Anda di halaman 1dari 21

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGENDALIAN KEBAKARAN

HUTAN DAN LAHAN DI KECAMATAN ABAB KABUPATEN


PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
(The Implementation of Land and Forest Fire Management Policy
in the District of Abab Regency Penukal Abab Lematang Ilir)

Aria Sanjaya
07011181520169

Jurusan Ilmu Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya
Jln : Palembang-Prabumulih KM 32 Kampus UNSRI Indralaya Telp.(0711) 580572
Email : aryasanjaya112@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to determine how the implementation of forest and land fire control
policies in Abab Subdistrict, Penukal Abab Lematang Ilir Regency. The method used in this
research is a qualitative method, namely the method carried out by collecting, preparing, and
analyzing data so that it gets a clear and answerable picture of the problem under research.
The theory used is Ripley and Franklin's theory with dimensions level of compliance, smooth
functioning routine, and performance and impact. Data collection techniques in this research
are interviews, observation, and documentation. Based on the results of the research, the
implementation of forest and land fire control policies in Abab District, PALI Regency has
been implemented but not in accordance whit the rules that have been determind. Fire levels
are set based on extensive fire data in the past three years. Suggestions for these problems can
be made by increasing socialization, and improving the problems of the MPA and post, as
well as increasing public awareness not to burn the forest

Keywords: Forest and land fires, controls; BPBD, coordination, Abab District, Penukal
Abab Lematang Ilir Regency.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan pengendalian


kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu metode yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempersiapkan, dan menganalisis data sehingga
mendapat gambaran yang jelas dan menjawab mengenai masalah yang diteliti. Teori yang
digunakan adalah teori Ripley dan Franklin dengan dimensi tingkat kepatuhan, kelancaran
rutinitas fungsi, dan kinerja dan dampak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut implementasi
kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Abab Kabupaten PALI
sudah terlaksana namun tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Tingkat
kebakaran ditetapkan berdasarkan data luas kebakaran tiga tahun terakhir. Saran untuk
permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi, dan memperbaiki
permasalahan MPA dan posko, serta meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak
membakar hutan.

Kata Kunci : Kebakaran hutan dan lahan, pengendalian; BPBD, koordinasi, Kecamatan
Abab, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

Universitas Sriwijaya | 1
BAB I sehingga lingkungan hidup mejadi tidak

sehat, merusak ekosistem, mengurangi


PENDAHULUAN
keanekaragaman flora dan fauna, serta

bukan tidak mungkin kebakaran hutan dan


A. Latar Belakang
lahan tersebut dapat membahayakan
Hutan mempunyai kedudukan dan
keselamatan baik dari manusia itu sendiri
peran yang sangat penting dalam
maupun makhluk hidup lainnya. Apabila
menunjang pembangunan nasional.
fenomena pengrusakan hutan ini tidak
Indonesia merupakan negara tropis yang
ditanggani oleh pemerintah maka dampak
telah dibayangi kebakaran hutan dan lahan.
negatif yang ditimbulkan akan semangkin
Penyebab terjadinya kebakaran hutan di
besar.
Indonesia yang paling sering terjadi
Kebakaran hutan yang terjadi di
diakibatkan oleh ulah manusia dan juga
Kabupaten Penukal Abab Lematang ilir
adanya faktor alam. Faktor yang memicu
memang sering terjadi karena adanya
terjadinya kebakaran hutan dan lahan
kegiatan pembukaan lahan untuk
akibat ulah manusia ini meliputi
perkebunan yang dilakukan individu
pembukaan lahan dalam rangka
masyarakat maupun oleh berbagai
pengembangan pertanian berskala besar,
perusahaan, maupun yang disebabkan oleh
pembukaan lahan oleh petani, dan
faktor alam. Seperti yang baru-baru ini
kegiatan-kegiatan rekreasi seperti
terjadi yakni kebakaran lahan gambut
perkemahan, piknik dan perburuan.
dengan luas 10 Ha yang dapat dilihat dari
Kebakaran diakibatkan oleh faktor
situs web Kementerian Kesehatan
alam biasanya terjadi pada saat musim
Republik Indonesia dibawah ini.
kemarau karena pada saat itu terik matahari
“Telah terjadi kebakaran Lahan
sangat panas dan curah hujan yang rendah
gambut kosong yang berdekatan
sehingga mengakibatkan tumbuh- dengan PT.Glossom Sumatera (GBS)
km 24 dengan di Kel. Prambatan
tumbuhan mengalami kekeringan sehingga Kecamatan Abab Kabupaten Penukal
Abab Lematang Ilir, Provinsi
mudah terbakar. Kebakaran hutan tentu Sumatera Selatan, Luas lahan yang
terbakar 10 Hektar, Api berhasil di
saja mempunyai dampak negatif bagi
padamkan BPBD Kabupaten PALI.
lingkungan dan juga manusia berupa (Kemenkes. 2018. Kebakaran Hutan
dan Lahan di Penukal Abab
meningkatnya polusi udara akibat asap Lematang Ilir (PALI), Sumatera
Selatan.
yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan

Universitas Sriwijaya | 2
https://pusatkrisis.kemenkes.go.id/. usaha pencegahan pemadaman kebakaran
Diakses tanggal 18 September 2018)
hutan dan lahan dan penyelamatan akibat
Dari informasi yang disampaikan
kebakaran hutan dan/atau lahan.
oleh Kemenkes tersebut dapat diketahui
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
bahwasannya telah terjadi kerusakan hutan
Selatan Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
akibat adanya kebakaran hutan seluas 10
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan,
Ha pada tahun 2018, dengan adanya
yang dilaksanakan di Kabupaten Penukal
kebakaran tersebut bukan tidak mungkin
Abab Lematang Ilir dilakukan dalam upaya
akan memimbulkan dampak negatif bagi
pencegahan sebagaimana yang terdapat di
masyarakat baik dari segi kesehatan dan
pasal 1 ayat 16 yang menjelaskan bahwa :
juga dampak negatif bagi lingkungan.
“Upaya pencegahan adalah semua
usaha, tindakan atau kegiatan yang
Kebakaran tersebut terjadi padahal di
dilakukan untuk mencegah atau
megurangi kemungkinan terjadinya
Kabupaten Penukal Abab sendiri sudah
kebakaran hutan dan/atau lahan”.
dijalankan Peraturan Daerah Provinsi
Berdasarkan data Badan
Sumatera Selatan Nomor 8 Tahun 2016
Penanggulangan Bencana Daerah dapat
Tentang Pengendalian Kebakaran Hutan
dilihat total Hotspot yang tersebar di
dan/atau Lahan yang berisikan larangan
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
pembakaran hutan dan lahan serta
yakni sebanyak 77 titik api dimana
kewajiban pencegahan agar tidak
Kecamatan Penukal mempunyai titik api
terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
tertinggi yakni sebanyak 26 titik api.

