direktur Utama pada 2012. Internal Audit Charter memuat misi,
kedudukan, personel, tugas dan tanggung jawab, wewenang, program kerja tahunan (PKT), laporan hasil audit
(LHA) dan laporan evaluasi tindak lanjut (ETL). Adapun fungsi SPI mencakup pelaksanaan audit dari jenis-jenis
kegiatan berikut:
Kegiatan-kegiatan di atas dilaksanakan secara independen dengan produk akhir berupa rekomendasi
atau saran perbaikan, yang disampaikan kepada Direktur Utama. Pelaksanaan fungsi tersebut merupakan
penjabaran dari misi satuan kerja SPI, yaitu:
• Memastikan terlaksananya strategi, kebijakan, program kerja, sistem, dan prosedur pada seluruh kegiatan
dalam menunjang tercapainya tujuan Perusahaan.
• Mendorong terwujudnya tata kelola perusahaan yang efektif dan efisien serta patuh terhadap peraturan
perundang- undangan yang berlaku dalam pelaksanaan seluruh kegiatan Perusahaan.
Kepala SPI PT TIMAH (Persero) Tbk saat ini adalah Ardiansyah, yang mulai menjabat sejak bulan Oktober tahun
2013.
Ardiansyah
Kepala SPI
223
SATUAN
PENGAWAS
INTERNAL
BIDANG
AUDITOR
PERENCANAAN &
MONITORING
SENIOR
BIDANG
PERENCANAAN & AUDITOR
MONITORING
PENGOLAHAN AUDITOR
DATA
JUNIOR
SEKSI
ASISTEN
AUDITOR TATA USAHA
Personel SPI terdiri dari Auditor Senior, Auditor, Auditor Junior, dan Asisten Auditor yang ditetapkan berdasarkan
SK Direksi Nomor: 261/Tbk/SK-0000/2012-B1 tanggal 14 Maret 2012 tentang Perubahan dan Penetapan Kembali
Struktur Organisasi PT TIMAH (Persero) Tbk. Jumlah auditor internal SPI disesuaikan dengan besaran dan tingkat
kompleksitas kegiatan usaha. Seluruh personel SPI adalah karyawan organik PT TIMAH (Persero) Tbk.
Jumlah personil SPI disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja yang diaudit. Pada tahun 2014 telah terjadi
perubahan komposisi personel karena adanya penambahan karyawan tetap sejumlah 3 (tiga) orang mutasi dari
satker lain. Per 31 Desember 2014, jumlah personil SPI adalah 17 orang.
Adapun personalia dan sertifikasi audit yang dimiliki adalah sebagai berikut.
Sepanjang tahun 2014, Perseroan telah mengikutsertakan para personel SPI dalam sejumlah pelatihan dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka. Pelatihan-pelatihan yang diikuti meliputi:
• Audit Internal tingkat lanjutan II diikuti 5 (lima) orang
• Auditor hukum
• Fraud Auditing
• Audit Internal tingkat lanjutan I diikuti 2 (dua) orang
• Pengukuhan PIA (Profesional Internal Audit) diikuti 2 (dua) orang
• Audit Intern Tk dasar I diikuti 3 (tiga) orang.
• Audit Intern Tk dasar II diikuti 2 (dua) orang
• Audit Operasional
• Audit kecurangan
• Lead Audit diikuti 6 (enam) orang
• MTDP
225
• Melakukan penilaian kinerja pada bidang-bidang eksplorasi, operasi produksi, pemasaran, keuangan,
pengadaan, sumber daya manusia, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup.
• Melakukan pemeriksaan khusus, apabila diperlukan dan atas permintaan Direktur Utama.
2. Objektivitas (objectivity)
Satuan Pengawasan Internal menunjukkan objektivitas yang tinggi sesuai dengan standart dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas atau proses yang sedang
diperiksa.
Pengawasan intern melakukan penilaian secara seimbang (balanced) dengan memperhatikan semua keadaan
yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau orang lain, dalam membuat pendapat
(judgement).
a. Tidak terlibat dalam aktivitas yang dapat mengurangi atau dianggap mengurangi objektivitas Satuan
Pengawasan Intern dalam melakukan penilaian, termasuk dalam aktivitas atau hubungan yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
b. Tidak menerima apapun yang dapat melemahkan atau dianggap melemahkan pertimbangan profesional.
c. Mengungkapkan semua fakta material yang diketahui, yang apabila tidak diungkapkan dapat
menyebabkan distorsi pelaporan atas aktivitas yang diperiksa
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Satuan Pengawasan Internal menjaga kerahasiaan atas informasi yang diterima dan tidak mengungkapkan
informasi tersebut tanpa otorisasi yang berwenang kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesi untuk
mengungkapkan informasi tersebut :
a. Bertindak hati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh pada saat pelaksanaan
tugas
b. Tidak menggunakan informasi untuk kepentingan pribadi atau dengan cara apapun yang bertentangan
dengan hukum atau mengganggu pencapaian sasaran perusahaan yang etis dan berlegitimasi.
4. Kompetensi (Competency)
Satuan Pengawasan Intern menggunakan pengetahuan , keahlian, dan pengalaman yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan.
a. Hanya terlibat dalam pemeriksaan apabila memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang
diperlukan dalam pemeriksaan tersebut
b. Melaksanakan fungsi pengawasan Internal sesuai dengan standar pelaksanaan fungsi Satuan
Pengawasan Internal
c. Secara berkesinambungan meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas pekerjaan
Untuk tahun 2014, direncanakan kegiatan assurance yang dituangkan dalam PKT 2014 sebanyak 10 (sepuluh)
kegiatan dan 5 (lima ) Audit ISO. Juga dijadwalkan rencana kegiatan lainnya berupa stocktaking bijih, logam,
dan mineral ikutan, serta stocktaking di Anak Perusahaan yang direncanakan setiap akhir semester dan tutup
tahun (dua kali setahun)serta pelaksanaan audit non PKT.
• Pelaksanaan
Satuan Pengawasan Intern (SPI) melaksanakan kegiatan-kegiatan Pengawasan Internal didasarkan pada
“Piagam SPI” yang telah disahkan Direktur Utama, yang mencakup 2 (dua) kategori utama kegiatan, yakni;
kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif.
Pelaksanaan dan realisasi kegiatan SPI sebagaimana direncanakan dalam PKT tahun 2014 adalah sebagai
berikut
Keterangan :
9 Kegiatan PKT
2014
36% 5 Audit ISO
227
Pemantauan
Pengendalian internal harus dipantau dan jika perlu, dibenahi agar kualitasnya tetap bisa dipertahankan bahkan
ditingkatkan. Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu, meliputi
penilaian atas rancangan dan pengoperasian pengendalian. Pemantauan yang efektif biasanya meliputi:
Metode pemantauan yang logis dan memadai atas kegiatan pengendalian dilakukan melalui pemeriksaan yang
akan menghasilkan Laporan Hasil Audit (LHA). Metode rapat bulanan unjuk kinerja atau EUKB juga merupakan
salah satu metode pemantauan kegiatan pengendalian.
