Jurnal Aria
Jurnal Aria
Aria Sanjaya
07011181520169
ABSTRACT
This research aims to determine how the implementation of forest and land fire control
policies in Abab Subdistrict, Penukal Abab Lematang Ilir Regency. The method used in this
research is a qualitative method, namely the method carried out by collecting, preparing, and
analyzing data so that it gets a clear and answerable picture of the problem under research.
The theory used is Ripley and Franklin's theory with dimensions level of compliance, smooth
functioning routine, and performance and impact. Data collection techniques in this research
are interviews, observation, and documentation. Based on the results of the research, the
implementation of forest and land fire control policies in Abab District, PALI Regency has
been implemented but not in accordance whit the rules that have been determind. Fire levels
are set based on extensive fire data in the past three years. Suggestions for these problems can
be made by increasing socialization, and improving the problems of the MPA and post, as
well as increasing public awareness not to burn the forest
Keywords: Forest and land fires, controls; BPBD, coordination, Abab District, Penukal
Abab Lematang Ilir Regency.
ABSTRAK
Kata Kunci : Kebakaran hutan dan lahan, pengendalian; BPBD, koordinasi, Kecamatan
Abab, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
Universitas Sriwijaya | 1
BAB I sehingga lingkungan hidup mejadi tidak
Universitas Sriwijaya | 2
https://pusatkrisis.kemenkes.go.id/. usaha pencegahan pemadaman kebakaran
Diakses tanggal 18 September 2018)
hutan dan lahan dan penyelamatan akibat
Dari informasi yang disampaikan
kebakaran hutan dan/atau lahan.
oleh Kemenkes tersebut dapat diketahui
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
bahwasannya telah terjadi kerusakan hutan
Selatan Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
akibat adanya kebakaran hutan seluas 10
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan,
Ha pada tahun 2018, dengan adanya
yang dilaksanakan di Kabupaten Penukal
kebakaran tersebut bukan tidak mungkin
Abab Lematang Ilir dilakukan dalam upaya
akan memimbulkan dampak negatif bagi
pencegahan sebagaimana yang terdapat di
masyarakat baik dari segi kesehatan dan
pasal 1 ayat 16 yang menjelaskan bahwa :
juga dampak negatif bagi lingkungan.
“Upaya pencegahan adalah semua
usaha, tindakan atau kegiatan yang
Kebakaran tersebut terjadi padahal di
dilakukan untuk mencegah atau
megurangi kemungkinan terjadinya
Kabupaten Penukal Abab sendiri sudah
kebakaran hutan dan/atau lahan”.
dijalankan Peraturan Daerah Provinsi
Berdasarkan data Badan
Sumatera Selatan Nomor 8 Tahun 2016
Penanggulangan Bencana Daerah dapat
Tentang Pengendalian Kebakaran Hutan
dilihat total Hotspot yang tersebar di
dan/atau Lahan yang berisikan larangan
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
pembakaran hutan dan lahan serta
yakni sebanyak 77 titik api dimana
kewajiban pencegahan agar tidak
Kecamatan Penukal mempunyai titik api
terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
tertinggi yakni sebanyak 26 titik api.
Selatan Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dapat dilihat Pada tabel 1.6 berikut :
merupakan kebijakan yang dijalankan Tabel 1.6. Luas Area Hutan dan Lahan
Terbakar di Kabupaten
pemerintah Kabupaten Penukal Abab Penukal Abab Lematang Ilir
Tahun 2018
Lematang Ilir untuk mencegah terjadinya No Kecamatan Luas
Terbakar
kabakaran hutan dan lahan. Sebagaimana (Ha)
1 Penukal Utara 39,5
yang dijelaskan dalam Pasal 1 ayat 14 2 Penukal 10
3 Abab 62
dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera 4 Talang Ubi 7
5 Tanah Abang 2
Selatan Nomor 8 Tahun 2016 pengendalian Total Luasan 120,5
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah
kebakaran hutan dan lahan adalah semua Kab. PALI 2018
Universitas Sriwijaya | 3
Lemtang Ilir oleh BPBD Kab.