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Adapun data luas areal terbakar di

Selatan Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dapat dilihat Pada tabel 1.6 berikut :

merupakan kebijakan yang dijalankan Tabel 1.6. Luas Area Hutan dan Lahan
Terbakar di Kabupaten
pemerintah Kabupaten Penukal Abab Penukal Abab Lematang Ilir
Tahun 2018
Lematang Ilir untuk mencegah terjadinya No Kecamatan Luas
Terbakar
kabakaran hutan dan lahan. Sebagaimana (Ha)
1 Penukal Utara 39,5
yang dijelaskan dalam Pasal 1 ayat 14 2 Penukal 10
3 Abab 62
dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera 4 Talang Ubi 7
5 Tanah Abang 2
Selatan Nomor 8 Tahun 2016 pengendalian Total Luasan 120,5
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah
kebakaran hutan dan lahan adalah semua Kab. PALI 2018

Universitas Sriwijaya | 3
Lemtang Ilir oleh BPBD Kab.
Data luas kebakaran hutan dan
PALI.
lahan yang diperoleh dari Badan
2. Karena model implementasi
Penanggulangan Bencana Daerah
kebijakan publik ini merupakan
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
model implementasi kebijakan top
menunjukan sebanyak 120,5 Ha hutan dan
down yang mana pendekatan
lahan terbakar yang mana wilayah
implementasi kebijakan tersebut
Kecamatan Abab mempunyai jumlah luas
dilakukan tersentralisir dan
kebakaran tertinggi yakni sebanyak 62 Ha
dimulai dari aktor tingkat pusat,
diikuti oleh Kecamatan Penukal Utara
dan keputusannya pun di ambil
seluas 39,5 Ha, dengan adanya data
dari tingkat pusat, sesuai dengan
tersebut menunjukan bahwasannya luasan
jenis kebijakan atau program ini.
kebakaran yang terjadi cukup tinggi.
3. Karena model ini sangat familiar

A. Teori Implementasi Kebijakan yang dan cukup sering digunakan oleh

Digunakan kalangan mahasiswa Ilmu

Berdasarkan teori-teori implementasi Administrasi Publik FISIP

kebijakan yang diuraikan diatas, dalam Univeritas Sriwijaya sehingga

penelitian ini, teori yang digunakan adalah nantinya akan sangat membantu

teori Ripley dan Franklin, adapun alasan dan memudahkan dalam proses

pemilihan teori tersebut yakni sebagai perolehan informasi yang

berikut : berkaitan dengan model tersebut.

1. Alasan menggunakan model ini Model tersebut dapat

adalah karena variabel-variabel menggambarkan implementasi

yang ditawarkan dianggap paling program diberbagai tempat dan

tepat untuk membantu menjawab waktu.

permasalahan peneliti tentang 4. Teori Ripley dan Franklin

implementasi Kebijakan Tentang menetapkan sasaran dan target

Pengendalian Kebakaran Hutan kebijakan yang harus dipatuhi.

dan Lahan di Kecamatan Abab Kinerja juga mendapat perhatian,

Kabupaten Penukal Abab Begitupun dengan faktor sumber

daya, kondisi ekonomi sosial, dan

Universitas Sriwijaya | 4
politik serta sikap para Pemerintah Daerah. Jakarta: PT
Pustaka Indonesia Press.
implementor juga sama-sama Implementasi kebijakan menurut
dianggap penting dalam teori Ripley dan Franklin lebih menegaskan
Ripley and Franklin. bahwa setiap produk kebijakan publik yang
B. Kerangka Teori siap diimplementasikan akan berhasil jika
Ripley dan Franklin dalam Tahir memperhatikan dan mensinergikan tiga
(2011:138) mengemukakan: Kriteria faktor utama yakni :
pengukuran keberhasilan implementasi 1. Tingkat kepatuhan birokrasi.
kebijakan didasarkan pada tiga perspektif, Artinya setiap aparatur dalam
yaitu: birokrasi atau implementor
1. Perspektif kepatuhan birokrasi yang kebijakan publik dituntut
lebih rendah terhadap birokrasi di
atasnya, memiliki sikap dan mentality
2. Perspektif kelancaran rutinitas
fungsi, yang mewujud pada tindakan
3. Perspektif pelaksanaan yang
mengarah kepada kinerja yang yang patuh dan taat asas dalam
memuaskan semua pihak terutama
kelompok penerima manfaat yang melaksanakan setiap kebijakan.
diharapkan.
2. Kelancaran rutinitas Fungsi.
Menurut Ripley dan Franklin 3 (tiga)
Dalam hal ini para implementor
perspektif di atas dapat menjadi
kebijakan public sedapat
penghambat ataupun menjadi pendukung
mungkin mengeliminir setiap
dalam implementasi kebijakan. Ini berarti
permasalahan yang ditemui
bahwa ketiga perspekktif tersebut harus
dalam proses implementasi
mendapat perhatian yang serius proses
kebijakan publik. Setiap
implementasi kebijakan. Untuk jelasnya
implementor menjadi problem
dapat dilihat ilustrasi gambar berikut ini.
solver bukan malah sebaliknya

menjadi pemicu permasalahan.

3. Kinerja. Setiap pelaksanaan

kebijakan pada akhirnya

bermuara pada efektif tidaknya

proses implementasi dari


Gambar 2.4 Model Implementasi
Kebijakan menurut Ripley dan Franklin kebijakan itu sendiri. Efektifnya
dalam Tahir ( 2011: 142)
Sumber: Tahir.Arifin. 2011. Kebijakan Publik proses implementasi kebijakan
dan Transparansi Penyelenggaran

Universitas Sriwijaya | 5
tentunya akan melahirkan apa 1. Tingkat kepatuhan mempunyai

yang disebut optimalisasi kinerja indikator :

kebijakan, tetapi efektivitas dan 1. Sosialisasi larangan melakukan

optimalisasi kinerja kebijakan pengrusakan hutan dengan cara

pun ditentukan kinerja individu membakar lahan.

dan para implementor kebijakan 2. Terbentuknya Masyarakat Peduli

publik itu sendiri. Api (MPA)

G. Kerangka Pemikiran 3. Terbentuknya posko induk

Menurut Uma Sakaran dalam bencana kebakaran hutan dan

Sugiyono (2013:65) kerangka berpikir lahan.

merupakan model konseptual tentang 2. Kelancaran rutinitas fungsi dengan

bagaimana teori berhubungan dengan indikator yaitu :

berbagai faktor yang telah di identifikasi 1. BPBD dan Pemerintah Kecamatan

sebagai masalah yang penting. Abab serta anggota (MPA)

Kerangka pemikiran pada melakukan sosialisasi larangan

penelelitian ini didasarkan pada Perda pembakaran hutan secara rutin.