Penyelesaian segera terhadap temuan pemeriksaan atau reviu lainnya melalui mekanisme pembahasan tindak
lanjut dengan auditor dan sistem informasi manajemen audit.
Pengendalian
Aktivitas-aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat menyakinkan bahwa petunjuk yang
dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Perseroan memiliki mekanisme review dari pejabat tinggi atau manajer
senior untuk mengawasi pencapaian suatu unit/satuan kerja terhadap rencana yang telah ditetapkan. Mekanisme
review oleh manajemen dalam bentuk Evaluasi Unjuk Kerja Bersama (EUKB) yang merupakan hasil review manajer
atas pekerjaan bawahannya.
Sesuai kebijakan akuntansi PT TIMAH, pembukuan semua transaksi dilakukan secara berurutan. Rekonsiliasi
bank dilakukan untuk mencocokkan jumlah transaksi. Akses data dan dokumen dikendalikan dengan password
ke aplikasi sesuai kewenangan.
KPI Perseroan ditetapkan pada tingkat 3 atau masing-masing manajer senior atau bagian. Ukuran kinerja korporat
yang telah ditetapkan dalam RKAP dijabarkan dalam ukuran kinerja unit/satuan kerja sesuai bidang masing-
masing. Ukuran kinerja unit/satuan kerja merupakan sasaran yang harus dicapai oleh unit/satuan kerja terkait.
Sesuai kebijakan akuntansi Perseroan, transaksi yang diakui hanyalah transaksi yang valid sesuai ketentuan
manajemen, dan yang dilakukan oleh personel yang memiliki kewenangan serta telah memenuhi prosedur
otorisasi. Dalam menjalankan operasionalnya, PT TIMAH telah menggunakan aplikasi System Application and
Product in Data Processing (SAP) yang mencakup beberapa modul.
• Program manajemen untuk menerapkan dan mengembangkan Good Corporate Governance (GCG) serta
Manajemen Risiko di lingkup Perseroan terlaksana lebih baik dan transparan. Ini menuntut peran aktif SPI
dalam menjalankan kegiatan konsultatif, assurance dan kegiatan lainnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung berkaitan dengan program tersebut, termasuk proses internalisasi GCG dalam organisasi
Perseroan. Salah satu wujud internalisasi GCG sebagaimana diamanatkan dalam pedoman GCG PT TIMAH
serta komitmen manajemen adalah disertakannya GCG sebagai salah satu materi wajib pelatihan internal.
• Program manajemen sehubungan pengembangan investasi Perseroan terkelola dengan baik sesuai ketentuan
yang berlaku. SPI perlu turut aktif membantu manajemen dalam menerapkan dan mengembangkan prosedur
dan kebijakan pengambilan keputusan investasi, dan dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan investasi.
• Perubahan ketentuan dan perundang- undangan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan
dengan lingkup bisnis Perseroan dapat terfasilitasi dengan baik. SPI dituntut untuk selalu memutakhirkan
pengetahuannya mengenai peraturan perundangan terkait dalam menjalankan fungsinya. Sebagai contoh
adalah Undang-Undang Minerba, Peraturan Menteri Perdagangan No. 32/M-DAG/ PER/6/2013 tentang
ketentuan ekspor timah, peraturan perpajakan, peraturan ketenagakerjaan, peraturan pertambangan,
peraturan perindustrian dan perdagangan, peraturan daerah, serta peraturan lainnya.
Dalam rangka mendukung upaya mengurangi tindak pelanggaran korupsi, personel SPI telah mengikuti pelatihan
pencegahan tindak pidana korupsi serta memegang sertifikat keprofesian untuk auditor internal, antara lain
Qualified Internal Auditor (QIA) sebanyak 1 orang dan Professional Internal Auditor (PIA) sebanyak 8 orang.
Untuk tahun 2014 Perseroan menyelenggarakan pelatihan terkait pencegahan korupsi yang diikuti karyawan
setingkat Kepala Bagian (Eselon 4B) pada satuan Kerja SPI, yakni Pelatihan Fraud Auditing. Selain itu, sebagian
besar karyawan Perseroan yang tugas dan tanggung jawabnya rentan dengan tindak pidana korupsi telah
mengikuti pelatihan pencegahan korupsi di tahun-tahun sebelumnya.
Indikasi praktik tindak pidana korupsi di seluruh aspek operasional Perseroan, terutama pada bidang-bidang yang
rawan tindakan dimaksud, seperti: pengadaan barang/jasa, pemeliharaan, penjualan dan pengelolaan/pencatatan
transaksi keuangan, yang mewakili sekitar 30% kegiatan operasional Perseroan, terus menjadi fokus pelaksanaan
kegiatan SPI dari tahun ke tahun.
229
Apabila SPI menerima laporan/mendapati adanya indikasi, tuduhan atau sangkaan tindak pidana korupsi pada
diri salah satu karyawan Perseroan, di tingkatan manapun, maka tuduhan atau sangkaan itu akan diproses sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT TIMAH akan bertanggung jawab menyediakan pendampingan
hukum bagi karyawan tersebut dengan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah selama proses hukum, hingga
putusan berkekuatan hukum tetap dikeluarkan. Pendampingan hukum selama proses penyelidikan, penyidikan,
dan persidangan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Hukum Perusahaan (Corporate Lawyer).
AKUNTAN PERSEROAN
Pemilihan Kantor Akuntan Publik, atau Akuntan Perseroan yang akan melakukan proses audit atas laporan
keuangan Perseroan dilakukan secara transparan dengan menyampaikan alasan pencalonan tim auditor yang
diusulkan oleh Komite Audit melalui Dewan Komisaris kepada RUPS. Kemudian, Akuntan Perseroan ditunjuk dan
ditetapkan oleh RUPS dari calon yang sebelumnya telah diajukan oleh Dewan Komisaris.
Tugas Akuntan Perseroan adalah menilai Laporan Keuangan yang disusun manajemen dan dapat ditunjuk untuk
melakukan penilaian terhadap hal-hal yang dianggap penting.
RUPS Tahunan yang berlangsung pada tanggal 25 Maret 2014 juga telah menyetujui penunjukan Kantor Akuntan
Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PricewaterhouseCoopers), sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan
mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2014.
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PricewaterhouseCoopers) ditunjuk oleh Perusahaan untuk
mengaudit laporan keuangannya untuk kedua kalinya pada tahun 2014.
Biaya yang dibayarkan kepada Akuntan Perseroan tersebut untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan
Tahun Buku 2014 adalah sebesar Rp1.900.000.000,-.
Dasar Acuan
Pelaksanaan Manajemen Risiko oleh Perseroan mengacu pada Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002
tertanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik GCG yang dipadukan dengan konsep Enterprise Risk
Management (ERM) berbasis ISO 31000.
