PENDAHULUAN
dengan batasan seperti di atas, bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang
pelayanan IBS (instalasi bedah sentral), dimana hal tersebut diperuntukkan bagi
operasi dilakukan secara tim meliputi dokter operator, anastesi dan keperawatan.
Pengelolaan pasien dinyatakan oleh dokter bahwa pasien harus operasi, sampai
dengan pasien masuk kamar operasi. Dokter bedah dibantu dokter anastesi dan
para perawat, petugas instrumen, penata anastesi, dan petugas kamar operasi
lainya merupakan suatu team work yang mempunyai tujuan bersama dalam
memberikan pelayanan yang bermutu dan aman bagi pasien yang akan menjalani
pembedahan. Team work bukan hanya a team of experts, melainkan juga experts
team. Mereka secara individu diharapkan memiliki keterampilan teknis dan non
teknis. Memiliki ketrampilan klinis berarti setiap anggota tim berkompeten dalam
anggota tim dapat bekerja sama dalam tim. Setiap anggota tim dapat saling
mendengarkan, saling mengingatkan, bertanya bila tidak jelas, menghormati dan
2008).
mencegah kecacatan dan komplikasi. Hal wajib yang harus diperhatikan dalam
yang akan dilakukan, karena resiko terjadinya kecelakaan sangat tinggi, jika
ditetapkan. Pada tindakan bedah mayor mempunyai resiko yang tinggi terhadap
yang luas, resiko tertinggalnya instrument di dalam tubuh pasien, dan kesalahan
dalam pemberian rencana tindak lanjut perawatan yang diberikan (Brunner dan
Sudarth, 2006). Tim kamar bedah tentu tidak bermaksud menyebabkan cedera
pasien, tetapi fakta menyebutkan bahwa ada pasien yang mengalami kejadian
tidak di harapkan, kejadian nyaris cedera, ataupun kejadian sentinel yaitu kejadian
yang tidak diinginkan yang menyebabkan kematian atau cedera serius saat
Surgical patient safety adalah pasien bebas dari cedera yang tidak
seharusnya terjadi atau bebas atas cedera potensial yang mungkin terjadi terkait
safety merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
2
aman. Hal ini termasuk : assessment resiko, identifikasi dan pengolahan hal yang
patient safety merupakan penjabaran dari sepuluh hal penting pada saat dilakukan
dengan melakukan ceklist. Ceklist tersebut sudah baku dari WHO yang
dilakukan tepat waktu dan menunjukan manfaat yang lebih baik bagi keselamatan
dikeluarkan oleh WHO menyatakan bahwa ada tiga pembagian fase dalam
menentukan checklist surgical patient safety yaitu: Sign in, Time out, dan Sign
out. Fase Sign Out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang telah
pemberian label pada spesimen, kerusakan alat atau masalah lain yang perlu
ditangani. Langkah akhir yang dilakukan tim bedah adalah rencana kunci dan
memusatkan perhat ian pada manajemen post operasi serta pemulihan sebelum
memindahkan pasien dari kamar operasi. Sign Out adalah suatu langkah –
pasien Sign Out meliputi Sign Out dilakukan oleh perawat sirkuler dan dihadiri
seluruh orang yang terlibat dalam tindakan operasi sebelum pasien meninggalkan
3
dokter operator dan lakukan pencatatan, tanyakan kepada perawat kamar operasi
bilamana jumlah instrumen, sponge, dan jarum telah dihitung dengan benar,
tulislah dalam kolom yang sesuai, tanyakan kepada perawat kamar operasi apakah
spesimen telah diberi label (minimal dengan nama, alamat, nomer RM pasien dan
asal jaringan spesimen), tanyakan kepada seluruh orang yang terlibat dalam
tindakan operasi adakah masalah dengan peralatan selama operasi, tanyakan dan
tulis pesan khusus dari dokter operator, dokter anestesi dan perawat untuk
dan perwakilan perawat yang ada di kamar operasi memberikan tanda tangan dan
nama terang pada kolom yang tersedia apabila seluruh rangkaian sign in, time out
dan sign out telah selesai dilakukan dan disepakati bersama. Simpan lembar
verifikasi dan penandaan lokasi prosedur pasien operasi dan checklist sign in,
time out dan sign out dalam rekam medis pasien (Surgery & Lives, 2008).