Sumatera Selatan Nomor 8 Tahun 2016 2. BPBD bekerja sama dengan

Tentang Pengendalian Kebakaran Hutan aparat keamanan Kecamatan Abab

dan Lahan, serta Tugas dan Fungsi BPBD melakukan patroli kebakaran

Kabupaten PALI. Ketiga Perspektif hutan dan lahan.

menurut teori Ripley dan Franklin dalam 3. Aparat keamanan juga akan

Tahir (2011 : 138) dirujuk untuk mengukur memberikan sanksi kepada

keberhasilan implementasi kebijakan ini masyarakat yang sengaja

sesuai untuk digunakan sebagai dimensi melakukan pengrusakan hutan

dari Implementasi Kebijakan Tentang sebagaimana yang tertuang dalam

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan UU Nomor 18 Tahun 2013

di Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Tentang Pemberantasan dan

Abab Lematang Ilir karena relatif lebih Pencegahan Pengrusakan Hutan

mudah untuk diidentifikasi. Adapun dan Lahan serta yang tertuang

beberapa indikator keberhasilan dalam maklumat bersama

implementasi kebijakan ini yaitu : gubernur, kapolda dan

Universitas Sriwijaya | 6
PANGDAM II/SWJ Tentang hutan dengan cara membakar

Larangan Pembakaran Hutan, hutan untuk melakukan

Lahan atau Ilalang/ Semak pembukaan lahan.

Belukar. c. Masyarakat kecamatan Abab

3. Kinerja dan Dampak melakukan pemadamkan api

1. Indikator kinerja antara lain : apabila terjadi kebakaran

a. Sosialisasi berjalan dengan lahan.

baik. d. Masyarakat Kecamatan Abab

b. Patroli telah dilakukan secara melaporkan apabila terjadi

rutin kebakaran lahan

c. Sanksi terhadap pelanggar Secara jelas kerangka pemikiran

2. Indikator dampak antara lain : dapat dilihat pada gambar 4. dibawah ini :

a. Menurunya luas kebakaran

yang terjadi di Kecamatan

Abab.

b. Dengan adanya larangan-

larangan melakukan

pembakaran hutan serta

sanksi yang diberikan

diharapkan masyarakat

Kecamatan Abab tidak lagi

melakukan pengrusakan

Universitas Sriwijaya | 7
BAB III Pengendalian Kebakaran Hutan dan

METODE PENELITIAN Lahan, agar mendapat gambaran yang

lebih jelas terhadap permasalahan

A. Desain Penelitian pembagunan yang terjadi.

Penelitian yang penulis lakukan ini 2. Display data, tahap ini dilakukan

tentang Implementasi Kebijakan penulis untuk dapat melihat gambaran

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan secara menyeluruh. Pada tahap ini

di Kecamatan Abab Kabupaten Penukal penulis melakukan klarifikasi dan juga

Abab Lematang Ilir. Dalam melakukan menyajikan data sesuai dengan pokok

penelitian ini, pengguna menggunakan permasalahan dan juga sesuai dengan

metode penelitian kualitatif, karena metode fokus penelitian.

ini sangat sesuai untuk diterapkan pada 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

penelitian yang penulis lakukan. data, pada taham ini penulis meakukan

penarikan kesimpulan untuk mencari


B. Teknik Analisis Data
inti atas data yang telah penulis
Teknik analisis data yang digunakan
dikumpulkan, dan juga penulis
dalam untuk menganalisis data adalah
melakukan verifikasi data agar data
deskriptif kualitatif, yaitu untuk
yang didapatkan dari peneltian
menganalisa data yang telah didapat dari
merupakan data yang valid.
wawancara dan dokumentasi berdasarkan

fakta fakta yang ditemukan dilapangan. BAB IV


PEMBAHASAN
Langkah-langkah analisis data

kualitatif adalah reduksi data, display data,


A Implementasi Kebijakan
serta kesimpulan dan verifikasi.
Pengendalian Kebakaran Hutan dan
1. Reduksi data, adalah rangkuman data
Lahan
data yang penulis peroleh dari hasil
Pada bagian ini akan membahas data-
wawancara, dokumentasi dan
data yang telah diperoleh Tentang
pengamatan, Kemudian data tersebut
Implementasi Kebijakan Pengendalian
melalui proses pemeilihan yang
Kebakaran Hutan dan Lahan di Kecamatan
dilakukan penulis yang mana penulis
Abab Kabupaten Penukal Abab Lematang
memilih data yang sesuai dengan
Ilir. Pada sub-bab ini akan dijelaskan,
permasalahan Implementasi Kebijakan

Universitas Sriwijaya | 8
pemaparan serta penguraian data yang a. Sosialisasi tentang larangan

diperoleh untuk mendapatkan kesimpulan melakukan pembakaran hutan dan

dari hasil penelitian yang telah dilakukan lahan

dan juga untuk melihat tingkat Dalam rangka untuk mencegah

keberhasilan dari kebijakan ini. Dimana terjadinya kebakaran hutan dan lahan agar

analisis untuk mendapatkan kesimpulan tidak terjadi lagi tentu saja perlu dilakukan

tersebut menggunakan teori Ripley dan sosialisasi. Dikecamatan Abab sendiri

Franklin yang terdiri dari 3 dimensi yakni BPBD Kabupaten PALI selaku lembaga

sebagai berikut : yang menjalankan kebijakan pengendalian

a. Tingkat Kepatuhan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten

b. Kelancaran Rutinitas Fungsi PALI telah melakukan sosialisasi di

c. Kinerja dan Dampak Kecamatan Abab, berdasarkan hasil

1. Tingkat Kepatuhan wawancara dengan Bapak Arfan selaku

Kebijakan Pengendalian Kebakaran Camat Abab :