Risiko yang dikelola meliputi berbagai jenis, yang bersumber baik dari pengaruh konteks internal maupun
eksternal. Manajemen Risiko sebagai salah satu alat dalam pengambilan keputusan diharapkan dapat merespons
dan memenuhi harapan semua pemangku kepentingan dengan baik.
Kebijakan pengelolaan risiko Perseroan mempertimbangkan karakteristik khusus industri pertambangan untuk
keberlanjutan usahanya, yang meliputi: memerlukan modal yang besar, periode pra-produksi yang panjang
dalam kegiatan eksplorasi, berisiko tinggi, sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan berdampak terhadap lingkungan.
Peran dan fungsi organ Manajemen Risiko yang meliputi Risk Sponsor, Risk Manager, Risk Owner, Risk Officer
dan Risk Assurance selalu diberdayakan dan ditingkatkan. Instrumen manajemen risiko meliputi: Kebijakan
Risiko, Manual Risiko, dan dan prosedur kerja dan Kinerja Manajemen Risiko yang mengacu pada prinsip-prinsip
Manajemen Risiko yang tercermin dalam Enterprise Risk Management (ERM) framework didokumentasikan,
dijalankan, dievaluasi, dan direview serta terus ditingkatkan.
Dalam rangka penerapan sistem risiko berbasis ISO 31000, Direksi telah menetapkan instrumen-instrumen yang
diperlukan, yaitu :
• Kebijakan manajemen risiko, adalah suatu pernyataan Manajemen Perseroan dan seluruh jajarannya
berkomitmen untuk mendukung, mendorong, dan berperan aktif dalam penerapan manajemen risiko usaha
berbasis Enterprise Risk Management (ERM) ISO 31000:2009 - Principles and Guidelines dalam rangka
memberikan hasil yang optimal dalam membantu pencapian tujuan perusahaan. Penerapan manajemen risiko
usaha dimaksud dilaksanakan berlandaskan tata nilai perusahaan, yaitu: “Integritas, Komitmen, Terbuka,
Rasional, Visioner” dan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik, yaitu: “Transparency, Accountability,
Responsibility, Independency dan Fairness”.
• Panduan manajemen risiko, dalam rangka memberikan arahan bagi manajemen perusahaan dalam penerapan
manajemen risiko usaha secara terintegrasi berbasisi ISO 31000:2009 Risk Management-Principles and
Guidelines.
• Board of Risk Management Committee, dalam rangka untuk menangani risiko strategis yang memerlukan
penanganan segera. Organisasi ini yang dipimpin oleh Direksi dan beranggotakan satuan kerja MRUI, SPI,
dan Satuan Kerja terkait sebagai “Pemangku Risiko (Risk Owner)”.
• Tim Champion dalam penerapan proses manajemen risiko, dalam rangka membantu efektivitas, efisiensi,
kelancaran dan percepatan, serta kesinambungan jalannya penerapan manajemen risiko usaha secara
terintegrasi.
• SOP (Standard Operating Procedure) dan IK (Instruksi Kerja) manajemen risiko, dalam rangka memberikan
pedoman baku dalam penerapan proses manajemen risiko bagi pemangku risiko.
231
Dalam panduan manajemen, telah ditetapkan peran, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan pemangku risiko
utama di PT TIMAH yang meliputi:
• Komisaris, sebagai pemangku risiko utama dalam pengawasan pelaksanaan pengelolaan risiko di tingkat
strategis Perseroan, memastikan: adanya suatu upaya pengawasan yang berkesinambungan terhadap
pelaksanaan pengelolaan risiko di tingkat strategis Perseroan. Dalam pelaksanaannya Dewan Komisaris
dibantu oleh Komite SDM dan Risiko Usaha.
• Direksi, Sebagai pemangku peran utama pelaksanaan pengelolaan risiko di tingkat stratejik Perseroan,
memastikan keberlangsungan pelaksanaan penerapan pengelolaan risiko Perseroan dengan menciptakan
situasi yang kondusif dan melalui: penetapan prinsip, strategi dan kebijakan penerapan manajemen risiko
usaha, serta elemen-elemen tata kelola manajemen risiko usaha (penetapan organisasi manajemen risiko usaha
yang memadai, struktur peran dan tanggung jawab pengelolaan risiko di Perseroan, keselarasan program
manajemen risiko usaha dengan strategi Perseroan, tolak ukur kinerja pencapaian sasaran manajemen
risiko usaha, selera/toleransi risiko, kriteria risiko (dampak dan kemungkinannya), peta risiko, standar respon
risiko, kategori risiko utama Perseroan, pengambil keputusan dalam pengelolaan risiko di tingkat strategis
Perseroan, mengkomunikasikan manfaat manajemen risiko usaha dalam pencapaian sasaran Perseroan dan
penyediaan sumber daya yang memadai (SDM, dana, dan sarana pendukung lainnya).
Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko, Direksi dibantu oleh Satuan Kerja yang langsung berada di bawah garis
komandonya, meliputi:
• Melakukan audit mendasarkan pada proses manajemen risiko usaha (risk based audit) kepada Pemilik
risiko untuk memastikan pengelolaan risiko atas kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemilik risiko tersebut
telah berjalan sesuai kebijakan Manajemen risiko usaha, Manual Risiko dan kecukupan kontrol risiko.
• Memberikan rekomendasi atau saran dan pendapatnya kepada pemilik risiko, Satuan Kerja MRUI dan
Direksi atas hasil audit yang dilakukan terutama terhadap adanya indikasi ketidaksesuaian antara praktik
pengelolaan risiko dengan kebijakan Manajemen risiko usaha, Manual Risiko, kecukupan kontrol risiko,
serta biaya & manfaatnya.
Melalui hasil review dan memperhatikan perkembangan bisnis serta kebutuhan bisnis dimasa mendatang,
implementasi manajemen risiko yang saat ini telah dijalankan akan disempurnakan dengan membangun Sistem
Manajemen Risiko berbasis IT serta mengacu kepada framework ISO 31000.
233
Pengelompokan risiko tersebut dilakukan melalui pengukuran maturity risk sebagai hasil pemantauan terhadap
seluruh potensi risiko yang dihadapi. Setiap periode, jenis risiko yang masuk kategori risiko sangat tinggi dan
ekstrim biasanya berubah seiring dengan dinamika kondisi eksternal dan efektivitas langkah mitigasi yang
dilakukan.
Untuk tahun 2014, Perseroan mengidentifikasi beberapa risiko yang termasuk kategori sangat tinggi dan ekstrem
dimaksud. Perseroan kemudian melakukan pengawasan dan mempersiapkan mitigasi terhadap beberapa risiko
tersebut, untuk menghindarkan PT TIMAH dari potensi risiko.
