Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Ramadhiana M Tuasikal
030.13.162
PEMBIMBING :
Dr. Gita Tarigan, MPH
Indonesia merupakan negara kepulauan dan terkenal sebagai negara yang mempunya
gunung merapi terbanyak didunia, terletak pada pertemuan tiga lempeng kerak bumi, yaitu
lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik. Akibat pertemuan ketiga lempeng
tersebut menimbulkan jalur gunung api aktif yang memanjang dari Aceh sampai Sulawesi
Utara. Di Indonesia terdapat sekitar 500 gunung salah satunya berada di Maluku. Gunung di
Maluku tersebar di beberapa pulau kecil dan pulau besar. Salah satu yang tertinggi yakni
terletak di pulau Seram dan masuk dalam kawasan Taman Nasional Manusela, yakni gunung
Binaya. Provinsi Maluku adalah salah satu wilayah di NKRI yang terkenal di dunia
internasional.
Gunung Binaia atau Binaiya atau Binaija adalah sebuah gunung yang terletak di Pulau
Seram, Maluku di negara Indonesia. Gunung Binaiya merupakan gunung tertinggi di Provinsi
Maluku dan gunung ini merupakan gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi. Ketinggian
gunung Binaia mencapai 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl) masuk ke dalam wilayah
Kabupaten Maluku Tengah. Provinsi Maluku. Gunung ini membentang di Pulau Seram dan
masuk ke dalam lingkup Taman Nasional Manusela yang mempunyai luas 189.000 hektar,
atau sekitar 20% wilayah Pulau Seram.
Gunung Binaia mempunyai curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, dengan musim
penghujan terjadi sepanjang bulan November hingga April. Gunung binaia juga tergolong
gunung yang unik karena menjulang dari dari ketinggian 0 meter hingga 3055 meter dari
permukaan laut. Dibagian kaki gunung, banyak terdapat sungai yang membentangseluas 6-8
meter.
Gunung Api Binaia memang sudah tidak aktif namun bukan berarti terlepas dari
sebuah bencana, mengingat gunung Binaia mempunyai curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun
serta daerah Maluku merupakan daerah yang rawan terkena gempa. Untuk itu diperlukan
adanya kesiapan manajemen dan komunikasi dalam pelaksanaan penanggulangan bencana
baik ditingkat pusat, provinsi maupun ditingkat daerah kabupaten/kota dalam bentuk kesiapan
manajemen dan komunikasi kebencanaan yang handal, terencana dan teruji.
Iklim dan musim menurut Schidmit dan Ferguson, kawasan pegunungan Manusela
termasuk ke dalam tipe iklim B dengan curah hujan ratarata 1500 – 2000 mm/tahun dan
kisaran temperatur 25º C - 35ºC. Kelembaban rata-rata 82.9% - 93.5% dengan rentangan
mulai dari ketinggian 0 mdpl hingga 3.027 mdpl dan kemiringan topografi berkisar 30 – 60
%. Musim penghujan jatuh mulai dari Mei hingga September dan musim panas jatuh mulai
dari November hingga April. Hal ini jelas memberikan indikator musim pendakian yang
terbaik kesana adalah di November hingga April.
B. HAZARD
Maluku berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan
Eurasia. Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng
Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan Tim peneliti BNPB bersama UNESCO, beberapa daerah di
Maluku yang tergolong rawan gempa di antaranya Seram Bagian Utara, Kabupaten
Maluku Tengah, mengingat sebagian besar patahan di bawah laut berada di daerah
tersebut. Berdasarkan data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) menunjukkan indeks
risiko bencana Maluku sebesar 179 dengan kategori tinggi, dan penjabaran risiko bencana
yang tinggi pula di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Maluku. hasil Kajian
Risiko Bencana yang menyatakan bahwa terdapat 12 jenis ancaman bencana berpotensi
terjadi di Maluku, yakni banjir, banjir bandang, gelombang ekstrem dan abrasi, gempa
bumi, kekeringan, epidemi dan wabah penyakit, letusan gunung api, cuaca ekstrem, tanah
longsor, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, serta kegagalan teknologi.
C. VULNERABILITY
Vulnerability adalah kerentanan dari manusia itu sendiri. Keadaan atau sifat dan perilaku
manusia yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk menghadapi bahaya atau
ancaman.