Hutan dan Lahan yang dilaksanakan oleh “Untuk sosialisasi Kebijakan


Pengendalian Kebakaran Hutan dan
BPBD Kebupaten PALI tentu saja Lahan di Kecamatan Abab sendiri
telah dilakukan BPBD Kabupaten
memiliki peraturan yang menjadi pedoman Penukal Abab Lematang Ilir,
sosialisasi yang dilakukan BPBD
dalam pelaksanaan Kebijakan tersebut dilakukan dalam bentuk
penyebaran maklumat tentang
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan larangan pembakaran hutan dan
lahan dan juga dalam bentuk banner
di Kabupaten PALI berpedoman pada yang berisikan larangan pembakaran
hutan dan lahan namun walaupun
Peraturan Daerah Provinsi Sumsel No 8 sudah dilakukan sosialisasi tentang
adanya larangan melakukan
Tanhun 2016 Tentang Pengendalian pembakaran hutan tersebut fakta
dilapangan menunjukan bahwa masih
Kebakaran Hutan dan Lahan dan juga UU ada masyarakat yang membuka lahan
dengan cara membakar”. (wawancara
No 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan 26 Januari 2019)

dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan Berdasarkan hasil wawancara

dan berpedoman pada tugas dan fungsi tersebut menunjukan bahwasannya di

BPBD serta adanya Maklumat Bersama Kecamatan Abab telah dilakukan

Gubernur, Kapolda dan PANGDAM sosialisasi Kebijakan Pengendalian

II/SWJ Tentang Larangan Pembakaran Kebakaran Hutan dan Lahan yang

Hutan, Lahan atau Ilalang/ Semak Belukar. dilakukan oleh Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Penukal Abab

Universitas Sriwijaya | 9
ang dilakukan sebagai upaya pencegahan Berdasarkan hasil wawancara

terjadinya pembakaran hutan dan lahan tersebut menunjukan bahwasannya di

yang dilakukan masyarakat Kecamatan Kecamatan Abab sendiri sudah ada

Abab, namun masih ada masyarakat organisasi MPA yang dibentuk oleh

Kecamatam Abab masih saja melakukan BPBD Kabupaten PALI pada tahun 2017.

pembakaran hutan untuk membuka lahan. Adapun hasil wawancara yang telah

b. Terbentuknya MPA (Masyarakat dilakukan dengan Bapak Samson selaku

Peduli Api) Ketua MPA Kecamatan Abab mengenai

Berdasarkan Peraturan Daerah organisasi MPA yakni sebagai berikut :

Provinsi Sumatera Selatan Nomor 8 Tahun “MPA Kecamatan Abab sendiri


sudah dibentuk sejak tahun 2017
2016 Tentang Pengendalian Kebakaran dengan saya sebagai ketua dan terdiri
dari 2 dua anggota namun anggota
Hutan dan Lahan dalam rangka MPA sendiri tidak memiliki anggota
tetap atau tidak menentu sehingga
pengendalian dan pencegahan kebakaran organisasi ini sendiri tidak berjalan
sebagaimana tugas dan fungsinya
hutan dan lahan pihak berwenang sehingga dinilai tidak efektif dalam
melakukan pencegahan kebakaran
membentuk organisasi masyarakat peduli dan juga MPA ini sendiri sekarang
ini sudah tidak berjalan atau tidak
api guna untuk mengatasi permasalahan aktif lagi”. (wawancara 26 Januari
2019)
kebakaran hutan khususnya untuk
Berdasarkan hasil wawancara
melakukan pencegahan terjadinya
tersebut menunjukan bahwasannya
kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan
organisasi MPA sudah dibentuk sejak
Abab. Dalam wawancara yang dilakukan
tahun 2017 di Kecamatan Abab, namun
dengan Bapak Sahbudin., S.E selaku
organisasi ini tidak berjalan dengan baik
sekertariat Badan Penanggulangan
ditunjukan dengan ketidakjelasan anggota
Bencana Daerah Kabupaten Penukal Abab
dan juga sekarang ini organisasi tersebut
Lematang Ilir sebagai berikut :
sudah tidak aktif lagi sehingga organisasi
“ Dikecamatan Abab sendiri telah
dibentuk (MPA) Masyarakat Peduli ini tidak efektif dalam melakukan
Api sejak tahun 2017 untuk
membantu BPBD dalam melakukan pencegahan terhadap kebakaran hutan dan
pencegahan dan penanggulangan
kebakaran terutama membantu lahan di Kecamatan Abab.
memberikan informasi kepada BPBD
Kabupaten PALI apabila ada c. Terbentuknya posko induk bencana
peristiwa kebakaran dan juga
membantu untuk memadamkan api”. kebakaran hutan dan lahan di
(wawancara 21 Desember 2018)
Kecamatan Abab.

Universitas Sriwijaya | 10
Dengan terbentuknya organisasi anggota MPA”. (wawancara 21
Desember 2018)
MPA di Kecamatan Abab tersebut
Berdasarkan uraian tersebut dalam
seharusnya terdapat posko induk bencana
melaksanakan kebijakan BPBD telah
kebakaran hutan dan lahan namun
melakukan berbagai sosialisasi kepada
berdasarkan hasil wawancara dengan
masyarakat dan juga sudah membentuk
Bapak Samson selaku Ketua MPA
MPA dan posko-posko kebakaran dalam
mengatakan sebagai berikut :
melakukan tugas pencegahan namun
“Posko induk bencana kebakaran
hutan dan lahan untuk MPA di tingkat kepatuhan pada pelaksanaan
Kecamatan Abab sendiri untuk
sekarang ini tidak ada karena kebijakan ini masih rendah karena
ketidakjelasan dari anggota MPA dan
sudah tidak aktif lagi di Kecamatan sosialisasi yang dilakukan yang mana
Abab sehingga posko induk tersebut
tidak ada”. (wawancara 26 Januari seharusnya dilakukan secara rutin 2 bulan
2019)
1 kali namun justru tidak dilakuakan secara
Berdasarkan hasil wawancara
rutin oleh BBD beserta aparat keamanan
tersebut menunjukan bahwa posko induk
dan juga Pemerintah Kecamatan Abab, ada
bencana di Kecamatan Abab belum
pula hambatan berupa dana, peralatan
terbentuk dikarenakan ketidakjelasan
namun masih ada masyarakat yang tidak
keanggotaan MPA, dengan tidak adanya
mengetahui dan adanya ketidakjelasan
posko induk bencana tersebut tentu saja
keanggotaan MPA di Kecamatan Abab
dapat mempengaruhi keberhasilan
serta fakta dilapangan menunjukan bahwa
Implementasi Kebijakan Pengendalian
posko yang dibentuk oleh BPBD tidak ada
Kebakaran Hutan Dan Lahan Di
lagi dengan adanya permasalahan tersebut
Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab
menunjukan adanya permasalahan atau
Lematang Ilir. Adapun hasil wawancara
terganggunya tingkat kepatuhan dalam
dengan Bapak Sahbudin., S.E selaku
pelaksanaan kebijakan.
sekertariat Badan Penaggulangan Bencana
2. Kelancaran Rutinitas Fungsi
Daerah Kabupaten Penukal Abab
a. BPBD Kabupaten PALI dan MPA
Lematang Ilir sebagai berikut :
Kecamatan Abab melakukan
“untuk masalah pembentukan posko-
posko induk bencana memang belum sosialisasi dan rapat koordinasi
ada di setiap desa secara merata hal
ini dikarenakan kurangnya dana dan Dalam melaksanakan tugas sebagai
lagi adanya masalah keaanggotan
dari MPA sendiri yang mana BPBD instansi yang menjalankan Kebijakan
Kabupaten sendiri tidak mampu
untuk memberikan honor kepada Pengandalaian Kebakaran Hutan dan