Data luas kebakaran hutan dan
PALI.
lahan yang diperoleh dari Badan
2. Karena model implementasi
Penanggulangan Bencana Daerah
kebijakan publik ini merupakan
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
model implementasi kebijakan top
menunjukan sebanyak 120,5 Ha hutan dan
down yang mana pendekatan
lahan terbakar yang mana wilayah
implementasi kebijakan tersebut
Kecamatan Abab mempunyai jumlah luas
dilakukan tersentralisir dan
kebakaran tertinggi yakni sebanyak 62 Ha
dimulai dari aktor tingkat pusat,
diikuti oleh Kecamatan Penukal Utara
dan keputusannya pun di ambil
seluas 39,5 Ha, dengan adanya data
dari tingkat pusat, sesuai dengan
tersebut menunjukan bahwasannya luasan
jenis kebijakan atau program ini.
kebakaran yang terjadi cukup tinggi.
3. Karena model ini sangat familiar
penelitian ini, teori yang digunakan adalah nantinya akan sangat membantu
teori Ripley dan Franklin, adapun alasan dan memudahkan dalam proses
Universitas Sriwijaya | 4
politik serta sikap para Pemerintah Daerah. Jakarta: PT
Pustaka Indonesia Press.
implementor juga sama-sama Implementasi kebijakan menurut
dianggap penting dalam teori Ripley dan Franklin lebih menegaskan
Ripley and Franklin. bahwa setiap produk kebijakan publik yang
B. Kerangka Teori siap diimplementasikan akan berhasil jika
Ripley dan Franklin dalam Tahir memperhatikan dan mensinergikan tiga
(2011:138) mengemukakan: Kriteria faktor utama yakni :
pengukuran keberhasilan implementasi 1. Tingkat kepatuhan birokrasi.
kebijakan didasarkan pada tiga perspektif, Artinya setiap aparatur dalam
yaitu: birokrasi atau implementor
1. Perspektif kepatuhan birokrasi yang kebijakan publik dituntut
lebih rendah terhadap birokrasi di
atasnya, memiliki sikap dan mentality
2. Perspektif kelancaran rutinitas
fungsi, yang mewujud pada tindakan
3. Perspektif pelaksanaan yang
mengarah kepada kinerja yang yang patuh dan taat asas dalam
memuaskan semua pihak terutama
kelompok penerima manfaat yang melaksanakan setiap kebijakan.
diharapkan.
2. Kelancaran rutinitas Fungsi.
Menurut Ripley dan Franklin 3 (tiga)
Dalam hal ini para implementor
perspektif di atas dapat menjadi
kebijakan public sedapat
penghambat ataupun menjadi pendukung
mungkin mengeliminir setiap
dalam implementasi kebijakan. Ini berarti
permasalahan yang ditemui
bahwa ketiga perspekktif tersebut harus
dalam proses implementasi
mendapat perhatian yang serius proses
kebijakan publik. Setiap
implementasi kebijakan. Untuk jelasnya
implementor menjadi problem
dapat dilihat ilustrasi gambar berikut ini.
solver bukan malah sebaliknya
Universitas Sriwijaya | 5
tentunya akan melahirkan apa 1. Tingkat kepatuhan mempunyai
dan Lahan, serta Tugas dan Fungsi BPBD melakukan patroli kebakaran
menurut teori Ripley dan Franklin dalam 3. Aparat keamanan juga akan
Universitas Sriwijaya | 6
PANGDAM II/SWJ Tentang hutan dengan cara membakar
2. Indikator dampak antara lain : dapat dilihat pada gambar 4. dibawah ini :
Abab.