instrumen operasi pada setiap jenis pembedahan. Secara spesifik peran dan
tanngung jawab dari perawat instrumen adalah sebagai berikut: perawat instrumen
menjaga kelengkapan alat instrumen steril yang sesuai dengan jenis operasi,
perawat instrumen harus terbiasa dengan anatomi dasar dan teknik-teknik bedah
manajemen sirkulasi dan suplai alat instrumen operasi. Mengatur alat-alat yang
4
akan dan telah digunakan. Pada kondisi ini perawat instrumen harus benar-benar
mengetahui dan mengenal alat-alat yang akan dan telah digunakan beserta nama
ilmiah dan mana biasanya, dan mengetahui penggunaan instrumen pada prosedur
tim bedah mengenai setiap pelanggaran teknik aseptik atau kontaminasi yang
dilakukan sebelum pembedahan dimulai dan sebelum ahli bedah menutup luka
aktif dalam mewujudkan patient safety, kerja keras perawat tidak dapat optimal
jika tidak didukung dengan sarana prasarana, manajemen rumah sakit dan tenaga
5
kemudian Jawa Tengah 15.9%, Yogyakarta 13.8%, Jawa Timur 11%, Aceh 10.7%,
Sumatra Selatan 6.9%, Jawa Barat 2.8%, Bali 1.4%, dan Sulawesi Selatan 0.7%.
Bidang spesialisasi unit kerja ditemukan paling banyak pada unit penyakit dalam,
bedah dan anak yaitu sebesar 56.7% dibandingkan unit kerja lain, sedangkan
untuk pelaporan kejadian nyaris cedera lebih banyak dilaporkan sebesar 47.6%
Wangaya Denpasar pada tanggal 25 Juli 2018 didapatkan jumlah pasien yang
menjalani operasi tahun 2016 sebanyak 2.929 pembedahan, tahun 2017 sebanyak
2.901 pembedahan dan tahun 2018 pada bulan April, Mei, Juni terdapat sebanyak
701 pembedahan. Bila dibandingkan dengan rumah sakit lain diwilayah kota
2017 sebanyak 365 pembedahan), RS Bhakti Rahayu (tahun 2016 sebanyak 2.100
Raharja ( tahun 2016 sebanyak 2.093 pembedahan, tahun 2017 sebanyak 2.250
pembedahan dan rumah sakit lainnya, jumlah tindakan operasi terbanyak ada di
ruang operasi RSUD Wangaya, didapatkan data pada tahun 2016 ditemukan
0,034% kasus Kejadian Tidak Diharapkan dan 0,30% kasus Kejadian Nyaris
Cedera sedangkan pada tahun 2017 ditemukan 0,034% kasus Kejadian Tidak
Diharapkan dan 0,37% kasus Kejadian Nyaris Cedera. Insiden keselamatan pasien
6
tersebut dapat dikurangi dengan diterapkannya surgery patient safety pada fase
penelitian dengan judul “Gambaran Penerapan Surgery Patient Safety Fase Sign
patient safety fase sign out di instalasi bedah sentral RSUD Wangaya Denpasar?”.
Medis Pada Surgery Patient Safety Fase Sign Out Di Instalasi Bedah
7
1.3.2.3 Gambaran Penerapan Labelisasi Spesimen Pada Surgery Patient Safety
Pada Surgery Patient Safety Fase Sign Out Di Instalasi Bedah Sentral
Operasi Surgery Patient Safety Fase Sign Out Di Instalasi Bedah Sentral
1.4.2 Praktis
pelaksanaan surgery patient safety dan juga dapat menjadi panduan dalam
menghindari adanya tuntukan hukum bila terjadi masalah pada pasien terutama
8
Hasil penelitian ini memberikan informasi atau data dasar bagi peneliti
surgery patient safety fase sign out pada pasien bedah mayor di ruang
mengetahui gambaran penerapan surgical patient safety fase sign out pada
pasien bedah mayor di ruang instalasi bedah sentral RSUD Dr. Soedirman
dari populasi yang ada dengan Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
336 pasien yang menjalani operasi bedah mayor . Dalam penelitian ini
Fase Sign Out Pada Pasien Post Operasi Bedah Mayor di Instalasi Bedah
Sentral RSUD Dr. Soedirman Kebumen dengan kriteria baik sebanyak 336
9
Gambaran Penerapan Surgery Patient Safety Fase Sign Out Pada Di
survey.
dilakukan pada bulan Mei 2012. Jenis penelitian ini adalah cross-sectional
mayor pada periode Mei-Juli 2012, terdiri dari 44 pasien bedah elektif dan
secara konsisten (100%) ditemukan (fase sign in), dan review sterilitas
peralatan pembedahan (fase time out). Tidak satupun jenis ceklist pada
fase sign out yang diterapkan pada seluruh kasus pembedahan mayor.
Surgery Patient Safety Fase Sign Out Pada Di Instalasi Bedah Sentral
10
kuesioner surgery patient safety fase sign out. Peneliti menggunakan jenis
jember. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada bulan September -
pemulihan. Alat pengumpul data pada penelitian ini terdiri dari lembar
dengan kategori cukup adalah 2 responden (10%) dan tidak ada perawat
11
yang melakukan tindakan keperawatan dengan kategori kurang. Kesamaan
tentang Gambaran Penerapan Surgery Patient Safety Fase Sign Out Pada
survey.
12