Universitas Sriwijaya | 11
Lahan BPBD mempunyai Tupoksi dan SK dilakukan secara rutin dan juga saya
tidak mengetahui sosialisasi tersebut
sebagaimana yang disampaikan Bapak dan siapa yang bertugas menjalankan
Kebijakan Pengendalian Kebakaran
Sahbudin., S.E selaku sekertariat Badan Hutan dan Lahan di Kecamatan Abab
Kabupaten PALI yang saya tahu
Penaggulangan Bencana Daerah memang ada larangan kepada
masyarakat bahwa tidak boleh
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir membakar hutan untuk membuka
lahan”. (wawancara 26 Januari 2019)
sebagai berikut :
Berdasarkan hasil wawancara
“Tugas pokok dan fungsi BPBD
Kabupaten PALI dalam menjalankan tersebut menunjukan bahwasannya
Kebijakan Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan mencangkup sosialisasi yang dilakukan BPBD dan
pencegahan dengan melakukan
sosialisasi 2 bulan 1 kali aparat keamanan tidak dilakukan secara
dankoordinasi serta melakukan
patroli rutin 1 bulan 1 kali tupoksi rutin yang mana seharusnya 2 bulan 1 kali
tersebut diatur dalam SK Bupati
PALI No 057 Tahun 2014”. Tidak terlaksananya sosialisaisi
(wawancara 21 Desember 2018)
yang seharusnya dilakukan secara rutin 2
Berdasarkan hasil wawancara
bulan 1 kali serta adanya kejelasan
tersebut dalam menjalankan rutinitas
keanggotaan dan tidak aktifnya MPA
fungsi BPBD Kabupaten PALI mempunyai
Kecamatan Abab mengakibatkan MPA
tugas pokok dan fungsi yakni melakukan
Kecamatan Abab yang merupakan
pencegahan dengan melakukan sosialisasi
organisasi masyarakat yang bertujuan
dan rapat koordinasi dan juga patroli rutin
untuk melakukan pencegahan dan
adapun tugas pokok dan fungsi tersebut
menanggulangi kebakaran yang terjadi di
diatur dalam SK Bupati Kabupaten PALI
Kecamatan Abab menjadi tidak berjalan,
No 057 Tahun 2014. Namun tidak semua
yang mengakibatkan apabila terjadi
mengetahui bahwasannya BPBD
kebakaran hutan, masyarakat Kecamatan
Kabupaten PALI memegang peran sebagai
Abab hanya bergantung kepada Badan
pelaksana Kebijakan Pengendalian
Penanggulangan Bencana Daerah
Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabuapten
Kebupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
PALI khususnya di Kecamatan Abab
b. BPBD Kabupaten PALI bekerjasama
sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu
dengan aparat keamanan melakukan
Lina selaku warga Desa Betung sebagai
patroli rutin
berikut :
Berdasarkan hasil wawancara dengan
“Sosialisasi yang dilakukan memang
ada namun sosialisasi tersebut hanya Bapak Sahbudin., S.E selaku sekertariat
satu kali dengan menyebarkan
maklumat serta benner dan tidak Badan Penaggulangan Bencana Daerah

Universitas Sriwijaya | 12
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir c. Aparat keamanan Kecamatan Abab

sebagai berikut : memberikan sanksi terhadap

“Tugas pokok dan fungsi BPBD pelanggar.


Kabupaten PALI dalam menjalankan
Kebijakan Pengendalian Kebakaran Apabila terjadi pelanggaran yang
Hutan dan Lahan mencangkup
pencegahan dengan melakukan dilakukan oleh masyarakat Kecamatan
sosialisasi 2 bulan 1 kali
dankoordinasi serta melakukan Abab yang dengan sengaja melakukan
patroli rutin 1 bulan 1 kali tupoksi
tersebut diatur dalam SK Bupati pembakaran hutan dan lahan untuk
PALI No 057 Tahun 2014”.
(wawancara 21 Desember 2018) membuka kebun tentu saja aparat

Berdasarkan hasil wawancara keamanan haruslah memberikan sanksi

tersebut dalam menjalankan rutinitas terhadap masyarakat yang melakukan

fungsi BPBD Kabupaten PALI mempunyai pelanggaran tersebut sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi yakni melakukan Berdasarkan Peraturan daerah Provinsi

pencegahan dengan melakukan sosialisasi Sumatera Selatan No 8 Tahun 2016

dan rapat koordinasi dan juga patroli rutin Tentang Pengendalaian Kebakaran Hutan

yang dilakukan 1 bulan 1 kali namun dan Lahan yang terdapat dalam pasal 5

berdasarkan hasil wawancara dengan ayat 3 yakni “(3) pemilik usaha

Bapak Farman selaku warga Desa Betung perkebunan, pemilik lahan wajib menjaga

sebagai berikut : lahan miliknya dari bahaya kebakaran dan

“memang ada patroli yang dilakukan bertanggung jawab apabila terjadi


oleh BPBD ataupun aparat keamanan
di Kecamatan Abab namun patroli kebakaran”. Adapun sanksi yang diberikan
tersebut tidak dilakukan secara rutin
sehingga masih ada masyarakat yang tertuang dalam UU Nomor 18 Tahun 2013
membakar hutan dan lahan”.
(wawancara 26 Januari 2019) Tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Berdasarkan hasil wawancara Pengrusakan Hutan dan Lahan dengan

tersebut menunjukan bahwasannya hukuman maksima 15 tahun kurungan dan

kegiatan patroli yang dilakukan oleh BPBD denda sebesar Rp.15 milyar. Adapun

Kabupaten PALI dan juga aparat keamanan wawancara dilakukan bersama dengan

belum dilakukan secara rutin sebagaimana Bapak Pujo. H selaku

fungsi dari BPBD yang seharusnya BHABINKAMTIBMAS Polsek Penukal

melakukan patroli 1 bulan 1 kali. Abab untuk mendapatkan informasi

mengenai tindakan terhadap pelanggar

Universitas Sriwijaya | 13
yang melakukan pembakaran hutan dan BPBD melakukan pencegahan

lahan di Kecamatan Abab sebagai berikut : kebakaran dengan melakukan sosialisasi

“Sanksi yang diberikan kepada dan koordinasi bersama TNI, POLRI serta
pelanggar yang melakukan
pembakaran hutan dan lahan di patroli rutin yang bertujuan untuk
Kecamatan Abab yang pertama
merupakan dilakukannya mengatasi masalah kebakaran hutan dan
pemanggilan terhadap warga yang
melakukan pelaggaran dan dilakukan lahan dan juga adanya sanksi terhadap
pemeriksaan, apabila warga tersebut
terbukti melakukan pembakaran pelanggar apabila melakukan pembakaran
hutan maka warga tersebut akan
diberikan sanksi berupa denda uang hutan namun sosialisasi tidak dilakukan
dan hukuman penjara”. (wawancara
26 Januari 2019) sebagaimana mestinya yang mana