Risiko-risiko penting yang dikelola dan diupayakan langkah-langkah mitigasinya sepanjang tahun 2014, dijelaskan
pada uraian berikut.
a. Risiko Regulasi
Risiko regulasi adalah risiko-risiko yang ditimbulkan oleh adanya perubahan peraturan perundang-undangan
dan atau aturan pelaksanaannya dari Pemerintah yang dapat mempengaruhi jalannya mekanisme proses
bisnis perusahaan yang menuntut adanya penyesuaian atas kebijakan perusahaan, perubahan organ kerja,
prosedur kerja dan penyesuaian kompetensi yang diperlukan. Dampak yang ditimbulkan atas risiko regulasi
ini adalah berupa tantangan sekaligus peluang pada sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
Penerapan Undang-Undang Minerba No. 4 Tahun 2009 beserta aturan pelaksanaannya yang mengatur
Penyelenggaraan Usaha Jasa Penambangan Mineral Dan Batubara yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
ESDM No. 28 Tahun 2009 yang jatuh tempo pelaksanaannya pada tahun 2013 berdampak kepada Perseroan,
karena adanya larangan untuk melibatkan Mitra Usaha Jasa Penambangan pada wilayah Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Perseroan. Untuk mengelola risiko ini, Perseroan berupaya merubah Kebijakan skema
usaha penambangan dengan tetap memperhatikan etika bisnis dari Kemitraan Jasa Usaha Penambangan
menjadi Mitra Jasa Sewa Peralatan. Perubahan Kebijakan skema usaha ini diikuti oleh perubahan Prosedur
Tata Cara Penambangan dan pola kerjasama atas hak dan kewajiban para pihak. Perubahan kebijakan dan
prosedur telah disosialisasikan Kepada para mitra perusahaan dan berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan
dan Energi (Distamben) setempat. Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra yang pada akhirnya berakibat
pada penurunan perolehan produksi bijih timah tahun 2013.
Selanjutnya diberlakukan Peraturan Menteri ESDM No. 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Menteri ESDM No. 28 Tahun 2009 yang membolehkan penggunaan Jasa Usaha Penambangan dan sekaligus
melibatkan masyarakat. Perubahan aturan pelaksanaan ini mendorong Perseroan untuk menelaah kembali
mekanisme proses bisnis yang dijalankan perusahaan. Perseroan juga membuka peluang bagi masyarakat
yang berminat untuk bermitra dengan Perseroan.
Dalam mengelola risiko terkait dengan adanya perubahan regulasi, Perseroan tetap mengedepankan
integritas, etika bisnis, dan penerapan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) dalam semua
kegiatan usahanya dan dengan prinsip kehati-hatian akan terus memonitor risiko dari semua aktivitasnya.
Perseroan juga secara terus menerus akan membina hubungan baik dengan para pemangku kepentingan,
khususnya pembinaan masyarakat setempat.
b. Risiko Operasi
Risiko Operasi adalah Risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi
operasional Perseroan.
Risiko operasi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan operasi Perseroan seperti ketidak-
efektifan, ketidak-efisienan, pencapaian kapasitas peralatan, keselamatan kerja, kesehatan kerja, upaya
pengelolaan lingkungan dan gangguan keamanan wilayah operasi milik Perseroan. dengan adanya kegiatan
penambangan ilegal.
Dalam upaya pengelolaan risiko yang dapat mengakibatkan ketidak-efektifan, ketidak-efisienan, pencapaian
kapasitas peralatan, Perseroan telah menetapkan standar kinerja pada setiap peralatan produksi yang
dioperasikan. Standar kinerja ini selalu dipantau, didokumentasi dan dievaluasi melalui rapat Evaluasi Produksi
di tingkat Manajer Operasi 2 mingguan dan di tingkat Direksi dan Manajer Senior melalui Evaluasi Unjuk Kerja
Bulanan (EUKB) 1 bulan sekali.
Dampak operasi yang dapat mengganggu keberlangsungan bisnis Perseroan yang signifikan adalah adanya
kegiatan penambangan illegal atau yang dikenal dengan tambang inkonvesional yang secara sporadis
menyebar di wilayah IUP milik Perseroan. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya penambangan ilegal
ini antara lain meliputi: terganggunya validasi cadangan yang berakibat lanjut pada penetapan rencana
kerja penambangan dan ketidaktepatan penempatan peralatan produksi, sering terjadinya kecelakaan
kerja dan kerusakan lingkungan, serta perusakan lahan yang telah direklamasi. Dalam pengelolaan terkait
adanya gangguan penambangan ilegal ini, Perseroan telah melakukan upaya pembinaan melalui kemitraan
kepada masyarakat penambang dengan mematuhi tata cara/praktek penambangan yang baik (Good Mining
Practice) dan mengikutsertakan masyarakat dalam pelaksanaan reklamasi. Perseroan juga melakukan
kerjasama dengan unsur yang terkait dengan upaya pengamanan di wilayah operasinya dengan melakukan
penandatangan MOU dengan pihak Kepolisian RI.
Dalam upaya pengelolaan risiko terkait dengan Keselamatan kerja, kesehatan kerja, upaya pelestarian
lingkungan; Perusahaan telah berusaha mematuhi peraturan-peraturan terkait dengan memenuhi persyaratan
dan kompetensi yang diperlukan. Dalam operasinya Perseroan telah menerapkan sistem Manajemen
Keselamatan Kerja, memiliki Dokumen AMDAL terkait Rencana Kelolaaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan(RPL), Penyusunan Dokumen Rencana Reklamasi dan Rencana Penutupan Tambang
(RR dan RPT) dan dalam penerapan rencana kerja tahunan telah disusun dokumen Rencana Kerja Tahunan
Teknis dan Lingkungan (RKTTL), dan dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) di setiap wilayah
operasinya. Perseroan juga menerapkan tata kelola lingkungan dan Sistem manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk memenuhi Standar Internasional dengan menerapakan EMS ISO 14001 dan OHSAS
235
18001. Kegiatan ini selalu dipantau, dievaluasi dan dilaporkan kepada instansi terkait pemerintah setempat
dan ke Kementerian terkait.
Perseroan di setiap wilayah operasinya melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) yang terus digalakkan dan diselaraskan dengan program-program Pemerintah, sebagai upaya
untuk mewujudkan harmonisasi sosial dengan masyarakat. Dengan upaya-upaya ini diharapkan masyarakat
bangga dan mendapat manfaat atas keberadaan Perseroan.
c. Risiko Finansial
Risiko Finansial adalah risiko-risiko yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tingkat pendapatan
usaha dan keberlabaan usaha. Hal ini dapat berdampak lebih lanjut pada kondisi arus kas. Risiko ini terutama
disebabkan tidak tercapainya sasaran produksi bijih dan penjualan logam timah sesuai sasaran yang
ditetapkan.
