Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ............................................................................................................................. 3
2.2 Etiologi ..........................................................................................4
2.3 Epidemiologi .................................................................................................................... 5
2.4 patofisiologi ..................................................................................................................... 5
2.5 Klasifikasi ......................................................................................................................... 6
2.6 Gambaran klinis .............................................................................6
2.5 Diagnosa .......................................................................................................................... 6
2.6 Pencegahan dan deteksi dini ............................................................................................. 7
BAB III TINJAUAN KASUS ...........................................................................11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30
tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara membuat kaum wanita selalu
cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan
kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang
ganas. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal
dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal
atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini
terbentuk kapsul sehingga dapat bergerak, oleh sebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi dari Fibrioadenoma?
2. Bagaimana Etiologi dari Fibrioadenoma?
3. Bagaimana epidemiologi dari Fibrioadenoma?
4. Bagaimana patofisiologi dari Fibrioadenoma?
5. Bagaimana klasifikasi dari Fibrioadenoma?
6. Bagaimana tanda dan gejala dari Fibrioadenoma?
7. Bagaimana diagnose dari Fibrioadenoma?
8. Bagaimana pencegahan dan deteksi dini dari Fibrioadenoma?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Agar mahasiswa mengetahui definisi dari Fibrioadenoma.
2. Agar mahasiswa mengetahui etiologi dari Fibrioadenoma.
3. Agar mahasiswa mengetahui epidemologi dari Fibrioadenoma.
4. Agar mahasiswa mengetahui patofisiologi dari Fibrioadenoma.
5. Agar mahsiswa mengetahui klasifikasi dari Fibrioadenoma.
6. Agar mahasiswa mengetahui tanda dan gejala dari Fibrioadenoma.
7. Agar mahasiswa mengetahui diagnosa dari Fibrioadenoma.
8. Agar mahasiswa mengetahui pensegahan dan deteksi dini dari Fibrioadenoma.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi penulis
Penulis mengharapkan makalah ini dapat memenuhi tugas dan menambah pengetahuan, serta dapat lebih baik
lagi dalam menyusun makalah selanjutnya.
2. Bagi pembaca
Makalah ini dapat menjadi referensi dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
3. Bagi institusi pendidikan
Makalah ini dapat menjadi sebagai bahan ajar atau menambah koleksi perpustakaan

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Fibroadenoma Mammae ( FAM ) adalah suatu kelainan struktur anatomis yang disebabkan oleh
tumbuhnya jaringan, atau neoplasma jinak yang terutama pada wanita muda (R.Sjamsuhidajat, 1998 : 541)
FAM adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara dengan konsistensi padat, kenyal, dapat digerakkan
dari jaringan sekitarnya, yang mempunyai bentuk bulat atau lonjong, dan berbatas tegas ( Soelarto R, 1995 :
355 ).
FAM adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi padat dan kenyal, penanganannya dengan
pengangkatan tumor kemudian specimen diperiksa untuk mengetahui adanya keganasan ( Sylvia A. Price,
1995 : 1141 )
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara.
Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di
payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat
atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri, Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan
mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat bergerak, sehingga sering disebut sebagai
”breast mouse”.Banyak terjadi pada wanita usia 20 – 25 tahun.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma
jaringan ikat. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas,
soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.

Gambar 1.1. Fibroadenoma

2.2 Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari
fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan
fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.
1. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2. Genetik : payudara
3. Faktor-faktor predisposisi :
a. Usia : < 30 tahun
b. Jenis kelamin
c. Geografi
d. Pekerjaan
e. Hereditas
f. Diet
g. Stress
h. Lesi prekanker

2.3 Epidemologi
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau
sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada
wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih
dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance,
fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)
wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita
dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil
dibanding pada usia muda.
2.4 Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang
disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap
estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas,
mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan
proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan
ukuran yang berbeda. Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
1. Fibroadenoma Pericanaliculare,
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
2. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang- panjang (tidak
teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.

2.4 Klasifikasi
Fibroadeno mammae dibedakan menjadi 3 macam:
1. Common Fibroadenoma
2. Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
3. Juvenile fibroadenoma pada remaja.

2.5 Gambaran Klinis


Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat
berwarna putih, kenyal.
1. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
2. Ada penekanan pada jaringan sekitar
3. Ada batas yang tegas
4. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma)
5. Memiliki kapsul dan soliter
6. Benjolan dapat digerakkan
7. Pertumbuhannya lambat
8. Mudah diangkat dengan lokal surgery
9. Putting susu tidak memperlihatkan ada perubahan

2.6 Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
1. Pemeriksaan fisik (phisycal examination),
2. Mammography atau ultrasound,
3. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari
palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll. Mammography digunakan untuk
membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60
atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan
ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila
menggunakan mammography. Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan
penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel
yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk
diperiksa di bawah mikroskop.
Dibawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :
a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan
berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus
b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau
bercabang (intrakanalikuler)
c. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform

2.7 Pencegahan dan deteksi dini


1. Faktor-faktor resiko
2. Pemerikasaan payudara sendiri (SADARI), caranya yaitu:
a. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit
berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting
susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting
susu berkerut.
b. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke
belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker.
Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
c. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah
depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
d. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari
tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu
bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di
bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan
memeriksanya dengan tangan kiri.Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
e. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini
secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
f. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri
payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar
dan memudahkan pemeriksaan.
g. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan
mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih
mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
3. Pemeriksaan klinik
4. Mammografi
5. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk mendapat perawatan
 Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Ukuran
2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
3. Usia pasien
4. Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya
dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi
hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara
perlahan

http://sichesse.blogspot.co.id/2012/08/makalah-askeb-iv-fibroadenoma.html
Skema tatalaksana penanganan tumor payudara (Manuaba,1998)

Anda mungkin juga menyukai