Berdasarkan uraian diatas yang mana seharusnya dilakukan 2 bulan 1 kali

sosialisasi yang dilakukan tidak dilakukan begitupun dengan patroli yang dilakukan

secara rutin begitupun dengan patroli serta tidak sesuai dengan fungsi yang mana

tidak adanya posko tentu saja mempunyai patroli tersebut seharusnya dilakukan 1

sebab sebagaimana hasil wawancara bulan 1 kali serta walaupun sudah ada

dengan Bapak Sahbudin., S.E selaku sanksi yang diberikan namun hal tersebut

sekertariat Badan Penaggulangan Bencana belum dapat membuat takut masyarakat

Daerah Kabupaten Penukal Abab untuk tidak lagi melakukan pembakaran

Lematang Ilir sebagai berikut : hutan dan lahan, berdasarkan uraian

“untuk masalah pembentukan posko- tersebut menunjukan rutinitas fungsi


posko induk bencana,sosialisasi dan
juga patroli yang tidak dilakukan terganggu.
secara rutin hal ini dikarenakan
kurangnya dana dan peralatan yang 3. Kinerja dan Dampak
ada di BPBD Kabupaten PALI”.
(wawancara 21 Desember 2018) a. Kinerja

Berdasarkan hasil wawancara 1. Sosialisasi berjalan dengan baik

tersebut menunjukan bahwasannya Berdasarkan uraian pada dimensi

pembentukan posko-posko induk bencana tingkat kepatuhan dalam melaksanakan

di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir kebijakan BPBD telah melakukan berbagai

memang belum merata di setiap desa dan sosialisasi kepada masyarakat dan juga

juga belum maksimalnya kegiatan sudah membentuk MPA dan posko-posko

sosialisasi dikarenakan kekurangan dana kebakaran dalam melakukan tugas

serta peralatan BPBD Kabupaten PALI. pencegahan namun tingkat kepatuhan pada

pelaksanaan kebijakan ini masih rendah

Universitas Sriwijaya | 14
karena sosialisasi yang dilakukan yang Sanksi yang diberikan kepada warga

mana seharusnya dilakukan secara rutin 2 Kecamatan Abab yang melakukan

bulan 1 kali namun justru tidak dilakuakan pembakaran hutan akan diberi sanksi

secara rutin oleh BPBD beserta aparat berupa pemanggilan atau teguran dan

keamanan dan juga Pemerintah Kecamatan apabila warga tersebut terbukti melanggar

Abab, ada pula hambatan berupa dana, maka akan diberi sanksi berupa denda uang

peralatan namun masih ada masyarakat dan berupa hukuman penjara walaupun

yang tidak mengetahui dan adanya sudah ada sanksi yang diberikan namun hal

ketidakjelasan keanggotaan MPA di tersebut belum dapat membuat takut

Kecamatan Abab serta fakta dilapangan masyarakat untuk tidak lagi melakukan

menunjukan bahwa posko yang dibentuk pembakaran hutan dan lahan.

oleh BPBD tidak ada lagi dengan adanya b. Dampak

permasalahan tersebut menunjukan adanya 1. Masyarakat Kecamatan Abab tidak

permasalahan atau terganggunya tingkat lagi melakukan pembakaran hutan

kepatuhan dalam pelaksanaan kebijakan. dan lahan

2. Patroli telah dilakukan secara rutin Dalam permasalahan kebakaran

BPBD bersama dengan aparat hutan dan lahan masyarakat sangat

keamanan melakukan pencegahan berperan penting dalam terjadinya

kebakaran dengan patroli rutin yang kebakaran hutan dan lahan karena

bertujuan untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan sendiri sering

kebakaran hutan dan lahan dan juga dilakukan warga untuk membuka lahan

adanya sanksi terhadap pelanggar apabila perkebunan sehingga apabila tidak ada

melakukan pembakaran hutan namun kesadaran dari diri masyarakat tentu saja

sosialisasi tidak dilakukan sebagaimana kebakaran hutan dan lahan masih akan

mestinya yang mana seharusnya dilakukan terjadi, dan juga pemerintah seharusnya

2 bulan 1 kali begitupun dengan patroli memberikan solusi kepada masyarakat

yang dilakukan tidak sesuai dengan fungsi bukan hanya memberikan larangan untuk

yang mana patroli tersebut seharusnya tidak melakukan pembakaran hutan untuk

dilakukan 1 bulan 1 kali artinya rutinitas membuka perkebunan. Dengan adanya

fungsi terganggu. permasalahan yang rumit tentang

3. Sanksi terhadap pelanggar. kebakaran hutan dan lahan maka

Universitas Sriwijaya | 15
dilakukanlah wawancara dengan Bapak 2. Masyarakat Kecamatan Abab

Farman selaku warga Desa Betung melakukan pemadamkan api

Kecamatan Abab sebagai berikut : apabila terjadi kebakaran lahan

“Dengan adanya larangan Apabila terjadi kebekaran hutan


pembakaran hutan dan lahan yang
dibuat pemerintah, ini menyebabkan tentulah harus segera dilakukan tindakan
dampak negatif bagi warga karena
untuk membuka lahan baru warga untuk memadamkan api untuk
menjadi kesusuhan sehingga
kebanyakan warga melakukan meminimalisir dampak akibat adanya
pembakaran secara diam-diam
dengan cara dilakukan dimalam hari kebakaran tersebut. Kecamatan abab
atau dengan cara membakar secara
sedikit-sedikit, dan juga kebiasaan sendiri dapat dikatakan cukup jauh dari Ibu
membuka lahan dengan cara
melakukan pembakaran akan sangat Kota Kabupaten PALI yakni sekitar satu
sulit dihilangkan oleh pemerintah
kerena kegiatan ini sudah menjadi jam tiga puluh menit, jadi apabila terjadi
tradisi turun-temurun dari nenek
moyang selain itu pemerintah kebakaran hutan akan cukup lama
seharusnya memberikan jalan atau
solusi lain agar warga tidak menunggu datangnya Badan
melakukan pembakaran hutan dan
lahan apabila ini membuka kebun”. Penenggulangan Bencana. Oleh karenanya
(wawancara 26 Januari 2019)
masyarakat Kecamatan Abab harus

