Anda di halaman 1dari 2

Aku si Gelembung

Menghidupkanmu
Layaknya gelembung
Lelah, pipi tembamku menggembung memaksamu melambung
Apa jadi bila tiupanku tak kunjung menyambung?

Pelan, menyembul udara dari bibir ranumku


Berdebar aku karenamu
Bisa saja kamu, sebatas hasrat palsu
Pecah sewaktu aku mematut sisi beningmu
Lenyap, bersisa jemu
Tak ada kali kedua bertemu
Pada dirimu yang membawa asaku utuh

Diam, mengukur garis fokus netraku


Bergetar hebat aku
Bisa-bisanya kamu, kuat menjunjung asaku
Kebal pada angin yang sama menamparku

Hei, kamu mimpiku!


Tengoklah, pada derajat seperkian aku terpaku
Berkilau, pantulanmu di irisku
Haru menyeruak dari sudut hatiku
Melukis nyata ilusi anganku

Kamu, aku
Mimpiku, aku
Aku, aku
Tinggi ini menawarkan ragu
Nyali ini tergiur untuk jatuh
Musuhku, bukan sekedar udara berwujud batu
Aku, terseok menaiki atmosfer baru
Menipis, meletus, telah siaga jiwaku

Entah hitungan kesepuluh, entah seputaran waktu


Aku pasti melebur, menghambur pada awan beku
Namun, ruang udara tertinggi pasti tahu
Tentang aku dan jejak gelembung di titik itu

Jombang, 18 Maret 2019


BIODATA PENULIS

Putri Refinda Yuan, atau biasa dikenal dengan nama pena Ire
Yuano dilahirkan pada malam bertajuk bintang, hari ke-23 di bulan
Oktober. Tepatnya 17 tahun silam dia mulai bernafas dan menjalani
perannya dalam skenario milik Allah. Menjalani aktivitas sebagai
santriwati di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur,
International Standard School of Amanatul Ummah Pacet, bukanlah
halangan baginya untuk terus menulis dan menulis. Banyak dunia
yang gadis ini ciptakan dari kegemaran yang ia miliki, tetapi sebanyak apapun itu menulis
adalah pusat dari dunia-dunianya. Penulis membuka pintu untuk para pembaca yang
berkenan memberi kritik dan saran dalam memperbaiki karyanya melalui akun gmail
ireyuano@gmail.com atau Instagram @fyshap.

Anda mungkin juga menyukai