larangan melakukan
diharapkan masyarakat
melakukan pengrusakan
Universitas Sriwijaya | 7
BAB III Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Penelitian yang penulis lakukan ini 2. Display data, tahap ini dilakukan
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan secara menyeluruh. Pada tahap ini
Abab Lematang Ilir. Dalam melakukan menyajikan data sesuai dengan pokok
ini sangat sesuai untuk diterapkan pada 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
penelitian yang penulis lakukan. data, pada taham ini penulis meakukan
Universitas Sriwijaya | 8
pemaparan serta penguraian data yang a. Sosialisasi tentang larangan
keberhasilan dari kebijakan ini. Dimana terjadinya kebakaran hutan dan lahan agar
analisis untuk mendapatkan kesimpulan tidak terjadi lagi tentu saja perlu dilakukan
Franklin yang terdiri dari 3 dimensi yakni BPBD Kabupaten PALI selaku lembaga
Hutan, Lahan atau Ilalang/ Semak Belukar. dilakukan oleh Badan Penanggulangan
Universitas Sriwijaya | 9
ang dilakukan sebagai upaya pencegahan Berdasarkan hasil wawancara
Abab, namun masih ada masyarakat organisasi MPA yang dibentuk oleh
Kecamatam Abab masih saja melakukan BPBD Kabupaten PALI pada tahun 2017.
pembakaran hutan untuk membuka lahan. Adapun hasil wawancara yang telah
Universitas Sriwijaya | 10
Dengan terbentuknya organisasi anggota MPA”. (wawancara 21
Desember 2018)
MPA di Kecamatan Abab tersebut
Berdasarkan uraian tersebut dalam
seharusnya terdapat posko induk bencana
melaksanakan kebijakan BPBD telah
kebakaran hutan dan lahan namun
melakukan berbagai sosialisasi kepada
berdasarkan hasil wawancara dengan
masyarakat dan juga sudah membentuk
Bapak Samson selaku Ketua MPA
MPA dan posko-posko kebakaran dalam
mengatakan sebagai berikut :
melakukan tugas pencegahan namun
“Posko induk bencana kebakaran
hutan dan lahan untuk MPA di tingkat kepatuhan pada pelaksanaan
Kecamatan Abab sendiri untuk
sekarang ini tidak ada karena kebijakan ini masih rendah karena
ketidakjelasan dari anggota MPA dan
sudah tidak aktif lagi di Kecamatan sosialisasi yang dilakukan yang mana
Abab sehingga posko induk tersebut
tidak ada”. (wawancara 26 Januari seharusnya dilakukan secara rutin 2 bulan
2019)
1 kali namun justru tidak dilakuakan secara
Berdasarkan hasil wawancara
rutin oleh BBD beserta aparat keamanan
tersebut menunjukan bahwa posko induk
dan juga Pemerintah Kecamatan Abab, ada
bencana di Kecamatan Abab belum
pula hambatan berupa dana, peralatan
terbentuk dikarenakan ketidakjelasan
namun masih ada masyarakat yang tidak
keanggotaan MPA, dengan tidak adanya
mengetahui dan adanya ketidakjelasan
posko induk bencana tersebut tentu saja
keanggotaan MPA di Kecamatan Abab
dapat mempengaruhi keberhasilan
serta fakta dilapangan menunjukan bahwa
Implementasi Kebijakan Pengendalian
posko yang dibentuk oleh BPBD tidak ada
Kebakaran Hutan Dan Lahan Di
lagi dengan adanya permasalahan tersebut
Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab
menunjukan adanya permasalahan atau
Lematang Ilir. Adapun hasil wawancara
terganggunya tingkat kepatuhan dalam
dengan Bapak Sahbudin., S.E selaku
pelaksanaan kebijakan.