Berdasarkan hasil wawancara memadamkan api agar dampak yang

tersebut dapat diketahui bahwa warga dihasilkan dari kebekaran tersebut tidak

Kecamatan Abab masih melakukan meluas. Adapun hasil wawancara dengan

pembakaran hutan untuk membuka Bapak Samson selaku warga Desa Betung

pekebunan walaupun warga melakukan Kecamatan Abab mengetakan bahwa :

secara diam-diam dengan melakukan “Apabila terjadi kebakaran di


Kecamatan Abab tentu saja para
pembakaran pada malam hari dan dengan warga akan tolong-menolong untuk
memandamkan api, biasanya kalau
cara sedikit-sedikit dan berdasarkan masyarakat membuka lahan baru
maka mereka akan membersikan
keterangan dari bapak Farman bahwa sekeliling lahan yang akan dibakar
agar apabila sudah dibakar apinya
seharusnya pemerintah memberikan solusi tidak akan merambat, dan juga para
tentangga dan juga kerabat akan
agar masyarakat tidak melakukan membantu untuk melakukan
pemedaman api dengan peralatan
pembakaran hutan untuk membuka seadaanya misalkan menggunakan
pohon-pohon kecil lalu dicambukan
perkebunan tidak hanya memberikan ke apai dan juga menggunakan tank
semprot”. (wawancara 26 Januari
larangan tanpa solusi. 2019)

Berdasarkan hasil wawancara

tersebut dapat disimpilkan bahwa di

Universitas Sriwijaya | 16
Kecamatan Abab sendiri masyarakat sudah melaporkan kepada aparat
pemerintah terdekat”.
memiliki kesadaran untuk memadamkan
Adapun wawancara yang telah
api dan sudah menjalankan kewajiban
dilakukan dengan Bapak Sahbudin. S.E
mereka sebagaimana yang terdapat dalam
selaku sekretariat BPBD Kabupaten
Peraturan daerah Provinsi Sumatera
Penukal Abab Lematang Ilir sebagai
Selatan No 8 Tahun 2016 Tentang
berikut :
Pengendalaian Kebakaran Hutan dan
“untuk masalah laporan terjadinya
Lahan yang terdapat dalam pasal 5 ayat 1 kebakaran memang sudah ada
laporan dari masyarakat namun tidak
untuk melakukan penanggulangan apabila semua kejadian kebakaran mereka
laporkan terutama apabila warga
terjadi kebakaran, namun alat-alat yang Kecamatan Abab melakukan
pembakaran untuk membuka lahan,
digunakan sangat tidak memadai sehingga tentu mereka tidak akan melaporkan
kejadian tersebut, masyarakat sendiri
untuk memadamkan api dapat dikatakan hanya melaporkan kebakaran apabila
kebakaran tersebut terjadi di lahan
akan memakan waktu yang sangat lama. milik perusahaan”. (wawancara 26
Januari 2019)
3. masyarakat Kecamatan Abab
Berdasarkan hasil wawancara
melaporkan apabila terjadi
tersebut dapat disimpulkan bahwasannya
kebakaran lahan
masih kurangnya kesadaran masyarakat
Laporan masyarakat kepada BPBD
untuk memberikan informasi atau laporan
Kabupaten PALI maupun aparat keamanan
kepada pihak berwenang apabila terjadinya
setempat sangatlah penting untuk
kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan
meminimalisir meluasnya kebakaran yang
Abab.
terjadi dan agar BPBD Kabuapten PALI
4. menurunya luas kebakaran Hutan
maupun aparat keamanan dapat bertindak
dan lahan.
untuk mengatasi kebakaran hutan yang
Dengan adanya Kebijakan
terjadi, sebagaimana yang terdapat dalam
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Peraturan daerah Provinsi Sumatera
untuk mencegah dan juga kegiatan
Selatan No 8 Tahun 2016 Tentang
pemadaman kebakaran, diharapkan dapat
Pengendalaian Kebakaran Hutan dan
menyelesaikan permasalahan kebakaran
Lahan yang terdapat dalam pasal 5 ayat 2
hutan yang terjadi di Kecamatan Abab,
yakni :
adapun data luas kebakaran di Kabupaten
“(2) setiap orang yang mengetahui
adanya api yang berada di hutan Penukal Abab Lematang Ilir yang
dan/atau lahan yang patut diduga
dapat menimbulkan kebakaran, wajib menjelaskan jumlah luas kebakaran yang

Universitas Sriwijaya | 17
terjadi di Kabupaten Penukal Abab Kabupaten PALI pada tahun 2018 sebagai

Lematang Ilir dari tahun 2016-2018 berikut :

sebagai berikut :

Tabel 4.4. Luas Kebakaran Hutan dan


Lahan di Kabupaten Penukal
Abab Lematang Ilir Tahun Tabel 4.5. Luas Area Hutan dan Lahan
2016-2018 Terbakar di Kabupaten
No Tahun Luas (Ha) Penukal Abab Lematang Ilir
1 2016 2,1 Tahun 2018
2 2017 264 No Kecamatan Luas
3 2018 120,5 Terbakar
Total 386,6 (Ha)
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1 Penukal Utara 39,5
Provinsi Sumatera Selatan 2019 2 Penukal 10
3 Abab 62
Berdasarkan data tersebut
4 Talang Ubi 7
5 Tanah Abang 2
menunjukan bahwasannya dari tahun 2016
Total Luasan 120,5
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah
sampai dengan 2018 di Kabupaten Penukal
Kab. PALI 2018P
Abab Lematang Ilir bukannya dengan Berdasarkan data tersebut dapat

adanya Implementasi Kebijakan dilihat bahwa Kecamatan Abab merupakan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan wilayah yang mempunyai luas kebakaran

dapat mengurangi luas kebakaran hutan yang paling parah yakni seluas 62 Hektar

justru yang terjadi malah sebaliknya ini menunjukan bahwa belum berhasilnya

dimana luas kebakaran hutan di Kabupaten kinerja dari kebijakan yang telah

Penukal Abab Lematang Ilir mengalami dilaksanakan di Kecamatan Abab

peningkatan yang cukup signifikan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

dibandingkan dengan tahun 2016 yakni walaupun pada tahun 2018 jumlah luas

seluas 2,1 dimana yang tertinggi terjadi kebakaran di Kabupaten PALI mengalami

pada tahun 2017 yakni dengan luas 264 penurunan namun faktanya di Kecamatan

Hektar walaupun pada tahun 2018 di Abab pada tahun 2018 merupakan

Kabupaten PALI mengalami penurunan Kecamatan dengan tingkat luas kebakaran

yakni 120,5 Ha ini menunjukan bahwa teringgi yakni 62 Ha.