Untuk mengurangi dampak risiko finansial, Perseroan telah melakukan berbagai upaya efisiensi, antara lain
dengan melakukan pengetatan skala prioritas sesuai kebutuhan atas biaya-biaya yang dikeluarkan di semua
tingkatan organisasi. Pengetatan yang dilakukan diantaranya adalah melakukan reduksi biaya produksi,
biaya penjualan, pengeluaran biaya dinas, pengeluaran biaya fasilitas jabatan dan biaya kesehatan dengan
mengadakan pelayanan dokter keluarga sebelum dirujuk ke rumah sakit, serta pemanfaatan fasilitas pinjaman
dari bank dalam negeri.
Beberapa inisiatif untuk mengurangi dampak risiko finansial telah dan sedang dikaji secara seksama oleh
Perseroan, di antaranya dengan mengelola risiko nilai tukar dan perubahan suku bunga pinjaman. Perseroan
mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan lindung nilai alami (natural hedging), yaitu menyeimbangkan
nilai kekayaan dan kewajiban masing-masing mata uang. Perseroan juga tidak melakukan kontrak derivatif
valuta asing untuk lindung nilai terhadap risiko mata uang asing.
Perubahan suku bunga pinjaman juga dapat mempengaruhi kinerja keuangan, karena Perseroan mempunyai
utang bank dengan suku bunga tetap dan mengambang. Untuk mengelola risiko tingkat bunga tersebut,
maka Perseroan harus memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan memberikan campuran
yang sesuai atas tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap.
d. Risiko Pemasaran
Risiko pemasaran adalah risiko yang berdampak pada tidak terjualnya produk atau customer complaint
karena adanya ketidaksesuaian spesifikasi produk yang diperjual-belikan, gagal waktu serah, tidak tercapainya
kesepakatan harga dan atau karena adanya regulasi baru.
Risiko atas keterlambatan pengapalan biasanya disebabkan oleh penyediaan persediaan logam yang siap
ekspor dan faktor cuaca buruk. Dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya complaint dari Pelanggan
dan pendapatan perusahaan tertunda. Pengelolaan risko ini telah diupayakan dengan meningkatkan
komunikasi dengan bagian produksi tentang jadual rencana pengapalan termasuk pemenuhan persyaratan
fisik, persyaratan administrasi dan pengendaliannya dan atau memberikan penjelasan seperlunya kepada
Pelanggan sesuai dengan prosedur penaganan Customer Complaint yang telah ditetapkan. Upaya lain yang
dilakukan adalah melakukan buy back untuk memenuhi komitmen dan melakukan shipment non-regular
delivery dengan memperhatikan prosedur yang telah ditetapkan.
Dengan adanya perubahan regulasi Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 32/M-DAG/PER/6/2013 Tanggal
28 Juni 2013 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 78/M-DAG/PER/12/2012 Tentang
Ketentuan Ekspor Timah, hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang.
Maksud dan tujuan dari Permendag No. 32/M-DAG/PER/6/2013 Tanggal 28 Juni 2013 Tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 78/M-DAG/PER/12/2012 Tentang Ketentuan Ekspor Timah adalah
Indonesia sebagai salah satu penghasil & pengekspor logam timah terbesar di dunia bertekad untuk dapat
menjadi penentu harga logam timah dunia, dibentuknya bursa adalah sebagai salah satu upaya dari pemerintah
untuk menertibkan penambangan timah dan meningkatkan nilai komoditi logam timah, Perubahan mendasar
dalam peraturan tersebut, bahwa perdagangan timah harus dilakukan melalui bursa satu pintu BKDI (Bursa
Komoditi dan Derivatif Indonesia) yang dibentuk oleh Pemerintah RI. Perdagangan melalui bursa BKDI untuk
timah ingot berlaku mulai 30 Agustus 2013 dan timah dalam bentuk lainnya mulai 1 Januari 2015. Persyaratan
timah yang diperdagangkan adalah kadar timah minimal 99,9 % dengan pengotor Fe (0.005%) dan Pb
(0.030%).
Untuk menyikapi adanya perubahan regulasi, Perseroan telah melakukan penyesuaian dalam tahapan proses
bisnisnya dari produksi, pemurnian, peleburan dan satuan kerja pemasaran; untuk melakukan penyesuaian
prosedur dan bersinergi dalam mendukung strategi pemasaran. Demikian juga Perseroan berusaha
mengoptimalkan fungsi anak perusahaan PT Indometal London untuk melakukan pricing dan hedging strategy
dalam rangka harga jual yang diperoleh ≥ harga ICDX, melakukan selling, buying & distribution strategy untuk
pemenuhan kebutuhan customer loyalty dan peningkatan volume penjualan. Penetrasi juga dilakukan ke
segmen ceruk pasar (niche market) untuk produk Banka Low Lead dan Banka Four Nine kepada pengguna
akhir yang cenderung lebih loyal.
e. Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek hukum. Kelemahan aspek hukum
antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung
atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak.
Risiko hukum menjadi tanggung jawab dari satuan kerja Corporate Lawyer, aspek hukum yang dikelola
meliputi legalitas aset perusahaan di dalamnya menyangkut keabsahan berlakunya ijin operasional, penerbitan
sertifikat tanah sebagai dasar alas hak yang terlindungi, dan pelepasan ke pihak lain terhadap aset yang tidak
berfungsi lagi untuk mendukung operasi perusahaan. Aspek hukum lainya yang dikelola adalah memberikan
bantuan hukum, yang didalamnya meliputi adanya adanya tuntutan aset yang disebabkan perselisihan aset-
aset Perseroan dengan pihak lain, adanya tuntutan operasional yang disebabkan adanya tuntutan tumpang
tindih lahan operasional, legalitas IUP dan tuntutan masyarakat dan pendampingan tuntutan hukum kepada
karyawan yang tersandung kasus hukum.
Penanganan atas risiko hukum yang disebabkan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung,
Corporate Lawyer selalu mengedepankan porsi profesional dengan mengacu pada praktek-praktek Hukum
237
terbaik (Best Practice) yang ada. Dan untuk kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya
kontrak, maka Corporate Lawyer menyediakan jasa layanan langsung atas penyusunan kontrak dan layanan
secara tidak langsung dengan memberikan pendapat dan konsultasi kepada pihak internal Perseroan yang
membutuhkannya.
f. Risiko Investasi
Untuk menjamin kelangsungan usaha pertambangan diperlukan peningkatan ketersediaan sumber daya dan
cadangan dengan tingkat kepercayaan yang cukup tinggi. Untuk itu diperlukan kegiatan secara berkala untuk
melakukan survey geologi, inventarisasi dan validasi sumber daya dan cadangan.
Untuk meningkatkan penguasaan teknologi proses pengolahan dan pemurnian bahan galian, Perseroan
akan mengupayakan kerjasama saling menguntungkan berupa aliansi strategis dengan penyedia teknologi.
Perseroan juga mempertimbangkan pelaksanaan kerjasama riset dan pengembangan dengan institusi-
institusi perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk mengurangi kemungkinan “gagal
teknologi”, Perseroan tidak hanya tergantung kepada satu teknologi baru. Beberapa opsi teknologi akan
terus diupayakan dan dikembangkan.