sekertariat Badan Penaggulangan Bencana
2. Kelancaran Rutinitas Fungsi
Daerah Kabupaten Penukal Abab
a. BPBD Kabupaten PALI dan MPA
Lematang Ilir sebagai berikut :
Kecamatan Abab melakukan
“untuk masalah pembentukan posko-
posko induk bencana memang belum sosialisasi dan rapat koordinasi
ada di setiap desa secara merata hal
ini dikarenakan kurangnya dana dan Dalam melaksanakan tugas sebagai
lagi adanya masalah keaanggotan
dari MPA sendiri yang mana BPBD instansi yang menjalankan Kebijakan
Kabupaten sendiri tidak mampu
untuk memberikan honor kepada Pengandalaian Kebakaran Hutan dan
Universitas Sriwijaya | 11
Lahan BPBD mempunyai Tupoksi dan SK dilakukan secara rutin dan juga saya
tidak mengetahui sosialisasi tersebut
sebagaimana yang disampaikan Bapak dan siapa yang bertugas menjalankan
Kebijakan Pengendalian Kebakaran
Sahbudin., S.E selaku sekertariat Badan Hutan dan Lahan di Kecamatan Abab
Kabupaten PALI yang saya tahu
Penaggulangan Bencana Daerah memang ada larangan kepada
masyarakat bahwa tidak boleh
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir membakar hutan untuk membuka
lahan”. (wawancara 26 Januari 2019)
sebagai berikut :
Berdasarkan hasil wawancara
“Tugas pokok dan fungsi BPBD
Kabupaten PALI dalam menjalankan tersebut menunjukan bahwasannya
Kebijakan Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan mencangkup sosialisasi yang dilakukan BPBD dan
pencegahan dengan melakukan
sosialisasi 2 bulan 1 kali aparat keamanan tidak dilakukan secara
dankoordinasi serta melakukan
patroli rutin 1 bulan 1 kali tupoksi rutin yang mana seharusnya 2 bulan 1 kali
tersebut diatur dalam SK Bupati
PALI No 057 Tahun 2014”. Tidak terlaksananya sosialisaisi
(wawancara 21 Desember 2018)
yang seharusnya dilakukan secara rutin 2
Berdasarkan hasil wawancara
bulan 1 kali serta adanya kejelasan
tersebut dalam menjalankan rutinitas
keanggotaan dan tidak aktifnya MPA
fungsi BPBD Kabupaten PALI mempunyai
Kecamatan Abab mengakibatkan MPA
tugas pokok dan fungsi yakni melakukan
Kecamatan Abab yang merupakan
pencegahan dengan melakukan sosialisasi
organisasi masyarakat yang bertujuan
dan rapat koordinasi dan juga patroli rutin
untuk melakukan pencegahan dan
adapun tugas pokok dan fungsi tersebut
menanggulangi kebakaran yang terjadi di
diatur dalam SK Bupati Kabupaten PALI
Kecamatan Abab menjadi tidak berjalan,
No 057 Tahun 2014. Namun tidak semua
yang mengakibatkan apabila terjadi
mengetahui bahwasannya BPBD
kebakaran hutan, masyarakat Kecamatan
Kabupaten PALI memegang peran sebagai
Abab hanya bergantung kepada Badan
pelaksana Kebijakan Pengendalian
Penanggulangan Bencana Daerah
Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabuapten
Kebupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
PALI khususnya di Kecamatan Abab
b. BPBD Kabupaten PALI bekerjasama
sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu
dengan aparat keamanan melakukan
Lina selaku warga Desa Betung sebagai
patroli rutin
berikut :
Berdasarkan hasil wawancara dengan
“Sosialisasi yang dilakukan memang
ada namun sosialisasi tersebut hanya Bapak Sahbudin., S.E selaku sekertariat
satu kali dengan menyebarkan
maklumat serta benner dan tidak Badan Penaggulangan Bencana Daerah
Universitas Sriwijaya | 12
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir c. Aparat keamanan Kecamatan Abab
tugas pokok dan fungsi yakni melakukan Berdasarkan Peraturan daerah Provinsi
dan rapat koordinasi dan juga patroli rutin Tentang Pengendalaian Kebakaran Hutan
yang dilakukan 1 bulan 1 kali namun dan Lahan yang terdapat dalam pasal 5
Bapak Farman selaku warga Desa Betung perkebunan, pemilik lahan wajib menjaga
kegiatan patroli yang dilakukan oleh BPBD denda sebesar Rp.15 milyar. Adapun
Kabupaten PALI dan juga aparat keamanan wawancara dilakukan bersama dengan
Universitas Sriwijaya | 13
yang melakukan pembakaran hutan dan BPBD melakukan pencegahan
“Sanksi yang diberikan kepada dan koordinasi bersama TNI, POLRI serta
pelanggar yang melakukan
pembakaran hutan dan lahan di patroli rutin yang bertujuan untuk
Kecamatan Abab yang pertama
merupakan dilakukannya mengatasi masalah kebakaran hutan dan
pemanggilan terhadap warga yang