Fisik
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah 2015
Ditinjau dari struktur fisik infrastruktur sebagian besar bangunan terbentuk dari batu bata
dan semen, namun ada beberapa bangunan yang dibentuk tanpa menggunakan kayu penopang
sehingga tidak dapat mengantisipasi akibat yang ditimbulkan dari bencana alam. Masih ada
juga yang memiliki atap yang terhitung rapuh sehingga rawan rubuh apabila terjadi getaran
vulkanik. Selain itu, di kecamatan-kecamatan di kabupaten masih ada yang tidak memiiki
jalur khusus seperti jalan atau jembatan untuk evakuasi masyarakat terutama yang rentan atau
yang berisiko tinggi untuk diselamatkan terlebih dahulu apabila terjadi gempa dan tsunami
contohnya pada ibu hamil, anak-anak, lansia ataupun orang sakit.
Sosial ekonomi
Kanikeh merupakan sebuah desa yang berada di Pulau Seram dan merupakan satu dari
empat desa asli lokal yang berada di Taman Nasional Manusela. Kanikeh juga menjadi desa
persinggahan terakhir sebelum jalur pendakian ke Gunung Binaiya. Mata pencaharian
penduduk desa ini adalah berburu, bercocok tanam, dan bertani. Institusi lokal yang bergerak
di bidang penanggulangan terhadap bencana yang kurang memadai dan tingkat pendidikan
masyarakat yang sebagian besar rendah serta banyaknya populasi penduduk.
Teknologi
Teknologi komunikasi antar masyarakat yang masih tergolong rendah untuk
memperingatkan adanya tanda bahaya letusan gunung marapi.
D. CAPACITY
1. Kuantitatif
Salah satu faktor yang mempunyai andil yang cukup besar dan merupakan
faktor penentu utama dalam peningkatan derajat dan status kesehatan penduduk
adalah ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan.
Keberadaan puskesmas dan puskesmas pembantu di lapangan merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan karena relatif lebih mudah dijangkau oleh masyarakat
di pelosok desa.
Puskesmas
Jumlah puskesmas di Maluku Tengah sebanyak 14 dengan rawat inap yang
tersebar dimasing-masing kecamatan dan untuk puskesmas pembantu sebanyak 107
artinya setiap Puskesmas didukung oleh 7 sampai 8 Puskesmas Pembantu dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Rumah Sakit
Fasilitas yang memberikan layanan rujukan dan rawat inap di Maluku
Tengah pada tahun 2014 sebanyak 4 unit, yang berada 4 di kecamatan yaitu Banda,
kota Masohi,Saparua, dan Salahuta.
2. Kualitatif
Kerja sama antara pemerintah (BPBD) dan badan kesehatan di beberapa daerah
kecamatan dalam menghadapi bencana.
Tenaga kesehatan, institusi pemerintah dan tokoh masyarakat yang sudah
memiliki pengetahuan dalam menghadapi bencana.
Sosialisasi pada masyarakat mengenai ancaman dan akibat yang mungkin
ditimbulkan dari bencana.
Kualitas obat dan alat-alat medis dalam kondisi baik dan terpelihara.
E. DISASTER MANAGEMENT
1. Strategi Penanggulangan Bencana
Penanggulangan bencana gunung berapi tidak hanya terpusat di kawasan gunung
berapi, tetapi juga masyarakat yang ada di sekitar kawasan gunung berapi yang kadang sulit
untuk dievakuasi. Alasannya selain keterikatan dengan tempat tinggal dan lahan pertanian,
juga karena adanya kepercayaan terhadap gunung berapi. Penanganan bencana letusan
gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi
letusan dan setelah terjadi letusan.
A. Pra bencana
Hal pertama dari proses kesiapsiagaan adalah memberi pengetahuan mengenai alam di
sekitar kita, baik dari sisi keunggulannya maupun tantangannya. Hal kedua adalah
memberikan penyuluhan mengenai letusan gunung merapi dan pelatihan atau simulasi jika
terjadi kembali letusan gunung merapi serta persiapan dan latihan menyelamatkan diri
(survival) dalam keadaan darurat. Edukasi pada tahap ini meliputi hal-hal berikut di bawah.
1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya
2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
3. Membuat sistem peringatan dini
4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status
gunung api
5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan
oleh instansi berwenang
6. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat
pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban,
makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan
7. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
8. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api
(dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos
pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status
gunung api lewat radio komunikasi
Lintas Sektoral
Dalam melaksanakan penanggulangan becana di daerah akan memerlukan koordinasi
dengan sektor. Secara garis besar dapat diuraikan peran lintas sektor sebagai berikut :