Perseroan tengah melakukan investasi dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi timah dan
pengembangan usaha ke berbagai industri, termasuk akuisisi IUP non-timah. Semua investasi ini masih
berjalan dan belum sepenuhnya terealisasikan, dengan beberapa diantaranya masih dalam tahap studi
kelayakan dan pilot project.
Untuk mengendalikan berbagai risiko yang terkait dengan investasinya, Perseroan telah mengkaji kelayakan
investasi melalui feasibility study yang dilakukan oleh Tim Investasi, sebelum investasi tersebut disetujui dan
dicantumkan dalam RKAP. Perseroan menempatkan prioritas utama pada peningkatan kapasitas produksi
dengan menambah peralatan baru, seperti kapal isap dan BWD, dan peralatan eksplorasi. Perseroan juga
berupaya meningkatkan ekuitasnya melalui pelepasan aset yang sulit dikembangkan untuk memperoleh dana
untuk investasi, sehingga memperkecil ketergantungannya pada fasilitas pinjaman dari bank.
Pedoman Perilaku
Pedoman Perilaku PT TIMAH (Persero) Tbk merupakan kumpulan norma, tata nilai, serta tindakan yang diyakini
sebagai standar perilaku yang ideal bagi Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan yang sesuai dengan Budaya
Perseroan. Pedoman Perilaku PT TIMAH (Persero) Tbk telah diimplementasikan sejak bulan November 2008,
berlaku bagi seluruh elemen di dalam PT TIMAH (Persero) Tbk dan anak-anak perusahaannya, serta dituangkan
dalam buku Pedoman Tata Kelola Perusahaan.
Pedoman Perilaku dan Kode Etik Perseroan diterbitkan dengan maksud mempercepat pencapaian visi Perseroan
dan mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap Perseroan.
Beberapa hal lain yang diatur dalam Pedoman Perilaku Perseroan meliputi:
• Hubungan Karyawan dengan Perusahaan
Mengatur hal-hal yang terkait pengangkatan, pemberhentian, kedudukan, serta hak dan kewajiban karyawan
berdasarkan ketentuan atau peraturan Perseroan. Perseroan mendukung terbentuknya serikat pekerja
Karyawan Timah dengan nama Ikatan Karyawan Timah (IKT) dan memfasilitasi perolehan hak-hak karyawan.
• Hubungan Sesama Karyawan
Mengatur perlakuan dan pengambilan keputusan yang adil, lingkungan kerja yang kondusif, serta kerja sama
antar karyawan.
• Hubungan dengan Pihak Ketiga.
Mengatur penggunaan jasa pihak ketiga atau agen, perlakuan terhadap pemasok dan larangan penerimaan
kompensasi (suap), serta kepatuhan pemasok terhadap Pedoman Perilaku.
• Hubungan dengan Pemegang Saham.
Mengatur perlindungan dan penggunaan yang tepat atas aset Perseroan, pembukuan, dan laporan Perseroan.
• Hubungan dengan Pemerintah
Mengatur kepatuhan terhadap peraturan atau ketentuan terkait, serta pembayaran pajak dan retribusi.
• Hubungan dengan Masyarakat
Mengatur hubungan dengan masyarakat dalam hal kegiatan sosial kemanusiaan, pemberian donasi dan
kegiatan lainnya yang merupakan wujud tanggung jawab sosial Perusahaan.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan terutama di Provinsi Bangka Belitung, PT TIMAH
senantiasa memperhatikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan daerah terkait penambangan timah yang
berlaku di provinsi tersebut. Sejumlah peraturan daerah tersebut adalah:
• Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum.
• Peraturan Daerah Kabupaten Belitung No. 4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum
• Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum
• Peraturan Daerah Kabupaten Belitung No. 6 tahun 2006 tentang Pengusahaan Pertambangan Umum
• Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung No. 27 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Penjualan Logam Timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
• Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur No. 16 Tahun 2007 tentang Sumbangan Produsen Timah Atas
Produksi Bijih Timah Kepada Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
• Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat No. 7 tahun 2008 tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga
Kepada Pemerintah Kabupaten Bangka Barat
• Perda Kabupaten Bangka Barat No. 4 tahun 2012 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral
239
• Komitmen Manajemen
Komitmen Manajemen ditunjukan dengan pemberian suri tauladan dalam bersikap. Hal ini dapat diperlihatkan
melalui penyelenggaraan dialog terbuka pada kesempatan bersama, maupun dalam memberikan pengarahan
dan pelaksanaan evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala.
• Pakta Integritas
Sejenis dengan pernyataan kepatuhan, pakta integritas ditujukan bagi karyawan yang sering berinteraksi
dengan pihak luar. Intinya dalam menjalin kerjasama dengan para mitra pemasok barang/jasa, para pihak
diharuskan menandatangani dan menjalankan butir-butir pernyataan Pakta Integritas yang berisi beberapa
pokok ketentuan, meliputi: independensi pengambilan keputusan, bebas benturan kepentingan, bebas dari
perkara hukum dan menjunjung tinggi loyalitas dalam bekerja.
Perseroan telah merumuskan nilai-nilai budaya perusahaan dalam rumusan sikap kerja yang menjunjung tinggi:
Integritas, Komitmen, Terbuka, Rasional dan Visioner. Hal tersebut didukung dengan tiga rumusan Budaya
Perusahaan, yakni:
Budaya Kerja : Kebersamaan, Keterbukaan dan Kebersihan.
Sikap Kerja : Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya
Etos Kerja : Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, dan Kerja Tuntas. Disingkat menjadi K-4
yaitu memiliki kejujuran, tanggung yaitu mampu memenuhi yaitu mudah menerima masukan
jawab dan konsisten terhadap kesepakatan dan janji dengan dan mampu menyesuaikan diri
semua tindakan dalam mencapai penuh tanggung jawab terhadap setiap perubahan
tujuan perusahaan lingkungan yang terjadi
RASIONAL VISIONER
Keberadaan sistem ini memberikan kesempatan bagi insan PT TIMAH dan pihak eksternal untuk menyampaikan
laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip GCG yang baik ataupun nilai-nilai etika yang
berlaku, kepada Perseroan, berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan dan dilandasi niat baik
untuk kepentingan Perseroan.
Dasar hukum pelaksanaan Pelaporan Pelanggaran antara lain adalah UU No. 31/1999 yang telah diperbaharui
dengan UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No. 13/2006 tentang Perlindungan
241
Saksi dan Pelapor, UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pedoman Sistem Pelaporan dan
Pelanggaran (WBS) Komite Nasional Kebijakan Governance (2008), Code of Corporate Governance, serta SK No.
004/TBK/SK- 0000/2001-B1 tentang Kebijakan dan Tata Laksana Unjuk Peduli Karyawan PT TIMAH (Persero) Tbk.