melakukan pelaggaran dan dilakukan lahan dan juga adanya sanksi terhadap
pemeriksaan, apabila warga tersebut
terbukti melakukan pembakaran pelanggar apabila melakukan pembakaran
hutan maka warga tersebut akan
diberikan sanksi berupa denda uang hutan namun sosialisasi tidak dilakukan
dan hukuman penjara”. (wawancara
26 Januari 2019) sebagaimana mestinya yang mana
sosialisasi yang dilakukan tidak dilakukan begitupun dengan patroli yang dilakukan
secara rutin begitupun dengan patroli serta tidak sesuai dengan fungsi yang mana
tidak adanya posko tentu saja mempunyai patroli tersebut seharusnya dilakukan 1
sebab sebagaimana hasil wawancara bulan 1 kali serta walaupun sudah ada
dengan Bapak Sahbudin., S.E selaku sanksi yang diberikan namun hal tersebut
di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir kebijakan BPBD telah melakukan berbagai
memang belum merata di setiap desa dan sosialisasi kepada masyarakat dan juga
serta peralatan BPBD Kabupaten PALI. pencegahan namun tingkat kepatuhan pada
Universitas Sriwijaya | 14
karena sosialisasi yang dilakukan yang Sanksi yang diberikan kepada warga
bulan 1 kali namun justru tidak dilakuakan pembakaran hutan akan diberi sanksi
secara rutin oleh BPBD beserta aparat berupa pemanggilan atau teguran dan
keamanan dan juga Pemerintah Kecamatan apabila warga tersebut terbukti melanggar
Abab, ada pula hambatan berupa dana, maka akan diberi sanksi berupa denda uang
peralatan namun masih ada masyarakat dan berupa hukuman penjara walaupun
yang tidak mengetahui dan adanya sudah ada sanksi yang diberikan namun hal
Kecamatan Abab serta fakta dilapangan masyarakat untuk tidak lagi melakukan
kebakaran dengan patroli rutin yang kebakaran hutan dan lahan karena
bertujuan untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan sendiri sering
kebakaran hutan dan lahan dan juga dilakukan warga untuk membuka lahan
adanya sanksi terhadap pelanggar apabila perkebunan sehingga apabila tidak ada
melakukan pembakaran hutan namun kesadaran dari diri masyarakat tentu saja
sosialisasi tidak dilakukan sebagaimana kebakaran hutan dan lahan masih akan
mestinya yang mana seharusnya dilakukan terjadi, dan juga pemerintah seharusnya
yang dilakukan tidak sesuai dengan fungsi bukan hanya memberikan larangan untuk
yang mana patroli tersebut seharusnya tidak melakukan pembakaran hutan untuk
Universitas Sriwijaya | 15
dilakukanlah wawancara dengan Bapak 2. Masyarakat Kecamatan Abab
tersebut dapat diketahui bahwa warga dihasilkan dari kebekaran tersebut tidak
pembakaran hutan untuk membuka Bapak Samson selaku warga Desa Betung
Universitas Sriwijaya | 16
Kecamatan Abab sendiri masyarakat sudah melaporkan kepada aparat
pemerintah terdekat”.
memiliki kesadaran untuk memadamkan
Adapun wawancara yang telah
api dan sudah menjalankan kewajiban
dilakukan dengan Bapak Sahbudin. S.E
mereka sebagaimana yang terdapat dalam
selaku sekretariat BPBD Kabupaten
Peraturan daerah Provinsi Sumatera
Penukal Abab Lematang Ilir sebagai
Selatan No 8 Tahun 2016 Tentang
berikut :
Pengendalaian Kebakaran Hutan dan
“untuk masalah laporan terjadinya
Lahan yang terdapat dalam pasal 5 ayat 1 kebakaran memang sudah ada
laporan dari masyarakat namun tidak
untuk melakukan penanggulangan apabila semua kejadian kebakaran mereka
laporkan terutama apabila warga
terjadi kebakaran, namun alat-alat yang Kecamatan Abab melakukan
pembakaran untuk membuka lahan,
digunakan sangat tidak memadai sehingga tentu mereka tidak akan melaporkan
kejadian tersebut, masyarakat sendiri
untuk memadamkan api dapat dikatakan hanya melaporkan kebakaran apabila
kebakaran tersebut terjadi di lahan
akan memakan waktu yang sangat lama. milik perusahaan”. (wawancara 26
Januari 2019)
3. masyarakat Kecamatan Abab
Berdasarkan hasil wawancara
melaporkan apabila terjadi
tersebut dapat disimpulkan bahwasannya
kebakaran lahan
masih kurangnya kesadaran masyarakat
Laporan masyarakat kepada BPBD
untuk memberikan informasi atau laporan
Kabupaten PALI maupun aparat keamanan
kepada pihak berwenang apabila terjadinya
setempat sangatlah penting untuk
kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan
meminimalisir meluasnya kebakaran yang
Abab.