implementasi kebijakan penegendalian Artinya pada dimensi kinerja dan

kebaran hutan dan lahan belum cukup dampak dengan adanya implementasi

berhasil dalam mengatasi masalah Kebijakan Pengendalian Kebakaran Hutan

kebakaran hutan dan lahan. Adapun luas dan Lahan di Kecamatan Abab Kabupaten

kebakaran di setiap Kecamatan yang ada di PALI, Kinerja dari Kebijakan

Universitas Sriwijaya | 18
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kebakaran Hutan dan Lahan dapat

yang telah dilaksanakan belum sesuai terlaksana dengan baik yakni sebagai

dengan peraturan. Dan ada dampak positif berikut :

berupa kesedaran masyarakat untuk 1. Meningkatkan sosialisasi dan

melaporkan apabila terjadi kebakaran dan patroli kepada masyarakat

juga adanya kesadaran untuk memadamkan mengenai larangan pembakaran

api serta menurunnya luas kebakaran hutan hutan dan lahan agar masyarakat

disisi lain walaupun sudah ada kebijakan paham akan adanya larangan

ini masyarakat masih saja melakukan tersebut dan dampak yang

pembakaran hutan dan dinilai ditimbulkan oleh adanya kebakaran

menimbulkan dampak negatif bagi hutan dan lahan.

masyarakat karena kebijakan ini 2. Permasalahan MPA dan belum

menghambat masyarakat untuk membuka adanya posko, yang mana

lahan baru. seharusnya pemerintah Kecamatan

BAB V Abab melakukan usaha pelaporan

PENUTUP kepada Pemerintah Kabupaten

PALI untuk dicarikan solusi atau

A. Kesimpulan penganggaran dana untuk

Berdasarkan uraian dan pembahasan pembentukan anggota MPA dan

yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya posko induk bencana di Kecamatan

dapat ditarik kesimpulan bahwa Abab.

Implementasi Kebijakan Pengendalaian 3. BPBD dan aparat keamanan harus

Kebakaran Hutan dan Lahan di Kecamatan berusaha meninggkatkan kesadaran

Abab oleh Badan Penanggulangan masyarakat untuk tidak lagi

Bencana Daerah Kabupaten Penukal Abab membuka lahan dengan cara

Lematang Ilir telah terlaksanan namun membakar dan seharusnya

tidak sesuai dengan peraturan yang telah pemerintah Kabupaten PALI

ditentukan. memberikan solusi kepada

B. Saran masyarakat untuk tidak lagi

Adapun saran atau masukan supaya membakar hutan.

Implementasi Kebijakan Pengendalian DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sriwijaya | 19
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Buku: Sugiyono.2013. Metode Penelitian
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Publik (Konsep, Teori, dan Aplikasi).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Peraturan-peraturan:
Hayat, dkk. 2018. Reformasi Kebijakan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
Publik Perspektif Makro dan Mikro. Selatan Nomor 8 Tahun 2016
Jakarta: Prenamedia Group. Tentang Pengendalian
Mulyadi, Deddy. 2016. Studi Kebijakan Kebakaran Hutan dan Lahan.
Publik dan Pelayanan Publik.
Bandung : Alfabeta. UU RI Nomor 18 Tahun 2013 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan
Agustino.Leo, 2017. Dasar-Dasar Pengrusakan Hutan.
Kebijakan. Bandung : Alfabeta

Agustino, Leo, 2016. Dasar-dasar


Kebijakan Publik. Bandung:
Skripsi
Alfabeta.
Adhillah, Amala Dwi. 2018. Implementasi
Agustino.Leo, 2006. Dasar-Dasar Peraturan Bupati Nomor 23
Kebijakan Publik.. Bandung : Tahun2016 tentang Pengendalian
Alfabeta Pengcegahan Kebakaran Hutan dan
Tahir.Arifin. 2011. Kebijakan Publik dan Lahan di Kabupaten Ogan Komering
Transparansi Penyelenggaran Ilir Tahun 2017(Studi pada Badan
Pemerintah Daerah. Jakarta: PT Penanggulangan Bencana Daerah
Pustaka Indonesia Press. Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Skripsi tidak diterbitkan. Inderalaya:
Wahab.Abdul Solichin. 2012. Analisis Ilmu Administrasi Negara Unsri.
Kebijakan Publik. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Harni, Arisha. 2016. Pengelolaan
Penanggulangan Bencana
Tacjhan, 2006. Implementasi Kebijakan Kebakaran Hutan dan Lahan di
Publik. Bandung : AIPI Bandung. Kabupaten Ogan Komrering Ilir.
Skripsi tidak diterbitkan. Inderalaya:
Winarno, Budi.2016. Kebijakan Publik Era Ilmu Administrasi Negara Unsri.
Globalisasi. Yogyakarta: Center of
Academic Publishing Service. Arian, Deni. 2017. Implementasi
Pengendalian Kebakaran Hutan Dan
Erwan Purwanto, Agus dan Ratih Lahan (Studi Pemberdayaan
Sulistyastuti, Dyah. 2012. Masyarakat Di Kecamatan
Implementasi Kebijakan Publik Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir).
(Konsep dan Implikasinya di Skripsi tidak diterbitkan. Inderalaya:
Indonesia). Yogyakarta: Gava Ilmu Administrasi Negara Unsri.
Media.
Jani, Rafsan. 2014. Analisis Kebijakan
Nugroho, Riant. 2014. Kebijakan Public Di Perlindungan Hutan Dari Kebakaran
Negara-negara Berkembang. Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nomor 45 Tahun 2004 Tentang
Perlindungan Hutan (Studi Pada
Dunn . Wiliam N. 2000. Analisis
Dinas Kehutanan Kabupaten Ogan
Kebijakan Publik. Yogyakarta :
Komering Ilir). Skripsi tidak
Gadjah Mada University Press
diterbitkan. Inderalaya: Ilmu
Nugroho. Riant. 2016. Kebijakan Publik Administrasi Negara Unsri.
Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Agustino.Leo, 2006. Dasar-Dasar
Kebijakan Publik.. Bandung : Internet:
Alfabeta
(Arnani Mela, 2018, 11 Provinsi Paling
Sugiyono.2013. Metode Penelitian Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan
Pendidikan Pendekatan Kuantitaif,

Universitas Sriwijaya | 20
di Indonesia,
https://nasional.kompas.com/

.(Kemenkes. 2018. Kebakaran Hutan dan


Lahan di Penukal Abab Lematang
Ilir (PALI), Sumatera Selatan
https://pusatkrisis.kemenkes.go.id
(Sumselupdate. 2017. Warga Masih Nekat
Buka Lahan dengan Cara Dibakar,
75 Titik Api Terpantau.
https://www.sumselupdate.com/
(id.wikipedia.org/wiki/peraturan_daerah

Universitas Sriwijaya | 21

Anda mungkin juga menyukai