Jenis Penyimpangan
Lingkup pengaduan/penyingkapan yang akan ditindaklanjuti oleh Sistem Pelaporan Pelanggaran adalah tindakan
yang dapat merugikan Perseroan, meliputi:
• Penyimpangan dari peraturan dan perundangan yang berlaku.
• Penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan di luar Perusahaan.
• Pemerasan.
• Perbuatan curang.
• Benturan kepentingan.
• Gratifikasi.
Mekanisme Pelaporan
Prinsip Dasar pelaporan:
• Pelaporan atas suatu pelanggaran harus dilakukan dengan itikad baik, bukan karena kepentingan pribadi atau
balas dendam
• Manfaat pelaporan haruslah untuk kepentingan bersama seluruh Insan Perusahaan dan para pemangku
kepentingan
Tindak Lanjut:
Penanggung jawab tindak lanjut pelaporan adalah:
• Direktur Utama, jika terlapor adalah Insan Perseroan selain Direksi.
• Dewan Komisaris, jika terlapor adalah Direksi.
• Direktur Utama, jika terlapor merupakan anggota Dewan Komisaris.
Proses tindak lanjut dari laporan yang disampaikan adalah sebagai berikut:
• Direktur Utama atau Kepala SPI atau Komisaris Utama (Independen) menerima pengaduan, mencatat, dan
menuangkan laporan dalam format standar.
• Pelaporan yang disampaikan tanpa identitas (anonim) tetap diproses, namun demikian dipertimbangkan
terlebih dahulu kesungguhan isinya, kredibiltasnya, dan bukti-bukti yang diajukan, serta kemungkinan untuk
melakukan konfirmasi pelaporan.
• Direktur Utama atau Kepala SPI atau Komisaris Utama (Independen) menerima dan menyaring laporan
pengaduan pelanggaran yang diterima.
• Direktur Utama atau Kepala SPI atau Komisaris Utama (Independen) melakukan penelaahan awal/investigasi
atas indikasi awal selama 14 hari kerja dan membuat ringkasannya.
• Berdasarkan hasil tersebut, Direktur Utama atau Komisaris Utama (Independen) memutuskan tindak lanjut
untuk menghentikan atau meneruskan prosesnya.
• Laporan hasil investigasi diselesaikan dalam waktu selambatnya 90 hari kerja sejak keputusan untuk
melakukan investigasi diterima dari/oleh Tim Investigasi.
Perlindungan Pelapor
Perseroan memberikan perlindungan bagi pelapor dan menjamin kerahasiaan identitasnya. Informasi terkait
pelapor didokumentasikan dengan baik. Kebijakan perlindungan pelapor dimaksudkan untuk mendorong setiap
Insan PT TIMAH dan pelapor lainnya untuk berani melaporkan pelanggaran karena keamanan dan keselamatan
mereka dan keluarganya dijamin.
Untuk mencapai keseimbangan tersebut, Perseroan berupaya mempertemukan dua kepentingan tersebut melalui
penyelenggaraan manajemen pemangku kepentingan.
Salah satu langkah penting yang kemudian dilakukan adalah mendefinisikan dan mengelompokan para pemangku
kepentingan dimaksud.
Pemangku kepentingan dalam hal ini adalah individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau terpengaruh
oleh aktivitas penambangan, pengolahan dan pengiriman produk dan jasa serta kinerja Perseroan. Selanjutnya
Perseroan kemudian mengidentifikasi sejumlah kelompok pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal,
yang memiliki peran sentral dalam Perseroan. Keterlibatan dari setiap kelompok kepentingan, berikut dengan
dampak-dampak potensialnya, telah dievaluasi secara komprehensif, baik pada tingkatan manajemen maupun
tingkatan operasional.
243
Dalam menentukan kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang strategis, dasar yang digunakan adalah
pengelompokan jenis keterlibatan dari pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan bisnis Perusahaan. Pihak- pihak
tersebut telah dikategorikan menjadi:
• Pihak-pihak yang secara langsung menerima dampak, baik positif maupun negatif, dari berbagai kegiatan
bisnis Perusahaan;
• Pihak-pihak yang memiliki kepentingan atau pengaruh signifikan terhadap jalannya Perseroan; dan
• Pihak-pihak yang memiliki otoritas hukum pada semua tingkatan.
Guna memastikan interaksi hubungan yang timbal balik, Perseroan bersikap proaktif dalam melibatkan semua
pihak dalam setiap kegiatannya. Hal tersebut didasari kesadaran bahwa setiap kelompok pemangku kepentingan
memiliki beragam kebutuhan spesifik yang harus dipenuhi, sehingga dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan mereka, Perseroan menempuh sejumlah metode yang berbeda dan disesuaikan dengan karakter setiap
kelompok pemangku kepentingan.
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok pemangku kepentingan didasarkan pada analisis
situasi demi situasi yang terjadi, dengan tetap mengacu pada strategi inti Perseroan. Demi diperolehnya hasil
optimal, Perseroan senantiasa berupa menyelenggarakan dialog dalam berinteraksi dengan para pemangku
kepentingan agar mendapatkan umpan balik dari setiap kelompok.
Perseroan pada akhirnya mengidentifikasi tujuh kelompok pemangku kepentingan yang strategis, dan telah
menerapkan berbagai mekanisme untuk membina hubungan baik dengan masing- masing kelompok pemangku
kepentingan dan mendorong partisipasi mereka. Ketujuh kelompok kepentingan dan interaksinya dengan
Perseroan digambarkan dalam bagan berikut.
GANG SAHA
ME M
PE
PEMASO
AN K&
AW
MI
KARY
TRA
KERJA
D AL
MO
AR
TORITAS PAS
KONSUMEN
&O
H
A
INT
PE M E R
MASY A
AM
KA
RA
AH
TL IA S
UAS & MED PEMEGANG
Selanjutnya mekanisme manajemen pemangku kepentingan yang diselenggarakan oleh PT TIMAH dalam
mempertemukan keseimbangan antara pemenuhan harapan dengan upaya yang dilakukan Perseroan disarikan
dalam tabel berikut.