terjadi dan agar BPBD Kabuapten PALI
4. menurunya luas kebakaran Hutan
maupun aparat keamanan dapat bertindak
dan lahan.
untuk mengatasi kebakaran hutan yang
Dengan adanya Kebijakan
terjadi, sebagaimana yang terdapat dalam
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Peraturan daerah Provinsi Sumatera
untuk mencegah dan juga kegiatan
Selatan No 8 Tahun 2016 Tentang
pemadaman kebakaran, diharapkan dapat
Pengendalaian Kebakaran Hutan dan
menyelesaikan permasalahan kebakaran
Lahan yang terdapat dalam pasal 5 ayat 2
hutan yang terjadi di Kecamatan Abab,
yakni :
adapun data luas kebakaran di Kabupaten
“(2) setiap orang yang mengetahui
adanya api yang berada di hutan Penukal Abab Lematang Ilir yang
dan/atau lahan yang patut diduga
dapat menimbulkan kebakaran, wajib menjelaskan jumlah luas kebakaran yang
Universitas Sriwijaya | 17
terjadi di Kabupaten Penukal Abab Kabupaten PALI pada tahun 2018 sebagai
sebagai berikut :
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan wilayah yang mempunyai luas kebakaran
dapat mengurangi luas kebakaran hutan yang paling parah yakni seluas 62 Hektar
justru yang terjadi malah sebaliknya ini menunjukan bahwa belum berhasilnya
dimana luas kebakaran hutan di Kabupaten kinerja dari kebijakan yang telah
dibandingkan dengan tahun 2016 yakni walaupun pada tahun 2018 jumlah luas
seluas 2,1 dimana yang tertinggi terjadi kebakaran di Kabupaten PALI mengalami
pada tahun 2017 yakni dengan luas 264 penurunan namun faktanya di Kecamatan
Hektar walaupun pada tahun 2018 di Abab pada tahun 2018 merupakan
kebaran hutan dan lahan belum cukup dampak dengan adanya implementasi
kebakaran hutan dan lahan. Adapun luas dan Lahan di Kecamatan Abab Kabupaten
Universitas Sriwijaya | 18
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kebakaran Hutan dan Lahan dapat
yang telah dilaksanakan belum sesuai terlaksana dengan baik yakni sebagai
api serta menurunnya luas kebakaran hutan hutan dan lahan agar masyarakat
disisi lain walaupun sudah ada kebijakan paham akan adanya larangan
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya posko induk bencana di Kecamatan
Universitas Sriwijaya | 19
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Buku: Sugiyono.2013. Metode Penelitian
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Publik (Konsep, Teori, dan Aplikasi).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Peraturan-peraturan:
Hayat, dkk. 2018. Reformasi Kebijakan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
Publik Perspektif Makro dan Mikro. Selatan Nomor 8 Tahun 2016
Jakarta: Prenamedia Group. Tentang Pengendalian
Mulyadi, Deddy. 2016. Studi Kebijakan Kebakaran Hutan dan Lahan.
Publik dan Pelayanan Publik.
Bandung : Alfabeta. UU RI Nomor 18 Tahun 2013 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan
Agustino.Leo, 2017. Dasar-Dasar Pengrusakan Hutan.
Kebijakan. Bandung : Alfabeta
Universitas Sriwijaya | 20
di Indonesia,
https://nasional.kompas.com/
Universitas Sriwijaya | 21