PEMANGKU
KEPENTINGAN UTAMA MEKANISME KETERLIBATAN FREKUENSI
KEPENTINGAN
KASUS HUKUM
Pada tahun pelaporan Perseroan terlibat dalam beberapa kasus hukum, baik sebagai pihak yang digugat, maupun
penggugat. Secara akumulatif ada 7 perkara yang melibatkan PT TIMAH, dengan pokok perkara meliputi sengketa
lahan, tumpang tindih lahan dan perkara perdata lain, dengan rekapitulasi sebagai berikut. (MM6, MM7)
245
1 Perkara Perdata "PT Sumber Cahaya Hasil • Tergugat Masih dalam proses September 2014 PT TIMAH (Persero)
Gemilang/Perusahaan Perkebunan Sawit menunggu putusan Tbk telah Mengajukan Kasasi ke
menggugat PT TIMAH (Persero) Tbk ke dari Mahkamah Agung Mahkamah Agung terhadap putusan
Pengadilan Negeri Tanjungpandan - Belitung Republik Indonesia Pengadilan Tinggi Bangka Belitung
perihal Gugatan Perbuatan Melawan Hukum
pengrusakan perkebunan sawit milik PT
SCHG
2 Perkara Perdata "PT Rebinmas Jaya/ • Tergugat PT TIMAH (Persero) Tbk Oktober 2014 Lawyer PT TIMAH
perusahaan perkebunan sawit menggugat saat ini mengajukan (Persero) Tbk M. Sidik Latuconsina
PT TIMAH (Persero) Tbk ke Pengadilan Gugatan Pelaksanaan & Partners membuat laporan
Negeri Tanjungpandan - Belitung perihal Eksekusi Putusan dugaan terjadinya tindak pidana
Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Mahkamah Agung RI korupsi yang dilakukan oleh direksi
melakukan kegiatan penambangan diatas di Pengadilan Negeri PT Rebinmas Jaya kepada Jaksa
lahan perkebunan sawit milik PT Rebinmas Tanjungpandan - Belitung Agung Muda Tindak Pidana Khusus
Jaya Kejaksaan Agung RI
3 Perkara Perdata "PT TIMAH (Persero) Tbk • Tergugat Masih dalam proses PT TIMAH (Persero) Tbk
digugat oleh PT Sukma perihal gugatan persidangan di Pengadilan untuk penyelesaian kasus ini
ingkar janji/Wansprestasi terkait perjanjian Negeri Jakarta Pusat mengkuasakan kepada Jaksa
kerjasama pematangan dan pemasaran dengan Nomor Perkara Pengacara Negara/JPN Kejaksaan
tanah milik PT TIMAH yang terletak di 84/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Pst Agung RI mengajukan sidang
Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi tanggal 02 April 2014 pemeriksaan setempat di lokasi
lahan yg disengketakan.
4 Perkara Perdata "PT TIMAH (Persero) Tbk • Penggugat Masih dalam proses PT TIMAH (Persero) Tbk
menggugat Megawati & Netty Ariani karena persidangan di Pengadilan mengkuasakan penyelesaian kasus
Melakukan Perbuatan dengan sengaja Negeri Pangkalpinang - tersebut kepada Lawyer Sadid
menduduki dan menguasai tanah milik PT Bangka dengan Nomor Alwi & Partners telah mengajukan
TIMAH Tbk secara melawan hukum tanpa Perkara 35/Pdt.G/2014/ gugatan ke Pengadilan Negeri
hak kepemilikan yang terletak di Kelurahan PN.Pgp Tanggal 13 Juni Pangkalpinang sampai saat ini
Pasir Garam, Pangkalpinang, Bangka 2014 agenda sidang pembacaan jawaban
gugatan dari Pihak Tergugat
5 Perkara Perdata "PT TIMAH (Persero) Tbk • PT TIMAH Masih dalam proses PT TIMAH (Persero) Tbk
menggugat Nurwati Juan Djiman, Ruspandi, (Persero) persidangan di Pengadilan mengkuasakan penyelesaian kasus
Darmawi Dimro, Windi, Yuhansyah, Agus Tbk sebagai Negeri Pangkalpinang - tersebut kepada Lawyer Sadid
Tari, Ario , Rizki Ayu Ningsih, Suharli, Erwin, Penggugat Bangka dengan Nomor Alwi & Partners telah mengajukan
Ayi, Suparno, Refi Zulfian, Edi Yulian, Hadi Perkara 47/Pdt.G/2014/ gugatan ke Pengadilan Negeri
Sukrisno, Syamsul Bachri, Dani dan Gilang PN.Pgp Tanggal 19 Pangkalpinang sampai saat ini
Agustus 2014 agenda sidang pembacaan gugatan
dari Pihak Penggugat
6 Perkara Perdata " PT TIMAH (Persero) • Penggugat Masih dalam proses PT TIMAH (Persero) Tbk
Tbk menggugat Abdul Latif dan Dahnil persidangan di Pengadilan mengkuasakan penyelesaian
Julianto karena Melakukan Perbuatan Negeri Tanjung Balai kasus tersebut kepada Lawyer
dengan sengaja menduduki dan Karimun dengan Nomor Saiful Rahman & Partners telah
menguasai tanah milik PT TIMAH Tbk Perkara 35/PDT./G/ mengajukan gugatan ke Pengadilan
dengan bukti kepemilikan berupa HGB PN.TBK Tanggal 24 Negeri Tanjung Balai Karimun
No.05.06.06.08.3.00136 September 2014 sampai saat ini agenda sidang
pembacaan gugatan dari Pihak
Penggugat
7 Perkara Perdata " PT TIMAH (Persero) • Penggugat Masih dalam proses PT TIMAH (Persero) Tbk
Tbk menggugat Suhidarman dan Dewi persidangan di Pengadilan mengkuasakan penyelesaian
Wahyuni karena Melakukan Perbuatan Negeri Tanjung Balai kasus tersebut kepada Lawyer
dengan sengaja menduduki dan Karimun dengan Nomor Saiful Rahman & Partners telah
menguasai tanah milik PT TIMAH Tbk Perkara 36/PDT./G/ mengajukan gugatan ke Pengadilan
dengan bukti kepemilikan berupa HGB PN.TBK Tanggal 24 Negeri Tanjung Balai Karimun
No.32.03.05.02.3.355 September 2014 sampai saat ini agenda sidang
pembacaan gugatan dari Pihak
Penggugat
Dampak Keuangan
Tidak ada dampak keuangan signifikan dari perkara hukum yang tengah melibatkan Perseroan tersebut, sekalipun
demikian, sebagai bagian dari penerapan manajemen risiko yang bijaksana, PT TIMAH menyisihkan sejumlah
dana yang memadai untuk mengantisipasi putusan yang berdampak merugikan terhadap Perseroan.
Semua aktivitas yang berhubungan dengan distribusi informasi dilaksanakan di bawah koordinasi Sekretaris
Perusahaan. Perseroan secara konsisten dan berkala menerbitkan rilis pers, majalah internal, pameran, dan
melaksanakan paparan publik, pertemuan analis, dan konferensi, baik di dalam maupun di luar negeri.
Seluruh Publikasi Perseroan dapat diakses melalui situs internet PT TIMAH (Persero) Tbk di www.timah.com dan
juga di www.bumn.go.id.
Segala pertanyaan yang terkait dengan informasi Perseroan dapat diajukan ke:
Sekretaris Perusahaan.
Kantor Perwakilan PT TIMAH Jakarta
Jl. Medan Merdeka Timur No. 15
Jakarta 10110
Tel.+62 21 344 4011
Fax. +62 21 344 4012
Email: corsec@pttimah.co.id
247